PS : All images credit and content copyright : KBS
Tuan Lee
bertemu dengan Soo Ho mengaku paham alasannya marah. Soo Ho ingin tahu darimana
Tuan Lee mengetahuinya kalau Jika memang benar, katakanlah kenapa dirinya
marah. Tuan Lee mengaku paham
“Jika aku
sudah tahu reaksimu akan seperti itu..., maka aku akan lebih jujur lagi.” Ucap
Tuan Lee merasa menyesal. Soo Ho meminta agar bisa jujur sekarang.
“Aku tak
bisa memberitahumu bahwa kau diberhentikan karena tekanan JH pada pihak stasiun
radio. Aku semakin yakin sejak bertemu CEO Nam. Sejujurnya..., aku tak mau DJku
terluka.” Jelas Tuan Lee
“Biar
kuberitahu satu hal lagi karena kau sudah bertemu CEO Nam. Aku sering melihat
jadwalku bertambah dari artikel. Aku berpikir "Sepertinya aku akan tampil
di drama ini, Aku akan main film ini." Hari ini..., aku tahu dari orang
lain kalau tim kita diberhentikan karena aku.” Ungkap Soo Ho
“Kau
sudah pernah mengatakannya padaku sebelumnya, 'kan? "Bukan hanya naskah
drama yang harus kauikuti. Hidupmu juga bagai sebuah naskah drama."
Begitulah perlakuanmu padaku.” Ungkap Soo Ho
“ Jika
kau mau aku melakukan sesuai dengan keinginanmu..., maaf, aku tak bisa
melakukannya. Aku akan mengurus semuanya sendiri.” Kata Tuan Lee
Geu Rim
kedinginan menerima telp Tuan Lee kalau sedang
di depan rumah Soo Ho. Tuan Lee kaget dengan udara yang cukup dingin.
Geu Rim mengaku mau dengar bagaimana
perasaan Soo Ho dan menyelesaikan semua kesalahpahaman.
“Bagaimana
perbincanganmu dengannya? Dia bilang apa? Apa dia masih marah?” tanya Geu Rim
penasaran
“Kenapa
kau menunggunya di luar? Apa tak ada kafe atau semacamnya? Kenapa seorang
penulis menunggu di depan rumah DJnya? Aku akan membunuhmu sampai kau kena flu.
Tunggulah di dalam. Telepon aku kalau kau sudah selesai bicara dengannya. Aku
akan menjemputmu.” Kata Tuan Lee khawatir dengan nada tingginya.
“Jangan
khawatir dan tidurlah dan Berhenti marah padaku, oke?” ucap Geu Rim lalu
menutup telpnya.
Tuan Lee
masuk cafe dan melihat Jason sudah ada didalam. Jason pikir Bertemu diam-diam
seperti ini terasa sangat baik dan menegangkan, Tuan Lee mengaku sedikit lelah hari ini jadi ingin tahu apa
yang ingin dikatakan Jason padanya.
“Aku
penasaran kenapa kartu pos soal Ji Soo Ho sudah tak datang lagi. Dan Juga...,
aku tak tahu apa Soo Ho tahu soal itu apa tidak. Kenapa kau bertanya padaku dan
bukan langsung pada Soo Ho? Kau tahu apa yang tertulis di kartu pos, Apa kau
sudah lihat tanggal, lokasi, pada kartunya?” kata Jason. Tuan Lee tak banyak
bicara.
“Kudengar
Penulis Song tinggal disini. Kenapa tidak telepon saja dia? Ada banyak
pertanyaan yang harus kutanyakan padanya.”kata Jason
“Pertanyaan
apa yang mau kau tanyakan?” ucap Tuan Lee
“Alasan
kenapa Soo Ho hanya memikirkan dirinya saja. Hal-hal seperti itu.” Kata Jason
penasaran
Geu Rim
mencoba menelp Soo Ho tapi tak dingkat merasa kalau ini caranya membalas dendam
karena sebelumnya tak angkat teleponnya. Sementara Soo Ho yang ada di dalam
mobil hanya menatap ponselnya lalu Manager Kim pun datang lalu masuk ke dalam
mobil.
“Kenapa
kau tak masuk Atau aku bisa ke rumahmu saja.” Ucap Manager Kim. Soo Ho mengaku
kalau hanya ingin bertanya satu hal. Manager Kim ingin tahu apa itu.
“Aku tak
tahu bagaimana caranya melindungi orang yang kusayang. Saat aku melakukan
sesuatu untuk melindunginya..., semuanya malah jadi tambah parah. Aku tak tahu
apa yang bisa kulakukan. Apa yang harus kulakukan? “ ucap Soo Ho galau
“Jika aku
tahu..., apa aku akan jadi seperti ini?” ungkap Manager Kim. Soo Ho pikir benar
juga
“Tapi...,
Apa kau tahu rekaman yang disimpan Tae Ri?” ucap Manager Kim.
Soo Ho
mengingatnya dan ingin tahu alasan Manager Kim yang merekamnya. Manager Kim
pikir kalau Soo Ho tak ingat, lalu menceritakan Saat Soo Ho masih kecil, dulu Ia selalu
mengikutinya. Bahkan saat Soo Ho sedang
menghapal dialog naskah maka Ia juga ikut membaca bersama.
“Kau dulu
sangat menggemaskan.” Komentar Manager Kim. Soo Ho seperti tak mengingatnya.
“Benar...
Kapanpun kau latihan, kita selalu merekamnya. Lalu, hari itu..., untuk pertama
kalinya..., kau memberitahuku mengenai kondisi keluargamu. Itu terekam dan Tae
Ri mendengarkannya. Intinya..., aku minta maaf.” Kata Manager Kim
Soo Ho
hanya bisa tersenyum, Manager Kim pikir sudah lama mereka tak latihan membaca
dialog, dan membuatnya sedih. Soo Ho pikir kenapa ia harus melakukan
bersama. Manager Kim mengejek dengan
siapa lagi Soo Hoo akan melakukanya. Soo Ho menjawab kalau itu dengan
seseorang. Keduanya saling tersenyum seperti sudah tak ada dendam.
Soo Ho
sampai dirumah, Geu Rim langsung menghadangnya memberitahu Tiga jam, dua puluh
tujuh menit. Soo Ho bingung apa maksudnya. Geu Rim mengatakan kalau ia sudah
menunggu Soo Ho dan mengetahui pasti
takkan mengangkat teleponnya, lalu
takkan membukakan pintu rumahnya jadi memutuskan menunggu di luar rumah selama
3 jam 38 menit.
“Pokoknya...,
aku sudah menunggu 3 jam 38 menit. Apa Kau masih tak mau bicara denganku?” ucap
Geu Rim. Soo Ho hanya menatapnya.
Geu Rim
mengaku kalau menelepon Soo Ho kalau memang mengingikan datang tapi tak bisa
melakukanya. Ia yakin kalau Soo Ho tak
mau mengangkat teleponnya, tapi ia juga takut Soo Ho yang ingin menemuinya,
tapi tak bisa melakukan karena masih marah jadi memutuskan untuk datang
sendiri.
“Aku tahu
kau menyesal karena sudah melukaiku..., jadi aku datang sendiri. Aku takut kau
akan sendiri lagi.” Kata Geu Rim. Soo Ho hanya terdiam menatap Geu Rim.
“Coba
Lihat? Tak ada jawaban lagi. Apa kau sebenci itu padaku? Kenapa?” tanya Geu Rim
“Bagaimana
tidak membencinya? Aku takut kau akan meninggalkanku. Aku takut kau akan
menderita karena diriku dan kehilangan semua yang kau sayangi.” Ungkap Soo Ho
“Kenapa
aku harus menderita karenamu?” tanya Geu Rim. Soo Ho merasa kalau Geu Rim
dipecat karena dirinya.
“Tapi aku
jadi penulis utama berkat dirimu. Itulah kebenarannya. Dan Juga, tim kita tidak
dibubarkan karenamu tapi karena ibumu.” Ucap Geu Rim. Soo Ho binggung maksud
ucapanya.
“Kau
mencoba menyelamatkan program radio kita... Aku mengerti... Aku sangat paham.”
Kata Geu Rim.
“Geu
Rim.. Boleh pinjam tanganmu?” kata Soo
Ho, Geu Rim memberikanya,lalu Soo Ho menariknya agar bisa memeluknya. Keduanya
pun berpelukan.
Keduanya
lalu masuk ke dalam rumah. Geu Rim pikir Soo Ho
butuh kenyamanan Soo Ho, Tapi Soo Ho mengaku baik-baik saja. Geu Rim
melihat Soo Ho didapur menagku takut saat masak. Soo Ho pikir sudah selesai dan
membawa ke meja makan.
“Apa ini?
Apa Telur gulung?” ucap Geu Rim binggung melihat telur dadar tapi terlihat
hancur.
“Hanya
ini yang bisa kumasak... Kau pasti lapar. Makanlah.” Kata Soo Ho santai
“Kau
pasti tak bisa melakukan apapun selain jadi bintang terkenal. Tunggu, aku akan memasakkan
buatmu.” Kata Geu Rim percaya diri membuka jaket dan pergi ke dapur.
Geu Rim
datang dengan roti panggang tapi semua menghitam, Soo H heran melihat isi Roti. Geu Rim membela
diri kalau Pemanggang roti Soo Ho aneh jadi hangus. Dan meminta agar membeli
panggangan yang bagus. Soo Ho pikir tak mungkin bisa dimakan karena hangus.
“Kalau
begitu tak usah dimakan.” Kata Geu Rim dengan tatapan sinis. Soo Ho pikir akan
mencobanya. Saat itu Jason datang melihat Geu Rim
“Apa ini?
Aku barusan dari rumahmu. Kenapa kau kesini?” ucap Jason lalu berkomentar kalau
yang dimakan Soo Ho Kerak nasi. Soo Ho seperti memohon pada Jason agar bisa
memantunya.
Tuan Lee
berbicara pada Tuan Kang kalau akan terus berdemo di depan kantor JH dan KBC
besok. Tuan Kang mengumpat Tuan Lee yang mau mati. Tuan Lee pikir Hanya itu yang bisa di
lakukan. Tuan Kang meminta Tuan Lee untuk datang ke kantor besok pagi.
“Kenapa?Apa Program kami akan lanjut?” tanya Tuan Lee
penasaran
“Mengenai
apa yang diucapkan Soo Ho tadi..., mari kita bicarakan. Dan Juga, aku tak tahan
terus-terusan bersikap seperti ini. Paham?” ucap Tuan Kang. Tuan Lee menganguk
mengerti dan akan bertemu esok.
“Kurasa DJ
dan penulisnya sudah baikan dan PD-nya juga mau berbaikan.” Komentar Tuan Lee
melihat Soo Ho yang pulang mengantar Geu Rim. Soo Ho tak banyak berkomentar
menyuruh Geu Rim masuk saja dan pergi meninggalkan rumah
“Kau
harus dimarahi. Seorang penulis harusnya menulis, bukan malah mengikuti DJnya
terus menerus..” keluh Tuan Lee
“Itu... Bukan
karena dia seorang DJ sebenarnya... Aku menyukai Ji Soo Ho.” Ungkap Geu Rim
lalu pamit masuk. Tuan Lee pun tak bisa berkata apa-apa lagi.
Nyonya
Nam bertanya apakah Soo Ho akan menandatangani kontrak dramanya. Soo Ho
membenarkan dan mereka juga sudah
sepakat kalau akan tetap melakukan siaran. Nyonya Nam memuji Soo Ho yang memang
puteranya karena sangat hebat dan bertekad kuat.
“Ibu... Kudengar
Ibu membuat kesepakatan dengan KBC untuk mengeluarkanku, kau Tak perlu repot
melakukannya lagi. Aku sendiri akan keluar dari JH.” Kata Soo Ho. Nyonya Nam
seperti tak percaya
“Ibu
mungkin tak tahu..., tapi aku selalu bersungguh-sungguh dengan ucapanku. Jangan
gunakan cap stempelku lagi.” Tegas Soo Ho lalu keluar dari ruangan. Nyonya Nam
memanggilnya.
“Satu hal
lagi... Kalau Anda mau bernegosiasi denganku..., hentikan semua yang sudah Ibu
perbuat selama siaran itu dan buat mereka memanggilku lagi.” Tegas Soo Ho lalu
pergi meninggalkan ibunya.
Tuan Kang
berbicara di telp dengan tasanya merasa tak mungkin bisa perusahaan mereka bergantung
pada agensi dan menuruti kemauanya karena Tidak masuk akal. Tuan Lee duduk
diruangan terlihat tersenyum mendengarnya.
“Aku akan
mempekerjakan Ji Soo Ho dan tim
siarannya lagi... Itulah yang ingin kulakukan sejak awal... Benar sekali, Pak.”
Kata Tuan Kang tersenyum bahagia juga.
“Apa?!! Apa Aku tak punya kuasa apapun? Sudah kubilang
aku akan melindungi siaranmu, 'kan?” ucap Tuan Kang kesal. Tuan Lee pun
mengucapkan Terima kasih banyak dengan senyuman bahagia.
“Semuanya
pasti akan kacau. Aku sudah memberikan slot jam 6 ke Seung Soo. Aku tak bisa
memintanya kembali.” Kata Tuan Kang
“Kita
akan melakukannya di slot tayang jam 4.” Kata Tuan Lee
“Mana
boleh kau ambil jam 4! Itu slot Kim Won Hee dan Yang Se In. Apa Kau tak tahu
betapa populernya siaran mereka? Tak boleh. Apa Sudah gila?” ucap Tuan Kang
kesal
“Bukan
jam 4 itu.” Kata Tuan Lee. Tuan Kang kaget maksudnya itu Soo Ho akan siaran jam
4 subuh. Tuan Lee hanya bisa tersenyum.
Geu Rim
datang langsung memeluk Soo Ho mengatakan kalau
Ada berita bagus, kalau Siaran mereka sudah boleh lanjuti lagi. Soo Ho pikir sudah
mengatakanya sebelumnya. Geu Rim bertanya apakah Soo Ho yang mewujudkannya.
“Siapa
yang memberitahumu?”tanya Geu Rim. Soo Ho mengatakan kalau PD Lee menelepon
tadi.
“Tapi
mulai sekarang kita takkan tidur nyenyak lagi.” Ucap Geu Rim. Soo Ho binggung
apa maksudnya.
“Siaran
kita diubah ke jam 4 subuh.” Kata Geu Rim. Soo Ho kaget mendengarnya.
Soo Ho
bertemu dengan Tim Tuan Kang mengaku tak bisa, karena Ia dalah Ji Soo Ho. Tuan
Kang mengaku tahu tentang hal itu. Soo
Ho ingin tahu apa yang akan dilakukan Tuan Kang di jam 4 shubuh, karena selama
ini hanya mengikut saja tapi takkan berhasil.
“Aku akan
mendiskusikannya lagi dengan Pak Manajer Stasiun.” Kata Soo Ho lalu berdiri
dari tempat duduknya.
“Jangan
bersikap sombong... Slot tayang, tema programnya dan lelucon yang dibawakan DJ,
semuanya keputusan PD-nya. Kau mungkin akan melakukannya atau tidak dilihat
dari waktunya tapi bagi kami, apa kami bisa melakukannya atau tidak , Jadi aku
tak bisa..” Jelas Tuan Lee
“Seperti
halnya duniamu punya aturannya sendiri, duniaku juga punya aturan tersendiri. Apa
yang akan kulakukan jam 4 subuh seperti itu saat tak ada satupun pendengar? Aku
memilih apa yang mau aku lakukan?” balas Soo Ho
“Bagaimana
kalau aku melakukan berdasarkan keinginanmu..., dan semua yang kuharapkan malah
hancur berantakan? Maka semuanya kembali lagi, apa aku bisa melakukannya atau
tidak.” Balas So Ho
“Berarti
kami akan melanjutkannya tanpamu.” Ucap Tuan Lee
“Kalau
begitu, aku harus keluar.”kata Soo Ho. Tuan Lee mempersilahkan. Geu Rim yang
ada diruangan pun kebingungan.
Soo Ho
kembali ke rumah melihat sebuah kartu pos bertuliskan [Ji Soo Ho si pembunuh. Ingatlah
kejadian Maret 2006!] Lalu akhirnya masuk kamar mengeluarkan sebuah kotak
dengan banyak amplop dan bertuliskan [Untuk pujaan hatiku, Geu Rim] lalu
dibagian bawahnya [Dari si pemalu Woo Ji Woo]
Nyonya
Nam membaca Laporan yang dibuat Jason kalau Song Geu Rim bertemu Soo Ho pertama
kali 12 tahun silam. Jason pikir Mereka pasti
sudah ditakdirkan bersama, Seperti di film-film, lalu menurutnya 12 tahun lalu adalah saat dimana Soo Ho
mencoba bunuh diri.
“Itu
laporan yang salah... Dia syuting film hingga larut malam dan sangat kelelahan.”
Kata Nyonya Nam seperti ingin menutupi
“Penjelasan
macam apa itu?” keluh Jason. Nyonya Nam menyakinka kalau Itulah yang
sebenarnya.
“Apa Soo
Ho masih sering bermimpi buruk?” tanya Nyonya Nam
Soo Ho
tertidur dikamarnya, seperti bermimpi bertemu dengan temanya yang dirawat
memberikan sebuah Amplop kalau itu yang terakhirnya jadi meminta agar diberikan
pada Geu Rim untuk terakhir kalinya.
“Saat aku
menang babak final besok..., maka aku akan memberitahu semuanya padanya.” Ucap
Teman Soo Ho.
Soo Ho
membawa surat dan sengaja menaruh dalam laci meja belajarnya, tertulis [Untuk
pujaan hatiku, Geu Rim] Ia tak menyampaikan semua surat temanya untuk Geu Rim.
Akhirnya Soo Ho terbangun dari tidurnya dengan wajah ketakutan, lalu Geu Rim menelp
mengaku kalau ingin berkencan jadi meminta agar bisa keluar.
Keduanya duduk
di terminal bus dengan udara yang sangat dingin, lalu sat didalam bus pun Soo Ho tetap diam.
Akhirnya Geu Rim bercerita Saat bekerja
larut malam demi naskah dan harus mengerjakan semua pekerjaan maka biasanya
naik bus dini hari.
“Apa kau
pernah naik bus jam segini? Mi instan cup cocok sekali dimakan sekarang. Apa Kau
tak lapar?” tanya Geu Rim So Ho hanya
diam saja.
“Lucu
sekali.. Aku naik bus jam 4 subuh dengan seorang bintang terkenal dan
berbincang dengannya..., dan juga memegang tangannya.” Kata Geu Rim lalu
sengaja memegang erat tangan Soo Ho, Soo Ho pun membiarkanya.
Bus
berhenti di halte berikutnya, beberapa orang masuk salah satunya mengunakan
earphone. Soo Ho ingin melepaskan tangan Geu Rim, tapi Geu Rim tetap ingin
mengenggam tangan Soo Ho tanpa peduli orang akan melihatnya. Soo Ho pun pasrah lalu
dengan senyuman menaiki bus. Saat di perjalan Soo Ho melihat banyak orang yang
berkerja dan selesai berkerja di pagi hari.
“Soo
Ho... Tak bisakah kau siap siaran jam 4 subuh itu? Aku tahu selalu memintamu melakukan
banyak hal demi program radio kita. Aku tidak tahu sejak kapan itu bermula...,tapi
aku tak bisa membayangkan program kita dengan DJ lain. Aku juga tahu, kau pasti
takut. siaran jam 4 subuh...” ungkap Geu Rim.
“Tapi apa
Kau tahu? Jika kau tahu..., maka kau harusnya jangan memintaku melakukannya.” Kata
Soo Ho
“Baiklah.
Aku tak tahu.. Siaran jam 4 subuh juga membuatku takut. Namun kita bisa
melakukannya bersama. Aku tak tahu akan semelelahkan apa jadinya siaran jam 4
pagi atau naskah seperti apa yang harus kutulis. Aku juga takut. Namun..., aku
ingin percaya dengan kemampuan suaramu dan mencobanya. Itulah yang kupikirkan. Tak
bisakah kita melakukannya bersama?” ungkap Geu Rim memohon.
Geu Rim
menuliskan naskah [Ji Soo Ho's Radio Romance] dengan senyuman lalu menuliskan
Note “Suara Ji Soo Ho yang ingin kudengar pada pukul 4 subuh , Aku mau
mendengarkannya sendiri”
Saat itu
Tuan Lee masuk ruangan melihat Geu Rim yang tertidur diruangan lalu sengaja
duduk dengan diam sambil membaca majalah. Geu Rim akhirnya terbangun, Tuan Lee
mengejek kalau Geu Rim pasti sudah siap
karena tidur 3 jam. Geu Rim ingin tahu Kapan Tuan Lee tiba
“Kau
sudah selesai sebelum tidur, 'kan? Aku yakin naskahnya akan sangat menakjubkan
karena kau bisa tidur 3 jam.” Ucap Tuan Lee
“Apa Aku
tidur selama 3 jam? Bagaimana kau bisa tahu?” kata Geu Rim.
Tuan Lee
ingin meminta naskahnya. Geu Rim menunjuk naskahnya dan akan mencetaknya
setelah cuci muka jadi Tuan Lee bisa membacanya. Tuan Lee melihat naskah dan
membaca note yang dituliskan Geu Rim [Suara
Ji Soo Ho yang ingin kudengar pada pukul 4 subuh Aku ingin mendengarkannya
sendiri.] lalu memutuskan untuk tak membacanya.
Geu Rim
mencoba menelp, Joon Ho panik arena 30 menit lagi dan tak tahu kalau Soo Ho
tidak datang. Ia berpikir kalau siaran pertama mereka akan dibatalkan. Geu Rim
mencoba menelp, sampai akhirnya Tuan Lee datang langsung mengambil ponsel dari
tangan Geu Rim.
“Soo Ho.. Aku tahu bagaimana perasaanmu saat kau setuju
melakukan siarannya... Aku tahu tanggung jawab yang kau emban. Tapi Aku akan
menunggumu.” Kata Tuan Lee lalu mengajak dua orang timnya untuk masuk saja.
Geu Rim masih
binggung kalau Soo Ho Tak mengangkat telpnya, lalu menyakinkan Tuan Lee kalau
Soo Ho pasti datang. Tuan Lee merasa itu tak terjadi. Saat itu tiba-tiba Soo Ho
datang dan langsung masuk ruang siaran tanpa banyak bicara. Tuan Lee pun memberitahu
kalau mereka akan mulai.
"Pukul
4 subuh... Mungkin sekarang sudah pagi hari menurut beberapa orang, atau malam
hari menurut orang. Beberapa pendengar mungkin sudah bangun dan sedang mengusap
mata..., di saat pendengar lainnya masih tertidur pulas dan mungkin baru akan
tidur. “ ucap Soo Ho saat siaran. Geu Rim menatap Soo Ho seperti tak percaya
“Untuk
beberapa orang, mereka merasa kesepian karena mereka tak bisa tidur. Untuk
beberapa orang, mungkin ini waktu yang melelahkan karena mereka tak bisa
bangun. Di suatu tempat, pukul 4 subuh antara malam dan pagi hari. Ji Soo Ho's
Radio Romance akan dimulai.” Ucap Soo Ho bisa membayangkan saat pergi dengan
Geu Rim.
Geu Rim menuliskan
dalam layar Lagu pertama adalah "We Are" oleh Woo Won Jae.” Lalu Soo
Ho pun membacanya. Joon Ho pikir Tuan Lee gila karena memainkan lagu hiphop jam
4 shubuh. Tuan Lee pikir kalau Lagunya enak.
“Aku tahu
kau pasti datang... Aku tahu itu.” Ucap Geu Rim menatap Soo Ho yang duduk
sampinya.
Mereka akhirnya
menyelesaikan siaran, Tuan Lee mengucapkan Terima kasih sudah datang 10 menit
sebelum siaran dimulai dengan nada menyindir.
Geu Rim memberitahu Tuan Lee kalau
akan menjadi alarm bagi Soo Ho dan memastikan tidak terlambat lagi jadi Jangan
khawatir.
Soo Ho
tak banyak bicara menyuruh Geu Rim segera pergi. Geu Rim pamit pergi pada Tuan
Lee dan bergegas mengikuti Soo Ho.
Geu Rim ingin
tahu kemana mereka akan pergi. Soo Ho pikir
Banyak tempat yang ingin didatangi bersama Geu Rim jadi menyuruhnya masuk dan bicara
di dalam. Saat Geu Rm akan masuk, Tuan Lee langsung datang menutup pintu mobil.
Soo Ho dan Geu Rim binggung melihatnya.
Bersambung
ke episode 13
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar