PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
“Berhenti!
Hentikan. Kenapa kalian memilih suamiku?Aku akan memilih!” Ucap Hyun Joo
“Kalau
begitu, maukah kamu menikah?” kata kedua orang tua Hyun Joo. Hyun Joo mengaku akan menikah. Semua kaget dan
teman-teman Hyun Joo pun ingin tahu dengan siapa Hyun Joo akan menikah.
“Orang...
yang akan aku... nikahi...” ucap Hyun Joo. Semua orang menunggu dan mengarah
tatapan pada Ji Woo dan juga Do Gyum
“...
bukan siapa-siapa. Aku akan menikahi diriku sendiri.”ucap Hyun Joo. Orang tua
Hyun Joo langsung lemas mendengarnya.
“Aku sudah
memberi tahu kalian siapa yang akan menemaniku selama hidupku empat tahun lalu.
Jadi, jika pria baik datang... Jadi, aku ingin kalian berhenti berpikir bahwa
aku akan berubah pikiran jika pria baik datang.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo dan Do Gyum
menatap sedih.
“Selain
itu, aku ingin meminta maaf dengan tulus kepada dua pria yang tidak sengaja
dipilih sebagai menantu orang tuaku. Maafkan aku... Maafkan aku.” Ucap Hyun Joo
membungkuk dan bergegas pergi.
Tuan Seo
langsung mengambil minum dengan tatapan kosong, begitu juga dengan Nyonya Jung
yang terlihat kesal menatap suaminya karena membuat keributan di hari perayaan
penikahan mereka.
Ketiganya
akhirnya berkumpul di meja makan, Hyun Joo mengaku Untuk kali pertama, kecewa
dengan mereka berdua. Nyonya Jung mengeluh dengan sikap anaknya. Hyun Joo pikir orang tuanya tidak mengerti
apa yang dipikirkan saat mengumumkan tidak akan menikah.
“Aku
tidak melakukan itu untuk pertunjukan atau karena orang meyakinkanku. Itu
keputusan yang kubuat saat aku melukai orang yang akan kunikahi. Aku tidak
yakin bisa mencintai seseorang selamanya, dan aku tidak bisa memercayakan
hidupku kepada orang lain.” Ucap Hyun Joo
“Tapi karena
aku dan keserakahan kalian, dua orang yang tidak bersalah, terluka. Aku tidak mau
hal seperti ini terjadi lagi.” Jelas Hyun Joo
“Bohong
jika kubilang kami tidak serakah. Kami hanya ingin putri sempurna kami bertemu
pria sempurna dan hidup bahagia dengan anak-anak mereka. Tapi jika itu hanya
karena keserakahan kami, maka kami tidak akan melakukan apa yang kami lakukan. Bukan
begitu, Sayang?” ucap Nyonya Jung meminta persetujuan suaminya. Hyun Joo tak
mengerti maksudnya.
“Apa Kau
ingat saat kali pertama kau membahas soal tidak menikah? Itu saat usiamu tujuh
tahun. Orang lain mungkin mengatakan kami berlebihan atas ucapan gadis berusia
tujuh tahun. Tapi setelah jatuh ke air, kau terbangun beberapa hari kemudian.”
Ucap Tuan Seo
“Tiba-tiba,
kau bilang karena suamimu di kehidupanmu sebelumnya, maka kau tidak akan pernah
menikah dalam kehidupan ini.” Ucap Tuan Seo sambil menghela nafas panjang
“Kami
tidak pernah membicarakan ini denganmu, tapi sejak kau menyatakan tidak akan
menikah, kami berdua tidak pernah tidur semalaman tanpa kecemasan.” Cerita
Nyonya Jung
“Jika
ayah tidak meninggalkanmu sendiri hari itu... Tidak, jika kami menolongmu dari
air dengan cepat, tidak akan terjadi apa pun kepadamu. Lalu, sama seperti gadis
lain, kau akan berkencan dan menikah. Kau akan menjalani hidup normal. Ini
semua terjadi karena kami orang tua yang buruk.” Ucap Tuan Seo sedih
“Kenapa
itu salah kalian? Aku bahkan tidak ingat apa yang terjadi saat tujuh tahun. Aku
memilih untuk tidak pernah menikah karena aku tahu tidak menikah akan membuatku
lebih bahagia daripada menikah.” Jelas Hyun Joo
“Tapi
tetap saja! Kamu tidak tahu perasaan kami? Setelah kami pergi, kamu akan
sendirian di dunia ini. Apa kau akan hidup kesepian sendirian? Apa kau akan
mati tanpa ada yang menjagamu? Astaga. Hatiku akan hancur untuk putriku.” Ucap
Tuan Seo sedih. Nyonya Jung pun ikut sedih.
“Jangan
khawatir. Aku tidak akan mati sendirian. Aku akan mati di hari yang sama dengan
kalian.” Kata Hyun Joo mendekati orang tuanya.
“Apa Kau
serius?” teriak keduanya marah. Hyun Joo mengekasna kalau serius dengan
ucapanya.
“Aku bisa
memberi kalian banyak makanan sehat. Aku akan selalu membawa kalian ke rumah
sakit. Kalian bisa tetap sehat sampai mencapai usia 130 tahun.” Ucap Hyun Joo
“Jadi,
maksudmu, kau tidak akan menikah?” ucap Nyonya Jung. Hyun Joo membenarkan. Keduanya pun menangis mengeluh apa yang harus
dilakukan.
Di rumah,
Do Gyum membuka sekaleng bir dan mengingat yang dikatakan Hyun Joo “Jika pria
baik datang...” lalu terdiam merasa kalau ia bukan jadi pria baik untuk Hyun
Joo. Ji Woo masuk dapur menuangkan wine dan menawarkan pada Do Gyum.
Tapi Do
Gyum menatap sinis dan memilih untuk pergi. Ia seperti tak suka dengan Ji Woo karena menjadi
sainganya untuk meraih hati Hyun Joo. Ji Woo pun akhirnya minum sendiri.
Hyun Joo
di rumah melihat sapu tangan yang sudah dirajutnya menjad gambar bunga. Ia
mengingat saat terakhir kali bertemu dengan Ji Woo yang ternyata sudah
menyelamatkanya dan membuatnya mengalami gejala panik.
“Maafkan
aku. Karena aku...” ucap Hyun Joo menangis dan Ji Woo pikir tak perlu
“Aku
bersyukur kau baik-baik saja.” Kaa Ji Woo sambil mengelus kepala Hyun Joo
“Aku
masih bersyukur. Itu tidak mengubah apa pun.” Ucap Hyun Joo lalu kembali
menrajut gambar bunga dan merasa mengantuk.
Hyun Joo
terlelap dan masuk ke dalam mimpinya, dalam sebuah bar Min Ju masuk medengarkan
lagu Music Cafe oleh DJ Joon. Ia pun menikmati lagu menatap pria yang samar
duduk disampingnya.
“Ini lagu
berikutnya... Dua orang meminta lagu yang sama. Mungkinkah ini takdir?” ucap DJ
melihat request lagu yang sama.
Min Ju
melihat sosok pria yang disukainya menyanyikan lagu di taman dengan wajah
buram, "Hanya sakit hati akan cinta, Akan tetap bersamaku selamanya"
Hyun Joo terbangun dari tidurnya dan bertanya-tanya Lagu apa ini.
Saat itu
Do Gyum menelpnya, Do Gyum mengajak untuk bertemu. Hyun Joo setuju akan minum
teh besok dan bertanya kapan ada waktu luang. Hyun Joo pun pergi ke kantor
dengan taksi. Saat itu seorang pria membukkan pintu untuknya. Hyun Joo pun
melonggo kaget.
“Kau di
sini, Nyonya Seo.” Ucap Tuan Kim dan langsung mengajaknya masu dengan
memanggilnya “Nyonya Seo.”
“Mulai
hari ini, aku, Kim Pal Do, akan mengantarmu, Nyonya Seo.” Kata Tuan Kim ikut
berjalan masuk lobby
“Kau
panggil "Nyonya Seo"? Kenapa kau memanggilku seperti itu?” keluh Hyun
Joo heran.
“Astaga,
kau pemalu... Kau dan CEO Bintang akan...” ucap Tuan Kim yang memang penjilat.
“Hentikan!
Tidak akan pernah! Jadi, berhentilah memanggilku seperti itu.” Tegas Hyun Joo.
Tuan Kim mengerti tapi tetap memanggilnya Nyonya Seo. Hyun Joo pun mengeluh
dengan tingkah Tuan Kim.
Mi Ok di
ruangan ingin tahu siapa dari mereka
yang memacari Bu Seo dan sangat ingin tahu. Semua juga ingin tahu siapa
orangnya. Seo Yoon memberitahu kalau Hyun Joo bilang tidak punya pacar. Bo Hee
pir Bagaimana Hyun Joo bisa mengakui hubungannya di pernikahan.
“Aku mengerti.
Kamu penggemar Pak Park... Sayang sekali. Kamu pasti terkejut.” Kata Bo Hee.
Seo Yoon hanya bisa terdiam dengan wajah sedih
“Omong-omong,
bagaimana kita harus memanggil Bu Seo?” kata Mi Ok. BO Hee mengeluh Mi Ok menanyakan
itu dan saat itu Tuan Kim datang memberitahu kalau Nyonya Seo datang.
Semua
langsung berdiri dan kaget kalau Tuan Kim memanggil Nyonya Seo. Hyun Joo pun
menyapa semua anggota timnya seolah tak terjadi apapun. Semua membalas walaupun
terlihat gugup. Hyun Joo akhirnya
mengancam Jika Tuan Kim memanggilny begitu lagi, maka akan benar-benar marah.
“Maaf,
Nyonya... "Aku mencintaimu, Bu Seo" "Aku mencintaimu" ucap
Tuan Kim smabil menyanyi
“Jangan
bernyanyi sebelum rapat.” Kata Hyun Jo dan akhirnya Tuan Kim duduk lalu mereka
pun mulai rapat.
“Kami
akan mengontrak semua seniman webtoon berpengalaman pekan ini. Berkat usahamu,
kami telah meneken kontrak lebih dari 90 persen seniman target kita. Ya!” ucap
Hyun Joo bahagia. Dan semua langsung tepuk tangan
“Bu Seo, maukah
kamu memimpin proyek ini untuk meneken kontrak komikus daring, Osori?” kata Eun
Jae.
“Dia
menyetujui persyaratan kita. Aku hanya perlu menyusun kontrak, jadi, aku akan
melaksanakannya.” Kata Hyun Joo.
“Bu Seo,
kapan kita akan mempekerjakan asisten? Kita punya banyak pekerjaan kecil.” Ucap
Da Eun
“Aku lupa
soal itu. Aku sangat sibuk. Aku akan meminta bantuan Tim Pendukung Bisnis...
Nona Jo...Kamu menemui You-Gyo-Girl untuk membahas webtunnya, bukan?”kata Hyun
Joo pada Mi Ok
“Tentu
saja. Aku melihatnya kemarin di studionya.” Ucap Mi Ok. Hyun Joo ingin tahu
Sudah sejauh mana mereka.
“Coba
kulihat... Benar juga. Aku lupa memberitahumu. Tim Sekretaris menelepon...
Berkas yang kau kirim sebelumnya untuk persetujuan melewatkan tanda tanganmu.”
Ucap Mi Ok. Hyun Joo kaget mendengarnya.
Di
ruangan, Hyun Joo bertemu dengan Ji Woo setelah kejadian di ulang tahun
pernikahan orang tuanya. Ji Woo sibuk melihat berkas tapi Hyun Joo seperti sedang melamun seperti sedang
berbicara dengan Seo Yoon.
“Kau
sungguh tidak tertarik dengan CEO-mu?” ucap Seo Yoon. Hyun Joo menjawab Tidak.
Ji Woo memanggilnya tapi Hyun Joo yang sedang berkhayal tak mendengarnya.
“Apa Tidak
sedikit pun?” tanya Seo Yoo. Sementara Ji Woo bertanya apakah Hyun Joo senggang
malam ini.
“Kubilang
tidak!” teriak Hyun Joo marah. Ji Woo kaget dan berpikir kalau Hyun Joo sibuk
“Aku
perlu bicara denganmu.” Kata Ji Woo. Hyun Joo tersadar dan mengaku bisa.
“Sebenarnya,
aku juga harus memberikan... Tidak...Aku juga perlu bicara denganmu.” Ucap Hyun
Joo menutupi hadiah untuk Ji Woo dibagian ketiaknya.
“Itu
bagus. Mari bertemu sekitar pukul 17.00. Omong-omong, kau terluka?” tanya Ji
Woo
“Belakangan
ini keponakanku menyukai dinosaurus.” Kata Hyun Joo yang mengampit hadiahnya
lalu bergaya seperti Dinosaurus berjalan keluar ruangan.
“Ini
bukan masalah besar. Seharusnya aku memberikannya kepadanya di sana.” Keluh
Hyun Joo saat keluar dari ruangan.
Manager
Jung menemui Nyonya Kim memberitahu baru mendapat telepon dari klinik psikiatri
dan Bu Seo sudah membuat janji lain. Nyonya Kim menganguk mengerti.
“Tapi Pak
Hwang menemui dokter di klinik untuk waktu yang sangat lama.”ucap Manager Jung
“Itu
kabar baru bagiku. Aku harus mencari tahu kenapa dia menemui psikiater.” Kata
Nyonya Kim bahagia.
Di rumah,
Seo Yoon yang sedang jatuh cinta mengirimkan ceritanya di forum. “Pria yang
kusukai menyukai wanita lain. Tapi aku tidak bisa menyerah. Aku harus
bagaimana?”
“Apa dia
punya pacar? Atau dia menyukai seseorang?” balas seorang anggota
“Dia menyukai
seseorang. Dia menyatakan perasaannya, tapi itu tidak berjalan lancar.” Tulis
Seo Yoon
“Hei,
kurasa kamu tidak boleh membuang waktu menulis ini. Kau harus masuk dan
menjadikannya milikmu setelah dia ditolak. Kau sangat menyebalkan.”
“Aku
menyatakan perasaanku setelah ditolak, dan sekarang dia suamiku.” Seo Yoon
memikirkan kalau akan menyatakan perasaan.
“Saat kau
pikir sudah terlambat, sudah terlambat. Beranikan dirimu.”
Hyun Joo
duduk di cafe sendirian, lalu melihat buku yang diberikan Do Gyum lalu melihat
gambar seorang kakak yang memeluk adiknya sambil berkata “Aku akan selalu
berada di sisi Do Gyum.” Hyun Joo tersenyum dan melihat lembar berikutnya
gambar seorang ibu membawa anak.
Flash
back
“Ini
putra temanku, yang kuceritakan kepadamu... Do Gyum, sapa Hyun Joo.” ucap
Nyonya Jung pada anaknya.
“Kau
pasti Do Gyum. Mari kita berteman baik.” Kata Hyun Joo. Do Gyum pun tersenyum
melihat Hyun Joo.
“Kau
mengurusku saat itu Aku ingin menjadi orang yang mengurusmu mulai sekarang.”
Hyun Joo
melihat gambar seorang wanita yang diberi payung oleh seorang pria. Kejadian sebenarnya, saat hujan turun dengan
deras, Do Gyum datang membawakan payung.
“Aku akan
menunggumu... Aku bisa menunggu selama itu. Selama kau menyuruhku menunggu.”
Hyun Joo
melihat gambar terakhir dengan gambar anak kecil yang sudah dewasa lalu mengingat ucapan Do Gyum “Aku tidak bisa
memikirkan kalimat terakhir, aku membiarkannya kosong. Bisakah kau mengisinya?”
Hyun Joo hanya bisa terdiam karena Do Gyum ingin menunggunya.
“Nuna...”
ucap Do Gyum datang. Hyun Joo pun akhirnya menyembunyikan buku gambar dari Do
Gyum. Keduanya pun duduk bersama.
“Ibu dan
Ayah tahu bahwa aku sudah sangat lama menyukaimu. Maaf karena tidak memberitahumu
sebelumnya. Maafkan aku.” Ucap Do Gyum memberikan gaya imutnya.
“Kenapa
kau meminta maaf? Apa Kau pikir aku tidak mengenal orang tuaku? Mereka tipe
orang yang akan memeriksa kelahiran seseorang setelah aku bertemu pria.” Kata
Hyun Joo. Do Gyum pikir itu benar.
“Park Do
Gyum.. Aku lebih mencemaskanmu.. Aku khawatir kamu kesulitan. Aku juga khawatir
bahwa keadaan akan makin sulit.” Ucap Hyun Joo sedih
“Ya...
Ini sulit... Ini sulit, tapi aku bahagia. Bukankah seperti itu rasanya saat kau
menyukai seseorang?” kata Do Gyum. Hyun Joo hanya terdiam dan langsung
mengambil minum.
Do Gyum
melihat nama "Produser Han Seo Yoon" di ponselnya, lalu memberitahu
kalau Seo Yoon yang menelp dan langsung mengangkatnya. Ia memberitahu Hyun Joo
kalau Seo Yoon ingin melakukan wawancara untuk materi promosi.
“Apa Dia
sudah mengerjakan materi promosinya?” kata Hyun Joo kaget. Do Gyum bertanya Apa
itu tidak perlu
“Lebih
baik melakukannya lebih dahulu.” Kata Hyun Joo. Do Gyum ingin tahu apakah Hyun
Joo juga akan ikut
“Aku
punya rencana. Beri dia wawancara yang bagus.” Pesan Hyun Joo. Do Gyum
menganguk mengerti.
Seo Yoon
sibuk memoles wajahnya dengan make up sangat hati-hati mulai dari mata bahkan
rambutanya sudah di rol lebih dulu. Seorang pegawai masuk kaget melihat Seo
Yoon yang ada ditoilet dengan peralatan make up yang lengkap.
“Apa
pakaian ini terlalu kasual untuk bisnis? Aku harus punya cukup waktu untuk
pergi ke pasaraya.” Ucap Seo Yoon melihat pakaian yang tak cocok tapi bahagia
melihat make upnya.
Ji Woo
mengaku Ini kali pertamanya mengunjungi
Sungai Han selarut ini daa menurutnya Suasananya tenang dan bagus. Hyun Joo
menganguk setuju dan ingin tahu JiWoo yang bilang ingin mengatakan sesuatu Ji Woo mengaku
ingin minta maaf atas kejadian di pesta hari jadi pernikahan orang tua Hyun
Joo.
“Aku
yakin kau bingung.” Kata Ji Woo. Hyun Joo mengaku tidak tahu Ji Woo membahas pernikahan dengan
ibunya.
“Aku
yakin ibuku yang memaksamu. Ibumu tidak melakukan kesalahan.” Kata Hyun Joo
“Aku yang
memberitahunya bahwa aku ingin menikahimu lebih dahulu.” Akui Ji Woo
“Aku
masih tidak mengerti kenapa kau sangat tertarik kepadaku.” ucap Hyun Joo
“Kau
pernah bilang tidak baik tertarik kepada seseorang pada pandangan pertama. Karena
kalian telah bertemu untuk membuka hubungan rumit antara kalian di kehidupan
sebelumnya. Jika hubungan itu pasangan yang sudah menikah, apa kau akan lebih
memahaminya?” jelas Ji Woo
“Kurasa
aku terlalu terburu-buru untuk membuka hubungan itu. Mungkin itu sebabnya hubungan
kita menjadi lebih rumit. Jadi, mulai sekarang, aku akan membuka semuanya perlahan,
sedikit demi sedikit.” ucap Ji Woo
“Setelah
semuanya terbuka dan aku mulai menyusunnya kembali, bukankah nantinya hatimu
akan tersentuh? Ini cukup bagiku... Bagaimana denganmu?” kata Ji Woo. Hyun Joo
tersadar mendengarnya.
“Kau
bilang ingin mengatakan sesuatu kepadaku.” kata Ji Woo. Hyun Joo gugup
mengingat yang ingin dikatakan kepada Ji Woo
“Akan
berlebihan jika aku memberinya hadiah sekarang. Apa yang harus kulakukan?”
gumam Hyun Joo panik dan pasangan yang menaiki sepeda.
“Apa Kau
mau naik sepeda? Sudah beberapa hari aku ingin bersepeda, tapi membosankan
pergi bersepeda sendirian.” Ucap Hyun Joo
“Aku
harus memikirkan itu. Ini bukan masalah sederhana.”kata Ji Woo gugup.
“Apa
bersepeda masalah yang sulit? Apa Kau tidak tahu cara naik sepeda?”kata Hyun
Joo. Ji Wo membenarkan dan gugup memilih untuk pamit ke toilet.
Hyun Joo
menunggu lama di pinggir sungai Han dan bingung
Ji Woo yang datang lama sekali. Ia pun berjalan mencarinya dan melihat
Ji Woo sedang belajar naik sepeda dengan seorang anak kecil. Si anak mengeluh
Ji Woo itu harus terus maju saat menginjak pedalnya.
“Orang
dewasa macam apa yang tidak bisa naik sepeda? Dorong ke depan.” Ucap si anak.
Ji Woo mencoba tapi malah terjatuh dan Hyun Joo hanya bisa melonggo kaget
mendenagrnya.
“Wah.. Aku
sangat frustrasi.” Keluh sang anak melihat Ji Woo tak bisa mengayuh sepeda.
“Hei,
Nak. Aku akan mengajari pria ini naik sepeda, jadi, kau bisa bermain.” Ucap
Hyun Joo akhirnya mendekat
“Kalau
begitu, aku permisi, Ahjumma” kata si anak. Hyun Joo mengeluh kesal dipanggil
Ahjumma.
“Kau
tidak bisa naik sepeda.” Komentar Hyun Joo. Ji Woo mengaku bisa melakukannya
dengan sedikit latihan.
“Kita
tidak perlu naik sepeda.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo mengaku sudah menyewanya jadi meminta supaya bisa berlatih.
“Agak
canggung bagiku untuk menunggu sampai saat itu.” Kata Hyun Joo.
Akhinya
Hyun Joo mengayuh sepeda dan Ji Woo duduk dibelakang dengan wajah gugup. Hyun
Joo meminta Ji Woo agar memegang yang erat karena akan terluka jika jatuh. Ji
Woo pun memegang bahu Hyun Joo dan akhirnya Hyun Joo berhenti bertanya apakah
mau kopi.
“Aku akan
mentraktirmu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo menolak akan mentraktirnya dan buru-buru
mengeluarkan dompetnya, tapi hadiah untuk Ji Woo terjatuh. Ji Woo melihat dan
langsung mengambilnya. Hyun Joo pun gugup.
Dibangku
taman, Hyun Joo duduk meminum kopi sementara Ji Woo memegang kotak hadiah Hyun
Joo lalu bertanya apakah boleh membuka hadiahnya sekarang. Hyun Joo menganguk
dan mengaku Ini tidak seberapa. Ji Woo
terdiam melihat isinya sapu tangan dengan rajutan bunga.
“Ini
bunga pohon sutra. Mereka bilang itu mengusir kesialan.” Ucap Hyun Joo dimasa
lalu yang memberikan sapu tangan saat suaminya pergi.
“Ini
tidak terlihat cantik, tapi penuh dengan herba organik yang mahal. Ini semacam
aromaterapi, jadi, kupikir itu akan membantu mengatasi gangguan panikmu.” Kata
Hyun Joo. Ji Woo terdiam
“Ini
bunga pohon sutra... Mereka bilang itu mengusir kesialan. Anggap saja ini
jimat.” Kata Hyun Joo akhirnya melihat senyuman Ji Woo.
“Aku akan
sangat menghargainya. Selain itu, aku tidak ingin kau berpikir penyakitku
adalah salahmu... Tapi itu benar. Karena aku. Aku harus segera sembuh. Dengan
begitu, kau tidak akan merasa terbebani.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pun tersenyum
mendengarnya.
Disebuah
restoran Seo Yoon sudah duduk dengan style pakaian yang berbeda. Do Gyum datang
melihat Seo Yoon sedikit bingung karena bilang ingin bertemu untuk wawancara.
Seo Yoon mengaku ingin membicarakannya sambil makan malam.
“Kalau
begitu, mari kita mulai wawancaranya.” Ucap Do Gyum. Seo Yoon terlihat gugup
“Pertama,
kenapa kau menjadi seniman webtoon? Selain itu, dari mana kamu mendapat ide
untuk "Dream Match"?” kata Seo Yoon.
“Nona
Han... Apa Kau sungguh ingin bertemu untuk wawancara untuk materi humas?
Sepertinya kau belum menyiapkan pertanyaan. Jika kau mengirimiku surel, aku
akan menjawabnya. Aku sedang bekerja, jadi, aku harus kembali.” kata Do Gyum
akan pergi.
“Aku
sangat menyukaimu... Itu benar... Bukan hanya sebagai penggemar.” Akui Seo
Yoon. Do Gyum hanya bisa terdiam.
“Maafkan
aku.. Hanya itu yang bisa kukatakan kepadamu.” Kata Do Gyum yang tak bisa
menerimanya.
“Apa
karena Bu Seo? Aku sudah tahu... Aku tidak memintamu memberiku jawaban
sekarang... Jadi...” kata Seo Yoon yang langsung disela oleh Do Gyu
“Terlepas
dari kapan, kamu tidak akan mendengar jawaban yang kamu inginkan. Aku tidak
ingin kamu terluka karena aku.”kata Do Gyum
“Tapi kau
akan terluka, Pak Park. Apa Kau tidak tahu Nona Seo dan Pak Hwang berpacaran?”
ucap Seo Yoon.
“Kenapa
kau berpikir begitu?” tanya Do Gyum heran. Seo Yoon memberitahu aklau Pekan
lalu, mereka berdua berada di hotel bersama.Do Gyum terdiam mendengarnya dan
terlihat kaget.
Do Gyum
berjalan melewati jembatan dan mengingat minggu lalu saat bertanya pada Hyun
Joo “Apa kau dengan Pak Hwang semalam?” Hyun Joo mengaku minum dengan
teman-teman wanitanya. Ia merasa sangat
kecewa karena Hyun Joo berbohong.
Ia
mencoba menelp Hyun Joo tapi diurungkan niatnya.
Ji Woo
mengantar Hyun Joo pulang, Hyun Joo mengucapkan
Terima kasih tumpangannya. Saat itu tiga orang temanya datang dan
langsung bersembunyi dibelakang mobil Ji Woo. Hyun Joo mendengar bunyi dari
ponselnya dan melihat temanya yang mengintip.
“Aku
menyita waktumu saat kau sangat sibuk.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo memeriksa pesan
diponselnya.
“Tidak
apa-apa. Ini hanya peringatan dari akun media sosialku. Aku menulis kartun
keseharianku dan punya beberapa pengikut.” Ucap Hyun Joo
“Apa Boleh
kulihat?” kata JiWoo. Hyun Joo menganguk memberikan ponselnya.
“Apa yang
kau lakukan?” bisik Hyun Joo pada temanya, ketiganya hanya menatap dari
kejauhan.
“Aku
hanya menggambar komik kehidupan sehari-hariku, jadi, tidak terlalu
menyenangkan. Gambarnya juga berantakan.” Ucap Hyun Joo
“Ini
bagus... Sejujurnya, terkadang aku masuk ke akun media sosialmu. Jika kau mulai
menerbitkannya secara resmi, maka aku akan menulis komentar pertama sebagai
penggemarmu.” Kata Ji Woo
“Suatu
kehormatan untuk menjadikanmu penggemar.” Ucap Hyun Joo gugup karena temanya
pasti mendengarkanya.
“Selain
itu, aku akan menggunakan ini dengan baik.” Kata Ji Woo memperlihatkan
saputangan yang diberikan Hyun Joo. Ji Woo menganguk mengerti.
“Kau
harus pergi.” ucap Hyun Joo, saat itu Ji Woo seperti ingin mengelus kepala Hyun
Joo tapi Hyun Joo menghindarinya. Ketiga temannya mengeluh apa yang dilakukan
mereka.
“Ada
sesuatu di rambutmu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo seperti malu dan Akhirnya Ji Woo
pun pamit pergi. Hyun Joo langsung menyuuruh tiga temanya agar Keluar dari
sana.
Mereka
akhirnya bertemu di cafe, Min Jung merasa kalau ini layak mendapatkan hukuman
seumur hidup dengan wajah marah, Ji Ah pikir
Ini hukuman mati karena berkencan dengan bosnya, tapi tidak memberi
tahu. Hyun Joo mengeluh kalau sudah bilang itu bukan kencan.
“Berhentilah
berbohong. Kamu menghabiskan semalaman menjahitnya untuk bosmu.” Kata Min Jung
“Apa Dia
membuat sesuatu untuk diberikan kepada seorang pria? Apa Kamu sekarat? Kenapa
kamu melakukan sesuatu yang tidak biasa?” ucap Ji Ah
“Itu
tidak ada artinya.” Ucap Hyun Joo membela diri. Ji Ah tak perya Hyun Joo
semalaman membuatnya, tapi itu tidak ada artinya
“Omong
kosong apa yang dia katakan?” keluh Ji Ah tak percaya. Young Eun meminta dua
temanya agar berhenti.
“Dia bilang
bukan apa-apa... Bukankah kau menentang pernikahan dan berkencan?” kata Young
Eun. Hyun Joo membenarkan.
“Lucu
bagi seseorang yang menentang pernikahan dan kencan untuk mendapat nasihat
kencan, jadi, mari minum saja.” Ucap Young Eun
“Dia
mungkin menentang pernikahan, tapi dia masih bisa berkencan.” Kata Min Jung
“Lupakan.
Kau harus mencari tahu kamu menyukai Pak Hwang atau tidak.” Kata Young Eun. Min
Jung bertanya Apa ada jalan?
“Tidur
saja bersama. Maka kamu akan dapat jawaban.” Ucap Young Eun. Min Jung tersenyum
mendukungnya.
“Jika
kalian terus melakukan ini, aku akan tidur dengannya... Tidak, aku tidak akan
melakukannya. Tidak, maksudku, aku akan pergi... Kenapa aku tidak bisa bicara
dengan benar?” ucap Hyun Joo gugup.
“Kenapa
kau tidak bisa bicara dengan benar? Apa karena kau khawatir Pak Hwang menyebut
nama wanita lain saat mabuk?” kata Min Jung. Young Jung mengeluh dengan yang
dikatakan Min Jung.
“Tidak.
Dia meminta saran berkencan denganku dengan mengatakan itu adalah temannya.
Tapi setelah kupikirkan, itu kau, bukan?” kata Min Jung
“Astaga.
Aku pusing... Ada apa ini? Siapa wanita itu? Cepat beri tahu kami.” Kata Ji Ah
“Aku
tidak tahu siapa dia. Aku hanya tahu namanya.” Kata Hyun Joo. Young Eun ingin
tahu Siapa namanya?
“Min Ju.”
Kata Hyun Joo. Min Jung pikir Entah itu Min Ju atau Man Ju, menurutnya lebih
baik tanyakan langsung saja.
“Tanyakan
kepadanya kenapa dia memanggilmu Min Ju. Jika tidak, kamu akan sakit kepala
begitu mulai berkencan.” Kata Min Jung. Mereka mengeluh Hyun Joo itu tidak tahu
apa-apa.
Saat itu
Manager Jung diam-diam mengikuti mereka berempat pun pergi dari cafe. Nyonya
Kim menerima telp dari Manager Jung kaget mendengarnya dan memastikanya lagi.
Manager Jung mengaku kalau Hyun Joo yang bilang Min Ju.
“Song Min
Ju? Kenapa Pak Hwang tahu namanya?” ucap Nyonya Kim bingung.
Di rumah,
Hyun Joo duduk sendiri sambil minum wine dan melihat ada notifikasi masuk"Hwangjiu85
dan yang lainnya suka fotomu" dan melihat postingan pertama Ji Woo dimedia
sosialnya dengan gambar hadiah yang diberikan Hyun Joo.
“Aroma herbanya
membuatku merasa nyaman. Aku merasa insomniaku akan hilang mulai hari ini...
Terima kasih...Ini hadiah pertama yang kuterima dari seseorang yang istimewa.”
Tulis Ji Woo pada caption.
Hyun Joo
tersenyum dan tak sengaja menekan tanda love, wajahnya langsung panik lalu
mencoba untuk menghapusnya. Ia lalu mengingat ucapan Ji Woo yang mabuk
memanggil Mi Ju, wajahnya terlihat kesal mengingatnya.
Bersambung ke episode 18
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar