PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ji Woo
mengajak Hyun Joo ke ruangan penyimpanan dirumahnya, mengaku kalau berpikir untuk menyingkirkan semuanya, tapi berpikir
harus menunjukkannya kepada Hyun Joo
lebih dulu. Hyun Joo bingung Bagaimana
Ji Woo menemukan semua ini.
“Aku sudah
lama mencarinya, perlahan. Aku ingin membuktikan bahwa aku ada selama tiga
kehidupan, dan kupikir aku harus mencari jejak ini untuk menemukanmu. Aku juga ingin penjelasan
kenapa kita harus putus.” Ucap Ji Woo
“Penjelasan?”kata
Hyun Joo bingung. Ji Woo tahu mereka
bertemu sebagai suami istri tiga
kali seumur hidup,
“Tapi
kita tidak pernah sempat melihat usia
satu sama lain.” Ucap Ji Woo mengingat masa lalunya.
Flash Back
Di masa
jaman joseon, Ji Woo dan Hyun Joo harus berpisah karena Ji Woo harus pegi dan
meminta Hyun Joo sebentar lagi. Ia yakin akan lulus ujian dan kembali. Hyun Joo
pun melepaskan suaminya dengan mata berkaca-kaca
“Di
kehidupan pertama kita, aku ingin kembali kepadamu, tapi aku tidak bisa. Sebelum
aku menjalani ujian, aku sakit dan tidak bisa bangun. Kuharap aku tidak pernah
menyuruhmu menunggu. Aku menyesalinya berulang kali.” Ucap Ji Woo
“Di
kehidupan kedua kita, ada banyak kebenaran yang tidak bisa kukatakan kepadamu.”
Kata Ji Woo
Flash Back
Ji Woo
berjalan dengan dua orang wanita turun dari trem. Teman Hyun Joo melihat Ji Woo dan yakin kalau
itu adalah suami Hyun Joo. Hyun Joo akhirnya memanggil suaminya seperti tak
percaya kalau berjalan dengan dua orang wanita. Ji Woo seperti tak peduli dan
akhirnya pergi ke sebuah tempat dengan tertulis "Kemerdekaan Korea"
“Kamerad
Hong.. Sudah lama kita tidak bertemu.”ucap seorang pria melihat Ji Woo masuk
“Kudengar
keadaan tidak baik di Manchuria, jadi, syukurlah kita bisa bertemu lagi.” Kata
Ji Woo
“Semua
ini karena kau bisa memberi kami dana.” Ucap si wanita seperti sengaja menyamar
“Kudengar
kau membangun pusat pelatihan untuk Pasukan Kemerdekaan di Gando Utara. Ini
tidak banyak, tapi aku ingin mendukungnya.” Kata Ji Woo memberikan amplop.
Ji Woo
keluar dari rumah, Hyun Joo mengejarnya meminta suaminya agar sadar dan
bertanya Sampai kapan akan hidup seperti ini. Ji Woo mendorong Hyun Joo sampai
terjatuh meminta agar jangan menunggunya. Hyun Joo pun menatap Ji Woo yang
pergi meninggalkanya.
“Aku berencana
memberitahumu semuanya setelah bangsa kita kembali, tapi setahun kemudian, saat
aku kembali dari Shanghai, kau sudah meninggal.” Ucap Ji Woo
“Apa Kau
ingat saat kubilang aku tidak ingin membuat kesalahan yang sama dua kali? Aku
hampir melepaskan tanganmu lagi kali ini, seperti orang bodoh.” Akui Ji Woo
Hyun Joo
mengingat saat Ji Woo akan pergi tapi akhirnya kembali dan memberikan kotak
musik baru dengan tulisan "Kepada Min Ju, yang kucintai, dan Hyeon Ju,
yang masih kucintai"
“Tapi kau
kembali seperti ini. Sampai sekarang, kau menghabiskan sebagian besar hidupmu
mencariku, jadi, sekarang giliranku. Mulai sekarang, aku akan menghabiskan
sebagian besar hidupku mencintaimu.” Ucap Hyun Joo menyakinkan.
Ia pun
memberikan tanganya, Ji Woo pun mengenggam tangan Hyun Joo. Keduanya saling
bergenganggam tangan tak ingin terpisah.
Ji Woo
menungu didepan mobil, Hyun Joo berlari tak enak hati karena Ji Woo pasti sudah
lama menunggu dan Seharusnya menelepon lebih dulu. Ji Woo mengaku tidak tapi
baru sampai dan tahu kalau Hyun Joo pasti tidak sarapan karena ketiduran.
“Tidak,
aku punya banyak waktu, tapi aku sengaja tidak makan. Terima kasih.” Kata Hyun
Joo mengambil kopi dan sandwich dari tangan Ji Woo
“Bukankah
ada sesuatu yang ingin kau berikan kepadaku?” kata Hyun Joo mendekatkan
pipinya.
Hyun Joo
merasa tak hati melihat kesekeliling, memastikan tak ada orang. Akhirnya Hyun
Joo pun memberikan ciuman dipipi Ji Woo. Ji Woo tersenyum bahagia.
Hyun Joo
meminum kopi dan melihat grafik dalam tabnya lalu memberitahu kalau Respons
platform webtun melampaui harapan mereka. Ia pun melihat Tingkatan yang tersisadan
jumlah subskripsi yang dibayar juga meningkat. Ia yakin Jika begini, kbisa
menghasilkan keuntungan dalam setahun.
“Memang
tepat kami berinvestasi kepadamu. Terima kasih atas kerja kerasmu.” Ucap Ji Woo
“Tim itu
bekerja lebih keras daripada aku. Mereka bergadang untuk rapat. Pak Kim Pal Do
bekerja keras hingga dia diinfus.” Ucap Hyun Joo
“Kalau
begitu, aku harus melakukan sesuatu. Kurasa terlambat, tapi izinkan aku mengadakan
pesta peluncurannya. Aku akan mengatur semuanya.” Kata Ji Woo. Hyun Joo tak
percaya mendengarnya.
“Semua
orang akan sangat bahagia. Terima kasih.” Kata Hyun Joo senang mendengarnya.
“Di mana
kita makan siang hari ini? Ada yang ingin kau makan?” tanya Ji Woo
“Aku ada
rencana dengan Do Gyum hari ini.”kata Hyun Joo. Ji Woo mengerti dan mencoba
untuk terlihat santai.
“Selama
Pak Park baik-baik saja, aku ingin mentraktirnya makan. Bagaimana menurutmu?”
kata Ji Woo. Hyun Joo pun akan menanyakannya.
Do Gyum
sedang mengambar di kamarnya, lalu menerima telp dari Hyun Joo yang ingin tahu
apakah mau makan siang dengan Pak Hwang. Do Gyum terlihat gugup mengaku Bukan
tidak nyaman tapi dengan senang hati. Ia pun dengan bahagai mengatakan harus
memesan hidangan mahal.
“Benar.
Dia pacar Hyun Joo Aku harus membersihkan udaranya. Mari singkirkan ini dari
piringku.”ucap Do Gyum mencoba untuk tak cemburu dengan Ji Woo.
Hyun Joo
mengadakan rapat memberitahu kalau mereka baru mulai, jadi, peringkat tidak
akan penting. Tapi beberapa bagian mendapat sedikit perhatian daripada dugaan jadi,
mereka harus menyusun rencana.
"Straightforward
Dating Life" tidak mendapat banyak pembaca. Apa Kau bertemu dengan Bong
Dal Hee?” tanya Hyun Joo pada Eun Jae
“Ya. Dia
panik sekarang. Aku akan mengunjunginya dan bicara langsung dengannya.” Ucap
Eun Jae
“Aku suka
karakternya. Mereka unik. Kurasa mereka tidak cocok untuk webtoon panjang. Atau
kenapa kau tidak berpikir untuk mengubahnya menjadi webtun yang lebih pendek
dengan satu episode?” ucap Hyun Joo. Eun Jae menganguk mengerti.
“Aku
punya ide untuk mempromosikan webtoon. Bisakah kamu melihatnya? Aku
mengunggahnya ke cloud kita.” Kata Min Jung. Semua pun melihatnya.
“Belakangan
ini, proyek gabungan sangat populer. Kita bisa menggunakan karakter dari
webtoon untuk produk dari Farmasi Sunwoo. Bagaimana jika kita membuat komik
empat panel untuk mempromosikannya? Dengan begitu, orang akan ingin melihat
webtoonnya.” Ucap Min Jung dengan penuh semangat
“Astaga. Apa
Menurutmu Tim Pemasaran akan memberikan lampu hijau untuk ini? Kenapa mereka
ingin memakai webtun yang tidak diketahui siapa pun?” ucap Tuan Kim
“Aku suka
ide ini.” Kata Hyun Joo. Tuan Kim langsung berubah pendapatnya kalau itu yang
dimaksud
“Itu ide
yang sangat bagus, tapi Tim Pemasaran akan menjadi masalahnya.” Jelas Tuan Kim.
Hyun Joo pikir itu benar
“Bagaimana
kalau kita unggah itu ke media sosial Webtun Sunwoodan media sosialmu, Min
Jung?” kata Min Jung
“Kita
lihat saja nanti. Aku akan bicara dengan Nona Bong dan melanjutkannya.” Kata
Eun Jae. Min Jung pun mengucapkan Terima kasih denga wajah bahagia.
“Benar
juga. Kalian ada waktu luang pada hari Selasa? Pak Hwang ingin mengadakan pesta
peluncuran untuk platform Pasti di rumah Pak Hwang.” Kata Hyun Joo
“ Apa? Kita
akan mengadakan pesta di rumah Pak Hwang? Apa aku bermimpi? Aku tidak percaya
ini. Nona Jo, bisa cubit pipiku?” kata Tuan Kim kaget. Mi Ok langsung
mencubitnya. Tuan Kim mengeluh sakit dan yakin kalau itu tak mimpi.
“Setahuku,
Pak Hwang tidak pernah mengundang pegawai ke rumahnya.” Kata Seo Yoon
“Kita
bukan pegawai biasa. Kita bawahan pacarnya.” Ucap Min Jung bangga punya Hyun
Joo sebagai pacar Ji Woo
“Atau
mungkin ada alasan lain? Apa pesta peluncurannya alasan untuk mengumumkan
pertunangan?” kata Dae Hyun
“Nyonya
Seo, selamat atas pertunangan Anda.” Ejek Tuan Kim. Hyun Joo menegaskan Itu
tidak akan pernah terjadi jadi meminta Tolong jangan salah paham.
“Baiklah.
Jangan membuat rencana untuk hari Selasa.” Ucap Hyun Joo takingin membahasnya.
Hyun Joo
masuk ke ruangan, Seo Yoon datang mengatakan kalau ingin bicara dengannya. Hyun
Joo pun meminta agar Seo Yoon duduk. Seo
Yoon meminta maaf karena tidak akan punya waktu pekan depan dan harus
memberitahumu sebelumnya.
“Apa
karena ibumu?” tanya Hyun Joo. Seo Yoon mengaku Ibuny sangat kesakitan.
“Dia
minum setiap hari dan tidak mau keluar dari kamarnya. Maafkan aku. Aku tahu
ibuku menyulitkanmu. Seharusnya aku tidak memberitahumu.” Ucap Seo Yoon
tertunduk.
“Tidak
apa-apa. Dia keluargamu. Aku mengerti.” Ucap Hyun Joo bisa memakmluminya.
“Katanya
dia menjalani hidupnya dengan rasa bersalah. Dia menghancurkan hidup pria yang
dia cintai karena cemburu. Dia juga penyebab kematiannya. Itu sebabnya dia
lebih terobsesi kepadamu dan Pak Hwang.” Ucap Seo Yoon
“Kuharap
kau bisa mencoba mengerti sedikit saja kenapa ibuku harus melakukan hal seperti
itu.” Jelas Seo Yoon
“ Jika
dia bersedia, bisakah aku bertemu dengannya?” kata Hyun Joo baik hati.
Nyonya
Kim duduk dengan wajah lesu dan terus minum, Manager Jung menelp kalau
Panggilannya ke kantor kejaksaan telah dijadwalkan. Sementara Do Gyum duduk
dicafe mencoba menyakinkan agar Jadilah
diri sendiri dan bersikaplah alami.
Hyun Joo
akhirnya datang dengan Ji Woo bersamaanya. Do Gyum mencoba untuk menyapa dengan
wajah santai. Hyun Joo berkomentar kalau Do Gyum datang lebih awal. Do Gyum
mengulurkan tangan mengaku Sudah lama
tidak bertemu. Ji Woo pun menyambutnya.
“Kenapa
tidak melepaskan tangannya? Jika aku mundur lebih dahulu, dia akan malu.” gumam
keduanya bersamaan, karena tak ada yang mau melepaskan jabatan tangan mereka.
“Apa Kita
bisa duduk sekarang?” kata Hyun Joo mencoba mengurangi rasa ketegangan.
Keduanya akhirnya melepaskan tangan dan mulai duduk.
“Pak Park,
aku suka membaca webtoonmu. Aku menantikan hari Senin, berkat kau.” Ucap Ji Woo
mencoba untuk dekat.
“Aku
memperbarui webtoonku pada hari Rabu.” Kata Do Gyum. Ji Woo menahan malu dan
Hyun Joo pun hanya bisa terdiam.
“Pak
Hwang, aku hanya memakai produk dari Farmasi Sunwoo. Kemarin aku lelah, jadi,
aku minum vitamin C.” Kata Do Gyum
“Yang itu
dari perusahaan lain.” Ucap Ji Woo. Hyun Joo akhirnya tersedak dan langsung
terbatuk-batuk lalu meminta maaf dan minum wine.
“Kudengar
anggur di sini enak. Anggur ini tidak cocok dengan steik. Cabernet Sauvignon memiliki
kualitas yang berbeda.Jika kau memilih yang salah, itu cukup mengecewakan.”
Komentar Ji Woo
“Kau terdengar
seperti seorang ahli. Aku tidak tahu banyak soal anggur. Bagiku rasanya enak.”
Balas Do Gyum
“Setelah
mencicipi anggur yang enak, kau tidak bisa minum yang lain lagi.” Komentar Ji
Woo
“Benar
juga. Bar anggur tempatmu mengajakku tempo hari. Anggur yang kita minum di sana
sangat enak. Namanya sulit diingat. Apa namanya? Dimulai dengan B.” Kata Hyun
Joo mencoba mengingat-ingat.
“Aku juga
ingin pergi ke sana.” Kata Do Gyum. Ji Woo langsung berkomentar akan
mengajaknya ke sana suatu hari nanti. Do Gyum kaget mendengarnya. Ji Woo pun
juga kaget dengan komentarnya. Keduanya
pun bingung.
“Bagus! Akan
menyenangkan jika kalian bisa berbincang sambil minum anggur.” Kata Hyun Joo
“Ya. Dengan
senang hati. Tentu saja.” Kata Do Gyum. Ji Woo pun bertanya Kapan Do Gyum ada
waktu
“Makin
cepat, makin baik.” Kata Do Gyum. JiWoo pikir hari Sabtu ini. Do Gyum dengan
gugup mengaku Kebetulan saja hari itu aku senggang.
“Apa ini
takdir?” ucap Do Gyum mencoba untuk santai. Ji Woo pikir Ini takdir.
“Tunggu.
Bagaimana jika kalian mulai berkumpul tanpa aku?” ucap Hyun Joo. Keduanya pikir
seperti itu. Hyun Joo pun mencoba mengurangi rasa tegang mengajak untuk bersulang.
Hyun Joo
datang ke rumah Seo Yoon, Seo Yoon pun menyapanya. Hyun Joo pun bertanya apakah
Bu Pimpinan ada di sini. Seo Yoon merasa Hyun Joo tidak bisa menemuinya
sekarang dan lebih sensitif karena dipanggil kejaksaan.
Hyun Joo
akhirnya bicara di depan pintu memanggil Nyonya Kim. Nyonya Kim yang duduk
dengan wajah termenung. Hyun Joo mengaku kalau mendengar Nyonya Kim sakit dan
akhirnya pamit pergi.
“Telepon
aku kapan saja setelah dia merasa lebih baik.” Ucap Hyun Joo pamit pergi.
Seo Yoon
meminta maaf. Hyun Joo mengaku Tidak perlu karena emang ingin datang dan Sampai
jumpa di kantor.
Hyun Joo
akhirnya menaiki taksi, Ji Woo mengirimkan pesan [Di mana kau? Kapan kau akan
datang? Aku bukan bertanya karena merindukanmu.] Hyu Joo tersenyum membacanya
lalu membalasnya [Aku akan tiba 10 menit lagi. Tapi aku merindukanmu, Pak
Hwang.]
[Sejujurnya,
aku merasakan hal yang sama. Apa ada masalah?] balas Ji Woo
[Tidak.
Sebenarnya, aku tidak bertemu dengannya. Aku lapar. Pak Hwang, aku lapar.
Tolong buatkan sesuatu yang lezat.] tulis Hyun Joo
Seo Yoon
akhirnya masuk ke kamar ibunya bertanya Sampai kapan Ibu akan seperti ini. Ia
juga tidak yakin perasaan seperti apa
yang Ibunya rasakan sekarang.
“Apa itu
kebencian atau penyesalan? Jika itu kebencian, Ibu tidak berhak merasa seperti
itu. Jika menyesal, aku ingin Ibu meminta maaf terlebih dahulu.” Ucap Seo Yoon
marah dan langsung keluar dari kamar.
“Seo Hyun
Joo.. Aku yakin kamu datang untuk mengejekku.” Kata Nyonya Kim marah mengingat yang dikatakan Ji Woo
“Kutarik
kembali ucapanku bahwa kuharap kau bisa keluar dari masa lalumu. Kuharap kau
menghabiskan sisa hidupmu terjebak dalam mimpi buruk masa lalumu.” Ucap Ji Woo.
Nyonya
Kim melihat diary yang ditulisnya "15
Mei 1971. Usiaku 20 tahun sekarang”
[ 7 Mei
1973. Jin Ho. Kang Jin Ho, "Aku bertemu dengannya di BEM. Jin Ho adalah
mahasiswa hukum"
["26
Juni 1973. Cuacanya bagus. Aku senang. Jin Ho juga tampan "]
“Masa
mudaku dipenuhi dengan warna Kang Jin Ho. Sekarang warna itu menjadi gelap.
Selain itu, itu akan tetap menjadi noda menyedihkan dalam hidupku.” Ucap Nyonya
Kim membaca lembaran terakhir. Ia pun berkata kalau Pada akhirnya, itulah yang
terjadi.
Ji Woo
gelisah menunggu didepan rumah, Hyun Joo turun dari taksi. Ji Woo langsun
memeluk erat Hyun Joo dengan penuh rasa cinta. Keduanya akhirnya minum teh di
dalam rumah. Ji Woo mengaku ingin
menghentikan saat Hyun Joo bilangakan menemui Pimpinan Kim.
“Dia
tidak akan pernah mengakui kesalahannya, jadi, kupikir tidak pantas untuk
memaafkannya.” Kata Ji Woo
“Aku tidak
pergi untuk memaafkannya. Aku hanya ingin berbaikan dengannya. Itu terus
menggangguku. Kim Su Jeong dan Bu Pimpinan Kim Sun Hee.” Akui Hyun Joo
“Apa Kau
akan menemuinya lagi?” tanya Ji Woo. Hyun Joo mengaku tidak
“Alih-alih,
aku meninggalkan catatan bahwa dia bisa menghubungiku setiap kali dia ingin
bertemu denganku.” Ucap Hyun Joo
“Aku khawatir
kau akan terluka lagi. Tidak bisakah kau merelakan semuanya?” ucap Ji Woo. Hyun
Joo pun menyetujuinya.
“Aku akan
menurutimu, Pak Hwang.” Kata Hyun Joo. Ji Woo lalu mengeluh sampai kapan Hyun
Joo akan memanggilku Pak Hwang
“Kita
tidak di kantor, dan hanya ada kita berdua. Tidak bisakah kamu memanggilku
dengan nama lain?”ucap Ji Woo kesal
“Aku
harus memanggilmu apa? Ji Woo Oppa?” kata Hyun Joo. Ji Woo langsung tersipu
malu mendengarnya.
“Tidak...
Kau tinggi dan glamor. Bagaimana dengan Pangeran Dubai?” goda Hyun Joo. Ji Woo
merasa Itu agak...
“Bagaimana
dengan Kastanya? Kau cantik, lalu bagaimana dengan Kastanya?” kata Hyun Joo
“Panggil
saja aku Pak Hwang.” Ucap Ji Woo menyerah. Hyun Joo mengodanya dengan memanggil
Kastanya. Ji Woo memintanya memanggil Pak Hwang.
“Kastanya.
Kastanya-ku sayang.” Goda Hyun Joo. Ji Woo tiba-tiba mendekatkan wajahnya dan
langsung mencium Hyun Joo dengan tangan yang digenggamnya. Cerita Min Ju dan
Jin Ho pun kembali terlihat.
Flash Back
Jin Ho
memakaikan cincin di tangan Min Ju diatas mercu suar. Min Ju mengatakan “Jika kita menikah, mari hidup seperti ombak
itu. Sama seperti gelombang yang kembali sejauh apa pun mereka mendorong, meski
bertengkar, mari kita saling berpelukan. Aku ingin kita hidup seperti itu.”
Keduanya
tersenyum setelah berciuman, Ji Woo memegang tangan Hyun Joo berpikr kalau
rapat dan akan membuatkan makananan. Hyun Joo menganguk dengan memanggil Kastanya.
Ji Woo hanya bisa tertawa mendengarnya.
Di rumah,
Do Gyum duduk dengan wajah termenung memikirkan Apa yang akan dilakukan berdua
dengan Pak Hwang, karena Tidak ada yang bisa mereka katakan. Ia pun merasa
sudah mulai gila dan berpikir harus dibatalkan
Do Gyum
membaca pesan dari Hyun Joo “Bersenang-senanglah dengan Pak Hwang. Terima kasih
sudah berpikiran terbuka.”
“Benar. Aku
harus berusaha yang terbaik demi Hyeon Ju. Aku bisa melakukannya. Park Do
Gyum... Kau menyukai Pak Hwang... Pak Hwang orang yang menyenangkan... Dia
menyenangkan... Tidak, itu tidak benar. Pak Hwang... Pak Hwang... Entahlah.
Astaga. Yang benar saja.” Jerit Do Gyum mencoba memikirkan pikiranya tapi tak
berbohong.
Di rumah,
Tuan Seo heran melihat Nyonya Jung yang
terlihat sangat sedih saat membawakan lauk untuk putrinya. Nyonya Jung
bertanya Berapa undangan pernikahan yang mereka terima pekan ini. Tuan Seo
menjawab Tiga.
“Selain
uang selamat, tahukah kau betapa menjengkelkannya ke pernikahan anak orang lain
dan bertepuk tangan untuk mereka?” ucap Nyonya Jung
“Kenapa
aku tidak tahu? Aku muak orang-orang bertanya kepada kita kapan Hyun Joo akan
menikah.” Kata Tuan Seo
“Kita
kirim saja uang penyelamatan dan jangan pergi.” ucap Nyonya Jung. Tuan Seo
mendengar resepsinya prasmanan hotel.
“Mari
kita nikmati itu saja.” Kata Nyonya Jung berubah pikiran dan bertanya apa Hyun
Joo ada di rumah.
“Ini
akhir pekan, jadi, dia mungkin tidur.” Kata Tuan Seo dan ingin membawakan tas.
Nyonya Jung meminta suaminya agar membawakan tas saja.
Hyun Joo
merangkul lengan Ji Woo dengan memanggil Kastanya, kalau tidak bilang akan
datang. Ji Woo mengaku Toserba itu mengadakan diskon satu tambah satu, jadi
memikirkan Hyu Joo dan membelinya. Hyun Joo pun senang mendengarnya.
“Tapi Katamu
satu tambah satu, kenapa hanya ada satu?” ucap Hyun Joo bingung melihat isi tas
belanja.
“Aku
memakannya dalam perjalanan karena lapar.” Kata Ji Woo beralasan. Hyun Joo pun
mengerti karena Ji Woo lapar, jadi memakannya dengan senyuman bahagia.
Tiba-tiba terdengar suara bel rumah.
“Aku
tidak menunggu siapa pun.. Ahh.. Itu ibuku!” ucap Hyun Joo panik. Akhirnya Ji
Woo mengambil sepatu dan mencoba mencari tempat bersembunyi.
“Bersembunyilah
di suatu tempat.” Kata Hyun Joo lalu mengajak Ji Woo masuk ke dalam lemari.
Nyonya
Jung masuk rumah memanggil Hyun Joo, Hyun Joo dan Ji Woo sudah bersembunyi di
dalam lemari. Nyonya Jung bingung bertanya-tanya Apa dia pergi ke suatu tempat.
Tuan Seo pikir Mungkin anaknya sedang tidur.
“Dia
tidak ada di rumah.” Ucap Nyonya Seo bingung dan mencoba menelp anaknya, tapi
ponselnya ada diatas meja.
“Ke mana
dia pergi tanpa membawa ponselnya? Aku meneleponnya tepat di depanku.” Ucap
Nyonya Seo bingung.
***
Di dalam
lemari, Hyun Joo dan Ji Woo hanya bisa tersenyum. Ji Woo pun heran Hyun Joo
yang ikut bersembunyi di sini juga. Hyun Joo pun tersadar karena tak ada
alasanya ikut bersembunyi. Mereka pun mendengar orang tua Hyun Joo berbicara
“Kita
taruh saja lauk di kulkasnya dan pergi. Aku yakin dia akan menelepon saat
melihat kulkasnya. Mari kita lakukan itu.” Ucap Nyonya Jung
“Tapi Apa
ini? Ini cumi-cumi, remis, dan mi? Apa Ada yang datang?”kata Tuan Seo melihat
isi belanjaan diatas meja.
“Aku
yakin dia membelinya untuk membuat makan siang.” Kata Nyonya Jung
“Dia
tidak mengencani siapa pun, jadi, siapa yang akan datang? Aku tidak keberatan
dengan hal lain, tapi aku sedih saat berpikir dia makan sendirian.” Ucap Tuan
Seo sedih
“Aku
melihatnya di berita bahwa anak muda zaman sekarang lebih suka makan sendirian.
Jadi, kau tidak perlu khawatir. Ayo... Mari kita masukkan ini.” Kata Nyonya
Jung.
Hyun Joo
menguping dari depan lemari tak mendengar suara ibunya dan berpikir mereka
sudah pergi jadi mengajaknya keluar. Ji Woo berkomentar kalau lebih suka di
sini, lalu mengeser beberapa baju dan membuat pandangan tak terhalang.
Hyun Joo
terdiam saat Ji Woo mulai mendekat. Ji Woo merapihkan rambut Hyun Joo dan
langsung menciumnya. Keduanya berciuman lebih dalam, tapi karena ruangan yang
kecil membuat Ji Woo terjatuh keluar dari lemari.
Ji Woo
mengaduh kesakitan, Hyun Joo panik memastikan keadaan pacarnya. Saat itu Nyonya
Jung dan Tuan Seo hanya bisa melonggo ternyata anak mereka bersembunyi didalam
lemari. Hyun Joo menjerit kaget melihat orang tuanya masih ada dirumah. Ji Woo
pun langsung duduk berlutut melihat calon mertuanya.
Nyonya
Jung meminum teh menurunkan rasa gugupnya. Mereka duduk berhadapan. Ji Woo
pikikir Seharusnyaberkunjung dan menyapa dan sungguh minta maaf. Nyonya Jung
pikir Untuk apa meminta maaf, menurutnya mereka sudah dewasa jadi tidak butuh
izin orang tua untuk kencan.
“Omong-omong,
apa kau punya saudara?” tanya Nyonya Jung. Ji Woo mengaku yang termuda dan punya
dua kakak.
“Kau yang
termuda? Bukankah itu sempurna?”kata Nyonya Jung pada suaminya. Tuan Seo yang
gugup membenarkan.
“Berapa
banyak ritual leluhur yang kau lakukan dalam setahun?” tanya Nyonya Jung
“Kami
tidak mengadakan upacara leluhur. Kami hanya mengunjungi makam kakekku pada
hari peringatan kematiannya.” Akui Ji Woo. Nyonya Jung menganguk mengerti.
“Kenapa
kau menanyakan itu?” keluh Hyun Joo. Nyonya Jung mengaku hanya penasaran.
“Sayang,
ayo pergi sekarang. Hyun Joo harus menyelesaikan apa yang dilakukannya.” Kata
Nyonya Jung.
“Apa yang
kulakukan?”ucap Hyun Joo bingung. Nyonya Jung tahu anaknya sedang sibuk jadi
meminta agar jangan mengantarnya keluar.
“Kenapa
aku sibuk?” kata Hyun Joo heran. Nyonya Jung menunjuk ke arah lemari dan
mengajak pergi. Hyun Joo menahan malu dan meminta ibunya agar Hati-hati di
jalan.
Nyonya
Jung dan Tuan Seo berjalan pulang, Nyonya Jung akhrinya bertanya Bagaimana
menurut suaminya tentang Ji Woo. Tuan
Seo mengaku suka Ji Woo punya saudara dan
keluarganya tidak mengadakan upacara leluhur. Nyonya Jung pun menyetujuinya.
“Astaga,
jantungku berdebar kencang. Aku harus mengganti namanya di ponselku. Aku harus
mengubahnya dari Pak Hwang menjadi menantu.” Ucap Nyonya Jung mengelurkan
ponselnya.
“Kau
sebahagia itu? Kamu terlihat seperti akan menari.” Kata Tuan Seo. Nyonya Seo
pkir Itu tidak akan cukup.
“Aku bisa
menari rumba, samba, hula, dan break dance saat ini. Ayo Berikan ponselmu juga.”
Kata Nyonya Jung. Tuan Seo menolak.
“Kau
tidak punya pilihan. Ini takdir.” Ucap Nyonya Jung menganti nama di ponsel
suaminya "Menantu"
“Aku
tidak takut dengan undangan pernikahan lagi. Mari angkat kepala kita
tinggi-tinggi dan bertepuk tangan untuk mereka dengan antusias. Putri kita juga
akan segera menerima tepuk tangan. Aku bahkan tidak menduga dia mengencani pria
kaya.” Ucap Nyonya Jung bahagai.
“Sayang,
tangkap aku kalau bisa!” kata Nyonya Jung menari didepan suaminya. Tuan Seo
terlihat malu tapi akhirnya ikut bahagia mengejar Nyonya Jung.
Min Jung
tak percaya kalau Hyun Joo yang
memperkenalkan Ji Woo kepada orang tuanya. Hyun Joo mengaku tidak memperkenalkannya tapi ketahuan dan
merasa jantungnya akan meledak. Young Eun pikir Itu sama saja.
“Jika
orang tuamu tahu, permainan berakhir. Mungkin kau akan segera menikah.” Ejek
Young Eun
“Kau
melihatku menyatakan bahwa aku tidak akan menikah.” Kata Hyun Joo
“Segalanya
berbeda dari saat itu. Kamu bertemu cinta sejatimu, tapi kamu tidak akan
menikah? Kami bukan di usia 20-an.” Ucap Min Jung
“Apa
hubungannya usia dengan itu? Bahkan jika mereka bertemu di usia 50 tahun, jika
tidak mau menikah, mereka tidak perlu melakukannya.” Kata Jin Ah
“Benar. Aku
tidak mengerti kenapa cinta harus selalu mengarah pada pernikahan. Jika kau
bertemu cinta sejatimu, kalian harus saling mencintai. Kenapa kau harus
menikah?” ucap Hyun Joo
“Kurasa
kamu benar, tapi jujur saja, kupikir posisimu akan berubah.” Kata Young Eun
“Posisi
yang ingin kujalani alih-alih suami dan anakku? Itu belum berubah.” Ucap Hyun
Joo
“Apa kata
pacarmu? Apa dia tidak keberatan jika tidak menikah? Entahlah. Kami tidak
pernah membahas pernikahan. Tapi Pak Hwang tahu aku tidak mau menikah.” Ucap
Hyun Joo
“Kau
tidak tahu apa-apa. Saat seorang pria jatuh cinta, hal pertama yang dia lakukan
adalah membayangkan menikah dengannya. Aku akan mempertaruhkan tas rancanganku dan
mengatakan bahwa dia akan segera melamarmu.” Kata Min Jung dengan senyuman
bahagia.
“Min Jung
mempertaruhkan sesuatu yang dia hargai.” Komentar Ji Ah tak percaya
“Kurasa
ini bukan sesuatu yang bisa kamu lepaskan dengan mudah.” Kata Young Eun.
“Aku yakin
dia akan mengurusnya sendiri. Omong-omong, bukankah kamu akan pergi kencan
buta?” ucap Ji Ah. Young Eun menolaknya. Hyun Joo heran Kenapa tidak?
“Kubilang
aku akan menjodohkannya, tapi dia bilang tidak tertarik.” Ucap Min Jung
“Jika kau
mau menjodohkannya, harus dengan orang baik. Aku akan menyiapkan sesuatu untuk
malam ini. Kakak salah satu guru kami sangat baik.” Ucap Ji Ah
“Aku
tidak mau. Berat badanku bertambah, jadi, aku tidak muat memakai bajuku.” Keluh
Yeong Eun.
“Jika
tidak ada yang pas, kamu bisa membeli sesuatu yang baru. Selagi kita membahas
ini, ayo berbelanja. Apa Kalian semua bebas?” ucap Min Jung. Hyun Joo pun
mengajak mereka semua pergi.
Ji Woo
pergi ke sebuah toko perhiasan. Seorang pegawai bertanya pada seorang pria Mana yang ingin dilihat. Si pria
mengaku akan melamar, jadi meminta agar meberikan yang paling mahal. Pegawai
wanita mendekati Ji Woo bertanya apakah mencari sesuatu.
“Aku
ingin melihat beberapa cincin pasangan.” Kata Ji Woo. Si pegawai memperlihatkan cincin pasangan.
“Ini
desain terpopuler saat ini. Ini sederhana dan rapi, sempurna untuk pakaian sehari-hari.” Kata Pegawai. Ji
Woo seperti senang meliha cincin pasanganya.
Bersambung
ke episode 30
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar