Hee Yeon
menyiapkan sebuah minuman, Wan Seung pikir kalau hanya butuh segelas air. Hee
Yeon memberitahu kalau Anthocyanin dan citric acid akan membuat lebih rileks.
Wan Seung langsung menghabiskan minum mengaku kalau sangat segar.
“Apa ada
orang lain yang dendam dengan bisnismu? Apa
kau tahu?” tanya Wan Seung
“Aku
hanya senang membuat roti.” Kata Hee Yeon. Saat itu pintu terbuka dan angin
berhembus dengan kencang.
Cap lampu
diatas Hee Yeon bergoyang. Wan Seung langsung menahanya meminta agar Hati-hati.
Saat itu Seol Ok melihat sikap Wan Seung yang sangat perhatian pada wanita muda
dan cantik. Sung Ha hanya bisa menatap keduanya saling menatap.
Tuan Jo
duduk di ruangan dengan banyak kertas yang sudah dibuang diatas meja. Sung Woo
masuk ruangan menyapa kepalanya. Tuan Jo ingin tahu Dimana Letnan Ha. Sung Woo
memberitahu kalau Wan Seung sedang menyelidiki kasus pembakaran yang disengaja.
“Pastikan
dia tak macam-macam.” Kata Tuan Jo. Sung Woo binggung apa maksudnya Macam-macam
“Apapun
itu, jangan sampai dia melakukan hal lain. Kepala Shin sangat pusing
melihatnya.” Ucap Tuan Jo. Sung Woo menganguk mengerti dan akan keluar dari
ruangan
“Kepala
Tim Gye... Kemarin, aku menyunting bagian ini.” Kata Tuan Jo lalu gugup dan
Sung Woo seperti dengan senang hati ingin membacanya.
“Aku penasaran
bagaimana cara Anda mengubahnya.” Kata Sung Woo. Tuan Jo mengaku kalau berpikir
demikian kalau Sung Woo akan penasaran dan memperlihatkan hasil tulisanya. sung Woo mengambil hati Tuan Jo memuji kalau tulisan bagus.
Wan Seung
heran Seol Ok yang bisa tahu kalau ada kebakaran di toko yang lain lalu
mengejek Seol Ok itu bisa jadi dukun. Seol Ok pikir Wan Seung sudah menangkap
pelaku pembakarannya. Wan Seung bertanya kapan itu dengan nada sinis.
“Apa Itu
tak benar? Kau terlalu santai, jadi kupikir kau sudah menangkapnya.” Ejek Seol
Ok
“Kau tak
paham karena kau bukanlah seorang petugas, sekarang aku sedang menginterogasi
korban.” Ucap Wan Seung
“Aku
petugas kehormatan Dan aku adalah bagian dari Kantor Polisi Joongjin.”balasa
Seol Ok menunjuk lencananya. Wan Seung menegaskan kalau Seol Ok sebagai
juniornya
“Lalu
Kenapa kau bersama profiler itu?” tanya Wan Seung seperti cemburu.
“Apa Kau
mau dia pergi sendiri? Aku paham... Kalian berdua memang dekat.” Komentar Sung
Ha.
Seol Ok
tak percaya yang dimaksud itu “kita”. Wan Seung menegaskan mereka tak sedekat
itu. Wan Seung mengejek mereka berdua.. menganggap diri mereka sebagai
"kita". Seol Ok membela diri kalau melakukan hal itu pada semua orang
dan sudah melakukannya sejak kecil. Wan Seung tak ingin berlama-lama ingin tahu
tujuanya datang.
“Inspektur
Woo dan aku sedang mengusut kasus pembakaran berantai. Aku dan kau sudah
menyelesaikan satu kasus, 'kan?” ucap Seol Ok
“Kau tak
menganggap aku dan kau jadi
"kita". Kau bilang melakukannya pada semua orang.” Komentar Wan
Seung. Seol Ok terlihat binggung.
“Kau Bilang
saja "kita". Bisik Wan Seung tak ingin ketahuan kalau mereka dekat.
“Apa kau
punya musuh?” tanya Sung Ha. Wan Seung
mengaku sudah selesai memeriksanya.
“Aku
hanya membuat kue saja Dan mengurus toko.. Aku tidak tahu apa-apa.” Kata Hee
Yeon.
Sung Ha
melihat deretan kue di etalase, lalu merasa kalau Hee Yeon punya musuh kalau
dilihat dari harga yang malah untuk sepotong kue seharga 9800 won. Hee Yeon
mengaku menggunakan bahan yang bagus. Yaitu 100 persen “handmade” lalu mengajak
mereka ke tempat yang nyaman.
Saat itu
Petugas Kim Moon Ki sibuk dengan dengan ponselnya. Detektif Yuk langsung memarahi petugas Kim
yang pakai ponsel saat bekerja karena
pasti akan dimarahi. Petugas Kim meminta maaf dan langsung memasukan ponselnya.
“Dimana
si Pengendus Narkoba itu?” ucap Detektif Yuk sinis. Petugas Kim menunjuk ke
dalam
Di ruang
produksi
Sung Ha
sengaja memberikan tanda bulat pada
Joongjin2-dong, Joongjin3-dong, dengan butter cream. Seol Ok langsung memuji
Sung Ha yang terlihat keren dan memujinya. Wan Seung seperti cemburu mengeluh
Sung Ha yang mengambar diatas peta.
“Ini
adalah semua tempat kebakaran terjadi. Pelaku pembakaran di Baebang-dong dan
Joongjin-dong adalah orang yang sama. Pelakunya adalah...” kata Sung Ha
langsung disela oleh Wan Seung
“Usianya
awal 30-an... Seorang pria. Belum menikah... Ada 3,000 pria seperti itu di
daerah ini.” Jelas Wan Seung
“Dia melakukannya
di jam-jam tertentu. Dia melakukannya di Baebang-dong saat waktu makan malam. Dia melakukannya di
Joongjin-dong saat malam hari. Dia tak
bergerak pada siang hari.” Ucap Sung Ha.
Seol Ok
menyimpulkan si pelaku yang tak melakukannya saat siang hari. Wan Seung
mengeluh kalau itu Tak ada kemajuan. Sementara di sebuah bangunan ada seorang
pegawai seperti sangat senang dengan api. Sung Ha yakin kalau si pelaku melakukannya saat pulang kerja.
“Dia
melakukannya tergantung dengan suasana hatinya. Pasti ada kasus kecil yang
tidak terlaporkan. Lalu Dilihat dari modus operandinya, dia bukan pria yang
teliti. Dia melakukannya tergantung suasana hatinya dan juga bisa menyesalinya.
Dia bisa jadi seorang pria dengan pemikiran yang sederhana dan tidak pernah
menyesal.” Ucap Sung Ha menganalisis
“Kalau
begitu, pelakunya adalah......Ahjumma.” kata Wan Seung menunjuk ke arah Seol Ok
“Bukan aku...
Tapi Kurasa kaulah pelakunya.” Kata Seol Ok membayangkan Wan Seung menjadi
pelaku
Wan Seung
seperti orang tak waras membuka jasnya dan terlihat ada alat untuk membuat api
yang sangat lengkap. Ia berjalan dengan memperlihatkan kalau akan membakar habis
semuanya, sampai akhirnya berhenti di bagian papan dengan gambar rambut wanita.
Seol Ok yang membayangkan sendirian langsung tertawa bahagia.
Hee Yeon
melihat Seol Ok binggung bertanya ada apa dengan wanita didepanya. Wan Seung
hanya mengumpat Seol Ok itu aneh lalu menjelaskan tak ada apapun di
pemberentihan bus Baebang6-dong dan
Joongjin3-dong. Seol Ok memberitahu Terjadi kebakaran di pemberhentian bus dan
stasiun kereta.
“Jadi dia
tak naik kereta. Tapi Dia naik bus, 'kan?” ucap Hee Yeon. Sung Ha menyetujuinya.
“Dia
tinggal di Joongjin-dong dan bekerja di Baebang-dong. Dia pulang sekitar jam
6.00 atau 6.30 malam. Lalu Dia turun di pemberhentian bus Joongjin3-dong.” Ucap
Sung Ha dengan membuat garis lainya.
Wan Seung
seperti mengikutinya dengan Seol Ok merasa bersyukur karena pelaku tidak naik
bus karena Ada banyak orang dan mengajak untuk melihat CCTV di dalam bus. Seol
Ok pikir Orang-orang yang pindah bus
tidak termasuk sebagai pelaku.
“Sepertinya
dia tinggal di Joongjin3-dong.” Kata Sung Ha
“Carilah
orang yang membeli rokok dan acetone di Joongjin3-dong. Cari di semua pasar,
toko, dan apotek di sekitar situ..” ucap Seol Ok
“Toko
obat juga, karena Acetone juga dijual di toko obat. Acetone bisa digunakan untuk membersihkan dapur.” Kata Hee Yeon. Diam-diam
detektif Yuk mencoba menguping dari depan pintu.
Sung Woo
melihat papan dengan banyak foto sebaga “Kasus Pembakaran yang Disengaja” lalu
mulai melingkari bagian bukti yang ditemukan dan sedikit berpikir. Na Ra datang menemui Sung Woo. Sung Woo
dengan senang hati bertanya apakah ada yang bisa dibantu.
“Disini
agak bau kasus...” ucap Na Ra. Sung Woo hanya tersenyum lalu menerima telp yang
berdering.
“Kepala
Gye... Aku harus kerja apa?” tanya Na Ra. Sung Woo pikir mereka bukan pekerja
yang kaku.
“Sudah
hampir jam pulang dan Hentikan pekerjaanmu. Kau Mulai saja besok.” Ucap Sung
Woo
“Bolehkah
aku pulang sekarang?” tanya Na Ra. Sung Woo mempersilahkan.
Na Ra
dengan wajah bahagia menelp temanya kalau
akan Sampai jumpa 30 menit lagi di Hongdae. Saat itu Tuan Jo melihat
anak kepala polisi sampai menabrak TV yang tergantung, lalu masuk ke ruangan
Sung Woo ingin tahu keberadaan Detektif Ha.
Sung Woo
mengaku sedang menelpnya. Tuan Jo pun meminta agar bisa berbicara sendiri lalu
mengumpat marah kalau dianggap waktunya sedang
bermain-main, menurutnya mereka harus menyusut kasus pembakaran itu.
Sung Woo terlihat senang karena bisa membuat Wan Seung buruk dimata atasanya.
“Astaga.
Lebih baik bekerja seperti itu. Lalu kau bilang Profiler dari pusat?” ucap Tuan
Jo terlihat marah.
Seol Ok
kembali melihat peta kalau ada yang aneh, karena Kebakaran di toko 4 terjadi
sekitar pukul 3 atau 4 sore dan Terjadi pada jam kerja. Ia masih ingat
Berdasarkan analisa Inspektur Woo, saat itu adalah waktu kerjanya.
“Selalu
ada variabel... Bisa saja saat itu dia sedang libur, cuti sakit, atau cuti
bulanan.” Kata Sung Ha.
Seol Ok
mencoba cream yang ada di peta lalu memuji kalau rasanya Enak sekali. Hee Yeon
terlihat senang mendengarnya memberitahu kaalu menggunakan mint dari Swiss.
Sung Ha lalu pamit pergi karena merasa sudah selesai.
“Apa Kau
tak mau menangkap pelakunya dengan kami?” tanya Wan Seung
“Aku
adalah profiler dan Tugas detektiflah untuk menangkap pelaku.” Kata Sung Ha
“Kau juga
'kan seorang polisi.” Kata Seol Ok. Sung Ha menyuruh Wan Seung agar menangkap
pelakuanya. Wan Seung hanya bisa mengumpat kesal.
Di kantor
polisi, Sung Woo mengadakan rapat dengan semua petugas memberitahu kalau
Pelakunya berusia awal 30 an dan bekerja di Baebang-dong, dengan status belum
menikah. Dan tinggal di Joongjin3-dong. Dengan peta yang ada didepanya
menjelaskan seperti yang dikatakan Sung Ha.
“Dia
melewati pemberhetian bus Joongjin3-dong tiap hari.” Ucap Sung Woo
“Astaga,
kalau begitu... Kita hanya perlu memeriksa CCTV... Kepala Tim Gye memang hebat.”
Kata Kepala Shin lalu memberikan pujian meminta agar memberikan tepuk tangan.
“Mohon
bantuannya untuk Unit 3 dan 4. Akan kupastikan untuk menangkap pelakunya
sebelum tim pusat menangkapnya.” Kata Sung Woo yakin.
“Aku akan
mendukungmu dan Lakukanlah dengan caramu.” Kata Tuan Shin. Sung Woo mengucapkan
terimakasih.
Seol Ok
kembali melihat ke TKP dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Wan Seung heran
melihat Seol Ok dan menyadari kalau Seol Ok sudah memasang tipe baru kaca
pembesarnya. Seol Ok dengan bangga kalau ia adalah petugas kehormatan.
“Petugas
kehormatan apanya dan Kau hanya warga sipil biasa.” Ejek Wan Seung. Seol Ok tak
mengubrisnya dan mengambil puntung rokok.
“Dia
tidak mengisap rokoknya.” Kata Seol Ok semakin penasaran.
“Hei...
Jaga Ahjumma dengan baik. Awasi dia, jangan sampai melakukan hal aneh.”
Perintah Wan Seung pada Petugas Kim. Petugas Kim yang sedang berjaga menganguk
mengerti.
“Permisi.
Anda tak boleh melakukannya disini, jadi Keluarlah” kata Petugas Kim menarik
Seol Ok untuk keluar dari TKP
“Hei...
Sedang apa kau? Aku hanya menyuruhmu mengawasinya, bukan malah menyentuhnya... Dia
petugas kehormatan. Paham?” ucap Wan Seung membela. Seol Ok tersenyum bahagia
mendengarnya.
“Kalian
semua sudah mendengarnya. Bekerjalah sesuai arahan Unit Satu mulai dari
sekarang.” Ucap Sung Woo memberitahu semua tim di kepolisian dengan menyerahkan
tugasnya juga pada Detektif Yuk agar memeriksa CCTV dan kamera dasbor.
“Apa yang
kau lakukan? Apa ini?” tanya Wan Seung baru saja datang melihat Detektif Yuk,
tapi seperti kembali diabaikan dan semua langsung bubar.
“Apa ini?
Semuanya sibuk tanpaku.” Kata Wan Seung heran.
Sung Woo pikir mereka adalah tim terbaik Jadi bisa memberikan arahan.
“Oh,
Yah.. Ada hal penting... Bisakah kau melakukannya?” kata Sung Woo. Wan Seung
ingin tahu apa itu. Sung Woo mengaku
kalau tugasnay sangat sederhana saja.
Petugas
Kim sedang berjaga sambil menonton video, seorang pria bertopeng mengatakan
“Kau hanya butuh rokok dan acetone. Aku akan membakar habis toko sampah Genoise
itu.” Wajah petugas Kim langsung panik.
“Kau Makanlah
kuenya sebelum kau pergi.” Kata Hee Yeon membawa sepiring kue dan minuman.
Petugas Kim melihat label nama di piring bertuliskan “Genoise” lalu memberitahu
Hee Yeon.
Seorang
petugas melarang Seol Ok masuk karena harus punya kartunya untuk masuk. Seol Ok
memperlihatakan lencana sebagai petugas kehormatan polisi tapi tetap tak boleh
masuk. Saat itu Wan Seung keluar dengan membawa tangga dan kaget kenapa datang
ke kantor polisi.
“Aku
takkan pergi sebelum menangkap pelakunya.” Tegas Seol Ok dan bertanya kemana
Wan Seung akan pergi.
“Ada hal
penting yang harus kulakukan.” Kata Wan Seung lalu berjalan pergi.
Spanduk
bertuliskan “Kekhawatiran dan cinta kita akan. membuat dunia tanpa kekerasan dan kejahatan” dan Wan Seung sibuk
mengikatnya pada tiang. Seol Ok pikir Semuanya pergi menangkap pelaku pembakar
dari tadi tapi Wan Seung malah sendirian. Wan Seung hanya terdiam.
“Ah, kau
ditinggalkan, kan..” ejek Seol Ok dan saat itu Hee Yeon datang melihat keduanya
ada didepan kantor.
“Harusnya
kau ada di lokasi. Kenapa kau malah
disini?” kata Wan Seung memarahi petugas Kim datang dengan Hee Yeon. Petugas Ki
mengaku Pekerjaannya sudah selesai.
“Ada
masalah apa?” tanya Seol Ok melihat
wajah panik Hee Yeon.
Di cafe
Semua
duduk bersama, He Yeon memberitahu Pelaku yang membakar tokonya seperti
dikatakan pada video dan meminta agar keduanya bisa melihatnya kalau itu toko
mereka yang ketiga. Mereka melihat video yang berjudul “Hukuman Bagi Genoise”
“Apa kau
tahu harga kuenya? Harga semua kue disana seharga dengan upahku sehari.” Ucap
si pria. Seol Ok melihat nama accountanya "Si Juru Api"
Sementara
di Tim polisi sedang melakukan analisi “Truk Pembakaran dan juga Pembakaran
Franchise ke-3 Genoise”. Sung Woo ingin tahu tentang pelakunya. Detektif
Yuk mengatakan punya 5 pelaku yang cocok dengan cirinya tapi semua punya alibi.
“Kita
butuh waktu.. jika ingin...” ucap Sung Woo terlihat kesal dan saat itu. Han Min
datang memberitahu akalu Sebuah laporan masuk.
“Video-video
yang diunggah di website deep. (sebuah website online yang tak bisa dicari
menggunakan portal biasa pada umumnya.) Sepertinya berhubungan dengan kasus
ini.” Jelas Han Min.
Si pria
berkata “Orang ini tak tahu caranya parkir yang baik. Dia malah parkir di pintu
masuk.” Sung Woo penasaran Siapa pria
bertopeng itu dan kembali melihat video dengan mengatakan “Akan kupastikan dia
takkan melakukan hal yang sama lagi.”
Seol Ok
melihat video yakin kalau itu peringatan dari pelaku. Wan Seung mengeluh karena
Seol Ok bilang jangan berprasangka dulu menurutnya Mungkin pelaku yang
melakukannya setelah insiden itu. Petugas Kim pikir tak seperti itu.
“Itu
terjadi tengah malam.” Kata Petugas Kim. Semua binggung apa maksud ucapanya.
“Mereka
bilang videonya diunggah tengah malam sebelum
insiden terjadi.” Jelas Hee Yeon. Petugas Kim menganguk setuju.
“Daftar
videonya panjang juga” kata Seol Ok. Wan Seun kembali melihat video lalinya.
“Orang
ini tak tahu cara parkir yang baik, Dia malah parkir depan pintu masuk. Aku
akan membuatnya takkan melakukannya lagi.” Ucap si pelaku dengan membuat api
mengunakan botol soju.
Wan Seung
mengingat Tanggal 25, malam hari, lalu esok paginya menemukan kasus Pria yang
kesal karena mobil truknya dibakar lalu berpikir kalau itu asalnya dari botol
yang di lempar dari atas. Seol Ok
melihat kalau ada video di Tanggal 27.
“Si nenek
tua itu... Dia menyiramiku air, tapi dia tidak minta maaf. Aku akan memberi dia
pelajaran dengan kapur ini.” Ucap si pelaku
Wan Seung
mengingat saat datang ke rumah nenek kalau
Polystyrene mudah terbakar jika terkena kapur. Seol Ok yakin si pelaku mengunggah videonya tengah malam. Wan Seung
tahu kalau pelaku membakarnya setelah pulang bekerja. Seol Ok pikir Analisa Inspektur Woo benar. Wajah Wan
Seung langsung cemberut.
“Ada yang
diunggah lagi pada tengah malam hari ini.” Kata Seol Ok melihat video si pelaku
dengan wajah ditutup topeng.
“Anak-anak
jaman sekarang kurang ajar sekali. Mereka menunjuk-nunjuk orang dewasa dan
tidak memberi salam. Dasar anak-anak nakal jaman sekarang. Aku akan
membersihkannya dengan baik.” Ucap si pelaku lalu Si pelaku membeli bensin
dalam dirigen di pom bensin.
Tuan Tuan
Jo dengan semua tim menonton video dari si pelaku yang merencakan pembakaran, “Kau
menyebabkan kebakaran kecil. Dan meletakan bensin dekat api seolah-olah itu
adalah air. Lalu mereka akan memadamkan apinya menggunakan bensin itu, tetapi
apinya malah jadi membesar.”
“Kalin Tunggu
apalagi? Tangkap sialan itu! “Teriak Tuan Jo marah. Sung Woo menyuruh anak buahnya
agar Lacak IP dan alamatnya.
“Mustahil
untuk melacak IPnya... Ini adalah website deep. Bahkan penjualan narkoba tak
bisa diselidiki disana.” Kata Han Min
“Jadi...
Apa kau hanya duduk diam saja tanpa melakukan apapun?” teriak Sung Woo marah
Wan Seung
melihat sekarang sudah jam 7 jadi pelaku turun dari bus. Seol Ok pikir Pergi ke
pemberhentian bus takkan menghasilkan apapun. Hee Yeon binggung dengan cara menangkap
si pelaku.
Seol Ok
terdiam seperti berpikir, Wan Seung melihat Seol Ok menyuruh mereka diam karena
tahu pasti Seol Ok menemukan sesuatu. Seol Ok melihat dalam video ada tulisan. "The Hare's Liver"
“Kurasa
aku pernah melihatnya.” Kata Seol Ok. Wan seung menyuruh agar memikirkan dengan
baik. Seol Ok mengingat poster (Musikal Keluarga, "A Tale of a Turtle"
saat berjalan dengan Sung Ha.
Si pelaku
sudah membawa bensin menuju tempat musikal, Seol Ok mengajak Wan Seung agar
berlari keluar dari cafe dan langsung menaiki taksi pergi ke Pusat Kebudayaan
Joongjin. Saat itu petugas Kim menerima telp dari Detektif Yuk seperti sengaja
menguping.
Pertunjukan
di panggung sudah dimulai dengan semua anak yang menonton, di kantor polisi
semua bergegas pergi dengan Sung Woo dibagian depan. Seol Ok dan Wan Seung
akhirnya sampai di gedung pertunjukan, mereka masuk ke ruangan pertunjukan tapi
tak menemukan pelakunya.
“Unit 3,
pergi Ke lantai 2. dan laporkan situasinya. Unit 4 dan 5, awasi tempat ini dan Unit
Satu, ikut aku.” Kata Sung Woo membagi tugas saat sampai di gedung pertunjukan.
Keduanya keluar
dari ruang pertunjukan, Seol Ok mencoba mengingat yang ada di video. Si pelaku
mengatakan “Kau
mengakibatkan kebakaran kecil Dan meletakkan bensin di dekat api seolah-olah
itu adalah air. Orang-orang bisa jadi bingung apakah itu air atau bensin. Aku
akan membersihkan tempatnya.”
Seol Ok
pikir kalau "Membersihkan tempatnya." Wan Seung mengartikan itu Kamar
mandi.
Si pelaku sedang mencuci tangan di kamar mandi, lalu seperti melihat
kenanganya dengan anak-anak yang berisik dengan bermain tissue. Dengan wajah sinis,
langsung memarahinya. Salah satu anak melihat tangan si pelaku dan mengejeknya
seperti monster atau zombie. Si pelaku yang mengingatnya sengaja membuat api
diatas wastafel.
Seol Ok
dan Wan Seung berlari menuruni tangga dan bertemu dengan Tim Sung Woo akan
menaiki tangga. Sung Woo bertanya apakah Wan Seung sudah selesai memasang
bannernya. Wan Seung menejek Sung Woo datang untuk memeriksanya. Sung Woo
memberitahu Wan Seung kaalu tak boleh bersantai.
“Kami
kesini untuk menangkap pelakunya.” Kata Sung Woo dengan tatapan sinis.
Di ruang
pertunjukan mereka diberi waktu istirahat. Ibu guru pun mengajak anak muridnya
yang ingin pergi ke toilet dan kembali dalam 10 menit. Si pelaku mulai membakar
tissue yang sudah diberi cairan bensin. Seol Ok melihat anak-anak yang mau
pergi ke toilet dan ingin menahanya karena berbahaya. Detektif Yuk langsung
mendorongnya agar tak bergerak.
“Dimana
brengsek itu?” tanya Sung Woo. Wan Seung mengaku kalau mereka juga tidak tahu.
Semua akhirnya
anak laki-laki masuk ke dalam toilet, dan guru mereka menunggu di luar. Seol Ok
melihat seorang pria keluar dengan membawakan dirigen. Sung Woo dkk akhirnya
mengejarnya dan Detektif Yuk dengan polisi lainya menahan Seol Ok dan Wan Seung
agar tak kabur.
“Plafon
toilet di tempat seperti ini menggunakan
bahan uretan yang mudah terbakar. Dan panggungnya terbuat dari kayu. Ini Bisa
saja terjadi kebakaran besar.” Ucap Seol Ok panik
“Tim kita
sudah memeriksanya... Apa kau Paham?” ejek Detektif Yuk.
Wan Seung
tak bisa menahannya akhirnya memberikan pukulan pada Detektif Yuk dan bisa
menuntutnya, lalu berlari menuruni tangga. Salah satu anak akhirnya melihat
asap dari celah bawah, lalu berteriak memanggil ibu guru mereka. Ibu Guru pun
masuk dengan wajah panik mengajak anak-anaknya agar segera keluar dan melihat
sumber api lalu ingin menyiram dengan air dalam ember.
Wan Seung
datang langsung menahanya, tapi sedikit cairan mengenai api dan akhirnya
membesar. Guru dan anak-anak pun keluar. Seol Ok meminta polisi lainya untuk
membantu anka-anak dan guru, wajahnya panik didepan toilet memanggil Wan Seung.
Akhirnya Wan Seung keluar dan hampir kehabisan nafas.
“Kenapa
kau hanya berteriak saja dan tak ikut masuk?” keluh Wan Seung Seol Ok memastikan keadaan Wan Seung lebih
dulu. Saat itu Detektif Yuk datang dan
ingin membalas dendam pada Wan Seung, tapi Sung Woo datang untuk
menghentikanya.
“Sersan
Yuk... Tak ada bedanya kalau kau digigit olehnya. Pasti ada kesempatan lainnya
jadi Tunggu saja.” Ucap Sung Woo sinis dan mengajak Detektif Yuk untuk keluar.
Seol Ok kembali memastikan keadaan Wan Seung dengan wajah panik
“Aku Tak
apa. Semuanya sudah berakhir.” Kata Wan Seung sedikit kehabisan nafas karena
asap.
Pelaku
akhirnya dibawa keluar dari gedung, semua orang yang melihat langsung mengumpat
kalau pria itu tak tahu malu dan mereka bersyukur sudah ditangkap karena akan
membusuk 10 tahun di penjara. Hee Yeon pun melihat seperti bisa sedikit
bernafas lega karena pelakunya sudah ditangkap.
“Hei,
spy... Kau tak boleh hidup seperti itu... Kita tim, kan? “ teriak Wan Seung
pada Petugas Kim yang berjalan dibelakang Sung Woo
“Dan aku
pemimpin tim... Aku akan membiarkanmu menyelidiki kasus, tanpa melapor padaku, Karena
ini kasus pertamamu disini.” Ucap Sung Woo sinis lalu pamit pergi.
Seol Ok
mendekati Wan Seung ingin tahu orang seperti apa Tim baru Wan Seung yang bisa
berbuat seperti itu. Wan Seung pikir mereka sudah menangkap pelakunya dan juga
menghentikannya sebelum membakar tempat ini. Jadi itu yang diharapkan.
“Detektif.
Ha... Apa Kau baik-baik saja? Toko kueku akan baik-baik saja, 'kan?” ucap Hee
Yeon seperti panik.
“Tentu
saja.” Kata Seung Woo. Hee Yeon langsung mengucapakan Terima kasih dan saat itu
tiba-tiba hujan turun dengan deras.
“Hei,
kembalilah ke kantor.. Kau tak salah apa-apa, karena Kau harus jawab saat
ditanya.” Ucap Wan Seung pada petugas Kim.
“Jadi,
takkan terjadi kebakaran lagi.” Kata Seol Ok terlihat bahagia.
“Kau
sepertinya sangat mencemaskanku.” Ejek Wan Seung. Seol Ok tiba-tiba teringat
dengan tas belanjanya dan sayuranya mungkin akan layu, lalu bergegas
pergi. Wan Seung mengejek kalau Seol Ok
itu pasti malu.
Seung Woo
pulang ke rumah langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur karena
menurutnya hari yang berat. Seol Ok pun berbaring tapi di seperti gelisah
memikirkan sesuatu dan melihat dari tatapan mata si pelaku merasa kalau Ada
pelaku lain lagi selain Nam Jin Tae
“Aku
takkan pernah ditangkap... Kebakaran itu akan terus terjadi. Dan target
selanjutnya adalah... detektif sampah menyedihkan itu, Ha Wan Seung.”
Wan Seung
terbangun karena ada asap yang masuk ke dalam kamarnya, saat membuka pintu
semua rumahnya sudah terbakar. Ia pun kebingungan akan keluar lewat mana.
Bersambung
episode 3
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar