Soo Ho
dan Geu Rim berdiri berhadapan. Geu Rim pikir Soo Ho tak tahu kalau seharusnya mengetuk
saat memasuki dunia orang lain. Soo Ho mengetuk pintu mengaku kalau memang lupa
karena mungkin tidak ingin memasuki dunianya.
“Kalau
begitu, jangan masuk... Biarkan saja pintunya terbuka dan bicara.” Kata Geu Rim
“Aku dari
duniaku, kau dari duniamu. Sekarang, kau mau apa? Kamu datang dari duniamu,
lalu masuk ke duniaku.” Ucap Geu Rim. Soo Ho tiba-tiba menarik pinggang Geu Rim
dan keduanya menatap dengan jarak dekat.
Geu Rim
yang gugup langsung berkata “Cut” menurutnya adeganya norak sekali dan merasa
tidak tahan tapi Soo Ho bisa terus melakukan ini. Soo Ho mengaku kalau itu juga
yang membuatnya Gila. Geu Rim pikir Pasti
menyenangkan melakukan hal seperti ini dengan para aktris.
“Maksudku,
kau memainkan banyak film dan drama, Bahkan iklan... Kau pasti sudah sering
beradegan ciuman...” ejek Geu Rim dan heran melihat Soo Ho malah tersenyum.
“Aku
hanya Ingin saja... Ini sangat Lucu melihat kamu cemburu.” Komentar Soo Ho. Geu
Rim menyangkal kalau tidak cemburu.
“Maksudku,
usai membaca naskah ini, maka aku hanya bingung kenapa banyak sekali adegan
percintaan yang tidak perlu. Coba Lihat ini... Kenapa kau harus memeluk di
sini?”keluh Geu Rim. Soo Ho hanya diam menantapnya.
“Aku
serius... Aku pikir Wajar saja para aktor berpacaran setelah syuting sebuah
drama.” Kata Geu Rim. Soo Ho pikir itu benar.
“Kau
bilang Benar? Aku tidak begitu menyukaimu hari ini. Aku mau pulang.” Kata Geu
Rim kesal
Soo Ho
menahan Geu Rim dan langsung memberikan kecupan di pipinya karena melihat
sikapnya itu cemburu. Geu Rim menyangkalnya.
Soo Ho pikir Tidak usah cemburu karena
mengaku ingin melakukan semua hal itu dengan Geu Rim.
“Sekarang
sudah waktunya... Waktunya siaran radio.” Ucap Geu Rim
“Baiklah...
Siaran larut malam itu menyenangkan... Aku bisa bermain denganmu sampai saat siaran
tiba.” Ungkap Soo Ho bahagia.
Hoon Jung
kembali menelp temanya kalau mengeluh selama ini belajar bukan untuk untuk
bekerja pukul 4.00 pagi. Teman pun mengeluh karena harus membangunkanya padahal
masih pukul 4.00 pagi. Hoon Jung heran apa yang salah sampai harus bekerja
pagi-pagi?
“Ini
rasanya menjadi pegawai muda. Kita harus menuruti perintah mereka. Aku sungguh
akan...” ucap Hoon Jung dan saat itu Tuan Lee sudah berdiri dibelakangnya.
“Kau akan
apa? Kau akan melakukan apa?”kata Tuan Lee. Hoon Jung langsung menjawab kalau
akan Bekerja keras. Tuan Lee memujinya dan mengajak mereka untuk mulai
berkerja.
Saat itu
Soo Ho dan Geu Rim datang bersama. Hoon Jung heran melihat keduanya yang selalu
bersama. Geu Rim pun menyapa Tuan Lee lebih dulu dan Soo Ho hanya terdiam
menatapnya. Tuan Lee meminta agar Soo Ho
Belajar untuk menyapa orang.
“Kita
tidak sedekat itu untuk saling menyapa, kan?” pikir Soo Ho. Tuan Lee kesal
karena Soo Ho yang menjaga jarak lagi.
“Orang
akan mengira kita dekat padahal tidak sama sekali.” Komentar Soo Ho. Tuan Lee
benar-benar tak habis pikir dengan Soo Ho
“Aku
bukan tipe orang yang menyapa sembarang orang.” Kata Soo Ho.
“Ayolah.
Banyak yang tidak mengenalmu sebagai artis.” Komentar Tuan Lee
“Dengar,
aku bukan orang yang bisa diperlakukan begitu.” Balas Soo Ho
“Kau
selalu bicara seperti itu jika sedang kesal.” Ejek Tuan Lee
Geu Rim
melihat keduanya kembali adu mulut meminta agar menyudahinya, dan mengajak untuk berkerja.
Seorang
pria menelp mengaku tidak punya tempat untuk tidur dan Sudah tiga bulan berkeliling Seoul sambil membawa kopernya. Ia
merasa kalau Harga sewa di Seoul sangat
mahal dan Uangnya habis untuk membayar sewa Jadi, sekarang sedang
menggelandang.
“Ji Soo
Ho, kau tidak tahu seperti apa rasanya ini, kan? Kau memiliki rumah yang besar
dan tidak mengerti maksudku.” Ucap Si pria sinis. Soo Ho mengaku bukan seperti
itu.
“Mana
mungkin bisa? Kau tidak kekurangan apa pun dan memiliki kenyamanan yang kau
inginkan.” Ungkap Si pria sinis.
“Aku juga
mengalami ketidaknyamanan... Bahkan Banyak, tapi...” ucap Soo Ho terhenti dan
si pria kembali berkata sinis.
“Hal
arogan apa yang ingin kau katakan?” kata Si pria. Soo Ho pikir ia juga memiliki
kesulitan menurutnya Hidup itu sama saja.
“Kalau
begitu, jelaskan kepadaku... Apa yang membuatmu lebih tidak nyaman daripada aku
yang menggelandang? Katakan.” Kata si pria.
Soo Ho
hanya bisa diam tak bisa menceritakan masalah yang dihadapinya. Si pria
mengeluh Soo Ho hanya diam saja dan berpikir kalau sedang mengabaikannya. Soo
Ho mengaku kalau tidak mengabaikan dengan sedikit emosi. Tuan Lee akhirnya
memutuskan untuk memutar musik saja.
“Soo
Ho... Jangan emosi jika menjawab penelepon.” Ucap Tuan Lee Saat Soo Ho dan Geu
Rim keluar dari ruang siara
“Anda
bahkan tidak menyaring peneleponnya..” kata Soo Ho marah. Tuan Lee tak suka
dengan sikap Soo Ho
“Kita
harus memahami orang yang ingin dihibur...” jelas Tuan Lee
“Tentu.
Aku paham kita harus memahami, tapi Anda harus lebih berhati-hati. Jangan hanya
aku yang disalahkan karena selalu membuat masalah. Aku tahu, kalau aku menarik
banyak perhatian dan insiden ini wajar terjadi. Tapi tetap saja... Aku juga
terluka jika mendengar hal semacam itu.” Ungkap Soo Ho lalu keluar dari ruang
siaran. Tuan Lee pun mengajak Hoon Jung agar bisa menyelesaikan siaran berdua.
Soo Ho
dan Geu Rim pergi ke jendela tempat bisa melihat pemandangan kota Seoul. Geu Rim ingin tahu keadaan Soo Ho sekarang.
Soo Ho meminta maaf karena menjadi aneh setiap siaran di radio. Geu Rim tahu
kalau Soo Ho pasti terluka.
“Tapi dia
pasti bersikap begitu karena gelisah dan kesepian. Dia menangis meminta
bantuan, berkata, "Aku kesepian dan kesal." Jadi, tolong pahami
penelepon itu hari ini dan lupakan, oke?” ucap Geu Rim
“Kalau
begitu, siapa yang akan menenangkanku?” kata Soo Ho
“Itu
alasanku di sini.” Kata Geu Rim. Soo Ho ingin tahu Bagaimana cara
menenangkannya. Geu Rim menarik tangan Soo Ho dan mengenggamnya dengan erat.
Soo Ho pun bisa tersenyum.
Seung Soo
dan Ra Hee sedang dalam ruang siaran. Tae Ri datang membawakan kopi dan juga kue. Ra Hee pikir
tumben Tae Ri membawakan makanan dan mengucapkan terima kasih. Tae Ri
memberitahu kalau syuting sebuah drama jadi Akan sulit bertemu dengan keduanya
di acara radio. Seung Soo dan Ra Hee kaget mendengarnya.
“Apa Kau
berhenti? Tapi acara "Menghadapi
Pembenci" sangat populer.” Kata Seung Soo
“Aku
tidak bisa siaran radio sambil syuting drama.” Ucap Tae Ri. Ra Hee bingung
karena Soo Ho bisa melakukanya.
“Ji Soo
Ho adalah Ji Soo Ho, Jin Tae Ri adalah Jin Tae Ri.” Tegas tae Ri. Ra Hee yang
kesal menyuruh Tae Ri mengambil kembali semua makananya saja.
Tuan Ji
masuk ke dalam rumah anaknya baru melihat kehidupany anaknya karena terlalu
sibuk dan baru datang pertama kali. Soo Ho ingin tahu ada apa ayahnya datang ke
rumahnya. Tuan Ji melihat ruangan anakny menyuha agar memajang botol anggur.
“Tidak
bisakah kau hidup seperti bintang top? Apa ini? Ini ruang kosong.” Ejek Tuan Lee akhirnya duduk
disofa
“Ayah
dengar kau memacari seorang penulis... Itu alasanmu melakukan acara radio. Jadi
Duduklah... Ada yang ingin ayah bicarakan sesama pria. Ayahmu ahlinya di bidang
itu.” Ucap Tuan Ji tapi Soo Ho tetap berdiri.
“Soo Ho
Ada banyak wanita di dunia... Sebagai artis, kau punya banyak waktu untuk
mengencani banyak wanita...” kata Tuan Ji yang langsung disela oleh So Ho
“Apa Ayah
kemari untuk membahas soal kencan? Apa Ayah sudah menyelesaikan masalah Jung Da
Seul? Ayah.,, Tolong hentikan sekarang. Sudah berapa ibu yang aku punya
sekarang? Selain Nam Joo Ha, ada berapa ibu lagi yang aku punya sekarang?” ucap
Soo Ho terlihat marah Tuan Ji tak terima langsung mencengram baju anaknya,
“Apa Ayah
pikir hubunganku dengan Ibu menjadi begini karena kesalahanku? Apa Ayah pikir
ini salah Ibu? Ini salah Ayah.” Kata Soo Ho marah
“Tapi
Karena ayah kau bisa hidup sebagai Ji Soo Ho!” kata Tuan Ji
“Yah.. Benar!
Aku tidak mau hidup sebagai Ji Soo Ho lagi.” Tegas Soo Ho. Tuan Ji binggung apa
yang akan di pikirkan anaknya.
“Ayah...
Apa Ayah sungguh ingin hidup seperti ini? Tolong pergilah. Aku ada rapat.” Kata
Soo Ho marah dan Tuan Ji hanya bisa terdiam.
Nyonya
Nam membuka amplop bertuliskan "Untuk Nam Joo Ha, Dari Ji Soo Ho"
dengan berisik "Pemberitahuan Pemutusan Kontrak" dan diberi cap Ji
Soo Ho. Wajah Nyonya Nam terlihat menahan amarah lalu berusaha menelp Soo Ho
tapi ponselnya tak aktif, akhirnya Ia memutuskan keluar dari ruangan.
Jang Man
bertanya apkah Gamoom sudah mendengar kalau Song Geu Rim berkencan dengan Ji
Soo Ho. Gamoom mengaku sudah kalau itu Dalam mimpinya. Jang Man mengaku kalau
itu memang benar, Ga Moom pun bisa
percaya kalau keduanya berkencan.
Ra Hee
dan Seung Soo duduk dicafe sambil minum kopi. Seung Soo kebingngan kalau Kim
Dong Ju berhenti setelah tiga bulan menurutnya Lee Kang tidak akan mengada-ada.
Ra Hee hanya bisa tertunduk lesu dan kebingungan.
“Kenapa
semuanya berhenti? Apa program kita dibuat untuk berpamitan?” kata Seung Soo.
Ra Hee pikir kalau Ini sangat menyebalkan.
Saat itu
ponsel Ra Hee berdering dan Seung Soo
melihat nama "CEO JH" lalu
bertanya kenapa Ra Hee berhubungan dengan JH lalu menyuruh agar menjawab
telpnya. Ra Hee dengan malas mengangkat telp sambil melangkah pergi.
Ra Hee
mengaku tak tahu cara bisa membantu. Nyonya Nam meminta agar memberitahu yang
diketahui tentang Geu Rim. Ra Hee pikir memacari Soo Ho, Apakah Nyonya Nam
tidak mengetahuinya. Nyonya Nam terlihat kaget. Ra Hee pikir kalau melihat
mereka berdua di hotel.
Nyonya
Nam sudah ada di kamar anaknya melihat note "Terima kasih sudah membaca,
Soo Ho!" Jason ikut masuk ke dalam ruangan melihat ibu Soo Jo. Lalu Ia
memberikan kartu pos bertuliskan "Ji Soo Ho adalah pembunuh" Jason
menceritakan Manager Kim juga tidak tahu banyak mengenai hari itu dan Soo Ho
tidak mau membahas kejadian pada hari itu.
“Dia
pasti sungguh mengira membunuh Woo Ji Woo. Tapi tahukah Anda? Gadis yang
sama-sama disukai oleh Soo Ho dan Ji Woo?” tanya Jason.
Nyonya
Nam hanya diam saja mengingat yang dikatakan Jason “Jadi, Geu Rim pertama kali
bertemu dengan Soo Ho 12 tahun lalu, kan? Mereka pasti sudah ditakdirkan.”
Geu Rim
mengetik di ruangan melihat nama "CEO JH" lalu dengan gugup
mengangkat telpnya. Nyonya Nam mengatakan ingin bertemu sebentar jadi apakah
Geu Rim bisa melakukanya. Geu Rim mengatakan bisa. Nyonya Nam meminta Geu Rim
agar datang ke kantornya.
“Kau
pernah kemari sebelum meneken kontrak, ingatkan?” ucap Nyonya Nam
“Tidak,
sepertinya aku tidak bisa ke kantor Anda. Jika Anda tidak keberatan, maka aku
ingin bertemu di tengah-tengah.” Kata Geu Rim.
Nyonya Nam pun setuju, Geu Rim menutup telp merasa kalau sangat takut.
Nyonya
Nam memuji Geu Rim hebat dan memberitahu kalau Agensinya, ingin bekerja sama karena mereka memiliki
banyak penulis di agensi dan juga memiliki penulis untuk program-program yang
diciptakan oleh bagian perencanaan.
“Bagaimana
jika kamu bekerja sama dengan kami?” ucap Nyonya Nam. Geu Rim binggung
tiba-tiba menawarkan pekerjaan
“Bekerja
dengan orang berbakat adalah moto kami jadi Bagaimana? Kami akan memberimu
kesepakatan terbaik.” Ucap Nyonya Nam
“Maaf...
Aku masih kurang... Untuk saat ini, aku masih menyukai kegiatanku.
Kesepakatannya sangat bagus.” Kata Geu Rim menolak. Nyonya Nam seperti menahan
amarah melihat.
Geu Rim
sedang dikamar, pesan dari Soo Ho masuk “Di depan rumahmu 30 menit lagi.” Lalu
Geu Rim membalasnya “ Dengar, Pak... Apa Aku harus keluar setiap disuruh
olehmu? Aku tidak mau.” Tapi akhirnya Geu Rim menghapus pesanya.
Ia
bergegas memilih baju lalu membuka kotak perhiasan yang diberikan Soo Ho dengan
memasang anting, wajahnya terlihat bahagia bisa bertemu dengan Soo Ho. Tapi
saat menuruni tangga, Tuan Lee datang lebih dulu.
“Hei, Geu
Rim... Kenapa tidak menjawab teleponmu? Apa Kau tahu berapa kali...” ucap Tuan
Lee marah. Geu Rim binggung bertanya apakah ada masalah.
“Kau mau
menemui Soo Ho, bukan?” kata Tuan Lee. Geu Rim membenarkan. Tuan Lee
melarangnya. Geu Rim dibuat binggung, akhirnya keduanya bertemu di restoran
“Entah
bagaimana mengatakannya. Tapi aku harus mengatakannya agar kau bisa melindungi
dirimu.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim ingin tahu agar Tuan Lee bisa mengatakanya.
Geu Rim
melihat artikel "Ji Soo Ho Bahkan Berkencan Seperti Bintang Top!"
dengan gambar saat mereka berciuman. Saat itu ponsel Geu Rim berdering dan
reporter menelp bertanya apakah Ini Song Geu Rim, kekasih Ji Soo Ho. Geu Rim
kebingungan langsung menutup dan mematikan ponselnya.
Soo Ho
didalam mobil melihat berita "Ciuman romantis tertangkap kamera" dan
mencoba menelp Geu Rim tapi ponselnya tak aktif. Ia pikir harus ke rumah Geu Rim. Manager Kim
yakin Reporter pasti sudah berkerumun di sana sekarang.
“Tapi aku
tetap harus ke sana. Ayolah” kata Soo Ho mencoba terus menelp Geu Rim.
Akhirnya
sesampai di depan rumah Geu Rim sudah banyak wartawan dan Soo Ho akan segera
turun. Manager Kim menahanya meminta agar memikirkan baik-baik karena Tidak ada
gunanya seperti ini dan Geu Rim akan
terluka jika Soo Ho bersikap seperti ini.
Soo Ho
akhirnya pulang dan tak bisa tidur, begitu juga Geu Rim yang ikut gelisah. Soo
Ho akhirnya melihat Geu Rim yang menelpnya. Geu Rim mengingat kalau Soo Ho yang
bilang harus menelepon bahkan untuk hal kecil.
“Reporter
terus menelepon tadi, jadi, kumatikan ponselku. Manajermu sudah memberi tahu,
kan?.. Kita akan memutar sebuah rekaman besok.” Ucap Geu Rim
“Bukan
itu.... Aku minta maaf... Aku sungguh menyesal sampai tidak tahu bagaimana
harus meminta maaf atau menghadapimu, tapi...” ucap Soo Ho
“Aku tahu
ini bukan salahmu, tapi hari ini memang cukup berat. Kita bahkan tidak bisa
berkencan dengan tenang. Bukankah begitu? Setiap kali kita berusaha untuk
kencan, selalu saja terjadi sesuatu.” Ungkap Geu Rim. Soo Ho kembali meminta maaf.
“Aku
tidak mengatakan itu untuk mendengar permintaan maafmu.” Kata Geu Rim
“Aku akan
membereskan masalah itu, jadi..” kata Soo Ho. Geu Rim mengejek ingin tahu
caranya lalu menyuruh Soo Ho agar tidur saja.
“Aku
tidak bisa tidur, tapi tidurlah saja.” Kata Geu Rim
“Bolehkah
aku menemuimu besok?” tanya Soo Ho. Geu Rim setuju kalau mereka bertemu dan
bicara langsung. Soo Ho pun mengucapkan Terima kasih.
“Aku bertemu
dengan ibumu.” Cerita Geu Rim. Soo Ho ingin tahu Apa yang ibunya katakan
“Dia
mengatakan hal baik... Dia ingin mengontrakku sebagai penulis Tapi aku
menolak.” Cerita Geu Rim. Soo Ho kembali meminta maaf
“Tidak perlu.
Dia menawarkan hal baik... Tidurlah dengan nyenyak.” Ucap Geu Rim.
Di depan
radio, beberapa pengemar melakukan demo menunggu Geu Rim datang, Geu Rim dari
kejauhan melihat banyak orang yang sudah berkumpul. Sementar di dalam radio
membahas kalau Geu Rim berkencan dengan Soo Ho.
“Hei! Apa
hanya Geu Rim yang bisa kalian bicarakan di kantor? Haruskah kubawa dia kemari?
Kalian bisa bertanya langsung... Tanya kepadanya itu benar atau tidak dan
Kalian bisa mendengar langsung. Tapi Di depan dia, kalian diam saja. Kenapa
terus membicarakan dia di belakangnya?” teriak Tuan Lee kesal
“Kenapa
kau kesal? Memangnya kau siapa?”tanya Seung Soo. Tuan Lee heran malah
menanyakan hal itu.
“Karena
dia di timku... Jika kalian ingin berbicara buruk tentang Geu Rim, pastikan
untuk melibatkanku juga.” Tegas Tuan Lee
"Galeri
Seni"
Geu Rim
datang dengan Tuan Lee. Soo Ho keluar dari restoran mengeluh kalau sudah lama
menunggu. Tuan Lee langsung memperingatkan agar Berpikir sebelum berbuat dan Jika
memperdulikan Geu Rim, jangan lakukan itu disini. Geu Rim hanya terdiam dan Soo
Ho hanya bisa menatap sedih
Keduanya
saling menatap, lalu Geu Rim bertanya apakah Syutingnya lancar dengan senyuman.
Soo Ho pikir keadaan ini tidak lucu jadi kenapa Geu Rim harus tersenyum dan
berpikir kalau harus mengulangi perkataan sebelumnya.
“Kau
harusnya Marahi aku, usir aku, atau suruh aku bereskan semuanya. Kau bisa
bilang Lakukan itu, kumohon... Kau bisa Marahilah aku dan Buat aku meminta maaf
kepadamu.” Ucap Soo Ho kesal
“Soo
Ho... Aku tidak apa-apa... Apa Kau sudah makan? Kau belum makan sama sekali,
bukan? Ayo makan dahulu.” Ucap Geu Rim.
Tuan Lee
menyiapkan makanan untuk keduanya terlihat kesal, Geu Rim meminta maaf. Tuan
Lee mengaku kalau sudah cukup kesal karena ditolak tapi malah menyediakan
tempat untuk keduanya bertemu diam-diam dan memasak makanan terakhir untuk mereka.
“Kau
bilang Makanan terakhir kami?” kata Soo Ho sedikit terusik.
“Apa Kau
akan membiarkan hidupnya hancur seperti ini? Apa Karena cintamu yang hebat
itu?” ucap Tuan Lee mengejek. Soo Ho terlihat marah tapi Tuan Lee yakin kalau
yang diucapkan itu benar lalu menyuruh keduanya menikmati makananya saja.
Soo Ho
kembali meminta maaf karena sudah membuat Geu Rim yang dikelilingi reporter.
Geu Rim pikir bisa melihat nilai sebenarnya dari seorang bintang. Soo Ho menegaskan kalau akan membereskan masalah ini,
jadi meminta agar bisa mempercayai dan menunggu.
“Aku
bukannya tidak menduga akan seperti ini karena menyukaimu. Tapi aku tetap saja
egois dan mengajakmu berpacaran. Jangan berpikiran buruk... Percayalah kepadaku
dan tunggu.. Aku akan menyelesaikannya bagaimanapun caranya.” Ucap Soo Ho
Soo Ho
keluar dari tempat Tuan Lee yang sudah
menunggu diluar. Tuan Lee bertanya dengan acara besok. Soo Ho mengatakan akan
tetap melakukanya. Tuan Lee merasa Soo Ho menjadi sok berani. Soo Ho meminta
Tuan Lee agar menghentikan kalau memang ingin bercanda dan memancing
kemarahannya
“Aku
mencemaskan Geu Rim lebih dari siapa pun.” Tegas Soo Ho
“Kau cemas,
tapi membiarkan ini terjadi? Jika kau sungguh menyukainya, maka lindungi dia. Jika
tidak bisa, menyerahlah saja. Kau tahu apa yang lebih berbahaya bagi Geu Rim
daripada CEO JH atau penggemar fanatikmu? Yaitu Kau ” kata Tuan Lee
“ Jadi,
menjauhlah untuk sementara... Kami akan memutar rekaman untuk sementara. Jangan
datang jika kau ingin melindungi Geu Rim.” Kata Tuan Lee. Soo Ho tetap terdiam.
Geu Rim
sudah berada didepan gedung, Tuan Lee haran dengan Geu Rim padahal sudah
melarang datang untuk sementara waktu, Geu Rim pikir tetap harus datang dan Ini
pekerjaannya selain itu juga tidak punya alasan untuk bersembunyi.
“Lagi
pula, jika hanya berdiam diri di rumah, maka aku hanya akan berpikiran buruk.
Aku ingin melakukan siaran itu. Aku ingin berada di sana meski kita harus
memutar rekaman.” Kata Geu Rim. Akhirnya Tuan Lee setuju mengajak mereka naik.
Di depan
gedung terlihat sudah banyak wartawan dan juga fans Soo Ho membawa papan nama "Kembalikan
Soo Ho kepada kami!" Geu Rim hanya bisa terdiam seperti tak bisa
menghadapinya, saat itu Soo Ho datang menyuruh Geu Rim untuk mengangkat
kepalanya lalu mengenggam tanganya dan menariknya berjalan melewati semua
wartawan dan fans.
Bersambung
ke episode 14
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar