Semua
anak keluar dari aula, Seol Ok dan Wan Seung bergegas masuk dan melihat si
pegawai kacamata sudah tergeletak di lantai. Wan Seung memeriksa nafasnya dan
memastikan kalau si pria sudah mati.
Seol Ok tak habis pikir karena pria itu mati di tempat yang penuh orang, tapi
tidak ada seorang pun yang melihat
pelakunya.
“Tidak...
Mereka melihatnya... Semua CCTV ini telah melihat segalanya. Tadi dia duduk di
dekat pintu masuk dengan enam CCTV mengarah kepadanya. Tidak ada titik buta... Aku
yakin pelakunya terekam di CCTV.” Ucap Wan Seung yakin
“Apa Kau
sungguh berpikir keenam CCTV itu merekam pintu masuknya?”kata Seol Ok tak yakin
“Bukan
begitu... Sedikit di sisi ini, sedikit di sisi itu, dan dari sisi ini. Semuanya
merekam sebagian dari pintu masuk. Detektif berpengalaman seperti aku bisa tahu
apa yang direkam oleh semua CCTV ini dengan melihat sudutnya.” Ucap Wan Seung
melihat semua CCTV.
“Apa Kau
sungguh berpikir pelakunya terekam di sana?” kata Seol Ok seperti masih tak
yakin
“Itu
tidak terjadi di kasus Gi Yong dan In Ae. Tempat itu tidak punya banyak CCTV...
Jangan khawatir... Aku yakin si pelaku terekam di CCTV kali ini.”kata Wan Seung
yakin.
Kyung Mi
datang ke kantor polisi Joongjin, lalu kebagian receptionist memberitahu kalau
ingin menemui Tuan Hwang Jae Min. Polisi terlihat tak percaya dan mencoba
menelp Tuan Hwang, dan memberitahu kalau
Tuan Hwang tidak menjawab jadi agar bisa menghubungi di ponselnya. Kyung Mi
terdiam mengingat ucapan Tuan Hwang.
“Aku tidak
ingin menyakitimu... Kau bisa menghubungiku lewat telepon kantorku.” Ucap Tuan
Hwang
Akhirnya
Kyung Mi memilih untuk pamit pergi saja karena tak mungkin bisa bertemu dengan
Tuan Hwang. Sung Woo akan keluar melihat ID Card Kyung Mi jatuh dan memanggil
karena menjatuhkan ID Card. Kyung Mi pun mengucapkan Terima kasih.
“Apa Kau
datang untuk menemui Pak Hwang dari forensik?” ucap Sung Woo. Kyung Mi
membenarkan dengan sedikit melonggo melihat Sung Woo yang tampan.
“Aku akan
mengantarmu, karena Aku juga dari sana.” Kata Sung Woo. Kyung Mi pun
menyetujuinya.
Sung Woo
menunjuk ruangan Tuan Hwang yang ada di
ujung koridor. Kyung Mi binggung bertanya
Apakah mengantaarnya jauh-jauh ke tempat Tuan Hwang hanya untuknya. Sung
Woo mengaku Seorang polisi harus ramah dan siap melayani lalu pamit pergi.
Kyung Mi memuji Sung Woo sungguh sopan.
“Oh
Yah.. Jangan terlalu takut...” kata Sung
Woo sebelum pergi
“Aku rasa
dia tidak memukuli orang.” Balas Kyung Mi. Sung Woo pun tak banyak komentar
memilih untuk pamit pergi.
Kyung Mi
baru melihat papan "Area Terbatas" dan saat itu Tuan Hwang sudah
membuka jendela yang membuatnya kaget.
Tuan Hwang langsung menyapa Kyung Mi dengan ramah dan bertanya apakah
ingin minum teh. Kyung Mi langsung mengangguk dengan wajah gugup.
Tuan
Hwang pergi ke pantry membuat secangkir kopi dan melihat Sung Woo yang mondar
mandir lalu menawarkan kopi . Sung Woo menolaknya, Tuan Hwang pikir bagus
karena baru ingin memberitahu kalau sudah kehabisan kopi. Sung Woo seperti
menahan amarah dengan sikap Tuan Hwang yang tak bisa didekati.
Kyung Mi
melihat ruangan Tuan Hwang dengan note "Aku memesan secangkir kopi, Lalu
menunggumu, Penghilang Bubuk" dan menemukan seperti kuas. Tuan Hwang masuk
ruangan memberitahu kalau itu alat untuk sidik jari.
“Tolong
hati-hati dan jaga kebersihannya... Tapi tentu saja, sebuah sikat kasar pun
rela membuka diri jika disentuh seorang wanita.” Ucap Tuan Hwang seperti
mengoda Kyung Mi
“Pak
Hwang... Anda sangat puitis.” Ucap Kyung Mi memuji. Tuan Hwang seperti tak
percaya mendengarnya.
“Ini aku,
Kim Kyung Mi... Aku bisa menghibur siapa saja.” Gumam Kyung Mi seperti berusaha
untuk bisa dekat dengan seniornya.
“Ukuran
sepatumu 24,5 cm.” Kata Tuan Hwang hanya dengan melihatnya. Kyung Mi
membenarkan.
“Aku
ingin memberimu suatu kesempatan untuk berkontribusi dalam basis data jejak
kaki nasional.” Kata Tuan Hwang. Kyung Mi tak percaya mendengarnya.
“Itu
pekerjaan besar bagiku. Aku yakin kau punya keterampilan yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini.” Ucap Tuan Hwang. Kyung Mi mengucapkan Terima kasih.
“Mungkin
ini membosankan. Apa Kau tidak keberatan?” kata Tuan Hwang. Kyung Mi mengaku tidak dan Tuan Hwang langsung
bergegas menutup pintu dengan kursi yang membuat Kyung Mi binggung.
“Aku
tidak ingin diganggu orang lain.” Kata Tuan Hwang dan mengaku kalau sangat
panas. Kyung Mi ketakutan berjalan mundur melihat wajah Tuan Hwang seperti
ingin berbuat sesuatu padanya.
Beberapa
orang polisi dan petugas mencoba membuka jalan kembali ke asrama dengan
mengeser batu-batu besar yang longsor. Berita di TV menyiarkan laporan.
“Jalan di
sekitar Gunung Chunhong di Provinsi Gangwon yang sebelumnya ditutup karena
adanya longsor akibat gempa susulan kini telah dibuka kembali. Sarana
komunikasi untuk suatu institusi berasrama dan rumah-rumah di sekitar
Gilma-myeon sedang diperbaiki. Pemerintah Provinsi Gangwon sedang berusaha
maksimal untuk mencari kerusakan dan memperbaiki semuanya.”
Sementara
Seol Ok dan Wan Seung sibuk melihat CCTV saat ada diruangan, Seol Ok mengejek
Wan Seung yang bilang pelakunya pasti terekam CCTV. Wan Seung yakin Pelakunya
harus ada agar bisa terekam.
“Aneh. Kasus
ini tidak ada pelakunya.” Kata Wan Seung kesal sendiri
“Sebelum
dia mati, tidak ada yang mendengar pengawas asrama itu berteriak minta tolong.”
Kata Seol Ok melihat rekaman CCTV si pegawai
“Ada
banyak orang di aula.” Kata Wan Seung. Seol Ok bisa menebak kalau Pelakunya tidak
ada di TKP.
“Lalu
bagaimana dia bisa terbunuh?” ucap Wan Seung binggung. Seol Ok pun mengajak mencari tahu sekarang.
Wan Seung binggung apakah melihat pada jasad tiga mayat.
“Kalau
bukan dia, siapa? Tidak ada saksi mata juga... Mari lakukan berurutan.” Ucap
Seol Ok.
Mereka
pergi ke tempat Han Gi Yong, lalu ke tempat In Ae dan petugas yang berada di
aula. Terakhir mereka ke tempat kuburan kucing milik In Ae. Saat itu Min Joo
dkk datang mendekati keduanya. Wan Seung heran melihat ketiganya ikut dengan
mereka. Min Joo mengaku kalau takut.
“Bukankah
aman jika tetap dalam kelompok?” ucap Dae Woon.
“Benar, tapi
kami tidak tahu siapa pelakunya. Lebih aman bagi kami jika berada di dekat
Detektif Ha.” Kata Min Joo
“Bukankah
kalian harus belajar? Jangan mengganggu dan mengikuti kami... Tapi Baiklah.. Jangan
berisik saat Seol Ok sedang berpikir.” Kata Wan Seung. Min Joo dkk pun
menganguk mengerti.
“Yang
pertama terbunuh adalah kucing ini.” Ucap Seol Ok mengingat kejadian saat
kucing tergeletak tak berdaya.
“Tapi
kucingnya baik-baik saja saat kita baru datang.” Ucap Mi Joo karena pertama
kali dikaget dengan kucing yang lewat didepanya.
“Kucing
itu pasti dibunuh oleh wanita itu.” Kata Si Hwan. Dae Woon panik kalau yang
dimaksud Kang Joo Yeon, si Penguntit
yang bunuh diri dan sudah menjadi hantu.
“Tidak,
Kang Joo Yeon masih hidup... Kisah bunuh dirinya cuma rumor.” Kata Seol Ok
mengingat yang dikatakan oleh pegawai yang diwawancarai sebelumnya.
“Dia
memang dikeluarkan. Tapi aku menenangkan dan memulangkannya.” Ucap si pria di
ruang guru
Wan Seung
dkk seperti tak percaya kalau Kang Joo
Yeon belum mati. Seol Ok merasa bisa saja Joo Yeon bersembunyi di suatu tempat
di sekitar sini. Dae Woon makin panik karena
itu bahkan lebih menakutkan.
“Pasti
dia pembunuh berantai karena sudah tiga orang yang mati.” Ucap Mi Joo ikut
merapat dengan Dae Woo dan Si Hwn.
“Apa
mungkin membunuh seseorang tanpa terekam di CCTV?” ucap Si Hwan
“Pembunuhnya
pasti sangat mengenal tempat ini.” Kata Seol Ok. Wan Seung langsung menyuruh
semua diam karena melihat wajah Seol Ok tahu kalau sedang sibuk berpikir.
Seol Ok
pikir itu benar. Wan Seung binggung apa maksudnya. Seol Ok bertanya Menurut Wan
Seung kucingnya dibunuh dengan cara apa. Tersangka tidak meninggalkan satu pun
bekas luka, Tersangka tidak tertangkap basah, Tidak ada teriakan tapi Ada cara
untuk melakukan itu.
“Apa Ada
cara seperti itu?” kata Seol Ok. Dae Woon takut kalau itu ulah hantu dan
meminta agar menghentikan membahasnya.
“Itu
adalah...” kata Seol Ok. Wan Seung meminta mereka agar tak berisik dan meminta
Seol Ok agar mengatakan yang ada dipikiran.
“Ternyata
Kalian semua di sini.” Kata Si pegawai melihat mereka ada didepan kuburan
kucing.
Dae Woon
kaget melihat si pegawai yang datang. Si pegawai memberitahu Saluran telepon sudah diperbaiki dan sudah
menghubungi kantor polisi jadi Mobil patroli sedang dalam perjalanan. Wan Seung
menganguk mengerti dan ingin tahu siapa yang membunuh mereka.
Seol Ok
mengatakan kalau harus mencari tahu sekarang. Wan Seung heran melihat Seol Ok
hanya menatapnya saja. Seol Ok pikir
kalau Wan Seung harus menelepon Polsek
Joongjin, Wan Seung pikir Pekerjaan itu tidak bisa diselesaikan tanpa dirinya
jadi harus memberikan banyak sekali arahan jadi merasa cemas.
Akhirnya
Wan Seung berada di telp umum, Tuan Hwang langsung to the point ingin tahu
alasanya menelp. Wan Seung mengaku hanya
ingin mengatakan bahwa ponselnya tidak berfungsi dan mengatakan Yurisdiksi
dengan nada binggung.
“Siapa
yang peduli dengan yurisdiksi saat sudah ada tiga orang mati?” kata Wan Seung
“Apa Kau
sedang memberiku perintah?” keluh Tuan Hwang. Wan Seung mengaku tidak
memberikan perintah.
“Hanya
Anda agen unggul yang dapat mengetahui masalah lewat telepon. Aku tidak
mengenal orang yang lebih baik daripada Anda. Anda bisa memberiku nomornya jika
ada yang lebih baik. Tidak ada orang lain yang terpikir olehku.” Kata Wan Seung
diberi kode Seol Ok agar memuji Tuan Hwang
“Bukannya
aku tidak memahami situasi yang kau alami.
Bisa beri tahu aku kondisi jasadnya? Jadi, darahnya berwarna merah tua.
Kulitnya kasar. Kuku-kukunya memutih. Bagian mata putihnya berubah menjadi kuning.
Itu pasti sakit kuning.” Ucap Tuan Hwang menerima laporan dari Wan Seung
“Baiklah.
Aku akan mengecek kasus-kasus serupa... Tapi sebelumnya, berikan riwayat
kesehatan mereka... Cari tahu kondisi mereka sepekan terakhir sebelum kematian
mereka, lalu hubungi aku lagi.” Kata Tuan Hwang. Wan Seung pun mengucapkan Terima
kasih
Seol Ok
menunggu didepan telp ingin tahu apa yang dikatakan Tuan Hwang, Wan Seung mengatakan kalau Tuan akan
mengeceknya. Seol Ok pun merasa senang begitu juga anak yang lain ikut
menunggu. Wan Seung merasa menyesal
karena harus memujinya untuk mendapatkan sesuatu.
Tuan
Hwang meminta Kyung Mi agar memberikanya, Kyung Mi yang sedari tadi hanya
melihat ruangan binggung. Tuan Hwang meminta agar memberikan Kondisi jasad dan
sudah menyuruh agar menulisnya. Kyung Mi bertanya kapan menyuruhnya.
“Aku
sengaja menyebutnya dengan lantang supaya kau menulisnya.” Kata Tuan Hwang
“Anda
tidak memberitahuku apa-apa.” Ucap Kyung Mi
“Kalau
begitu, tuliskan semua yang bisa kau dengar sekarang.” Kata Tuan Hwang. Kyung
Mi mengaku tidak ingat.
“Apa Kau
memberikan uang sogok untuk masuk ke Akademi Polisi?” sindir Tuan Hwang
“Merah
tua. Kulit kasar. Kuku putih. Gejala sakit kuning. Apa Kau tidak mengingat
keempatnya?” kata Tuan Hwang dengan nada tinggi. Kyung Mi menganguk dengan
wajah ketakutan.
Seol Ok
duduk didepan telp seperti bisa menebak dan kesal karena tidak terpikir dari
tadi. Wan Seung ingin tahu apakah Seol Ok terpikirkan sesuatu. Wan Seung mengingat kalau Kecuali Han Gi Yong yang
jatuh dari mesin lari, semua korban lain tewas tanpa luka eksternal.
“Aku yakin dengan ini....
Kasus peracunan...” ucap Seol Ok dengan tatapan yakin
Wan Seung
kembali menelp Tuan Hwang di ruanganya. Tuan Hwang mengatakan kalau mereka mati
karena keracunan atau gagal ginjal akut berdasarkan kondisi mayat. Wan Seung
bertanya Apa mereka diracuni.Tuan Hwang mengaku terkejut karean Wan Seung lebih
pintar dari yang dikira.
“Kau akan
tahu pasti jika dilakukan uji substansi racun pada jasad-jasad itu.” Kata Tuan
Hwang. Wan Seung memberitahu kalau Tuan Hwang
bilang mereka diracuni. Seol Ok ingin tahu Racun apa
“Racun
apa yang digunakan?” tanya Wan Seung. Seol Ok tak sabar meminta agar memberikan
telpnya lalu berbicara pada Tuan Hwang.
“Nyonya Yoo
Seol Ok? Ternyata benar.” Kata Tuan
Hwang. Seol Ok bingung apa maksudnya.
“Kudengar
kau dan Letnan Ha selalu bersama selama jam kerjanya.” Kata Tuan Hwang.
“Kami
tidak selalu bersama.. Detektif Ha datang menemuiku kali ini.” Kata Seol Ok.
Wan Seung mengeluh karena Itu membuatnya terdengar seperti penguntit.
“Jadi Racun
apa yang digunakan itu?” tanya Seol Ok mencoba segera mengubah topik.
“Ada
banyak kemungkinan, Paratoksin. Verotoksin... Jika tidak, mungkin jamur merah,
Bisa juga jamur beracun seperti Amanita muscaria.” Kata Tuan Hwang
“Kau
bilang Jamur beracun? Banyak sekali di sini... Terima kasih..” kata Seol Ok
lalu menutup telpnya.
Seol Ok
pun yakin itu peracunan. Wan Seung kesal sendiri karena tidak terpikir olehnya, tapi Jika dipikir-pikir,
itu satu-satunya jalan karena Tidak ada yang mendengar teriakan dari para korban
dan Pelaku tidak terekam di CCTV.
“Pelaku
meracuni mereka jauh sebelumnya. Dia tidak perlu berada di TKP. Semua ini
karena Kang Joo Yeon.” Ucap Seol Ok. Mi Joo seperti tak percaya pelakunya Kang
Joo Yeon
“Dia
bilang akan membunuh korban setelah satu pekan. Semua orang pikir ini ulah
hantu karena rumor bahwa dia bunuh diri. Karena ketakutan itu, kita tidak bisa
melihat bahwa darah mereka merah tua dan kuku mereka putih. “Cerita Seol Ok
“Jadi,
semua orang terhipnotis oleh Kang Joo Yeon.”
Kata Wan Seung
Flash Back
Ia masih
mengingat yang dikatakan Joo Yeon saat di bawa untuk keluar dari asrama “Tunggu saja. Aku akan datang untuk
membunuhmu setelah sepekan. Aku pasti akan menjadi hantu dan membunuhmu! Dan
Kau juga!”
“Awalnya
aku juga berpikir pelakunya Kang Joo Yeon. Entah dia hantu atau bukan. “ ucap
Mi Joo
“Itu
masuk akal karena mereka mati setelah satu pekan.” Kata Si Hwan. Mi Joo pikir
kalau satu pekan itu hanyalah kebetulan
“Tidak...
Satu pekan adalah petunjuk penting.” Ucap Seol Ok yakin
“Apa Maksudmu
Kang Joo Yeon sudah kembali atau apa?” tanya Wan Seung. Seol Ok pikir seperti
itu.
“Jadi, apa
pembunuh berantai itu di sini?” tanya Mi Joo. Si Hwang pikir Tidak seorang pun terekam di CCTV.
“Bagaimana
kalau dia kembali? Bagaimana kalau dia kembali dan bisa masuk ke kantor staf?”
kata Seol Ok bisa membayangkan.
Joo Yeon
datang dengan mobil lalu memajat dinding dan masuk ke dalam ruangan melalui
jendela. Mereka pun pergi ke bagian samping asrama, Wan Seung pikir itu benar
karena Ruangan staf satu-satunya tempat tanpa CCTV jadi Joo Yeon tidak terekam
CCTV dan masuk ke ruangan Jika tidak keluar dari sana...
“Ya, kau
benar.” Ucap Si Hwan bisa membayangkanya. Dae Woon masih ketakutan kalau
artinya Joo Yeon bersembunyi di ruangan staf. Mi Joo pun ikut merasakan seram.
Wan Seung
mengajak Seol Ok untuk pergi, Seol Ok pun mengikuti Wan Seung.
Kyung Mi
keluar dari ruangan. Tuan Hwang ingin tahu, Bagaimana pekerjaan tim forensik.
Kyung Mi mengaku Ini sesuatu yang belum pernah dialami. Tuan Hwang tahu Kyung
Mi jatuh cinta dengan investigasi ilmiah. Kyung Mi mengakuinya.
“Bagus...
Kalau begitu, akan kupastikan kau mendapat pelatihan dari sini.” Ucap Tuan
Hwang penuh semangat.
“Terima
kasih, tapi kurasa aku tidak memenuhi syarat.” Ucap Kyung Mi. Tuan Hwang
melihat Kyung Mi memang tahu diri.
“Tapi aku
akan mengajarimu, itu tidak akan mustahil.” Kata Tuan Hwang
“Kupikir aku
lebih cocok di unit tindak pidana berat.” Ucap Kyung Mi berusaha menolak.
“Kau
rendah hati... Walau demikian, jangan remehkan kemampuanmu.” Pesan Tuan Hwang.
Kyung Mi mencoba menyakinkan.
“Kau
bingung... Takdir datang seperti kecelakaan. Aku akan membantumu menjadi nomor
dua di bidang ini.” Kata Tuan Hwang
Kyung Mi
merasa kalau belum siap. Tuan Hwang mengaku sudah siap. Dan melihat Nilai Kyung
Mi cukup untuk bergabung di tim forensik dan Ini pengecualian, jadi akan
meminta penunjukan diri Kyung Mi secara langsung dan juga sudah selesai bicara
dengan inspektur polisi. Kyung Mi melonggo binggung.
“Aku
mengerti bahwa kau ingin terus mengobrol denganku, tapi aku sibuk. Penegakan
pidana negara ini ada di tanganku. Aku tidak punya waktu untuk mengobrol dengan
muridku. Jadi Pergilah sekarang.” Kata
Tuan Hwang dan segera masuk. Kyung Mi hanya bisa melonggo bingung dengan
sikap Tuan Hwang seperti memaksa dan berteriak memanggilnya
“Aku
harus menganalisis barang bukti kecil, jadi, sedang sangat sensitif.” Kata Tuan
Hwang ucap berjalan masuk.
Si
pegawai sedang ada diruangan, Seol Ok melonggokan kepalanya di pintu, dan adakhirnya masuk ke ruangan. Si pegawai
memarahi Si Hwan, bertanya dari mana saja saat semua sedang sibuk. Si Hwan
hanya bisa meminta maaf. Mi Joo memberitahu kala Si Hwan membantu Detektif Ha bersama mereka supaya
kasus ini cepat selesai dan takut kalau jatuh korban lagi.
“Jalanan
sudah diperbaiki... Polisi akan segera tiba.” Kata si pegawai
“Tidak
ada jejak Kang Joo Yeon masuk kemari.” Kata Wan Seung melihat sekeliling.
“Kau
bilang Kang Joo Yeon? Untuk apa dia kemari?” ucap Si pegawai binggung. Si Hwan
mengaku mreka Belum tahu, tapi Bisa saja Joo Yeon dari sini.
“Omong-omong,
yang mana meja Park In Ae?” tanya Seol Ok. Si pegawai menunjuk salah satu meja.
“Apa
tugasnya di sini?” tanya Wan Seung. Tuan Oh Seung Tae mengatakan In Ae bertanggung
jawab atas pembukuan.
Seol Ok
melihat sebuah kotak yang menandakan kalau In Ae suka minum teh. Tuan Oh mengatakan kalau Seol
Ok selalu minum teh di kantor menceritakan In Ae yang membawa kucingnya bahkan
memberikan teh dengan cangkirn yang sama.
“Apa Terkadang
dia membagikannya dengan kucingnya?” tanya Seol Ok. Tuan Oh pikir seperti itu.
“Karena
itulah kucingnya mati.” Kata Wan Seung, Mi Joo membuka tempat teh berpikir
kalau Itu hanya teh rooibos.
“Ini
Pasti masih ada karena baru sepekan.” Ucap Seol Ok membuka tempat sampah, semua
binggung melihatnya.
“Untungnya
dia tidak begitu rajin.” Kata Seol Ok
mengeluarkan sampah di lantai. Min Joo merasakan Baunya seperti air
keran. Seol Ok pikir itu maksudnya klorin. Mi Joo membenarkan.
Tuan Oh
melihat Seol Ok dan Mi Joo bertanya apa yang mereka lakukan. Seol Ok hanya
merasa ini menyesakkan dan bertanya apakah punya rokok. Dae Woon mengaku hanya
mengisap rokok elektrik. Seol Ok pun bertanya pada Tuan Oh apakah punya rokok.
Tuan Oh mengaku tidak merokok
Wan Seung
panik berpikir kalau Seol Ok merokok dan mencium bajunya kalau tak ada bau
rokok. Min Joo bisa tahu kalau baunya ada di tumpukan sampah. Dae Woon merasa
Min Joo itu seperti anjing. Si Hwan tak terima karena Mi Joo itu hanya peka
dalam mencium bau.
“Ini
Menarik... Selalu ada insiden di mana pun kau pergi. Kita harus mengusir roh
jahat darimu saat kembali di Seoul.” Ucap Wan Seung melihat Seol Ok mulai
mengeluarkan sarung tangan.
“Padahal
aku sangat ingin fokus belajar.” Ungkap Seol Ok dan menemukan sesuatu di dalam
kantung teh.
“Kenapa di
kantong teh rooibos ini ada filter rokok?” kata Seol Ok. pikir kalau Aneh. Tuan
Oh juga menganguk setuju.
“Apa
tulisannya? "Peace"?” kata Wan Seung melihat dibagian puntung rokok.
“Baunya
sama... Ini Bau disinfektan.” Kata Mi Joo. Dae Woon binggung karena tidak bisa
menciumnya.
“Penciumanmu
betul-betul setajam anjing.” Komentar
Dae Woon pada Mi Joo dan ingin memegang puntung rokok
“Kau
tidak boleh menyentuhnya dengan tangan kosong. Ini amatoksin.” Ucap Seol Ok.
Semua binggung karena baru pertama kali mendengar nama Amatoksin.
Flash Back
Tuan
Hwang mengatakan amatoksin dengan Menyentuh amatoksin kemudian menyentuh mulut
maka sama saja bunuh diri. Ia memberitahu kalau Orang bisa keracunan hanya
dengan jumlah kecil.
“ Ini
adalah zat racun yang ditemukan di Amanita muscaria.” Jelas Seol Ok sama dengan
yang dikatakan Tuan Hwang.
“Gejala-gejala
awalnya adalah muntah dan diare. Tapi setelah masa inkubasi selama satu pekan, itu
menyebabkan kerusakan fatal pada sel-sel lever. “Kata Tuan Hwang
“Setelah
kira-kira satu pekan, orang itu mati karena nekrosis sel lever. Tempat ini
adalah tempat sempurna bagi Park In Ae untuk mati diracun.” Ucap Seol Ok
“Benar,
ini satu-satunya tempat tanpa CCTV.” Kata Wan Seung melihat tak ada CCTV.
“Kantong
teh rooibos favoritnya selalu dibiarkan seperti itu.” Kata Seol Ok.
Di kantor
polisi, polisi sedang bergegas masuk ke mobil dan pergi. Sementara Di ruang
guru, Tuan Oh ingin bagaimana pelaku bisa mendapatkan benda itu di tempat
terpencil seperti asrama. Wan Seung yakin
Pasti ada yang membawanya masuk dan menurutnya mungkin Kang Joo Yeon.
“Benar.
Saat dia datang ke institut berasrama ini, dia sudah membawa racun itu.” Kata
Seol Ok yakin.
Flash Back
Joo Yeon
sengaja ke tempat penyimpanan rokok lalu memgambil milik Gi Yong, lalu
menetesakan cairan di puntung rokok. Setelah itu Ji Gong mengambil rokoknya
tanpa sadar kalau sudah diberikan cairan mematikan.
“Rokok
Peace bahkan tidak dijual di kantin dan hanya Han Gi Yong yang merokoknya. Jadi
Pas untuk dia memberikan racun itu.” Kata Seol Ok
Joo Yeon
yang marah karena di keluarkan dari asrama berteriak marah “Kau. Tunggu saja...
Aku akan datang membunuhmu setelah satu pekan. Aku pasti akan menjadi hantu dan
membunuhmu! Kau juga!”
“Dia tahu
persis tentang racun itu, Karena itulah dia bilang satu pekan.” Ucap Seol Ok.
Tuan Oh bisa menyimpulkan pelakunya adalah Kang Joo Yeon.
“Itu
untuk kematian Han Gi Yong. Tapi kasus pembunuhan Park In Ae sangatlah
berbeda.” Kata Seol Ok
“Kenapa
pengawas asrama mati?” tanya Si Hwan. Dae Woon ingat pegawas diam-diam mengisap rokok Han Gi Yong
mengingat saat rekaman dari kacamatanya.
“Cuma Han
Gi Yong yang mengisap rokok merek Peace. Dia selalu mengeluhkan rokoknya
hilang.” Kata Seol Ok yang tahu Gi Yong kesal karena rokoknya kembali hilang.
Mi Joo
pun mengartikan si pengawas mati karena mengisap rokok orang lain. Seol Ok
membenarkan walaupun itu tidak adil. Wan Seung ingin tahu Bagaimana dengan Park
In Ae dan Kenapa filter rokok ini ditemukan
di kantong tehnya.
“Jumlahnya
hanya separuh dari rokok itu, tapi kasus ini baru.” Ucap Seol Ok bisa menduga
ada yang menukar rokok Gi Yong.
“Pelakunya
mengganti bungkus rokoknya. Yang punya rokok beracun adalah pelaku.” Ucap Wan
Seung. Seol Ok tiba-tiba teringat
sesuatu dan berjalan mendekati Tuan Oh.
“Kau
tidak merokok, tapi kenapa menyimpan rokok Peace?” ucap Seol Ok. Tuan Oh
binggung apa maksud ucapanya, semua pun dibuat binggung.
Seol Ok
pergi ke sisi laci kecil, dan melihat kalau
menemukannya di laci rokok "Peace" tapi tak melihatnya dan ada
di laci kedua. Tuan Oh mengeluh Seol Ok yang
menggeledah lacinya. Seol Ok merasa
tidak menggeledahnya tapi baru menemukannya sekarang karena saat masuk
melihat Tuan Oh yang gugup menutup laci nomor dua.
“Ini
milik Han Gi Yong, kan? Rokok yang diracuni oleh Kang Joo Yeon. Kau menukar
rokoknya untuk membunuh Park In Ae.” Ucap Seol Ok akhirnya bisa menemukan rokok
di laci kedua.
Flash Back
Tuan Oh
pergi ke "Kotak Rokok Siswa"
dan mengambil rokok "Peace" lalu menukarnya dengan yang baru.
Seol Ok tahu
kalau Penyebar rumor bunuh diri Kang Joo
Yeon adalan Tuan Oh dan juga menakuti Park In Ae dengan mengatakan melihat Kang
Joo Yeon.
Flash
Back
In Ae
panik karena tuan Oh mengatakan melihat Joo Yeon. Tuan Oh mengaku Joo Yeon berdiri di depan kamarnya. In Ae
binggung karena Joo Yeon itu sudah mati. Tuan Oh mengaku tahu karena sudah mencari di semua rekaman CCTV, tapi Joo
Yeon tidak terekam.
“Kalau
begitu, maksudmu dia sudah menjadi hantu?” kata In Ae panik.
“Karena
itulah kamu tahu Han Gi Yong akan mati, tapi tidak memberi tahu siapa pun soal
itu. Bukankah begitu?” ucap Seol Ok berjalan mendekat.
Tuan Oh
akhirnya berusaha mengambil rokok dari tangan Seol Ok dan mendorongnya. Wan
Seung menahan Seok Ok sebelum jatuh, Seol Ok bergegas menyuruh Wan Seung agar
mengejarnya. Tuan Oh berlari ke sekitar
asrama, Wan Seung berusaha mengejar tapi kehilangan jejak. Tuan Oh berada di atap mengaku Sangat sulit
untuk berhenti dengan wajah ketakutan.
Flash Back
Di mobil,
Joo Yeon mengaku sudah meracuni rokok Gi Yong jadi harus kembali sekarang
sebelum terlambat dan Sebelum Gi Yong mengisapnya. Tuan Oh kaget lalu meminta
Joo Yeon agar tak perlu khawatir, karena
akan membuang semuanya.
“Aku
sudah menelepon mereka tadi. Jadi Aku yakin mereka sudah membuangnya. Tapi Aku
punya pertanyaan. Apa Racun itu bisa membunuh orang dalam satu pekan?” ucap
Tuan Oh. Joo Yeon membenarkan.
“Aku
pernah bekerja sambilan di laboratorium kimia. Dan Aku mengambil sedikit untuk
membalas dendam... Ahh... Pasti aku sudah gila.” Ucap Joo Yeon merasa bersalah.
“Jangan
takut, Joo Yeon.” Ucap Tuan Oh menyakinkan Joo Yeon.
Setelah
itu ia pergi ke minimarket dan membeli rokok Peace lalu menukarnya dengan rokok
Gi Yong, setelah itu masuk ke ruangan staf dan sengaja mengunting bagian
puntung lalu memasukan ke dalam kantung teh milik In Ae.
Bersambung
ke part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar