PS : All images credit and content copyright : KBS
Tuan Oh
sudah siap untuk menghisap rokok untuk bunuh diri. Wan Seung datang
memanggilnya, keduanya pun berkelahi dan membuat Tuan Oh tak berhasil menghisap
rokok. Wan Seung membekuknya sambil mengatakan
rokok butuh waktu sepekan untuk membunuhnya jadi lebih baik Serahkanlah
diri. Tuan Oh pun akhirnya dibawa oleh polisi.
Seol Ok
dan Wan Seung melihat Tuan Oh dibawa polisi dengan wajah sedih. Seol Ok ingin
tahu Bagaimana dengan Kang Joo Yeon. Wan
Seung berkata kalau Joo Yeon ditangkap di rumahnya karena Itu adalah percobaan
pembunuhan, tapi Joo Yeon akan dihukum.
“Kenapa
dia membunuh mereka dengan cara serumit itu? Dia bahkan memakai racun.” Ucap
Wan Seung melihat ke arah Tuan Oh
“Dia mau
menimpakan kesalahan kepada Kang Joo Yeon.” Kata Seol Ok
Dae Woon
dkk akhirnya ikut keluar dengan kopernya, Dae Woon tak percaya kalau tempat ini
akan ditutup untuk sementara waktu lal mengejak Si Hwan langsung dipecat
setelah mendapat pekerjaan. Si Hwan mengaku tetap akan pergi walau mereka
memohon agar tinggal di asrama.
“Tiga
orang mati di sini. Bagaimana kami bisa tinggal?” ucap Mi Joo
“Apa Kalian
akan kembali ke Noryang-dong?” tanya Dae Woon. Keduanya mengangguk dan saat itu
Seol Ok menatap Tuan Oh yang masuk ke mobil polisi.
“Masuklah.
Aku juga mau ke sana... Bagaimana dengan Anda?” tanya Dae Woon pada Wan Seung
“Kenapa? Apa
Mau memberiku tumpangan?” kata Wan Seung. Dae Woon mengeleng karena mobil sudah
penuh. Wan Seung mengeluh karena Dae Woon malah bertanya.
“Bagaimana
Anda akan pulang? Aku hanya akan mengantar Seol Ok Nuna” kata Dae Woon.
Wan Seung
mendengarkan panggilan “Nuna” terlihat cemburu. Dae Woon pun memanggil Nuna
pada Seol Ok yang pergi menemui Tuan Oh di mobil polisi. Wan Seung tak percaya
Dae Woon yang memanggilnya “Nuna”
menegaskan kalau Seol Ok dengan dirinya satu paket.
“Kami akan
mencari jalan, jadi Kalian bisa pergi... Belajar yang rajin. Dan Jangan gagal
dua kali.” Tegas Wan Seung akhirnya meninggalkan ketiganya.
Seol Ok
dan Wan Seung berjalan ke tempat parkir mobil. Wan Seung ingin tahu apa yang ditanyakan
kepada Oh Seong Tae tadi. Seol Ok berkata kalau ingin tahu alasan Tuan Oh membunuh Park In Ae. Wan Seung pikir
Mungkin In Ae mendapati Oh Seong Tae menggelapkan uang Lalu mengancam
melaporkannya kepada pengawas.
“Bagaimana
kau tahu?” kata Seol Ok kaget. Wan Seung pikir Seol Ok Tidak perlu bertanya karena Itu nalurinya.
“Apa kau
memukulinya dan menanyakan itu saat menangkapnya?” kata Seol Ok curiga
“Motifnya
sudah jelas. Aku tidak perlu memukulinya. Zaman sekarang, kita tidak bisa
memukuli orang.” Kata Wan Seung
“Wahh... Padahal
kali ini aku sudah serius ingin belajar.”keluh Seol Ok. Wan Seung pun melihat
Seol Ok yang memecahkan kasus lagi.
“Kalau
dipikir-pikir, kau terlibat dalam kasus-kasus yang paling janggal. Ayo usir
setanmu... Aku akan mencari dukun yang murah dan bagus.” Ucap Wan Seung
“Uang di
rekeningku sisa 29 dolar.” Kata Seol Ok. Wan Seung kesal karena Seol Ok
tidak memberitahu sebelum memasuki institut berasrama.
“Aku
bukan bawahanmu. Jadi Perlukah aku meminta izinmu untuk semuanya?” keluh Seol
Ok
“Setidaknya
kamu bisa membahasnya dengan penyelamat nyawamu. Apa kau tak Tahu berapa kali aku menyelamatkan nyawamu? Itu Sama
dengan jumlah kasus yang kuselesaikan pada saat kau tidak sanggup.” Ungkap Wan
Seung bangga. Seol Ok mengeluh Wan Seung
itu Tukang pamer.
“Detektif
Ha, kenapa kau datang?” tanya Seol Ok, Wan Seung terdiam mendengarnya.
Wan Seung
mengingat dengan lembaran lowongan Asisten Administrasi kalau bisa berkerja di
kantor polisi tanpa mengikuti tes dan memberikan pada Seol Ok saat di mobil.
Seol Ok binggung apa itu maksudnya. Wan
Seung memberitahu kalau Seol Ok bisa bekerja di kantor polisi tanpa mengikuti
ujian.
“Apa itu
asisten administrasi?” tanya Seol Ok, Wan Seung mengingat yang dikatakan
juniornya yaitu “Mereka mengumpulkan artikel baru tentang polsek kita dan
melapor kepada Kapolsek.”
“Posisi
yang paling cepat tahu tentang kasus-kasus.” Kata Wan Seung berbohong
“Jika
begitu, Apa aku bisa berpartisipasi dalam investigasi?” tanya Seol Ok. Wan
Seung mengingat kembali kalau Pekerjaaan mereka membosankan.
“Kau akan
melihat gambaran besarnya.” Ungkap Wan Seung
“Jadi, apa
aku bisa menangkap semua penjahat?” tanya Seol Ok penuh semangat
“Kau bisa
memilih kasus yang ingin kau pecahkan dari Unit Satu sampai Lima.” Ungkap Wan
Seung.
Seol Ok langsung mengucapkan terima kasih
banyak. Wan Seung mengatakan kalau Banyak orang mengincar posisi itu jadi
sengaja mengambil pengumumannya untuk diberikan kepada Seol Ok bahkan rela
mendaki gunung dan melewati sungai. Seol
Ok mendengarnya mengaku merasa tersentuh.
“Aku
hanya cemas karena kau tidak punya penghasilan dan akhirnya tinggal bersamaku
seumur hidupmu.” Ungkap Wan Seung
“Kaulah
yang sekarang tinggal di rumahku.” Ejek Seol Ok. Wan Seung pun sadar kalau itu
memang dirinya.
Kyung Mi
mencoba menelp Seol Ok tapi tak dijawab lalu berpikir kalau ada di toko. Ia
pergi ke toko kaget karena ada pengumuman
"Toko kami akan tutup sampai pemiliknya lulus ujian masuk
kepolisian."
Ia tak
percaya Seol Ok yang akan masuk Institut berasrama dan ingin tahu Bagaimana nasib
dengan toko ini Kyung Mi pun merasa dirinya yang salah sudah meninggalkannya
dengan toko ini.
Seol Ok
mendengarkan radio kalau penyiar memberitahu musim semi telah tiba, yaitu musim
untuk cinta dan akan membacakan kisah dua sejoli. Seol Ok melihat karena begitu
sibuk belajar sampai lupa bulan ini musim semi. Wan Seung juga tidak sadar
sudah musim semi di Seoul, tapi di tempatnya terasa seperti musim semi.
“Aku membeli sebuah cincin untuk
melamar pacarku di hari ulang tahunnya. Dia telah mendukungku selama tiga
tahun. Akankah pacarku menerima cincinku?”
Wan Seung
yang mendengar cincin langsung mematikan radio dan bergumam “kenapa dia mencuri
cincin itu?” lalu mengingat saat di toilet memakai cincinya seolah-olah
berlatih bicara pada Seol Ok kalau memnta agar menunggu dan berpura-pura di
tangkap dengan cincin jari tanganya yang dibuat seperti pistol.
“Mungkin
dia kehabisan uang... Mungkin karena itulah dia merahasiakannya.” Ucap Wan
Seung menatap Seol Ok. Seol Ok merasakan bertanya apa yang ingin dikatakan.
“Kenapa
kau tidak membicarakan cincin itu?” ucap Wan Seung.
“Apa
hubungannya denganku? Kenapa aku harus membicarakannya?” kata Seol Ok. Wan
Seung heran seperti Seol Ok acuh dengan pemberiannya.
“Apa Kau
tahu berapa harganya? Aku tidak membelinya untukmu. Itu untuk orang lain. Jadi
Kembalikan sekarang juga.” Kata Seol Ok marah
“Kenapa
kau memintaku mengembalikannya?” balas Seol Ok kesal
“Lalu
siapa lagi? Kau yang menyimpannya.” Kata Wan Seung. Seol Ok kaget kalau Wan
Seung memberikannya kepadanya.
“Jangan
bilang kau tidak menerimanya.” Kata Wan Seung sambil bergumam “Apa yang terjadi
pada cincin itu? Aku yakin sudah kuberikan kepadanya.”
“Aku
melihatnya memberikan itu kepada wanita lain.” Balas Seol Ok bergumam.
“Apa Dia menjualnya?
Pasti karena itulah dia bersikap kurang ajar.” Gumam Wan Seung
[Kejaksaan
Wilayah Seoul Pusat]
Ji Seung
berjalan keluar dan melihat Hee Yeon dengan nafas terengah-engah. Hee Yeon tahu
kalau Ji Seung menunggu dan meminta maaf karena
Jalanan macet sekali. Ji Seung mengaku kalau baru saja keluar. Hee Yeon lalu melihat jaket merah
yang dipakai Ji Seung. Ji Seung mengak
kalau jaket itu cocok dan terasa nyaman.
Flash Back
Hee Yeon
datang menyapa Ji Seung dengan tas yang berisi jaket dengan mengaku harganya tidak
mahal. Ji Seung melihatnya, Hee Yeon mengaku sengaja membawanya supaya Ji Seung
memakainya karena akan ada reporter. Ji Seung pikir kalau Bantuan Hee Yeon sudah
lebih dari cukup untuk acara ini.
“Jangan
cemas. Aku banyak difoto saat sedang mengenakan ini.” Ucap Ji Seung karena saat
dibawa dengan jaket dari Hee Yeon
“Pasti
melelahkan bagimu.” Ungkap Hee Yeon. Ji Seung mengelak, merasa bisa keluar secepat ini berkat Hee Yeon.
“Semua
orang salah paham dan Itu karena mereka tidak mengenalmu . Omong-omong, aku
suka jaket itu. Itu sangat cocok untukmu.” Kata Hee Yeon.
Wan Seung
mengucapkan terimakasih atau pujianya, lalu bertanya dimana Hee Yeon memarkir
mobilnya. Hee Yeon mengatakan kalau naik bus.
Keduanya
pun menunggu di halte bus, Hee Yeon pikir bisa pulang sendiri. Ji Seung
melarang karena menurutnya semua sudah diatur. Hee Yeon melihat bus mereka
datang dan Ji Seung naik lebih dulu tapi kebingunan saat akan membayar. Hee
Yeon dengan kartunya membayar untuk dua orang.
Ji Seung
seperti tak bisa pun berjalan masuk, tapi karena tak pegangan hampir terjatuh,
Hee Yeon dengan sigap bisa memegang badannya.
Keduanya pun berdiri sambil memegang bagian depan, Hee Yeon pikir Bus
ini agak kurang nyaman, Ji Seung menyangkalnya.
“Aku
tidak suka mengemudi dan hanya naik bus selama kuliah. Aku membaca buku dan
mendengarkan musik di bus. Aku suka naik bus.” Ungkap Ji Seung seperti senang
bisa pergi dengan Hee Yeon walaupun naik bus.
Hee Yeon
melihat ada bangku kosong lalu mengajak Ji Seung duduk bersama. Ji Seung
seperti gugup harus bersebelahan dengan Hee Yeon. Hee Yeon pun memberikan
signal kalau tertarik dengan Ji Seung.
Hee Yeon
pergi ke tempat acara "Pembuatan Roti Cinta, Acara Amal" lalu
memberikan perintah pada bawahnya agar
Terus aduk sampai krimnya kaku setelah itu menata kuenya di piring dengan indah
supaya bentuknya tidak berubah.
“Tolong
berikan banyak roti kepada anak-anak.” Pesan Seol Ok pada pegawai lainya.
“Persiapanmu
banyak. Aku tidak tahu kau harus berusaha sebanyak ini.” Ungkap Ji Seung
seperti terpana dengan Hee Yeon yang punya jiwa sosial.
Akhirnya
anak-anak yang berada di rumah sakit masuk dan menyerbu roti yang dibuat oleh
Hee Yeon, wajah mereka terlihat gembira. Hee Yeon pun melayani agar mereka bisa
makan roti yang baik. Ji Seung terus menatap Hee Yeon yang sangat ramah dan
dekat dengan anak-anak.
Keduanya
berjalan dengan rasa canggung seperti keduanya sama-sama merasakan sesuatu yang
tak bisa diungkapkan. Akhirnya Hee Yeon berdiri didepan rumah memberitahu kalau
itu tempat tinggalnya. Ji Seung menatap rumah seperti agak sedikit kaget.
“Rumahku
terlihat tua, kan?” ucap Hee Yeon sambil membawakan secangkir kopi. Ji Seung
pikir kalau rumah Hee Yeon bagus sekali.
“Aku
tidak tahu kau tinggal di tempat seperti ini.” Kata Ji Seung melihat kalau
rumah Hee Yeon itu klasik.
“Ini
selera orang tuaku dan Aku tidak suka ini.” Kata Hee Yeon memberikan secangkir
kopi. Ji Seung pun langsung meminumnya lalu mulai berbicara serius dengan Hee
Yeon.
“Hee
Yeon... Bisakah kau menangani Dongban?” kata Ji Seung. Hee Yeon kaget
mendengarnya.
“Apa
Maksudmu yayasan publik Firma Hukum Ha dan Jung?” tanya Hee Yeon. Ji Seung membenarkan.
“Sepertinya
yayasan itu akan terus bermasalah jika aku tetap menjadi presdirnya.” Ucap Ji
Seung
“Kenapa
kau menyerahkan peran sebesar itu kepadaku?” tanya Hee Yeon heran
“Aku akan
lega jika seseorang yang tertarik membantu sesama mengisi posisi itu. Kau tepat
untuk posisi itu jadi Tolong terima posisi itu.” Kata Ji Seung yakin. Hee Yeon
hanya bisa terdiam.
Seol Ok
akhirnya sampai rumah, Wan Seung menurutkan koper mengajak Seol Ok agar bisa
tidur nyenyak malam ini dan Jangan lakukan apa-apa. Seol Ok juga berjanji tidak
akan melarang Wan Seung tidur jadi bisa Tidur dengan nyenyak.
“Kau mengerjakan
begitu banyak kasus sampai tidurku tidak nyenyak.” Keluh Wan Seung, saat itu
pintu terbuka dan Kyung Mi dengan penuh semangat menyapa temanya. Sementara
Seol Ok dan Wan Seung kaget melihat Kyung
Mi ada dirumah.
“Kelihatannya
kau tidak senang padahal sudah lama tidak melihatku.” Ucap Kyung Mi. Seol Ok
menyangkal kalau senang melihatnya.
“Astaga.
Ada kau juga, Detektif Ha... Apa Kalian kembali bersama?” ucap Kyung Mi curiga,
keduanya langsung menyangkal.
“Masuklah.
Mari kita makan malam.” Kata Kyung Mi. Seol Ok langsung menolak karena Wan
Seung yang sibuk. Wan Seung pun membenarkan.
“Tapi kau
tetap harus makan walau sibuk. Kita semua bekerja untuk makan.” Kata Kyung Mi
Wan Seung
memberikan alasan kalau tidak mau merepotkan. Kyung Mi tak percaya Wan Seung
bisa berkata seperti itu. Dan mengaku hanya perlu mengeluarkan satu piring lagi
jadi menyuruh keduanya masuk saja. Seol Ok dan Wan Seung binggung karena Kyung
Mi kembali ke rumah.
“Dia akan
lebih curiga jika aku tidak makan.” Kata Wan Seung
“Aromanya
sedap... Sudah lama tidak ada aroma sedap di rumah ini.” Kata Seol Ok
“Aroma
Kyung Mi... Haruskah aku ikut makan?” ucap Wan Seung tak tahu. Seol Ok mengajak
makan lebih dulu lalu pergi.
Kyung Mi
melihat Seol Ok dan Wan Seung makan dengan lahap didepanya,lalu bertanya-tanya
Apa mereka kelaparan selama dirinya pergi. Seol Ok memberitahu kalau Ada sebuah
kasus pembunuhan jadi tidak bisa membuka toko. Kyung Mi kaget mendengarnya aada
Kasus pembunuhan.
“Nanti
kuceritakan. Lalu Kenapa kau tidak makan?” tanya Seol Ok. Kyung Mi mengaku
sedang berdiet dan hanya makan vitamin
“Bagaimana
kau bisa memasak seenak ini?” ucap Seol Ok makan dengan lahap.
“Apa masakanku
kurang enak?” keluh Wan Seung. Seol Ok mengaku aklau Wan Seung pintar memasak
jjigae Tapi namul buatan wan Seung tidak enak.
“Apa Detektif
Ha juga memasak untukmu? Kapan?” tanya Kyung Mi curiga, keduanya mulai tegang
“Penampilannya
seperti koki.” Kata Seol Ok. Wan Seung langsung terbatuk mendengarnya. Seol Ok
pun bergegas mengambilkan minum.
Sung Ha
pindah dengan banyak barang di dalam apartementnya, Si bibi merasa kalau Tempat
ini terlalu besar untuk satu orang den berpikir Bagaimana kalau menyewakan
salah satu kamarnya karena Biaya utilitas
di kompleks ini sangat mahal jadi Akan mencari tahu dengan bertanya apakah Sung
Ha bersedia. Sung Ha menganguk.
“Biar aku
saja yang pindahkan. Berikan kepadaku.” Ucap Sun Ha melihat sebuah kotak yang dibawa
dan memasukan ke kamar.
Ia
membuat sebuah bagan dengan wajah Wan Seung salah satunya, sang kakak, ayah
lalu "Genoise, Investigasi Kasus Pembakaran Berantai, Sebuah Mobil
Terbakar, Seo Hyun Soo, Ha Wan Seung"
Diatas
panggung seorang wanita menuruni tangga lalu berkata “Aku punya banyak nama...
Aku juga punya banyak jiwa... Tidak terhitung nama yang memperebutkan tubuh ini
setiap harinya. Aku bingung nama apa yang harus kupilih hari ini. Bagaimana
denganmu? Berapa nama yang kau punya? Hari ini, siapakah namamu?”
Setelah
pentas semua sudah keluar dan hanya si wanita yang baru saja membersihkan
wajah, saat sendirian di ruangan make up tiba-tiba lampu mati. Seorang pria
masuk dan bertanya “Siapa kau? Apa Nona Seo Hyun Soo?”
Si wanita
ketakutan langsung berlari dan mengirimkan pesan pada seseorang saat
bersembunyi “Aku Seo Hyun Soo. Aku ingin menemuimu. Kudengar kau bisa
membantuku. Aku sedang dikejar.” Lalu ia kembali berlari menghindari si pria
sampai akhirnya berusaha untuk menelp, tapi si pria bisa menemukanya.
Kyung Min
mencuci piring, Seol Ok pikir bisa membantunya. Kyung Mi menyuruh Seol Ok agar Pergilah
mengurus Detektif Ha. Seol Ok mengirimkan pesan bertanya apakah Wan Seung sudah
selesai berkemas. Wan Seung sengaja memakai semua bajunya yang sedang di jemur
lalu meminta Seol Ok agar berkemas barang-barang di kamar mandi.
“Wahh...
Sudah ada sinyalnya... Aku harus ke kamar mandi.” Ucap Kyung Mi merasakan
perutnya bergejolak.
“Tunggu...
Maaf, Kawan, tapi aku tidak bisa mengalah soal kamar mandi. Aku sudah tidak
tahan.” Kata Seol Ok berpura-pura sakit. Kyung Mi pun mengalah membiarkan Seol
Ok masuk lebih dulu.
Kyung Mi
melihat Wan Seung akhirnya turun merasa kalautiba-tiba kelihatan gemuk. Wan
Seung berpura-pura merasa diring dan berpikir kalau terserang flu. Saat itu
Seol Ok yang sudah memasukan semua barang ke bajunya menyuruh Kyung Mi agar
masuk kamar mandi.
“Ini
Aneh... Kau juga tiba-tiba kelihatan gemuk.” Kata Kyung Mi, Seol Ok tak banyak
bicara karena Kyung Mi bergegas masuk kamar mandi.
Akhirnya
Seol Ok dan Wan Seung keluar rumah mengelurkaan semua barang ke dalam mobil.
Mereka heran karean Kyung Mi yang tiba-tiba pulang padahal Pelatihannya pasti
belum selesai. Seol Ok pun bertanya Di
mana Wan Seung akan tidur malam ini?
“Aku
harus tidur di sauna terdekat.” Kata Wan Seung. Seol Ok pikir Mungkin tidak
nyaman.
“Aku
detektif. Itu bukan masalah... Aku bisa tidur di mana saja” kata Wan Seung
santai.
Wan Seung
sudah berbaring disauna berpikir kalau harus segera mencari rumah dan merasa sudah
terlalu lama tinggal di rumah itu. Saat itu terdengar Seol Ok yang
memanggilnya, Wan Seung binggung kenapa
Seol Ok tahu keberadaan dirinya.
“Tadi kau
mengirimiku pesan. Kau bahkan mengirimkan lokasinya juga. Coba "Joongjin
4-dong"” kata Seol Ok memperlihatkan ponselnya.
“Maksudku,
bagaimana kau tahu aku berada di sauna yang ini?” kata Wan Seung heran.
“Ambil
sepatu ini.. Kenapa kau tidak membawanya?” ucap Seol Ok yang menemukan sepatu
Wan Seung di rak dengan wajah panik.
“Kau
pernah memakainya. Apa kau Sudah lupa?” ucap Wan Seung melihat sepatu abu-abu.
Seol Ok
mengingat saat itu Wan Seung memakaikanya karena sandalnya Basah sekali, Ia pikir Kyung Mi tidak boleh
sampai salah sangka. Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok bisa setakut itu. Seol
Ok pikir Karena itu rumah temanya.
“Apa itu
di kepalamu?” ejek Seol Ok. Wan Seung mengajak Seol Ok untuk mencari keringat.
Seol Ok hanya bisa menahan tawa mendengarnya.
Kyung Mi
membereskan sofa dibawah tangga dan menemukakan kaos kaki hitam dan yakin kalau
itu milik pria, yaitu Wan Seung. Ia lalu membuka lemari dan melihat ada banyak
minuman jadi merasa yakin Wan Seung cukup sering ke rumahnya, sambil mengeluh
kalau keduanya itu lebih baik tinggal bersama saja.
“Aku bisa
menangkap penjahat sekaligus menghasilkan uang. Memikirkannya saja aku sudah
senang. Aku bisa datang besok dan melamar pekerjaan itu di kantor polisi, kan?”
ucap Seol Ok berada dalam ruang sauna.
“Pastikan
kau datang pagi-pagi sebelum kantor tutup... dan Ahjumma Aku tidak akan marah,
jadi, jujurlah kepadaku.” Kata Wan Seung. Seol Ok bertanya tentang apa itu.
“Apa kau menjual
cincin itu karena butuh uang?” tanya Wan Seung tak bisa menahan pikiranya lagi.
“Detektif
Ha, apa kau sungguh tidak ingat?” ucap Seol Ok. Wan Seung mengaku ingat
memberikan cincin itu.
Seol Ok
pikir Wan Seung itu tidak sadar, karena melihatmemberikannya kepada wanita lain
dengan mata kepalanya sendiri. Wan Seung binggung siapa wanita yang dimaksud.
Seol Ok pun juga tak tahu. Wan Seung memastikan kalau Seol Ok tidak pernah menerima
cincin darinya.
“Apa Kau
pun tidak pernah memberikan cincin ke wanita lain?” tanya Seol Ok, Wan Seung
mengeleng. Seol Ok dengan wajah penasaran mengajak cari cincin itu.
“Benar,
jawabannya selalu ada di TKP.” Kata Wan Seung sambil makan telur rebus.
Keduanya
masuk ke bar tempat mereka bertemu,
mereka melakukan reka adegan sebelumnya kalau Seol Ok yang membuat bir
soju. Wan Seung masih ingat Seol Ok yang membuat banyak lalu melempar tisu yang
basah ke arah dinding setelah mencampur
bir dan Soju.
“Ya, kau
pandai meracik minuman... Kemudian, kita minum-minum.” Ucap Wan Seung akan
meminum bir buatan Seol Ok.
“Hentikan...
Kita sedang mengolah TKP.” Ucap Seol Ok menahan Wan Seung sebelum miinum.
“Kemudian...
Kurasa aku ke toilet.” Kata Wan Seung sengaja mendekatkan wajahnya sama seperti
saat mabuk dan pergi berjalan ke toilet.
“Aku
ingat mengeluarkan cincin itu untuk kuberikan kepadamu.” Ucap Wan Seung yang
bergaya seperti polisi kalau akan menangkap Seol Ok mengunakan pistol tangan
dan sebuah cincin terselip.
“Coba Lihat?
Kuberikan kepadamu.” Kata Wan Seung yakin. Seol Ok mengaku tidak ingat menerima
apa-apa.
Wan Seung
lalu mengingat kalau Seol Ok yang bilang mau makan kue. Seol Ok pun mengingat
saat mabuk memesan kue dan mencari Mont Blanc. Pegawai toko mengatakan tidak
menyajikan kue sebagai camilan bar. Seol Ok meminta tiramisu saja.
“Kami
sama sekali tidak menjual kue.” Ucap si pegawai meminta maaf. Wan Seung kembali dari toilet menghampiri Seol
Ok.
“Ahjumma...
Apa kau mabuk? Kau tidak bisa memesan kue di bar. Berhentilah mengatakan itu
dan duduk di sana... Ayo, duduk yang tegap. Ada sesuatu... Ada sesuatu yang
ingin kuberikan kepadamu.” Ucap Wan Seung yang mabuk
“Tapi aku
mau makan kue.” Rengek Seol Ok dengan gaya imutnya. Wan Seung akhirnya mengajak
untuk makan kue.
Keduanya
berjalan keluar dari cafe, Seol Ok pikir kalau mau makan kue. Wan Seung
menunjuk kalau itu toko milik Hee Yeon yaitu Genoise. Seol Ok pun yakin kalau Cincin
itu hilang di sana karena mengingat Wan Seung mabuk dan mengoda pelayan seperti
berpikir Seol Ok ada didepanya, Seol Ok pun melihat Wan Seung malah mengoda
wanita lain.
“Kita
berdua juga tidak sadarkan di sana. Semuanya.. bermula di sana.” Kata Seol Ok
yakin.
Bersambung
ke episode 10
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar