PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 13 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 11 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Tuan Ko duduk di ruangan melihat foto Ibu Dong Chan yang sebelumnya tertelungkup dan sudah terbuka. Ia pun melihat korek api seperti sengaja dikirim ke rumahnya sebagai ancaman, lalu bertanya pada Tuan im, barang dari mana.  Tuan Kim menjawab Dari kurir tadi.
Saat itu ponsel Tuan Koo berbunyi, Tuan Koo melihat foto Ae Jung sedang berjalan dan pesan yang tertulis [KELEMAHANMU MASIH SAMA SEPERTI DAHULU] wajah Tuan Koo terlihat marah da meminta agar semua staf bersiap.

Ae Jung sedang berjalan tiba-tiba ditarik seseorang, saat akan berteriak Tuan Koo langsung membekap mulutnya dan meminta agar diam. Ae Jung pun bisa sedikit lega karena tenyata Tuan Koo yang menariknya. Tuan Koo lalu melihat seperti pria dengan pakaian lusuh mematai Ae Jung.
Si pria pun seperti kehilangan Ae jung dan kebingungan kearah maha, Tuan Koo melihatnya dan yakin memang ada yang memata-matai Ae Jung. Akhirnya anak buah Tuan Koo datang dan langsung menangkapnya. Si pria kebingugan dan mencoba untuk kabur.
Tuan Koo pun mendekat ingin tahu siapa lagi yang membuntutinya. Saat mereka membuka topi. Ae Jung kaget ternyata Pak Wang. 

Tuan Wang pun dibawa ke kantor. Hye Jin memberikan kopi dengan wajah kesal membanting cangkirnya. Tuan Wang meminum kopi lalu berkomentar kalau terlalu kental. Ae Jung mencoba menenangkan emosinya dan langsung bertanya Ke mana Tuan Wang selama ini
“Bagaimana bisa kau begini kepadaku?” ucap Ae Jung marah. Hye Jin pun juga kesal melihat Tuan Wang.
“Nona Noh, aku begini karena ingin berhasil. Aku ingin buat sebuah film yang hebat. Kau juga tahu bahwa perusahaan kita sudah hampir bangkrut. Karena itu, sudah tak ada yang percaya dengan studio film kita dan…” ucap Tuan Wang terdengar santai
“Tapi Tetap saja! Seharusnya kau tak boleh begini kepadaku. Aku mempertaruhkan hidupku dan keluargaku kepadamu.” Kata Ae Jung marah
“ Hentikan! Namun berkatku, sekarang kau bisa membuat film.” Ucap Tuan Wang. Ae Jung tak terima mendengarnya.
“Ini semua berkat aku yang membeli hak publikasi karya Cheon Eok-man.” Ucap Tuan Wang bangga
“Itu awal dari semua masalahnya! Jika dari awal kau tak meneken kontrak dengannya, maka aku tak akan bertemu dengannya, dan keadaan seperti ini tak akan terjadi.” Teriak Ae Jung marah. Tuan Koo terdiam melihat Ae Jung yang marah. 


Nyonya Choi dan Dae Oh akhirnya bertemu di restoran. Dae Oh tertunduk langsung meminta maaf.  Nyonya Choi bertanya Kenapa Dae OH datang ke sini. Dae Oh mengaku ma melihat Ha-nee. Nyonya Choi tahu Pasti Ae Jung sudah memperingatkan Dae Oh kemarin.
“Aku juga tak mau kau muncul lagi di depan Ae Jung dan Ha-nee. Jika Ae Jung tidak suka dan tidak mau melihatmu, maka aku tidak suka dan tidak mau melihatmu. Aku hanya mau katakan itu... Aku pergi.” ucap Nyonya Choi
“Aku… tak bisa berhenti memikirkannya sampai aku tak bisa tidur.” Akui Dae Oh. Nyonya Choi pun kembali duduk
“Aku mau menemuinya, dan melakukan apa pun. Tapi jika aku terlalu ceroboh, Ae Jung dan Ha-nee bisa terluka. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku tiba di sini tanpa kusadari. Aku sangat menyukai Ae Jung dari dahulu.” Akui Dae Oh sambil menangis.
“Satu-satunya orang yang mendukung mimpiku adalah Ae Jung Karena itu aku menyukai dan mencintainya. Karena itu juga, aku ingin melindungi mimpinya. Tapi nyatanya sekarang, aku tak bisa melindungi mimpi Ae Jung, Ae Jung, juga Ha-nee....” Ungkap Dae Oh masih terus menangis.
“Maafkan aku Aku tak tahu apa-apa dan membenci Ae Jung selama ini. Aku ingin mengulang waktu.” Kata Dae Oh. Nyonya Choi menatap Dae Oh seperti merasa kasihan.
“Apa kau serius dengan perkataanmu? Apa Kau benar-benar menyukainya dahulu?” tanya Nyonya Choi memastikan.
“Itu penyesalanku. Karena ayahnya yang mati muda, apa dia hidup kekurangan cinta?” ucap Nyonya Choi. 
Nyonya Choi pulang ke rumah melihat kenangan di album fotonya, melihat Ae Jung dari kecil sampai dewas.
“Apa takdir hidupnya sama denganku, jadi, hanya tahu cara mencintai, bukan dicintai? Aku selalu tersiksa karena itu.” Ucap Nyonya Choi
“Namun…walaupun kau bilang sangat menyukai Ae Jung, aku tetap merasa sedih. Walaupun perkataanmu tulus, aku tetap kesal, dan kasihan kepada Ae Jung” ucap Nyonya Choi. Dae Oh menangis meminta maaf.
“Apa Kau membenci Ae Jung selama 14 tahun? Apa Kau membencinya selama itu hingga menulis buku dan menjadi penulis? Kenapa kau begitu? Kenapa begitu jika kau sangat menyukainya?” ucap Nyonya Choi  
Nyonya Choi melihat foto anaknya dengan tulisan [AE-JUNG SANGAT MANIS MEMEGANG KAMERA] Lalu mengeluh kalau Ae Jung itu mirip dengannya dan menyukai orang yang mirip ayahnya.




Dae Oh dengan wajah frutasi memberikan kartunya dan memberitahu akan beli semua buku Cheon Eok-man. Si kasir bingung, Dae Oh dengan lunglai berjalan ke rak buku best seler dan langsung merobek halaman bukunya.
Spanduk didekanya pun terlihat [PEMENANG PERHARGAAN KONTES SASTRA MUSIM SEMI TAHUNAN, CINTA ITU TIDAK ADA - CHEON EOK-MAN] Dae Oh marah terus merobek-robek halaman bukunya, sampai akhirnya pegawai datang menghentikanya.
Tapi Dae Oh malah semakin marah membuang semua buku diatas rak sambil berteriak “Ini semua adalah kebohongan.” Akhirnya dua pegawia pria datang menenangkanya. Dae Oh terus meminta agar bisa melepaskanya.
“Semuanya bohong! Tidak ada satu pun yang benar!” teriak Dae Oh marah seperti orang kesurupan. 

Ryu Jin sibuk berlatih. A Rin melihat Ryun Jin berkomentar  Jika begini, maka akan menjadi aktor laga karena berlatih terlalu keras. Ryu Jin tak peduli meminta agar membiarkanya sendiri.
“Jangan luapkan kemarahanmu begini. Ayo minum miras.” Ucap A Rin yang sudah menganggap Ryu Jin sebagai teman. 

Keduanya duduk dibangku  taman, A Rin pun langsung bertanya kenapa d dengan sikap Ryu Jin apakah Karena hubungannya tak berjalan lancar dengan wanita itu. Ryu Jin terdiam sambil meminum birnya. A Rin meminta Ryu Jin agar bisa memberitahukanya karena Mungkin saja bisa beri saran.
“Lebih baik kau menyerah... Pak Cheon tak akan menyukaimu.” Ucap Ryu Jin  
“Kenapa kau seenaknya menyuruhku?” keluh A Rin. Ryu Jin menegaksan Ini semua demi A Rin.
“Aku hanya belum memulai. Jika sudah, hanya masalah waktu sebelum dia menyukaiku.” Ucap A Rin yakin. Ryu Jin pun tertawa mendenagrnya. A Ri heran Ryu Jin malah tertawa.
“Aku juga berpikir begitu. Aku pikir jika aku mulai dengan serius, semua akan berubah. Jadi, berhentilah sebelum menyesal sepertiku. Ada cinta yang tak mungkin berhasil.” Ucap Ryu Jin dengan helaan nafas
“Mungkin cintamu begitu, tapi jangan anggap cintaku juga tak akan berhasil.  Aku sudah sangat lama menyukai orang itu.” Ucap A Rin
“Kau belum lama kenal dengannya.” Kata Ryu Jin tertawa. A Rin mengaku sudah sangat lama Jauh sebelum aku menjadi Joo A-rin.


Flash Back
A Rin mengendor-gedor pintu memanggil Pak Oh, Dae Oh dari dalam rumah bertanya siapa yang datang dan kaget melihat A Rin dengan pakaian sexy setengah mabuk, langsung menutup pintunya kembali. A Rin pun mengendor terus pintu rumah Dae Oh.
“Ada apa denganmu?” ucap Dae Oh melihat A Rin masuk ke dalam rumahnya.
“Pak Oh... Aku menyukaimu... Aku tak bisa menyerah denganmu.” Ucap DA Rin. Dae Oh tak percaya A Rin yang membuatnay gila.
“Apa yang kau lakukan sekarang? Ada apa dengan baju dan riasanmu? Apa-apaan ini?” ucap Dae Oh tak bisa menahan tawa melihatnya.
“Apa Kau tertawa? Dia membuatku sakit kepala. Aku sudah bukan muridmu, jadi, jangan ajari aku. Umurku juga sudah 20 tahun sekarang. Aku gila karenamu. Lalu, aku harus begini agar tak ketahuan.” Ucap A Rin
“Tak ketahuan apa?” tanya Dae Oh heran. A Rin menjawab Bahwa takut, bahwa Dae OH akan mengetahui kelemahannya, bahwa ia merasa sedih, dan lain-lain.
“Berapa banyak kau minum miras? Hei, pakai baju ini.” Ucap Dae Oh memberikan pakaian untuk A Rin karena tak nyaman melihatnya. 
“Sial. Dia selalu menganggapku anak kecil. Aku harus berhias menor begini agar bisa sembunyikan sedikitrasa sukaku kepadanya.” Ucap A Rin melihat wajahnya dicermin setelah berganti pakaian.

“Kau dari mana?” tanya A Rin. Dae Oh memberikan obat penawar mabuk dan menyuruh A Rin agar meminumnya lalu pulang karena sudah larut.
“Hyo-sim, lain kali jangan minum hingga larut malam dan pergi ke rumah pria. Mengerti? Apa Kau paham?” ucap Dae Oh, tapi A Rin malah mendorongnya dan langsung menciumnya sampai masuk kamar.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau begitu?” ucap Dae Oh marah dan langsung mengusap bibirnya.
“Aku tahu kau punya pacar. Tapi Aku tetap menyukaimu walau kau punya pacar.” Ucap A Ri. Dae Oh tak percaya dengan sikap A Rin.
“Apa kau tak bisa mempertimbangkan aku?” ucap A Rin. Dae Oh tak habis pikir dengan sikap A Rin yang membuatnya gila.
“Hyo-sim... Aku sudah bilang, aku selalu kasihan kepadamu. Kau selalu sok kuat dan berlagak jahat
karena takut direndahkan. Hidupmu menyedihkan. Aku tahu kau begitu karena tak dicintai.” Ucap Dae Oh.
“Karena itu… aku minta kau mencintaiku.” Kata A Rin santai. Dae Oh merasa A Rin pikir perasaan semudah itu
“Jangan pernah datang lagi jika akan terus begini. Cepat Pergi. Kubilang pergi!”teriak Dae Oh. A Rin pun pergi dengan baju Dae Oh dan sebuah payung tergeletak dijalan. 


Ae Jung masuk rumah melihat ke lantai atas, lalu melihat kamar ibunya terbuka. Ia melihat ibunya tertidur setelah minum soju dan akan merapihkanya. Nyonya Choi tahu anaknya masuk kamar dan bertanya  apa baru pulang.
“Apa Ibu minum miras yang biasanya tak pernah kau minum?”tanya Ae Jung
“Karena ibu merasa sedih, dan bersalah kepadamu.”akui Nyonya Jung. Ae Jung bingung ingin tahu alasan ibunya.
“Ibu membuatmu menderita sendiri, dan selalu berusaha sendiri.Turunkan bebanmu jika tak sanggup. Ada ibu di sampingmu. Biarkan ibu yang menanggungnya. Begitulah seorang ibu. Kau pasti paham karena kau juga seorang ibu.” Ucap Nyonya Choi akhirnya bangun.
Ae Jung pun mulai menanngis. Nyonya Choi memuji anaknya yang bisa menangis dan meminta agar Jangan ditahan. Ia meminta agar Ae Jung Menangislah di depan ibu kapan pun. Ae Jung mengaku kalau sebenarnya sangat takut.
“Aku takut Ha-nee tahu dan terluka. Apa lebih baik aku memberitahunya lebih dahulu? Benar, 'kan?  Namun… aku tak tahu harus mulai bercerita dari mana. Aku sangat jahat kepadanya. Melahirkannya adalah pilihanku, tapi hidup begini bukan pilihan Ha-nee.” Ucap Ae Jung masih terus menangis.
“Jangan khawatir. Kau sudah membesarkannya dengan baik, dan Ha-nee tak pernah membencimu. Ha-nee paling tahu seberapa besar pengorbananmu untuknya. Dia akan mengerti tentang apa pun yang kau katakan. Sama sepert, dia mengerti bahwa dia harus hidup tanpa seorang ayah.” Ucap Nyonya Choi menenangkan anaknya.
Ae Jung pun menangis dipangkuan ibunya, Nyonya Choi pun menepuk punggung anaknya yang terus menangis. 




Ryu Jin terbangun dengan tanpa pakaian dan hanya mengunakan selimut, lalu mengeluh karena kepalanya pusing. Tiba-tiba A Rin masuk mengeringkan rambutany dan bertanya apakah Tidur nyenyak. Ryu Jin panik dan berpikir baru saja melakukan sesuatu tadi malam.
“Apa Kau sudah gila? Masih mabuk, ya? Tapi memang kau kemarin benar-benar seperti orang gila. Kau minum sangat banyak dan muntah.Apa Kau tak ingat?” ucap A Rin kesal. Ryu Jin melihat bajunya yang terkena muntah dan mencoba-coba mengingatnya. 

Flash Back
A Rin membawa masuk Ryu Jin meminta agar sadar karena tak kuat.  Tapi Ryu Jin yang mabuk berbaring dilantai merasa ada di neraka. A Rin mengeluh kelelahan tapi Ryu Jin malah merasa mengantuk dan akan tidur dilantai. A Rin mengeluh langsung menari ke dalam kamar.
Ryu Jins seperti tak peduli seperti keset yang ditarik dilantai. A Rin berhasil memapah Ryu Jin masuk ke dalam kamar, tapi Ryu Jin muntah dan langsung berbaring diatas tempat tidurny. A Rin berteriak kesal karena muntah dibajunya. 

Ryu Jin tiba-tiba terdiam mengingat tentang kenangan masa lalunya dengan Ae Jung.
Flash Back
Ae Jung membawa Ryu Jin masuk kamarnya, setelah itu Ryu Jin membuka semua bajunya  dan melihat Ae Jung yang ad didepan matanya. Sementara Ae Jung sibuk membersihkan lanta seperti bekas muntahnya. Lalu esok paginya Ae Jung menuliskan pesan [JIN, AKU PULANG LEBIH DAHULU, LUPAKAN KEJADIAN SEMALAM]
Ia pun hanya bisa melonggo karena ingataan itu bodoh yang memikirkan kalau tidur dengan Ae Jung. 

Ae Jung akan pergi ke kantor, tiba-tiba ada yang menelpnya dan bertanya apa ini nomor telp Ae Jung dari Thumb Film. Ae Jung membenarkan. Seorang pria mengaku dari kepolisian. Ae Jung kaget mendenagrnya dan pergi ke kantor polisi
“Aku tak tahu bahwa dia Pak Cheon. Ternyata nama panggung dan aslinya berbeda. Jika aku tahu, aku pasti sudah melepasnya. Dia tak menjawab walaupun sudah aku tanya.” Ucap Polisi. Ae Jung hanya terdiam melihat Dae Oh yang ada disel.
“Tapi aku sempat sangat bingung. Seorang penulis terkenal seperti dia merobek buku-buku. Itu Bukunya sendiri dan Banyak sekali yang dia robek.” Ucap polisi. 

Ae Jung akhirnya mengajak makan Dae Oh di restoran sup daging. Da Oh mengaku merobeknya karena palsu dan Semua isinya bohong, bahkan Seperti sampah. Ia mengaku Awalnya merasa tak adil dan tak tahu salah paham ini dimulai dari mana.
“Dan aku juga tidak ingat sama sekali tentang pesan terakhir darimu. Apa mungkin aku menghapusnya saat sangat mabuk? Aku sangat takut.” Ucap Dae Oh merasa bersalah.
“Tentang itu…” ucap Ae Jung. Dae Oh kembali bicara menurutnya Namun… setelah menggabungkan semua perkataan Ae Jung , Jin, dan semua ingatannya, menjadi paham.
“Aku tahu apa yang kau lihat 14 tahun lalu. Kita sangat sering bertengkar sejak aku menjadi tutor. Jika aku tahu hal itu akan membuat kita begini, maka aku tak akan melakukannya dari awal.” Ucap Dae Oh
“Sekarang aku sudah tak peduli tentang hal itu.” Ucap Ae Jung. Dae Oh mengaku Waktu itu terlalu frustrasi untuk menjalani hidup.
“Jadi, aku tak bisa memedulikanmu. Ayahku ditipu, dan seluruh harta kami habis. Keadaan rumahku berantakan. Ibuku sakit keras karena itu, dan aku yang harus bertanggung jawab. Aku sendiri.” Akui Dae Oh. Ae Jung kaget mendengarnya dengan mata berkaca-kaca
“Namun, aku tak bisa beri tahu itu semua kepadamu.Aku takut kau meninggalkanku.” Ucap Dae Oh
“Tetap saja… Seharusnya kau memberitahuku. Seharusnya kau berbicara kepadaku.” kata Ae Jung marah
“Tak apa jika aku yang kesusahan. Aku pikir aku akan bisa bertahan sendiri. Waktu aku mencoba bertahan sendiri, maka aku meninggalkanmu, membuatmu kesepian,  dan menjauhkanmu. Aku terlambat sadar akan itu. Maafkan aku.” Ucap Dae Oh
“Aku sungguh minta maaf. Maaf karena membuatmu kesepian padahal aku ada di sampingmu. Karena aku berpikir kau akan selalu ada untukku, dan karena aku tak pernah jujur kepadamu. Waktu kau kesulitan, aku tak ada di sampingmu. Kau harus membuat pilihan sulit sendirian.” Ucap Dae Oh sedih 
“Dan… Ha Nee...Aku tak ada di sampingmu saat kau melahirkan dia. Semuanya... Maafkan aku atas semuanya... Sungguh maafkan aku.” Ucap Dae Oh menangis.
“Kenapa kita menjadi begini? Kenapa kita harus berputar sangat jauh hingga sampai di titik sekarang?”keluh Ae Jung
“Tak bisakah kau beri aku kesempatan?” kata Dae Oh memohon. Ae Jung meminta agar menghentikanya. Dae Oh memohon. 




“Aku tak membencimu. Semua sudah berlalu, dan tak ada yang bersalah. Namun… kita tak punya hal lain selain ingatan buruk. Kita selalu menyesal jika bertemu. Maka itu, aku mohon.” Ucap Ae Jung dengan wajah serius.
“Tolong aku, Dae Oh... Dengar permintaanku. Kita tak perlu bertemu lagi demi Ha-nee. Biarkan luka ini hanya ada pada diri kita. Sekarang duniaku adalah Ha-nee.” Ucap Ae Jung lalu keluar dari restoran. 


Ae Jung keluar dari restoran mengusap air matanya dan langsung mengangkat telp dari Hye-jin. Hye Jin dengan nada panik bertanya apakah Ae Jung sudah lihat yang dikirim. Ae Jung pun buru-buru melihatnya. Sementara Ryu Jin sibuk berlatih adegan action.
“Kau hebat, Jin. Tapi adegan ini akan dilakukan pemeran pengganti. Kenapa kau berlatih sekeras ini?” ucap Manager Myung bingung.
“Jika aku tak begini, maka aku tak akan bisa melupakannya. Astaga! Sial. Aku benar-benar ingin mati.” Keluh Ryu Jin yang kelelahan.
Sementara Manager Myung menerima telp dari Reporter Park dan terlihat kaget. 

Ae Jung melihat berita [AKTOR TERKENAL DIDUGA MEMILIKI ANAK HARAM, AKTOR FILM TERKENAL, PAK A, DITUDUH MEMILIKI ANAK HARAM] Ae Jung kaget dan mengingat ucapan Hye Jin .
“Karena artikel itu, muncul banyak spekulasi aneh. Sekarang sangat banyak telepon yang masuk ke kantor. Sangat heboh!” jerit Hye Jin panik.
Dae Oh masih duduk di restoran lalu mendengar bunyi notifikasi. Ia pun kaget melihat berita mencoba mengejar Ae Jung. Tapi Ae Jung sudah lebih dulu naik taksi. 

Nyonya Song yang membuat berita pun tersenyum bahagia karena bisa membuat Ryu Jin terpojok.  Ryu Jin pun akhirnya melihat berita buruk yang ditujukan padanya dan ingin segera pergi. Manager Myung meanhanya karena ini hanya akan merugikannya.
“Lantas aku harus apa? Ae Jung akan terluka.” Ucap Ryu Jin marah lalu keluar dari ruang latihan. Sudah banyak wartawan yang menunggu dan menyalakan kamera. Ryu Jin shock akhirnya Manager Myung pun menarik lagi ke dalam ruangan. 



Di kelas, beberapa anak mulai bergosip melihat berita kalau itu Ha Nee. Ha Nee kebingungan dan akhirnya membaca berita di ponselnya  [ITU PUTRI RYU JI., Apa RYU JIN SUNGGUH AYAHNYA? KUDENGAR RYU JIN BELUM LAMA TAHU APA DIA MENGINCAR UANG RYU JIN?
“Siapa yang memperbolehkan Noh Ha-nee bermain ponsel di kelas?” ucap guru. Ha Nee meminta agar mengembalikan ponselnya.
“Berdiri di belakang dengan bukumu selama sepuluh menit.” Kata Guru. Ha Nee tak peduli meminta agar bisa mengembalikan ponselnya.
“Putri seorang aktor memang berbeda.” Komentar temanya. Semua pun langsung berseru, Pak guru menyuruh semua anaknya diam.
Ha Nee yang marah langsung memasukan semua buku keldaam tasnya. Pak guru bingung mulai mengitung berpikir Ae Jung akan kembali. Sementara Dong Chan menatap sedih Ha Nee yang harus sendirian. 

Ae Jung sudah pergi menaiki taksi, Dae Oh pun akhirnya menghentikan taksi dan meminta agar mengikuti taksi Ae Jung yang ada didepan. Sementara Ha Nee berjalan keluar sekolah seperti sangat marah. Ae Jung dan Dae Oh terlihat gugup menaiki taksi.
Bersambung ke episode 12

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar