PS : All images credit and content copyright : KBS
Seol Ok
keluar dari cafe masuk berpikir kalau pernah melihat si pegawai di suatu
tempat. Lalu mengeluh kalau sudah menghancurkan suasana hatinya begitu
pegawaiitu masuk. Ia merasa kalau wanita itu pernah melakukan sesuatu padanya.
“.Aku
tidak berpikir dia berasal dari sekolahku.” Ucap Seol Ok mencoba mengingat si
pegawai.
Saat itu
polisi Lee sedang ada di mobil partoli memanggil Seol Ok, bertanya kemana akan pergi dan menyuruhnya
masuk saja. Seol Ok pun dengan senang hati bisa masuk mobil partoli dan
mengucapkan Terima kasih.
“Kudengar
kau sudah menyelesaikan kasus pembakaran
lagi. Aku menghormatimu, Nona Yoo.” Ucap Polisi Lee seperti bangga
“Aku juga
menghormatimu, Polisi Lee... Bagaimana kau menjadi polisi? Aku selalu gagal
dalam ujian polisi.” Kata Seol Ok sedih
“Aku
sudah berkali-kali gagal... Aku belajar selama tiga tahun di Noryang-dong.”
Cerita Polisi Lee. Seol Ok seperti baru mendengar nama Noryang-dong
“Aku
tidak belajar keras selama dua tahun pertama. Lalu Aku belajar keras di tahun
ketiga karena ada seorang gadis cantik di kelas umum.” Cerita Polisi Lee
tersipu malu
“Astaga.
Apa aku harus bergabung dengan kelas
umum juga untuk bertemu pria tampan?” komentar Seol Ok lalu meminta agar
menurunkan di halte bus terdekat.
Ha Ji Seung
kakak Wan Seung menelp adiknya menanyakan keberadaan, apakah memang tak ingin
datang karena ayah mereka sudah menunggu. Wan Seung mengeluh kalau kakaknya itu
pasti berbohong menurutnya Ayah senang jika tidak ada di dekatnya. Saat itu Ji
Seung melihat adiknya yang datang dan berdiri tak jauh darinya.
“Selamat
atas promosimu sebagai Presiden. Terima kasih telah mendukung ibu Ye Na dari
Firma Hukum Ha and Jung. Berkatmu, tidak perlu ada tuntutan hukum.” Ucap Wan
Seung setelah melambaikan tangan pada kakaknya
“Kenapa
kita tidak makan malam bersama setelah ini?” ucap Ji Seung. Wan Seung pikir Lain
kali.
“Kau
selalu menempel denganku sepanjang waktu saat kita masih muda. Sekarang setelah
kau dewasa, kita bahkan tidak bisa
makan? Perlakukan aku yang menyenangkan lain kali.” Ucap Ji Seung mengejek
adiknya
“Dapatkan
aku makanan paling mahal sekarang karena
kau adalah CEO.” Balas Wan Seung.
Sek
memberitahu kalau acara akan dimulai. Wan Seung menyuruh kakaknya masuk saja
karena pasti sibuk. Ji Seung pun menuntup telpnya lalu masuk ke ruangan.
MC
memberitahu kalau Ha Ji Seung akan memberikan
pidato pengukuhannya sebagai wajah baru Firma Hukum Ha and Jung. Spanduk
bertuliskan (Pidato perdana Presiden Ha Ji Seung) dengan Tuan Ha duduk diatas
panggung mendengar pidato anaknya.
“Halo,
Saya Ha Ji Seung. Sebenarnya, Saya tidak merasa mudah sekarang. Ini karena Presiden
kita sebelumnya memimpin perusahaan dengan
baik selama bertahun-tahun. Saya ingin tahu apa saya bisa memimpin perusahaan
dengan baik sebagaimana dia melakukannya.
Saya cukup khawatir. Tapi dengan bantuan Anda, Saya bisa membuat Firma Hukum Ha
and Jung muncul sebagai perusahaan terkemuka. Saya akan melakukan yang terbaik.”
Ucap Ji Seung. Tuan Ha tiba-tiba merasakan sesak di dadanya.
“Saya
akan menghargai bantuan Anda dalam hal ini. Seperti yang Anda ketahui, Ha and
Jung adalah perusahaan pertama yang membangun... Dongban, jaringan publik yang
mendukung korban kejahatan. Dongban
adalah... “ kata Ji Seung lalu terhenti saat melihat ayahnya yang sudah terjatuh
dari kursi
Seseorang
mencoba membantu Tuan Ha yang kesakitan, Ji Seung panik melihat ayahnya lalu
berteriak agar segera memanggil ambulance. Sebuah ambulance datang membawa Tuan
Ha ke rumah sakit, lalu seorang mata-mata dalam mobil melihatnya dan melaporkan
pada Tuan Kim.
“Pak
Kim.... Pak Ha sedang dibawa ke rumah sakit... Ya, aku akan mengikutinya untuk
mengeceknya.” Ucap Si mata-mata lalu mengemudikan mobilnya mengikuti ambulance.
Seol Ok
sudah ada di Joongjin-dong, lalu melihat
bus yang mengantarkan akan pergi ke Kelas umum Noryang-dong. Seorang pria
berdiri dengan kaca mata dan terlihat tampan, Seol Ok langsung terpeson melihat
pria tampan yang melepaskan kacamatanya.
“Kau
terlihat lebih baik tanpa kacamata.” Puji Seol Ok. Si pria terlihat binggung
tiba-tiba Seol Ok mendekat.
“Apa Kau
punya pandangan mata yang buruk? Ini bukan kacamata resep dokter, 'kan? Apa itu
fashion ?” ucap Seol Ok. Si pria mengaku kalau itu kacamatanya.
“Kau mau
turun dimana?” tanya Seol Ok seperti mengoda. Si pria ketakutan tak
menjawabnya. Seol Ok mengaku kalau bukan
wanita aneh.
“Aku
turun di Noryang-dong. Itu pemberhentian
berikutnya.” Kata Si pria. Seol Ok merasa kalau itu takdir karena turun di
Noryang-dong juga.
Si pria
yang turun lebih dulu dari bus dan Seol Ok terus mengikutinya dari belakang. Si
Pria yang kesal akhirnya berhenti dan berteriak marah ingin tahu kenapa Seol Ok
yang terus mengikutinya dan apa yang diinginkan. Seol Ok mengakulupa membawa
ponselnya.
“Bisakah
kau membiarkanku menggunakan ponselmu? Aku tidak akan mengikutimu jika kau
membiarkanku menggunakan ponselmu” ucap
Seol Ok. Si pria pun memberikan ponselnya dengan wajah kesal
“Apa kau
akan pergi kearah itu? Lalu aku akan
pergi ke arah kanan” ucap Seol Ok. Si pria setuju dan meminta agar Seol Ok
cepat mengunakan ponselnya karena sudah terlambat untuk masuk kelas.
Di
minimarket
Wan Seung
membuka mienya dan mengeluh karena belum masak, sambil berujar kalau ingin
makan BBQ tapi tidak bisa makan BBQ sendirian. Seol Ok menelp Detektif Ha dari
ponsel si pria. Detektif Ha heran karena Seol Ok menelp dengan nomor yang
berbeda.
“Apa kau
sudah mengganti nomormu?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengaku sedang meminjam
ponsel seseorang.
“Apa kau
kehilangan ponselmu lagi? Kau tidak pandai dalam hal apapun kecuali menangkap
penjahat. Kenapa kau meneleponku?” ucap Wan Seung mengejek
“Bisakah
kau kemari sekarang?” tanya Seol Ok. Wan Seung mengaku kalau sibuk lalu
bergegas keluar dari minimarket sambil akan membuang mienya.
“Kenapa
kau menggangguku? Sudah kubilang aku
sibuk.” Keluh Wan Seung
“Aku tahu
kau sibuk, tapi kau seorang detektif.. Kau
harus menangkap penjahat. Aku sudah menangkap orang yang punya kamera tersembunyi ini. Ini akan segera selesai.” Kata Seol Ok. Si
pria terlihat kesal
“Dia menyembunyikan
kamera dengan kacamatanya. Itu tidak begitu baru. Yang ini adalah tempat kau
menyimpan USB di kaki. Kacamata hitam yang di luar fashion” cerita Seol Ok bisa
mengetahui saat si pria melepaskan kacamatanya sedang merekam bagian paha
wanita.
Si pria
meminta agar Seol Ok memberikan ponselnya, Seol Ok meminta agar si pria
membiarkan menyelesaikan panggilan. Ia berbicara pad Wan Seung kalau si pelaku
memfilmkan rok wanita saat bertingkah
seperti sedang menyeka kacamatanya dan sudah melihatnya sendiri.
“Astaga.
Aku tidak melakukannya...” ucap si pria berusaha untuk kabur.
“Bukankah
kau harus membawa ponselmu kembali?” kata Seol Ok. Si pria meminta agar
dikembalikan.
“Ini
bukan ponsel kloning, 'kan? Hei.. Kau akan ketahuan bahkan jika kau kabur.” Kata
Seol Ok berteriak melihat si pria yang kabur. Si pria mengeluh karena melakukan
ini padanya. Seol Ok menegaskan kalau si pria yang Hanya untuk diselidiki.
“Kau pria
yang sangat tampan. Kecuali kacamata ini yang diluar fashion” ucap Seol Ok
melihat si pria embali mengunkan kacamatanya. Si pria ingin tahu siapa Seol Ok
sebenarnya. Seol Ok hanya tersenyum,
Akhirnya
Wan Seung membawa si pria yang seharusnya sudah belajar jika sudah pindah ke kota ini dan
mendorongnya untuk masuk ke dalam mobil.
Ia mengeluh kalau pria itu tidak menggunakan kamera tersembunyi di Gangnam atau Hongdae
sambil mengumpat kesal
“Itu tidak
pantas bagi seorang detektif untuk mengatakan itu.” Tegur Seol Ok
“Aku hanya
mengatakan itu bagaimana penjahat semacam itu
terjebak di tempat seperti itu. “ kata Wan Seung membela diri
Seol Ok
melangkah pergi. Wan Seung bertanya apakah Seol Ok tak akan masuk ke mobilnya.
Seol Ok mengaku ingin berkeliling sedikit di tempat itu, Wan Seung heran menurutnya Apa ada yang
dilihat di kota ini. Seol Ok hanya bisa tersenyum.
Seol Ok
berjalan di kota yang dijadikan sebagai tempat Les orang yang ingin masuk ke
bagian pemerintah, dengan spanduk besar bertuliskan (Anda tidak bisa
melewatkan satu pun pertanyaan terakhir,
(Lembaga Polisi. Lembaga Ujian. Kuliah
Gratis.Kereta Tercepat untuk Menjadi Petugas Polisi. Diskon diberikan hingga 10
orang)
“Seperti
yang diharapkan... Aku harus belajar di tempat seperti ini.” Ucap Seol Ok
seperti sangat bersemangat dan melihat sebuah Supermarket.
“Ini
lebih murah dari pasar besar lainnya. Lebih hemat biaya untuk membeli lebih banyak dari ini.” Ucap
Seol Ok membeli banyak makanan yang harganya lebih murah
Ia bahkan
mencoba alat pemijit leher yang menurutnya
cukup untuk membunuh seseorang. Ketiga sampai kasir Seol Ok membayar 27
dolar dan 60 sen, tapi ketika keluar seorang kakek menghadangnya bertanya Kemana
akan pergi. Seol Ok merasa sudah selesai dengan pembayarannya.
“Dia
membayar barang-barangnya.” Ucap kasir. Tiba-tiba si kakek mengumpat
“Apa Kau
tidak punya mata? Bukankah kau melihat ini?” kata si kakek kalau masih ada
pemijat leher yang belum dibayar.
“Oh, aku
lupa.... Aku tidak akan membeli ini.” Kata Seol Ok mengembalikanya karena hanya
ingin mencobanya.
Ini harganya
1.500 dolar.” Ucap Si Kakek. Seol Ok binggung karena harganya bisa semahal itu.
“Ini tiga
dolar, dan kau harus membayar 500 kali lipat jumlahnya. Jadi bayar 1.500 dolar
sekarang Atau apa aku harus menghubungi polisi?” ucap si kakek menunjuk pada
peringatan di tokonya.
“Apa Kau bilang
aku mencoba mencuri ini?” kata Seol Ok tak terima
“Jangan
pernah berpikir untuk tidak merasa
bersalah. Kau membuat kesalahan besar sekarang. Kau baru saja melakukan
kesalahan, pencuri. Beraninya kau coba mencuri dari tokoku? Kau akan dipenjara
jika terus melakukan ini.” Kata si kakek mengancam.
“Kau
bilang Penjara? Aku tidak akan dipenjara
karena menangkap seorang pencuri. Tapi Kau melanggar Pasal 350 Hukum
Pidana dengan mengancamku. Kau mungkin dihukum 10 tahun di penjara atau didenda
kurang dari 20.000 dolar.” Balas Seol Ok
Si kakek
mulai ketakutan. Seol Ok menjelaskan kalau hanya... membeli sebanyak kantung
yang dibawanya jadi bisa
membuktikan bahwa itu adalah sebuah
bukan kesalahan Tapi si kakek yang mencoba memeras uang darinya dengan
menggunakan kesalahan
“Kau
tidak akan bisa menghindar dari hukuman.” Ucap Seol Ok mengancam.
“Aku akan
membiarkanmu pergi kali ini, jadi pergilah.” Kata si kakek ketakutan
“Aku
merasa sangat terhina karena aku tidak
akan membeli ini. Seharusnya aku melaporkanmu ke polisi.” Kata Seol Ok kesal
dan si kakek pun menyuruh kasir agar mengembalikan uang Seol Ok.
Ketika
membuka pintu si kakek melihat pria dengan tangan di Gips lalu bertanya kemana
akan pergi karena sedang terluka, jadi
sebaiknya tinggal di rumah saja dengan nada mengomel. Si pria mengatakan akan
segera kembali.
Seol Ok
keluar dari supermarket kesal karena tidak percaya apa yang terjadi padanya
tadi, dan menurutnya dengan sikap si kakek itu pasti akan menimbulkan
masalah jika terus bersikap seperti itu.
Lalu ia melihat spanduk bertuliskan “Kereta Tercepat untuk Menjadi Petugas
Polisi” dan merasa kalau sudah memutuskan.
Ia pun
masuk ke dalam gedung Kelas umum jangka pendek yang sudah dibuka dan
mendapatkan diskon. "10 persen". Seol Ok pikir menghemat banyak uang
dan harus merawat Detektif Ha untuk makannya.
Seol Ok
akhirnya mengajak Wan Seung berbelanja, merasa Seharusnya membelinya beberapa waktu yang lalu karena sekarang jauh
lebih mahal. Setiap Seol Ok mengambil beberapa barang, Wan Seung kembali menaruhnya
di rak seperti tahu kalau tak membutuhkanya.
“Apa kau
menginginkan makanan?” tanya Seol Ok
“Aku
tidak akan mengatakannya bahkan jika aku
sendiri melakukannya. Semuanya sama selama kau yang masak.” Komentar Wan Seung
“Aku akan
menunjukkan ketrampilanku yang khusus saat ini.” Kata Seol Ok yakin
“Apa aku
melakukan kesalahan? Beli saja perut babi dan ssamjang. Bagaimana kau bisa
berpikir menambahkan selai kacang ke ssamjang? Dan Beli saja hal-hal yang tidak
perlu untuk memasak yang rumit, seperti
makanan kaleng.” Ucap Wan Seung. Seol Ok setuju.
“Kenapa
kau begitu murah hati dalam membeli makanan
hari ini?” tanya Wan Seung heran
“Maaf
untuk memandang rendah padamu. Setelah kasus Won Jae, kau terlihat sedikit
berbeda padaku.” Ungkap Seol Ok
“Apa kau
memandang rendah padaku? Aku tidak tahu. Tapi Kenapa kau memandang rendah padaku? Aku
adalah mahasiswa terbaik di universitas-ku. Aku tampil sebagai perwira polisi
tampan dalam iklan juga.” Ucap Wan Seung membanggakan diri
“Itu
Sudah lama sekali... Tapi Bukan itu intinya, Apa kau tahu... Aku beritahu
padamu bahwa kau keren sekarang.” Ungkap Seol Ok seperti ingin memuji
“Bisakah
kau lebih spesifik di bagian mana sangat kerennya?” tanya Wan Seung
Seol Ok
mengingat saat Wan Seung mengatakan “Jika seorang detektif menyerah, itu berarti seluruh dunia menyerah. Kita
adalah upaya terakhir bagi mereka yang
bermasalah.” Lalu mengulurkan tanganya.
“Sudahlah
Lupakan... Kalau diPikirkan kembali, tidak ada
yang begitu hebat tentang hal itu. Tapi Bagaimanapun, aku sedikit
menghargaimu.” Kata Seol Ok mengakui
“Hilangkan
"sedikit". Apa yang baru saja kau katakan?” ucap Wan Seung ingin
mendengarkan pujianya.
“Aku
menghormatimu, Detektif Ha... Apa kau puas?” ucap Seol Ok mengejek lalu
berpikir kalau Pada waktu itu, jika ada seorang detektif seperti Wan Seung.
Flash Back
Seol Ok
mengejar detektif merasa kalau Ini tidak benar. Tapi detektif menegaskan kalau
kasus ini adalah bunuh diri. Seol Ok yakin kalau Orang tuanya tidak akan bunuh
diri tapi dibunuh jadi meminta tolong temukan pelakunya. Detektif yakin kalau
99,9 persen pasti. Seol Ok menegaskan kalau itu tidak 100 persen!
“Dia membuatku
tidak nyaman sekarang.. Aku sudah mengatakan kepadanya bahwa aku orang jahat....” ungkap Wan Seung
mengingat cerita Seol Ok
“ Jadi
aku membuat keputusan.”kata Seol Ok. Wan Seung ingin tahu tentang apa Seol Ok
telah mengambil keputusan.
“Maukah
kau mengembalikan cincin itu? Beri aku cincin itu kembali.” Ucap Wan Seung.
Seol Ok binggung.
Seol Ok
memikirkan tentang Cincin dan Wan Seung meminta agar mengembalikan cincinya.
Seol Ok berusah mengingat-ngingat kejadian sebelumnya.
Flash
back
Saat di
restoran dan keduanya mabuk, Wan Seung seperti memberikan cincin pada seseorang
yang ada didepanya. Seol Ok melihat seorang pelayan datang menghampiri Wan
Seung di mejanya.
Seol Ok
pun bisa mengingat kalau wanita itu adalah pegawai yang ada di toko kue,
wajahnya langsung cemberut karena Wan Seung yang memberikan cincin pada si
pegawai.
Sesampai di kasir, total belajanya adalah 65 dolar. Seol Ok yang masih kesal hanya diam saja. Wan
Seung melihat Seol Ok menyuruh agar membayarnya, Seol Ok pikir kalau Wan Seung
yang akan membayarnya.
“Dia
bilang menghormatiku beberapa waktu yang lalu.” Komentar Wan
Seung. Akhirnya Seol Ok dengan wajah kesal membayar semua belanjaan.
“Dengan
senang hati ia membeli cincin mahal itu
untuknya, Tapi dia bahkan tidak mau membelikan
perut babi.” Komentar Seol Ok mengeluarkan uangnya.
Wan seung
mulai memasak merasa kalau Seol Ok benar-benar aneh hari ini. Lalu mengingat
kembali saat Seol Ok memujinya sangat keren. Ia merasa kalau Seol Ok tahu bahwa
dirinya orang yang keren dengan senyuman sumringah.
“Aku
mencoba menyembunyikannya, tapi aku
tidak bisa menahannya. Aku ingin tahu apa
dia akan mengakui perasaannya dan membuatku merasa tidak nyaman. Tapi Kenapa
dia bertingkah seperti dia tidak
mengambil cincin itu? Sepertinya aneh rasanya bertanya langsung padanya. Lalu Apa
dia benar-benar memakannya?” ucap Wan Seung terus berbicara sendiri didepan
kompor.
“Apa kau
belum selesai?” tanya Seol Ok dengan nada ketus.
“Aku
bukan pembantumu... Kau ingin aku memasak untukmu, saat kau tidak melakukan
apapun.” Ucap Wan Seung mengeluh
“Kau
menyuruhku untuk tidak menyentuh apapun saat mulai memasak.” Kata Seol Ok kesal
“Setidaknya
siapkan mejanya.” Perintah Wan Seung. Seol Ok pun menyusun sendok dan sumpit.
Wan Seung
selesai masak, lalu minum lebih dulu dan terkejut melihat sendok yang dibentuk
silang seperti gambar love, atau sinyal dari Seol Ok. Tapi akhirnya ia berusaha
santai ingin tahu apa yang ada dipikiran Seol Ok karena ingin mengatakan
sesuatu sebelumnya.
“Aku
telah memutuskan untuk pergi di jalan yang sama sepertimu.” Ucap Seol Ok. Wan
Seung binggung seperti dirinya seperti apa.
“Aku
telah gagal sebelumnya, jadi aku pikir bisa berbuat lebih baik.” Kata Seol Ok
yakin.
“Astaga.
Aku tahu perceraian itu bukan masalah besar akhir-akhir ini.” Kata Wan Seung
“Aku juga
tidak terlalu peduli dengan hal itu. Aku akan mencoba lagi.”kata Seol Ok
“Tapi itu
terlalu cepat untuk memulai lagi.” Kata Wan Seung mulai panik karena berpikir
Seol Ok ingin mengajaknya menikah.
“Aku
tidak punya banyak waktu. Aku bertambah tua setiap hari.” Kata Seol Ok. Wan
Seung mengaku belum benar-benar siap.
“Tapi
bagiku, jika aku ingin memulai lag,maka Aku juga membutuhkan banyak hal baru.”
Kata Seol Ok
“Aku
harus memikirkannya dengan hati-hati. Apa ada yang kau siapkan?” tanya Wan
Seung. Seol Ok pikir akan mengurus semuanya.
“Aku
pasti orang yang sangat keren... Wah... Dia sangat terang-terangan.” Ungkap Wan
Seung melihat Seol Ok yang mulai makan. Seol Ok heran melihat tatapan Wan Seung
yang berbeda.
Dini
hari, Wan Seung tak percaya kalau Jalan yang dimaksud eol Ok kalau untuk
belajar Noryang-dong. Seol Ok mengatakan telah menganalisis alasannya dan semua
lulus di Noryang-dong. Wan Seung ingin tahu dengan Kyung Mi yang bisa masuk.
Seol Ok pikir kalau temanya yang aneh.
“Aku tahu
Noryang-dong itu baik, tapi jam berapa sekarang?” ucap Wan Seung. Seol Ok
melihat jam tanganya kalau sekarang jam 5 pagi.
“Tidak
ada mobil juga.” Ucap Wan Seung. Seol Ok tahu
tidak ada mobil.
“Apa kau
memintaku untuk mengantarmu kesana?” ucap Wan Seung kesal
“Aku tahu
ada orang jahat yang mabuk di luar sana, tapi aku baik-baik saja. Aku bisa
berlari bahkan jika berlari melintasi orang sesat. Aku bisa berlari sangat
cepat. “ kata Seol Ok. Wan Seung seperti terpaksa akhirnya menyalakan mobilnya.
Seol Ok terlihat senang karena bisa diantar Wan Seung.
Wan Seung
ingin tahu apakah Seol Ok yakin akan pergi
ke Noryang-dong untuk belajar. Seok Ok pikir kenapa harus pergi kesana
kalau bukan untuk belajar. Wan Seung tahu kalau Setengah dari siswa yang ada disana untuk nongkrong bahkan
Beberapa gadis bertemu para pria saat
mereka belajar.
“Ada
banyak bar dan karaoke disekitar sana. Dan Makanan murah juga ada” ucap Wan
Seng mengejek
“Oh, Apa
aku bisa bertemu orang-orang melalui
studi kelompok?” tanya Seol Ok. Wan Seung mengaku tak tahu.
“Astaga.
Kau sangat siap untuk berkencan dengan
pria.” Ejek Wan Seung
“Pria mana yang ingin berkencan dengan wanita tua sepertiku?” kata Seol Ok.
Wan Seung menjawab kalau Ada dosen di
kelas umum.
“Apa dia
takut...Aku akan berkencan dengan pria lain?” gumam Seol Ok melihat sikap Wan
Seung seperti cemburu.
“Kenapa
harus Noryang-dong dari segala tempat?
Disana Penuh dengan. Ada banyak kelas di Jongno dekat Taman Tapgol itu.” Keluh
Wan Seung yang mendapat lirikan sinis dari Seol Ok.
Akhirnya
Seol Ok turun dari mobil mengucapkan Terima kasih dan berjalan masuk. Wan Seung
mengeluh dengan Seol Ok yang ingin
belajar saat sudah tua. Padahal Ia sudah
mengatakan pada Seol Ok itu sangat sulit, tapi yakin kalau Seol Ok tidak akan menyerah.
“Aku
tidak akan memanggilnya saat kejahatan
terjadi sampai dia lulus ujian.” Ucap Wan Seung melihat Seol Ok berjalan masuk
ke tempat les.
Seol Ok
melihat semua anak muda yang berjalan dengan buku ditangan dn dan menunduk
merasa kalau Semua orang belajar keras
jadi ia akan bersemangat dan belajar keras juga. Ia pikir Ada baiknya a datang
lebih awal jadi akan duduk di depan dan pintu ruangan yang belum terbuka.
“Hei, Bukankah
kau melihat ini?” ucap si pria tambun. Seol Ok melonggo kaget ada banyak buku
yang berjejer dilantai seperti antrian.
“Kau
masuk ke kelas berdasarkan urutan di sini. Jika kau ingin mendapatkan tempat
duduk, Biarkan notebook-mu antri.” Jelas si pria
“Apa ini
antrian?” kata Seol Ok tak percaya. Si pria membenarkan dan melihat Seol Ok
dari kejauhan
“Aku pernah
melihatnya di suatu tempat. Tapi Dimana aku melihatnya?” ucap si pria tambun
lalu teringat kalau wanita ituYoo Seol Ok.
Seol Ok
akhirnya masuk ke dalam kelas dengan guru yang mengajarkan mengunakan mic dan
juga layar TV agar kursi dibagian belakang bisa melihatnya. Seorang wanita
duduk dikursi paling depan dengan serius mendengarkan penjelasan doen tentang
menghukum terdakwa jika ada bukti.
Sementara
Seok Ok duduk di bangku yang terhalang dinding, Ia berusaha bergeser ke kanan
ada seorang wanita yang mengeluh begitu juga ke sebelah kiri ada pria yang juga
merasa terganggu. Akhirnya Seol Ok
berusaha berdiri melihat layar yang tepak didepan matanya, tapi membuat pria
yang dibelakang karena menghalanginya.
“Lebih baik
menonton video perkuliahan.” Ucap Seol Ok kesal sendiri.
Wan Seung
masuk ke tempat gym melihat Detektif Yuk sedang melatih otot lenganya, lalu
ikut disampingnya berpikir kalau rekan kerjanya
akan bekerja dan sedang bekerja diluar. Keduanya saling adu kekuatan
tangan dengan menarik tubuhnya di tiang.
“Apa kau
lelah?.. Kau tidak lelah, 'kan? Astaga, ini sangat mudah.... Aku tertidur
disini. saat bekerja disini sebelumnya. Tapi
aku tidak bisa tidur malam ini.” Ucap Wan Seung akhirnya berhenti berlatih dan
mendekati Detektif Yuk.
“Sersan
Yuk... Berhentilah memanfaatkan orang yang baru... Kalian semua harus bekerja
sama sebagai satu tim. Bukankah begitu? Maksudku.. “ ucap Wan Seung dan
detektif Yuk hanya menatap sinis
“Apa aku
melakukan sesuatu yang salah? Katakan
padaku” kata Wan Seung
“Berhenti
pamer. Kau akan gagal jika kau
mengandalkan diri sendiri.” Kata Detektif Yuk. Wan Seung tak mengerti apa
maksudnya.
“Kau tahu
Detektif Go, bukan? Yang kau bunuh.... Go Jae Hyun... Dia adalah detektif
seniorku” ucap Detektif Yuk lalu bergegas pergi. Wan Seun terdiam karena
mengingat detektif yang terbunuh di sel tahann.
“Hei.. Apa
kau menangis?” tanya Tuan Jo melihat Deketif Yuk pergi dan merasa kalau
juniornya itu bukan seseorang yang kalah dalam pertarungan. Dan merasa kalau
Wan Seung pasti banyak mengganggunya.
Wan Seung
sengaja mengambil kopi dari tangan Tuan Jo, lalu Tuan Jo mengeluh kalau Wan
Seung tidak bisa punya hubungan baik dengan senior dan juniornya. Wan Seung
menceritakan Orang yang mengganggunya adalah Sersan Yuk selain itu Ketua Tim
Gye dan menurutnya Tuan Jo pasti sudah tahu.
“Apa yang
aku tahu? Aku sibuk mengurus kepala” kata Tuan Jo lalu kebingungan karena
koinnya tak bisa masuk mesin.
“Hal ini
sering terjadi.” Ucap Wan Seung. Tuan Jo ingin Apa yang terjadi di antara mereka
berdua
“Dia akan
mengambil semua kreditnya.” Kata Wan Seung mengingat saat akan menangkap
pelaku, Sung Woo mengambil kasusnya mengatakan kalau mereka satu tim dan ia
adalah pemimpin tim
“Mereka
pergi kemanapun tanpa aku.” Ucap Wan Seung mengingat saat baru datang bertanya
apa yang akan mereka lakukan tapi malah di minta untuk memasang spanduk.
“Mereka
bahkan tidak menjawab apapun yang aku
tanyakan.” Cerita Wan Seung menginggat saat bertanya pada Detektif Yuk di TKP
tapi diabaikan begitu saja.
“Aku
mengerti Sersan Yuk karena dia sangat menentangku.Ketua TimGye, anjing itu...
Dulu dia teman sekelasku jadi dia tidak bisa melakukan ini padaku.” Kata Wan
Seung tak bisa terima begitu saja.
“Kudengar
bahwa kau merendahkan Ketua Tim Gye saat kalian berdua berada di markas besar.”
Kata Tuan Jo. Wan Seung kaget bertanya Siapa yang bilang seperti itu.
“Kejahatan
Unit Satu berjalan dengan baik. Ketua Tim Gye juga orang yang ambisius dan
Gayamu berbeda. Tapi kalian semua berada di jalur yang sama. Detektif ada di
sini untuk menangkap penjahat dengan
baik.” Kata Tuan Jo
“Aku tahu
kau Anjing Pelacak Seodong, Tapi Sersan Yuk adalah Anjing Petarung. Wajahnya
menyeramkan, Tapi dia hatinya lembut. Jadi Berhenti pamer Dan bergaul dengan
baik dengan semua orang.” Kata Tuan Jo menasehati.
“Jika
mereka tidak memulai, maka Aku tidak akan bertarung dengan mereka.” Komentar
Wan Seung. Tuan Jo pun tak banyak bicara.
Seol Ok
keluar dari ruangan merasa sangat sibuk untuk mendengarkan pelajaran selama
empat jam. Ia pikir seharusnya sarapan kalau tahu itu akan memakan waktu lama,
lalu berjalan melihat banyak mahasiswa yang makan sambil berjalan.
“Wah.. Itu
bisa menghemat banyak waktu dan Aku juga punya makanan.” Ucap Wan Seung melihat
menu makanan Perut babi. Ayam Mayones, Perut babi, ham telur ikan terbang.
Saat itu
seorang wanita datang dengan memegang bukunya langsung meminta menu nomor dua.
Seol Ok melihat si wanita yang terlihat serius belajar meminta menu yang sama.
Setelah
itu Seol Ok akhirnya pergi ke Ruang Belajar Ino, tapi malah membuatnya tertidur
pulas karena bangun terlalu pagi. Beberapa orang mengeluh Seol Ok yang
menganggu karena tertidur sambil terbentur di meja, lalu kaget karena melihat
note di depan meja belajarnya.
[Jagalah
sopan santun, Tolong jangan menghela napas keras, Kau terlalu berisik. Tolong
diam, Jangan gunakan pena multi guna, Mari kita belajar.] Akhirnya Seol Ok
hanya bisa meminta maaf dan dengan sangat perlahan memegang pensilnya lalu
keluar dari ruangan, lalu kembali pulang sambil membaringkan tubuhnya di tempat
tidur.
“Itu......lebih
buruk daripada tinggal dengan mertuaku.” Keluh Seol Ok sangat lelah.
Bersambung ke Part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar