Seol Ok
berjalan pulang, teringat kembali percakapan dengan Kyung Min.
Flash Back
Kyung Min
ingin tahu hasilnya, Berhasil Atau gagal. Seol Ok terus menatap layar laptop
seperti tak percaya. Kyung Min akhirnya
berjalan mendekati Seol Ok ingin tahu hasilnya itu Berhasil atau gagal. Seol Ok
menjawab kalau itu Berhasil. Kyung Min senang mendengarnya.
“Kau
berhasil.” Ucap Seol Ok. Kyung Min kaget kalau dirinya yang berhasil dan
melihat tak ada nama Seol Ok.
“Aku
sudah berusaha semaksimal mungkin... Kupikir aku bisa lulus kali ini.” Ucap
Seol Ok menangis kalau dirinya yang tak lulus.
Seol Ok
berjalan melihat toko kue yang masih buka, lalu masuk menatap di elatase. Si
pegawai pun bertanya kue mana yang ingin di pilih Seol Ok. Seol Ok mengatakan kalau ingin sesuatu yang
sangat manis.
Wan Seung
berjalan keluar dari kantor polisi dan kembali menemui atasanya yang sudah
pensiun memberikan kartu nama Seo Hyun Soo. TUan Bo Kook tak percaya lalu
bertanya apakah Seo Hyun Soo menemui Wan Seung dan ingin tahu apa yang
dikatakan.
“Sudah 17
atau 18 tahun berlalu... Apa Kau masih mengenalinya?” tanya Tuan Bo penasaran.
“Aku tak
bertemu langsung dengannya.” Akui Wan Seung. Tuan Bo ingin tahu apakah Sudah
cek CCTV
“Kamera CCTV masih dalam perbaikan.” Jawab Wan
Seung lemas.
“Seo Hyun
Soo sudah meninggal dan Kau melihat sendiri jenazahnya. Lalu siapa yang
pura-pura jadi dirinya dan kenapa?” kata Tuan Bo tak percaya
“Hyungnim,
aku seorang detektif. Aku tidak terpengaruh emosiku. Tapi Ada sesuatu mengenai
hal ini.” Kata Wan Seung curiga.
Wan Seung
berjalan pulang dan akan masuk rumah, saat itu Kyung Mi memanggilnya dari depan
rumah lalu mendekatinya bertanya apakah melihat Seol Ok, karena tadi pergi ke
swalayan dan belum pulang.
“Apa dia
sudah lihat hasil tesnya?” tanya Wan Seung. Kyung Mi menganguk dengan wajah
cemas.
Seok Ok
sudah memesan sepotong cake dengan cream hijau, tapi seperti nafsu makanya
hilang. Saat itu Nyonya Park seperti datang dibalik kue bertanyaKenapa tidak
dimakan kuenya. Seol Ok mengaku itu Karena.. dan tak bisa berkata-kata karena
sedih.
“Ada apa
dengan wajahmu? Apa Gagal lagi?” ucap Nyonya Park lalu tiba-tiba mengucap
syukur.
“Jadi
polwan diusiamu sangatlah sulit. Jangan buang-buang waktu dan pulang ke rumah
sekarang. Kau bisa Pulang dan hidup dengan baik. Kenapa kau menyusahkan hidupmu
sendiri?” nasehat Nyonya Park pada mantan menantunya.
Kyung
Mi dan Wan Seung berjalan bersama
mencari Seol Ok, memastikan kalau Seol Ok berjalan di sekitar rumah. Kyung Mi
bertanya apakah Wan Seung yakin kalau Seol Ok berjalan di sekitar rumah, Kyung
Mi mengaku sangat yakin. Saat itu ada mobil pemadam lewat didepan mereka.
“Kenapa
banyak sekali terjadi kebakaran
akhir-akhir ini?” ucap Wan Seung heran
“Kuharap
dia tak memikirkan hal yang aneh-aneh.” Kata Kyung Mi khawatir.
“Kurasa
dia sedang memikirkannya.” Kata Wan Seung lalu menunjuk kalau Seol Ok sedang
duduk makan kue. Kyung Mi melihat temanya sedang duduk sendirian.
“Beritahu
dia akan gendut kalau makan tengah malam.” Ucap Wan Seung sinis lalu berjalan
pergi.
Kyung Mi
masuk ke dalam toko memanggil temanya,
Seol Ok dengan wajah sumringah memberitahu kalau kue yang dimakanya itu
sangat enak dan menawarkan pada temanya. Kyung Mi menolak karena tak suka
makanan manis.
“Hal
bagus apa yang kau miliki? Aku akan makan semuanya.” Kata Seol Ok, Kyung Mi
duduk didepan Seol Ok menanyakan tentang keadaan temanya. “Ya... Aku gagal,
Tapi Aku bisa melakukannya lagi. Aku akan terus ikut tes sampai berhasil.” Kata
Seol Ok seperti sudah menemukan semangat baru.
“Kemampuanmu
menangkap penjahat sangatlah bagus.” Komentar Kyung Mil lalu menyuruh temanya
untuk makan sambil minum teh.
“Apa Kau
memakan kuenya, memang karena enak?” tanya Kyung Mi heran melihat temanya makan
dengan lahap.
“Aku
gagal... Aku tak boleh kehilangan nafsu makanku. Aku sudah kehilangan banyak hal. Hidup tidak
seistimewa itu, Semuanya hanya perlu makan saja. Jadi Baguslah aku gagal dan
Bayangkan kalau aku berhasil. Aku takkan menikmati kue ini dan akan pergi
latihan.” Ucap Seol Ok penuh optimis.
Kyung Mi
pun memuji sikap Seol Ok. Seol Ok pun
yakin kalau akan makan kuenya dan berhasil di tes selanjutnya. Kyung Mi
membersihkan wajah Seol Ok yang belepotan krim, sambil mengeluh temanya wanita
ceroboh. Seol Ok merasa kalau Kyung Mi jadi mirip ibunya disaat seperti ini.
Kyung Mi mengeluh karena ia terlihat lebih muda dari Seol Ok. Keduanya pun
bercengkrama semalaman di toko kue.
Seol Ok
merangkul tangan Kyung Mi ingin tahu apa yang akan dilakukanya. Kyung Mi
binggung apa maksud pertanyanya. Seol Ok
tahu kalau Kyung Mi mau jadi polisi juga Sejak bertemu Inspektur Bae.
Kyung Mi mengejek temanya yang semakin peka.
“Kenapa
kau tak mencobanya? Cobalah hal-hal yang kau inginkan. Aku tak bisa
melakukannya walaupun menginginkanya” ungkap Seol Ok. Keduanya tiba-tiba
terhenti karena melihat ada banyak kerumunan wartawan
“Apa yang
terjadi? Bukannya itu rumahku?” ucap Seol Ok binggung. Keduanya hanya bisa
menatap dari kejauhan.
Semua
seperti menunggu si pemilik rumah yang tak datang, lalu salah satunya melihat
Seol Ok berdiri dengan Kyung Mi dan bergegas mendekat. Semua ternyata wartawan
dan langsung menyodorkan mic dengan memastikan kalau itu Seol Ok. Seol Ok
binggung mereka mengenal dirinya karena wajahnya diblur.
“Apa Anda
benar yang menangkap si penipu
pernikahan itu? Anda pura-pura jadi pengantinnya agar bisa menangkapnya. Apa itu
benar?” tanya wartawan penasaran.
“Bukan
hanya aku yang menangkapnya.” Komentar Seol Ok malu-malu
“Bagaimana
rasanya pura-pura jadi seorang pengantin? Apakah itu taktik bersama kepolisian
Atau ide Anda sendiri? Gaun pengantin yang Anda pakai jadi trend belakangan
ini. Dimana Anda membelinya? Dari toko mana?” tanya wartawan bertubi-tubi.
“Ibu
mempelai pria membelikannya.” Jawab Seol Ok terlihat bahagia karena bisa mengekspos
dirinya.
Wan Seung
berdiri didepan toko elektronik menonton berita “Apa yang polisi lakukan saat seorang warga
sipil lemah menangkap seorang penipu
pernikahan? Reporter Hyun Jin Young, SBC News.” Ia tersenyum bahagia
melihat berita di TV, lalu pesan masuk ke dalam ponselnya “Terima kasih atas
liputannya terhadap Yoo Seol Ok.”- Dari
Reporter Yim Seung Hyun-
Akhirnya
Seol Ok mendapatkan seragam kepolisian, dan diadakan “Upacara penempatan Yoo
Seol Ok sebagai petugas kehormatan kepolisian.” Petinggi kepolisian memberikan
sertifikat kalau mereka mengangkat menjadi petugas kehormatan kepolisian pada 21
Februari 2018.
Kepala
Kepolisian Korea, Ahn Il Yong, memberikan Sertifikat Penugasan pada Seol Ok dan
banyak wartawan yang meliput ucapan pengangkatan Seol Ok.
Dibangku
penonton dua petinggi duduk bersama, Kepala Shin Jang Goo heran Kenapa Seol Ok
masuk divisi mereka menurutnya pikir Seharusnya Seol Ok tak bergabung bersama mereka kalau Tuan Jo In Ho tidak macam-macam. Tuan
Jo mencoba menjelaskan
“Banyak
warga sipil yang melaporkan kasusnya. Jadi Tak ada pilihan lain selain
melakukannya... Maaf.” Ucap Tuan Jo
“Siapa
yang membuat seorang warga sipil ikut campur dan merusak reputasiku?” keluh
Tuan Shin
“Letnan
Ha dari Kantor Seodong... Dia memang gila.” Kata Tuan Jo. Tuan Shin kaget kalau
yang dimaksud Ha Wan Seung
“Ya, Apa
Anda mengenalnya?” tanya Tuan Jo. Tuan Shin mengelenkan kepala
“ Kenapa
Seodong tidak menyelesaikannya dengan baik? Kenapa dia begitu kelewatan?” keluh
Tuan Jo kesal dan saat itu wartawan sengaja mengarahkan kamera. Keduanya
langsung bersikap manis.
Seol Ok
mengikuti Tuan Ahn dengan Tuan Shin dan Tuan Jo berjalan dibelakanganya. Ia
bertanya pada Kepala Ahn apakah Boleh pulang sekarang. Tuan Ahn mempersilahkan
dan memuji kerjanya. Seol Ok ingin
memastikan kembali, apakah benar-benar seorang polwan sekarang.
“Ya.
Kuharap Anda bisa berkontribusi banyak sebagai seorang polwan.” Ucap Kepala
Ahn.
“Dimana
aku ditugaskan? Seodong atau Joongjin?” kata Seol Ok. Tuan Jo langsung menyela
kalau akan menghubunginya lagi lalu sengaja bergegas mengantar Kepala Ahn untuk
masuk ke dalam mobil.
“Bekerjalah
dengan baik, Kepala Shin.” Ucap Kepala Ahn sebelum masuk mobil.
“Aku
minta maaf, Hal serupa takkan terjadi lagi.” Kata Tuan Shin memberikan hormat
Tuan Shin
dan Tuan Jo memberikan hormat saat Kepala Ahn meninggalkan kantor. Seol Ok
kembali bertanya kapan akan menghubunginya. Tuan Jo terlihat kesal hanya diam
saja, akhirnya Seol Ok memberikan hormat seperti seniornya.
Seol Ok mengantar
temanya, merasa Rumah ini akan terasa sangat
besar tanpa Kyung Mi. Kyung Mi berjanji akan segera pulang setelah selesai
latihan lalu mengejek kalau Seol Ok itu memang pantas untuk detektif Ha. Seol
Ok mengeluh temanya yang terus mengejek.
“Apa Detektif
Ha pindah rumah?” tanya Kyung Mi melihat Wan Seung membawa tas ransel dan juga
mobil truk.
“Entahlah.
Aku tak dengar kabar apapun.” Kata Seol Ok heran lalu memanggil Wan Seung.
“Apa Kau
mau pindah rumah?” tanya Seol Ok. Wan Seung mengeluh kalau Seol Ok tak bisa
melihat ada mobil truk.
“Kau mau Kemana?”
tanya Seol Ok kaget. Wan Seung menjawab Joongjin-dong.
“Kau
bilang Joongjin-dong? Itu Tak begitu jauh dari sini.” Komentar Seol Ok.
“Jangan
ikuti aku kalau begitu. Aku benci wanita yang senang membututi orang lain.”
Komentar Wan Seung
“Untuk
apa aku ke rumahmu?” kata Seol Ok sinis. Wan Seung pikir itu bagus dan menyuruh
Seol Ok untuk hidup dengan baik lalu masuk ke dalam mobil truk. Seol Ok
terlihat kesal dan juga sedih karena Wan Seung pergi.
Spanduk
bertuliskan “Selamat datang di Pelatihan
Akademi Kepolisian” dan ada banyak pengantar para calon polisi. Seol Ok
melambaikan tangan pada temanya yang akan segera masuk pelatihan. Kyung Mi
seperti tak tega, Seol Ok menyuruh Kyung Mi agar segera masuk.
“Aku akan
sendiri sekarang.” Ucap Seol Ok duduk sendirian dibus menatap keluar jendela.
Saat itu
terdengar suara Wan Seung memanggil “Ahjumma.” Seol Ok seperti terlihat
bahagia, tapi ternyata bukan Wan Seung tapi yang pria lain. Si pria bertanya Seol
Ok apakah kursi disampinganya kosong. Seol Ok langsung menatap sinis karena
dipanggil “Ahjumaa”
Wan Seung tinggal di rumah barunya, seperti sengaja menjauhi Seol Ok. Sementara Seol Ok
kembali makan kue di toko kesukaanya. Tiba-tiba sesorang berteriak panik karena
ada kebakaran di tumpukan sampah. Seol Ok melihat ada kebakaran langsung
mengambil teko air dan menyiramnya, api yang belum begitu besar pun padam.
“Siapa
yang buang puntung rokok disini? Hampir saja terjadi kebakaran.” Ucap Si
pegawai kesal
“Itu
bukan disengaja... Seseorang meletakkan disini dengan sengaja.” Kata Seol Ok.
Si pegawai terlihat binggung.
“Seseorang
mencoba untuk membakar toko ini dan Aromanya seperti stroberi.” Kata Seol Ok
mencium botol yang tergeletak di dekat sampah. Si pegawai makin binggung karena
Seol Ok seperti seorang detektif.
“Isi
botol ini adalah acetone... Penutupnya terbuka tapi acetonenya tidak menguap. Dan
tak lazim bila puntung rokok terbang sendiri ke sini. Ini pembakaran yang
disengaja.” Kata Seol Ok
Si
pegawai binggung bertanya siapa Seol Ok, Seol Ok mengeluarkan lencana dengan
wajah bahagia sebagai anggota khusus.
Tuan Jo
berdiri di depan jendela seperti sedang melamun dan merangkai kalimat sambil
minum teh. Saat itu Kong Han Min dan Polwan Shin Na Ra berdiri didepan ruangan
melihatnya. Han Min memberitahu kalau
yag adadi ruangan Ketua Jo dari Divisi Kriminal.
“Semua di
Kantor Joongjin benci musim gugur.” Ucp Han Min, Na Ra ingin tahu alasanya.
“Musim
gugur adalah bulan kompetisi literasi.” Kata Han Min, saat itu Tuan Jo
membalikan badan. Han Min mengajak Na Ra bersembunyi.
Tuan Jo
menulis nama “Chrysanthemum” lalu bisa merasakan kalau Han Min ada didepan
ruangan dan keluar dari ruangan memanggilnya, kalau baru saja memikirkan sebuah
ide untuk novel baru. Tapi saat keluar, tak ada Han Min, hanya ada baju yang
ditinggalkan begitu saja.
Han Min
berjalan ke depan Kantor Kepala, lalu
bertanya pada Na Ra apakah tahu arti NIMBY. Na Ra terlihat binggung. Han Min
memberitahu Artinya "Not In My Back
Yard" dan menurtnya Kepala Shin seperti "Not In My Back Yard".
“Setiap
kali dia bicara, dia selalu bilang. "Kenapa harus divisiku"? Dia
selalu meminta bawahan untuk membawakan hasil kerja padanya. Dia benar-benar...”
ucap Han Min meluapkan keluhanya dan saat itu Kepala Shin keluar dari ruangan.
“Ayah...
“ ucap Na Ra memanggil Kepala Shin. Han Min kaget karena juniornya memanggil
ayah pada atasanya.
“Sudah
kubilang jangan panggil ayah seperti itu.” Ucap Kepala Shin. Na Ra heran kenapa
tak boleh melakukanya.
Saat itu
terdengar siulan yang lama-lama mendekat. Tuan Shin sinis melihat Wan Seung
datang dengan membawa kardus besar. Wan Seung menyapa Tuan Shin menanyakan
kabarnya dan mengaku senang karena bertemu kembali. Tuan Shin ingin tahu tujuan
Wan Seung datang ke kantornya.
“Aku
ditugaskan di kantor ini.” Ucap Wan Seung. Tuan Shin kaget mendengarnya.
Saat itu
Tuan Jo datang melihat Han Min dan kaget karena ada Wan Seung didepanya. Tuan
Shin ingin tahu apa yang terjadi dengan Wan Seung yang datang ke divisinya.
Tuan Jo kembali meminta maaf karena sebelumnya meminta untuk mengirimkan seorang
pria baik tapi yang datang adalah Wan Seung.
“Maaf
atas laporan korupsi di dalam kepolisian. Aku masih belum paham saat itu dan
aku tak tahu akan diperlakukan seperti
itu.” Ucap Wan Seung Sopan
“Hentikanlah”
kata Tuan Jo tak ingin membahas didepan anak Tuan Shin lalu menyuruh Han Min
agar menyapanya, Han Min dan Na Ra pun
menjabat tangan dengan Wan Seung.
“Tunjukkan
meja Detektif Ha.” Kata Tuan Shin kesal lalu berjalan pergi.
“Bereskan
barangmu atau tidak, aku tak peduli.” Kata Tuan Jo lalu mengikuti Tuan Shin,
tapi saat dilorong malah terkena tendangan di kakinya.
“Pak
Kepala... Aku akan melakukan yang terbaik bagimu agar Anda tidak diinspeksi
lagi.” Ucap Wan Seung memberikan hormat pada atasan barunya.
Na Ra
ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya. Hang Min menjawab Itu bukan urusan
juniornya. Na Ra mengeluh kesal karena Hang Min tak mau memberitahu.
Di
ruangan, banyak sekali orang dengan kasus yang berbeda dan sedang diwawancara.
Wan Seung masuk merasa tak heran kantor polisi barunya ini terkenal karena
kehebatann menangkap penjahat dan menjadi tempatnya berkerja sekarang.
Saat itu
Gye Sung Woo menyapa Wan Seung yang berjalan masuk sendirian, Wan Seung bingung siapa pria berkaca yang
mengenalinya. Keduanya tiba-tiba menyanyi “Gunung Bomun”. Sung Woo mengaku
sekolah di luar negeri dan berpikir itu sejak SMP.
“Ohh.. Aku mengenalimu... Sebentar... “ kata Wan
Seung mencoba mengingat-ingat
“Angkatan
21 Akademi Kepolisian... Gye Sung Woo.” Ucap Sung Woo memperkenalkan diri.
“Kau si
pandai Gye Sung Woo, 'kan? Si Sung Woo yang rangking paling rendahnya tiga.”
Kata Sung Woo.
“Benar.
Aku selalu rangking 1 dan kau rangking 3. “ ucap Wan Seung sedikit meremehkan
“Apa Kau
tugas disini? Apa Di Unit Tiga?” tanya
Sung Woo. Wan Seung mengatakan ada di Unit Satu.
“Itu tim
yang hebat. Selamat...” kata Sung Woo. Wan Seung dengan bangga merasa kalau
Hidupnya hanya diisi dengan hal-hal hebat.
Wan Seung
ingin tahu Sung Woo ada di tim mana,
Sung Woo mengatakan kalau ada di tim Kejahatan Unit Satu. Wan Seung
kaget kalau mereka ada di unit yang sama, mereka pun saling berjabat tangan.
Sung Woo dengan bangga memperkenalkan diri sebagai pemimpin unit tim satu.
“Jangan
khawatir... Aku takkan semena-mena dengan teman seangkatanku selama kau bekerja
dengan baik. Mari kutunjukkan mejamu.” Ucap Sung Woo dan Kyung Mi mengikutinya.
“Hei..
Ucapkan salam Dia akan jadi partnermu.” Kata Sung Woo pada seorang pria
berwajah garang bernama Detektif Yuk Seung Hwa.
Wan Seung
menyapa Detektif Yuk untuk bicara berkerjasama, tapi Detektif Yuk malah acuh
begitu saja. Sung Woo seperti mengejek Wan Seung hanya diam saja karena
Detektif Yuk itu partnernya. Wan Seung enggan mengikuti dengan alasan baru saja
tiba.
“Ayolah.
Kau harus bekerja keras jadi Berikan barang-barangmu. Semoga berhasil.” Kata
Sung Woo dengan nada mengejek. Wan Seung terlihat harus bisa menahan egonya.
Kasus
pertama, seorang pria separuh baya berteriak marah kalau seseorang mencoba membakar truknya.
Ia Ingin tahu apa saja yang mereka
lakukan hanya melihatnya. Wan Seung mengaku baru saja ditugaskan di daerah itu.
“Hidupku
bergantung dengan truk ini dan Masih banyak tunggakan yang harus dilunasi.
Keluargaku akan mati kelaparan tanpa truk ini.” Ucap Si pria
“Aku akan
menginvetigasinya. Jadi Tolong menjauh.” Kata Wan Seung menahan amarah.
Saat itu
Wan Seung melihat foto dan menatap ke arah atas seperti bisa membayangkan kalau
ada orang yang memlepar botol dengan api dan berpikir kalau itu adalah bom
bensin. Ia tahu kalau Ini bangunan tua tanpa CCTV dan bertanya pada Detektif
Yuk apakah Sudah cek kamera dasbor.
Detektif
Yuk hanya diam saja, Wan Seung kesal karena diabaikan begitu saja lalu kembali
memanggilnya meminta agar melihat Black Box. Detektir Yuk pun memeriksanya. Wan
Seung heran dengan sikap Detektif Yuk, berpikir kalau sudah melakukan kesalahan
padanya.
Saat itu
tiba-tiba beberapa anak naik ke atas truk,
Wan Seung berteriak menyuruh agar Keluar dari truk, karena Tak boleh
bermain diatas truk. Seorang anak tetap bermain diatas truk, Wan Seung langsung mengendongnya dengan cara
terbalik sebagai pelajaran.
“Kalau
kau main-main disini lagi, maka aku akan memborgolmu nanti. Lalu Kau takkan
bisa pulang dan bertemu orang tuamu. Itu Menakutkan, 'kan?” ucap Wan Seung.
Seorang ibu berteriak marah melihat anaknya.
“Ahjussi!..
Sedang apa kau” teriak si ibu. Wan Seung melepaskan si anak dan menyuruh pergi
saja.
Kasus
kedua, Wan Seung pergi ke rumah seorang nenek dengan satu sisinya sudah
menghitam karena terbakar. Si nenek terlihat marah karena dianggap sudah
membakar rumahnya sendiri sambil mengeluh kalau Wan Seung menyalahkan orang
yang tak bersalah. Wan Seung mencoba menjelaskan tapi si nenek semakin marah
“Bu...
Bukan begitu maksudku... Anda lihat ini? Bahan polysteryne adalah bahan mudah
terbakar jika terkena kapur.” Jelas Wan Seung
“Sudah
kubilang bukan aku... Aku membayar mahal untuk tanaman cabaiku.” Ucap Si nenek.
Wan Seung menyuruh Detektif Yuk agar mengatakan sesuatu, tapi Partnernya itu
hanya diam saja.
“Tak
mungkin aku meletakkannya di luar. Orang
lain mungkin yang meletakannya disini.” Kata Si nenek. Detektif Yuk memilih
untuk pamit pergi. Wan Seung ingin mengikutinya tapi Si nenek menahanya agar
tak pergi.
“Kau
harus menangkap pelakunya.” Ucap Si nenek. Wan Seung berjanji akan menangkapnya.
Sung Ha
datang ke toko terjadi kebakaran yang diberikan garis polisi. Ia melihat
dibotol air mineral kalau Mudah sekali untuk terjadi kebakaran saat acetone
menguap karena Ini seperti peralatan
penunda. Ia menjelaskan Saat menguap dan terkena api, maka si pelaku masih bisa
melarikan diri.
“Pelanggan
hari itu mengatakan hal yang sama.” Ucap si pegawai. Sung Ha binggung siapa
Pelanggan itu yang bisa menyimpulkan hal yang sama.
“Ya, hari
itu, dia memadamkan apinya sendiri. Banyak pelaku kebakaran yang disengaja sengaja muncul dan memadamkan
apinya sendiri.” Ucap si pegawai
“Apa Anda
ingat wajahnya?” tanya Sung Ha. Saat itu pegawai menunjuk ke arah Seol Ok yang
baru saja selesai belanja dengan menarik trollynya.
Keduanya
terkejut karena bertemu kembali, Seol Ok mengatakan kalau sudah menonton
acaranya. Sung Ha meminta maaf karena sudah bilang pada pihak TV agar tidak
memasukan videonya Tapi mereka sudah menyensor wajahnya dan ingin memastikan
wajah Seol Ok takkan nampak...
“Aku
sudah masuk TV, bahkan Aku masuk "KBC News" juga. Apa Kau tidak
menontonnya?” kata Seol Ok bangga
“Belum.
Aku sibuk belakangan ini... “ komentar Sung Ha lalu berusaha mengalihkan dengan
berjongkok di TKP.
“Sepertinya
ini bukan pertama kalinya. Jika seorang profiler datang kemari karena masalah kebakaran kecil ini, itu artinya ini
adalah kasus pembakaran berantai.” Ucap Seol Ok
“Kau
masih hebat.” Puji Sung Ha. Seol Ok pikir Seol Ok tak perlu bicara seperti tapi
merasa dengan bangga kalau memang lebih hebat sekarang, ingin memperlihatkan
medali sebagai petugas khusu
Tapi Sung
Ha berdiri karena harus menerima telp, membahas
Botol plastik dan puntung rokok yang isinya Genoise dan ada di toko ke
empat. Seol Ok ikut mendengarkanya. Sung Ha mengatakan akan segera kesana.
“Apa
terjadi kebakaran di toko lain juga? Cara terjadinya sama, kan? Acetone dan
puntung rokok.” Ucap Seol Ok
“Aku
harus pergi dan aku senang kemampuanmu masih hebat.” Komentar Sung Ha lalu
berjalan pergi.
“Kenapa
seseorang ingin membakar toko?” tanya si
pegawai binggung. Seol Ok pikir mereka harus cari tahu dulu dan meminta agar
menyimpan trolly belanjaanya.
Toko Genoise, gerai franchise
ke-4
Wan Seung
datang ke TKP, sambil mengeluh Siapa yang melakukannya dan menemukan sebuah
botol air mineral dengan Acetone. Seorang polisi ingin memasang garis polisi,
tapi seperti membuat Wan Seung tak bisa keluar dari TKP. Seorang wanita muda
mendekat dan Wan Seung melarang untuk mendekat.
“Di papan
itu, aku... Aku pemiliknya.” Ucap Jung Hee Yeon menunjuk wajah dirinya didepan
toko. Wan Seung pun seperti baru menyadarinya.
“Kudengar
terjadi kebakaran di toko ke-3” kata Hee Yeon binggung. Wan Seung memberitahu
kalau Cara terjadinya pun sama.
“Astaga,
siapa yang melakukannya?” kata Hee Yeon panik. Wan Seung mengatakan akan
mencari tahu dan membutuhkan waktu.
Disebuah
tempat, pemadam kebakaran sedang memadamkan api di sebuah motor. Beberapa orang
meihat di TKP. Polisi pun memasang garis polisi. Seol Ok melihat ada kejadian
kebakaran lagi. Keduanya akhirnya turun dari mobil dengan terlihat sebuah
spanduk besar bertuliskan (Musikal Keluarga, "A Tale of a Turtle")
“Kudengar
kau ditugaskan... Apa Kau ditugaskan disini?” ucap Seol Ok menyapa seorang
polisi.
“Ya...
aku Divisi Empat Kantor Joongjin.” Kata si polisi terlihat senang bertemu
dengan Seol Ok.
“Apa
seseorang membakar sebuah motor?” tanya Seol Ok. Petugas membenarkan.
“Pembakaran
yang disengaja sedang marak terjadi.” Kata Polisi. Sung Ha pikir Tidak semua
kebakaran yang terjadi akibat disengaja lalu masuk ke TKP dengan motor yang
sudah padam.
Seol Ok
melihat kalau itu motor curian. Sung Ha bertanya dariman Seol Ok
mengetahuinya. Seol Ok mengatakan Tak
ada yang menggambar motor baru dan jika memang itu miliknya. Sung Ha melihat
bagian ban motor menyimpulkan pelaku hanya bermain-main saja. Seol Ok melihat
tempat ada putung rokok.
“Setidaknya
ada 3 orang pelaku... Salah satunya mengoyak filternya, lalu Yang lainnya
menginjak filternya. Dan yang terakhir hanya membuang puntung rokok yang masih
menyala begitu saja.” Ucap Seol Ok melihat ada bukti kejadian. Dan 3 orang anak
yang memang sedang mengendarai motor lalu berhenti di tengah jalan
“Kalau begitu
mereka kehabisan bensin” kata Sung Ho. Seol Ok pikir mereka bisa juga mengambil bensin dari
motor lain
Salah
seorang pengemudi sengaja mengambil besin dari motor pengantar makanan lalu
memindahkan pada motor yang baru di curi. Sung Ho pikir Hal itu sering terjadi karena Mudah sekali
mengeluarkan bensin dari tangki motor.
Flash Back
Salah
satu anak mengisi bensin di motor mengomel karena dua temanya yang merokok
sendirian karena ia juga mau merokok juga. Tatapan si pria tak melihat kalau
bensin jatuh keluar dari tangki dan mengalir begitu saja. Saat itu Seol Ok dan
Sung Ha seperti masuk pada kejadian sebelum kebakaran.
“Dan
mereka meletakkan bensin curian mereka dimotor
dan menumpahkan sedikit.” Ucap Sung Ha
Si pria
yang baru selesai mengisi bensin meminta agar diberikan rokok, salah satu anak
menginjak rokok untuk mematikan dan satunya membuang rokok tanpa sadar kalau
ada cairan bensin. Ketiganya menjerit kaget melihat api langsung menyambar ke
arah motor, akhirnya mereka pun memilih untuk kabur.
“Mereka
punya kebiasaan buruk membuang puntung rokok sembarangan... Coba lihat puntung
rokok yang satu ini, ini yang menyulut api. “ ucap Seol Ok menunjuk barang
bukti.
“Pelakunya
seorang pria... Bisa kulihat dari Gambarannya bahwa umur pelaku antara 16-19
tahun.” Kata Sung Ho
“Benar,
disini tertulis "Fo Sho.". Aku sering melihatnya saat SMP dan SMA...
“ kata si polisi
Sung Ha
yakin kalau motor itu pasti terbakar. Seol Ok pikir ketiganya pasti ada di UGD
rumah sakit dekat mereka. Sung Ha pun mengucapk syukur karena bukan kasus
pembakaran berantai.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar