PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 03 Maret 2018

Sinopsis Queen Of Mystery 2 Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Seol Ok berjalan pulang, teringat kembali percakapan dengan Kyung Min.
Flash Back
Kyung Min ingin tahu hasilnya, Berhasil Atau gagal. Seol Ok terus menatap layar laptop seperti tak percaya.  Kyung Min akhirnya berjalan mendekati Seol Ok ingin tahu hasilnya itu Berhasil atau gagal. Seol Ok menjawab kalau itu Berhasil. Kyung Min senang mendengarnya.
“Kau berhasil.” Ucap Seol Ok. Kyung Min kaget kalau dirinya yang berhasil dan melihat tak ada nama Seol Ok.
“Aku sudah berusaha semaksimal mungkin... Kupikir aku bisa lulus kali ini.” Ucap Seol Ok menangis kalau dirinya yang tak lulus.
Seol Ok berjalan melihat toko kue yang masih buka, lalu masuk menatap di elatase. Si pegawai pun bertanya kue mana yang ingin di pilih Seol Ok.  Seol Ok mengatakan kalau ingin sesuatu yang sangat manis.

Wan Seung berjalan keluar dari kantor polisi dan kembali menemui atasanya yang sudah pensiun memberikan kartu nama Seo Hyun Soo. TUan Bo Kook tak percaya lalu bertanya apakah Seo Hyun Soo menemui Wan Seung dan ingin tahu apa yang dikatakan.
“Sudah 17 atau 18 tahun berlalu... Apa Kau masih mengenalinya?” tanya Tuan Bo penasaran.
“Aku tak bertemu langsung dengannya.” Akui Wan Seung. Tuan Bo ingin tahu apakah Sudah cek CCTV
 “Kamera CCTV masih dalam perbaikan.” Jawab Wan Seung lemas.

“Seo Hyun Soo sudah meninggal dan Kau melihat sendiri jenazahnya. Lalu siapa yang pura-pura jadi dirinya dan kenapa?” kata Tuan Bo tak percaya
“Hyungnim, aku seorang detektif. Aku tidak terpengaruh emosiku. Tapi Ada sesuatu mengenai hal ini.” Kata Wan Seung curiga. 

Wan Seung berjalan pulang dan akan masuk rumah, saat itu Kyung Mi memanggilnya dari depan rumah lalu mendekatinya bertanya apakah melihat Seol Ok, karena tadi pergi ke swalayan dan belum pulang.
“Apa dia sudah lihat hasil tesnya?” tanya Wan Seung. Kyung Mi menganguk dengan wajah cemas. 

Seok Ok sudah memesan sepotong cake dengan cream hijau, tapi seperti nafsu makanya hilang. Saat itu Nyonya Park seperti datang dibalik kue bertanyaKenapa tidak dimakan kuenya. Seol Ok mengaku itu Karena.. dan tak bisa berkata-kata karena sedih.
“Ada apa dengan wajahmu? Apa Gagal lagi?” ucap Nyonya Park lalu tiba-tiba mengucap syukur.
“Jadi polwan diusiamu sangatlah sulit. Jangan buang-buang waktu dan pulang ke rumah sekarang. Kau bisa Pulang dan hidup dengan baik. Kenapa kau menyusahkan hidupmu sendiri?” nasehat Nyonya Park pada mantan menantunya. 

Kyung Mi  dan Wan Seung berjalan bersama mencari Seol Ok, memastikan kalau Seol Ok berjalan di sekitar rumah. Kyung Mi bertanya apakah Wan Seung yakin kalau Seol Ok berjalan di sekitar rumah, Kyung Mi mengaku sangat yakin. Saat itu ada mobil pemadam lewat didepan mereka.
“Kenapa banyak sekali terjadi  kebakaran akhir-akhir ini?” ucap Wan Seung heran
“Kuharap dia tak memikirkan hal yang aneh-aneh.” Kata Kyung Mi khawatir.
“Kurasa dia sedang memikirkannya.” Kata Wan Seung lalu menunjuk kalau Seol Ok sedang duduk makan kue. Kyung Mi melihat temanya sedang duduk sendirian.
“Beritahu dia akan gendut kalau makan tengah malam.” Ucap Wan Seung sinis lalu berjalan pergi. 

Kyung Mi masuk ke dalam toko memanggil temanya,  Seol Ok dengan wajah sumringah memberitahu kalau kue yang dimakanya itu sangat enak dan menawarkan pada temanya. Kyung Mi menolak karena tak suka makanan manis.
“Hal bagus apa yang kau miliki? Aku akan makan semuanya.” Kata Seol Ok, Kyung Mi duduk didepan Seol Ok menanyakan tentang keadaan temanya. “Ya... Aku gagal, Tapi Aku bisa melakukannya lagi. Aku akan terus ikut tes sampai berhasil.” Kata Seol Ok seperti sudah menemukan semangat baru.
“Kemampuanmu menangkap penjahat sangatlah bagus.” Komentar Kyung Mil lalu menyuruh temanya untuk makan sambil minum teh.

“Apa Kau memakan kuenya, memang karena enak?” tanya Kyung Mi heran melihat temanya makan dengan lahap.
“Aku gagal... Aku tak boleh kehilangan nafsu makanku.  Aku sudah kehilangan banyak hal. Hidup tidak seistimewa itu, Semuanya hanya perlu makan saja. Jadi Baguslah aku gagal dan Bayangkan kalau aku berhasil. Aku takkan menikmati kue ini dan akan pergi latihan.” Ucap Seol Ok penuh optimis.
Kyung Mi pun memuji sikap Seol Ok.  Seol Ok pun yakin kalau akan makan kuenya dan berhasil di tes selanjutnya. Kyung Mi membersihkan wajah Seol Ok yang belepotan krim, sambil mengeluh temanya wanita ceroboh. Seol Ok merasa kalau Kyung Mi jadi mirip ibunya disaat seperti ini. Kyung Mi mengeluh karena ia terlihat lebih muda dari Seol Ok. Keduanya pun bercengkrama semalaman di toko kue. 


Seol Ok merangkul tangan Kyung Mi ingin tahu apa yang akan dilakukanya. Kyung Mi binggung apa maksud pertanyanya. Seol Ok  tahu kalau Kyung Mi mau jadi polisi juga Sejak bertemu Inspektur Bae. Kyung Mi mengejek temanya yang semakin peka.
“Kenapa kau tak mencobanya? Cobalah hal-hal yang kau inginkan. Aku tak bisa melakukannya walaupun menginginkanya” ungkap Seol Ok. Keduanya tiba-tiba terhenti karena melihat ada banyak kerumunan wartawan
“Apa yang terjadi? Bukannya itu rumahku?” ucap Seol Ok binggung. Keduanya hanya bisa menatap dari kejauhan. 

Semua seperti menunggu si pemilik rumah yang tak datang, lalu salah satunya melihat Seol Ok berdiri dengan Kyung Mi dan bergegas mendekat. Semua ternyata wartawan dan langsung menyodorkan mic dengan memastikan kalau itu Seol Ok. Seol Ok binggung mereka mengenal dirinya karena wajahnya diblur.
“Apa Anda benar yang menangkap  si penipu pernikahan itu? Anda pura-pura jadi pengantinnya agar bisa menangkapnya. Apa itu benar?” tanya wartawan penasaran.
“Bukan hanya aku yang menangkapnya.” Komentar Seol Ok malu-malu
“Bagaimana rasanya pura-pura jadi seorang pengantin? Apakah itu taktik bersama kepolisian Atau ide Anda sendiri? Gaun pengantin yang Anda pakai jadi trend belakangan ini. Dimana Anda membelinya? Dari toko mana?” tanya wartawan bertubi-tubi.
“Ibu mempelai pria membelikannya.” Jawab Seol Ok terlihat bahagia karena bisa mengekspos dirinya.
Wan Seung berdiri didepan toko elektronik menonton berita “Apa yang polisi lakukan saat seorang warga sipil lemah menangkap seorang  penipu pernikahan? Reporter Hyun Jin Young, SBC News.” Ia tersenyum bahagia melihat berita di TV, lalu pesan masuk ke dalam ponselnya “Terima kasih atas liputannya  terhadap Yoo Seol Ok.”- Dari Reporter Yim Seung Hyun-

Akhirnya Seol Ok mendapatkan seragam kepolisian, dan diadakan “Upacara penempatan Yoo Seol Ok sebagai petugas kehormatan kepolisian.” Petinggi kepolisian memberikan sertifikat kalau mereka mengangkat menjadi petugas kehormatan kepolisian pada 21 Februari 2018.
Kepala Kepolisian Korea, Ahn Il Yong, memberikan Sertifikat Penugasan pada Seol Ok dan banyak wartawan yang meliput ucapan pengangkatan Seol Ok. 

Dibangku penonton dua petinggi duduk bersama, Kepala Shin Jang Goo heran Kenapa Seol Ok masuk divisi mereka menurutnya pikir Seharusnya Seol Ok tak bergabung  bersama mereka  kalau Tuan Jo In Ho tidak macam-macam. Tuan Jo mencoba menjelaskan 
“Banyak warga sipil yang melaporkan kasusnya. Jadi Tak ada pilihan lain selain melakukannya... Maaf.” Ucap Tuan Jo
“Siapa yang membuat seorang warga sipil ikut campur dan merusak reputasiku?” keluh Tuan Shin
“Letnan Ha dari Kantor Seodong... Dia memang gila.” Kata Tuan Jo. Tuan Shin kaget kalau yang dimaksud Ha Wan Seung
“Ya, Apa Anda mengenalnya?” tanya Tuan Jo. Tuan Shin mengelenkan kepala
“ Kenapa Seodong tidak menyelesaikannya dengan baik? Kenapa dia begitu kelewatan?” keluh Tuan Jo kesal dan saat itu wartawan sengaja mengarahkan kamera. Keduanya langsung bersikap manis. 


Seol Ok mengikuti Tuan Ahn dengan Tuan Shin dan Tuan Jo berjalan dibelakanganya. Ia bertanya pada Kepala Ahn apakah Boleh pulang sekarang. Tuan Ahn mempersilahkan dan memuji kerjanya.  Seol Ok ingin memastikan kembali, apakah benar-benar seorang polwan sekarang.
“Ya. Kuharap Anda bisa berkontribusi banyak sebagai seorang polwan.” Ucap Kepala Ahn.
“Dimana aku ditugaskan? Seodong atau Joongjin?” kata Seol Ok. Tuan Jo langsung menyela kalau akan menghubunginya lagi lalu sengaja bergegas mengantar Kepala Ahn untuk masuk ke dalam mobil.
“Bekerjalah dengan baik, Kepala Shin.” Ucap Kepala Ahn sebelum masuk mobil.
“Aku minta maaf, Hal serupa takkan terjadi lagi.” Kata Tuan Shin memberikan hormat
Tuan Shin dan Tuan Jo memberikan hormat saat Kepala Ahn meninggalkan kantor. Seol Ok kembali bertanya kapan akan menghubunginya. Tuan Jo terlihat kesal hanya diam saja, akhirnya Seol Ok memberikan hormat seperti seniornya. 

Seol Ok mengantar temanya, merasa  Rumah ini akan terasa sangat besar tanpa Kyung Mi. Kyung Mi berjanji akan segera pulang setelah selesai latihan lalu mengejek kalau Seol Ok itu memang pantas untuk detektif Ha. Seol Ok mengeluh temanya yang terus mengejek.
“Apa Detektif Ha pindah rumah?” tanya Kyung Mi melihat Wan Seung membawa tas ransel dan juga mobil truk.
“Entahlah. Aku tak dengar kabar apapun.” Kata Seol Ok heran lalu memanggil Wan Seung.
“Apa Kau mau pindah rumah?” tanya Seol Ok. Wan Seung mengeluh kalau Seol Ok tak bisa melihat ada mobil truk.
“Kau mau Kemana?” tanya Seol Ok kaget. Wan Seung menjawab Joongjin-dong.
“Kau bilang Joongjin-dong? Itu Tak begitu jauh dari sini.” Komentar Seol Ok.
“Jangan ikuti aku kalau begitu. Aku benci wanita yang senang membututi orang lain.” Komentar Wan Seung
“Untuk apa aku ke rumahmu?” kata Seol Ok sinis. Wan Seung pikir itu bagus dan menyuruh Seol Ok untuk hidup dengan baik lalu masuk ke dalam mobil truk. Seol Ok terlihat kesal dan juga sedih karena Wan Seung pergi. 


Spanduk bertuliskan “Selamat datang di Pelatihan  Akademi Kepolisian” dan ada banyak pengantar para calon polisi. Seol Ok melambaikan tangan pada temanya yang akan segera masuk pelatihan. Kyung Mi seperti tak tega, Seol Ok menyuruh Kyung Mi agar segera masuk.
“Aku akan sendiri sekarang.” Ucap Seol Ok duduk sendirian dibus menatap keluar jendela.
Saat itu terdengar suara Wan Seung memanggil “Ahjumma.” Seol Ok seperti terlihat bahagia, tapi ternyata bukan Wan Seung tapi yang pria lain. Si pria bertanya Seol Ok apakah kursi disampinganya kosong. Seol Ok langsung menatap sinis karena dipanggil “Ahjumaa”

Wan Seung tinggal di rumah barunya, seperti sengaja menjauhi Seol Ok. Sementara Seol Ok kembali makan kue di toko kesukaanya. Tiba-tiba sesorang berteriak panik karena ada kebakaran di tumpukan sampah. Seol Ok melihat ada kebakaran langsung mengambil teko air dan menyiramnya, api yang belum begitu besar pun padam.
“Siapa yang buang puntung rokok disini? Hampir saja terjadi kebakaran.” Ucap Si pegawai kesal
“Itu bukan disengaja... Seseorang meletakkan disini dengan sengaja.” Kata Seol Ok. Si pegawai terlihat binggung.
“Seseorang mencoba untuk membakar toko ini dan Aromanya seperti stroberi.” Kata Seol Ok mencium botol yang tergeletak di dekat sampah. Si pegawai makin binggung karena Seol Ok seperti seorang detektif.
“Isi botol ini adalah acetone... Penutupnya terbuka tapi acetonenya tidak menguap. Dan tak lazim bila puntung rokok terbang sendiri ke sini. Ini pembakaran yang disengaja.” Kata Seol Ok
Si pegawai binggung bertanya siapa Seol Ok, Seol Ok mengeluarkan lencana dengan wajah bahagia sebagai anggota khusus. 


Tuan Jo berdiri di depan jendela seperti sedang melamun dan merangkai kalimat sambil minum teh. Saat itu Kong Han Min dan Polwan Shin Na Ra berdiri didepan ruangan melihatnya.  Han Min memberitahu kalau yag adadi ruangan Ketua Jo dari Divisi Kriminal.
“Semua di Kantor Joongjin benci musim gugur.” Ucp Han Min, Na Ra ingin tahu alasanya.
“Musim gugur adalah bulan kompetisi literasi.” Kata Han Min, saat itu Tuan Jo membalikan badan. Han Min mengajak Na Ra bersembunyi.
Tuan Jo menulis nama “Chrysanthemum” lalu bisa merasakan kalau Han Min ada didepan ruangan dan keluar dari ruangan memanggilnya, kalau baru saja memikirkan sebuah ide untuk novel baru. Tapi saat keluar, tak ada Han Min, hanya ada baju yang ditinggalkan begitu saja. 

Han Min berjalan ke depan  Kantor Kepala, lalu bertanya pada Na Ra apakah tahu arti NIMBY. Na Ra terlihat binggung. Han Min memberitahu  Artinya "Not In My Back Yard" dan menurtnya Kepala Shin seperti "Not In My Back Yard".
“Setiap kali dia bicara, dia selalu bilang. "Kenapa harus divisiku"? Dia selalu meminta bawahan untuk membawakan hasil kerja padanya. Dia benar-benar...” ucap Han Min meluapkan keluhanya dan saat itu Kepala Shin keluar dari ruangan.
“Ayah... “ ucap Na Ra memanggil Kepala Shin. Han Min kaget karena juniornya memanggil ayah pada atasanya.
“Sudah kubilang jangan panggil ayah seperti itu.” Ucap Kepala Shin. Na Ra heran kenapa tak boleh melakukanya. 

Saat itu terdengar siulan yang lama-lama mendekat. Tuan Shin sinis melihat Wan Seung datang dengan membawa kardus besar. Wan Seung menyapa Tuan Shin menanyakan kabarnya dan mengaku senang karena bertemu kembali. Tuan Shin ingin tahu tujuan Wan Seung datang ke kantornya.
“Aku ditugaskan di kantor ini.” Ucap Wan Seung. Tuan Shin kaget mendengarnya. 
Saat itu Tuan Jo datang melihat Han Min dan kaget karena ada Wan Seung didepanya. Tuan Shin ingin tahu apa yang terjadi dengan Wan Seung yang datang ke divisinya. Tuan Jo kembali meminta maaf karena sebelumnya meminta untuk mengirimkan seorang pria baik tapi yang datang adalah Wan Seung.
“Maaf atas laporan korupsi di dalam kepolisian. Aku masih belum paham saat itu dan aku tak tahu akan  diperlakukan seperti itu.” Ucap Wan Seung Sopan
“Hentikanlah” kata Tuan Jo tak ingin membahas didepan anak Tuan Shin lalu menyuruh Han Min agar menyapanya,  Han Min dan Na Ra pun menjabat tangan dengan Wan Seung.
“Tunjukkan meja Detektif Ha.” Kata Tuan Shin kesal lalu berjalan pergi.
“Bereskan barangmu atau tidak, aku tak peduli.” Kata Tuan Jo lalu mengikuti Tuan Shin, tapi saat dilorong malah terkena tendangan di kakinya.
“Pak Kepala... Aku akan melakukan yang terbaik bagimu agar Anda tidak diinspeksi lagi.” Ucap Wan Seung memberikan hormat pada atasan barunya.
Na Ra ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya. Hang Min menjawab Itu bukan urusan juniornya. Na Ra mengeluh kesal karena Hang Min tak mau memberitahu. 


Di ruangan, banyak sekali orang dengan kasus yang berbeda dan sedang diwawancara. Wan Seung masuk merasa tak heran kantor polisi barunya ini terkenal karena kehebatann menangkap penjahat dan menjadi tempatnya berkerja sekarang.
Saat itu Gye Sung Woo menyapa Wan Seung yang berjalan masuk sendirian,  Wan Seung bingung siapa pria berkaca yang mengenalinya. Keduanya tiba-tiba menyanyi “Gunung Bomun”. Sung Woo mengaku sekolah di luar negeri dan berpikir itu sejak SMP.
“Ohh..  Aku mengenalimu... Sebentar... “ kata Wan Seung mencoba mengingat-ingat
“Angkatan 21 Akademi Kepolisian... Gye Sung Woo.” Ucap Sung Woo memperkenalkan diri.
“Kau si pandai Gye Sung Woo, 'kan? Si Sung Woo yang rangking paling rendahnya tiga.” Kata Sung Woo.
“Benar. Aku selalu rangking 1 dan kau rangking 3. “ ucap Wan Seung sedikit meremehkan
“Apa Kau tugas disini?  Apa Di Unit Tiga?” tanya Sung Woo. Wan Seung mengatakan ada di Unit Satu.
“Itu tim yang hebat. Selamat...” kata Sung Woo. Wan Seung dengan bangga merasa kalau Hidupnya hanya diisi dengan hal-hal hebat.
Wan Seung ingin tahu Sung Woo ada di tim mana,  Sung Woo mengatakan kalau ada di tim Kejahatan Unit Satu. Wan Seung kaget kalau mereka ada di unit yang sama, mereka pun saling berjabat tangan. Sung Woo dengan bangga memperkenalkan diri sebagai pemimpin unit tim satu.
“Jangan khawatir... Aku takkan semena-mena dengan teman seangkatanku selama kau bekerja dengan baik. Mari kutunjukkan mejamu.” Ucap Sung Woo dan Kyung Mi mengikutinya.
“Hei.. Ucapkan salam Dia akan jadi partnermu.” Kata Sung Woo pada seorang pria berwajah garang bernama Detektif Yuk Seung Hwa.
Wan Seung menyapa Detektif Yuk untuk bicara berkerjasama, tapi Detektif Yuk malah acuh begitu saja. Sung Woo seperti mengejek Wan Seung hanya diam saja karena Detektif Yuk itu partnernya. Wan Seung enggan mengikuti dengan alasan baru saja tiba.
“Ayolah. Kau harus bekerja keras jadi Berikan barang-barangmu. Semoga berhasil.” Kata Sung Woo dengan nada mengejek. Wan Seung terlihat harus bisa menahan egonya. 


Kasus pertama, seorang pria separuh baya berteriak marah  kalau seseorang mencoba membakar truknya. Ia  Ingin tahu apa saja yang mereka lakukan hanya melihatnya. Wan Seung mengaku baru saja ditugaskan di daerah itu.
“Hidupku bergantung dengan truk ini dan Masih banyak tunggakan yang harus dilunasi. Keluargaku akan mati kelaparan tanpa truk ini.” Ucap Si pria
“Aku akan menginvetigasinya. Jadi Tolong menjauh.” Kata Wan Seung menahan amarah.
Saat itu Wan Seung melihat foto dan menatap ke arah atas seperti bisa membayangkan kalau ada orang yang memlepar botol dengan api dan berpikir kalau itu adalah bom bensin. Ia tahu kalau Ini bangunan tua tanpa CCTV dan bertanya pada Detektif Yuk  apakah Sudah cek kamera dasbor.
Detektif Yuk hanya diam saja, Wan Seung kesal karena diabaikan begitu saja lalu kembali memanggilnya meminta agar melihat Black Box. Detektir Yuk pun memeriksanya. Wan Seung heran dengan sikap Detektif Yuk, berpikir kalau sudah melakukan kesalahan padanya. 


Saat itu tiba-tiba beberapa anak naik ke atas truk,  Wan Seung berteriak menyuruh agar Keluar dari truk, karena Tak boleh bermain diatas truk. Seorang anak tetap bermain diatas truk,  Wan Seung langsung mengendongnya dengan cara terbalik sebagai pelajaran.
“Kalau kau main-main disini lagi, maka aku akan memborgolmu nanti. Lalu Kau takkan bisa pulang dan bertemu orang tuamu. Itu Menakutkan, 'kan?” ucap Wan Seung. Seorang ibu berteriak marah melihat anaknya.
“Ahjussi!.. Sedang apa kau” teriak si ibu. Wan Seung melepaskan si anak dan menyuruh pergi saja.
Kasus kedua, Wan Seung pergi ke rumah seorang nenek dengan satu sisinya sudah menghitam karena terbakar. Si nenek terlihat marah karena dianggap sudah membakar rumahnya sendiri sambil mengeluh kalau Wan Seung menyalahkan orang yang tak bersalah. Wan Seung mencoba menjelaskan tapi si nenek semakin marah

“Bu... Bukan begitu maksudku... Anda lihat ini? Bahan polysteryne adalah bahan mudah terbakar jika terkena kapur.” Jelas Wan Seung
“Sudah kubilang bukan aku... Aku membayar mahal untuk tanaman cabaiku.” Ucap Si nenek. Wan Seung menyuruh Detektif Yuk agar mengatakan sesuatu, tapi Partnernya itu hanya diam saja.
“Tak mungkin aku  meletakkannya di luar. Orang lain mungkin yang meletakannya disini.” Kata Si nenek. Detektif Yuk memilih untuk pamit pergi. Wan Seung ingin mengikutinya tapi Si nenek menahanya agar tak pergi.
“Kau harus menangkap pelakunya.” Ucap Si nenek. Wan Seung berjanji  akan menangkapnya. 

Sung Ha datang ke toko terjadi kebakaran yang diberikan garis polisi. Ia melihat dibotol air mineral kalau Mudah sekali untuk terjadi kebakaran saat acetone menguap  karena Ini seperti peralatan penunda. Ia menjelaskan Saat menguap dan terkena api, maka si pelaku masih bisa melarikan diri.
“Pelanggan hari itu mengatakan hal yang sama.” Ucap si pegawai. Sung Ha binggung siapa Pelanggan itu yang bisa menyimpulkan hal yang sama.
“Ya, hari itu, dia memadamkan apinya sendiri. Banyak pelaku  kebakaran yang disengaja sengaja muncul dan memadamkan apinya sendiri.” Ucap si pegawai
“Apa Anda ingat wajahnya?” tanya Sung Ha. Saat itu pegawai menunjuk ke arah Seol Ok yang baru saja selesai belanja dengan menarik trollynya. 

Keduanya terkejut karena bertemu kembali, Seol Ok mengatakan kalau sudah menonton acaranya. Sung Ha meminta maaf karena sudah bilang pada pihak TV agar tidak memasukan videonya Tapi mereka sudah menyensor wajahnya dan ingin memastikan wajah Seol Ok takkan nampak...
“Aku sudah masuk TV, bahkan Aku masuk "KBC News" juga. Apa Kau tidak menontonnya?” kata Seol Ok bangga
“Belum. Aku sibuk belakangan ini... “ komentar Sung Ha lalu berusaha mengalihkan dengan berjongkok di TKP.
“Sepertinya ini bukan pertama kalinya. Jika seorang profiler datang kemari karena  masalah kebakaran kecil ini, itu artinya ini adalah kasus pembakaran berantai.” Ucap Seol Ok
“Kau masih hebat.” Puji Sung Ha. Seol Ok pikir Seol Ok tak perlu bicara seperti tapi merasa dengan bangga kalau memang lebih hebat sekarang, ingin memperlihatkan medali sebagai petugas khusu
Tapi Sung Ha berdiri karena harus menerima telp, membahas  Botol plastik dan puntung rokok yang isinya Genoise dan ada di toko ke empat. Seol Ok ikut mendengarkanya. Sung Ha mengatakan akan segera kesana.
“Apa terjadi kebakaran di toko lain juga? Cara terjadinya sama, kan? Acetone dan puntung rokok.” Ucap Seol Ok
“Aku harus pergi dan aku senang kemampuanmu masih hebat.” Komentar Sung Ha lalu berjalan pergi.
“Kenapa seseorang ingin  membakar toko?” tanya si pegawai binggung. Seol Ok pikir mereka harus cari tahu dulu dan meminta agar menyimpan trolly belanjaanya. 


Toko Genoise, gerai franchise ke-4
Wan Seung datang ke TKP, sambil mengeluh Siapa yang melakukannya dan menemukan sebuah botol air mineral dengan Acetone. Seorang polisi ingin memasang garis polisi, tapi seperti membuat Wan Seung tak bisa keluar dari TKP. Seorang wanita muda mendekat dan Wan Seung melarang untuk mendekat.
“Di papan itu, aku... Aku pemiliknya.” Ucap Jung Hee Yeon menunjuk wajah dirinya didepan toko. Wan Seung pun seperti baru menyadarinya.
“Kudengar terjadi kebakaran di toko ke-3” kata Hee Yeon binggung. Wan Seung memberitahu kalau  Cara terjadinya pun sama.
“Astaga, siapa yang melakukannya?” kata Hee Yeon panik. Wan Seung mengatakan akan mencari tahu dan membutuhkan waktu.

Disebuah tempat, pemadam kebakaran sedang memadamkan api di sebuah motor. Beberapa orang meihat di TKP. Polisi pun memasang garis polisi. Seol Ok melihat ada kejadian kebakaran lagi. Keduanya akhirnya turun dari mobil dengan terlihat sebuah spanduk besar bertuliskan (Musikal Keluarga, "A Tale of a Turtle")
“Kudengar kau ditugaskan... Apa Kau ditugaskan disini?” ucap Seol Ok menyapa seorang polisi.
“Ya... aku Divisi Empat Kantor Joongjin.” Kata si polisi terlihat senang bertemu dengan Seol Ok.
“Apa seseorang membakar sebuah motor?” tanya Seol Ok. Petugas membenarkan.
“Pembakaran yang disengaja sedang marak terjadi.” Kata Polisi. Sung Ha pikir Tidak semua kebakaran yang terjadi akibat disengaja lalu masuk ke TKP dengan motor yang sudah padam. 

Seol Ok melihat kalau itu motor curian. Sung Ha bertanya dariman Seol Ok mengetahuinya.  Seol Ok mengatakan Tak ada yang menggambar motor baru dan jika memang itu miliknya. Sung Ha melihat bagian ban motor menyimpulkan pelaku hanya bermain-main saja. Seol Ok melihat tempat ada putung rokok.
“Setidaknya ada 3 orang pelaku... Salah satunya mengoyak filternya, lalu Yang lainnya menginjak filternya. Dan yang terakhir hanya membuang puntung rokok yang masih menyala begitu saja.” Ucap Seol Ok melihat ada bukti kejadian. Dan 3 orang anak yang memang sedang mengendarai motor lalu berhenti di tengah jalan 
“Kalau begitu mereka kehabisan bensin” kata Sung Ho. Seol Ok pikir  mereka bisa juga mengambil bensin dari motor lain
Salah seorang pengemudi sengaja mengambil besin dari motor pengantar makanan lalu memindahkan pada motor yang baru di curi. Sung Ho pikir  Hal itu sering terjadi karena Mudah sekali mengeluarkan bensin dari tangki motor.

Flash Back
Salah satu anak mengisi bensin di motor mengomel karena dua temanya yang merokok sendirian karena ia juga mau merokok juga. Tatapan si pria tak melihat kalau bensin jatuh keluar dari tangki dan mengalir begitu saja. Saat itu Seol Ok dan Sung Ha seperti masuk pada kejadian sebelum kebakaran.
“Dan mereka meletakkan  bensin curian mereka dimotor dan menumpahkan sedikit.” Ucap Sung Ha
Si pria yang baru selesai mengisi bensin meminta agar diberikan rokok, salah satu anak menginjak rokok untuk mematikan dan satunya membuang rokok tanpa sadar kalau ada cairan bensin. Ketiganya menjerit kaget melihat api langsung menyambar ke arah motor, akhirnya mereka pun memilih untuk kabur. 


“Mereka punya kebiasaan buruk membuang puntung rokok sembarangan... Coba lihat puntung rokok yang satu ini, ini yang menyulut api. “ ucap Seol Ok menunjuk barang bukti.
“Pelakunya seorang pria... Bisa kulihat dari Gambarannya bahwa umur pelaku antara 16-19 tahun.” Kata Sung Ho
“Benar, disini tertulis "Fo Sho.". Aku sering melihatnya saat SMP dan SMA... “ kata si polisi
Sung Ha yakin kalau motor itu pasti terbakar. Seol Ok pikir ketiganya pasti ada di UGD rumah sakit dekat mereka. Sung Ha pun mengucapk syukur karena bukan kasus pembakaran berantai.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar