PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 05 Agustus 2020

Sinopsis Men Are Men Episode 17

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

“Berhenti! Hentikan. Kenapa kalian memilih suamiku?Aku akan memilih!” Ucap Hyun Joo
“Kalau begitu, maukah kamu menikah?” kata kedua orang tua Hyun Joo. Hyun Joo  mengaku akan menikah. Semua kaget dan teman-teman Hyun Joo pun ingin tahu dengan siapa Hyun Joo akan menikah.
“Orang... yang akan aku... nikahi...” ucap Hyun Joo. Semua orang menunggu dan mengarah tatapan pada Ji Woo dan juga Do Gyum
“... bukan siapa-siapa. Aku akan menikahi diriku sendiri.”ucap Hyun Joo. Orang tua Hyun Joo langsung lemas mendengarnya.
“Aku sudah memberi tahu kalian siapa yang akan menemaniku selama hidupku empat tahun lalu. Jadi, jika pria baik datang... Jadi, aku ingin kalian berhenti berpikir bahwa aku akan berubah pikiran jika pria baik datang.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo dan Do Gyum menatap sedih.
“Selain itu, aku ingin meminta maaf dengan tulus kepada dua pria yang tidak sengaja dipilih sebagai menantu orang tuaku. Maafkan aku... Maafkan aku.” Ucap Hyun Joo membungkuk dan bergegas pergi.
Tuan Seo langsung mengambil minum dengan tatapan kosong, begitu juga dengan Nyonya Jung yang terlihat kesal menatap suaminya karena membuat keributan di hari perayaan penikahan mereka. 


Ketiganya akhirnya berkumpul di meja makan, Hyun Joo mengaku Untuk kali pertama, kecewa dengan mereka berdua. Nyonya Jung mengeluh dengan sikap anaknya.  Hyun Joo pikir orang tuanya tidak mengerti apa yang dipikirkan saat mengumumkan tidak akan menikah.
“Aku tidak melakukan itu untuk pertunjukan atau karena orang meyakinkanku. Itu keputusan yang kubuat saat aku melukai orang yang akan kunikahi. Aku tidak yakin bisa mencintai seseorang selamanya, dan aku tidak bisa memercayakan hidupku kepada orang lain.” Ucap Hyun Joo
“Tapi karena aku dan keserakahan kalian, dua orang yang tidak bersalah, terluka. Aku tidak mau hal seperti ini terjadi lagi.” Jelas Hyun Joo
“Bohong jika kubilang kami tidak serakah. Kami hanya ingin putri sempurna kami bertemu pria sempurna dan hidup bahagia dengan anak-anak mereka. Tapi jika itu hanya karena keserakahan kami, maka kami tidak akan melakukan apa yang kami lakukan. Bukan begitu, Sayang?” ucap Nyonya Jung meminta persetujuan suaminya. Hyun Joo tak mengerti maksudnya.
“Apa Kau ingat saat kali pertama kau membahas soal tidak menikah? Itu saat usiamu tujuh tahun. Orang lain mungkin mengatakan kami berlebihan atas ucapan gadis berusia tujuh tahun. Tapi setelah jatuh ke air, kau terbangun beberapa hari kemudian.” Ucap Tuan Seo
“Tiba-tiba, kau bilang karena suamimu di kehidupanmu sebelumnya, maka kau tidak akan pernah menikah dalam kehidupan ini.” Ucap Tuan Seo sambil menghela nafas panjang
“Kami tidak pernah membicarakan ini denganmu, tapi sejak kau menyatakan tidak akan menikah, kami berdua tidak pernah tidur semalaman tanpa kecemasan.” Cerita Nyonya Jung
“Jika ayah tidak meninggalkanmu sendiri hari itu... Tidak, jika kami menolongmu dari air dengan cepat, tidak akan terjadi apa pun kepadamu. Lalu, sama seperti gadis lain, kau akan berkencan dan menikah. Kau akan menjalani hidup normal. Ini semua terjadi karena kami orang tua yang buruk.” Ucap Tuan Seo sedih 
“Kenapa itu salah kalian? Aku bahkan tidak ingat apa yang terjadi saat tujuh tahun. Aku memilih untuk tidak pernah menikah karena aku tahu tidak menikah akan membuatku lebih bahagia daripada menikah.” Jelas Hyun Joo

“Tapi tetap saja! Kamu tidak tahu perasaan kami? Setelah kami pergi, kamu akan sendirian di dunia ini. Apa kau akan hidup kesepian sendirian? Apa kau akan mati tanpa ada yang menjagamu? Astaga. Hatiku akan hancur untuk putriku.” Ucap Tuan Seo sedih. Nyonya Jung pun ikut sedih.
“Jangan khawatir. Aku tidak akan mati sendirian. Aku akan mati di hari yang sama dengan kalian.” Kata Hyun Joo mendekati orang tuanya.
“Apa Kau serius?” teriak keduanya marah. Hyun Joo mengekasna kalau serius dengan ucapanya.
“Aku bisa memberi kalian banyak makanan sehat. Aku akan selalu membawa kalian ke rumah sakit. Kalian bisa tetap sehat sampai mencapai usia 130 tahun.” Ucap Hyun Joo
“Jadi, maksudmu, kau tidak akan menikah?” ucap Nyonya Jung. Hyun Joo membenarkan.  Keduanya pun menangis mengeluh apa yang harus dilakukan.

Di rumah, Do Gyum membuka sekaleng bir dan mengingat yang dikatakan Hyun Joo “Jika pria baik datang...” lalu terdiam merasa kalau ia bukan jadi pria baik untuk Hyun Joo. Ji Woo masuk dapur menuangkan wine dan menawarkan pada Do Gyum.
Tapi Do Gyum menatap sinis dan memilih untuk pergi. Ia seperti  tak suka dengan Ji Woo karena menjadi sainganya untuk meraih hati Hyun Joo. Ji Woo pun akhirnya minum sendiri. 
Hyun Joo di rumah melihat sapu tangan yang sudah dirajutnya menjad gambar bunga. Ia mengingat saat terakhir kali bertemu dengan Ji Woo yang ternyata sudah menyelamatkanya dan membuatnya mengalami gejala panik.

“Maafkan aku. Karena aku...” ucap Hyun Joo menangis dan Ji Woo pikir tak perlu
“Aku bersyukur kau baik-baik saja.” Kaa Ji Woo sambil mengelus kepala Hyun Joo
“Aku masih bersyukur. Itu tidak mengubah apa pun.” Ucap Hyun Joo lalu kembali menrajut gambar bunga dan merasa mengantuk. 

Hyun Joo terlelap dan masuk ke dalam mimpinya, dalam sebuah bar Min Ju masuk medengarkan lagu Music Cafe oleh DJ Joon. Ia pun menikmati lagu menatap pria yang samar duduk disampingnya.
“Ini lagu berikutnya... Dua orang meminta lagu yang sama. Mungkinkah ini takdir?” ucap DJ melihat request lagu yang sama.
Min Ju melihat sosok pria yang disukainya menyanyikan lagu di taman dengan wajah buram, "Hanya sakit hati akan cinta, Akan tetap bersamaku selamanya" Hyun Joo terbangun dari tidurnya dan bertanya-tanya  Lagu apa ini. 

Saat itu Do Gyum menelpnya, Do Gyum mengajak untuk bertemu. Hyun Joo setuju akan minum teh besok dan bertanya kapan ada waktu luang. Hyun Joo pun pergi ke kantor dengan taksi. Saat itu seorang pria membukkan pintu untuknya. Hyun Joo pun melonggo kaget.
“Kau di sini, Nyonya Seo.” Ucap Tuan Kim dan langsung mengajaknya masu dengan memanggilnya “Nyonya Seo.”
“Mulai hari ini, aku, Kim Pal Do, akan mengantarmu, Nyonya Seo.” Kata Tuan Kim ikut berjalan masuk lobby
“Kau panggil "Nyonya Seo"? Kenapa kau memanggilku seperti itu?” keluh Hyun Joo heran.
“Astaga, kau pemalu... Kau dan CEO Bintang akan...” ucap Tuan Kim yang memang penjilat.
“Hentikan! Tidak akan pernah! Jadi, berhentilah memanggilku seperti itu.” Tegas Hyun Joo. Tuan Kim mengerti tapi tetap memanggilnya Nyonya Seo. Hyun Joo pun mengeluh dengan tingkah Tuan Kim. 


Mi Ok di ruangan ingin tahu  siapa dari mereka yang memacari Bu Seo dan sangat ingin tahu. Semua juga ingin tahu siapa orangnya. Seo Yoon memberitahu kalau Hyun Joo bilang tidak punya pacar. Bo Hee pir Bagaimana Hyun Joo bisa mengakui hubungannya di pernikahan.
“Aku mengerti. Kamu penggemar Pak Park... Sayang sekali. Kamu pasti terkejut.” Kata Bo Hee. Seo Yoon hanya bisa terdiam dengan wajah sedih
“Omong-omong, bagaimana kita harus memanggil Bu Seo?” kata Mi Ok. BO Hee mengeluh Mi Ok menanyakan itu dan saat itu Tuan Kim datang memberitahu kalau Nyonya Seo datang.

Semua langsung berdiri dan kaget kalau Tuan Kim memanggil Nyonya Seo. Hyun Joo pun menyapa semua anggota timnya seolah tak terjadi apapun. Semua membalas walaupun terlihat gugup.  Hyun Joo akhirnya mengancam Jika Tuan Kim memanggilny begitu lagi, maka akan benar-benar marah.
“Maaf, Nyonya... "Aku mencintaimu, Bu Seo" "Aku mencintaimu" ucap Tuan Kim smabil menyanyi
“Jangan bernyanyi sebelum rapat.” Kata Hyun Jo dan akhirnya Tuan Kim duduk lalu mereka pun mulai rapat.
“Kami akan mengontrak semua seniman webtoon berpengalaman pekan ini. Berkat usahamu, kami telah meneken kontrak lebih dari 90 persen seniman target kita. Ya!” ucap Hyun Joo bahagia. Dan semua langsung tepuk tangan
“Bu Seo, maukah kamu memimpin proyek ini untuk meneken kontrak komikus daring, Osori?” kata Eun Jae.
“Dia menyetujui persyaratan kita. Aku hanya perlu menyusun kontrak, jadi, aku akan melaksanakannya.” Kata Hyun Joo.
“Bu Seo, kapan kita akan mempekerjakan asisten? Kita punya banyak pekerjaan kecil.” Ucap Da Eun
“Aku lupa soal itu. Aku sangat sibuk. Aku akan meminta bantuan Tim Pendukung Bisnis... Nona Jo...Kamu menemui You-Gyo-Girl untuk membahas webtunnya, bukan?”kata Hyun Joo pada Mi Ok
“Tentu saja. Aku melihatnya kemarin di studionya.” Ucap Mi Ok. Hyun Joo ingin tahu Sudah sejauh mana mereka.
“Coba kulihat... Benar juga. Aku lupa memberitahumu. Tim Sekretaris menelepon... Berkas yang kau kirim sebelumnya untuk persetujuan melewatkan tanda tanganmu.” Ucap Mi Ok. Hyun Joo kaget mendengarnya. 


Di ruangan, Hyun Joo bertemu dengan Ji Woo setelah kejadian di ulang tahun pernikahan orang tuanya. Ji Woo sibuk melihat berkas tapi Hyun Joo  seperti sedang melamun seperti sedang berbicara dengan Seo Yoon.
“Kau sungguh tidak tertarik dengan CEO-mu?” ucap Seo Yoon. Hyun Joo menjawab Tidak. Ji Woo memanggilnya tapi Hyun Joo yang sedang berkhayal tak mendengarnya.
“Apa Tidak sedikit pun?” tanya Seo Yoo. Sementara Ji Woo bertanya apakah Hyun Joo senggang malam ini.
“Kubilang tidak!” teriak Hyun Joo marah. Ji Woo kaget dan berpikir kalau Hyun Joo sibuk
“Aku perlu bicara denganmu.” Kata Ji Woo. Hyun Joo tersadar dan mengaku bisa.
“Sebenarnya, aku juga harus memberikan... Tidak...Aku juga perlu bicara denganmu.” Ucap Hyun Joo menutupi hadiah untuk Ji Woo dibagian ketiaknya.
“Itu bagus. Mari bertemu sekitar pukul 17.00. Omong-omong, kau terluka?” tanya Ji Woo
“Belakangan ini keponakanku menyukai dinosaurus.” Kata Hyun Joo yang mengampit hadiahnya lalu bergaya seperti Dinosaurus berjalan keluar ruangan.
“Ini bukan masalah besar. Seharusnya aku memberikannya kepadanya di sana.” Keluh Hyun Joo saat keluar dari ruangan. 


Manager Jung menemui Nyonya Kim memberitahu baru mendapat telepon dari klinik psikiatri dan Bu Seo sudah membuat janji lain. Nyonya Kim menganguk mengerti.
“Tapi Pak Hwang menemui dokter di klinik untuk waktu yang sangat lama.”ucap Manager Jung
“Itu kabar baru bagiku. Aku harus mencari tahu kenapa dia menemui psikiater.” Kata Nyonya Kim bahagia. 

Di rumah, Seo Yoon yang sedang jatuh cinta mengirimkan ceritanya di forum. “Pria yang kusukai menyukai wanita lain. Tapi aku tidak bisa menyerah. Aku harus bagaimana?”
“Apa dia punya pacar? Atau dia menyukai seseorang?” balas seorang anggota
“Dia menyukai seseorang. Dia menyatakan perasaannya, tapi itu tidak berjalan lancar.” Tulis Seo Yoon
“Hei, kurasa kamu tidak boleh membuang waktu menulis ini. Kau harus masuk dan menjadikannya milikmu setelah dia ditolak. Kau sangat menyebalkan.”
“Aku menyatakan perasaanku setelah ditolak, dan sekarang dia suamiku.” Seo Yoon memikirkan kalau akan menyatakan perasaan.
“Saat kau pikir sudah terlambat, sudah terlambat. Beranikan dirimu.” 

Hyun Joo duduk di cafe sendirian, lalu melihat buku yang diberikan Do Gyum lalu melihat gambar seorang kakak yang memeluk adiknya sambil berkata “Aku akan selalu berada di sisi Do Gyum.” Hyun Joo tersenyum dan melihat lembar berikutnya gambar seorang ibu membawa anak.
Flash back
“Ini putra temanku, yang kuceritakan kepadamu... Do Gyum, sapa Hyun Joo.” ucap Nyonya Jung pada anaknya.
“Kau pasti Do Gyum. Mari kita berteman baik.” Kata Hyun Joo. Do Gyum pun tersenyum melihat Hyun Joo.
“Kau mengurusku saat itu Aku ingin menjadi orang yang mengurusmu mulai sekarang.”
Hyun Joo melihat gambar seorang wanita yang diberi payung oleh seorang pria.  Kejadian sebenarnya, saat hujan turun dengan deras, Do Gyum datang membawakan payung.
“Aku akan menunggumu... Aku bisa menunggu selama itu. Selama kau menyuruhku menunggu.”
Hyun Joo melihat gambar terakhir dengan gambar anak kecil yang sudah dewasa lalu  mengingat ucapan Do Gyum “Aku tidak bisa memikirkan kalimat terakhir, aku membiarkannya kosong. Bisakah kau mengisinya?” Hyun Joo hanya bisa terdiam karena Do Gyum ingin menunggunya. 



“Nuna...” ucap Do Gyum datang. Hyun Joo pun akhirnya menyembunyikan buku gambar dari Do Gyum. Keduanya pun duduk bersama.
“Ibu dan Ayah tahu bahwa aku sudah sangat lama menyukaimu. Maaf karena tidak memberitahumu sebelumnya. Maafkan aku.” Ucap Do Gyum memberikan gaya imutnya.
“Kenapa kau meminta maaf? Apa Kau pikir aku tidak mengenal orang tuaku? Mereka tipe orang yang akan memeriksa kelahiran seseorang setelah aku bertemu pria.” Kata Hyun Joo. Do Gyum pikir itu benar.
“Park Do Gyum.. Aku lebih mencemaskanmu.. Aku khawatir kamu kesulitan. Aku juga khawatir bahwa keadaan akan makin sulit.” Ucap Hyun Joo sedih
“Ya... Ini sulit... Ini sulit, tapi aku bahagia. Bukankah seperti itu rasanya saat kau menyukai seseorang?” kata Do Gyum. Hyun Joo hanya terdiam dan langsung mengambil minum.
Do Gyum melihat nama "Produser Han Seo Yoon" di ponselnya, lalu memberitahu kalau Seo Yoon yang menelp dan langsung mengangkatnya. Ia memberitahu Hyun Joo kalau Seo Yoon ingin melakukan wawancara untuk materi promosi.
“Apa Dia sudah mengerjakan materi promosinya?” kata Hyun Joo kaget. Do Gyum bertanya Apa itu tidak perlu
“Lebih baik melakukannya lebih dahulu.” Kata Hyun Joo. Do Gyum ingin tahu apakah Hyun Joo juga akan ikut
“Aku punya rencana. Beri dia wawancara yang bagus.” Pesan Hyun Joo. Do Gyum menganguk mengerti. 


Seo Yoon sibuk memoles wajahnya dengan make up sangat hati-hati mulai dari mata bahkan rambutanya sudah di rol lebih dulu. Seorang pegawai masuk kaget melihat Seo Yoon yang ada ditoilet dengan peralatan make up yang lengkap.
“Apa pakaian ini terlalu kasual untuk bisnis? Aku harus punya cukup waktu untuk pergi ke pasaraya.” Ucap Seo Yoon melihat pakaian yang tak cocok tapi bahagia melihat make upnya. 

Ji Woo mengaku  Ini kali pertamanya mengunjungi Sungai Han selarut ini daa menurutnya Suasananya tenang dan bagus. Hyun Joo menganguk setuju dan ingin tahu JiWoo yang  bilang ingin mengatakan sesuatu Ji Woo mengaku ingin minta maaf atas kejadian di pesta hari jadi pernikahan orang tua Hyun Joo.
“Aku yakin kau bingung.” Kata Ji Woo. Hyun Joo mengaku  tidak tahu Ji Woo membahas pernikahan dengan ibunya.
“Aku yakin ibuku yang memaksamu. Ibumu tidak melakukan kesalahan.” Kata Hyun Joo
“Aku yang memberitahunya bahwa aku ingin menikahimu lebih dahulu.” Akui Ji Woo
“Aku masih tidak mengerti kenapa kau sangat tertarik kepadaku.” ucap Hyun Joo
“Kau pernah bilang tidak baik tertarik kepada seseorang pada pandangan pertama. Karena kalian telah bertemu untuk membuka hubungan rumit antara kalian di kehidupan sebelumnya. Jika hubungan itu pasangan yang sudah menikah, apa kau akan lebih memahaminya?” jelas Ji Woo
“Kurasa aku terlalu terburu-buru untuk membuka hubungan itu. Mungkin itu sebabnya hubungan kita menjadi lebih rumit. Jadi, mulai sekarang, aku akan membuka semuanya perlahan, sedikit demi sedikit.” ucap Ji Woo
“Setelah semuanya terbuka dan aku mulai menyusunnya kembali, bukankah nantinya hatimu akan tersentuh? Ini cukup bagiku... Bagaimana denganmu?” kata Ji Woo. Hyun Joo tersadar mendengarnya.
“Kau bilang ingin mengatakan sesuatu kepadaku.” kata Ji Woo. Hyun Joo gugup mengingat yang ingin dikatakan kepada Ji Woo
“Akan berlebihan jika aku memberinya hadiah sekarang. Apa yang harus kulakukan?” gumam Hyun Joo panik dan pasangan yang menaiki sepeda.
“Apa Kau mau naik sepeda? Sudah beberapa hari aku ingin bersepeda, tapi membosankan pergi bersepeda sendirian.” Ucap Hyun Joo
“Aku harus memikirkan itu. Ini bukan masalah sederhana.”kata Ji Woo gugup.
“Apa bersepeda masalah yang sulit? Apa Kau tidak tahu cara naik sepeda?”kata Hyun Joo. Ji Wo membenarkan dan gugup memilih untuk pamit ke toilet. 


Hyun Joo menunggu lama di pinggir sungai Han dan bingung  Ji Woo yang datang lama sekali. Ia pun berjalan mencarinya dan melihat Ji Woo sedang belajar naik sepeda dengan seorang anak kecil. Si anak mengeluh Ji Woo itu harus terus maju saat menginjak pedalnya.
“Orang dewasa macam apa yang tidak bisa naik sepeda? Dorong ke depan.” Ucap si anak. Ji Woo mencoba tapi malah terjatuh dan Hyun Joo hanya bisa melonggo kaget mendenagrnya.
“Wah.. Aku sangat frustrasi.” Keluh sang anak melihat Ji Woo tak bisa mengayuh sepeda.
“Hei, Nak. Aku akan mengajari pria ini naik sepeda, jadi, kau bisa bermain.” Ucap Hyun Joo akhirnya mendekat
“Kalau begitu, aku permisi, Ahjumma” kata si anak. Hyun Joo mengeluh kesal dipanggil Ahjumma.
“Kau tidak bisa naik sepeda.” Komentar Hyun Joo. Ji Woo mengaku bisa melakukannya dengan sedikit latihan.
“Kita tidak perlu naik sepeda.” Ucap Hyun Joo. Ji Woo mengaku  sudah menyewanya jadi meminta supaya bisa berlatih.
“Agak canggung bagiku untuk menunggu sampai saat itu.” Kata Hyun Joo. 
Akhinya Hyun Joo mengayuh sepeda dan Ji Woo duduk dibelakang dengan wajah gugup. Hyun Joo meminta Ji Woo agar memegang yang erat karena akan terluka jika jatuh. Ji Woo pun memegang bahu Hyun Joo dan akhirnya Hyun Joo berhenti bertanya apakah mau kopi.
“Aku akan mentraktirmu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo menolak akan mentraktirnya dan buru-buru mengeluarkan dompetnya, tapi hadiah untuk Ji Woo terjatuh. Ji Woo melihat dan langsung mengambilnya. Hyun Joo pun gugup. 


Dibangku taman, Hyun Joo duduk meminum kopi sementara Ji Woo memegang kotak hadiah Hyun Joo lalu bertanya apakah boleh membuka hadiahnya sekarang. Hyun Joo menganguk dan mengaku  Ini tidak seberapa. Ji Woo terdiam melihat isinya sapu tangan dengan rajutan bunga.
“Ini bunga pohon sutra. Mereka bilang itu mengusir kesialan.” Ucap Hyun Joo dimasa lalu yang memberikan sapu tangan saat suaminya pergi.
“Ini tidak terlihat cantik, tapi penuh dengan herba organik yang mahal. Ini semacam aromaterapi, jadi, kupikir itu akan membantu mengatasi gangguan panikmu.” Kata Hyun Joo. Ji Woo terdiam
“Ini bunga pohon sutra... Mereka bilang itu mengusir kesialan. Anggap saja ini jimat.” Kata Hyun Joo akhirnya melihat senyuman Ji Woo.
“Aku akan sangat menghargainya. Selain itu, aku tidak ingin kau berpikir penyakitku adalah salahmu... Tapi itu benar. Karena aku. Aku harus segera sembuh. Dengan begitu, kau tidak akan merasa terbebani.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo pun tersenyum mendengarnya. 



Disebuah restoran Seo Yoon sudah duduk dengan style pakaian yang berbeda. Do Gyum datang melihat Seo Yoon sedikit bingung karena bilang ingin bertemu untuk wawancara. Seo Yoon mengaku ingin membicarakannya sambil makan malam.
“Kalau begitu, mari kita mulai wawancaranya.” Ucap Do Gyum. Seo Yoon terlihat gugup
“Pertama, kenapa kau menjadi seniman webtoon? Selain itu, dari mana kamu mendapat ide untuk "Dream Match"?” kata Seo Yoon.
“Nona Han... Apa Kau sungguh ingin bertemu untuk wawancara untuk materi humas? Sepertinya kau belum menyiapkan pertanyaan. Jika kau mengirimiku surel, aku akan menjawabnya. Aku sedang bekerja, jadi, aku harus kembali.” kata Do Gyum akan pergi.
“Aku sangat menyukaimu... Itu benar... Bukan hanya sebagai penggemar.” Akui Seo Yoon. Do Gyum hanya bisa terdiam.
“Maafkan aku.. Hanya itu yang bisa kukatakan kepadamu.” Kata Do Gyum yang tak bisa menerimanya.
“Apa karena Bu Seo? Aku sudah tahu... Aku tidak memintamu memberiku jawaban sekarang... Jadi...” kata Seo Yoon yang langsung disela oleh Do Gyu
“Terlepas dari kapan, kamu tidak akan mendengar jawaban yang kamu inginkan. Aku tidak ingin kamu terluka karena aku.”kata Do Gyum
“Tapi kau akan terluka, Pak Park. Apa Kau tidak tahu Nona Seo dan Pak Hwang berpacaran?” ucap Seo Yoon.
“Kenapa kau berpikir begitu?” tanya Do Gyum heran. Seo Yoon memberitahu aklau Pekan lalu, mereka berdua berada di hotel bersama.Do Gyum terdiam mendengarnya dan terlihat kaget. 


Do Gyum berjalan melewati jembatan dan mengingat minggu lalu saat bertanya pada Hyun Joo “Apa kau dengan Pak Hwang semalam?” Hyun Joo mengaku minum dengan teman-teman wanitanya.  Ia merasa sangat kecewa karena Hyun Joo berbohong.
Ia mencoba menelp Hyun Joo tapi diurungkan niatnya. 

Ji Woo mengantar Hyun Joo pulang, Hyun Joo mengucapkan  Terima kasih tumpangannya. Saat itu tiga orang temanya datang dan langsung bersembunyi dibelakang mobil Ji Woo. Hyun Joo mendengar bunyi dari ponselnya dan melihat temanya yang mengintip.
“Aku menyita waktumu saat kau sangat sibuk.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo memeriksa pesan diponselnya.
“Tidak apa-apa. Ini hanya peringatan dari akun media sosialku. Aku menulis kartun keseharianku dan punya beberapa pengikut.” Ucap Hyun Joo
“Apa Boleh kulihat?” kata JiWoo. Hyun Joo menganguk memberikan ponselnya.
“Apa yang kau lakukan?” bisik Hyun Joo pada temanya, ketiganya hanya menatap dari kejauhan.
“Aku hanya menggambar komik kehidupan sehari-hariku, jadi, tidak terlalu menyenangkan. Gambarnya juga berantakan.” Ucap Hyun Joo
“Ini bagus... Sejujurnya, terkadang aku masuk ke akun media sosialmu. Jika kau mulai menerbitkannya secara resmi, maka aku akan menulis komentar pertama sebagai penggemarmu.” Kata Ji Woo
“Suatu kehormatan untuk menjadikanmu penggemar.” Ucap Hyun Joo gugup karena temanya pasti mendengarkanya.
“Selain itu, aku akan menggunakan ini dengan baik.” Kata Ji Woo memperlihatkan saputangan yang diberikan Hyun Joo. Ji Woo menganguk mengerti.
“Kau harus pergi.” ucap Hyun Joo, saat itu Ji Woo seperti ingin mengelus kepala Hyun Joo tapi Hyun Joo menghindarinya. Ketiga temannya mengeluh apa yang dilakukan mereka.
“Ada sesuatu di rambutmu.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo seperti malu dan Akhirnya Ji Woo pun pamit pergi. Hyun Joo langsung menyuuruh tiga temanya agar Keluar dari sana.


Mereka akhirnya bertemu di cafe, Min Jung merasa kalau ini layak mendapatkan hukuman seumur hidup dengan wajah marah, Ji Ah pikir  Ini hukuman mati karena berkencan dengan bosnya, tapi tidak memberi tahu. Hyun Joo mengeluh kalau sudah bilang itu bukan kencan.
“Berhentilah berbohong. Kamu menghabiskan semalaman menjahitnya untuk bosmu.” Kata Min Jung
“Apa Dia membuat sesuatu untuk diberikan kepada seorang pria? Apa Kamu sekarat? Kenapa kamu melakukan sesuatu yang tidak biasa?” ucap Ji Ah
“Itu tidak ada artinya.” Ucap Hyun Joo membela diri. Ji Ah tak perya Hyun Joo semalaman membuatnya, tapi itu tidak ada artinya
“Omong kosong apa yang dia katakan?” keluh Ji Ah tak percaya. Young Eun meminta dua temanya agar berhenti.
“Dia bilang bukan apa-apa... Bukankah kau menentang pernikahan dan berkencan?” kata Young Eun. Hyun Joo membenarkan.
“Lucu bagi seseorang yang menentang pernikahan dan kencan untuk mendapat nasihat kencan, jadi, mari minum saja.” Ucap Young Eun
“Dia mungkin menentang pernikahan, tapi dia masih bisa berkencan.” Kata Min Jung
“Lupakan. Kau harus mencari tahu kamu menyukai Pak Hwang atau tidak.” Kata Young Eun. Min Jung bertanya Apa ada jalan?
“Tidur saja bersama. Maka kamu akan dapat jawaban.” Ucap Young Eun. Min Jung tersenyum mendukungnya.
“Jika kalian terus melakukan ini, aku akan tidur dengannya... Tidak, aku tidak akan melakukannya. Tidak, maksudku, aku akan pergi... Kenapa aku tidak bisa bicara dengan benar?” ucap Hyun Joo gugup.
“Kenapa kau tidak bisa bicara dengan benar? Apa karena kau khawatir Pak Hwang menyebut nama wanita lain saat mabuk?” kata Min Jung. Young Jung mengeluh dengan yang dikatakan Min Jung.
“Tidak. Dia meminta saran berkencan denganku dengan mengatakan itu adalah temannya. Tapi setelah kupikirkan, itu kau, bukan?” kata Min Jung
“Astaga. Aku pusing... Ada apa ini? Siapa wanita itu? Cepat beri tahu kami.” Kata Ji Ah
“Aku tidak tahu siapa dia. Aku hanya tahu namanya.” Kata Hyun Joo. Young Eun ingin tahu Siapa namanya?
“Min Ju.” Kata Hyun Joo. Min Jung pikir Entah itu Min Ju atau Man Ju, menurutnya lebih baik tanyakan langsung saja.
“Tanyakan kepadanya kenapa dia memanggilmu Min Ju. Jika tidak, kamu akan sakit kepala begitu mulai berkencan.” Kata Min Jung. Mereka mengeluh Hyun Joo itu tidak tahu apa-apa.


Saat itu Manager Jung diam-diam mengikuti mereka berempat pun pergi dari cafe. Nyonya Kim menerima telp dari Manager Jung kaget mendengarnya dan memastikanya lagi. Manager Jung mengaku kalau Hyun Joo yang bilang Min Ju.
“Song Min Ju? Kenapa Pak Hwang tahu namanya?” ucap Nyonya Kim bingung. 

Di rumah, Hyun Joo duduk sendiri sambil minum wine dan melihat ada notifikasi masuk"Hwangjiu85 dan yang lainnya suka fotomu" dan melihat postingan pertama Ji Woo dimedia sosialnya dengan gambar hadiah yang diberikan Hyun Joo.
“Aroma herbanya membuatku merasa nyaman. Aku merasa insomniaku akan hilang mulai hari ini... Terima kasih...Ini hadiah pertama yang kuterima dari seseorang yang istimewa.” Tulis Ji Woo pada caption.
Hyun Joo tersenyum dan tak sengaja menekan tanda love, wajahnya langsung panik lalu mencoba untuk menghapusnya. Ia lalu mengingat ucapan Ji Woo yang mabuk memanggil Mi Ju, wajahnya terlihat kesal mengingatnya.
Bersambung ke episode 18

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar