PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
A Rin
berjalan mendekati Yeon Woo yang duduk diam ditangga., lalu berkomentar
Sepertinya Yeon Woo itu tak sebaik yang dikatakan Nyonya Koo. Ia pun ingin tahu
Kenapa Yeon Woo sangat menyukai Ae Jung karena siapa pun pasti berpikir begitu.
“Kau masih
lajang, dan anak konglomerat. Kau bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik
dari Nona Noh jika kau mau. Apa yang membuatmu menyukai wanita yang memiliki
anak itu?” ucap A Rin dengan nada mengejek
“Apa kau
tak punya seseorang yang membuatmu bertahan saat kau pikir hidupmu sudah
berakhir? Bagiku, itu Noh Ae Jung.” Kata Yeon Woo
“Tapi dia
punya pria lain. Apa Kau tak peduli jika ada ayah dari anaknya?” ucap A Rin
“Entahlah...
Aku memang tak tahu pada akhirnya dia akan memilih siapa. Aku tak peduli jika
bukan aku. Aku hanya tak mau dia terluka... Oh ya... Dan satu hal lagi. Ryu Jin
bukan ayah dari putrinya. Semua akan segera terungkap.” Ucap Yeon Woo lalu
melangkah pergi
A Rin
bingung dan kaget lalu bertanya Lalu
siapa ayahnya.
Ha Nee
pulang ke rumah mendengar suara TV, yang
Bagian penting dari berita kali ini< adalah berbagai rumor aneh tentang Nona
N]
“Ya.
Menurut orang-orang yang terlibat, Nona N, produser sebuah studio film,
menggunakan putrinya untuk bersepakat dengan Ryu Jin. Kecurigaan ini menyebar
luas. Dia menggunakan paksaan agar bisa membuat film dengan Ryu Jin.” Ucap Pria
diTV
“Ada juga
rumor yang menyatakan Nona N meminta sejumlah uang. Kita harus menunggu
pernyataan pasti tapi orang bilang itu mungkin.…” Ha Nee ingin mematikan TV
tapi terdenagr suara terikan neneknya dikamar.
“Ini
stasiun TV, 'kan? Turunkan berita
tentang Nona N yang baru saja kalian siarkan. Segera! Kalian sudah pastikan
putri Nona N adalah anak Ryu Jin? Apa Kalian lihat mereka tinggal bersama?”
teriak Nyonya Choi marah
“Omongan
kalian tak masuk akal. Mana ada ibu yang mencari uang dengan menjual putrinya? Mana
ada ibu yang buat kesepakatan menggunakan putrinya? Seorang ibu tak akan
begitu. Tak akan ada di dunia ini yang begitu.”teriak Nyonya Choi. Ha Nee
mendengar dari balik pintu.
“Dia
adalah wanita yang memilih putrinya dibandingkan masa mudanya. Dia menggendong
anaknya yang demam dini hari tanpa alas kaki. Dia bahkan tak sadar ada serpihan
batu yang menancap di kakinya waktu pergi ke IGD. Mana mungkin wanita seperti
itu melakukan hal yang kalian katakan.” Teriak Nyonya Choi.
“ Hari
ini, ke mana pun aku pergi semuanya sedang bersedih. Aku tak mau menangis.”
Ucap Ha Nee akhirnya keluar rumah dengan wajah temenung, Ae Jung pulang melihat
anaknya langsung menghampirinya. Ha Nee menatap ibunya seperti merasa bersalah.
“Kenapa kau di sini,
Ha-nee?Apa Kau sudah makan?”tanya Ae Jung menatap sang anak dengan penuh kasih
sayang.
Akhirnya
mereka pergi ke restoran udon dan Ha Nee makan dengan lahap. Ae Jung menatap
anaknya dengan senyuman bahagia. Ha Nee dengan penuh semangat menceritakan
kalau dipuji guru keseniannya pekan lalu. Ae Jung pun senang mendengarnya.
“Katanya
aku yang paling pintar menggambar di kelas. Teman-temanku juga mengakuinya. Mereka
bilang sangat bagus.” Ucap Ha Nee bangga
“Ibu
sudah pernah bilang. Waktu kau berumur tiga tahun, kau menggambar di lantai, dan
itu sebagus gambar Leonardo da Vinci. Karena itu ibu tak bisa menghapusnya, dan
membiarkannya selama sepekan.” Cerita Ae Jung juga ikut bangga dengan anaknya.
“Lalu,
aku juara satu lomba lari waktu pelajaran olahraga. Mungkin di satu sekolah,
aku masuk ke dalam lima besar tercepat.”kata Ha Nee
“Ibu juga
mau cerita satu hal. Waktu kau umur lima tahun, kau ikut hari olahraga di TK. Anak
sekecil itu berlari sangat cepat sampai ibu terjatuh waktu ikut berlari untuk
memfotomu. Karena itu ibu punya luka di sini.” Cerita Ae Jung memperlihatkan
luka ditanganya.
“Sepertinya
aku pandai berolahraga karena mirip dengan Ibu. Berkat Ibu, aku bisa hidup
dengan baik... Maafkan aku... Lalu, Ibu juga pasti sama susahnya denganku.
Maafkan aku karena egois. Tadi siang, aku hanya bicara asal.”ucap Ha Nee. Ae
Jung memperlihatkan wajah sedihnya.
“Aku
begitu karena anak-anak berbicara aneh tentang Ibu. Aku sedih karena itu...
Maafkan aku.” Ucap Ha Nee.
“Kenapa
kau minta maaf? Ibu yang bersalah... Tidak begitu... Jangan begitu, Ha-nee.
Lebih baik kau marah kepada ibu seperti tadi. Jangan berlagak dewasa seperti
ini.” Ucap Ae Jung mencoba menahan rasa sedihnya.
“Kau tak
salah apa-apa. Ayah yang bersalah... Ayah yang seharusnya dihukum. Aku
menemukan ini di tumpukan barang di loteng. Aku menemukan pesan dan nomor Ayah.”cerita
Ha Nee memperlihatkan ponsel dan buku yang bertuliskan tentang Ryu Jin.
Ae Jung
melihat pesan yang pernah dikirimkan pada Ryu Jin [JIN, AKU MAU BICARA] Ha Nee mengaku ia yang
memanggil pria itu waktu kelas spesial. Setelah itu, terus mencari tahu
tentangnya agar bisa balas dendam.
“Ha-nee...
Ibu sudah bilang tadi... Pria ini…”ucap Ae Jung. Tapi Ha Nee menyela agar
ibunya Jangan sembunyikan ayah lagi.
“Aku paham
Ibu begini karena tak mau aku membenci dia selamanya. Namun, aku bukan anak
kecil lagi. Aku sudah 14 tahun. Aku bisa paham segalanya.” Ucap Ha Nee. Ae Jung
tak bisa berkata-kata dengan sikap Ha-nee.
Ae Jung
melihat buku yang ditulis Ha Nee [NAMA:
RYU JIN PEKERJAAN: AKTOR FILM, AYAH: RYU JIN, IBU: NOH AE-JEONG PUTRI: NOH
HA-NEE] Ia mengingat yang dikatakan Ha Nee.”Aku yang memanggil pria itu waktu
kelas spesial.” Dan mengingat kejadian masa lalunya.
“Bagaimana
kau tahu aku di sini? Apa Kau menelepon perusahaanku?” tanya Ae Jung saat
bertemu disekolah. Ryu Jin seperti tak bisa menjelaan.
Saat itu
pesan dari Ryu Jin masuk [Bu Song yang melakukan ini semua. Maafkan aku. Dia
mau menghancurkanku, hingga dia juga menghancurkanmu. Ini karena aku menyukaimu.
Ini semua salahku.]
Ae Jung
hanya bisa tertunduk sedih dengan semua masalah hidupnya.
Nyonya Choi
masuk kamar melihat anaknya sedang bersedih bertanya, Ada apa? Ada masalah
lagi?. Ae Jung menangis bertanya Apa hidup memang selalu begini Atau ini hanya
terjadi padanya? Nyonya Choi ingin tahu apa yang terjadi.
“Ibu
tahu, 'kan? Aku terus berlari tanpa istirahat hingga sekarang agar bisa
menjalani hidup dengan baik. Namun… anehnya aku tak bisa secepat orang-orang
lain. Sepertinya aku tahu alasannya sekarang.”ucap Ae Jung
“Aku… Selama
ini, aku menjalani hidupku dengan benang kusut. Seharusnya aku benarkan, atau
gunting tali itu. Namun bodohnya, hanya aku biarkan.” Kata Ae Jung kesal
“Tak apa-apa.
Kita bisa memperbaikinya. Belum terlambat untuk memperbaikinya. Ibu akan
membantumu.” Ucap Nyonya Choi menenangkan anaknya.
“Tidak.
Akan kulakukan sendiri.. Aku sendiri. Setelah itu, aku akan memberi tahu
Ha-nee. Aku akan beri tahu dia semua kebenaran yang ingin dia tahu.” Ucap Ae
Jung yakin
Teman Dae
Oh melihat artikel, AKTOR TERKENAL DIDUGA MEMILIKI ANAK HARAM lalu berkomentar Sebenarnya
ini juga belum jelas. Ia pikir Sekalipun ada ruang untuk berargumen, kasus
seperti ini memakan banyak waktu.
“Saat itu
luka yang ditimbulkan pada korban sudah tak bisa dipulihkan.” Ucap Tuan Kang
“Tapi bukankah
pasti bisa diselesaikanlewat jalur hukum? Aku tak hanya datang untuk mendengar
nasihatmu.” Keluh Dae Oh duduk didepan temanya.
“Namun,
kenapa kau ikut campur dalam kasus ini? Apa Memang kau Ryu Jin? Atau putri Nona
N adalah putrimu?”ucap Tuan Kang menebak-nebak.
“Kenapa
kau bicara begitu? Kau tahu aku dan Jin sangat dekat. Jin juga tokoh utama di
filmku, dan wanita itu produsernya. Aku tak bisa diam saja.Jadi Apa tak ada
cara lain?”tanya Dae Oh
“Kau
harus dapatkan bukti bahwa ini semua hanya kebohongan.”jelas Tuan Park. Dae Oh
bertanya Bagaimana caranya?
Dae O
terdiam di ruangan mengingat ucapan temanya kalau sudah jelas harus Lakukan tes
DNA atau ayah aslinya muncul. Saat itu Ryu Jin datang melihat Dae Oh dan
mengaku tak bisa menghubungi Ae Jung jadi berpikir mungkin ada dikantor.
“Bukankah
kau bilang mau melindungi Ae Jung dan Ha-nee? Apa Ini yang kau maksud? Jadi Mau
bagaimana sekarang? Kau bahkan tak bisa kendalikan satu berita. Bisa apa kau?”
ucap Dae Oh marah
“Lantas
aku harus apa? Haruskah aku dan Ha-nee tes DNA dan unggah hasilnya di internet?
"Dia bukan putriku. Ayahnya orang lain." Haruskah kusebarkan
kebenaran yang Ha-nee juga belum tahu?” kata Ryu Jin
“Kau juga
tak bisa apa-apa. Kau tak berani katakan yang sebenarnya.” Ucap Ryu Jin marah
“Aku
sangat bingung, tak tahu harus berbuat apa. Ini membuat frustrasi.” Keluh Dae
Oh. Lalu keduanya menerima pesan bersamaan dari Ae Jung [RUANG RAPAT THUMB FILM
BESOK, PUKUL 08.00]
Pagi
hari, Ha Nee bangun tapi seperti enggan untuk turun dari tempat tidurnya.
Akhirnya Ia memeriksa ponselnya dan ada pesan dari temanya [ Ha-nee, kau sedang
apa? Aku mau sepuluh lembar
tanda
tangan Ryu Jin. Kenalkan aku dengan selebritas. Ha-nee, hari ini kau masuk
sekolah, 'kan?]
Pesan
dari Dong chan yang membuat Ha Nee merasakan punya teman sejati. [HA-NEE, KAU
BAIK? KAU TAK APA-APA, 'KAN? MAAFKAN AKU SUDAH BICARA BEGITU, AKU PUNYA ALASAN
SENDIRI]
Ha Nee
pun membalas [Hari ini aku tak masuk sekolah. Jangan cari aku.] dan kembali
tidur. Nyonya Choi masuk kar menyuruh Ha Nee bangun dan mengajak sarapan lalu ke
sekolah. Ha Nee kesal mengeluh neneknya itu sudah gila.
“Bagaimana
aku bisa ke sekolah?” teriak Ha Nee. Nyonya Choi tak percaya kalau Ha Nee sebut
neneknya gila
“Nenek,
kau tak khawatir kepadaku? Semua orang di Korea sedang membicarakan aku dan
ibu.Jika aku ke sekolah…”keluh Ha Nee.
“Lantas
kenapa kau sembunyi? Kau tak salah apa-apa. Kenapa tak sekolah? Lagi pula,
ibumu sama sekali tak berbuat hal yang memalukan. Jadi, kau juga tak perlu
malu. Kau hanya perlu sarapan, dan berangkat ke sekolah.” Ucap Nyonya Choi
“Lalu,
semua masalah akan selesai hari ini. Ibumu sudah turun tangan.” Kata Nyonya
Choi duduk disamping cucunya. Ha Nee terlihat bingung.
Ae Jung
berjalan dengan style yang berbeda, dengan baju merah dan coat panjang, seperti model keluar dari
rumah. Ia mengunakan kacamata hitamnya dan juga heels.
“Kau
tahu, 'kan? Walaupun dia selalu berkata "tak apa-apa", sebenarnya dia
sangat pemarah. Jika ada yang mengganggunya, semuanya bisa hancur. Hari ini,
seseorang akan melihat sifat asli ibumu. Sifat asli Noh Ae-Jung.”
Ae Jung
berjalan menaiki tangga dengan gaya elegan, tapi hampir jatuh karena heelsnya
yang menyangkut. Ia pun mencoba untuk santai seolah tak terjadi apapun lalu
masuk kedalam kantor.
Ae Jung
sudah duduk didepan papan tulis mengaku
Alasannyamemanggil mereka semua
ke sini adalah karena ada sebuah masalah terjadi dalam pembuatan film
disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengannya. Dae Oh, Tuan Koo dan Ryu Jin
sudah duduk dihadapan Ae Jung.
“Karena
hal ini, kalian sebagai investor, aktor, juga sutradara dalam film ini pasti
mendapat kerugian. Aku, sebagai produser film, juga tokoh utama dari kasus ini akan
bertanggung jawab dan menyelesaikan kasus ini.” Ucap Ae Jung
“Aku
setuju. Karena ini sangat besar, ayo berusaha bersama untuk menyelesaikannya dengan
cepat dan tepat.” Kata Tuan Koo.
Ae Jung
menuliskan namanya di papan, lalu anaknya [NOH AE-JUNG -NOH HA-NEE] dan
memberitahu kalau target akhir mereka adalah Jennifer Song dari Ssong
Entertainment jadi akan menggunakan cara yang sama dengan Bu Song.
“Apa Kau
mau menggunakan Pak Na?” tanya Dae Oh. Tuan Koo bertanya Apa sebenarnya hubungan antara Bu Song dan
Pak Na. Ae Jung ingin menjawab tapi Ryu Jin lebih dulu berbicara.
“Aku tahu
banyak tentang Pak Na.” Ucap Ryu Jin.
Disebuah
kantor berita Online kecil yaitu [BERITA STAR PATCH] Tuan Na mengeluh pada anak
buahnya, karena tak suruh mereka membuat berita tapi hanya suruh kalian
menyalinnya menurutnya itu tak sulit. Ia pun meminta agar segera
menyelesaikanya.
“Sepertinya
hanya aku yang bekerja.” Keluh Tuan Na melihat berita AKTOR TERKENAL DIDUGA
MEMILIKI ANAK HARAM dan akan banyak iklan yang muncul pada laman beritanya.
“Sekarang dia bertahan dengan
beberapa iklan. Dia akan tulis berita yang kita mau jika memberinya iklan.”
“Dia dipanggil
"Bulldog" karena tak akan melepaskan sebuah isu. Kini dia buat judul
berita provokatif agar banyak pengunjung. Dia hidup seperti parasit yang memaka
uang iklan. Jadi, dipanggil "Parasit".” Ucap Ryu Jin. Dae Oh mengeluh
kalau ini Benar-benar hina.
“Lantas
pasti Pak Na sudah dapat iklan dari Bu Song.” Ucap Ae Jung. Tuan Koo melihat
ponselnya.
“Aku akan
turunkan semua iklan baru yang ada di Star Patch.” Ucap Tuan Koo. Ryu Jin dan
Ae Jung kaget Tuan Koo akan turunkan semua
“Bagaimana?
Apa Secara ilegal?” tanya Dae Oh. Tuan Koo mengaku Nine Capital punya layanan
pelanggan berkala untuk para konsumen mereka.
“Aku akan
memakainya.” Ucap Tuan Koo. Mereka bingung apa maksudnya. Layanan pelanggan.
Tuan Koo
datang ke sebuah tempat dengan anaknya, wajahnya terlihat gagah dan juga
menakutkan. Saat masuk ruangan, seorang pria kaget melihat Tuan Koo dan anak
buahnya datang. Tuan Kim mengatakan kalau mau memberikan penghapusan bunga
untuknya.
“Kami
yakin VIP yang tak pernah menunggak pembayaran bunga.” Ucap Tuan Kim. Si pria
kaget mendengarnya.
“Apa ini
semacam promosi khusus?” tanya si Pria. Tuan Koo pikir orang itu ingin tahu dan
mengatakan kalau Ada syaratnya.
Di kantor
berita, Dua pegawai menerima telp dan Tuan Na sedang makan indomie. Dua pegawainya terus mengangkat telp, Tuan Na
bingung kenapa ada banyak telp dan berpikirada kasus baru.
“Tiba-tiba
semua yang pasang iklan mau menurunkan iklannya.” Ucap Pegawainya. Tuan Na
kaget sampai memuntahkan mienya.
“Kalau begitu,
hanya Pak Na yang rugi. Tapi tujuan kita Jennifer.” Ucap Ryu Jin
“Ya. Tapi
jika semua iklan tiba-tiba dicabut, Pak Na akan berbalik mencurigai Jennifer.”
Kata Ae Jung
“Seharusnya
Bu Song menepati janjinya sampai akhir. Mana bisa mencabut iklan?” kata Tuan Na
mencoba menelp Nyonya Song dengan penuh amrah.
“Dia akan
berpikir Jennifer lebih dahulu ingkari kesepakatan.” Kata Ae Jung
“Lalu,
hanya perlu ada pemasang iklan baru.Namun, siapa yang bisa berakting begitu?”
tanya Dae Oh. Ae Jung menjawab Ada.
“Aku
kenal orang yang cocok untuk itu.”ucap Ae Jung. Tuan Na yang ada didalam
ruangan terlihat sangat marah. Saat itu
Tuan Wang masuk dengan senyuman.
“Seorang
penipu ulung yang tak akan ketahuan.”
Tuan Wang
pun menyapa Tuan Na dengan senyuman mengaku dari Tim Pendukung Manajemen
Wangjin dengan anam WANG DAE-PAN. Tuan Na pun tahu Tuan Wang yang mau pasang
iklan di koran mereka. Tuan Wang membenarkan.
“Sudah
banyak rumor yang berkata bahwa kau dibanjiri iklan.”ucap Tuan Wang memancing.
“Aku
pikir juga akan begitu. Tapi seseorang mempermainkanku hingga iklan yang sudah
terpasangdicabut lagi semua.” Cerita Tuan Na. Tuan Wang kaget.
“Dasar
berengsek! Jika aku, aku akan habisi orang itu dan…” teriak Tuan Wang marah dan
Tuan Na kaget melihat reaksi Tuan Wang.
Diluar
restoran, Ae Jung menunggu dengan wajah gugup. Dibelakang Dae Oh menemaninya
dengan wajah khawatir lalu membahas Tuan Wang pernah mengkhianati Ae Jung dan
Bagaimana Ae Jung bisa memaafkan dia. Ae Jung mengeluh agar Dae Oh Jangan ikut
campur karena Ini urusannya.
“Menurutku,
kau terlalu lunak padanya. Jadi, aku khawatir.” Ungkap Dae Oh merasa tak yakin
dengan Tuan Wang
“Karena
aku tak bisa lupa.” Ucap Ae Jung. Dae Oh tak mengerti Lupa apa?
“Dia yang
membuatku bisa bermimpi lagi saat aku berumur 23 tahun. Aku berutang budi
padanya. Jadi, aku memberinya kesempatan sama seperti yang dahulu dia lakukan
padaku.” Ucap Ae Jung.
Tuan Wang
keluar meminta Tuan Na agar bisa menungu dengan berjalan sempoyongan, kalau akan
segera kembali. Mereka melihat Tuan Wang terlihat mabuk, tapi beberapa langkah
dari ruangan, kakinya bisa berjalan lurus. Ae Jung pun langsung menariknya.
“Kau
pandai berakting.” Puji Dae Oh. Tuan Wang pun membenarkan kalau sudah memproduksi banyak film…
“Ah.. Sudahlah.
Mana barangnya?” ucap Ae Jung tak peduli mendengar cerita Tuan Wang. Tuan Wang
memperlihatkan ponsel sebagai Kejutan!
Tuan Na masih
ada di ruangan, seseorang datang ingin menuangkan lagi. Tuan Na mengeluh Tuan
Wang yang datang lama sekali, lalu tersadar bukan Tuan Wang yang datang dan
bertanya siapa. Dae Oh menyapanya dan
mengaku biasanya orang di industri ini tahu tentang dirinya.
“Aku
penulis, Cheon Eok-man... Ah... Bukan, sekarang aku sutradara.” Ucap Dae Oh.
Tuan Na yang mabuk seperti tak mengeal Penulis Cheon? Sutradara?
“Sepertinya
pernah dengar.” Ucap Tuan Na. Dae Oh
bertanya apakah Tuan Na tak tahu Cinta Itu Tidak Ada?
“Tokoh
utamanya Ryu Jin, studio filmnya Thumb Film, lalu produsernya Noh Ae Jung. Kau menyebarkan
berita, dan membuat rekan-rekanku kelabakan.” Ucap Dae Oh marah. Tuan Na tak
mengerti.
“Jadi,
kau tak ingat. Sekarang dengarkanlah.” Ucap Dae Oh langsung memutarkan bukti
rekaman suara Tuan Na
“Bu Song dari
Ssong Entertainment bilang dia akan memberi aku iklan. Jadi, aku tuliskan
berita pedas tentang Ryu Jin. Tapi wanita itu tak menepati janjinya dan
menipuku.”
“Aku tak
tahu ada cerita di baliknya. Bagaimana bisa menulis berita tanpa tahu
kebenarannya? Seorang reporter, hanya karena uang. Bukankah ini merusak etika
penulisan berita?”ucap Dae Oh sinis. Tuan Na terdiam.
Ae Jung
masuk ruangan bertemu dengan Nyonya Song berkomentar Karena Jin meninggalkan agensi
ini, sepertinya Nyonya Song terlihat frustrasi dan melihat kalau Wajah Nyonya
Song menjadi jelek. Nyonya Song dengan
santai pun bertanya alasan Ae Jung datang.
“Kau mau
menghancurkan Ryu Jin, tapi kenapa membawaku juga? Kenapa? Kenapa harus aku?”
ucap Ae Jung marah
“Entahlah.
Kenapa itu harus kau? Karena kau adalah awal dari semua masalah ini, bukan Ryu
Jin.” Ucap Nyonya Song mendekati Ae Jung dengan sikap mengejek.
“Tapi
seharusnya kau tak membawa-bawa anakku.” Kata Ae Jung langsung memelintir tangan
Nyonya Song. Nyonya Song menjerit kesakitan, mencoba meminta pertolongan tapi
tanganya tak sampai.
“Kau
boleh menggangguku, tapi… seharusnya tak mengganggu anakku. Aku tak tahu apa
masalahmu dengan Ryu Jin. Tapi kau harus dihukum karena sudah mengganggu orang
yang tak bersalah. Coba cek berita yang terbaru.” Ucap Ae Jung dan Nyonya Song
pun kembali berdiri menahan rasa sakitnya.
[Berita eksklusif.
Pembuat berita palsu anak haram Aktor A adalah CEO mantan agensinya, Bu B. BU B
MEMBALAS DENDAM SAAT SANG AKTOR, PAK A, MENOLAK MEMBARUI KONTRAK] Ae Jung
tersenyum bahagia mendengar suara Nyonya Song yang histeris.
Akhirnya
Ryu Jin pun memberikan penyataanya pada wartawan. Di sekolah, Ha Nee akan
membuka loker beberapa anak membahas berita, kalau Ryu Jin mengubah
perkataannya. Mereka pun tak percaya mendengarnya dan merasa kalau itu bohong.
Ha Nee
akhirnya melihat ponselnya [RYU JIN AKAN MENGAMBIL JALUR HUKUM, AKTOR RYU JIN SUDAH
MEMBUAT PERNYATAAN TERKAIT RUMOR, AKU AKAN MENGAMBIL TINDAKAN HUKUM MELAWAN
RUMOR TAK BERDASAR DAN MERUGIKAN]
“Apa? Dia
sungguh bukan ayahku?” gumam Ha Nee kaget. Saat Itu Dong Yeong datang mengejek
Ha Nee kalau ayahnya bukan Ryu Jin.
“Kau
pasti sedih. Tadinya aku mau berteman denganmu karena ayahmu aktor. Tapi
katanya dia bukan ayahmu?” ucap Chan Yeong mengejek.
“Jangan
ikut campur.” Ucap Ha Nee. Dong Yeon pun ingn tahu siapa ayah asli Ha Nee.
“Apa kau
tak tahu siapa ayahmu? Apa Kau Tak pernah bertemu dari lahir? Lalu, kalau kau
tak tahu wajah ayahmu, kenapa bisa ada rumor begitu? Sepertinya ada yang
mencurigakan. Apa aktor itu dan ibumu berpacaran?” ucap Chan Yeong mengejek.
Ha Nee
tak bisa menahan amarahnya dan ingin memukulnya. Tapi saat itu seseorang
melempar Chan Yeong dengan sekotak susu. Semua kaget karena baju Chan Yeong
basah semuanya. Ha Nee kaget melihat Dong Chan yang berani membelanya. Chan
Yeon pun marah.
“Jangan
bicara aneh lagi... Aku tak akan biarkan kalian.” Ucap Dong Chan.
“Koo
Dong-chan, akan kuhabisi kau.” Ucap Chan Yeong dan akan menyerang Dong Chan. Ha
Nee tak tinggal diam menarik rambut Chan Yeong. Akhirnya perkelahian terjadi.
Ae Jung
keluar dari gedung melihata penyataan Ryu Jin di layar den membuka kacamata
hitamnya, seperti tak percaya.
“Aku akan
memberikan tanggapan resmi tentang rumor buruk yang berkaitan denganku< yang
sedang tersebar di media sosial. Isi dari berita yang ada adalah tidak benar, dan
belum dikonfirmasi olehku. Namun walaupun begitu, berita tetap disebarkan tanpa
adanya konfirmasi dari diriku.
“Aku
beserta produser terkait juga keluarganya tentu saja merasa dirugikan. Sekarang
aku tak akan diam saja. Mulai saat ini, aku akan mengambil tindakan hukum
terhadap siapa pun yang menyebarkan rumor yang udah beredar atau yang baru
tanpa terkecuali.
“Dari
hatiku yang terdalam, aku ingin minta maaf kepada semua penggemarku serta
produser terkait, juga keluarganya. Dengan permintaan maaf tulusku Aku mohon
kerja sama kalian agar di masa depan tak ada lagi korban.”
Ae Jung
langsung berjongkok karena lemas mendengar pernyataan Ryu Jin. Saat itu Dae Oh
datang menanyakan keadaan Ae Jung dan mengajaknya pergi.
Keduanya
keluar dari gedung, Dae Oh akan mengantar Ae Jung pulang. Ae Jung menolak
karena bisa naik bus dari depan sana. Dae Oh tahu kalau Ae Jung bahkan hampir
pingsan tadi jadi meminta agar Cepat naik sebelum pingsan di jalan.
“Aku tak
apa-apa. Sungguh... Semua sudah selesai.” Ucap Ae Jung. Dae Oh hanya bisa
menghela nafas dan menatap Ae Jung. Ae Jung bertanya kenapa
“Apa Pikiranmu
tak berubah?” tanya Dae Oh. Ae Jung tak menjawab karena Yeon Woo yang menelp
Di
ruangan BP, Ayah Chan Yeong marah merasa
tak akan biarkan ini untuk kedua kalinya jadi meminta agar mengdakan
rapat komite kekerasan sekolah. Ibu Chan Yeong tak percaya Ha Nee dan Dong Chan
melempar susu ke anaknya.
“Apa
Kalian sudah gila? Wajah anakku menjadi begini. Dia mimisan lagi. Ini membuatku
sedih. Ucap Ibu Chan Yeong marah. Chan Yeong pun berpura-pura merengek
kesakitan.
“Bu,
tenanglah... Kali ini memang Chan-yeong yang memulainya.” Kata Yeon Woo membela
Ha Nee dan Dong Chan.
“Apa
katamu? Pah Oh, kau tak lihat keadaan anakku? Pak Oh, bicara yang benar. Tak
mungkin Chan-yeong berbuat salah.” Ucap Guru Jang membela. Yeon Woo tak percaya
mendengarnya.
“Bisa
saja dia penasaran. Kemarin katanya dia anak Ryu Jin, hari ini bukan.” Ucap
Guru Jang
“Apa yang
baru saja kau katakan?”kata Yeon Woo marah, Saat itu pintu terbuka dan Ae Jung
masuk dengan wajah penuh amarah.
Ae Jung
menghampiri Dong Chan dan Ha Nee lebih dulu karena mereka juga terlihat lusuh
dengan rambut yang acak-acakan. Ibu Chan
Yeong langsung mengeluh kalau ini keterlaluan dan seHarusnya didik anaknya
dengan lebih baik sesudah memperingatinya.
“Tapi dia
berbuat begini lagi.” Ucap Ibu Chan Yeong marah. Ae Jun pun ingn tahu apa yang
terjadi dan meminta Ha Nee agar bisa mengatakan padanya.
“Tapi aku
bisa mengerti. Kondisinya pasti tak normal sekarang dengan semua berita di
internet.” Ucap Ayah Chan Yeong. Ae Jung terlihat marah
“Begini,
inti masalahnya adalah kau. Aku dengar dari istriku bahwa banyak rumor buruk
tentangmu.” Ucap Ayah Chan Yeong menyindir.
“Hei... Minta maaf! Kubilang, minta maaf... Minta maaf
pada ibuku…” teriak Ha Nee marah mencengkram baju ayah Chan Yeong. Ae Jung
mencoba menahanya.
“Beraninya
kau? Mana sopan santunmu?” ucap Guru Jang memegang tangan Ha Nee. Ae Jung pun marah. Saat itu Dae Oh datang
memegang tangan Guru Oh
“Lepaskan
tanganmu...Segera lepaskan tangan ini.” Kata Dae Oh marah. Ae Jun kaget melihat
Dae Oh datang. Yeon Woo pun meminta Guru Jang melepaskan tangan Ha Nee.
“Siapa
kau?” ucap Guru Jang kesal setelah melepaskan tangan Ha Nee. Dae Oh dengan mata
penuh amarah memberitahu kalau ia adalah ayahnya.
“Aku…adalah
ayahnya.” Akui Dae Oh. Ha Nee dan Ae Jung kaget mendengarnya.
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar