PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tuan Ko
duduk di ruangan melihat foto Ibu Dong Chan yang sebelumnya tertelungkup dan
sudah terbuka. Ia pun melihat korek api seperti sengaja dikirim ke rumahnya
sebagai ancaman, lalu bertanya pada Tuan im, barang dari mana. Tuan Kim menjawab Dari kurir tadi.
Saat itu
ponsel Tuan Koo berbunyi, Tuan Koo melihat foto Ae Jung sedang berjalan dan
pesan yang tertulis [KELEMAHANMU MASIH SAMA SEPERTI DAHULU] wajah Tuan Koo
terlihat marah da meminta agar semua staf bersiap.
Ae Jung
sedang berjalan tiba-tiba ditarik seseorang, saat akan berteriak Tuan Koo
langsung membekap mulutnya dan meminta agar diam. Ae Jung pun bisa sedikit lega
karena tenyata Tuan Koo yang menariknya. Tuan Koo lalu melihat seperti pria
dengan pakaian lusuh mematai Ae Jung.
Si pria
pun seperti kehilangan Ae jung dan kebingungan kearah maha, Tuan Koo melihatnya
dan yakin memang ada yang memata-matai Ae Jung. Akhirnya anak buah Tuan Koo
datang dan langsung menangkapnya. Si pria kebingugan dan mencoba untuk kabur.
Tuan Koo
pun mendekat ingin tahu siapa lagi yang membuntutinya. Saat mereka membuka
topi. Ae Jung kaget ternyata Pak Wang.
Tuan Wang
pun dibawa ke kantor. Hye Jin memberikan kopi dengan wajah kesal membanting
cangkirnya. Tuan Wang meminum kopi lalu berkomentar kalau terlalu kental. Ae
Jung mencoba menenangkan emosinya dan langsung bertanya Ke mana Tuan Wang
selama ini
“Bagaimana
bisa kau begini kepadaku?” ucap Ae Jung marah. Hye Jin pun juga kesal melihat
Tuan Wang.
“Nona
Noh, aku begini karena ingin berhasil. Aku ingin buat sebuah film yang hebat. Kau
juga tahu bahwa perusahaan kita sudah hampir bangkrut. Karena itu, sudah tak
ada yang percaya dengan studio film kita dan…” ucap Tuan Wang terdengar santai
“Tapi Tetap
saja! Seharusnya kau tak boleh begini kepadaku. Aku mempertaruhkan hidupku dan
keluargaku kepadamu.” Kata Ae Jung marah
“ Hentikan!
Namun berkatku, sekarang kau bisa membuat film.” Ucap Tuan Wang. Ae Jung tak
terima mendengarnya.
“Ini
semua berkat aku yang membeli hak publikasi karya Cheon Eok-man.” Ucap Tuan
Wang bangga
“Itu awal
dari semua masalahnya! Jika dari awal kau tak meneken kontrak dengannya, maka
aku tak akan bertemu dengannya, dan keadaan seperti ini tak akan terjadi.”
Teriak Ae Jung marah. Tuan Koo terdiam melihat Ae Jung yang marah.
Nyonya
Choi dan Dae Oh akhirnya bertemu di restoran. Dae Oh tertunduk langsung meminta
maaf. Nyonya Choi bertanya Kenapa Dae OH
datang ke sini. Dae Oh mengaku ma melihat Ha-nee. Nyonya Choi tahu Pasti Ae
Jung sudah memperingatkan Dae Oh kemarin.
“Aku juga
tak mau kau muncul lagi di depan Ae Jung dan Ha-nee. Jika Ae Jung tidak suka
dan tidak mau melihatmu, maka aku tidak suka dan tidak mau melihatmu. Aku hanya
mau katakan itu... Aku pergi.” ucap Nyonya Choi
“Aku… tak
bisa berhenti memikirkannya sampai aku tak bisa tidur.” Akui Dae Oh. Nyonya
Choi pun kembali duduk
“Aku mau
menemuinya, dan melakukan apa pun. Tapi jika aku terlalu ceroboh, Ae Jung dan
Ha-nee bisa terluka. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku tiba di sini tanpa
kusadari. Aku sangat menyukai Ae Jung dari dahulu.” Akui Dae Oh sambil
menangis.
“Satu-satunya
orang yang mendukung mimpiku adalah Ae Jung Karena itu aku menyukai dan
mencintainya. Karena itu juga, aku ingin melindungi mimpinya. Tapi nyatanya
sekarang, aku tak bisa melindungi mimpi Ae Jung, Ae Jung, juga Ha-nee....”
Ungkap Dae Oh masih terus menangis.
“Maafkan
aku Aku tak tahu apa-apa dan membenci Ae Jung selama ini. Aku ingin mengulang
waktu.” Kata Dae Oh. Nyonya Choi menatap Dae Oh seperti merasa kasihan.
“Apa kau
serius dengan perkataanmu? Apa Kau benar-benar menyukainya dahulu?” tanya
Nyonya Choi memastikan.
“Itu
penyesalanku. Karena ayahnya yang mati muda, apa dia hidup kekurangan cinta?”
ucap Nyonya Choi.
Nyonya
Choi pulang ke rumah melihat kenangan di album fotonya, melihat Ae Jung dari
kecil sampai dewas.
“Apa takdir
hidupnya sama denganku, jadi, hanya tahu cara mencintai, bukan dicintai? Aku
selalu tersiksa karena itu.” Ucap Nyonya Choi
“Namun…walaupun
kau bilang sangat menyukai Ae Jung, aku tetap merasa sedih. Walaupun
perkataanmu tulus, aku tetap kesal, dan kasihan kepada Ae Jung” ucap Nyonya
Choi. Dae Oh menangis meminta maaf.
“Apa Kau
membenci Ae Jung selama 14 tahun? Apa Kau membencinya selama itu hingga menulis
buku dan menjadi penulis? Kenapa kau begitu? Kenapa begitu jika kau sangat
menyukainya?” ucap Nyonya Choi
Nyonya Choi
melihat foto anaknya dengan tulisan [AE-JUNG SANGAT MANIS MEMEGANG KAMERA] Lalu
mengeluh kalau Ae Jung itu mirip dengannya dan menyukai orang yang mirip
ayahnya.
Dae Oh
dengan wajah frutasi memberikan kartunya dan memberitahu akan beli semua buku
Cheon Eok-man. Si kasir bingung, Dae Oh dengan lunglai berjalan ke rak buku
best seler dan langsung merobek halaman bukunya.
Spanduk
didekanya pun terlihat [PEMENANG PERHARGAAN KONTES SASTRA MUSIM SEMI TAHUNAN, CINTA
ITU TIDAK ADA - CHEON EOK-MAN] Dae Oh marah terus merobek-robek halaman
bukunya, sampai akhirnya pegawai datang menghentikanya.
Tapi Dae
Oh malah semakin marah membuang semua buku diatas rak sambil berteriak “Ini semua
adalah kebohongan.” Akhirnya dua pegawia pria datang menenangkanya. Dae Oh
terus meminta agar bisa melepaskanya.
“Semuanya
bohong! Tidak ada satu pun yang benar!” teriak Dae Oh marah seperti orang
kesurupan.
Ryu Jin
sibuk berlatih. A Rin melihat Ryun Jin berkomentar Jika begini, maka akan menjadi aktor laga
karena berlatih terlalu keras. Ryu Jin tak peduli meminta agar membiarkanya
sendiri.
“Jangan
luapkan kemarahanmu begini. Ayo minum miras.” Ucap A Rin yang sudah menganggap Ryu
Jin sebagai teman.
Keduanya
duduk dibangku taman, A Rin pun langsung
bertanya kenapa d dengan sikap Ryu Jin apakah Karena hubungannya tak berjalan
lancar dengan wanita itu. Ryu Jin terdiam sambil meminum birnya. A Rin meminta
Ryu Jin agar bisa memberitahukanya karena Mungkin saja bisa beri saran.
“Lebih
baik kau menyerah... Pak Cheon tak akan menyukaimu.” Ucap Ryu Jin
“Kenapa
kau seenaknya menyuruhku?” keluh A Rin. Ryu Jin menegaksan Ini semua demi A
Rin.
“Aku
hanya belum memulai. Jika sudah, hanya masalah waktu sebelum dia menyukaiku.” Ucap
A Rin yakin. Ryu Jin pun tertawa mendenagrnya. A Ri heran Ryu Jin malah
tertawa.
“Aku juga
berpikir begitu. Aku pikir jika aku mulai dengan serius, semua akan berubah. Jadi,
berhentilah sebelum menyesal sepertiku. Ada cinta yang tak mungkin berhasil.” Ucap
Ryu Jin dengan helaan nafas
“Mungkin
cintamu begitu, tapi jangan anggap cintaku juga tak akan berhasil. Aku sudah sangat lama menyukai orang itu.” Ucap
A Rin
“Kau
belum lama kenal dengannya.” Kata Ryu Jin tertawa. A Rin mengaku sudah sangat
lama Jauh sebelum aku menjadi Joo A-rin.
Flash Back
A Rin
mengendor-gedor pintu memanggil Pak Oh, Dae Oh dari dalam rumah bertanya siapa
yang datang dan kaget melihat A Rin dengan pakaian sexy setengah mabuk,
langsung menutup pintunya kembali. A Rin pun mengendor terus pintu rumah Dae
Oh.
“Ada apa
denganmu?” ucap Dae Oh melihat A Rin masuk ke dalam rumahnya.
“Pak
Oh... Aku menyukaimu... Aku tak bisa menyerah denganmu.” Ucap DA Rin. Dae Oh
tak percaya A Rin yang membuatnay gila.
“Apa yang
kau lakukan sekarang? Ada apa dengan baju dan riasanmu? Apa-apaan ini?” ucap
Dae Oh tak bisa menahan tawa melihatnya.
“Apa Kau
tertawa? Dia membuatku sakit kepala. Aku sudah bukan muridmu, jadi, jangan
ajari aku. Umurku juga sudah 20 tahun sekarang. Aku gila karenamu. Lalu, aku
harus begini agar tak ketahuan.” Ucap A Rin
“Tak
ketahuan apa?” tanya Dae Oh heran. A Rin menjawab Bahwa takut, bahwa Dae OH
akan mengetahui kelemahannya, bahwa ia merasa sedih, dan lain-lain.
“Berapa
banyak kau minum miras? Hei, pakai baju ini.” Ucap Dae Oh memberikan pakaian
untuk A Rin karena tak nyaman melihatnya.
“Sial.
Dia selalu menganggapku anak kecil. Aku harus berhias menor begini agar bisa
sembunyikan sedikitrasa sukaku kepadanya.” Ucap A Rin melihat wajahnya dicermin
setelah berganti pakaian.
“Kau dari
mana?” tanya A Rin. Dae Oh memberikan obat penawar mabuk dan menyuruh A Rin
agar meminumnya lalu pulang karena sudah larut.
“Hyo-sim,
lain kali jangan minum hingga larut malam dan pergi ke rumah pria. Mengerti?
Apa Kau paham?” ucap Dae Oh, tapi A Rin malah mendorongnya dan langsung
menciumnya sampai masuk kamar.
“Apa yang
kau lakukan? Kenapa kau begitu?” ucap Dae Oh marah dan langsung mengusap
bibirnya.
“Aku tahu
kau punya pacar. Tapi Aku tetap menyukaimu walau kau punya pacar.” Ucap A Ri.
Dae Oh tak percaya dengan sikap A Rin.
“Apa kau
tak bisa mempertimbangkan aku?” ucap A Rin. Dae Oh tak habis pikir dengan sikap
A Rin yang membuatnya gila.
“Hyo-sim...
Aku sudah bilang, aku selalu kasihan kepadamu. Kau selalu sok kuat dan berlagak
jahat
karena
takut direndahkan. Hidupmu menyedihkan. Aku tahu kau begitu karena tak
dicintai.” Ucap Dae Oh.
“Karena
itu… aku minta kau mencintaiku.” Kata A Rin santai. Dae Oh merasa A Rin pikir
perasaan semudah itu
“Jangan
pernah datang lagi jika akan terus begini. Cepat Pergi. Kubilang pergi!”teriak
Dae Oh. A Rin pun pergi dengan baju Dae Oh dan sebuah payung tergeletak
dijalan.
Ae Jung
masuk rumah melihat ke lantai atas, lalu melihat kamar ibunya terbuka. Ia
melihat ibunya tertidur setelah minum soju dan akan merapihkanya. Nyonya Choi
tahu anaknya masuk kamar dan bertanya apa baru pulang.
“Apa Ibu
minum miras yang biasanya tak pernah kau minum?”tanya Ae Jung
“Karena
ibu merasa sedih, dan bersalah kepadamu.”akui Nyonya Jung. Ae Jung bingung
ingin tahu alasan ibunya.
“Ibu membuatmu
menderita sendiri, dan selalu berusaha sendiri.Turunkan bebanmu jika tak
sanggup. Ada ibu di sampingmu. Biarkan ibu yang menanggungnya. Begitulah
seorang ibu. Kau pasti paham karena kau juga seorang ibu.” Ucap Nyonya Choi
akhirnya bangun.
Ae Jung
pun mulai menanngis. Nyonya Choi memuji anaknya yang bisa menangis dan meminta
agar Jangan ditahan. Ia meminta agar Ae Jung Menangislah di depan ibu kapan
pun. Ae Jung mengaku kalau sebenarnya sangat takut.
“Aku
takut Ha-nee tahu dan terluka. Apa lebih baik aku memberitahunya lebih dahulu?
Benar, 'kan? Namun… aku tak tahu harus mulai
bercerita dari mana. Aku sangat jahat kepadanya. Melahirkannya adalah
pilihanku, tapi hidup begini bukan pilihan Ha-nee.” Ucap Ae Jung masih terus
menangis.
“Jangan
khawatir. Kau sudah membesarkannya dengan baik, dan Ha-nee tak pernah
membencimu. Ha-nee paling tahu seberapa besar pengorbananmu untuknya. Dia akan
mengerti tentang apa pun yang kau katakan. Sama sepert, dia mengerti bahwa dia
harus hidup tanpa seorang ayah.” Ucap Nyonya Choi menenangkan anaknya.
Ae Jung
pun menangis dipangkuan ibunya, Nyonya Choi pun menepuk punggung anaknya yang
terus menangis.
Ryu Jin
terbangun dengan tanpa pakaian dan hanya mengunakan selimut, lalu mengeluh
karena kepalanya pusing. Tiba-tiba A Rin masuk mengeringkan rambutany dan
bertanya apakah Tidur nyenyak. Ryu Jin panik dan berpikir baru saja melakukan
sesuatu tadi malam.
“Apa Kau
sudah gila? Masih mabuk, ya? Tapi memang kau kemarin benar-benar seperti orang
gila. Kau minum sangat banyak dan muntah.Apa Kau tak ingat?” ucap A Rin kesal.
Ryu Jin melihat bajunya yang terkena muntah dan mencoba-coba mengingatnya.
Flash Back
A Rin
membawa masuk Ryu Jin meminta agar sadar karena tak kuat. Tapi Ryu Jin yang mabuk berbaring dilantai
merasa ada di neraka. A Rin mengeluh kelelahan tapi Ryu Jin malah merasa mengantuk
dan akan tidur dilantai. A Rin mengeluh langsung menari ke dalam kamar.
Ryu Jins
seperti tak peduli seperti keset yang ditarik dilantai. A Rin berhasil memapah
Ryu Jin masuk ke dalam kamar, tapi Ryu Jin muntah dan langsung berbaring diatas
tempat tidurny. A Rin berteriak kesal karena muntah dibajunya.
Ryu Jin
tiba-tiba terdiam mengingat tentang kenangan masa lalunya dengan Ae Jung.
Flash Back
Ae Jung
membawa Ryu Jin masuk kamarnya, setelah itu Ryu Jin membuka semua bajunya dan melihat Ae Jung yang ad didepan matanya.
Sementara Ae Jung sibuk membersihkan lanta seperti bekas muntahnya. Lalu esok
paginya Ae Jung menuliskan pesan [JIN, AKU PULANG LEBIH DAHULU, LUPAKAN
KEJADIAN SEMALAM]
Ia pun
hanya bisa melonggo karena ingataan itu bodoh yang memikirkan kalau tidur
dengan Ae Jung.
Ae Jung
akan pergi ke kantor, tiba-tiba ada yang menelpnya dan bertanya apa ini nomor
telp Ae Jung dari Thumb Film. Ae Jung membenarkan. Seorang pria mengaku dari
kepolisian. Ae Jung kaget mendenagrnya dan pergi ke kantor polisi
“Aku tak
tahu bahwa dia Pak Cheon. Ternyata nama panggung dan aslinya berbeda. Jika aku
tahu, aku pasti sudah melepasnya. Dia tak menjawab walaupun sudah aku tanya.” Ucap
Polisi. Ae Jung hanya terdiam melihat Dae Oh yang ada disel.
“Tapi aku
sempat sangat bingung. Seorang penulis terkenal seperti dia merobek buku-buku.
Itu Bukunya sendiri dan Banyak sekali yang dia robek.” Ucap polisi.
Ae Jung
akhirnya mengajak makan Dae Oh di restoran sup daging. Da Oh mengaku merobeknya
karena palsu dan Semua isinya bohong, bahkan Seperti sampah. Ia mengaku Awalnya
merasa tak adil dan tak tahu salah paham ini dimulai dari mana.
“Dan aku
juga tidak ingat sama sekali tentang pesan terakhir darimu. Apa mungkin aku
menghapusnya saat sangat mabuk? Aku sangat takut.” Ucap Dae Oh merasa bersalah.
“Tentang
itu…” ucap Ae Jung. Dae Oh kembali bicara menurutnya Namun… setelah
menggabungkan semua perkataan Ae Jung , Jin, dan semua ingatannya, menjadi
paham.
“Aku tahu
apa yang kau lihat 14 tahun lalu. Kita sangat sering bertengkar sejak aku
menjadi tutor. Jika aku tahu hal itu akan membuat kita begini, maka aku tak
akan melakukannya dari awal.” Ucap Dae Oh
“Sekarang
aku sudah tak peduli tentang hal itu.” Ucap Ae Jung. Dae Oh mengaku Waktu itu
terlalu frustrasi untuk menjalani hidup.
“Jadi,
aku tak bisa memedulikanmu. Ayahku ditipu, dan seluruh harta kami habis.
Keadaan rumahku berantakan. Ibuku sakit keras karena itu, dan aku yang harus bertanggung
jawab. Aku sendiri.” Akui Dae Oh. Ae Jung kaget mendengarnya dengan mata
berkaca-kaca
“Namun,
aku tak bisa beri tahu itu semua kepadamu.Aku takut kau meninggalkanku.” Ucap Dae
Oh
“Tetap saja…
Seharusnya kau memberitahuku. Seharusnya kau berbicara kepadaku.” kata Ae Jung
marah
“Tak apa
jika aku yang kesusahan. Aku pikir aku akan bisa bertahan sendiri. Waktu aku
mencoba bertahan sendiri, maka aku meninggalkanmu, membuatmu kesepian, dan menjauhkanmu. Aku terlambat sadar akan
itu. Maafkan aku.” Ucap Dae Oh
“Aku
sungguh minta maaf. Maaf karena membuatmu kesepian padahal aku ada di
sampingmu. Karena aku berpikir kau akan selalu ada untukku, dan karena aku tak
pernah jujur kepadamu. Waktu kau kesulitan, aku tak ada di sampingmu. Kau harus
membuat pilihan sulit sendirian.” Ucap Dae Oh sedih
“Dan… Ha
Nee...Aku tak ada di sampingmu saat kau melahirkan dia. Semuanya... Maafkan aku
atas semuanya... Sungguh maafkan aku.” Ucap Dae Oh menangis.
“Kenapa
kita menjadi begini? Kenapa kita harus berputar sangat jauh hingga sampai di
titik sekarang?”keluh Ae Jung
“Tak bisakah
kau beri aku kesempatan?” kata Dae Oh memohon. Ae Jung meminta agar
menghentikanya. Dae Oh memohon.
“Aku tak
membencimu. Semua sudah berlalu, dan tak ada yang bersalah. Namun… kita tak
punya hal lain selain ingatan buruk. Kita selalu menyesal jika bertemu. Maka
itu, aku mohon.” Ucap Ae Jung dengan wajah serius.
“Tolong
aku, Dae Oh... Dengar permintaanku. Kita tak perlu bertemu lagi demi Ha-nee. Biarkan
luka ini hanya ada pada diri kita. Sekarang duniaku adalah Ha-nee.” Ucap Ae
Jung lalu keluar dari restoran.
Ae Jung
keluar dari restoran mengusap air matanya dan langsung mengangkat telp dari
Hye-jin. Hye Jin dengan nada panik bertanya apakah Ae Jung sudah lihat yang
dikirim. Ae Jung pun buru-buru melihatnya. Sementara Ryu Jin sibuk berlatih
adegan action.
“Kau
hebat, Jin. Tapi adegan ini akan dilakukan pemeran pengganti. Kenapa kau
berlatih sekeras ini?” ucap Manager Myung bingung.
“Jika aku
tak begini, maka aku tak akan bisa melupakannya. Astaga! Sial. Aku benar-benar
ingin mati.” Keluh Ryu Jin yang kelelahan.
Sementara
Manager Myung menerima telp dari Reporter Park dan terlihat kaget.
Ae Jung
melihat berita [AKTOR TERKENAL DIDUGA MEMILIKI ANAK HARAM, AKTOR FILM TERKENAL,
PAK A, DITUDUH MEMILIKI ANAK HARAM] Ae Jung kaget dan mengingat ucapan Hye Jin .
“Karena
artikel itu, muncul banyak spekulasi aneh. Sekarang sangat banyak telepon yang
masuk ke kantor. Sangat heboh!” jerit Hye Jin panik.
Dae Oh
masih duduk di restoran lalu mendengar bunyi notifikasi. Ia pun kaget melihat
berita mencoba mengejar Ae Jung. Tapi Ae Jung sudah lebih dulu naik taksi.
Nyonya
Song yang membuat berita pun tersenyum bahagia karena bisa membuat Ryu Jin terpojok. Ryu Jin pun akhirnya melihat berita buruk
yang ditujukan padanya dan ingin segera pergi. Manager Myung meanhanya karena
ini hanya akan merugikannya.
“Lantas
aku harus apa? Ae Jung akan terluka.” Ucap Ryu Jin marah lalu keluar dari ruang
latihan. Sudah banyak wartawan yang menunggu dan menyalakan kamera. Ryu Jin shock
akhirnya Manager Myung pun menarik lagi ke dalam ruangan.
Di kelas,
beberapa anak mulai bergosip melihat berita kalau itu Ha Nee. Ha Nee
kebingungan dan akhirnya membaca berita di ponselnya [ITU PUTRI RYU JI., Apa RYU JIN SUNGGUH AYAHNYA?
KUDENGAR RYU JIN BELUM LAMA TAHU APA DIA MENGINCAR UANG RYU JIN?
“Siapa
yang memperbolehkan Noh Ha-nee bermain ponsel di kelas?” ucap guru. Ha Nee
meminta agar mengembalikan ponselnya.
“Berdiri
di belakang dengan bukumu selama sepuluh menit.” Kata Guru. Ha Nee tak peduli
meminta agar bisa mengembalikan ponselnya.
“Putri
seorang aktor memang berbeda.” Komentar temanya. Semua pun langsung berseru, Pak
guru menyuruh semua anaknya diam.
Ha Nee yang
marah langsung memasukan semua buku keldaam tasnya. Pak guru bingung mulai
mengitung berpikir Ae Jung akan kembali. Sementara Dong Chan menatap sedih Ha
Nee yang harus sendirian.
Ae Jung
sudah pergi menaiki taksi, Dae Oh pun akhirnya menghentikan taksi dan meminta
agar mengikuti taksi Ae Jung yang ada didepan. Sementara Ha Nee berjalan keluar
sekolah seperti sangat marah. Ae Jung dan Dae Oh terlihat gugup menaiki taksi.
Bersambung ke episode 12
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar