PS : All images credit and content copyright : KBS
Di depan
ruang olahraga terjadi kegaduhan,
melihat Gi Yong yang sudah terbujur kaku di depan treadmill. Seol Ok
masuk dan kaget melihat Gi Yong sudah bersimba darah dan meminta agar Jangan
ada yang menyentuhnya sampai polisi tiba.
“Mobil tidak
bisa lewat karena longsor dan Polisi tidak bisa datang sampai malam ini.” Ucap
Pegawai kacamata
“Jika
kalian merusak TKP, investigasi awalnya akan lebih sulit.” Kata Seol Ok
“Bukankah
kita harus memasang garis polisi?” ucap Mi Joo. Dae Woon mengaku kalau ada yang
bisa digunakan dengan mengambil plester agar tak ada orang yang melewati mayat
Gi Yong.
“Jika
menyalakan kamera itu, kita bisa mengawasinya.” Kata Mi Joo. Si Hwan pun
sengaja mengarahkan kamera CCTV agar bisa mengetahui apa yang akan terjadi
nanti.
“Aku akan
ke kantor security untuk melihat apakah videonya jelas.” Kata Si Hwan. Mi Joo pun
meminta agar berhati-hati.
“Ada kamera CCTV di mana-mana di tempat ini. Dia
tidak perlu berhati-hati.” Keluh Dae Hwon
“Tapi
seseorang tewas walau ada kamera di mana-mana.” Kata Seol Ok. Dae Hwon seperti
tak yakin kalau ini pembunuhan
“Mungkin
dia jatuh, terbentur sesuatu, lalu tewas. Jadi Bisa saja dia terpeleset dan
kepalanya terbentur.” Kata Dae Hwon.
Seol Ok
seperti mulai percaya dan melihat alat treadmill kalau Gi Yong bahkan belum mulai berlari.
Wan Seung
terus berjalan seperti tak percaya kalau Seol Ok berani datang sendirian, lalu
memujinya Ahjumma itu memang istimewa. Ia pun mengeluh karena tidak melihat
cahaya dan masih penasaran Kenapa ada institut di puncak gunung
“Tunggu
sampai aku menangkapnya... Maka Aku akan langsung membawanya” kata Wan Seung
gemas dan akhirnya melihat gedung yang ada didepanya lalu masuk ke dalam.
“Permisi....
Ada orang di sini?” ucap Wan Seung tapi tak ada siapa pun yang terlihat.
“Kenapa
mereka memasang kamera CCTV tiap dua langkah? Tidak ada yang bisa pergi dari
tempat ini. Apa Benarkah ini institut? Wahhhh... Hari yang melelahkan. Tunggu
saja kau, Ahjumma” ucap Wan Seung tak melihat siapaun juga di ruang belajar.
Wan Seung
melihat banyak kerumunan dan melihat Seol Ok berada di depan seseorang yang tergeletak, Seol Ok kaget melihat Wan Seung datang dan
bertanya ada apa datang ke tempatnya. Wan Seung pikir kalau ia yang seharusnya
bertanya. Apa yang dilakukan di tempat ini.
“Aku
sangat khawatir karena tidak bisa menghubungimu.” Ucap Wan Seung lalu melihat
sesatu tergeletak di lantai,
“Apa Dia
tewas? Kenapa ada mayat di sini? Kau selalu terlibat dalam kasus-kasus seperti
ini.” Keluh Wan Seung lalu akhirnya memperlihatkan ID cardanya sebagai polisi
agar semua menyingkir.
“Aku
jauh-jauh kemari dan menemukan mayat lagi.... Pasti aku ditakdirkan menjadi
detektif.” Kata Wan Seung mengeluarkan ponselnya. Seol Ok memberitahu kalau Tidak
ada sinyal di asrama.
“Kenapa
dia bisa tewas?” tanya Wan Seung. Seol Ok pikir mereka harus mencari tahu alasannya, mulai sekarang.
“Aku bisa
menebak dari matamu yang terbelalak bahwa kali ini pun kau tidak akan lulus
tes.” Ejek Wan Seung
Si
Pegawai berjas memberitahu Ada 230 kamera CCTV di asrama jadi Butuh sekurangnya satu bulan untuk
menganalisis semuanya. Wan Seung pikir asrama itu seperti penjara. Si pegawai
mengatakan kalau Tidak ada titik buta. Seol Ok tahu kalau Tidak ada kamera CCTV
di ruangan pegawai.
“Ya,
kamera CCTV dipasang untuk mengawasi murid dan Privasi para pegawai harus
dijaga. Tapi kami masih tetap tidur di kamar asrama yang sama seperti murid-murid
demi kenyamanan mereka.”jelas si pegawa
“Tempat
yang hanya menjaga privasi pegawainya. Ini seperti penjara.” Kata Wan Seung
“Penjara
yang mahal. 1.700 dolar per bulan.” Ungkap Seol Ok. Wan Seung kaget kalau Seol
OK membayar mereka 1.700 dolar per bulan
“Beri aku
separuhnya, maka Aku akan mengawasimu 24 jam sehari.” Kata Wan Seung penuh
semangat.
“Kau
penyebab aku tidak lulus ujian.” Keluh Seol Ok. Wan Seung pun hanya meminta
bayaran500 dolar dan akan mengajarinya belajar juga.
“Aku
bahkan memasak untukmu. Jadi Apa bedanya? Bagaiman Kalau 400 dolar? 300 dolar?”
kata Wan Seung terus membujuk.
Tapi Seol
Ok seperti tak peduli malah bertanya pada si pegawai Seperti apa Han Gi Yong.
Ketiga
duduk di ruang pegawai, Si pegawai menceritakan Dua murid terlibat insiden
berpacaran belum lama ini. Wan Seung pikir
Berpacaran bukanlah insiden. Seol Ok memberitahu kalau di asrama akan dikeluarkan jika mulai berpacaran.
“Aku juga
akan mengizinkanmu berpacaran. Bagaimana kalau 300 dolar? 200 dolar?” ucap Wan
Seung yang masih terus membujuk.
“Apa kau
merujuk pada insiden Kang Joo Yeon?” tanya Seol Ok. Si pegawai bertanya apakah
Seol Ok sudah mendengar kabarnya
“Kudengar
dia bunuh diri sepekan lalu.” Kata Seol Ok. Si pegawai mengaku kalau Itu rumor.
“Dia
memang dikeluarkan.” Cerita Si pegawai
Flash Back
Joo Yeon
dibawa ke mobil sambil berteriak “Aku pasti akan menjadi hantu dan membunuhmu!”
Saat di perjalan Si pegawai mengaku mencoba menenangkan dan memulangkan Joo
Yeon.
“Joo
Yeon... Kau cantik... Carilah pria yang pantas bagimu.” Ucap si pegawai meilhat
Joo Yeon yang terus menangis. Joo Yeon mengucapkan terimakasih.
Si
pegawai mengaku kalau itu kali terakhir melihat Joo Yeon. Seol Ok merasa kalau ada
aneh karena rumor bahwa Joo Yeon bunuh diri. Si pegawai pikir Mungkin murid-murid bosan karena terkurung di
asrama jadi hanya karangan mereka.
“Tempat
ini seram di malam hari dengan suara-suara binatang. Ini tempat yang pas untuk
mengarang cerita hantu.” Pikir Wan Seung
“Kalau
begitu, Apa ini hanya kebetulan? Bagaimana dengan kematian Han Gi Yong persis
setelah sepekan?” ucap Seol Ok
“Mungkin
dia mati karena serangan jantung... Hantu itu tidak ada.” Komentar Wan Seung
lalu meminta izn untuk melihat rekaman kamera CCTV.
Mereka
pergi ke ruangan CCTV, dan Seol Ok bisa tahu Gi Yong pada jam 5 sore masuk ke
dalam ruang. Seol Ok tahu kalau Tidak
ada kelas perbaikan untuk hukum pidana jadi Cuma Han Gi Yong yang memakai
tempat ini.
“Tersangka
utamanya pasti orang yang pertama menemukannya.” Kata Wan Seung yang bisa
melihat In Ae masuk dalam ruangan olahraga.
“Tapi dia
hanya di sana selama satu menit... “ ucap Wan Seung bisa melihat rekaman CCTV.
“Bisakah
seseorang membunuh orang lain dalam waktu 1,5 menit?” kata Seol Ok kembali
masuk ke dalam TKP tempat Gi Yong yang masih tergeletak.
“Bahkan Dia
hanya berdiri 20 detik di depan mayat itu” kata Seol OK melihat saat In Ae
pergi meninggalkan ruang olah raga.
“Dia
terguncang seolah-olah telah melihat hantu.” Ungkap Wan Seung
“Jika dia
tidak sengaja membunuh korban, pasti dia sangat terguncang atas perbuatannya.”
Kata Seol Ok dan Wan Seung yakin Han Gi
Yong sudah tergeletak di lantai.
“Jika
Park In Ae yang membunuhnya, dia hanya butuh 20 detik.” Kata Seol Ok
Wan Seung
pikir Jika In Ae memakai suntikan atau racun, itu kedengarannya mungkin
menurutnya Kamera CCTV saja tidak cukup. Seol Ok memikirkan sesuatu. Wan Seung
tahu kalau mereka harus mencari Park In Ae. Seol Ok menganguk setuju lalu
berjalan keluar dari TKP.
Tuan Kang
menunggu di depan gereja seperti tak yakin kalau yang dilihat memang Tuan Shin,
lalu berusaha menelp Wan Seung padahal seharusnya ikut juga tapi tidak menjawab
panggilannya.
Akhirnya
di dalam gereja Tuan Shin mulai menyanyi dengan kitab di tanganya, Tuan Kang
masuk ke dalam gereja seperti capung yang pindah dari satu tempat ke tempat
lain dan akhirnya berhasil duduk dibelakang Tuan Shin.
Setelah
selesai berdoa, Tuan Kang sengaja menabrakan dirinya pada Tuan Shin lalu
meminta maaf. Tuan Shin mengaku baik-baik saja dengan mempersilahkan agar pergi
lebih dulu. Tuan Shin melakukan
pelayanan dengan menjadi tukang parkir.
Tuan Kang pun akhirnya mendekati Tuan Shin.
“Permisi...
Boleh aku minta bantuan?” ucap Tuan Kang. Tuan Shin mengaku boleh dan ingin
tahu apa yang akan dibantu.
“Aku
ingin mengambil bagian dalam pelayanan parkir. Boleh aku yang melayani untuk
hari ini saja?” kata Tuan Kang. Tuan Shin mempersilahkanya dengan memberikan
tongkatnya.
“Ini
sayang disayangkan, tapi aku tidak bisa mendominasi satu pelayanan sendiri.”
Ungkap Tuan Shin dan akhirnya Tuan Kang mulai membantu lalu lintas.
“Kurasa
kita pernah bertemu.” Kata Tuan Shin menatap Tuan Kang yang ada didepanya. Tuan
Kang gugup mengaku kalau tidak ingat.
“Apa
mungkin kau dari Badan Intelijen?” ucap Tuan Kang. Tuan Shin membenarkan dan
mencoba mengingatnya.
Tuan Kang
menyebut nama Kang Bo Gook lalu Tuan Shin pikir kalau ini Kebetulan sekali kalau pernah bekerja di
Badan Intelijen, mereka bertemu seperti teman lama. Tuan Kang pun dengan bangga kalau dirinya
memang pandai bersosialisasi.
Na Ra
datang menemui Sung Ha kalau mengajukan diri untuk Unit Dua dengan membawa
kardus. Sung Ha mengaku sudah tahu, dengan melihat "Detail Personal"
karena sudah mengirimkan permohonannya lima kali dan sudah cukup melihatnya.
“Aku
takut dicoret dari daftar.” Kata Na Ra. Sung Ha memuji sikap Nae Ra baik
sebagai polisi lalu berjalan dan melihat berita di TV.
“Jalan Pegunungan Chunhong di
Provinsi Gangwon tertutup akibat gempa susulan yang terjadi kemarin. Longsor
telah memutuskan sambungan telepon di desa-desa dan institut berasrama di
sekitarnya. Komunikasinya juga dilaporkan terputus. Departemen Penanganan
Bencana dan Keselamatan akan memeriksa gempa-gempa susulan.”
Sung Ha
mengingat tentang Institut berasrama
seperti menduga tempat Seol Ok, tapi seperti tak peduli dan kembali berjalan.
Na Ra mulai berbicara meminta izin untuk minta tanda tangan. Sung Ha heran
menurutnya kalau dirinya adalah polisi.
Na Ra mengeluh dengan sikap Sung Ha yang sinsi.
“Anda
baru di sini. Apa Anda mau kuajak keliling perusahaan?” ucap Na Ra berusaha
ramah. Sung Ha seperti tak suka dengan kata Perusahaan
“Kita
hanya pegawai.. Jadi, ini perusahaan.” Kata Na Ra. Sung Ha meminta agar Na Ra
mendengarkan perkataanya.
“Seorang
pegawai negeri sipil tanpa rasa tanggung jawab adalah pegawai. Tapi setiap
polisi mengemban tanggung jawab terhormat.” Tegas Sung Ha lalu berjalan pergi.
Na Ra melihat Sung Ha lalu berkomentar kalau
sangat keren.
“Dia
sedang menyiapkan diri untuk penghargaan sastra dari Harian Kyungan. Nona Shin
harus mengingat ini dan melarikan diri.” Kata Sung Ha. Na Ra tak percaya kalau
Sung Ha mengetahui banyak informasi.
Wan Seung
mengetuk pintu kamar In Ae memberitahu kalau polisi datang, dan mengetahui
kalau In Ae orang pertama yang menemukan mayat Han Gi Yong. Tapi ada ada
sahutan apapun. Wan Seung mengetuknya sambil bertanya apakah In Ae ada didalam.
“Apa Kau
yakin dia di sini?” tanya Seol Ok. Wan Seung pikir mereka sudah memeriksa kamera CCTV.
“Ada rekaman
dia masuk, tapi tidak ada yang menunjukkan dia keluar. Artinya dia di dalam. Bisa
kita buka kunci pintunya?” ucap Wan Seung
“Kami
tidak bisa membuka kamar wanita.” Kata si pegawai. Wan Seung pikir Ini bisa
menjadi keadaan darurat.
“Cuma
pengawas yang memegang kuncinya.” Kata si pegawai terlihat kebingungan.
Si
pegawai dengan kacamata keluar dari ruangan,Wan Seung bertanya apakah hanya
pegawai itu yang mengelola kunci, Si pegawai menganguk karena mereka mengelolanya
dengan tegas jadi mungkin ada kecelakaan
di antara murid. Seol Ok mengingat saat In Ae menanyakan apakah melihat Gi
Yong, tapi si pegawai itu seperti santai.
“Omong-omong,
Apa kau hafal nama semua murid? Sepertinya kau kenal baik dengan Han Gi Yong.”
Ucap Seol Ok
“Dia
pernah bermasalah. Karena itulah aku ingat.” Ucap Si pegawai mencari alasan.
“Biasanya,
orang akan bertanya "kenapa mencarinya" lebih dahulu. Sepertinya kau
sudah mengetahui bahwa dia akan mencari Gi Yong.” Uucap Seol Ok curiga
“Astaga,
itu karena... Kamu tahu mereka berdua berhubungan, kan? Dia staf diasrama ini
dan Gi Yong adalah murid...Itu saja.” Kata
Si pegawai berusaha untuk menghindar.
“Kau
mengetahui sesuatu, bukan? Ada alasan In Ae mencari Han Gi Yong, kan?” ucap
Seol Ok
“Itu
karena rumor yang beredar... Rumor penguntit itu.” Kata Si Pria
“Apakah...
Bahwa dia akan membunuh korban dalam satu pekan?” tanya Seol Ok.
Si
pegawai menceritakan kalau ini adalah hari ketujuh, lalu Kucing yang In Ae
pelihara seperti seorang anak juga mati pada hari itu. Jadi ia tahu kalau In Ae
merasa gelisah. Seol Ok binggung kenapa In Ae dengan kucing itu.
“Park In
Ae merawat kucing itu seperti anaknya sendiri.” Cerita si pegawai mengetahui
sampai In Ae mengajak kucingnya tidur bersama diranjangnya.
“Bagaimana
kau tahu kucing itu tidur di ranjangnya? Apa Kau mengintip kamarnya?” ucap Wan
Seung mulai curiga
“Dia
sendiri yang mengatakannya.” Tegas Si pegawai yang berdiri tempat kucing
dimakamkan.
Wan Seung
yakin si pegawai yang pasti mendengar banyak hal tentang Park In Ae dan ingin
tahu Apa hubungan Park In Ae dan Han Gi Yong. Seol Ok ingin tahu alasan Kenapa
Park In Ae mencari Han Gi Yong. Si pria mengaku kalau tahu keduanya itu
berkencan.
Flash Back
Si pria
akan masuk ruangan dan kaget melihat Gi Yong dan In Ae sedang berciuman dan
akhirnya terlihat gugup. Joo Yeon lalu mencari Gi Yong menanyakan apakah
melihatnya. Si pria tak menjawab tapi lirikan matanya tertuju pada ruangan
disampingnya.
Joo Yeon
pun membuka pintu dan melihat keduanya berciuman. Gi Yong marah melihat Joo
Yeon yang tiba-tiba masuk. Joo Yeon langsung memberikan tamparan pada In Ae. Gi
Yong membela In Ae kalau Joo Yeon tak punya hak memukulnya.
“Dia
merayumu... Apa Kau tidak menjawab teleponku karena dia?” ucap Joo Yeon marah
dan ingin menarik In Ae tapi Gi Yong
bisa menahanya.
Seol Ok
heran dengan pegawai yang hanya melihat bukan menghentikan mereka karena Berpacaran
tidak diperbolehkan di institut ini. Si
pegawai memberikan alasan karena stafnya terlibat dalam masalah ini jadi
akan buruk jika orang-orang tahu.
“Jadi,
kalian hanya mengeluarkan Joo Yeon.” Kata Wan Seung. Si pria membenarkan.
“Aku juga
tidak tahu dia akan bunuh diri. Jadi Wajar Park In Ae terguncang.” Kata si
pegawai juga terlihat ketakutan.
“Mereka
bilang peristiwa bunuh diri hanyalah rumor.” Kata Wan Seung berjalan di lorong.
“Kudengar
dia melompat dari tebing. Mereka bahkan tidak menemukan mayatnya.” Ucap Si
pegawai
“Itu
bukan berarti dia sudah mati. Omong-omong, kenapa kamu mengira bahwa itu
sesosok hantu?” ucap Seol Ok.
Si
pegawai mengaku Karena seseorang melihat Joo Yeon. Seol Ok ingin tahu Siapa
yang melihatnya, Si Pegawia mengaku kalau tak tahu tapi Park In Ae percaya begitu saja kalau seseorang melihat Kang Joo Yeon.
Flash Back
Si
pegawai kembali mengintip mendengar pembicaraan In Ae dan Gi Yong kalau Seseorang
melihat Kang Joo Yeon. Gi Yong tak percaya kalau mengetahui Joo Yeon yang sudah
bunuh diri lalu menenangkan pacarnya untuk mulai memikirkan penyelesainya.
“Kurasa
mereka tidak bilang secara langsung kepadamu.” Ucap Wan Seung
“Aku kebetulan
mendengar mereka berdua bicara.” Akui Si pegawai. Wan Seung berpikir kalau pria
itu penguntit
“Menguping
bukan tindak pidana, benarkan?” kata Si pria membela diri.
“Jadi,
apa Kang Joo Yeon betul-betul muncul?” tanya Seol Ok menatap Si pegawai dengan
tatapan curiga.
“Mungkin
saja pada saat itu dia terekam di kamera CCTV. Aku sudah mencari dengan saksama
di setiap rekaman untuk memastikan apa dia betul-betul kembali. Tapi Aku tidak
bisa menemukan jejak apa pun. Lagi pula, ini bukan tempat di mana orang mudah
keluar masuk. Jadi Itu sebabnya ada rumor tentang hantu.” Jelas si pria dan
ingin membuka kamar In Ae.
Seol Ok
merasa pria itu sering memakai kunci itu karena langsung menemukan kunci kamar
In Ae dari semua kunci yang ada. Wan Seung mengingatkan kalau membuka kunci
pintu kamar orang adalah tindak pidana dan masuk tanpa izin.
“Ini Ada
nomornya dalam tiap kunci... Berhentilah mencurigaiku.” Keluh Si pria kesal
lalu membuka pintu kamarnya.
Ketika
membuka pintu, seperti tertahan oleh tali. Wan Seung dan si pegawai mencoba
menariknya dan bergegas masuk. Wan Seung langsung menahan Seol Ok untuk tak
melihatnya karena In Ae sudah terbaring di kamarnya dan dinyatakan sudah tewas.
Seol Ok kaget dan Wan Seung langsung mencengkram tubuh si pria.
“Aku
sungguh tidak melakukannya... Bukan aku.” Ucap Si pria panik ketakutan.
“Apa yang
tidak kau lakukan?” ucap Wan Seung, Si pria tetap menyangkal kalau bukan ia
pelakunya.
Dua
pegawai, bersama Seol Ok dan Wan Seung kembali memeriksa CCTV. Si pria kacamata
tetap menyangkal kalau bukan ia pelakunya.Wn Seung merasa kalau Firasat
mengatakan ada yang tidak beres. Seol Ok ingin tahu firasat apa itu.
“Jangan terlalu
mengandalkan firasatku... Sudah saatnya kau mandiri, Ini membuatku tidak
nyaman..” Ejek Wan Seung
“Lalu
kenapa kau jauh-jauh datang untuk menemuiku?” balas Seol Ok
“Mari
kita mulai dengan rekaman kamera CCTV pada hari kematian Han Gi Yong. Apa
polisi dalam perjalanan?” kata Wan Seung mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Kami
tidak bisa mengontak polisi, jadi, staf kami langsung ke kantor polisi. “ kata
pegawai lainya.
“Mobil
saja tidak bisa lewat, bagaimana mereka bisa pergi? Apa Jalan kaki?” ucap Wan
Seung heran.
“Ya,
karena longsor itu, tiang teleponnya jatuh dan kami tidak bisa memakai telepon
kami. “ kata si pria berjas.
Seol Ok
tak bisa tinggal diam dan akan pergi, Wan Seung bertanya kemana akan pergi.
Seol Ok pikir butuh lebih banyak orang untuk mengecek semua ini. Wan Seung pun
pun ingin ikut denganya.
Akhirnya
Si Hwan, Dae Woon dan Mi Joo ikut
membantu mencari dari rekaman cctv. Mi Joo pikir harus mempelajari hukum pidana
sekarang. Ei Hwan menyuruh Mi Joo pergi belajar saja karena akan bekerja dua
kali lebih banyak.
“Tapi aku
takut.” Ucap Mi Joo. Dae Woon pun menyuruh Mi Joo agar duduk tenang dan lihatlah monitornya.
“Kau
sudah pernah dipenjara, jadi jangan sok lemah.” Ejek Dae Woon. Mi Joo terlihat
marah begitu juga Si Hwan.
“Apa Kau
tidak bisa membedakan penjara dan sel tahanan? Kenapa kamu mengungkit kenangan
buruk? Dia ke sana karena tuduhan palsu. Aku tahu kamu dan temanmu mengambil
foto rok wanita.” Kat Si Hwan
“Itu
tidak benar. Kami membuat film dokumenter.” Kata Dae Hwon membela diri
“Mengambil
foto kaki wanita bukanlah dokumenter.” Ucap Si Hwan. Akhirnya Wan Seung
berteriak marah menyuruh mereka diam.
“Kalian
semua sudah masuk dalam daftar tersangka.” Ucap Wan Seung. Mi Joo tak percaya
karena dianggap tersangka kembali.
“Aku juga
masuk di daftar itu... Jadi, ayo cepat tangkap pelakunya.” Kata Seol Ok karena
berada di TKP.
Beberapa
anak murid dibawa masuk ke dalam ruangan, dengan dua staf dan memberitahu kalau
mereka semua murid dalam asrama dan sudah memastikan dengan menghitungnya. Dan ntuk
mencegah jatuhnya korban lagi, jadi meminta agar berkumpul bersama.
“Demi
keselamatan kalian, kalian akan bergerak dalam kelompok berisi lima orang
sesuai instruksi staf. Mohon kerja sama kalian sampai polisi tiba, mengerti?”
pesan Wan Seung, semua murid menganguk mengerti.
Mi Joo
melihat Wan Seung langsung berkomentar kalau Pria itu sungguh berkarisma. Seol
Ok pun dengan bangga memberitahu kalau Julukannya
adalah Pengendus dan pernah membintangi iklan sebagai detektif tampan juga. Mi
Joo pikir itu pantas.
“Apa dia
keren?” tanya Si Hwan seperti cemburu. Mi Joo pikir tetap saja Wan Seung itu
hanya seorang Ahjussi.
“Hei... Tidak
ada detektif yang lebih tampan dari dia... Detektif Ha tampan seperti artis. Hidung
mancung dan seterusnya. Bukanlah begitu?” kata Seol Ok meminta pembelaan pada
Dae Woon.
“Jangan
minta aku menjawab... Kita tidak bisa menangkap pelaku jika kamu bersikap begitu.
Tonton saja rekaman kamera CCTV-nya.” Kata Dae Woon.
Seol Ok
melihat rekaman CCTV lalu merasa ada yang aneh, Dae Woon penasaran apa itu. Seol OK melihat Tentang pengawas berkacamata
yang melewati tempat itu tanpa alasan. Dae Woon mengingat tentang rokok dan
menunjukan kacamatnya kalau sempat merekamnya.
“Apa Kau
merekam dengan kamera tersembunyimu lagi?” keluh Seol Ok. Dae Woon mengaku melihatnya sendiri.
“Akankah
kita menangkap pelaku dengan kamera tersembunyi ini?” kata Seol Ok mengajak
agar bisa melihatnya.
Mereka
berempat melihat rekaman yang berhasil diambil Dae Woon, Seol Ok melihat Cuma
Han Gi Yong yang mengisap rokok merek Peace lalu bergegas pergi. Dae Woon
binggung kemaan Seol Ok akan pergi.
Seol Ok
pergi ke kamar In Ae mengambil foto korban diatas tempat tidur. Wan Seung
mencari sesuatu dari lemari. Seol Ok pikir Jika pelaku tidak bersembunyi, tapi
Wan Seung yakin Tidak ada tempat untuk
sembunyi di kamar sempit milik In Ae.
“Imigran
gelap bersembunyi di bagian atas mobil atau tangki bahan bakar yang dimodifikasi
selama beberapa hari. Dua sampai empat orang bisa bersembunyi di sini.” Kata
Seol Ok melihat ke dalam lemari pakaian.
“Kamera
CCTV tidak merekam orang keluar dari kamar ini. Karena itulah kita menggeledah
semuanya. Tapi tetap tidak menemukan apa-apa.”kata Wan Seung
“Kalau
begitu, artinya... Ini kasus pembunuhan kamar terkunci.” Kata Seol Ok seperti
berusaha seperti detektif yang memecahkan misteri.
“Kau
membicarakan sesuatu yang sudah jelas lagi. Jadi Kira-kira apa penyebab
kematiannya? Tidak ada bekas cekikan
dengan kabel di lehernya. Apa mungkin pelaku menutup saluran pernapasannya?”
kata Wan Seung melihat tubuh korban
“Dia bisa
saja mati karena guncangan dari reaksi alergi akut. Atau pelaku mungkin saja
menyuntikkan sesuatu dengan sebuah jarum.” Kata Seol Ok. Wan Seung melihat kalau Tidak ada bekas suntikan.
Si Hwan
merasa lelah mengajak Mi Joo mencari udara segar. Dae Woon meraa sudah menonton
rekaman pintu yang sama sepanjang hari jad bingung apa pintunya, atau pintunya
itu dirinya. Mi Joo heran melihat Dae Woon yang ingin ikut.
“Kita
harus pergi berlima... Kalian juga mau keluar, kan?” ucap Dae Woon menunjuk dua
orang lagi.
“Pegawas..
Kami keluar sebentar dan Kami sudah berlima.” Kata Dae Woon pada Petugas
kacamata, tapi si pegawai hanya diam saja seperti tertidur pulas.
Tapi saat
di sentuh, si pria langsung jatuh dan terlihat wajahnya seperti keracunan. Semua menjerit ketakutan, Mi Joo tak bisa
menutupi rasa shocknya. Wan Seung dan Seol Ok akan kembali melihat jeritan di
aula lalu bergegas menghampiri. Wan Seung memeriksa si pegawai lalu memberitahu
si pria sudah tewas.
“Ini
pembunuhan berantai.” Ucap Seol Ok mengingat semua korban.
“Bagaimana
pelaku bisa membunuhnya padahal ada begitu banyak orang? “ kata Wan Seung heran
“Tidak
ada pembunuhan kamar terkunci. Tapi Semua itu hanya trik. Kamarnya akan terkunci
entah setelah pembunuhan atau setelah persiapan pembunuhan itu.” Kata Seol Ok
yakin
“Bagaimana
pelaku membunuh korban?” kata Wan Seung. Seol Ok seperti bisa menebak
pelakunya.
Tersangka 1, Kang Joo Yeon, murid Institut
Cheongryul,
Tersangka 2, Kim Yeong Seon, pengawas asrama.
Tersangka 3, Park In Ae, sekretaris Institut
Cheongryul.
Tersangka 4, Oh Seong Tae, staf Institut
Cheongryul
Bersambung ke episode 9
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar