PS : All images credit and content copyright : KBS
Manager
Kim menuruni tangga dan melihat Tae Ri yang duduk tanpa sadarkan diri, akhirnya
ia memapahnya ke rumahnya. Sementara Geu
Rim masih saja mambuk menceritakan Selama menjadi "magnae", tidak tahu apa-apa
tentang radio, jadi melakukan apapun yang diperintahkan Tuan Lee
“Sejujurnya,
kau tidak pernah mengatakan kesalahan apapun, jadi aku tidak punya pilihan
selain setuju denganmu. Jadi, Aku melakukan semua yang kau katakan, dan
menerima semuanya, tapi tetap saja, aku bisa belajar bagaimana menulis naskah, jadi
aku sangat senang” akui Geu Rim
“Jika
selesai bicara, ayo pergi.” Kata Soo Ho. Geu Rim akhirnya berbicara pada Soo
Ho.
“Coba
Lihat... Aku harus mengesampingkan harga diri dan egoku, saat aku mengejarmu
untuk merekrutmu, jadi aku tidak memiliki harga diri atau ego. Itulah sebabnya
aku tidak bisa mengolah stres.” Ungkap Geu Rim menjatuhkan sedikit Soju.
Soo Ho
mengeluh karena sojunya dingin, Tuan Lee malah memuji Geu Rim dan memberikan
jamur. Soo Ho makin kesal melihat. Geu Rim kembali bicara kalau kaalu berkat
diri Soo Ho menjadi penulis utama.
“Aku
harus melakukan acara dengan naskahku, jadi aku senang. Terima kasih.” Ungkap
Geu Rim yang membuat Soo Ho tersenyum mendengarnya. Geu Rim akhirnya tertidur diatas meja.
“Dia
tidak bisa berhenti berbicara. “ komentar Soo Ho
“Mengapa
kau tidak menulis seperti itu? Imut sekali.” Ucap Tuan Lee
Soo Ho
tak bisa terima begitu saja Tuan Lee memuji Geu Rim "Imut". Tuan Lee
mengaku Jangan berdalih didepan Geu Rim
hari ini, karena menurutnya juniornya jadi semakin tangguh sejak
meninggalkan radio. Soo Ho hanya bisa terdiam
“Tapi kau
tahu, aku akan menjadikannya penulisku lagi. Aku tidak tahan saat dia membalas
perkataanku. Dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika dia jadi
semakin imut lagi.” Ungkap Tuan Lee. Soo Ho seperti menahan amarah.
“Soo
Ho... Aku akan menjadikanmu sebagai DJ-ku juga.” Kata Tuan Lee lalu memberikan
syal agar bisa menjadi bantal untuk Geu Rim
“Kukatakan,
jangan menyentuhnya.” Kata Soo Ho melarang Tuan Lee untuk mendekat.
“Aku
melakukannya karena aku mau. Jangan ikut campur.” Tegas Tuan Lee
“Apa yang
ingin kau lakukan membuatku marah, itu sebabnya.” Kata Soo Ho akhirnya mereka saling mencengkram dan
mengajak agar keluar.
Akhirnya
keduanya pun luka dibagian wajah, bahkan Soo Ho mengeluarkan darah dari
hidungnya. Soo Ho mengaku kalau Geu Rim lebih dekat dengannya, Tuan Lee ingin
tahu apa yang diinginkanya karena tak mengatakan sesuatu?
“Apa
Pikirmu, kau bisa mendapatkannya karena radio. Jangan membuatku tertawa. Geu
Rim mulai menyukai radio karena dia dan aku mendengarkannya bersama setiap hari
di rumah sakit 12 tahun yang lalu.” Kata Soo Ho bangga
“Geu Rim
itu tumbuh besar dan sekarang melakukan acara radio denganku. Akulah yang
membuatnya bersamanya.” Ucap Tuan Lee tak mau kalah
“Mengapa
kau mengatakan itu padaku? Jangan katakan itu padaku, dan jangan katakan
padanya.” Tegas Soo Ho
Manager
Kim masuk ke dalam apotik meminta agar
memberikan segalanya untuk mengobati mabuk, mencegah mabuk, vitamin. Lalu
bergegas menelp Tae Ri. Tapi Tae Ri terlihat sudah sehat keluar dari apartement
sengaja tak mengangkatnya lalu memegang
sebuah alat rekam ditanganya.
**
Soo Ho
mengendong Geu Rim masuk ke dalam mobilnya, saat itu Tuan Lee langsung
menyelonong duduk di bangku depan karena mabuk jadi tidak bisa mengemudikan
mobil. Akhirnya mereka sampai di rumah
Geu Rim dan dengan membaringkan di tempat tidur.
“Bukankah
katanya, kau mabuk? Kau tidur nyenyak di mobil.” Keluh Soo Ho melihat Tuan Lee
yang terlihat baik-baik saja.
“Aku
tidur nyenyak, dan sekarang, aku sadar, terima kasih...” ungkap Tuan Lee
“Bagaimana
dengan ibunya?” tanya Soo Ho. Tuan Lee mengetahui Nyonya Jo berada di rumah
bibinya untuk liburan.
Soo Ho
diruang makan menyuruh Tuan Lee kalau harus pergi karena harus melakukan panggilan akibat sudah
dipecat. Tuan Lee pikir Soo Ho juga harus pergi karena seorang artis terkenal.
Soo Ho mengaku kalau akan tidur di rumah Geu Rim. Tuan Lee terlihat binggung.
“Aku
menghabiskan semua energiku saat mengemudi, jadi aku terlalu lelah untuk
menyetir. Kau turunlah dan tidur.” Kata Soo Ho
“Aku
tidak bisa seperti itu dengan sembarang orang disini. Apalagi ini permintaan dari
Ibu-nya.” Kata Tuan Lee. Soo Ho ingin tahu pemintaan apa maksudnya.
“Dia
memintaku untuk menjaga putrinya.” Kata Tuan Lee. Soo Ho seperti tak bisa
berkata-kata lagi.
Keduanya
akhirnya berbaring di ruang tengah, Tuan Lee
bertanya apakah Soo Ho dekat dengan ibunya. Soo Ho pikir tak ada gunanya
berbicara tentang hal itu pada Tuan Lee.
Tuan Lee pikir benar juga, tapi hanya ingin membicarakannya karena Soo
Ho adalah DJnya.
“Kurasa,
kita tidak bisa melakukan acara untuk sementara waktu. Aku ada pertemuan
penjadwalan dengan tim drama besok. Boleh aku melakukan acara radio sebelum
drama dimulai? Aku akan melakukan yang terbaik untuk mewujudkannya. Dengan
begitu, Geu Rim tidak akan menangis. Radio adalah hidupnya.” Ungkap Soo Ho.
Tuan Lee menatap Soo Ho seperti tak percaya.
Pagi hari,
Tuan Lee lebih dulu terbangun dan memasak sup mabuk dan melihat Soo Ho masih
tertidur lelap begitu juga Geu Rim.
Akhirnya ketiganya duduk di meja makan, Geu Rim menatap kedua pria yang
duduk didepanya makan dengan lahap dengan wajah heran.
“Mengapa
kalian berdua tidur di sini, dan makan di sini bersama?” tanya Geu Rim
“Aku
merindukan lauk pauk Ibu. dan aku kesepian untuk makan sendiri.” Kata Tuan Lee.
Soo Ho hanya terdiam lalu melihat Manager Kim menelpnya.
Soo Ho
membawa payung didepan mobil vanya bertanya apa yang akan dilakuakn Geu Rim
hari ini. Geu Rim pikir Ada banyak hal yang harus dilakukan karena dipecat Seperti
pergi ke toko buku, baca buku komik, dan makan makanan enak. Soo Ho pikir
setelah selesai maka...
“Jadwalmu
penuh sepanjang hari ini... Bukankah katamu, kau ada meeting lainya setelah
meeting ini?” kata Geu Rim
“Aku
tidak ingin pergi... Aku akan terus menelepon...” tegas Soo Ho
Saat Tuan
Lee datang dengan payungnya. Soo Ho dengan sinis bertanya kemana Tuan Lee akan
pergi. Tuan Lee mengaku kalau sedang Berkencan. Soo Ho kaget bertanya dengan
siapa. Tuan Lee dengan santai menunjuk ke arah Geu Rim, kali ini Geu Rim yang
kaget.
“Apa Di
saat hujan begini?” kata Soo Ho. Tuan Lee pikir
Seharusnya segera berhenti.
“Haruskah
kita bersantai hari ini karena kita sudah jadi pengangguran?” kata Tuan Lee
penuh semangat lalu menyuruh Soo Ho segera pergi.
Soo Ho
masuk mobil sibuk dengan ponselnya mengirimkan pesan pada Geu Rim “ Hei. Apa
yang akan kau lakukan dengan Lee Kang hujan-hujan begini?” dengan wajah penuh
amarah. Manager Kim meminta agar Soo Ho Jangan
terlalu banyak berubah karena tidak bisa terbiasa.
“Kau
tidur di rumah gadis yang kau sukai dan bertengkar dengan saling tinju... Dan Soo
Ho. Tapi tentang radio...” ucap Manager Kim terhenti teringat dengan ucapan
Tuan Lee.
Flash
Back
Manager
Kim membahas kalau sudah mendengar Soo Ho meninggalkan radio karena Presdir JH.
Tuan Lee mengatakan kalaua tidak ingin Soo Ho tahu. Manager Kim binggung kenapa
Soo Ho tak boleh tahu. Tuan Lee mengatakan kalau punya rencana untuk Soo Ho.
Soo Ho
yang sibuk mengetik dengan ponselnya, ingin tahu apa maksudnya radio yang
dikatakan Manager Kim. Manager Kim
memilih untuk tak membahasnya lalu mengajak segera pergi saja.
Tuan Lee
mengaku bisa mengerti Geu Rim yang sedih, tapi menurutnya melakukan acara bukan
satu-satunya sumber energi untuk mereka. Ia pikir Mempersiapkan dan menunggu juga penting. Geu
Rim menyetujuinya memuji Tuan Lee yang
sangat pintar saat memikirkannya.
Mereka
masuk ke sebuah toko pakaian, Geu Rim mencoba sebuah jaket. Tuan Lee menyuruh
agar Geu Rim mencobanya. Geu Rim pikir tidak membutuhkannya. Tuan Lee merasa
kalau Atidak bilang, akanmembelinya untuk Geu Rim lalu bergegas pergi.
“Apa Kau
pikir super populer atau semacamnya.” ejek Tuan Lee . Si pegawai pun menawarkan
Geu Rim untuk mencoba saja. Geu Rim akhirnya keluar dari kamar ganti dengan
jaket coklat.
“Aku akan
membayar semua yang dia kenakan.” Kata Tuan Lee langsung memberika kartunya.
Geu Rim menolak karena akan membayar. Tapi Tuan Lee tetap ingin membayarnya.
“Apa Kau
jadi tidak hormat padaku karena aku dipecat, atau kau menghiraukanku karena aku
bukan atasanmu?” keluh Tuan Lee. Geu Rim terlihat binggung.
“Aku
ketinggalan ulang tahunmu dua tahun terakhir saat aku berada di India, jadi aku
ingin membeli ini untukmu. Aku tidak bisa mengucapkan selamat padamu untuk
menjadi penulis utama, tapi kau dipecat... Makanya, aku ingin membelikan ini. Apa
kau sangat merasa terganggu?” kata Tuan Lee.
“Bukan
begitu.” Kata Geu Rim merasa tak enak hati. Tuan Lee meminta agar Geu Rim
mengucapkan terimakasih dan terima saja pemberianya dan meminta pegawai agar
membuang struknya. Geu Rim pun tak bisa berbuat apa-apa.
Tim drama
ingin tahu pendapat Soo Ho tentang proposalnya. Soo Ho pikir Berdasarkan
proposal yang diajukan sepertinya identik dengan milik Kim Mi Ra yang berjudul
"Once Again". Ia bahkan sudah menontonnya beberapa kali dan bahkan
tahu dialognya.
“Selain
fakta bahwa film tersebut difilmkan di luar negeri, alur cerita, karakter,
struktur, semuanya serupa. Yang jelas, semuanya juga tidak harus syuting di
luar negeri. Jika Anda hanya memikirkan gambaran pada layar, kita butuh rencana
yang lebih baik. Saya harap Anda akan membahasnya dan mengirimkan proposal yang
lebih baik.” Komentar Soo Ho lalu pamit keluar lebih dulu.
Soo Ho
keluar dari ruangan kesal karena Geu Rim tak juga mengangkat telpnya dan ingin
tahu apa yang dilakukan dengan Lee Kang sampai tidak mengangkat telponnya.
Sementara Geu Rim dan Tuan Lee sedang berjalan bersama seperti menikmati waktu
luang setelah dipecat.
“Apa kau ingat
perkataan apa yang sering kau katakan saat jadi anak baru? Kau bilang kau mau
untuk membuat acara di mana pendengar adalah bintangnya.” Kata Tuan Lee. Geu
Rim mengaku kalau ingat karena bilang
itu tanpa henti.
“Aku
ingin membiarkanmu melakukan apapun yang kau inginkan. Tapi Maaf itu tidak
berhasil. Namun, jangan patah semangat. Kita akan segera memulai acara lain dan
Kau juga akan menjadi penulisku. Jadi jangan istirahat, dan menulislah.” Kata
Tuan Lee menyakinkan.
“Kalimat
"Jangan istirahat" adalah bagian yang penting... Tapi PD-nim.... Kenapa
kau seperti ini? Bahkan hari ini, kau meluangkan waktu seperti ini untuk
menghiburku.” Kata Geu Rim heran.
“Apa Kau
sadar dengan hal itu?” ucap Tuan Lee. Geu Rim mengaku tahu kalau Tuan Lee memutuskan untuk bersikap baik dan membelikanku
pakaian, berbicara denganku.
“Dan
Juga, kau menemukanku sebagai penulis dan percaya padaku Terima kasih.” Ungkap
Geu Rim akhirnya tertawa merasa tak bisa menahan tawanya.
“Aku minta
maaf... Aku terus bereaksi berlebihan pada waktu yang tak jelas.” Kata Geu Rim.
Tim drama
sudah menunggu ingin tahu Kapan Soo Ho akan kembali. Manager Kim yang ada
diruangan hanya bisa diam saja dengan senyumanya. Soo Ho akhirnya berhasil
membuat Geu Rim mengangkat telpnya dan ingin tahu keberadaanya sekarang. Bahkan
tidak bisa menghubunginya
“PD-nim
dan aku...” ucap Geu Rim menatap Tuan Lee. Soo Ho makin panik ingi tahu apa
yang dilakukan Geu Rim dengan Tuan Lee.
Geu Rim terlihat kesal dengan sikap
Soo Ho
“Kau ada
dimana?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengaku
sdang berada di taman.
“Apa yang
kau lakukan di taman? Tanya Soo Ho. Geu Rim makin kesal dengan pertanyaan Soo
Ho, mengaku kalau hanya berbicara,
“Aku akan
pergi sekarang...” kata Geu Rim dan Soo Ho langsung melarang Geu Rim untuk menutup telepon.
Saat itu
Manager Kim datang memberitahu kalau sudah waktunya untuk rapat. Soo Ho
berbicara pada Geu Rim kalau akan menelepon lagi nanti jadi meminta agar
pulang. Geu Rim pikir kalau bisa pergi kemana yang dinginkanya lalu menutup
telp. Soo Ho jengkel dengan sikap Geu Rim yang acuh denganya.
Tae Ri
berdiri didepan sebuah lukisan. Nyonya Nam mendekat bertanya apakah Tae Ri tahu
seni. Tae Ri mengatakan Tema dari lukisan yang dilihatnya adalah garis. Ia
pikir kalau Bukan garis yang dilihat seniman, tapi garis yang dilihat oleh
penikmat lukisan saat melihatnya. Nyonya Nam pikir Tae Ri memang tahu tentang
hal itu.
“Tentu
saja... Jika Anda memberiku waktu satu hari, maka aku dapat menghafal naskah untuk
seluruh episode.” Kata Tae Ri sengaja menyindir.
“Mengapa
kau terus datang menemuiku?” tanya Nyonya Nam dingin
“Anda
satu-satunya orang. yang bisa aku andalkan. Aku menemukan sesuatu yang menarik
juga.” Ungkap Tae Ri
Mereka
pergi ke sisi galeri lainya. Tae Ri sengaaj memutar rekaman dengan suara Soo Ho
“Joon Woo... Apa kau tahu apa yang aku dengar pada ulang tahunku yang ke-9?
"Kau bukan anakku." Apa Kau tahu yang terjadi selanjutnya?” Tuan Kim
menjawab tak tahu, lalu kembali terdengar suara Soo Ho.
“ Dia
bilang "Jadi, jangan lakukan apapun yang dapat membahayakanku." Tapi
apa yang harus aku lakukan untuk tidak membahayakannya?” ucap Soo Ho pada
rekamanya.
“Bukankah
begitu lucu? Aku ingin memutar ini pada Anda dulu sebelum memutarnya untuk Soo
Ho. Jadi Dimana dia?” tanya Tae Ri. Nyonya Nam menjawab dengan tatapnya.
Soo Ho
makan bersama tim drama yang sangat berharap dapat bekerja sama. Ia pun ingin memastikan drama mereka sukses. Jika dapat
menyesuaikandengan jadwal radio dan bisa
beralih ke persyaratan negosiasi berikutnya. Tak juah dari mereka Ra Hee dan
Seung Soo melihat Soo Ho.
“Sekarang
setelah dia meninggalkan radio, tapi aku melihat Ji Soo Ho masih sama seperti
Ji Soo Ho.” Komentar Seung Soo
“Dan bahkan
jika kau meninggalkan stasiun radio, Lee Seung Soo masih Lee Seung Soo.”ejek Ra
Hee
“Jangan
bertengkar hari ini, mengerti? ”.kata Seung Soo enggan adu mulut dengan mantan
istrinya.
“Fakta
bahwa aku di sini bersamamu sekarang membuatku muak “ ungkap Ra Hee.
“Apa? Kau
ingin menghidupkan kembali masa-masa kencan kita, jadi kau ingin makan steak disini
setiap perayaan perceraian kita? Aku tak tahu mau bicara apa.” Balas Seung Soo
“Itulah
sebabnya aku yang bayar. Kau miskin, jadi aku yang selalu bayar.” Komentar Ra
Hee. Seung Soo mengeluh Ra Hee mulai mengajak adu mulut
“ Kau
yang terburuk... Kau dan "Kau yang bayar." “ keluh Seung Soo.
“Tapi
tetap saja, Soo Ho adalah seorang DJ yang baik.” Ucap Ra Hee menatap Soo Ho
dari kejauhan.
“Kau
bekerja sangat keras... untuk membatalkan acara itu... Kau sangat palsu, aku
jadi muak. “ kata Seung Soo Ra He mengeluh kalau Seung Soo kali ini ingin
bertengkar. Seung Soo tak peduli sibuk makan steak sja.
Geu Rim
mengaku meskipun Tuan Lee bilang yang akan mengantarnya pulang, jadi akan naik
bus. Tuan Lee mengejek kalau tak bilang ingin mengantar Geu Rim pulang mengejek
kalau Penyakit terlalu PD Geu Rimyang semakin parah.
“Apa
menurutmu aku akan menunggu sampai busmu datang? Waktuku juga sangat berharga. Kita
masing-masing berpisah saja. Sampai nanti.” kata Tuan Lee lalu berjalan pergi.
“Dia
sangat aneh.” Kata Geu Rim lalu menaiki bus yang datang. Tuan Lee melihat dari
kejauhan.
Geu Rim
duduk sambil memandang matahari terbenam mengingat kembali kenangan dengan Soo
Ho saat pertama kali siaran. Soo Ho mengunakan kalimat “Setiap kali kita
menghela nafas, ada sedikit kebahagiaan yang keluar.” Tapi itu bukan naskah
miliknya.
Lalu saat
siaran di sekolah Soo Ho mengatakan "Hanya karena kau tidak menangis,
bukan berarti kau tidak bersedih. Hanya karena kau tersenyum, bukan berarti kau
bahagia." Mengaku kalau seorang teman yang memberitahukan kalimat itu.
Saat mereka
kehilangan naskah tulisan Geu Rim, Soo Ho bisa
hafal segalanya, Geu Rim mengingat semua kenangan seperti merasa sedih
harus melepaskan semuanya.
Geu Rim
akhirnya menelp ibunya, mengeluh kalau beristirahat
dengan baik di rumah Bibi, bahkan Tidak rindu pada puterinya. Nyonya Jo mengaku
sudah pasti merindukan anaknya. Geu Rim
memberitahu matahari terbenam mengikutinya melalui jendela jadi mengingat
ibunya.
“Apa Ibu
ingat jika aku menjadi penulis utama, aku akan menulis bahwa inilah saatnya langit
biru berubah menjadi merah?” ucap Geu Rim. Nyonya Jo membenarkanya.
“Tapi aku
tidak bisa menulis untuk sementara waktu lagi. Seandainya aku tahu, aku pasti sudah
menulis itu lebih cepat. Aku menyimpannya dan akhirnya kehilangan kesempatan
itu.” Ungkap Geu Rim menahan tangisnya.
“Apa kau
menangis?” tanya Nyonya Jo. Geu Rim pikir tak ada gunanya menangis.
“Aku
dapat bertahan seperti seorang gadis tangguh.” Kata Geu Rim yakin
“Apa Kau
sudah akrab dengan brengsek yang kasar itu? Kau juga dulu seperti itu... Kau kencan
rahasia bersamanya di rumah sakit lagi. Jadi Bagaimana kabarnya?” ucap Nyonya
Jo penuh semangat
“Sebenarnya,
aku tidak tahu pasti. Dia mengatakan bahwa dia menyukaiku, tapi...” cerita Geu
Rim ragu. Nyonya Jo ingin tahu perasan Geu Rim.
“Aku juga
menyukainya, tapi rasanya menakutkan dan aku takut juga. Seperti yang Ibu tahu,
dia bukan artis papan atas biasa.” Cerita Geu Rim. Nyonya Jo mengerti kalau
anaknya khawatir.
“Tapi...
Sudah aku katakan sebelumnya, kalau aku mengikuti ayahmu kemana-mana, kan? Jadi
Jangan banyak di pikirkan, Ikutilah kata hatimu, mengerti?” saran ibunya. Geu
Rim bisa mengerti.
Geu Rim
kembali ke ruangan mengambil naskah lalu melihat kunci mobil yang diberikan Soo
Ho, akhirnya Ia membuka semua hadiah yang diberikan Soo Ho dengan ada note
dalam tiap kotak, yang pertama (Berilah aku waktu luangmu mulai sekarang.)
Soo Ho
memberikan sebuah anting dan menuliskan note “Pakai ini saat kita bertemu.” Geu
Rim heran Soo Ho yang memberikan sepatu, Soo Ho menuliskan pesan “Maaf karena
telah menyandungmu.” Lalu sekotak minum
gingseng betuliskan “Kau terkena flu karena melompat ke air karenaku.”
Geu Rim
melihat ada note yang tinggalkan diatas kursi “ Maaf... Maaf karena membuatmu
menyetir untukku, tapi tetaplah memberiku tumpangan. agar aku bisa melihatmu setiap
kali kau menyetir.” Geu Rim membaca semua pesan yang dituliskan Soo Ho merasa
tak percaya kalau sangat menarik sekali
Soo Ho
menelp Geu Rim kembali. Geu Rim mengeluh merasa sadar sekarang kenapa Soo Ho yang ingin menyingkirkan ponselnya
lalu mengangkat telpnya. Soo Ho mengatakan kalau ingin Geu Rim datang Geu Rim bertanya dimana itu tempatnya. Soo Ho
menjawab di hotel. Geu Rim pikir Soo Ho gila.
“Bagaimana
aku bisa pergi kesana?” ucap Geu Rim merasa kaget.
“Syarat
ke-4 dari kontrak Geu Rim. "Song Geu Rim tidak bisa menolak permintaan Ji
Soo Ho." Atau, aku bisa menggunakan permintaan keduaku.” Kata Soo Ho masuk
ke dalam lift.
Sementara
Ra Hee dan Seung Soo seperti setengah mabuk meminta kunci pada
receptionist. Seung Soo pikir kalau itu
kamar dengan bohlam yang perlu diganti olehnya jadi boleh mampir.
“Aku yang
menggunakan permintaanku. Kau tidak boleh membuat aturan.” Kata Soo Ho. Geu Rim
menegaskan tidak akan pergi.
“Aneh.
Mengapa kau memanggilku ke hotel?” kata Geu Rim.
“Lalu Kita
mau kemana? Haruskah kita pulang? Sudah aku katakan, banyak wartawan disana
Atau, haruskah kita pergi ke rumahmu? Bersama dengan orang sinting yang mampir
kesana sepanjang waktu?” kata Soo Ho merasa kalau itu tak benar.
Saat itu
Geu Rim berjalan masuk lobby dengan terus menelp Soo Ho, Ra Hee tersadar kalau
Geu Rim yang akan naik lift seperti mabuknya langsung hilang. Akhirnya Geu
Rim berjalan masuk kedalam lift.
“Berada
di sini mengingatkanku pada hari itu.” Kata Geu Rim teringat saat Soo Ho
mendorong kepala DJ yang mabuk.
“Aku
tahu... Aku ingat dengan jelas kalau kau terperangkap dengan Mi Nu itu.” Kata Soo
Ho sambil berjalan keluar di lorong. Pintu lift terbuka saat itu Geu Rim bisa
melihat Soo Ho yang sudah menunggunya. Keduanya saling menatap dan sama-sama
tersenyum.
Tuan Lee
bertemu dengan Jason di cafe. Jason pikir kalau Tuan Lee banyak yang ingin tanyakan
satu sama lain jadi akan bertanya satu per satu. Tuan Lee memberikan tulisan
yang menurutnya kalau tak asing untuk Jason.
“Mengapa
kau terus mengirim kartu pos ini?” keluh Tuan Lee.
“Kau
bilang "Mengirim" semua? Aku juga banyak menerima yang seperti ini.
Aku tidak tahu apa ini dari fans gila atau haters” ungkap Jason
“Dari
berita terbaru, ada informasi tambahan. "Orang yang dibunuh oleh Ji Soo Ho
adalah Woo Ji Woo." Ucap Tuan Lee. Jason seperti tak ingin membahasnya
merasa kalau kali ini giliranya.
“Orang
seperti apa Soo Ho bagimu?” tanya Jason yan menurutnya rumit.
“Pertanyaannya
sederhana, tapi jawaban di hatiku rumit.” Ungkap Tuan Lee.
Geu Rim
terlihat gugup dan melihat Soo Ho hanya memegang ponselnya meminta agar menyingkirkan ponselnya. Soo Ho
mengingatkan kalau Geu Rim yang menyuruh untuk membelinya. Geu Rim mengatakan
kalau sudah berubah pikiran jadi meminta segera singkirkan saja.
“Kau
terlalu banyak menelpon, sampai batreiku cepat habis. Nada deringku membuatku
paranoid” ungkap Geu Rim merasa terganggu.
“Apa yang
kau lakukan dengan Lee Kang?” tanya Soo Ho. Geu Rim menjawab pergi ke taman.
“Apa kau
cemburu atau semacamnya?” ejek Geu Rim. Soo Ho menyangkalnya merasa kalau tak
alasan harus cemburu
“Jadi?
Apa yang kau lakukan setelah itu?” tanya Soo Ho penasaran. Geu Rim mengaku hanya
berbicara di taman.
“Setelah
itu, aku naik bus dan berbicara dengan ibuku tentang dirimu.” Akui Geu Rim
Soo Ho
kaget ingin tahu Apa yang dibicarakan dengan ibu Geu Rim tentang dirinya. Geu Rim
menceritakan yang dikatakan pada ibunya "Ibu. Soo Ho adalah bintang terkenal,
Aku tidak tahu harus berbuat apa." Ia mencertakan pergi ke stasiun radio
dan mengemasi barang-barangnya dan melihat hadiahnya yang ditaruh di dalam
mobil.
“Itu
pasti memakan banyak waktu.” Kata Soo Ho
“Aku
bersikap kasar dan mengatakan itu terlalu memberatkan, tapi itu tidak
memberatkan. Aku malah tersentuh.” Akui Geu Rim
Ra Hee
mengikuti sampai ke lantai atas ingin tahu kenapa Geu Rim ada dihotel, Seung Soo pikir Geu Rim pasti datang dengan
pacarnya. Ra He merasa iri karena tidak bisa datang ke hotel dilantai atas bahkan dengan suaminya.
“Tunggu...
Naluriku sebagai direktur produksi memberitahuku kalau ada sesuatu yang tak
beres. Benarkan?” ucap Seung Soo. Ra Hee pikir seperti itu juga.
Geu Rim
ingin tahu Berapa lama kau harus tinggal di Hotel dan Kapan akan pulang. Soo Ho
mengoda kenapa Geu Rim bertanya apakah ingin bersamanya di hotel. Geu Rim terlihat sedikit gugup lalu mengajak
main kartu Go Stop agar tak canggung. Soo Ho menolaknya.
“Lalu
haruskah kita menonton TV?” ucap Geu Rim. Soo Ho tetap menolaknya.
“Lalu...
Apa yang ingin kau lakukan? Haruskah aku pulang?” kata Geu Rim. Soo Ho menahan
Geu Rim agar tak pergi.
“Kau...
"Song Geu Rim tidak bisa menolak permintaan Ji Soo Ho." Apa Kau lupa?”
kata Soo Ho mengingatkan
“Aku tak
tahu ingin bicara apa. Apa Kau tidak mengerti situasinya? Aku telah dipecat.
Apa Kau benar-benar menggunakan kontrak itu padaku? Selagi kita membicarakannya,
apa 'kontrak Geu Rim' itu masuk akal?” keluh Geu Rim.
Ia
bertanya dimana surat kontraknya itu. Soo Ho mengeluarkan di dalam jasnya. Geu Rim tak percaya kalau Soo Ho yang
membawanya lalu melihat tanda tangan keduanya.
“Apa
Maksudku, "Song Geu Rim tidak bisa menolak permintaan Ji Soo Ho." Apa
itu?” tanya Geu Rim
“Itu yang
kuinginkan. Aku melakukannya karena aku ingin bersamamu. Apa ini membuat
hidupmu sulit?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengaku tidak seperti itu
“Bagiku,
aku berpikir... ini akan menghubungkanku denganmu, jadi aku senang. Tapi... Aku
tidak membutuhkan ini lagi” kata Soo Ho lalu merobek surat kontrak agar Geu rim
puas.
“ Apa kau
akan tetap bersamaku hari ini?” tanya Soo Ho. Keduanya saling menatap di sofa.
Bersambung
ke episode 12
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar