PS : All images credit and content copyright : KBS
Tuan Lee
berbicara di telp mengatakan pada Soo Ho tidak percaya karena pesan ini
untuknya dan bukan Geu Rim, menurutnya Ini agak menjijikkan. Namun, akan
mengatakan satu hal lagi dan menutup telepon.
“Sampai
kapan pun, kamu DJ-ku, Soo Ho... Aku ingin mendengarmu mengatakan,
"Sutradara produksiku Lee Kang," tapi yang selalu kudengar darimu
adalah, "Anda bedebah". Bagaimanapun, kau DJ-ku satu-satunya.” Ucap
Tuan Lee sengaja mengirimkan pesan suara.
“Bedebah
menyebalkan itu... Dia harus terlihat keren bahkan saat hendak pergi.” Keluh
Soo Ho sambil mengemudikan mobilnnya
“Selain
itu, jangan buat Geu Rim menangis... Jika kau membuatnya menangis, jadikan itu
air mata kebahagiaan.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho pikir akan menangani hal itu
sendiri.
Tuan Lee
yang ada dibandara akan segera pergi, Soo Ho tiba-tiba datang dan langsung
memanggilnya, lalu mengeluh kalau Tuan Lee seperti tokoh utama wanita di drama
atau semacamnya. Tuan Lee binggung dengan omong kosong yang dibawa oleh Soo Ho.
“Kau
bukanlah cinta pertamaku yang akan kularang pergi atau wanita yang tidak ingin
kulepaskan. Memang kau siapa sampai membuatku berlari kemari untuk menjawabmu?”
kata Soo Ho. Tuan Lee tak mengerti yang dikatakan Soo Ho.
“Baiklah.
Aku juga... Sutradara produksiku adalah kau, Lee Kang.” Kata Soo Ho. Tuan Lee
tak bisa mengerti dan hanya bisa tertaw
“Kenapa
kau berlari kemari untuk membuatku tertawa?” ucap Tuan Lee tak percaya
mendengar ucapan Soo Ho
“Aku
tahu. Ini juga membuatku tertawa terbahak-bahak.” Kata Soo Ho. Tuan Lee pun
pamit pergi. Soo Ho pun membiarkan Tuan Lee pergi.
“Kenapa
kamu bersikap lembut lagi? “ komentar Tuan Lee. Soo Ho tak ingin sedih menyuruh
Tuan Lee segera pergi saja. Tuan Lee pun
akhirnya pergi untuk masuk pesawat.
Soo Ho
kembali ke parkiran lalu menatap kunci yang ada ditanganya.
Flash Back
Tuan Lee
meminta agar Soo Ho mengulurkan tanganya,
Soo Ho menurutinya. Tuan Lee memberikan sebuah kunci yang dianggapnya
sebagia hadiah untuk Soo Ho karena tahu kalau ingin membeli rumahnya. Soo Ho
hanya bisa terdiam menatapnya.
“Dasar
bocah nakal... Apa Kau mau bersama Geu Rim 24 jam sehari? Aku memberikan itu
kepadamu untuk melindunginya, jadi, lindungilah dia dengan baik dan jaga
dirimu. Aku sungguh akan pergi sekarang.” Kata Tuan Lee sebelum benar-benar
pergi.
Soo Ho
menelp Geu Rim memberitahu sudah mengantarkan Lee Kang pergi dan ingin tahu
keberadaanya. Geu Rim mengatakan sedang menunggu Soo Ho dan ingin tahu kapan
akan datang. Soo Ho menjawab akan segera datang dan meminta agar menunggnya.
“Hei...
Ini Soo Ho.” Ucap Geu Rim menemukan foto Soo Ho dan Ji Woo ada dalam ruangan.
Soo Ho binggung dengan ucapan Geu Rim
“Datanglah
ke ruang siaran. Aku menemukan sesuatu yang seru.” Ucap Geu Rim menutup
telpnya.
Geu Rim
melihat itu foto Soo Ho saat masih remaja dan bertanya-tanya apakah itu Woo Ji
Woo. Tuan Moon mendengar nama Ji Woo seperti mengetahuinya. Geu Rim pn bertanya
apakah Tuan Moon mengenalnya
“Tentu
saja, aku mengingat anak ini.... Dia lolos ke babak final dalam kontes menyanyi
tahunan radio” ucap Tuan Moon
“Aku
membutuhkan bantuan Anda.” Kata Geu Rim seperti memiliki sebuah rencana.
Seung Soo
membahas Tuan Lee yang benar-benar
pergi. sebelum bisa mengalahkannya. Ra Hee ingin tahu kencan buta Seung Soo,
apakah akan menemuinya lagi. Seung Soo mengaku tidak jadi pergi. Ra Hee
binggung dan ingin tahu alasannya.
“Bukan
karena apa-apa... Lalu Apa Lampumu sudah benar sekarang, Apa Lampunya tidak
berkedip lagi?” tanya Seung Soo seperti mencari alasan.
“Lampuku
selalu berkedip. Kenapa? Apa Kamu senggang hari ini?” tanya Ra Hee. Seung Soo
mengaku memiliki waktusenggang
“Kalau
begitu, kau bisa datang dan menggantinya hari ini.” Kata Ra Hee memberikan kode
lalu berjalan pergi. Seung Soo tersenyum dan mengikuti Ra Hee.
Soo Ho
melihat fotonya saat masih remaja dengan Ji Woo. Geu Rim pikir kalau ini keren
karena Selama ini, saat mereka siaran, Ji Woo bersama mereka juga. Ia yakin
ketika Soo Hoo mengatakan segala hal itu di ruang siaran maka Ji Woo
mendengarkannya.
“Aku juga
menemukan hal lainnya.” Ucap Geu Rim seperti penuh semangat. Soo Ho menatap Geu
Rim seperti kebingungan.
Tuan Moon
memberikan sebuah CD meminta agar mengembalikan itu setelah mendengarkannya
karen CD itu sangat penting baginya. Soo Ho binggung menatap CD ditanganya, Geu
Rim memberitahu kalau Ini lagu yang Ji Woo nyanyikan di babak semi final.
“Apa Dia
begitu pandai bernyanyi sampai membuat Anda mengingatnya?” tanya Geu Rim
“Anak itu
sangat pandai bernyanyi sampai membuat hatimu tersentuh. Tapi karena alasan tertentu, dia tidak bisa
datang ke babak final. Itu sebabnya aku lebih mengingatnya. Bagaimana? Apa Mau
kuputar untuk kalian? Aku juga ingin mendengarkannya lagi.” ucap Tuan
Moon. Soo Ho menyetujuinya.
Flash Back
Di rumah
sakit, Ji Woo berbicara di telp memberitahu
Wanita yang disukai adalah penggemar berat acara Tuan Moon, jadi Itu sebabnya benar-benar harus lolos ke babak
final. Tuan Moon bertanya apakah kalau Ji Woo akan mengungkapkan perasaan
kepadanya. Ji Woo membenarkan dn meminta agar Tuan Moon bisa mendengarkan
baik-baik. Soo Ho yang duduk didepan Ji Woo membantu dengan memegang ponsel.
"Jalan
itu diselimuti kabut, Hampir tidak terlihat di mataku. Jalan itu bagaikan
pelangi Yang muncul dari kejauhan, Hampir tidak bisa dicapai. Di mana kamu
menungguku, Aku mencari-cari. Tapi aku tidak bisa melihatmu Kumohon jadilah
kekuatanku. Bantu aku mencari jalan Yang diberikan untukku. Tolong bukakan
jalan untukku Jalanku yang tersembunyi"
Soo Ho
mendengarkan lirik dan suara Ji Woo yang merdu dengan mengingat kenangan saat
di rumah sakit.
Akhirnya
Soo Ho dan Geu Rim pergi ke tempat abu Ji Woo. Geu Rim mengucapkan Terima kasih
telah menyukainya dan Terima kasih telah memperkenalkannya kepada Soo Ho.
“Aku akan
melindungi Soo Ho.” Ucap Geu Rim berjanji pada Ji Woo yang sudah mendekatnya
dengan Soo Ho.
Keduanya
berjalan bersama sambil bergendangan tanganya, Soo Ho bertanya pada Geu Rim
ingin tahu siapa itu Geu Rim.. Geu Rim menjawab kalau dirinya Song Geu Rim
dengan tawanya lalu bertanya kemana mereka akan pergi.
“Ke mana
pun yang kau mau.” Ucap Soo Ho. Geu Rim pun menyetujuinya.
“Soo
Ho... Banyak reporter sudah pergi jadi Kau harus membangun popularitasmu...
Berhentilah bersikap konyol.” Kata Geu Rim
“Aku
masih punya satu keinginan.” Ucap Soo Ho. Geu Rim berpikir kalau Soo Ho akan
mengatakanya.
“Kamu
tidak boleh menolaknya, oke?” kata Soo Ho. Geu Rim setuju dan ingin tahu kemana
mereka akan pergi.
Soo Ho
tertidur lelap di kamarnya sementara Geu Rim sibuk menuliskan naskah “Adakah
sesuatu yang selengkap cinta? Adakah sesuatu yang sesempurna cinta? Cinta itu
tidak lengkap.Cinta itu tidak sempurna. Itulah yang membuatnya indah. Karena
cinta, kita menjadi lebih pengertian, hancur, mengecil, merasa puas, menjadi
lemah, dan menjadi kuat.”
“Karena
cinta tidak lengkap dan tidak sempurna, kita menangis dan membuat orang yang
kita cintai menangis. Mungkin cinta adalah sesuatu yang harus kita lakukan
meski kita gagal. Hari ini, aku mencintai lagi.”
Soo Ho
sedang tertidur pulas sambil tersenyum, di dalam mimpinya ada kenangan indah
bersama Ji Woo di rumah sakit. Geu Rim melihat Soo Ho bertanya Kenapa tersenyum
dalam tidurnya, lalu memujinya kalau pacarnya itu sangat manis.
Geu Rim
terlihat kesal dengn ulah Ra Hee kalau acara mereka sama dengan acara dimilikinya. Ra Hee melihat
Geu Rim sudah dewasa sekarang. Geu Rim membenarkan karena telah mengambil alih
jam siaran utama untuk saat ini bahkan sebagai penulis utama.
“Baiklah.
Tidak masalah.” Ucap Ra Hee seperti sudah bisa menerima kalau Geu Rim menjadi
penulis utama
“Pak. Ini
tidak benar... Anda tidak boleh meniru lembar isyaratku seperti ini.” Kata Hoon
Jung pada Seung Soo
“Kau
sudah besar, yah?” kata Seung Soo. Hoon Jung pikir kalau Tinggi badan mereka
sama.
“Selain
itu, sekarang aku sutradara produksi utama.” Kata Hoon Jung bangga. Soo Ho dan
Geu Rim seperti bisa mengantikan posisi Ra Hee dan juga Seung Soo.
Soo Ho
melihat "Jadwal Ji Soo Ho" lalu Nyonya Nam mengeluh melihat jadwanya
merasa kalau anaknya terus menjalankan acara di mata publik, maka bisa merusak
pemasaran menurutnya Soo Ho harus akrab dengan publik. Soo Ho menatap ibunya
seperti mulai bisa mengerti kemaunya.
“Selebritas
yang bisa didekati adalah trend baru saat ini.” Kata Nyonya Nam
“Untuk
apa selebritas bisa didekati?” tanya sekertarisnya. Nyonya Nam mengatakan “Selebritas
juga manusia.” Soo Ho tersenyum lalu mengajak pergi karena sudah waktunya.
Geu Rim
bertemu dengan Nyonya Nam kembali bersama Soo Ho. Nyonya Nam berkomentar kalau
Geu Rimbelum berubah dengan memanggilnya Nona Song. Geu Rim meminta agar
berhentilah memanggilnya "Nona Song." Karena seperti tak akrab lalu
mengucapkan selamat ulang tahun.
“Jadi,
Nona Song kau belum memenangi penghargaan atau...” ucap Nyonya Nam, Geu Rim
menyela kalau itu belum.
“Ini
belum lama dimulai... Lagi pula, mereka tidak memberikan penghargaan setiap
bulan.” Ucap Geu Rim. Soo Ho tak bisa menahan tawanya. Geu Rim mengeluh melihat
Soo Ho seperti mengejeknya.
“Tapi kau
bersikeras tidak akan menyukainya atau pun terlibat dengannya. Kau pun bilang
kau tidak gila. Kau orang yang sama dengan dia yang bersumpah "tidak akan
pernah"?”ejek Nyonya Nam
“Ayolah.
Tidak ada yang mutlak di hidup ini.. Bahkan terkadang, Ibu mengatakan hal yang
tidak Ibu inginkan. Tapi aku memang bersungguh-sungguh saat itu. Bagaimana
mungkin aku tahu kami akhirnya bersama? Jadi, kumohon terimalah aku.” Ucap Geu
Rim lalu memberikan hadiah untuk Nyonya Nam,
“Ini
bukan merek mahal, tapi karena Ibu menyukai barang mewah, maka aku membeli
hadiah kecil untuk Ibu.” Kata Geu Rim
“Astaga.
Sudah kuduga. Aku bisa membacamu.” Komentar Nyonya Nam melihat hadiah yang
diberikan Geu Rim.
Geu Rim
berbicara dengan Soo Ho seperti tak percaya kalau Nyonya Nam masih sangat karismatik karena sebenarnya
sangat gugup, dan berpikir kalau Nyonya Nam terlihat sedikit menyukainya. Soo
Ho menganguk dan menatap Geu Rim seperti khawatir
“Tidakkah
kau perlu menemui dokter?” ucap Soo Ho
khawatir.
“Tidak.
Aku akan baik-baik saja karena sudah mengonsumsi obat.” Ucap Geu Rim.
“Apa Mau
kutusuk jarimu?” ucap Soo Ho sudah mulai bersiap-siap.
Geu Rim
menahan Soo Ho sebelum menusuk jarinya, seperti sangat ketakutan. Ia memastikan kalau Soo Ho pernah
melakukannya, Soo Ho mengaku kalau ini kali pertamanya karena tidak pernah
memegang tangan wanita dan hal semacam itu. Geu Rim makin panik mendengarnya.
“Saat
kita pergi untuk rapat perencanaan, kau memegang tangan Kang dan menusuk
jarinya di kapal, kan?” kata Soo Ho cemburu
“Kenapa
kau membahas itu?” keluh Geu Rim kesal
“Kau
selalu pergi bersamanya setelah bekerja dan datang ke stasiun bersamanya.” Ucap
Soo Ho kesal
“Kalau
begitu, haruskah aku pergi ke Tibet untuk menemuinya?” kata Geu Rim seperti
sengaja mengodanya.
Soo Ho
sudah siap-siap menusuk dengan jarum. Geu Rim menolak merasa jauh lebih baik
sekarang lalu berlari kabur ke ruang tengah.
Soo Ho berusaha menangkapnya dan langsung memeluknya dari belakang Geu
Rim gugup tiba-tiba Soo Ho memeluknya.
“Apa Mualnya
sudah hilang?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengangguk dengan wajah gugup.
“Kau
mungkin menganggap... Kau mungkin akan menganggapku aneh, tapi aku ingin
menikahimu. Jika kau mual, maka aku ingin menusuk jarimu untukmu. Aku juga
ingin mengejarmu saat kamu melarikan diri. Aku ingin hidup seperti itu... Bersamamu,
selamanya.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim hanya bisa diam saja menatap Soo Ho yang mengungkapkan
keinginanya.
Tae Ri
marah besar dengan Manager Kim berteriak meminta mereka putus saja, Manager Kim
melihat kalau Ada banyak orang di sekitar mereka jadi meminta agar tenang. Tae
Ri tak peduli karena tak bisa terima di larang pergi ke pesta ulang tahun
temannya.
“Dia
bukan sekadar teman.. Tapi Dia bilang menyukaimu dua hari lalu!” ucap Manager
Kim akhirnya ikut marah
“Apa Kau
mengintaiku? Kenapa kau bisa mengetahuinya?” kata Tae Ri marah
“Aku
sangat mengetahuinya dan juga tahu kau pergi ke kelab untuk berpesta bersamanya
di hari ulang tahunnya.” Kata Manager Kim
“Kalau
begitu, ayo putus! Sebaiknya putus saja jika kau tidak bisa mempercayaiku!”
ucap Tae Ri marah
“Aku akan
mengartikan ucapanmu secara harfiah. "Aku tidak mau menemuimu lagi. Jangan
hubungi aku. Sebaiknya kita akhiri ini." Benar, kan?” kata Manager Kim
“Wahh.. Bukan
main. Apa Kau pikir aku akan takut? Baiklah! Kita putus saja!” ucap Tae Ri
marah. Manager Kim tak banyak bicara memilih untuk pergi.
Soo Ho
baru saja pulang terlihat bimbang lalu kaget melihat Hoon Jung sudah menunggu
didepan restoran. Hoon Jung mengatakan perlu mengundang Soo Ho sebagai tamu
acara mereka. Geu Rim kaget mendengarnya. Hoon Jung meminta agar Geu Rim
mengundangnya sebagai tamu.
“Apa Kau
tidak peduli soal rating kita?” ucap Hoon Jung.
Geu Rim menolaknya dengan tegas.
“Tidak
bisakah seorang pacar melakukan itu? Mendapatkan tamu adalah tugas penulis. Jika
kita tidak melakukan sesuatu untuk rating kita, maka aku akan dipecat. Kumohon
tolong aku.” Ucap Hoon Jung memohon.
Geu Rim
menelp Soo Ho ingin tahu apakah bisa datang sebagai tamu ke acaranya. Soo Ho
balik bertanya Bagaimana dengan lamarannya. Geu Rim menjawab tidak tahu.
Akhirnya Soo Ho dengan kesal menjawab kalau ia jga tak tahu dan langsung
menutup telpnya.
Soo Ho
sedang melakukan wawacara. Reporter ingin tahu tentang tokoh yang diperankan
Soo Ho, Soo Ho menjelaskan dan tiba-tiba
huja dengan deras. Semua pun bergegas untuk berteduh, Soo Ho mencoba menutupi
kepala lawan pemainnya dan tersadar kalau Geu Rim menatapnya dengan membawa
payung.
“Soo
Ho.... Kumohon datanglah ke acara kami sebagai tamu. Itu tidak sulit, kan?”
ucap Geu Rim akhirnya sudah berada
dibawah payung yang sama,
“Bagaimana?
Apa Kau mau menikah denganku atau tidak?” kata Soo Ho
“Itu
tidak ada hubungannya dengan topik ini. Aku kemari untuk mengundangmu...”ucap
Geu Rim
“Pria
sepertiku akan selalu menemanimu tidur dan membangunkanmu, membelikanmu makanan
enak, memelukmu, dan mencintaimu.Itu akan menyenangkan,kan?” kata Soo Ho
“Tentu,
itu terdengar menyenangkan...” kata Geu Rim
“Kalau
begitu, ayo kita menikah.” Ucap Soo Ho seperti sudah sangat yakin. Geu Rim
menegaskan kalau Menikah tidak semudah itu.
“Kalau
begitu, biar kutanya satu hal. Apa Kau menyukaiku atau membenciku?” tanya Soo
Ho
Geu Rim
mengaku menyukainya. Soo Ho pikir kalau itu artinya. Geu Rim pun menyetujui
kalau mereka akan menikah. Soo Ho sempat terdiam lalu menurunkan payungnya
mencium Geu Rim. Sementara orang –orang yang berteduh ingin tahu apa yang
dilakukan keduanya dibalik payung Geu Rim kaget menerima ciuman Soo Ho karena
sudah gila. Soo Ho seperti tak peduli karena bahagia bisa menikah dengan Geu
Rim.
Tae Ri
berteriak memanggil Manager Kim yang baru turun dari mobil, mengeluh Hanya karena mereka bertengkar dan
sangat marah padanya tapi sangat tega
tidak menelepon. Manager Kim menegaska kalau tidak akan... tapi Tae Ri langsung
menyela ingin tahu alasan Manager Kim tidak menelepon. Manager Kim memilih
untuk pergi
“Hei...
Berhenti. Kubilang berhenti! Jika kau pergi, aku akan benar-benar membunuhmu! Jika
kamu meninggalkanku, aku akan membunuhmu!” ucap Tae Ri berteriak mengikuti
Manager Kim
“Diamlah...
“ kata Manager Kim membuka pintu mobilnya lalu langsung memberikan sekotak cincin
untuk Tae Ri.
“Kau
pikir Aku mau ke mana? Kau satu-satunya untukku.” Ucap Manager Kim. Tae Ri
malah binggung tiba-tiba Manager Kim memberikan hadiah dan ingin tahu
maksudnya.
“Kau
tidak meyakini cinta atau aku...” ucap Manager Kim dan langsung disela oleh Tae
Ri kembali
“Cincin
justru lebih parah... Ibuku mendapatkan sampah ini dari tiga pria dan kini dia
sendirian. Apa Kau menyadari itu” ucap Tae Ri dengan nada penuh amarah.
Akhirnya Manager Kim menarik Tae Ri agar ikut denganya.
Tae Ri
masuk rumah Manager Kim kaget karena sudah dihiasi lilin dan juga baloh, bahkan
spanduk dengan tulisan, lalu berkomentar kalau ini norak. Manager Kim mengaku ingin melakukan hal yang manis, tapi mereka
tidak bisa ke mana-mana karena banyak orang.
“Aku akan
menjadi manajer hidupmu selamanya... Ayo kita hidup bersama.” Ucap Manager Kim.
Tae Ri berkaca-kaca mendengarnya dan langsung memeluk Manager Kim
“Jangan
coba-coba pergi ke Club lagi.” Kata Manager Kim. Tae Ri pun dengan senang hati
tak akan pergi kesana.
Geu Rim
mendengarkan sebuah lagu mengaku sungguh menyukai lagu yang diputar diradio,
tapi lupa dengan judulnya. Dalam mobil Soo Ho bisa terlihat judul lagu yang
diputar. Soo Ho mengeluh kalau Geu Rim
tidak boleh melepaskan tangannya seperti itu.
“lalu Kita
mau ke mana?” tanya Geu Rim seperti ingin mengalihkan pembicaraan.
“Selayaknya
bintang papan atas, aku akan membawamu ke tempat yang tidak akan pernah kau
lupakan.” Kata Soo Ho lalu Geu Rim menerima telp dari DJ acaranya.
“DJ
itu... Kenapa bedebah itu menelepon setiap hari? Jangan diangkat.” Kata Soo Ho
kesal
“Aku
harus mengangkatnya... Nanti dia menghilang dariku lagi.” Ucap Geu Rim akhirnya
mengangkat telp dari DJ-nya.
Seorang
pria duduk sendirian di warung tenda melihat Geu Rim datang dengan Soo Ho
langsun menceritakan kalau sangat kesepian dan sedih dan Hanya Geu Rim yang
bisa dihubungi. Soo Ho terlihat kesal meminta DJ mendengarkan yang dikatakkan
kalau Meski kesepian dan sedih, tidak boleh menghubunginya setiap saat.
“Kenapa
bintang papan atas sepertimu selalu bersamanya? Hidupku sungguh menyedihkan. Kurasa
karier bernyanyiku sudah berakhir. Acara radio itu pun omong kosong. Aku begitu
malu... Beginilah nasib selebritas pecundang.” Ucap Si DJ
“Hei.
Jangan katakan itu di depan...” kata Soo Ho dan disela oleh Geu Rim yang sudah
lebih dulu meminum bir.
“Hei..
Ada seorang DJ kenalanku yang menulis kontrak perbudakan, katanya dia berhak
memilih akan mengatakan apa, siapa tamunya, dan lainnya. Dia sungguh merendahkanku
sebagai seorang penulis lalu memanfaatkanku sebagai sopir dan manajernya. Dia
bahkan tidak membaca naskahku saat siaran.” Cerita Geu Rim. Soo Ho terdiam
mendengarnya.
“Dia
benar-benar bedebah.” Ucap Si DJ. Geu Rim membenarkannya.
“Dia
bertanya apakah aku pernah memenangi penghargaan dan menyerang egoku setiap
kali melihatku.” Kata Geu Rim. DJ merasa pria itu terdengar seperti pecundang.
“Ya...
Tapi dia tetap melakukan yang terbaik di acara radio itu. Dia tidak menghindar
sepertimu. Apa pun yang dia lakukan, dia mencoba melakukan yang terbaik. Meski
dia tidak hebat, tapi dia telah melakukan yang terbaik. Aku pikir Sangat
beruntung bagi seorang penulis karena bisa bertemu dengan DJ seperti itu.”
Ungkap Geu Rim menatap Soo Ho.
“Jadi, tidak
bisakah kau menjadi DJ seperti itu?” ucap Geu Rim. Soo Ho hanya terdiam
mendengar tentang dirinya.
Saat
pulang, Geu Rim sudah tertidur pulas. Soo Ho menatapnya bertanya-tanya kapan
akan menerima lamaranya. Lalu Esok harinya
Geu Rim kembali mengantikan didepan mic memberitahu DJ mereka sedang
kurang sehat lagi.
“Aku tidak
memercayai dia lagi... Dia sedang apa? Di mana dia? Aku ingin meminta para
pendengar untuk menelepon dan memberikan saran. Aku akan menangkapnya.” Ucap
Geu Rim, Hoon Jung mendenganya langsung panik
“Ada yang
menulis "Penulis harus benar-benar bersabar" Apa Aku harus bersabar?
Ini bukan salahku... Itu salah DJ kesayangan kalian... Mari kita dengarkan
sebuah lagu.” Ucap Geu Rim kesal lalu memutar lagu dan keluar dari ruangan.
**
Geu Rim
kesal karena Djnya menghilang lagi lalu mengomel pada Hoon Jong yang Jangan
cuma mencabuti rambutnya tapi Sutradara produksi seharusnya melakukan sesuatu,
dan meminta agar memikirkan Tuan Lee. Hoon Jung kesal Geu Rim yang membahas
Tuan Lee sekarang.
“Lagipula
, kapan kamu akan membawa bedebah itu, Soo Ho? Aku sudah menyiapkan semua hal
untuknya.” Ucap Hoon Jung juga marah
“Entahlah.
Kenapa kau menanyaiku?” keluh Geu Rim,
“Dia
pacarmu. Lalu Aku harus bertanya kepada siapa lagi? Kapan bedebah itu akan
datang?” kata Hoon Jung kesal
“Bedebah
itu sudah datang.” Kata Soo Ho akhirnya masuk ruangan dan membuat Hoon Jung
serba salah untuk kesekian kalinya.
Soo Ho
melihat Naskah Geu Rim tidak sebagus
biasanya menurutnya pasti kurang berusaha. Geu Rim dengan sinis merasa Soo Hoo pasti
tidak tahu karena berhenti menjadi DJ, karena menurutnya tulisan naskahnya itu
sedang trend.
“Lalu Apa
ini? Apa Kau menyukai DJ itu? Kenapa kau menulis ini di sini?” kata Soo Ho tak
suka dengan naskah yang ditulis Geu Rim
“Apa
pedulimu? Kau bukan DJ-ku, mengerti?” kata Geu Rim kesal
“Aku
tidak mau melakukannya.” Ucap Soo Ho lalu keluar dari ruangan memberitahu Hoon Jung, Geu Rim langsung menariknya dan
menutup pintu.
Geu Rim
ingin tahu apa keinginan Soo Ho sekarang.
Soo Ho menjawab kalau ia mengingikan Geu Rim,
Geu Rim mengeluh meminta agar Soo Ho tak bercanda. Soo Ho langsung
memberikan ciuman untuk Geu Rim lalu bertanya Apa kegiatannya nanti. Geu Rim
mengeluh dengan Soo Ho yang tiba-tiba menciumnya.
“Batalkan
jadwalmu.. Aku harus melamarmu.” Ucap Soo Ho. Geu Rim seperti tak bisa
menolaknya.
Soo Ho
akhirnya mulai menjadi DJ mengaku kalau Sudah lama tidak menyapa kalian sebagai
DJ dan menyebut acara lamanya "Ji Soo Ho's Radio Romance". Hoon Jung
panik karena acara mereka bukan itu. Soo
Ho akhirnya sadar kalau Nama acaranya bukan itu, tapi akan bersama kalian
sebagai DJ hari ini.
“Jika
kalian bisa keluar sekarang, lihatlah ke langit. Saatnya langit biru berubah
merah... Langit indah ini milik kita, maka lanjutkan dan cintailah seseorang.”
Ucap Soo Ho mengingat naskah yang pernah di tulis Geu Rim.
Keduanya
berada di ruangan sambil melihat pemandangan matahari terbenam. Geu Rim tak percayakalau Soo Ho bisa mengingat
naskah itu. Soo Ho pikir kalau itu wajar, melihat Geu Rim menjadi penulis radio
hanya untuk mengatakan itu.
“Baru
beberapa bulan berlalu, tapi banyak yang terjadi di antara kita.” Ucap Soo Ho.
Geu Rim membenarkan. Soo Ho mengeluarkan cincin dari saku jadi bajunya lalu
memasangkan di jari Geu Rim.
“Berjalanlah
bersamaku mulai sekarang... Genggamlah tanganku dan menangislah hanya di
depanku. Selain itu, aku masih punya satu keinginan.” Kata Soo Ho. Geu Rim
ingin tahu apa itu. Soo Ho memberikan kecupan di bibir Geu Rim
“Aku akan
melakukan itu selamanya.” Kata Soo Ho. Keduanya pun tersenyum bahagia sambil
menatap matahari terbenam.
The
End
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar