PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dae Oh
datang melihat Ae Jung dan langsung bertanya “Apa aku ayahnya?” Ae Jung kaget melihat Dae Oh yang datang.
Yeon Woo pun melihat suasana terlihat tegang.
Dae Oh mendekat meminta Ae Jung mengatakn saja ,apakah memang dirinya.
Ae Jung heran Dae Oh bisa berpikiran seperti itu.
“Baru saja
aku mendengar cerita aneh. Sebenarnya suamimu belum mati. Kau hanya
menganggapnya mati.” Ucap Dae Oh
“Ae
Jung.. Apa yang sedang dia bicarakan?” tanya Nyonya Choi bingung. Ae Jung
mencoba menjelaskan pada ibunya.
“Kau
bilang sendiri, bahwa kau sudah menganggapku mati. Kau menyuruhku untuk tetap
mati bagimu. Bagaimanapun memikirkannya, sepertinya aku memang ayahnya. Apa
benar?” ucap Dae Oh
“Jika
memang kau ayahnya, kau mau berbuat apa?” ucap Ae Jung. Nyonya Choi kaget dan
langsung mengambil plastik sampah dan meluapkan amarahnya.
“Apa Kau
orangnya? Kau bedebah itu? Apa Kau yang buat dia begini?” ucap Nyonya Choi
marah. Yeon Woo yang melihatnya mencoba menahan agar tak jadi kekerasan.
“Lepas...
Aku akan membunuhnya!” ucap Nyonya Choi masih terus memukul Dae Oh. Dae Oh pun
hanya diam saja.
“Hentikan
semua ini! Siapa pun ayahnya, tak akan ada yang berubah. Maka, jangan katakan
apa pun soal ini kepada Ha-nee. Dan kau! Jangan pernah datang ke sini lagi.”
Ucap Ae Jung lalu masuk ke dalam rumah.
Nyonya
Choi pun mengejar anaknya, Dae Oh akan masuk tapi Yeon Woo menahanya tak
memperbolehkan masuk dan menyuruh pulang
saja. Ryu Jin yang melihatnya pun hanya diam lalu berjalan pergi. Dae Oh
terdiam melihat keadaanya sekarang.
Nyonya
Choi mengendor pintu kamar anaknya, meminta agar memBuka pintunya! Ae Jung
hanya terdiam dikamarnya. Nyonya Choi ingin tahu Kenapa pria itu baru datang sekarang. Yeon
Woo melihat dari kejauhan tanpa bicara.
“Dia tak
ada saat kau butuh dia, tapi kenapa tiba-tiba muncul saat kalian sudah bahagia?
Dasar Wanita bodoh. Seharusnya kau bilang kepada ibu. Jika begitu, ibu bisa
memukulinya sampai mati.” Teriak Nyonya Choi
“Ibu rela
melakukan apa pun untukmu. Kenapa kau tak bicara apa pun, dahulu ataupun sekarang?
Kenapa kau selalu menyiksa dirimu sendirian?” teriak Nyonya Choi. Ae Jung hanya
bisa menangis.
Flash Back
TAHUN 2006
Ae Jung
mencari keyword dalam kamarnya [KLINIK
DENGAN LAYANAN ABORSI] Terlihat dilayar
[ADA YANG
TAHU KLINIK DENGAN LAYANAN ABORSI? APA ADA TEMPAT AKU BISA MELAKUKAN ABORSI?]
[COBA
OBGIN J I S, GINEKOLOG JUNG IN-SEOK] Ae Jung langsung mencatat dalam kertas.
Nyonya Choi masuk kamar memanggil anaknya. Ae Jung panik langsung menutup
laptop dan menyembunyikan tulisanya.
“Kenapa
kau sangat kaget? Apa Kau berbuat salah?” tanya Nyonya Choi. Ae Jung mengaku Bukan
begitu.
“Aku tak
bisa pulang untuk beberapa hari. Aku harus selesaikan proyek kelulusanku selama
empat hari.” Ucap Ae Jung sambil membereskan barang-barangnya.
“Aku
sudah menduganya. Akhir-akhir ini kau hanya di kamar dan tidak ke kampus. Tapi
sepertinya berat badanmu turun. Ada yang berubah denganmu.” Kata Nyonya Choi
menepuk badan anaknya.
“Apa
maksud Ibu? Aku sama saja.” Ucap Ae Jung mencoba agar tak ibunya tak meraba badanya.
Nyonya
Choi memberikan sup rumput laut untuk Ae Jung meminta agar bia makan dahulu
karena sudah menyiapkan. Ae Jung hanya tertunduk melihat sup buatan ibunya.
Nyonya Choi heran Ae Jung yang termenung di meja makan.
“Kenapa
Ibu siapkan sebanyak ini?” ucap Ae Jung merasa tak enak hati dengan ibunya.
“Kau pasti
tak akan tidur dan makan, dan hanya fokus membuat film nanti. Jika kau terus
begitu, kesehatanmu akan memburuk. Ibu sudah melahirkanmu dan membesarkanmu dengan baik.” Kata Nyonya
Choi
“Kenapa
kau merusak tubuhmu? Ayo Makan ini. Sup rumput laut baik untuk wanita. Habiskan
semua agar bisa bertahan beberapa hari.” Ucap Nyonya Choi. Ae Jung pun mulai
makan.
Ae Jung
duduk di terminal bus melihat catatan yang sudah dibawanya [GINEKOLOG JUNG
IN-SEOK, 245-2, SEONGHAN-RI, MIGOK-EUP, ASAN-SI] Ia ragu akhirnya menelp Dae Oh
tapi tak diangkat ponselnya.
“Apa kita
bisa bertemu sekarang?” tulis Dae Oh dan akhirnya pergi meninggalkan terminal.
Ryu Jin
berjalan sendiri sambil bergumam “Apa dia benar-benar ayah anak itu, bukan
aku?. Dae Oh memanggil Ryu Jin kalau mereka harus bicara. Ryu Jin hanya terus berjalan.
Dae Oh akhirnya menghadang Ryu Jin kalau harus Bicara dahulu dengannya. Ryu Jin
tak peduli.
“Kenapa
kau begini? Kau harus jelaskan ini semua. Kenapa kau ada di sini? Apa yang
sedang kau lakukan?” ucap Dae Oh
“Aku mau
membantu mereka.” Ucap Ryu Jin. Dae Oh kaget mendengarnya
“Aku mau
melindungi Ae Jung dan Ha-nee.” Ucap Ryu Jin. Dae Oh tak mengerti menurutnya
Ryu Ji itu sudah gila.
“Aku bisa
melakukannya. Kau bahkan hidup tanpa tahu bahwa kau punya anak selama 14
tahun.” Ucap Ryu Jin menyindir. Dae Oh marah medengarnya.
“Katakan
lagi! Coba katakan lagi!” teriak Dae Oh mencengkram baju Ryu Jin. Ryu Jin
mendorong dan melepasakanya.
“Apa
benar Ae Jung satu-satunya wanita dalam hidupmu?”sindir Ryu Jin. Dae Oh kaget
mendengarnya.
“Apa Kau
tahu seberapa tersiksanya dia dahulu? Aku mendengar semuanya dari dia, bahwa dia
melihatmu dengan wanita lain. Katanya kau berubah, dan hubungan kalian sudah
selesai.” Ucap Ryu Jin.
Dae Oh
terdiam mengingat ucapan Ae Jung “Ada seorang wanita memakai bajumu di
rumahmu.” Ia mencoba memastikan kalau dugaannya itu Tak mungkin ada dipikiran
Ae Jung.
“Kenapa
kau bisa berkata begitu kepadaku? Kenapa bisa? Kenapa kau begini kepadaku?”
ucap Dae Oh marah
“Aku tak
peduli pada perasaanmu. Namun, sejak saat itu, aku ingin melindungi Ae-Jung”
tegas Ryu Jin
“Jin, kau
sungguh sudah gila.” Keluh Dae Oh. Ryu Jin meminta agar Dae Oh Jangan merengek.
“Kau yang
melukai Ae Jung. Kau orangnya.” Kata Ryu Jin marah dan langsung beranjak pergi.
Nyonya
Song menatap foto Ryu Jin diruanganya. Ryu Jin datang bertanya Sebenarnya apa
yang iinginkan Nyonya Song. Nyonya Song pun bertanya balik apa sekarang Ryu
Jin sudah tahu kenyataannya. Ryu Jin
meliat berkas HASIL TES [ PROBABILITAS PATERNITAS = 0,0001 PERSEN]
“Bagaimana
ini, Ryu? Kau salah mengira bahwa anak itu adalah anakmu.” Ucap Nyonya Song.
“Apa Kau
tahu ini semua, dan memprovokasiku?” ucap Ryu Jin marah
“Melepaskan
mimpi Hollywood-mu, dan kehilangan aku yang sudah membesarkan namamu.
Kerugianmu terlalu banyak. Jadi Mari... Pegang tanganku dan aku akan memaafkan
semuanya. Lalu kita bisa ke Hollywood lagi, seperti dahulu…” ucap Nyonya Song
mengulurkan tanganya.
“Maaf, tapi
sekalipun semuanya hanya salah paham, aku tetap ingin melindungi wanita itu dan
putrinya.” Ucap Ryu Jin menghempaskan tangan Nyonya Song. Nyony Song tak
percaya mendengarnya.
“Jadi,
jangan provokasi aku seperti ini lagi. Sepertinya tak akan tersisa lagi rasa
pertemanan di antara kita.” Kata Ryu Jin marah lalu keluar ruangan.
Ae Jung
duduk dikamarnya, hanya terdiam membaca pesan dari Dae Oh [Ayo kita bertemu, dan bicarakan ini sekali saja. Aku akan menunggumu di
taman dekat rumahmu sampai kau datang.] Dae Oh duduk sendiri ditaman dan
akhirnya melihat Ae Jung datang.
“Jika kau
datang lagi untuk memastikan hal ini… Kau benar, dia putrimu. Apa Kau ingat
hari itu? Hari jadi terakhir kita. Kita juga bertengkar hebat pada hari itu.”
Ucap Ae Jung
Flash Back
TAHUN
2006
Ae Jung
marah melihat Dae Oh yang fokus menulis naskah tanpa memperdulikanya. Ia pun
membuang hadiah dan pergi. Ae Jung pun menangis di dalam kamar sendirian dan
esok harinya merasakan tubuhnya makin sakit dan juga lemah.
“Kita terus bertengkar sebelum
berpisah. Seperti kita memang ditakdirkan untuk itu. Aku pikir aku sakit karena
itu. Aku sakit karena terlalu lelah bertengkar denganmu. Tapi itu bukan
pegal-pegal, demam, atau PMS.”
“Tapi Bukan itu semua... Ternyata
aku hamil.” Ae Jung memeriksa
dengan tespack di kamar mandi dengan wajah menahan rasa sedihnya.
“Aku sangat
marah karena mengetahuinya pada saat seperti itu. Namun, hanya kau orang yang
bisa aku ajak bicara. Jadi, aku pergi ke rumahmu. Tapi di sana… ada wanita
lain.” Ucap Ae Jung yang masih mengingat Dae Oh berciuman dengan seorang
wanita.
“Itu…”
ucap Dae Oh ingin menjelaskan, tapi Ae Jung menyela kalau karena itu alasannya
pergi.
“Aku
sudah berjanji untuk membesarkan anakku walau tanpamu.” Ucap Ae Jung
“Seharusnya
kau dengar penjelasanku. Sekali saja... Setidaknya dengarkan sekali saja. Kenapa
kau menyembunyikannya?” ucap Dae Oh marah
“Menyembunyikannya?
Kenapa kau pikir aku begitu?” ucap Ae Jung. Dae Oh bingung.
Flash Back
Ae Jung
duduk diterminal dan siap untuk mengugurkan kandunganya lalu mengirimkan pesan
pada Dae Oh, Tapi tak ada balasan.
“Aku
berpikir bisa saja aku salah lihat. Jika itu hanya kesalahanmu, aku sudah
berniat memaafkannya. Tapi kau tak membalas pesanku sampai akhir.” Ucap Ae Jung
marah
“Pesan? Pesan apa? Aku tak pernah dapat pesan apa
pun.” Kata Dae Oh bingung.
“Hentikan!
Aku tak mau membencimu lagi. Aku juga tak berharap apa pun darimu. Lupakan
semua yang terjadi hari ini.” Ucap Ae Jung
“Apa Kau
bisa begitu? Apa Memang itu mungkin? Karena kau sekarang aku hampir gila.”ucap
Dae Oh marah
“Ini
pilihanku. Tak ada yang memaksaku untuk itu, dan aku melakukannya karena aku
mau. Jadi, jalanilah hidupmu seperti biasa. Kembali jalani hidup kita
masing-masing. “kata Ae Jung dengan nada tinggi.
“Mungkin
kita berdua bisa begitu. Tapi bagaimana Ha-nee?” ucap Dae Oh. Ae Jung kaget Dae
Oh bisa mengatakan hal itu.
“Bagaimana
Ha-nee yang tak tahu apa-apa karena pilihanmu?” ucap Dae Oh. Ae Jung meminta
maaf lebih dulu.
“Tapi aku
dan Ha-nee bisa hidup dengan baik tanpa kau. Jangan salah paham.
Ketidakberadaanmu sungguh tak berarti untuk kami.” Ucap Ae Jung lalu melangkah
pergi.
Nyonya
Kang membahas Ayah anaknyanya datang,
tapi Ae Jung tak mau bicara. Nyonya Choi pikir Tak sesederhana itu karena Ha-nee
pikir ayahnya orang lain, dan Ae Jung ng tak tahu apa-apa soal itu, Ia ingat
permintaan cucunya agar merahasiakan semua.
“Yang
lebih menyebalkan, sepertinya pria sialan itu tak tahu bahwa dia mempunyai
anak. Sebenarnya kemarin aku sangat marah hingga ingin membunuhnya. Namun, aku
juga merasa penasaran dia pria seperti apa karena dia ayah dari Ha-nee.” Ucap
Nyonya Choi terlihat sangat marah.
“Wajahnya
terlihat baik. Dia memang terlihat tak sopan, tapi sepertinya orang yang tulus.”
Komentar Nyonya Kang melihat ponselnya. Nyonya Choi bingung.
Nyonya
Choi melihat ponsel Nyonya Kang dengan profile CHEON EOK-MAN Nyonya Kang
membaca "Karya debutnya, Cinta Itu Tidak Ada, yang dipublikasikan tahun
2012 adalah autobiografi tentang cinta pertamanya."
“Cinta
Itu Tidak Ada? Tidak ada Ae Jung. Aejung berarti cinta. Apa Isinya cerita Ae Jung?”
ucap Nyonya Kang. Nyonya Choi melihat yang link [KONSER BUKU CHEON EOK-MAN]
Ae Jung
berbicara dengan mic “Tadi kau berkata bahwa wanita itu pergi, merenggut
segalanya darimu.” Nyonya Choi bingung Apa ini semua? Nyonya Kang juga tak tahu
dan kembali menonton video Ae Jung “Tapi pikiranku berbeda. Bisa saja kau yang
pergi dan merenggut segalanya darinya ”
Mereka
pun melhat komentar dibawah video [APA DIA MANTAN PACAR CHEON EOK-MAN? WANITA
ITU PASTI MASIH MENCINTAI MANTANNYA]
Nyonya Choi bingung melihat sikap anaknya saat menjawab pertanyaan.
“Tebakanku…Walaupun
14 tahun sudah berlalu, dia masih menyukainya. Selain itu, pria itu juga sama.”
Ucap Nyonya Kang yakin. Nyonya Choi kaget mendengarnya.
Dae Oh
mengemudikan mobilnya, dan terdiam memikirkan keadaanya. Ia lalu melihat
seorang ibu sedang hamil berjalan perlahan. Lampu hijau mulai menyala, mobil
dibagian belakang langsung menyalakan klakson.
Tapi Dae
Oh mencoba memberikan lampunya agar mereka tahu kalau ada sesuatu didepanya. Saat
itu Dae Oh seperti melihat Ae Jung yang berjalan dengan perut besarnya dengan
memegang pinggangnya yang kesakitan. Ia seperti merasa bersalah meninggalkan Ae
Jung sendirian.
Semua
barang dibawa keluar dari apartemen, Ryu
Jin meminta agar berhati-hati. Manager Myung datang menghampiri Ryu Jin
bertanya Harus dilakukan dengan barang-barang yang akan diberikan pada Ha Nee,
apakah tetap mau memberikannya.
Tiba-tiba
Ae Jung datang menyapa Ryu Jin dan Manager Myung.Keduanya kaget melihat Ae Jung
yang datang ke apartement.
Keduanya
akhirnya berdiri di dalam ruang tengah, Ryu Jin bertanya alasan Ae Jung datang.
Ae Jung mengaku tak tahu Ryu Jin akan pindah. Ryu Jin pikir Jika Ae Jung datang
karena hal kemarin… Ae Jung langsung menyela lebih dulu.
“Ada yang
mau aku tanya kepadamu tentang aku dan Dae Oh. Sebenarnya… aku pikir ini semua
hanya alasan. Tapi tiba-tiba aku merasa takut. Apakah keadaan kami sekarang sungguh
terjadi karena salah paham? Hanya kau satu-satunya orang yang bisa aku tanya.”
Ucap Ae Jung
“Sebelum
aku pergi, aku menghubungi Dae Oh untuk kali terakhir. Tapi dia bilang dia tak
pernah mendapat pesanku. Awalnya aku pikir dia hanya berkelit. Tapi perkataannya
kemarin seperti sungguhan.” Ucap Ae Jung
“Perkataannya
terlalu serius sehingga aku mau bertanya kepadamu alasan dia mengatakan itu.”
Kata Ae Jung penasaran.
“Aku
menghapusnya.” Akui Ryu Jin. Ae Jung kaget mendengarnya. Ryu JI mengaku Waktu itu,
menghapus semua pesan terakhir
“Bahkan
semua teleponmu untuknya sebelum kau pergi tanpa sepengetahuan Dae Oh.” akui
Ryu Jin. Dae Oh kaget merasa tak percaya.
Flash Back
Dae Oh
duduk dengan Ryu Jin seperti sangat frustasi, dan setenga mabu mengataka kalau
Ae Jung bilang tak akan meninggalkannya.
Akhirnya Ia keluar dari restoran menenangkan diri. Saat itu Ponsel dae Oh
tertinggal dan Ryu Jin melihat Ae Jung yang menelp.
Ae Jung
pun mengirimkan pesan [BISA KITA BERTEMU SEKARANG?] Ryu Jin awalnya tak peduli,
tapi akhirnya mengambil ponsel Dae Oh lalu menghapus pesan Ae Jung dan
menaruhnya kembali seolah tak terjadi apa-apa.
“Itu
karena aku menyukaimu, dan kupikir bisa mendapatkanmu jika kalian berpisah.
Maafkan aku... Maaf, tapi aku tak menyesal... Kau selalu terluka karena Dae
Oh.. Aku benci melihatmu begitu. Jadi, aku… Sekarang aku akan…” ucap Ryu Jin
“Hentikan...
Aku pergi dahulu.” Kata Ae Jung tak percaya dan akan meninggalkan rumah.
“Aku yang
lebih dulu... Aku yang lebih dulu bertemu dan menyukaimu, bahkan sebelum Dae
Oh. Aku melepaskanmu seperti orang bodoh waktu itu. Kali ini aku tak akan
begitu. Bisakah beri aku kesempatan? Aku mau melindungimu dan Ha-nee... Ae-jung.”
Kata Ryu Jin.
“Aku tak
pernah berharap akan ada orang yang melindungi aku dan Ha-nee. Dan jangan
merasa bersalah kepadaku. Selama ini aku memang frustrasi dan kecewa karena
waktu itu Dae Oh tak bisa dihubungi.” Ucap Ae Jung
“Tapi aku
yakin kami juga akan tetap berpisah walaupun kau tak menghapus semuanya.
Sepertinya kita juga tak bisa kembali seperti dahulu.” Kata Ae Jung akhirnya
melangkah pergi. Ae Oh tak bisa berkata apa-apa.
Yeon Woo membersihakn bola dilapangan lalu
terlihat kaget kearah depan sekolah. Dae Oh dengan gelisah menunggu didepan
sekolah, Yeon Woo mendekat berkomentar Dae Oh yang jauh-jauh kemari padahal
sudah bilang jangan pernah datang. Dae
Oh meminta agar Jangan ikut campur jadi menyuruh Yeon Woo pergi saja.
“Aku tak
akan berbuat apa-apa.” Ucap Dae Oh. Yeon Woo mengartikan Dae Oh datang tanpa rencana. Dae Oh mengeluh dengan
ucapan Yeon Woo.
“Kemarin
kau sudah tahu semua. Bisa saja kau menjadi penasaran dan mau melihatnya.
Namun, terlalu banyak orang yang akan terluka jika kau datang tiba-tiba begini.
Apa kau masih tak paham? Ha-nee tak pernah tahu alasan dia tidak memiliki ayah
selama 14 tahun.” Ucap Yeon Woo
“Tapi jangan
pikir kau bisa mengambil peran itu karena kau ayah kandungnya. Lebih
berhati-hatilah. Aku berkata begini sebagai wali kelas Ha-nee.” Ucap Yeon Woo
lalu berjalan pergi
“Perkataannya
memang benar.” Ucap Dae Oh setelah hanya terdiam mendengarkanya.
Dong Chan
sedang melihat foto Ae Jung seperti sangat berharap menjadi ibunya. Ha Nee
datang memberikan uang karea kembalikan
uang Dong Chan tak butuh lagi. Dong Chan bingung dan ingin tahu alasanya. Ha Nee pikir Dong Chan tak tahu alasan pindah
sekolah sepuluh kali waktu SD?
“Karena
aku membuang sepatu murid lain ke toilet.” Akui Ha Nee. Dong Chan heran Ha Nee
yang bisa melakukan itu.
“Karena
mereka mengasihaniku, atau mengabaikanku. Persis seperti kau sekarang. Kemarin
kau bilang bahwa kau mengasihaniku, dan malas berteman denganku.” Ucap Ha Nee.
Dong Chan mengaku bukan seperti itu.
“Namun…
aku tak akan membuang sepatumu karena aku sungguh menganggapmu temanku.” Ucap
Ha Nee. Dong Cha bingung dengan sikap Ha-nee.
“Aku juga
mau lebih hati-hati.” Ucap Ha Nee lalu melangkah pergi. Dong Chan pun bingung
karena dengan sikapnya membuat Ha Nee marah.
Dae Oh
akhirnya akan pergi meninggalkan sekolah, tapi saat itu melihat Ha Nee berjalan
keluar sekolah. Ia pun sengaja mengikuti Ha Nee yang pulang berjalan kaki. Ia
melihat Ha Nee yang duduk ditaman menatap sebuah kertas.
Setelah
Ha Nee pergi, Dae Oh melihat ketas yang dilihat Ha Nee dan terlihat gambar
dengan tulisan [KOO DONG-CHAN JAHAT, SANDEUL, NOH HA-NEE] Dae Oh menatap
anaknya seperti sedang sedih lalu mengikutina kembali.
Ha Nee
pergi ke supemarket, dan mencoba makanan tester. Dae Oh pun mengikutinya sampai akhirnya Ha
Nee pun masuk rumah. Dae Oh menatap denga sedih karena anaknya yang tak pernah
tahu siapa bapaknya. Saat akan kembali, Ia bertemu dengan Nyonya Choi. Keduanya
hanya terdiam sambil menatap.
***
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar