Wan Seung
mencoba untuk memadamkan api di dalam rumahnya dengan kain. Seorang wanita
menelp dari dalam mobil, sambil menelp dengan wajah panik bertanya Apa ini
sudah berakhir sekarang, dan Apakah ada hal
lain yang harus aku lakukan.
“Aku
belum pernah melakukan ini sebelumnya.” Ucap
Si wanita misterius.
Wan Seung
seperti tak bisa memadamkan api akhirnya memilih untuk keluar dari jendela
rumahnya. Seol Ok tertidur pulas di kamarnya, lalu ponselnya berdering. Polisi Lee menelp tengah malam dan Seol Ok langsung
terlihat panik mengetahui kabar Detektif Ha.
Seol Ok
berlari masuk ke dalam rumah sakit hanya mengunakan sandal rumah. Polisi Lee
didepan ruangan IGD memanggilnya, Seol
Ok bertanya apa yang terjadi sebenarnya dengan Detektif Ha. Polisi Lee menceritakan
Wan Seung melompat keluar dari jendela jadi pergelangan kakinya terluka.
“Aku
meneleponmu karena dia mungkin
membutuhkan bantuanmu.” Jelas Polisi Lee yang terlihat ikut panik
“Bagaimana
dengan Detektif Ha? Apa dia baik-baik saja? Apa dia terluka? “
tanya Seol Ok panik. Polisi Lee menunjuk ke arah ruangan IGD.
Seol Ok
terkejut melihat pasien dengan semua badanya yang dibalut dengan perban dan
akan pindah, Polisi Le merasakan ada
yang aneh. Saat itu tiba-tiba Wan Seung sudah ada dibelakang Seol Ok sambil
makan ramyun bertanya apa yang dilihatnya. Seol Ok terlonjak kaget.
“Apa kau
baik-baik saja?” tanya Seol Ok panik. Wan Seung mengaku kalau kejadian tadi
tidak akan membunuhnya.
“Ada apa
dengan sepatu itu?” tanya Wan Seung melihat Seol Ok hanya mengunakan sandal
rumah. Seol Ok mengaku kalau sandalnya sangat nyaman.
“Apakah
kau lari ke sini karena khawatir?” ejek Wan Seung
“Tentu
saja aku berlari karena Aku selalu ingin memecahkan kasus pembakaran.” Kata
Seol Ok tak ingin terlihat sangat khawatir.
Wan Seung
mengeluh dengan komentar Seol Ok padahal
hampir mati dirumahnya. Seol Ok mengulang kata-kata Wan Seung kalau
kejadian itu tidak cukup buruk untuk membunuhnya, lalu mengeluh dengan cara
makan Wan Seungterlihat sangat menyedihkan.
“Kenapa
kau tidak makan di restoran?” keluh Seol Ok. Wan Seung pikir Sudah terlambat
untuk pergi.
“Seharusnya
aku tidak makan disini, 'kan? Ini bagus. Aku akan mencari yang lain.” Kata Wan
Seung lalu berjalan pergi dengan membawa ramyun ke tempat yang nyaman.
“Apakah
dia benar-benar menempati posisi pertama
di Universitas Polisi? Dia tidak pernah mendapat pujian atas apa yang dia lakukan. Tapi Dia mendapat
pukulan dan terluka, lalu Sekarang api.. Dasar Betapa bodohnya...” keluh Seol
Ok melihat Wan Seung yang berjalan pergi.
Tuan Jo
menyambut Tuan Shin didepan kantor polisi. Tuan Shin bertanya apakah pelaku
Pembakar sudah ditangkap. Tuan Jo membenarkan kalau mereka siap untuk
pengarahan. Sung Woo mengadakan rapat memberitahu Nama pelakunya Na Jin Tae dengan Umur 32
tahun
“Pekerja
konstruksi didaerah Baebang-dong. Pada usia 17 tahun, dia diusir karena
menyalakan api di sekolah gym. Lalu Pada usia 29, dia didenda dan dipecat dari pekerjaannya karena
membagikan video ilegal.” Jelas Sung Woo
“Manajer
Jo... Dimana Wan Seung?” bisik Tuan Shin tak melihat juniornya
“Dia
benar-benar sibuk berusaha untuk mengurus urusan yang mendesak.” Ucap Tuan Jo
“Aku
senang dia berada di luar penglihatanku.” Ungkap Tuan Shin. Tuan Jo pikir
atasanya tidak perlu khawatir dengan Wan Seung.
Beberapa
orang melihat rumah Wan Seung yang sudah hangus terbakar, Seol Ok hanya bisa
melonggo melihat semua menghitam dan sudah diberikan garis polisi. Wan Seung
akan melewatinya, pertugas yang berjaga langsung melarangnya.
“Ini
rumahku.” Ucap Wan Seung sambil memberikan ID card sebagai polisi. Seol Ok pun
ikut masuk mengaku kalau ikut bersama dengan Wan Seung.
Keduanya
masuk ke rumah yang sudah habis terbakar dan menghitam, Seol Ok hanya bisa
melonggo lalu melihat sebuah foto yang terjatuh dan tak ikut terbakar. Ia
mengetahui kalau wanita itu adalah Seo Hyun Soo.
Sung Ha
melihat mayat yang sudah gosong, lalu menyebut nama Seo Hyun Soo. Seorang
dokter masuk ruangan heran melihat wajah Sung Ha yang terlihat sangat lusuh.
Sung Ha mengaku pergi ke tempat kejadian
untuk menemukan beberapa petunjuk.
“Sepertinya
kau sudah berjalan sepanjang malam. Apakah kau menemukan sesuatu?” tanya
Dokter. Sung Ha hanya diam saja.
“Dia
benar-benar terbakar, jadi sulit untuk mendapatkan sidik jari... Ini akan
memakan waktu... Lagi pula, kenapa kau mencari mayat terbakar?” keluh Dokternya.
Sung Ha akhirnya keluar dari ruangan dan memegang sebuah pulpen yang disimpan
dalam sapu tanganya.
Flash Back
Sebuah
mobil terbakar di dalam terowongan dan
sudah ada garis polisi, Sung Ha datang mengecek bagian dalam laci lalu
tak melihat ada buku catatan, tapi hanya pena, lalu mengambilnya dengan sapu
tangan. Seorang polisi datang menghampiri
“Kau
bilang dari kantor pusat.. Tapi aku tidak dapat telepon apapun.” Ucap Polisi
yang bertugas.
“Aku
mampir karena aku di lokasi dan akan di sini untuk sementara waktu.” Ucap Sung
Ho meminta agar Polisi bisa berhati-hati lalu pamit pergi.
Sung Ha
mendengarkan suara rekaman dalam pulpen “Direktur Kim ..Kudengar kau
mencariku.” Ia berpikir Tuan Kim yang mana, lalu Direktur Kim bertanya siapa
yang berbicara. Si wanita mengaku Seo
Hyun Soo.
Seol Ok
sibuk mencari-cari sesuatu dan sempat melihat foto Seo Hyun Soo. Wan Seung
bertanya apakah sudah menemukan sesuatu. Seol Ok pikir Api adalah bidang
khusus. Wan Seung mengejek kalau selama ini menganggap Seol Ok adalah Nona
Serba Tahu tapi ternyata tak menemukan apapun.
Wan Seung
menemukan sebuah kotak yang tak terbakar, lalu mengeluarkan sepasang satu
menyuruhnya Seol Ok menganti sandalnya karena sudah basah. Seol Ok menolak karena meraa baik-baik saja.
“Kau akan
terserang flu jika sepatumu basah.” Kata Wan Seung. Seok Ok dengan gugup merasa
kalau Wan Seung jangan mempedulikannya.
“Aku tidak
ingin terserang flu darimu.” Kata Wan Seung ketus. Seol Ok pun membiarkan Wan
Seung menganti sandalnya.
“Aku berpikir
tidak bisa lari dari ini.” Ucap Seol Ok mengeluh. Wan Seung kesal kalau Seol Ok
selalu berpikir untuk lari.
“Aku
masih hidup dan sehat. Jadi Pergi dan belajarlah untuk ujian Aku tidak ingin kau
menyalahkanku karena gagal.” Kata Wan Seung
“Aku
harus menangkap si pembakar.” Balas Seol Ok tak mau pergi.
“Yahh..
Benar. Kau tidak akan pergi hanya karena
aku menyuruhmu. .” Kata Wan Seung.
Tuan Shin
memberikan perintah pada Sung Woo agar menyelesaikan semuanya tanpa hambatan
apapun. Sung Woo menganguk mengerti meminta Tuan Shin agar Jangan khawatir lalu
bersama dengan Tuan Jo keluar dari ruangan.
Seol Ok
melihat sekeliling melihat kalau Wan Seung tidak membongkar barang-barangnya,
bahkan Kotak yang terbakar,tidak ada apapun di dalamnya. Ia juga melihat kalau
Gas belum terpasang dan Tidak ada peralatan pemanas listrik.
“Kau
bilang orang kaya... Ada apa dengan tempat lusuh ini? Kupikir kau pindah ke
tempat yang sangat bagus. Tapi Bagaimanapun, api tidak menyala didalam ruangan
atau di dapur.” Ucap Seol Ok sambil mengambil foto saat kejadian.
“Apakah seseorang
menyalakan api diluar?” kata Wan Seung
“Apa kau
pernah membuat orang kesal? PastiAda banyak, 'kan?” ejek SeolOk
“Pasti
ada karena aku seorang polisi.” Kata Wan Seung tak menampiknya
Tuan Jo
berbicara sambil menyalakan korek pada tanamnanya mengatakan kalau tidak boleh
curiga dan harus terlihat alami. Ia menyakinkan kalau semua Kecelakaan atau
murni bencana dan menurutnya Api juga tidak akan buruk.
“Apa
perlu membunuh?” tanya Sung Woo dengan wajah serius
“ Jika
tidak, itu akan menjadi sumber masalah.
Aku sudah melalui ini. Kau tidak ingin memangkas pohon, dan berakhir dengan tidak berbuah. (tidak
menyelesaikan masalah) Ini penting untuk kebaikan semuanya.” Ucap Tuan Jo. Sung
Woo ingin menyampaikan pendapat tapi disela oleh atasnya.
“Ketua
tim Gye Timjang... Apa kau sudah mengembangkan semacam kasih sayang? Kau lebih
sentimental dari penampilanmu.” Ungkap Tuan Jo.
Seol Ok
dan Wan Seung akhirnya keluar dari rumah. Seol Ok pikir Pembakar biasanya
muncul di lokasi kejadian, karena senang dan memadamkan api, atau membantu di
tempat kejadian. Ia ingin tahu apakah Wan Seung melihat ada yang mencurigakan.
“Hei.. Apa
kau melihat ada yang mencurigakan? Siapa saja yang membantu memadamkan api atau
seseorang yang menonjol?” tanya Wan Seung pada petugas Kim. Petugas Kim
langsung menunjuk pria yang ada diseberang jalan menahan orang-orang yang ingin
mendekat pada TKP. Wan Seung langsung memukul kepala Petugas Kim dan mendekati
Petugas Lee.
“Hei,
Polisi Lee... Kenapa kau masih disini?” tanya Wan Seung mulai curiga
“Aku
khawatir dan Aku juga memeriksa apa ada
yang mencurigakan.” Jelas Petugas Lee
“Dari
caraku melihatnya, Kau paling
mencurigakan. Kau Masuklah dan istirahat.” Ucap Wan Seung. Petugas Lee pun
menganguk mengerti.
Tuan Jo
seperti kebingungan apakah benar-benar harus membunuhnya. Sung Woo pikir kalau Tuan
Jo baru saja bilang bahwa harus
membunuhnya. Tuan Jo menceritakan kalau Saat orang ini berumur enam tahun,
kehilangan orang tuanya dan tinggal
bersama sanak saudaranya.
“Dia
akhirnya bertemu dengan cinta sejatinya lalu akhirnya belajar tentang
kebahagiaan.” Ungkap Tuan Jo ternyata membahas kembali tentang novelnya pada
Sung Woo.
“Lalu...mari
buat dia melewati krisis mematikan... dan bersatu kembali dengan karakter
utama.” Kata Sung Woo mencoba membantu atasanya.
“Bisakah
aku benar-benar melakukan itu?” ucap Tuan Jo. Sung Woo seperti pasrah harus
melayani keinginan Tuan Jo.
Akhirnya Sung
Woo keluar dari Kantor Pengelola Urusan Pidana, dengan wajah menahan kesal
karena merasa harus menulis novel itu sendiri saja. Detektif Yuk datang, memberitahu membawa Na Jin Tae diruang
interogasi.
“Apa yang
kau ingin aku lakukan dengan dia?” tanya Detektif Yuk.
“Buat dia
mengaku hari ini dan tutuplah kasusnya.”
Kata Sung Woo dan ingin tahu tentang Ha Wan Seung.
“Kudengar
rumahnya terbakar.” Kata Detektif Yuk
Seol Ok
kembali mencari sesuatu dibagian samping gedung dan menemukan karung bertuliskan
"Wumyung Lime" lalu mencari keyword dalam internetnya. Ia heran
karena ada karung padahal tidak ada pot di sekitar rumahnya, dan berpikir kalau
Wan Seung memang memelihara ayam.
“Lalu
kenapa kau membeli kapur dari Wumyung Lime Ini sebagian besar digunakan untuk. desinfektan
peternakan ayam atau pupuk.” Ucap Seol Ok menunjukan hasil penelusuran di
ponselnya
“Kenapa
aku membeli barang seperti itu?” kata Wan Seung heran lalu teringat sesuatu.
Saat di
rumah Nenek memberitahu Polystyrene bisa terbakar jika sudah dekat kapur.
“Ini yang
dilakukan Na Jin Tae.” Ucap Wan Seung dengan tatapan yakin pada Seol Ok.
Di
ruangan interogasi
Sung Woo
melihat sosok Tuan Na ada didepan kaca, seperti tak takut dan menantang polisi.
Ia bertanya pada Detektif Yuk, apakah memang Tuan Na sebagai pelaku Pembakar.
“Dia
tidak tertangkap setelah melakukan pembakaran
lebih dari 34 kali. Jadi aku
bertanya-tanya seberapa hebatnya dia.” Kata Sung Woo penasaran lalu akhirnya
duduk di ruangan interogasi.
“Aku akan
mulai sekarang.. Apa kau menyalakan api di truk
di Joongjin-dong?” tanya Sung Woo. Tuan Na menjawab Tidak.
“Bagaimana
dengan Sekolah Bahasa Inggris Joongjin?” tanya Sung Woo. Tuan Na mengaku belum
pernah kesana.
“Ahhh...
Jadi Kau belum pernah kesana... Lalu kau tidak harus memulai api di toko keempat Genoise.” Kata Sung Woo
“Apa
Genoise membuka toko keempat mereka? Aku hanya tahu tentang toko ketiga.”
UngkapTuan Na seperti berusaha untuk menyangal.
Seol Ok
terlihat kesal dengan Wan Seung yang nebak pelakunya Na Jin Tae padahal orang
itu sudah tertangkap. Wan Seung pikir Mungkin sebelumnya membeli barang-barang
untuk alibinya. Ia merasa punya perasaan tentang ini dan mimpinya kemarin juga
aneh.
“Kau
punya sesuatu, 'kan? Kau tahu sesuatu, 'kan?” kata Wan Seung melihat Seol Ok
mulai berpikir
“Apa kau
populer di kalangan polisi wajib militer? Aku rasa salah satu dari mereka
menguntitmu.” Kata Seol Ok menunjuk ke arah Petugas Kim yang mengambil foto
mereka dari kejauhan.
Wan Seung
langsung berlari mengejarnya, Saat itu Detektif Yuk menerima sebuah foto dalam
ponselnya dan terlihat kesal melihat sosok Seol Ok selalu bersama dengan Wan
Seung di TKP. Sementara Wan Seung mencoba mencengkram bagian tubuh Petugas Kim.
“Apa kau
mencintaiku?” ucap Wan Seung marah. Petugas Kim menjawab tidak.
“Lalu
kenapa kau menguntitku?” tanya Wan Seung marah. Petugas Kim mengaku kalau
seniornya bilang akan membiarkan
menggunakan ponsel jaka terus mengawasi Wan Seung. .
“Siapa? “
tanya Wan Seung. Petugas Kim menjawab itu adalah Rekan-rekan Yuk Gye.
“Itu
masuk akal... Kenapa mereka memintamu
melakukan hal seperti itu?” ungkap Wan Seun heran
“Untuk
melihat apa kau bertemu dengan detektif dari markas.” Ucap Petugas Kim
“Apa yang
kau laporkan pada mereka?” tanya Wan Seung. Petugas Kim menjawab kalau ini
Tentang kebakaran dan Ahjumma yang ada didekat Wan Seung.
Ia juga
perlu melaporkan tentang kapur yang ditemukan. Wan Seung makin kesal merasa
kalau Petugas Kim sedang mencoba memata-matainya dengan terang-terangan. Saat itu Seol Ok seperti berpikir lalu
berkata kalau Dugaaannya benar.
“Katakan
apa dugaanmu...” tanya Wan Seung akhirnya melepaskan petugas Kim.
“Ada
lebih dari satu pelakunya.” Ucap Seol Ok yakin
“Apa Ada
orang lain selain Na Jin Tae?” kata Wan Seung tak percaya, Petugas Kim yang
mendengarnya langsung melonggo karena terasa mengagumkan.
Di toko
kue
Hee Yeon
sedang menghias kue strawbery, pegawainya memberitahu kalau Kebakaran terjadi
didekat toko mereka tadi malam. Dan Mobil
polisi dan truk pemadam kebakaran yang datang. Hee Yeon dengan santai mengaku
kalau sudah tahu.
“Apa
baik-baik saja?” tanya Hee Yeon. Si pegawai mendengar kalau ada seseorang
terluka.
“Maksudku,
kue itu.” Ucap Hee Yeon. Pegawai terlihat binggung dengan sikap Hee Yeon yang
terlihat acuh.
Seol Ok
yakin kalau Pelaku lainnya ada kaitannya dengan toko keempat. Wan Seung pikir Na
Jin Tae menyebabkan kebakaran di Genoise
dan tertangkap bahkan juga menonton video
Arbiter of Fire. Seol Ok menegaskan kalau itu tentang toko ketiga.
“Dia
tidak menyalakan api di toko keempat.” Ucap Seol Ok yakin
Sung Woo
menulis laporan kalau Tuan Na tidak mendekati tempat tinggal siswa, warung
internet, bar, atau bengkel mobil yang
terbakar. tidak mendekati mineral spring itu. Ia pikir kalau Tuan Na itu memang tidak salah apa apapun.
“Aku
bilang padamu... Pasti ada semacam kesalahpahaman... Jadi lepaskan aku.” Ucap
Tuan Na dengan tatapan mengejek
“Tentu
saja, aku akan lepaskan... Tapi Sebelum itu, kau harus melalui beberapa
prosedur. Ini Tidak butuh waktu lama.” Ucap Sung Woo berjalan keluar dari
mejanya.
“Ini
sudah sedikit menggangguku... Dan Kau Duduklah dengan benar.” Kata Sung Woo
menendang bagian kaki Tuan Na.
Setelah
itu Sung Woo langsung menginjak kaki Tuan Na dengan sangat keras. Tuan Na
menjerit kesakitan, Sung Woo langsung menutup mulutnya menegaskan kalau Tuan Na
bukan satu-satunya dikantor ini dan mengucapkan Selamat bersenang-senang.
Detektif Yuk masuk dengan wajah garang dan ditanganya sudah memegang sebuah
korek.
Wan Seung
pikir Seperti yang dikatakan Seol Ok kalau Modus Operadi itu milik Na Jin Tae
dan Ada banyak pembakar gila di setiap kota. Ia Tapi tidak ada yang
menggunakan berbagai metode seperti Na
Jin Tae dengan menggunakan kapur, aseton, alkohol, dan...
“...Pelakunya
ini meniru cara Na Jin Tae” kata Seol Ok. Wan Seung berpikia kalau ini
kejahatan peniru. Petugas Kim kaget dengan kasus Kejahatan peniru. Wan Seung
menyuruh Juniornya itu diam saja.
“Ini sama
seperti yang dilakukan Na Jin Tae.. Kapur, pengiriman, ramalan cuaca, dan
menutupinya dengan kotak kertas juga.” Kata Seol Ok.
Di dalam
video si pria mengatakan “Jika kau membuat pesanan sebagai bukan anggota, tidak
ada bukti yang tersisa.” Dengan karung bertuliskan “Wumyung Lime”. Akhirnya Wan Seung yakin
pelakunya menirunya sama persis. Seol Ok pikir tidak persis sama.
“Pelakunya
ada ditangan kita sekarang. Jadi Mari kita lacak alamat IP dulu. “ kata Wan
Seung pada petugas Kim
“Tidak
bisa dilacak di the deep web.” Kata Petugas Ki. Wan Seung yakin kalau bisa
dilakukan dikantor pusat.
“Bahkan
FBI pun tak bisa melakukannya dan Kita juga tidak bisa menemukan alamat IPnya.”
Ungap Ketua Tim
“Apa yang
kau tahu tentang FBI? Kita bisa menemukannya
jika melalui bank dan ATM. Itu hanya masalah waktu saja. Jadi pulanglah,
dan aku akan pergi ke Kantor Polisi
Joongjin... Ah... Kau akan ikut denganku, 'kan?” kata Wan Seung menatap wajah
Seol Ok.
“Kau
sudah tahu, jadi kenapa kau bertanya?” keluh Seol Ok lalu pergi dari TKP.
Wan Seung
mengeluh melihat Petugas Kim yang mengikuti mereka juga, Petugas Kim mengaku harus menyelesaikan
tugasnya. Wan Seung menyuruh Petugas Kim tetap berada dalam TKP sedikit lebih
lama. Tapi diam-diam Petugas Kim mengikuti keduanya.
Sung Woo
di ruang kontrol melihat Tuan Na mulai bicara sambil meminum kopi. Tuan Na mengaku ingin menikmati pertunjukan
setelah beberapa saat tertunda, tapi suasana hatinya malah hancur. Ia kesal
melihat Anak-anak tidak memiliki sopan santun dan sangat kasar.
“Aku
bertanya-tanya bagaimana orang tuanya mendidik
mereka. Mereka membuat kekacauan dengan
kertas toilet ketika orang lain ada disekitarnya.” Ucap Tuan Na
“Itu
sebabnya kau membakar, 'kan?” ucap Detektif Yuk
“Aku hanya
bertindak sebagai Pelaku pembakaran.” Kata Tuan Na ketakutan
“Dasar Kau
bajingan... Siapa kau untuk menghakimi mereka? Lalu Apa lagi?” ucap Detektif Na
sambil sedikit menarik rambut Tuan Na. Tuan Na mengaku kalau semuanya sudah
diceritakan padanya.
Wan Seung
masuk ke kantor polisi sambil menerima telp, Seol Ok mencoba menempelkan ID
Cardnya agar bisa masuk tapi tak berfungsi. Saat Wan Seung menempelkan ID
Cardnya, pintu pun terbuka. Dengan wajah sombong masuk ke dalam ruangan dan
Seol Ok mengikutinya.
“Wah.. Ini
besar... Ini sangat berbeda dengan Kantor Polisi Seodong.” Ungkap Seol Ok. Wan
Seung mengeluh kalau Seol Ok sangat norak.
Seol Ok
tiba-tiba melirik pada Wan Seung kalau ada kotak bertuliskan “Rekaman yang dicatat oleh Unit Investigasi Kebakaran” Sung Woo
melihat Wan Seung langsung menyapanya. Seol Ok makin bersemangat karena itu
adalah rekaman video insiden.
“Kudengar
rumahmu terbakar. Apa kau baik-baik
saja?” tanya Sung Woo. Wan Seung menganguk.
“Apa kau
melukai pergelangan kakimu? Wah... Ini tidak bagus. Kau harus mengambil
beberapa cuti. Aku akan bilang pada Manajer Jo untukmu.” Kata Sung Woo
“Aku
masih punya pekerjaan yang tersisa. “ ucap Wan Seung. Sung Woo menahan agar tak
berkerja
“Orang-orang
mungkin mengira aku mengeksploitasimu. Kami sudah menangkap pembakar berantai.”
Kata Sung Woo
“Ada
pembakar lainnya.” Tegas Seol Ok. Sung Woo mengeluh kalau Seol Ok tidak bisa berada di polisi tanpa izin.
“Ada
peniru Na Jin Tae Dan peniru itu lebih berbahaya, lebih berani dari Na Jin
Tae.” Ucap Seol Ok
“Kau
terlalu banyak menonton film. Kau bilang Peniru?” kata Sung Woo mengejek. Wan Seung yang kesal sengaja mendorong Seol
Ok agar mendekat pada kardus.
“ Hei... Kenapa
kau tidak mendengarnya sebelum kau melihatnya?” kata Wan Seung
“Apa aku
harus duduk-duduk dan mendengarkan
omongan Ahjumma?” balas Sung Woo lalu bisa melihat Seol Ok yang memegang CD,
lalu memperingatakan kalau dianggap sebagai pencurian jika menyentuhnya.
“Kau
tidak bisa menyentuh itu.” Kata Wan Seung sengaja memperingatkan Seol Ok, tapi
keduanya mencoba seperti memberikan kode.
“Dia
sudah membuat pengakuan. Kami punya rekaman video Dan kami bahkan punya sidik
jarinya. Tidak ada lagi yang perlu diselidiki.
Jadi Ini sudah berakhir.” Kata
Sung Woo
“Ada
kasus di mana kau tidak pernah menemukan sidik jari. Kau tidak menemukannya di
toko keempat.” Ucap Seol Ok. Sung Woo terdiam mendengarnya.
Saat itu
juga Hoo Yeon sedang berdiri didepan rumah Wan Seung yang terbakar, wajahnya
seperti menyembunyikan sesuatu. Seol Ok menatap Sung Woo yakin kalau yang
diucapkan itu benar, kalau Sung Woo tidak menemukan sidik jari disana.
“Kita
tidak bisa selalu menemukan sidik jari.” Ejek Seung Woo. Sung Woo pikir Itu bisa saja terhapus saat api padam.
“Ada dua
pembakar yang berbeda untuk toko ke-3 dan ke-4. Aseton yang digunakan untuk
toko ketiga berbau seperti stroberi.” Ucap Seol Ok
Seol Ok
masih mengingat saat di TKP, Baunya seperti stroberi. Saat itu Seung Woo
mencoba mengambil CD yang berisi video. Seol Ok ingat kalau yang ada ditoko
keempat, hanya berbau seperti aseton. Sung Woo dengan dan meremehkan ingin tahu
kelanjutanya.
“Siapa yang
menyimpan rekaman video dalam CD besar seperti ini? Ini sudah sangat tua.” Ejek Wan Seung. Sung
Woo memperingatkan agar jangan menyentuhnya. Wan Seung mengaku bahkan tidak
tertarik.
“Aseton
dengan wewangian biasanya digunakan
untuk menghilangkan cat kuku. Dia mungkin membelinya di toko kosmetik.”
Ucap Seol Ok seperti mengajak Sung Woo ke toko kosmetik tempat si pelaku
membeli aseton.
“Tapi
yang tidak berbau biasanya dijual di apotek atau pasar.” Balas Sol Ok dan Sung
Woo tak ingin berlama-lama agar Seol Ok langusng mengatakan saja.
“Salah
satu dari mereka berpikir aseton adalah produk kosmetik, dan yang lainnya
menganggap itu bahan kimia. Ini untuk membingungkan penyelidikan. Dia
melakukannya dengan sengaja.” Kata Seol Ok dan saat itu juga Wan Seung berhasil
mengambil CD dan dimasukan ke dalam jaket.
“Penjahat
akhir-akhir ini benar-benar pintar.” Komentar Sung Woo
“Dia
telah membakar pada toko yang sama dengan metode yang sama.”kata Seol Ok. Sung Woo ingin tahu apakah si pelaku
membuatnya bingung dengan aseton
“Ya, itu
tidak masuk akal, bahkan Rokok juga berbeda.” Ucap Seol Ok yang sempat melihat
bagian puntung rokok.
“Kau
tidak perlu merokok dengan rokok yang
sama. Aku merokok rasa mentol saat leherku kering.” Kata Sung Woo tetap
membantah yang dikatakan Seol Ok
“Ada
perbedaan yang lebih penting. Pembakar untuk toko ketiga benar-benar perokok. Tapi
yang keempat membakarnya saja dan Itu seseorang yang tidak bisa merokok.” Jelas
Seol Ok
Sung Woo
mendengarnya merasa kalau Seol Ok itu tak mengerti persoalanya, menurutnya si
pelaku Dia tidak melakukannya karena
bisa memberikan DNA-nya dan meminta izin agar memberi tahu sekali lagi. Ia yaki
kalau Penjahat akhir-akhir ini
benar-benar berpengalama dengan DNA dan sidik jari.
“Kau
pasti bercanda... Sidik jarinya ditemukan, dan dia merokok di toko ketiga. Lalu
Kau bilang keduanya dilakukan oleh
penjahat yang sama.” Kata Seol Ok dengan nada tinggi
Kau ingin
menutup mulutnya ‘kan? Itu juga sering terjadi padaku... Tapi anehnya, dia
selalu benar.” Bisik Wan Seung. Sung Woo yang kesal menyuruh Wan Seung untuk Diam.
“Lalu
Siapa pelakunya?” tanya Sung Woo menantang, Seol Ok ingin memberitahu Pelakunya
tapi saat it terdengar teriakan Tuan Jo yang terburu-buru masuk ruangan sampai
jatuh terpeleset.
Semua
terlihat panik melihat Tuan Jo jatuh dan membantunya untuk berdiri. Tuan Jo
mengaku baik-baik saja jadi menyuruh mereka kembali bertugas saja. Seol Ok
melihat Tuan Jo hanyabisa melonggo. Tuan Jo menyapa Seol Ok sebagai perwira
terhormat yang membawa kehormatan pada kantor mereka.
“Aku
sudah menunggu. Kenapa kau tidak datang
lebih awal?” ucap Tuan Jo memarahi Sung Woo. Sung Woo binggung melihat sikap
Tuan Jo. Seol Ok pun menyapa atasanya.
“Merupakan
suatu kehormatan untuk bertemu denganmu
secara langsung. Jika aku tahu kau akan datang, maka Aku akan pergi untuk
menyambutmu sendiri.” Ungkap Tuan Jo seperti menjilat
“Kau
tidak perlu melakukan itu.” Ungkap Seol Ok. Tuan Jo pikir kalau Seol Ok memang pantas
mendapatkannya dan mengajak agar datang ke ruangannya. Sung Woo melihat sikap
Tuan Jo hanya bisa melonggo binggung.
“Kenapa
kau membersihkannya hari ini dari semua hari? Hei... Dan apa yang kau pikirkan?
Seharusnya kau membawanya ke ruanganku... Kau membiarkannya berdiri di lantai
yang licin.” Ucap Tuan Jo mengomel pada petugas lain dan juga Sung Woo.
Tuan Jo
bahkan menaruh tissue agar Seol Ok Melangkahlah di kertas tisu karena Lantainya licin. Seol Ok binggung tapi
Sung Woo menyuruh agar mengikuti saja. Seol Ok pun melangkah diatas Tissue.
Sung Woo pun mengambil tissue untuk membuangnya.
Tuan Jo
bertemu dengan Seol Ok membahas dengan bangga kalau kantor polisi mereka merupakan tingkat penangkapan tertinggi di
negara ini, Tapi menurutnya tidak punya cukup anggaran atau orang jadi keadaa membunuh kita. Ia
mengaku kalau sangat melegakan untuk mengetahui bahwa ada orang seperti Seol
Ok.
Flash Back
Tuan Jo
melihat foto Seol Ok dengan Wan Seung yang diberikan Petugas Kim, lalu komentar
kalau keadaan ini tak baik karena keduanya seharusnya tidak bersama jadi
meminta agar Sung Woo untuk memisahkannya. Ia memberikan perumpamaan agar bisa
menuangkan air panas ke atasnya atau apa pun itu
“Kepala
Shin akan benar-benar khawatir tentang hal itu.” Ungkap Tuan Jo
“Bagaimana
bisa aku melakukan sesuatu pada warga
sipil yang tidak melakukan apapun?” kata Sung Woo. Tuan Jo pikir kalau pasti
akan sakit kepala kalau dihadiahkan foto itu
Tuan Jo
lalu melihat sesuatu seperti bisa menyelesaikan masalahnya dengan melihat
Poster “Kelas Menyenangkan dengan Kantor Polisi Joongjin” senyumanya pun
terlihat sangat bahagia.
Tuan Jo
berpura-pura kaget karena Tidak ada yang menelepon Seol Ok, karena mereka terus
menelepon untuk memberitahu tentang kelas khusus. Seol Ok pikir akan
melakukannya lain kali karena Ada pembakar lain selain Na Jin Tae.
“Jika kau
tidak mendapatkannya sekarang...” ucap Seol Ok yang lebih penasaran kasus
pembakaran. Tuan Jo mencoba menahanya.
“Apakah
kau menyerah pada pemenuhan tugasmu? Lalu kau tidak dapat mempertahankan
statusmu sebagai petugas kehormatan... Itu mengecewakan. “ kata Tuan Jo
membujuk
“Lalu... apa
aku harus pergi sendiri?” tanya Seol Ok. Tuan Jo mengatakan tidak
Wan Seung
ingin ikut Ruang Interogasi. Sung Woo bisa melihatnya menyindir kalau Wan Seung
tak memperbolehkan masuk ke sana. Wan Seung pikir tidak pernah membutuhkan izin
untuk mengajukan pertanyaan pada
tersangka. Sung Woo mengejek Itu saat berada di Kantor Polisi Seodong.
“Ketua
Tim Gye. Dia akan menumpahkan semua kacang.. begitu aku mengintrogasinya.
Jangan khwatir.” Kata Wan Seung yakin
“Aku sudah
mendapatkan pengakuannya. Jadi Jangan lakukan sesuatu yang aneh.” Ungkap Sung
Woo
Saat itu
Wan Seung menerima telp dengan sinis mengaku kalau sibuk. Seol Ok bertanya
apakah Wan Seung mendapatkan rekaman
dari sekitar rumahnya. Wan Seung mengaku hanya memiliki rekaman
yang diambil oleh pemadam kebakaran.
“Kita membutuhkan
semua rekaman CCTV dari hari kau pindah saat terjadi kebakaran... Pelakunya
pasti ada disana.” Kata Seol Ok yang ada ditoilet. Anak Tuan Shin memanggil Seol Ok kalau mereka
harus bergegas. Seol Ok pun meminta untuk menunggu sebentar.
“Aku
tidak punya waktu untuk menjelaskan
lebih jauh. Kau harus memeriksa rekaman segera sebelum mereka melakukan
kejahatan lain.” Kata Seol Ok. Wan Seung
mengerti.
“Aku akan
mengurus itu dan Berhenti memerintahku... Aku hanya akan...” ucap Wan Seung dan
Seol Ok langsung menutup telpnya begitu saja.
“Jika kau
tidak ingin beristirahat, maka kita akan melakukan kontrol intensif untuk kasus
bullying di sekolah. Mereka butuh lebih banyak orang, jadi...” ucap Sung Woo
dan langsung di sela oleh Wan Seung
“Lalu apa
istirahatku dimulai seperti sekarang? Manajer Jo bilang oke, 'kan?” kata Wan
Seung. Sung Woo langsung menyetujuinya.
“Kau
tidak perlu datang dalam beberapa hari
ke depan.” Kata Sung Woo tersenyum bahagia.
“Oke,
teruskan pekerjaan bagusnya. Aku harus pergi ke dokter. Dan semoga berhasil
dengan interogasinya.” Ungkap Wan Seung dengan nada menyindir lalu melangkah
pergi.
“Hei.. Kenapa
dia memerintahku?” keluh Sung Woo melihat anggota Timnya yang lebih suka
berbicara sendiri.
Petugas
Kim keluar dari kantor polisi dengan wajah bahagia karena selesai bertugas. Wan
Seung mendekatinya bertanya apakah Petugas Kim istirahat setelah menangkap pembakar itu. Petugas Kim
menganguk. Wan Seung bertanya apa rencananya hari ini.
“Aku akan
pesta minum, menonton beberapa drama dan film.” Ungkap Petugas Kim
“Aku
punya sesuatu yang panas, Ikut denganku. Ini
tidak dipotong dan Edisi terbaru.” Ungkap Wan Seung memperlihatkan CD
panas di balik jaketnya. Petugas Kim langsung melonggo melihatnya.
Di sebuah
warnet
Keduanya
menonton bersama, Wan Seung pikir kalau
Petugas Kim menyukainya dan bertanya
apakah pernah melihat sesuatu seperti ini. Petugas Kim hanya bisa melonggo
karena itu hanya rekaman CCTV.
“Kau
belum pernah melihat yang seperti ini, 'kan? Apa kau menyukainya?” ucap Wan
Seung. Petugas Kim kesal memilih untuk pulang saja.
“Hei..
Berhenti disana, Kau Harus Tetap mencari... Ada pelaku yang mengatur kebakaran
rumahku dan toko keempat.” Kata Wan Seung. Petugas Kim kaget mendengarnya.
“Apa kau
merasa tidak enak karena memata-mataiku? Jadi Temukan pria itu. Aku memberimu
kesempatan.” Kata Wan Seung. Petugas Kim pun langsung mengikuti perintah Wan
Seung.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar