PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tuan Koo
berlari sekuat tenaga mengejar mobil yang menbawa Dong Chan.
Flash Back
Di rumah
duka, pelayan datan memberikan sebanyak tiga kali dan yang terakhir Beri salam
kepada keluarga. Tuan Koo berdiri dibagian orang yang berdua, Nyonya Tan
sebagai istri berdiri dipaling depan. Seorang pria yang ada didepanya menatap
dengan pandangan licik.
Nyonya
Tan langsung menyembunyikan anaknya, Dong Chan yang masih kecil seperti
ketakutan dengan tatapan si pria licik. Tuan Koo pun tahu kalau pria licik itu
akan mengejar Nyonya Tan.
Nyonya
Tan sedang membereskan semua barang didalam tas dan Dong Chan disampinnya.
Terdengar suara teriakan dari depan pintu “ Tan Zi Yi, kau ada di dalam?”
Nyonya Tan bisa tahu kalau pria licik yang datang, lalu menyembunyikan Dong
Chan didalam lemari lebih dulu.
Akhirnya
Nyonya Tan pun duduk sambil minum teh berusaha agar bisa tenang. Si pria masuk
berkomentar kalau Nyonya Tan pasti kaget
karena kematian suaminya yang tiba-tiba. Nyonya Tan pikir kalau pria itu juga
pasti begitu.
“Kau
menyiapkan tasmu seakan-akan bersiap untuk pergi. Itu yang membuatku bingung.
Apa Kau mau menemui polisi?” kata si pria. Nyonya Tan dan Si pria berdiri dan
langsung mengeluarkan pistolnya.
Terdengar
suara dari dalam lemari, Si pria panik langsung melepaskan pelurunya. Nyonya Tan pun akhirnya langsung jatuh tak
berdaya terkena peluru.
“Itu
janji terakhirku kepadanya.” Gumam Tuan Koo yang masih terus berlari.
Tuan Koo
yang masih tinggal di Hongkong bertemu dengan bosnya, kalau bosnya itu sangat
mengandalkannya. Nyonya Tan mengendong Dong Chan yang masih bayi melirik pada
Tuan Koo.
“Aku
gelandangan yatim piatu.Tak punya tempat untuk pergi ataupun kembali.”
Tuan Koo
menemani Suaminya dan Nyonya Tan yang bermain judi. Nyonya Tan yang kesepian
pun meminta Tuan Koo agar bisa menjadi temannya. Tuan Koo yang terluka dibantu
Nyonya Tan memasang perban, wajah Tuan Koo terlihat tegang.
“Orang
asing yang tak punya tempat bernaung. Hanya aku temannya. Itu adalah wasiat
pertama dan terakhir. Keinginan terakhirnya.”
Nyonya
Tan yang tergeletak di lantai, dengan setengah sadar berbisik pada Tuan Koo
agar meminta tolong supaya jaga putranya.
Ae Jung
mengendor-gedor pintu berteriak meminta tolong. Ha Nee dan Dong Chan terlihat
kekuatan lalu memanggil Ae Jung bertanya Bagaimana ini. Ae Jung menghampiri dan
memeluk keduanya menenangkan kalau akan baik-baik saja.
“Ibu di
sini bersama kalian.” Ucap Ae Jung dan tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar. Si
pria licik pun masuk ke ruangan dapur.
“Kenapa
kalian begini? Lepaskan kami.” Ucap Ae Jung berdiri melindungi keduanya.
“Keponakanku
pasti senang karena ibunya seperti hidup kembali.” ucap Si pria menatap Dong
Chan. Dong Chan langsung ketakutan mengingat wajah si pria yang menembak
ibunya.
“Dong-chan,
kau baik-baik saja? Ibu, Dong-chan!” teriak Ha Nee panik. Ae Jung melihat Dong
Chan terlihat mengalami gejala panik.
“Kami tak
bersalah sama sekali. Lepaskanlah kami. Ya?” ucap Ae Jung marah
“Kau benar-benar
mirip Tan Zi Yi. Pantas saja hati Koo Pa-do tergoyah.” Kata si pria yang terus
berbicara dengan bahasa mandarin.
“Dia
bicara apa sebenarnya? Kalian membuatku gila. Tolong lepaskan kami. Aku mohon.”
Teriak Ae Jung
“Berdoalah
agar Koo Pa-do datang membawa barang itu.” Ucap si pria. Ae Jung mencoba
mengejarnya tapi pintu sudah lebih dulu ditutup.
Dae Oh
mengejar Tuan Koo ingin tahu apa yang terjadi. Tuan Koo memberitahu kalau Nona
Noh, Ha-nee, dan Dong-chan dalam masalah. Dae Oh kaget medengarnya. Yeon Woo
pun ingin tahu Masalah apa. Tuan Koo meminta agar Jangan khawatir.
“Aku akan
selesaikan semua ini dan selamatkan mereka.” Ucap Tuan Koo akan masuk mobil
“Bagaimana?
Bagaimana kau bisa selesaikan ini? Aku bertanggung jawab jika Ae-Jng dan Ha-nee
celaka. Bagaimana kau akan selesaikan ini?” tanya Dae Oh menahan Tuan Koo masuk
mobil
“Jika aku
tak kabari kalian setelah satu jam, tolong laporkan ke polisi. Aku akan beri
tahu alamatnya.” Ucap Tuan Koo
“Pak Koo,
lebih baik lapor polisi dahulu.” Kata Yeon Woo. Tuan Koo menegaskan Semua akan
dalam bahaya jika mereka ceroboh.
“Percayakan
satu jam kepadaku. Hanya satu jam.” Kata Tuan Koo lalu pergi dengan mobilnya.
Dae Oh
bergegas masuk ke dalam mobil, Yeon Woo menahan Dae Oh karena tak boleh
mengejarnya karena Kata Tuan Koo berbahaya. Dae Oh dengan kesal kalau diminta hanya harus menunggu.
“Bagaimana
jika dalam satu jam terjadi hal buruk dengan mereka? Aku butuh 14 tahun untuk
bisa bertemu mereka. Aku akan ikuti dia. Kau saja yang lapor polisi.” Ucap Dae
Oh lalu masuk mobil. Yeon Woo pun tak bisa menahanya.
A Rin
menelp Nyonya Joo bertanya apakah boleh mengacau. Nyonya Jo bingung Ae Rin
memberitahu kalau semuanya berantakan karena wanita itu.
“Apa aku
boleh menghancurkan hidupnya.” Kata A Rin. Nyonya Kim tahu Sepertinya A Rin sangat
marah.
“Lakukan sesukamu jika ingin memberinya
pelajaran. Namun, kau harus melakukannya dengan baik. Aku akan urus sisanya.”
Ucap Nyonya Joo. A Rin pun mengerti.
“A-rin!
Ini pertanyaan wawancara. Kau akan wawancara dan promosi film dengan Ryu Jin.”
Ucap Kwang Soo masuk ke ruang tunggu.
A Rin
mengambil mobil sambil membawa lembaran kertas berisi PERTANYAAN WAWANCARA JOO
A-RIN. Ia melirik mengeluh Kenapa beri pertanyaan begini?
[BAGAIMANA
PERTEMUAN PERTAMAMU DENGAN PAK CHEON? KENAPA MEMILIH CINTA ITU TIDAK ADA SEBAGAI
FILM SELANJUTNYA?]
**
Flash Back
TAHUN 2006
A Rin
tertidur didalam bus, ditanganya memegang ponsel [PENERIMA: PAK OH - BRENGSEK!]
Sopir menghentikan bus dan melihat A Rin masih tertidur lalu mebangunkan karena
pemberhentian terakhir. A Rin membuka mata tapi kembali tidur.
A Rin
akhirnya duduk dengan tanpa alas kaki, sebuah taksi datang Dae Oh turun dari
taksi. A Rin tersenyum melihat Dae Oh yang datang menjemputnya. Dae Oh mengeluh kalau A Rin itu Keterlaluan.
***
A Rin
duduk didepan minimarket melihat Dae Oh membeli sesuatu lalu kelua dari
minimarket. Dae Oh mengeluh A Rin benar-benar menyusahkan dan menyuruh agar
meminum obat pegar agar bisa sadar
setelah itu pulang sendiri ke rumah.
“Aku tak
bisa pulang sendiri” rengek A Rin. Dae Oh memberikan sebuah buku untuk A Rin.
“Katamu
perlu untuk kelas pilihan.” Ucap Dae Oh. A Rin menatap buku Dae Oh dan mengeluh
dengan sikap Dae Oh.
“Kau bilang
aku tak boleh menyukaimu, tapi kenapa kau baik kepadaku?” ucap A Rin.
“Hei. Kau
bahkan tak suka film. Kenapa ambil kelas film? Jangan terlalu banyak bermain,
dan belajarlah. Sekarang aku bukan gurumu lagi. Aku akan pergi sementara.
Jangan hubungi aku.” Ucap Dae Oh
“Kau mau
ke mana?” tanya A Rin panik. Dae Oh menjawab kalau A Rin tak perlu tahu.
“Apa
maksudmu? Kau mau ke mana? Apa semua karena aku? Apa Karena aku mengikutimu?”
ucap A Rin yang tak mau berpisah dengan Dae Oh.
“Bukan
seperti itu.” Kata Dae Oh. A Rin akhirnya berjanji tak akan mengikuti Dae Oh
lagi.
“Jadi,
jangan pergi. Aku tak akan hidup begini lagi. Ya?” kata A Rin memohon agar Dae
Oh tak pergi.
“Hyo-sim.
Ini bukan karenamu. Ini karena orang lain. Jadi, jangan khawatir.” Ucap Dae Oh
“Ternyata
karena wanita itu. Kenapa dia bisa mengambil hatimu dan melukaimu? Hebat sekali
wanita itu. Dasar Menyebalkan. Aku tak akan menyapamu saat kita bertemu lagi. Aku
akan berubah menjadi wanita hebat dan muncul kembali di depanmu.” Ucap A Rin
marah
“Baiklah.
Cobalah menjadi begitu.” Ucap Dae Oh. A Rin memperingatkan Jangan sampai Dae Oh
menyukainya nanti. Dae Oh menganguk setuju.
“Hei. Di
mana sepatumu? Kau Pakailah ini.” Kata Dae Oh menghentikan taksi dan pergi.
“Tapi
jika nanti kau masih tak suka, aku akan menghancurkanmu. Lihat saja!” teriak A
Rin lalu melihat sepatu yang ditinggalkan Dae Oh setelah naik taksi.
Di
ruangan, Ryu Jin sedang dimake up. Kwang Soo berbicara dengan MC yang akan
mewawancarai A Rin. A Rin akhirnya datang, Kwang Soo pun meminta agar memberi
salam kepada MC. A Rin mengatakan tak mau wawancara hari ini.
“A-rin,
ini wawancara promosi Cinta Itu Tidak Ada.
Kenapa kau bercanda begitu?” bisik Kwang Soo panik. Ryu Jin dari
kejauhan pun kaget mendengarnya.
“Halo,
Pak... Maafkan aku. Sayangnya, aku harus mundur dari film ini.” Ucap A Rin
dengan nada sinis marah. Kwang Soo panik mendengar ucapan A Rin
“Pak,
sepertinya ada salah paham. Maksudku… Astaga.”kata Kwang Soo bingung. Ryu Jin
akhirnya mengejar A Rin keluar dari ruangan
Ryu Jin
tahu kalau A Rin bersikap seperti itu karena
Pak Cheon dan bertanya Apa tujuan A Rin
menghancurkannya. Aa Rin pikir sudah bilang kalau kesal karena rumor
aneh Ryu Jin dan merasa akan terkena imbasnya. Ryu Jin pun heran kenapa
sekarang A Rin yang mau menghancurkan film ini.
“Kenapa?
Tak boleh? Aku tak suka film ini sejak awal. Aku tak suka lawan mainku, Nona
Noh dan Pak Cheon.” Ucap A Rin tak peduli
“Film
ini… adalah mimpi seseorang selama 14 tahun. Menghancurkan ini karena alasan
remeh dan egois akan melukai orang itu.” Kata Ryu Jin
“Sebenarnya
mimpi siapa? Nona Noh? Pak Cheon? Maka, aku harus menghancurkannya. Kenapa aku
harus melindungi mimpi mereka? Aku tak mau.” Ucap A Rin marah dan langsung
pergi. Kwang Soo dari belakang mengejarnya.
Manager
Myung menemui Ryu Jin bertanya Ada apa
dengannya, apakah A Rin benar pergi, Bagaimana filmnya. Ryu Jin pun kebingunga
meminta Manager Myung agar Jangan sampai reporter itu menulis berita, dan tutup
mulut para staf.
“Aku akan
coba selesaikan ini.” Ucap Ryu Jin. Manager Myung menganguk mengerti dan kesal
melihat sikap A Rin.
Ae Jung
mencoba mencari cara untuk keluar dari dapur, Ha Nee melihat Dong Chan hanya
menutup mata dan tubuhnya bergetar, memintaa gar segera bangun. Tapi Dong-chan
seperti mengalami gejala panik masih terdiam.
Ha Nee memeriksa dahi Dong Chan Badannya sangat panas.
“Ibu, ada
yang aneh dengan Dong-chan.” Ucap Ha Nee panik memanggil ibunya kalau Dong Chan
demam karena Badannya sangat panas.
“Dong-chan...
Ada apa dengannya? Bangunlah... Dong-chan, sadarlah.” Ucap Ae Jung.
Dong Chan
mengingat saat ibunya meninggal dengan suara tembakan dan saat Si pria hanya
melihat Nyonya Tan yang tergelatak di lantai. Ia pun langsung membuka
matanya.
“Dong-chan!
Apa Kau sudah sadar? Kau baik-baik saja? Kau membuatku takut. Apa kau sakit?
Kenapa kau sangat berkeringat?” ucap Ha Nee panik
“Tadi…
Orang tadi… Sepertinya aku mengenalnya.” Ucap Dong Chan. Ae Jung binggung apa maksudnya ucapan Dong Chan.
“Dia…
Dia… Aku tak tahu...Namun… wajahnya sangat familiar. Benar, wajah itu. Aku
sangat takut. Ini semua karena aku.. Kau dan Ha-nee begini karena aku.”ucap
Dong Chan menangis
“Dong-chan,
jangan berpikir begitu.” Kata Ha Nee menenangkanny. Ae Jung membenakran ucapan
Ha Nee.
“Kita
pasti bisa keluar dengan selamat. Karena itulah, jangan khawatir. Percayalah
kepadaku. Kau juga punya ibu, Ha-nee. Percaya kepada ibu.” Ucap Ae Jung. Ha Nee
menganguk setuju. Ae Jung meminta agar Jangan khawatir.
Tuan Koo
mengemudikan mobilnya dan mengingat si pria yang akan beri waktu satu jam. Lalu
Datanglah membawa barang peninggalan Tan Zi Yi. Ia mengingat-ingat apa Barang
yang ditinggalkan Tan Zi Yi saat sebelum Nyonya Tan meninggal memberikan
sesuatu ditanganya.
“Tolong
jaga anakku.” Ucap Nyonya Tan memberikan Usb ditangan Tuan Koo.
Tuan Koo
memegang sebuah USB dan mengeluarkan SD card yang disimpanya. ‘
Sementara
di sekolah, Yeon Woo gelisah mengingat ucapan Tuan Koo “Semua akan dalam bahaya
jika kita ceroboh.” Lalu ucapan Dae Oh “Bagaimana jika dalam satu jam terjadi
hal buruk dengan mereka?” Guru Jang masuk ruangan.
“Pak Oh,
aku melupakan sesuatu. Ada daftar peserta estafet, 'kan?” kata Guru Jang
“Pak
Jang, Urus kompetisi hari ini.” Ucap Yeon Woo berjalan pergi. Guru Jang bingung
karena sebentar lagi mulai. Yeon Woo meminta maaf dan langsung pamit pergi.
Tuan Koo
akhirnya sampai ke restoran tiongkok lalu masuk memanggil seseorang kalau sudah
datang. Tapi tak ada sahutan, akhirnya Tuan Koo menaik ke lantai atas dan
mendobrak pintu. Si pria licik sedang makan menyapa Tuan Koo sebagai saudara
yang sudah datang.
“Ini yang
kau mau.” Ucap Tuan Koo sinis memperlihatkan SD card. Anak buah si pria ingin
memberikan pukulan. Tapi Paman Dong Chan
menahanya dan menyuruh Tuan Koo agar ikut denganya.
Tuan Koo
akhirnya dibawa ke bagian dapur dan langsung menghampir ketiganya memastikan
kalau baik-baik saja. Ia pun meminta agar melepaskan mereka karena sudah dapat
yang diinginkanya setelah memberikan SD Cardnya. Anak buahnya memastikan filenya.
“Tapi
bukan hanya ini yang aku mau. Jika mau membuatmu menjadi pembunuh Tan Zi Yi dan
kakakku,maka aku membutuhkan Dong-chan. Apa Kau tak ingat? Semua menganggap kau
yang membunuh Tan Zi Yi.” Ucap Si pria licik.
Flash Back
Tuan Koo
berlari mencoba menyelamatkan Nyonya Tan, tapi saat masuk Nyonya Tan sudah
tergeletak dilantai bersimba darah dan si pria sudah ada didekatnya. Tapi si pria licik langsung keluar kamar
berteriak Tan Zi Yi mati dan pembunuhnya ada di kamar. Tuan Koo pun berusaha
menyadarkan Tan Zi Yi!
“Apa Mau
tahu satu rahasia lagi? Sebenarnya aku juga yang membunuh Bos.” Bisik si pria.
Tuan Koo
akhirnya tak bisa menahan amarhnya langsung mencoba melwan semua anak buah
Paman Dong Chan. Ae Jung tak bisa tinggal diam dan mencoba untuk melawan tapi
tubuhnya tak bisa melawan dan membuatnya terlempar lalu membentur oven. Ae Jung
pun tak sadarkan diri.
“Ibu
baik-baik saja? Bangunlah.” Teriak Ha Nee panik. Tuan Koo pun melihat keadaan
Ae Jung yang tak sadar diri.
Akhirnya
Tuan Koo pun makin marah mencoba untuk melawan semua anak buah. Ia mengingat
saat tak bisa melindungi Tan Zi Yi. Ha Nee meminta agar ibunya membuka matanya.
Tapi saat itu Dong Chan disandera oleh si pria licik.
“Koo
Pa-do... Kau mempertaruhkan nyawa padahal dia bukan darah dagingmu. Sama
seperti dahulu.” Ucap Si pria mencekik leher Dong Chan.
“Jadi…dia
bukan ayahku.” Gumam Dong Chan melihat Tuan Koo dan mengingat kalau pria itu
sebelumnya yang menembak ibunya bukuan Tuan Koo, si pria pun berteriak kalau
Pembunuhnya di kamar itu.
Setelah
itu Tuan Koo langsung membawa lari Dong Chan keluar dari hotel. Anak buah paman
Dong Chan berteriak agar menangkap Tuan Koo. Tuan Koo mengendong Dong Chan
terkena tembakan, Dong Chan mengingat kalau Tuan Koo yang menyelematkanya.
Dong Chan
akhirnya melihat Tuan Koo yang terkena pukulan dan berdarah dibagian kepalanya.
Tuan Koo pun memeluk Dong Chan sebelum pergi, Dong Chan menangis melihat Tuan
Koo. Tuan Koo memberikan ponselnya dan menyakikan kalau semua akan baik-baik
saja.
“Ayah
akan datang untukmu.” Ucap Tuan Koo menyakinkan. Dong Chan akhirnya ditarik
untuk dibawa pergi. Tuan Koo pun kembali terkena pukulan.
“Jangan
khawatir. Aku akan merawat anak ini dengan baik.” Ucap Si pria. Tuan Koo
berteriak agar Tutup mulutmu!
Dong Chan
berteriak memanggil ayahnya, tapi Tuan Koo sudah tak berdaya tergelatak di
lantai. Pintu pun kembali dikunci. Ha Nee dalam ruangan bingung karena ibu dan
Tuan Koo sudah tak sadarkan diri. Pria yang ada diluar sengaja memutuskan
selang gas lalu menyalakan korek dalam microwave.
Tuan Koo
akhirnya sadar setelah mencium bau gas,
Ha Nee menghampiri Tuan Koo memastikan keadaanya. Tuan Koo menganguk
mengatakan baik-baik saja. Ha Nee memanggil ibunya memberitahu kalau Pak Koo
sudah bangun.
Dae Oh
akhirnya datang ke RESTORAN TIONGKOK SSANGYONG, memberanikan diri masuk ke
dalam restoran dan memanggil Ae Jung. Tapi tak ada suara. Di dapur, Ae Jung
akhirnya sadar dan langsung memeluk Ha Nee.
Dae Oh
memanggil Ae Jung dan Tuan Koo berusaha membuka pintu tapi terkunci dari
luar. Dae Oh berteriak memanggil Ae Jung
dan mendengar suara dari bawah lalu mengedor pintu. Ae Jung pun bisa tahu suara
Dae Oh.
Tuan Koo pun memanggil Dae
Oh. Dae Oh pun tahu kalau keduanya da
didalam ruangan dan meminta menunggu agar bisa membuka pintu. Ae Jung terus
memanggil Dae Oh sambil menangis. Dae Oh pun mengambil alat pemadam membuka
pintu dan meminta Ae Jung agar bertahan
Pintu
akhirnya terbuka, Dae Oh langsung menghampiri Ha Nee dan Ae Jung. Ae Jung menyuruh
Dae Oh agar bisa membawa Ha Nee. Tuan Koo pun membantu Ae Jung keluar dari
ruangan yang sudah penuh dengan bau gas.
“Ae Jung.
Kau tak apa-apa?” ucap Dae Oh memastikan, Ae Jung memeluk anaknya yang akhirnya
selamat.
“Pak
Cheon. Aku akan berterima kasih nanti.” kata Tuan Koo lalu berjalan pergi. Dae
Oh bingung melihat yang pergi dengan darah yang mengalir.
“Ada apa
sebenarnya?” tanya Dae Oh. Ae Jung bertanya Bagaimana kau bisa ke sini?
“Itu tak
penting. Kau tak apa-apa? Apa Kau baik-baik saja?” tanya Dae Oh. Ae Jung
mengucapkan Terima kasih.
“Ibu,
sebentar. Ada yang ketinggalan.” Kata Ha Nee dan bergegas pergi masuk kedalam
restoran.
Ae Jung
berteriak histeris memanggil Ha-nee. Dae Oh menahan Ae Junga agar tak masuk dan
ia yang akan masuk. Ae Jung meminta Dae
Oh agar Jangan biarkan Ha Nee sendiri. Dae Oh berjanji akan kembali dan
mengejar Ha Nee.
Tuan Koo
mengambil ponsel lainya menelp Tuan Kim kalau akan menjelaskan sambil jalan
tapi meminta agar bisa meLacak dahulu posisi ponselnya. Saat itu polisi datang
dan Yeon Woo turun dari mobil melihat Ae Jung ada diluar.
Dae Oh
pun mengejar Ha Nee yang masuk ke dalam ruangan dapur. Ha Nee mengambil tas
yang mengunakan gantungan kunci. Dae Oh mengeluh kalau Ini tak penting. Ha Nee
memberitahu kalau Ibunya yang membelikannya. Dae Oh pun membantu Ha Nee untuk
keluar.
Saat itu
korek dalam microwave meledak, Dae Oh
memeluk Ha Nee untuk menyelamatkanya. Ae Jung melihat ledakan langsung
berteriak histeris memanggil Ha Nee. Yeon Woo pun menahan Ae Jung agar tak
mendekat.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar