PS : All images credit and content copyright : KBS
Keduanya
pergi ke toko cafe milik Hee Yeon, Wan
Seung melihat sebuah cake yang menurutnya seperti lobak acar. Si pegawai
memberitahu kalau itu “Kue mangga mousse.” Seol Ok melihat keduanya seperti
dengan tatapan cemburu karena keduanya terlihat sangat akrab.
“Ini
dia... Cincin itu.” Ucap Seol Ok bisa mengingat kalau wanita itu yang menghampiri
Wan Seung dan memakai cincin di jarinya.
“Tapi aku
tidak 100 persen yakin... Seharusnya aku tidak membuat minuman keras campuran
itu. Aku tahu terlalu banyak memasukkannya ke dalam itu.” Keluh Seol Ok
yang membuatnya juga tak sadarkan diri saat kejadian. “Hei... Detektif Ha. Apa
kau mengenalnya?” tanya Seol Ok melihat keduanya sangat dekat.
“Dia
datang ke sini bersamamu beberapa kali.” Ucap si pegawai lalu bertanya apakah
Wan Seung itu detektif
“Apa Kau
tidak tahu?” ucap Wan Seung terlihat bangga. Seol Ok melihat si pegawai yang
bertingkah seperti tidak tahu dan menurutnya bahkan lebih mencurigakan.
Wan Seung
lalu menyuruh Seol Ok agar segera memilih kuenya, dan menyarakan Kue lobak acar. Seol Ok merasa
kalau itu pasti si pegawai itu yang masuk ke dalam ruang produksi, lalu berkata
Investigasi hipnosis. Wan Seung binggung tiba-tiba Seol Ok mengatakan itu.
“Dengan
siapa? Yoon Mi Joo?” tanya Wan Seung. Seol Ok menjawab ingin menyelesaikannya
sendiri.
“Mengenai
kasus mana?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengatakan kalau ini bukan kasus apapun
dan hanya ingin mengingat seseorang.
“Hipnosis
bukan jawaban untuk demensia-mu. Kau harus pergi ke dokter. Kau sudah gagal
berkali-kali melakukan ujian, dan sekarang kau menderita demensia.” .” Ejek Wan
Seung
Jika kau pandai menangkap penjahat, Aku pasti
sudah berhasil melakukannya sekarang.” Balas Seol Ok
“Kau
pasti benar-benar mengalami demensia. Kau memohon padaku untuk membawaku ke tempat kejadian, jadi aku
membiarkanmu mengikuti beberapa kali,
dan sekarang ini?” keluh Wan Seung kesal
“Kau
berkeliling memberi cincin pada wanita,
jadi aku...” ucap Seol Ok lalu Wan Seung heran Seol Ok membahas tentang Cincin.
“Kau
membuatku sangat frustrasi dengan cincin
itu. Aku senang kau membawanya.Itu membuatku benar-benar marah lagi.” Kata Wan
Seung marah
Hee Yeon
keluar dari dapur, Seol Ok terlihat bersemangat karena melihat Macaroons. Hee Yeon mengaku senang melihat
Hee Yeon datang dan meminta agar mencicipinya dan meminta komentar karena bisa mempercayai
pendapatnya. Seol Ok mencoba memakan sambil berkomentar dalam hati “Kenapa aku
peduli dengan cincin itu? Ini tidak seperti kita berkencan.”
“Aku akan
memakan ini dan segera menjadi detektif. Dia sangat murahan.” Gumam Seol Ok
lalu memuji rasa kue Hee Yeon itu sangat enak. Wan Seung seperti tak percaya
kalau rasanya enak.
“Tentu, tahukah
kau seberapa mahal ini? Kupikir kau dirawat dengan baik sebagai anak kecil. Bukankah kau
mengumpulkan macaroons, bukan beras?” kata Seol Ok
“Aku
sakit saat di sekolah dasar dan terlalu banyak sakit waktu itu.” Ucap Wan Seung
“Aku
senang mendengarnya. Aku akan
menyelesaikan ini sendirian.” Kata Seol Ok akan memakan semua kue
“Ahjumma,
kita harus memecahkan kasus ini, bukan makan makanan penutup mahal seperti
ini.” Keluh Wan Seung
“Aku
hidup dengan orang yang murah dan kotor.” Sindir Seol Ok
“Apa
kalian berdua hidup bersama?” tanya Hee Yeon kaget. Wan Seung dengan gugup
mengaku mereka tinggal di lingkungan yang sama.
“Kalian
berdua tidak berada di lingkungan yang sama.” Ucap Hee Yeon. Seol Ok mengaku
kalau mereka berada Di bawah langit yang sama.
“Aku
hidup di bawah langit yang sama dengan pria murahan ini.” Ucap Seol Ok
Wan Seung
pikir mereka harus pergi, Seol Ok pun bergegas akan mengambil kue. Hee Yeon
hanya bisa menatap keduanya yang selalu datang bersamaan.
Wan Seung
memberikan sesuatu mengaku mengambilnya dari jalan. Seol Ok heran karena Wan
Seung yang memberikan padanya karena kotor,
Wan Seung mengaku kalau barang itu Iadalah penggelapan dari properti yang hilang dan melihat bahwa
ponselmu sudah sangat tua.
“Jadi aku
membeli ini dengan pembayaran angsuran selama 24 bulan, lengkap dengan asuransi
telepon, dan memasukkannya ke dalam warna kesukaanmu, ungu.” Ucap Wan Seung
berpikir untuk mengembalikanya.
“Lalu apa
ini hadiah?” tanya Seol Ok mengoda. Wan Seung pikir Seol Ok tak menolaknya.
Seol Ok dengan senyumanya langsung
mengambilnya.
“Warna ungu itu terlihat bagus dengan
pakaianmu.” Puji Wan Seung lalu bergegas pergi. Seol Ok tersenyum bahagia
mengejar Wan Seung.
Keduanya
berjalan di gang, Seol Ok memberitahu kalau Tiga orang tidak tertangkap CCTV
meski mereka melewati gang ini. Yaitu Park Gi Beom, Bibi penjual makanan dan
juga si pelaku. Ia yakin Mungkin ada
lebih banyak tersangka, Jika mereka berjalan keluar dari pintu belakang, menusuk
pria itu, dan masuk kembali.
“Mereka
tidak akan berada dalam CCTV “ kata Wan Seung
“Jadi Mari
kita cari mereka.” Ucap Seol Ok. Wan Seung bertanya siapa itu apakah pelakunya
dan ingin tahu dimana. Seol Ok berjalan pergi lebih dulu.
“Dia
pasti dalam suasana hati yang baik.” Kata Wan Seung melihat Seol Ok penuh
semangat.
Keduanya
pergi ke tempat bibi yang menjual makanan. Wan Seung berpikir kalau Seol Ok
mengatakan adalah pelakunya adalah bibi itu. Seol Ok mengatakan bukan tapi akan
mencari yang bukan tersangka. Wan Seung bisa mengerti kalau Seol Ok akan
menghilangkan satu per satu.
“Kau
bilang Toilet? Ketika aku membuka pintu toilet...” ucap si bibi. Seol Ok ingin
tahu apakah melihat sesuatu.
“Aku
tidak melihat wajahnya, tapi aku melihat sesuatu yang putih.” Kata si bibi
“Apa Tisu
toilet? Sesuatu seperti kertas toilet?” tanya Wan Seung
“Ya itu betul.
Sesuatu yang putih itu gulungan kertas toilet.” Kata si bibi yang mengingatnya.
Seol Ok
pergi ke toilet, Wan Seung binggung Untuk apa pisau itu. Seol Ok langsung
menusukan ke bagian pintu, lalu melihat
dari kaca pembesar kalau Bibi Itu memang pergi ke toilet karena Pisau yang menggores
pintu beberapa kali di tempat yang sama, jadi mereka pun mengilangkan Bibi
sebagai pelakuknya.
Akhirnya
merek menemui si pria tambun. Wan Seung merasa kalau tidak ada CCTV Bahkan jika
seseorang menikamnya di gang, maka tidak ada yang akan melihatnya. Si pria menyangkalnya
meminta agr mempercayai ucapanya.
“Aku
mengatakan yang sebenarnya. Pintu
belakang hampir tidak pernah digunakan. Kau salah orang.” Kata si Pria tambun.
Wan Seung bertanya apakah yakin. Si pria tambun menganguk kalau yakin.
“Kita
punya saksi... Kita akan bertanya padanya.” Kata Seol Ok lalu berjalan pergi.
Si pria
mesum mengeluh karena membuatnya stress kembali di datangi oleh keduanya. Seol
Ok memeriksa bagian video black box,
menurutnya dugaanya benar. Si pria mesum mengeluh kalau Seol Ok sudah
melihatnya jadi kenapa terus mengganggunya.
“Karena
ingatanku tidak sempurna... Apa kau tau Lee In Ho yang tinggal di Ino Building?
Dia cucu korban.”tanya Seol Ok
“Bagaimana
dengan dia? Yah.. Aku hanya tahu wajahnya.” Akui Si pria mesum
“Apa kau
tahu bahwa dia melukai lengannya?” tanya Seol Ok. Si Pria mesu mengaku tak tahu
tapi Mungkin bisa melakukannya.
“Hei, kau
sebaiknya menjawabnya dengan benar.” Kata Wan Seung mengancam. Si pria mengaku
kalau benar-benar tidak ingat.
Ketiganya
akhirnya melihat video di ruang belajar, Seol Ok melihat In Ho tidak memakai gips dan berpikir kalau itu
gips palsu. Si pria mesum melihat kalau Ini dari sebulan yang lalu dan
memperlihatkan video yang terbaru. Dengan melihat In Ho dengan memakai gips.
“Lalu...dia
satu-satunya tersangka.” Ucap Wan Seung. Si pria mesum mengeluh kalau bukan itu
dirinya.
“Bagaimanapun
juga, Kau punya kamera tersembunyi di bus.” Kata Seol Ok. Semua yang ada di ruangan
langsung menatap si pria mesum.
Si pria
mencoba untuk menenangkan kalau Wan Seung orangnya dan menegaskan kalau Kamera
tersembunyi bukanlah sesuatu yang mesum jadi itu sebabnya bisa jalan-jalan
dengan bebas seperti sekarang. Ia
menjelaskan kalau sedang syuting film dokumenter di Noryang-dong.
“Terkadang
aku punya klip kaki wanita atau toilet, tapi...” ucap si pria mesum. Seol Ok
seperti tak percaya dengan Dokumenter tentang Noryang-dong.
“Aku
membeli kacamata mata-mata jadi bisa memfilmkan bagian dalam bus. Coba Lihat..
Aku ini pria sejati... Aku bisa melihat kaki wanita.. Jadi mereka hanya
difilmkan secara kebetulan.” Ucap Si pria mesum menyakinkan.
“Kenapa
kau membuat film dokumenter?” tanya Wan Seung. Si pria mengaku malu
mengakuinya.
“Aku
berencana menjadi sutradara jika aku gagal menjadi pejabat pemerintah. Selain
itu para Gadis menyukainya ketika aku mengatakan bahwa aku sedang syuting
sebuah film dokumenter.” Ungkap Si pria mesum.
Seol Ok
mencoba melihat semua rekaman video dokumentar yang dibuat Si pria mesum
seperti bisa melihat semua dalam video.
“Katakanlah
kau membuat film dokumenter yang tidak
merasa bersalah. Tapi syuting dokumenter tidak membuktikan bahwa kau bukan
pelakunya.” Kata Seol Ok.
“Itu
berarti...dia pelakunya.” Kata Wan Seung. Si pria kesal menegaskan kalau bukan
ia pelakunya.
“Aku
harus menemui Yoon Mi Joo. “Kata Seol Ok. Wan Seung yakin Mi Joo mungkin ingat jika
melihatnya.
“Kenapa
aku harus mengunjungi seseorang yang
tidak aku kenal? Kau menyalahgunakan
wewenang pemerintah-mu. Aku kira memang menghadiri kelas” Ucap Si pria
kesal
“Tapi Kau
tersangka,Haruskah aku melafalkan hak-hak Miranda?” kata Wan Seung mengancam
Si pria
makin kesal mendengarnya, lalu berpikir kalau alangkah baiknya membuat film dokumenter polisi dengan
mengeluarkan ponselnya, karena melihat polwan cantik. Wan Seung menyuruh Si
pria melanjutkanya karena akan dengan
senang hati menangkap karena untuk syuting diam-diam.
“Kau
Ditangkap di kantor polisi.... Betapa tersangka yang disukai.” Ucap Wan Seung
“Kau
benar sekali... Aku akan menyingkirkan ponselku. Tapi ada Apa dengan Ahjumma ini?” ucap Si pria melihat Seol Ok
hanya diam saja sambil merenung.
“Jangan
ganggu dia... Dia mencoba mencari tahu siapa pelakunya.” Kata Wan Seung lalu
mengomel karena si pria yang berani memanggilnya Ahjumma.
“Hei.. Jangan
kasar.” Kata Wan Seung seperti hanya ingin dia yang memanggil Ahjumma. Si pria
heran karena berpikir harus di panggil seorang gadis.
Akhirnya
mereka bertemu dengan Mi Joo, Seol Ok bertanya apakah mengingat pria mesum itu.
Wan Seung sengaja mendekatkan wajah si pria agar Mi Joo bisa memperhatikan
baik-baik karena tahu kalau sering mengganggunya.
“Biasanya,
Aku tidak melihat wajah orang “ ucap Mi Joo. Wan Seung semakin mendekatkan
wajah agar Mi Joo bisa melihatnya.
“Aku
mengingatnya... Aku ingat bau ini... Parfum ini... Dia mengikutiku berkeliling
di lembaga tersebut.” Ucap Mi Joo
“Apa kau mencium
bau ini pada hari itu?” tanya Seol Ok. Mi Joo mengaku tidak menciumnya.
“Coba Lihat,
Sudah kubilang aku bukan pelakunya.” Kata si pria kesal karena selalu di tuduh
“Aku
ingat sekarang... Bau itu... benar-benar segar.” Ucap Min Joo. Seol Ok pikir
seperti mint. Mi Joo mengaku kalau itu serupa.
“Apa
Seperti pasta gigi? Apa dia menggosok
giginya?” kata Wan Seung. Seol Ok pikir Bisa jadi permen karet dan yakin kalau Aroma
segar.
Si pria
mesum masuk ke cafe dan sebelumnya menyemportkan parfum mint, lalu si pria
tambun mengosok gigi dengan Pasta Gigi Mint, sementara Si bibi mengunakan sabun
cuci piring mint, dan In Ho memasang
lilin aroma terapi berbau Mint.
“Apa
tersangka itu bau mint?” tanya Wan Seung. Seol Ok piki hanya itu saja dengan
tatapan kosong seperti berpikir.
“Apa kau
tahu siapa pelakunya? Katakan siapa yang kau pikirkan.” Kata Wan Seung
penasaran. Seol Ok mengaku belum menemukanya.
Di depan
kantor, Si pria pikir sudah bisa pulang sekarang. Wan Seung menegaskan kalau
pria itu masih dicurigai jadi meminta agar Tetap tinggal di Noryang-dong dan Belajar
dengan keras. Si pria menganguk mengerti
dan pergi.
“Sepertinya
dia akan menimbulkan masalah pada suatu
hari nanti.” komentar Wan Seung. Seol Ok pikir si pria mungkin saja pelakunya.
“Apa dia
masih dalam daftar tersangka?” ucap Wan Seung binggung
“Apa kau
memiliki hasil lab dari TKP?” tanya Seol Ok.
“Astaga,
aku harus bertanya kepada forensik.” Kata Wan Seung mengingat saat membawa Na
Ra keruangan Tuan Hang
“Apa kau
Polisi Shin Na Ra? Orang yang pergi ke klub setiap malam, belaja di toko online
sepanjang waktu, dan mengambil selfie di TKP. Jadi kau adalah pencari
perhatian.” Ucap Tuan Hwang menolak Na Ra untuk masuk.
“Ahjumma,
apa kau ingin memeriksa lab?” tanya Wan Seung seperti ingin membuat Seol Ok
kesal
“Benarkah?
Bisakah aku pergi?” kata Seol Ok bahagia. Wan Seung pikir memang tidak
diijinkan, tapi akan berbicara dengan Pak Hwang. Seol Ok bertanya siapa Tuan
Hwang itu.
“Psikoterapis
forensik... Dia orang yang hebat.” Ucap Wan Seung seperti ingin mengerjai Seol
Ok.
Saat
didepan ruang forensik, Wan Seung melihat Detektif Yuk berdiri didepan pintu
dan bertanya apakah dia akan masuk atau sudah keluar. Detektif Yuk tak menjawab
memilih untuk pergi dengan wajah kesal.
Wan Seung pikir kalau Detektif Yuk itu kaget, karena tempat Ini adalah
rumah polisi Joongjin yang angker.
“Aku
berharap apa yang akan dia katakan tentang kau.” Ucap Wan Seung
“Kenapa
kau terlihat sangat bersemangat?” kata Seol Ok heran lalu jendela pintu
terbuka.
“Siapa
Ahjumma ini? Ahh.. Kau adalah petugas polisi kehormatan itu. Kudengar kau kabur
di TKP dan bermain-main dengan detektif.” Ucap Tuan Hwang sinis.
“Sekarang
kau tahu kenapa Sersan Yuk pergi.” Bisik Wan Seung bahagia karena di hina oleh
Tuan Hwang.
“Apakah
kau Pak Hwang Jae Min?”ucap Seol Ok yang sedari tadi hanya melonggo. Tuan Hwang
kaget karena Seol Ok bisa mengenalinya.
“Apa kau
ingin tanda tanganku atau sesuatu?” tanya Tuan Hwang. Seol Ok mengangguk dengan
penuh semangat.
Seol Ok
tahu kalau Tuan Hwang adalah penyidik forensik
jenius dan mengaku kala adalah penggemar beratnya. Ia pikir pasti sudah membawa
bukunya jika tahu akan bertemu. Tuan Hwang pun langsung membuka pintu, Wan
Seung binggung karena Seol Ok bisa dengan mudah masuk ke ruangan yang tak
sembarangan orang bisa masuk.
“Maksudmu
buku ini, 'kan?” ucap Tuan Hwang bangga memperlihatkan buku miliknya yang
berjudul "Investigasi forensik jenius"
“Aku akan
memberikannya padamu sebagai hadiah. Tapi siapa nama wanita cerdas ini?” kata
Tuan Hwang akan memberikan tanda tangan. Wan Seung mengeluh Seol Ok yang
dianggap sebagai wanita cerdas.
Seol Ok
menyebutkan nama dan Tuan Hwang memberikan tanda tangan, dan sebuah pesan
“Semoga kau menjadi detektif hebat seperti Sherlock Holmes. -Dari Hwang Jae
Min” Ia pikir seharusnya tidak mempercayai rumor tersebut kalau Seol Ok
dianggap suka bikin ulah.
“Aku
pandai menangkap penjahat yang detektif tidak bisa lakukan. Aku pikir dari
situlah rumor itu berasal. “ ucap Seol Ok
“Kau
sering salah paham jika kau lebih baik dari yang lain. Aku sangat menyadarinya,
Kau tidak bisa bertindak seperti kau
tidak tahu apa yang kau lihat. Kau mencoba untuk tidak menggunakan otakmu, tapi
kau selalu menonjol” kata ...” ungkap Tuan Hwang. Seol Ok menganguk setuju.
“Kau
datang ke sini untuk bertanya tentang kasus ini. Ayoa Cepat dan tanya.” Kata Wan Seung tak
suka melihat keduanya dekat.
Tuan
Hwang pun mempersilahkan Seol Ok untuk bertanya, Seol Ok tahu kalau Tuan Hang menemukan sidik
jari berlumuran darah di sepatu Yoon Mi Joo, dan ingin tahuBagian mana dari
sepatunya. Tuan Hwang tiba-tiba langsung menghilang dan tiba-tiba sudah ada di
bawah meja memegang bagian belakang sepatu Seol Ok
“Melihat
sudut sidik jari, Dia meraihnya saat terbaring lemah di tanah.” Jika dia mencengkeramnya
pada posisi berdiri...Ucap Tuan Hwang memperagakanya.
“Ini pasti
sulit untuk sidik jari yang horisontal. Kata Seol Ok
“Jadi dia
mencengkeramnya setelah ditikam.” Ucap Wan Seung bisa membayangkan saat Tuan
Lee tergeletak menarik kaki Min Joo.
“Kau
pandai mengatakan Hal-hal yang jelas tanpa malu-malu.” Komentar Tuan Hwang
“Apa dia
menggenggam untuk meminta bantuan?” pikir Seol Ok. Wan Seung heran karena
berpikir Mi Joo menyambarnya untuk
meminta untuk membunuhnya
“Apa kau
menemukan tanda selain korban?” tanya Wan Seung. Tuan Hwang kembali menghilang
dengan melewati kolong meja dan pergi depan meja komputernya.
“Itu sepatu
yang terbuat dari PVC diproduksi di Pabrik Myungdo dari tahun 2014 sampai
2016... Sandal dengan tiga garis... Harga biasanya dari 3 sampai 8 dolar.” Ucap
Tuan Hwang
“Itu
adalah sandal paling umum di Noryang-dong.” Ucap Seol Ok melihat bentuk sandal
karet. Wan Seung pikir kalau ini ujian selanjutnya
“Aku
punya banyak hal untuk mempersiapkan
kuliah besok, jadi aku harus pergi sekarang. Jadi Apa aku membantu?” ucap Tuan
Hwang. Seol Ok mengangguk.
“Apa
gunanya membantu warga sipil? Kau perlu membantu detektif sebagai gantinya.”
Keluh Wan Seung pada Tuan Hwang
“Bukankah
itu baik untukmu jika itu membantu Seol
Ok? Kupikir kalian berdua akan berkencan.” Kata Tuan Hwang
Seol Ok
langsung menolaknya, Wan Seung dengan gugup mengeluh dengan rumor yang beredar
dan mengambil tanda ini sebagai bantuan untuk menemukan ukuran kaki pelaku.
Wan Seung
mengeluh karena seharusnya tak membawa Seol Ok
ke tempat Tuan Hwang. Tapi Seol Ok mengaku menyukainya, bahkan mendapat
tanda tangannya dan mengucapkan Terima kasih lalu bertanya Apa ada rumor
tentang mereka berkencan.
“Apa kau
mengatakan kepada orang lain bahwa kau
tinggal di rumahku?” tanya Seol Ok penasaran
“Jangan
pedulikan itu. Mereka mengatakannya
karena kita bersama.” Kata Wan Seung
“Lalu
mari kita tetap berpisah satu sama lain.” Ucap Seol Ok berdiri menjauh
“Apa kau
takut dengan rumor tersebut? Kita tidak berselingkuh atau apa, kau tahu itu”
keluh Wan Seung
Seol Ok
pikir itu karena Wan Seung, yag tertunda
dengan promosinya karena menurutnya Tidak baik terlibat dalam rumor. Wan Seung
pikir memang itu menyakitkan dan bertanya apa yang akan dilakukan Seol Ok
sekarang. Seol Ok mengatakan akan pergi
ke Noryang-dong dan menangkap pelakunya yang
membunuh Lee Wang Sik.
“Kau
pikir pelakunya ada di Noryang-dong. Apa itu berarti Yoon Mi Joo bukan
pelakunya? Pria dengan kamera tersembunyi juga ada di sini. Itu berarti dia
juga bukan pelakunya.” Kata Wan Seung
“Aku
tidak bilang pelakunya ada di Noryang-dong. Aku hanya mengatakan bahwa aku akan pergi ke Noryang-dong.” Ucap
Seol Ok berjalan pergi.
“Ya
ampun, aku sangat ingin tahu... Katakan padaaku. Siapa ini?” keluh Wan Seung
penasaran
“Aku
tidak 100 persen yakin.” Akui Seol Ok. Wan Seung meminta memberitahu kalau lebih
dari 90 persen yakin. Seol Ok
meminta agar Wan Seung menjauh darinya,
Wan Seung mencoba tetap merayu Seol Ok agar bisa memberitahu.
Di rumah
Wan Seung
meminta Seol Ok agar Jangan memakai celemek. Seol Ok pikir mendapatkan hadiah
yang menakjubkan sebuah ponsel pintar, jadi tidak bisa melakukan apa-apa. Wan
Seung pikir kalau Seol Ok telah bekerja keras hari ini, jadi lebih baik istirahat
saja. Seol Ok menolaknya.
“Jangan
sampai terpaku pada masakanku hari ini...” kata Seol Ok mulai memasak.
“Wah.. Aku
harus memakannya.” Kata Wan Seung menghela nafa melihat Seol Ok hanya memotong
dua daun bawang. Dan beberapa saat kemudian semua menu makanan alan Seol Ok
sudah ada diatas meja.
“Aku
menyiapkan makanan sehat... untukmu, Detektif Ha.” Ucap Seol Ok dengan bangga.
Wan Seung
tak percaya kalau Seol Ok meminta agar memakan itu, Seol Ok mengaku kalau semua
makanan itu sehat,dan bagus untuk kesehatan dengan memperlihatkan daun bawang
dimasak dengan akarnya. Wan Seung bertanya apa yang dibuat Seol Ok masak
“Ini Brokoli...
Kau tahu itu memiliki efek anti kanker, 'kan?” ucap Seol Ok memberikan brokoli
tanpa di potong. Dan memperlihatkan kimchi bawang hijau dengan akar.
“Kenapa
nasi jadi asam?” keluh Wan Seung mencoba nasi yang dibuat Seol Ok.
“Aku
memasak nasi dengan air berkapur magnolia. Ini bagus untuk pemulihan
kelelahan.... Kau merasa tidak nyaman, kan? Benar, aku menghabiskan sejumlah
uang untukmu... Terutama pada ginseng ini.” Kata Seol Ok menunjuk menu makan
lainya.
“Apa itu
sushi ginseng?” tanya Wan Seung. Seol Ok pikir kalau itu bagus untuk kesehatan.
Wan Seung pu terpaksa makan semuanya yang dibuat oleh Seol Ok.
[Kantor Polisi Joongjin]
Wan Seung
keluar dari toilet merasa kalau Makanan
sehat alami itu hampir membunuh sambil memegang perutnya. Sung Woo melihat Wan
Seung yang sakit dan pergi begitu saja lalu menyarankan bekerja dengan tim
promosi dari pada bekerja di luar hari ini. Wan Seung hanya berlalu saja.
“Kemana
kau pergi? Laporkan ke atasanmu sebelum kau pergi.” Tegas Sung Woo
“Aku akan
pergi ke Noryang-dong.” Ucap Wan Seung. Sung Woo bertanya Bagaimana dengan
rekan kerjanya.
“Dia bahkan
tidak berbicara denganku, jadi dia bukan
rekanku.” Keluh wan Seung
“Jadi...
Apa kau akan terus menyelidiki warga sipil itu?” sindir Sung Woo. Wan Seung menegaskan kalau perlu menangkap
pelakunya.
Sung Woo
menyindir Wan Seung yang terus bekerja
sendiri seperti ini. Wan Seung pikir benar-benar menangkap pelaku kejahatan sejauh ini. Sung Woo pikir Wan
seung yang tak ingat kalau bertingkah
seperti menangkap seorang perampok saja,
dan koleganya terluka karena itu.
“Aku
mendapat pengurangan poinku, dan detektif yang bertanggung jawab mendapat peringatan.” Tegas Sung Woo
“Apa kau
melakukan ini karena itu, Karena kau kehilangan poin itu? Hei... Kudengar bahwa
kau dikenal sebagai Pria tampan di Kantor Polisi Joongjin. Orang-orang tampan
sepertimu harus membantu dengan hubungan masyarakat.” Kata Wan Seung lalu
menyuruh Sung Woo pergi saja.
“Dia
kolegaku, jadi aku tidak bisa memerintahnya
seperti yang aku inginkan. Dia sangat tidak penurut, dan itu membuatku gila. Tapi Dari mana dia
mendengar hal-hal seperti pria tampan itu?”
kata Sung Woo yang kesal akhirnya bangga.
Wan Seung
mengedor pintu rumah Tuan Lee karena menganggap Pelakunya adalah cucunya
seperti yang diduga. Seol Ok mengingatkan Lee In Ho mengenakan gips jadi tidak
bisa menusuk seseorang dalam kondisi
seperti itu. Wan Seung pikir kalau Mungkin itu palsu.
“Sepertinya
dia sangat terluka... Saat keluar dari mobil, dia berusaha keras untuk tidak
menyentuh lengannya.” Ucap Seol Ok mengingat video yang direkam si pria mesum.
“Lalu
kenapa kita di sini?” keluh Wan Seung. Seol Ok mengaku punya sesuatu untuk ditanyakan tapi In Ho sepertinya tidak
ada di rumah.
“Apa yang
ingin kau tanyakan?” tanya Wan Seung. Seol Ok mengaku ingin bertanya kenapa
lengannya terluka dan ingin tahu alasannya.
Mereka
pergi ke minimarket, si pegawai memberitahu In Ho jarang dirumah dan lebih
sering jalan-jalan di Gangnam, tidak di sekitar tempat mereka. Seol Ok meminta
agar memberitahu keberadaan In Ho sekarang. Si pegawai tahu kalau In Ho pasti
ada di klub dan pergi bersama teman-temannya.
“Adakah
orang yang mencoba mencuri barang?” tanya Seol Ok. Si bibi mengaku Terkadang.
“Tapi tak
ada kasus yang dilaporkan sebagai
pencurian sekalipun.” Ucap Wan Seung. Si pegawai mengaku kalau menyelesaikan
sendiri lebih dulu.
Si
pegawai membaca ke sebuah ruangan, kalau
Tuan Lee menyelesaikan masalah dengan
pelaku pecurian. Wan Seung yakin pasti
telah menyelesaikan semuanya dengan
cepat saat menonton rekaman CCTV. Wan Seung melihat foto yang ditempel di layar
komputer dan Seol Ok melihat harga kaos yang cukup mahal.
“Ini
merek mewah” ucap Seol Ok, Wan Seung seperti tak percaya kalau semahal itu.
“Itu
adalah hadiah dari In Ho. Dan foto itu adalah ulang tahun Pak Ketua beberapa
hari sebelum dia meninggal.” Kata si pegawai
“Dia
membeli hadiah itu dari merek mewah, Tapi kue itu dari toko serba ada.” Kata
Seol Ok melihat foto Tuan Lee dan cucunya. Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok
bisa melihat dengan jelas dalam foto.
Tuan
Hwang masuk ruangan mengatakan menerima
evaluasi pelajaran dan mereka mampir terakhir kali. Ia mengatakan bahwa anak
muridnya dapat mengubahnya secara
anonim, tapi ternyata isinya cukup keras dan jujur. Ia mencoba melihat komentar
yang ditulis "Pembelajaranmu membosankan dan kuno."
“Apa ini Ji
Dong Chan?” ucap Tuan Hwang. Pria yang duduk disamping Kyung Mi melonggo
binggung.
“Apa kau
menulis namamu?” bisik Kyung Mi. Dong Chan mengelengkan kepala.
“Pak
Ji... Apa kau terkejut? Aku membandingkannya
dengan laporanmu sebelumnya. Tulisan tanganmu miring ke bawah... Lebih
rendah dan lebih rendah.. Kau memiliki kecenderungan untuk mengalami depresi. Pembelajaranku
pastilah membosankan untuk seseorang dengan kepribadian itu. Apa aku salah?”
ucap Tuan Hwang. Dong Chan seperti tak bisa menyangkalnya.
"Pembelajarannya
tidak menyenangkan atau menyentuh." Apa ini Kim Soo Jeong?” ucap Tuan
Hwang bisa menebak yang membuat semua muridnya melonggo
“Apa kau
di sini untuk menonton film? Coba lihat tulisan huruf "G"-mu agak
runcing. Kau berpendirian, namun kau tidak konsisten dan Tidak mungkin kau akan
sukses. Dan Inilah yang kita sebut analisis grafologi.” Jelas Tuan Hwang
bertanya apakah pelajaranya masih tidak menyenangkan?
“Kim
Kyung Mi... "Dosen yang cerdas.. Waktu berlalu saat aku menertawakan
pelajarannya." Ucap Tuan Hwang.
Kyung Mi
pikir yang ada didepanya itu Profesor Kim Jin Woo, Dong Chan memberitau
kalau itu Profesor Hwang Jae Min. Saat
itu Tuan Hwang sudah ada di depan Kyung Mi berkomentar Orang yang sangat
terlatih dalam bidang ini bahkan bisa mengetahui kepribadian anak muridnya.
“Tapi
dasar grafologi adalah untuk membedakan apa dua
tulisan berasal dari orang yang sama. Apa kau mengerti? Apa kau tahu
kenapa aku bertanya apa kau mengerti? Kau harus mengerti karena ini adalah
lelucon.” Ungkap Tuan Hwang lalu tertawa bersama Kyung Mi.
Dong Chan
binggung apa yang lucu. Kyung Mi mengaku hanya ingin mengikutinya tertawa. Tuan
Hwang bertanya kembali Apa ini masih tidak menyenangkan dengan memberitahu
aklau Tahun lalu, semua anggota baru
adalah orang bodoh dan menantikan rekrutan tahun ini lalu menyuruh mereka mulai
membuka bukunya.
“Tembak
pertanyaan padaku jika kau memilikinya. Tapi jangan terlalu keras
melemparkannya padaku... Karena akan menyakitkan... Itu Kyung Mi.” Ucap Tuan
Hwang dan langsung tertawa bersama Kyung Mi karena mengerti tentang leluconya.
Seol Ok
membuka file pelaku dan terlihat aksi yang mengambil barang, dengan golongan
dari 1000 won-4000 won. Lalu bertanya pada pegawaiApa semua orang divideo itu akhirnya
sampai pada kesepakatan. Si pegawai membenarkan.
“Tidak
masalah berapa lama waktu yang
dibutuhkan. Dia selalu memastikan
mendapatkan uangnya.” Ucap pegawai
“Mereka
semua ingin menjadi pejabat pemerintah
jadi tidak punya pilihan selain membayar
uang.” Kata Wan Seung dan melihat ada banyak yang mengambil barang.
“Dia
pasti terlihat seperti peserta ujian. Bagian belakang dan lehernya melengkung
ke depan. Dia memakai kemeja berwarna netral dengan celana olahraga.” Ucap Seol
Ok melihat video.
“Kenapa Pak
Lee In Ho melukai lengannya? Apa dia benar-benar terluka?” tanya Wan Seung
“Ya, aku
bawa dia ke rumah sakit.” Kata si pegawai mengingat sata keluar melihat In
Ho mengaduh kesakitan dan mengaku kalau
jatuh tergelincir dari tangga.
“Dia
bilang terjatuh dari tangga dan terluka parah. Aku membawanya ke rumah sakit,
dan juga membayar tagihannya.” Kata pegawai. Wan Seung heran karena pegawainya
yang membayarnya.
“Dia
bilang kehilangan dompetnya saat dia tergelincir. Tapi Aku mendapat uangnya
dari Pak Ketua.” Jelas si pegawai
“Apa Dia
tergelincir di tangga, lalu kehilangan dompetnya?” kata Seol Ok. Wan Seung
merasa mencium sesuatu yang
mencurigakan.
Keduanya
pergi ke toko berdiri di tempat sandal. Wan Seung pikir hanya perlu mencari pria yang memakainya
pada hari itu. Seol Ok pikir Wan Seung mendengar dari pegawai kalau menjual sekitar 50 pasang dalam sehari dan Sandal bergaris
tiga adalah sendal yang paling umum di lingkungan ini.
Wan Seung
melihat seorang pria mengunakan sandal yang sama, tapi ukurannya tak sama.
Terdengar suara seorang yang bertanya tempat baterai. Saat itu Seol Ok dan Wan
Seung melihat si pria mesum dan Seol Ok mengingat kalau melihat sandal yang
sama da didalam mobil.
“Kau juga
belajar untuk ujian itu. Aku lupa.. Kau
tahu, pihak lain bukan satu-satuny yang terluka saat kau menikamnya. Orang yang
menusuk juga akan terluka. Itu sebabnya pembunuh profesional memotong bagian
belakang pisau, atau menutupinya.” Ucap Wan Seung mencoba memeriksa bagian
tangan.
Saat itu
seseoran masuk menanyakan obeng Phillips, Seol Ok melihat si pria tambun dan
melihat tanganya terluka lalu bertanya
Kapan melukai tangannya karena sebelumnya bertemu tak melihat tanganya
dan ada empat tersangka (Tersangka 1, Yoon Mi Joo, seorang pengulang waktu ke 3...
Tersangka 2, Park Gi Beom, mata-mata... Tersangka 3, Go Si Hwan, seorang
manajer asrama.. Tersangka 4, Lee In Ho, cucu korban)
Bersambung
ke episode 7
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar