PS : All images credit and content copyright : KBS
Kakek
pemilik supermarket berjalan di gang, lalu bertemu dengan seorang berteriak
marah kalau dirinya yang Asudah cukup melelahkan dan tidak bisa membiarkannya
lagi, lalu mamarahinya karena sudah Berani memelototinya. Tiba-tiba sipelaku
langsung menusukan pisau di perut si kakek.
“Kau tahu
ini jam 4 pagi, 'kan?” ucap Wan Seung keluar sambil menguap.
“Ku
bilang aku tidak perlu memberiku tumpangan. Aku bisa berlari lebih cepat jadi
Pergi saja.” Kata Seol Ok Tapi Wan Seung tetap mengantarnya.
“Aku
mungkin terlambat. Aku perlu menjadi 100 orang pertama untuk duduk di depan.” Kata Seol Ok akhirnya
ikut berlari dengan pelajar lainya yang ingin duduk didepan.
Disebuah
gang, tempat si kakek sudah diberikan garis polisi. Seol Ok melihat dari
kejauhan mencoba menyakinkan diri untuk tak harus melihatny karena akan
mengodanya. Ia yakin kalau akan gagal lagi kalau tak bisa fokus.
“Lebih
penting duduk di kursi depan sekarang... Aku mungkin terlambat.” Ucap Seol Ok
dan bergegas pergi.
Wan Seung
akan kembali menerima telp kalau ada Kasus pembunuhan dan bergegas memutar
kembali mobilnya.
Seorang
pria berdiri dalam kegelapan disekitar TKp merasa kalau Baunya seperti darah
segar dengan agak amis dan manis. Ia pun tak bisa menjelaskan kalau seperti
terasa Dingin dan tidak memiliki pemanas tapi merasa kala ini Sangat tinggi
suhunya.
“Ada
begitu banyak CCTV terpasang di daerah ini kecuali untuk tempat ini. Apa tidak
ada apa-apa di sini?” ucap Si Pria yang bergaya seperti detektif. Detektif Yuk
mengeluh melihat Wan Seung hanya diam saja dan menyuruh si pria akan pergi.
“Aku
belum melihatmu.” Kata si pria. Wan Seung binggung siapa pria itu.
“Apa Kau
tidak tahu siapa aku?” tanya si pria merasa terhina. Wan Seung mengaku kalau
memang tidak tahu.
“Apa
rambutku berantakan hari ini?” ucap si pria merapihkan rambutnya agar Wan Seung
bisa mengenalinya.
“Apa kau
masih belum tahu siapa aku?” tanya si pria. Wan Seung tetap mengelengkan
kepalanya.
“Apa kau
benar-benar seorang petugas polisi? Apa Kau tidak kenal aku? Aku berada di
sebuah artikel karena menjadi penyidik ilmiah
jenius.” Ucap si pria
“Aku juga
sedang melakukan iklan sebagai detektif tampan dari Kantor Seodong.” Balas Wan
Seung
Si pria
pikir tak ada yang menonton iklan tapi berita dirinya sudah dirilis di koran
harian dan melihat kaus yang bertuliskan Ilmu Forensik. Wan Seung pun hanya
bisa diam saja.
Seol Ok
menaruh bukunya merasa senang karena datang satu jam lebih awal hari ini lalu
berjalan melihat antrian yang bisa duduk didepan ingin tahu Jam berapa orang di
depan datang dan harus bertanya, lalu melihat buku catatan “Hukum Acara Pidana,
bernama Yoon Mi Joo dan melihat kalau
itu ada darah yang menetes.
Si kakek
akhirnya dibawa pergi oleh ambulance, Si pria dari tim forensik terus berusaha
mencoba cara mengetahui si pelaku menusuk pisau pada Wan Seung di bagian perut.
Wan Seung meminta agar bisa mengehentikan karena perlu mempertanyakan saksi.
“Ini
aneh... Berapa tinggimu?” tanya si pria. Wan Seung menjawab Tingginya 182 cm.
“Kenapa
tidak mengatakan dari awal? Apa kau bodoh? Jika kau punya mata, lihat bagaimana tubuh bagian bawah dan tinggi
korban. Dia tidak setinggimu.” Kata si pria mengomel
“Aku
belum melihat korbannya dengan seksama. Aku datang terlambat” kata Wan Seung
“Jangan
membuat alasan... Aku menyia-nyiakan 20 menit berhargaku karenamu.” Kata Si
pria. Wan Seung pikir itu sama juga denganya.
“Apa kau
pikir 20 menit seorang detektif normal sepertimu dan agen jenius sepertiku itu
sama?” kata si pria
“Kau
muncul entah dari mana dan menusukku dengan penamu. Dan Hentikan itu! Berapa lama
lagi kau akan membuang waktuku? Ini entah bagaimana membuatku kesal.” Ucap Wan
Seung akhirnya berjalan pergi.
Seol Ok
akhirnya berjalan ke depan buku Hukum Acara Pidana, Yoon Mi Joo dan saat itu
Wanita yang bernama Mi Jo datang bertanya apa yang dilakukan Seol Ok didepan
mejanya. Seol Ok mengaku kalau hanya ingin tahu berapa jam menunggu harus duduk
didepan.
Mi Jo
hanya menatap sinis dan duduk didepan dengan sumpah tissue dihidungnya. Seol Ok
melihat ada banyak noda darah pada baju dan juga sepatu Mi Jo.
“Aku
harus belajar banyak untuk duduk di barisan depan. Aku biasanya pergi
berbelanja jam 4 pagi.” Ucap Seol Ok menyakinakn diri.
Wan Seung
bertemu dengan salah satu saksi. Si pria menceritkan kalau sedang berhenti di
gang untuk merokok dalam perjalanan, dan
melihat Pak Ketua di bawah sana. Wan Seung binggung siapa yang dipanggil Pak
ketua. Si pria mengatakan kalau si kakek
memang dipanggils seperti itu.
“Awalnya
aku mengira dia mabuk lalu aku mendekat.” Kata Si pria mendekati Si kakek yang
sudah terluka.
“Apa kau melihat
orang lain di gang itu?” tanya Wan Seung
“Aku melihat
seseorang keluar dari sana. Dia sepertinya menutup telinganya dan berlari. Tapi
saat itu Terlalu gelap sehingga aku tidak begitu yakin.” Kata Si pria.
Wan Seung
pergi ke toko lainya. Si pria mengatakan
menutup toko jam 02:30. Wan Seung
ingin tahu apakah mereka melihat ada yang aneh, atau melakukan sesuatu yang
aneh. Si pria mengaku Tidak ada yang
aneh terjadi.
“Oh
Yah..., beberapa bajingan gila mencuri kunci toilet kami kemarin.” Ucap si
pria. Wan Seung melhat peringatan “Letakkan kembali kunci setelah menggunakan kamar kecil”
“Kau
bilang Kunci toilet?” tanya Wan Seung binggung.
Wan Seung
kembali ke TKP ada jejak kaki dan mengukur kalau sekitar 240 mm dan bisa pelakunya
seorang pria atau seorang wanita.
Detektif
Yuk mencoba mencari dari rekaman CCTV dan melihat sesuatu yang mencurigakan,
dan bertanya apakah petugas mengenal anak itu. Si penjaga Melihat pakaian dan
ranselnya, kalau orang itu tampaknya menjadi peserta ujian.
“Ini
wanita... Tunggu, dia terlihat tidak asing... Dia tinggal di Ino Residence... Dialah
yang berangkat paling awal saat fajar.” Ucap Si petugas melihat Mi Joo yang
berjalan dengan membawa bukunya.
Seorang
dosen memberitahu kalau mereka semua disini mungkin berpikir... akan lulus
ujian tapi semua itu salah karena mereka itu bisa salah. Seol Ok duduk
dimejanya merasa kalau adan aneh dan mencoba kalau mimisan dan mengelap
dibajunya.
“Seharusnya
sisi luar jika itu mimisan... Tapi itu sisi dalam.” Ucap Seol Ok berbicara
sendiri lalu dosen melihat Seol Ok yang sibuk sendiri langsung menegurnya.
“Hei
kau.... Apa Ada madu di lengan bajumu? Jika kau tidak ingin tinggal di
Noryang-dong sepanjang hidupmu, maka kau harus fokus dan fokus terus. Hei... Kau,
wanita yang menutup telinganya. Jangan buang uangmu dan tidur mulai besok,
mengerti?” ejek Si dosen lalu keluar dari ruangan.
Saat itu
Wan Seung dan detektif Yuk masuk meminta semua untuk duduk kembali dan
memberitahu kalau mereka dari Kantor Polisi Joongjin. Wan Seung melihat Seol Ok
bertanya apakah merasa lelah. Seol Ok kaget melihat Wan Seung ingin tahu kenapa
datang ke tempat lesnya.
“Aku
tidak di sini karena kau, jadi jangan
pedulikan itu.” Ucap Wan Seung lalu berjalan ke bangku paling depan memanggil
Yoon Mi Joo.
“Apa kau
Yoon Mi Joo? Aku Detektif Ha dari Kantor Polisi Joongjin.” Ucap Wan Seung lalu
memakaikan borgol. Mi Joo binggung tiba-tiba di borgol.
“Kau
ditangkap karena dicurigai membunuh Lee Wang Sik.” Kata Wan Seung lalu menyuruhnya
berdiri. Seol Ok kaget karena Mi Joo
akhirnya dibawa ke kantor polisi.
Seol Ok
mengaku noda darah itu aneh tapi merasa tak percaya kalau Mi Jo membunuh
seseorang. Tapi Wan Seung merasa yakin
100 persen kali ini. Seol Ok pikir Wan Seung belum mendapatkan pengakuannya.
Wan Seung pikir apakah Mi Joo dianggap tak bersalah karena tidak mengakuinya. Seol Ok merasa yakin kalau ini aneh.
“Dan
lagi, Dia tidak terlihat seperti
membunuh seseorang... Dia terlihat cantik dan polos.” Ucap Wan Seung seperti muji dengan Mi Joo
“Apa Kau
pikir wajah itu terlihat polos? Kau tidak memiliki mata seperti wanita. “ ejek
Seol Ok. Wan Seung heran dengan Seol Ok yang berpikir itu aneh
“Kau
melihat ruang kuliah sekarang, 'kan?” kata Seol Ok. Wan Seung mengejek kalau Ini
menakjubkan.
“Untuk
duduk di depan,maka Kau harus bangun jam 3 pagi paling lambat. Tapi Yoon Mi Joo
duduk di depan sepanjang waktu.” Ucap Seol Ok, Wan Seung ingin tahu apa
maksudnya
Seol Ok
melihat note yang ditempel kalau Mencari anggota kelompok belajar, lalu berkata
kalau ini tidak masuk akal bahwa Mi Joo
membunuh seseoran ketika sedang terburu-buru untuk mengantri di tempat
duduknya. Wan Seung pikir Seol Ok telah kehilangan akal sehatnya.
“Aku kira
kau tidak cocok dengan kota ini.” Ucap Wan Seung mengejek
“Kau
mungkin tidak percaya, Tapi begitulah cara kerja di sini. Ini adalah dunia yang
sama sekali berbeda.” Jelas Seol Ok. Wan Seung bertanya apakah itu Kelompok
belajar yaitu kertas yang dibawa Seol Ok.
“Ya...
Aku perlu bergabung dengan kelompok
belajar untuk mendapatkan informasi. Aku terlalu tua, dan tidak punya teman. Bahkan Tidak ada yang mau
berbicara denganku.” Jelas Seol Ok
“Ini
semua trik untuk menangkap wanita.” Komentar Wan Seung. Seol Ok pikir itu lebih
baik lagi.
“Apa?
Datanglah dengan akal sehatmu. Tidak ada waktu untuk kencan dan Pikirkan kenapa
kau di sini. Apa kau ingin gagal lagi? Kau tidak cocok untuk orang-orang muda
ini. Mereka belajar sepanjang malam, tapi kau mengantuk.” Kata ejek Wan Seung
Si pria
mesum menerima telp kalau ada dilantai kedua Gedung Ino dan meminta agar Datang
ke ruang belajar, B6 dan akan menunggu nanti. Wajah si pria terlihat bahagia
karena bisa mendapatkan tempat belajar, lalu mengangkat telp lainya
“Apa kau
mencari anggota kelompok belajar?” tanya seorang pria
“Jangan
panggil aku karena ini menjengkelkan, oke?” kata si pria mesum seperti hanya
ingin belajar dengan wanita lalu menerima telp kembali.
“Bisakah
aku bergabung dengan grup ini? Aku di depan gedung.” Ucap Seol Ok
“Aku akan
pergi ke sana untuk menjemputmu.” Kata si pria mesum dengan wajah bersemangat
karena mendengar suara wanita.
Ia
bergegas keluar tapi melihat Seol Ok dan Wan Seung dan bergegas kabur. Seol Ok
mengatakan sudah ada dilantai atas, kalau ada di ruangan B6, setelah itu
mengeluh kalau terus mengikutinya.
“Aku
hanya menyelidiki kasus ini. Bukankah kau tahu aku butuh informasi?” ucap Wan
Seung
“Jangan
berjalan terlalu keras. Bukankah kau tahu orang disini sensitif?” bisik Seol
Ok. Wan Seung merasa tidak berjalan keras sama sekali.
Seol Ok
melihat di ruangan kalau tak ada orang, lalu sebuah pesan masuk “ ditunda
sampai besok dan memberitahu Wan Seung, WanS eung binggung kalau tiba-tiba
menurutnya Sesuatu yang mencurigakan karena pria itu bilang bahwa akan menjemputnya
karena itu untuk menangkap wanita. Si pria mesum bersembunyi di kolong meja.
Seol Ok
akhirnya mengajak Wan Seung ke pasar termurah di Noryang-dong. Dan memilih
beberapa barang yang dibutuhkan. Wan Seung binggung melihat sarung tangan
handuk, dan menanyakan fungsinya. Seol Ok memberitahu kalau memakai itu maka
bisa n mengeringkan rambut dan bisa menghemat waktu.
“Ini
untuk menutup suara yang mengganggu. Llau Hal ini untuk mencegah sindroma penyu
leher. Sementara Ini untuk memeriksa waktu ketika aku melakukan tes. Dan alat
ini untuk berhenti membuat suara ketika
aku meletakkan pena.” Ucap Seol Ok memilih banyak barang.
“Kau
menghabiskan banyak uang untuk belajar... Kota ini menakutkan.... Dikatakan 500
kali.” Ucap Wan Seung melihat papan peringataan [Anda harus membayar kembali
500 kali jumlah jika Anda tertangkap mengutil.]
Seol Ok
sengaja melengos pergi saat melewati TKP, Wan Seung menariknya bertanya apakah
Seol Ok tak penasaran dan ingin masuk untuk melihatnya. Seol Ok menolak karena memiliki beberapa
bagian yang tersisa untuk dipelajari
hari ini.
“Astaga,
ini seperti seekor rubah yang lewat di
kandang ayam. Aku kira kau benar-benar tidak akrab dengan kota ini.” Komentar Wan
Seung
“Aku akan
lulus ujian dan periksa TKP dengan otoritas.” Tegas Seol Ok
“Mari
kita lihat berapa lama ini akan bertahan.” Kata Wan Seung.
Seol Ok
menyusun semua barang-barang yang belum di belinya, menurutnya kalau semua sempurna.
Dan melihat ada sebuah Note “ Aku perlu berbicara denganmu sebentar lagi. Aku
akan menunggu di atap.” Lalu akhirnya pergi ke atap
“Apa yang
aku lakukan saat ini? Aku membuang semua pena multi-gunaku yang berisik. Aku
juga mematikan tikar bahkan juga menggunakan sedotan untuk minum air. Jadi apa
yang aku lakukan salah kali ini? Siapa manajernya?” kata Seol Ok akhirnya
sampai ke atap
“Apa Nona
Yoo Seol Ok? Kau Yoo Seol Ok, 'kan?” ucap si pria tambun. Seol Ok kaget kalau ada
yang mengenalnya.
“Tentu
saja. Aku adalah penggemar beratmu. Mulai dari Kasus pembunuhan lakban, Kasus
No Du Gil Dan kasus penipuan pernikahan juga.” Kata si pria. Seol Ok tak
percaya mendengarnya.
“Minum
ini sebelum menjadi dingin... Orang akan mengeluh jika kau meminumnya di dalam.”
Kata Si pria memberikan minuman kaleng. Seol Ok pun mengucapkan Terima kasih.
“Ketika
aku melihatmu mendaftarkan ruang belajar, Aku seperti, "Ya ampun, apa ini
nyata?" Seluruh tubuhku bergetar karena kegembiraan. Aku terlalu gugup
untuk berbicara denganmu. Lalu Aku menarik keberanian hari ini.” Ungkap Si
pria. Seol Ok seperti tak percaya melihatnya
“Kupikir
semua orang membenciku.” Komentar Seol Ok
“Tidak
mungkin. Aku bahkan bergabung dengan klub penggemarmu.” Kata Si pria. Seol Ok
tak percaya kalau punya klub penggemar
“Tentu
saja... Sebutannya, "Yoo Seol Ok, aku akan menangkapmu."” Kata Si
pria. Seol Ok ingin tahu Berapa anggota yang ada disana
“Ada dua
termasuk aku. Aku tidak yakin apa yang lain adalah pria atau wanita. Bagaimana
kalau kita mengadakan pertemuan
bersama... saat punya lima anggota? Ahh.. Tidak, jika memiliki 10 anggota, ayo
lakukan pertemuan penggemar. Aku akan memimpin.” Kata si pria penuh semangat.
Seol Ok hanya bisa menahan senyumanya.
“Omong-omong,
Aku minta tolong padamu. Maukah kau melakukannya untukku?” kata si pria dengan
wajah penuh pengharapan.
Wan Seung
menginterogasi Mi Jo yang bilang tidak
biasanya melewati gang itu. Mi Joo mengaku tidak punya pilihan malam itu karena
sudah terlambat Jika tidak melakukanya karena harus pergi jauh. Wan Seung ingin
tahu Kenapa Mi Joo tidak melapor ke polisi saat melihat mayat
“Aku
tidak melihat apapun.” Kata Mi Joo karena seperti fokus dengan bukunya.
“Pakaianmu
memiliki noda darah dari Lee Wang Sik yang meninggal dunia.” Kata Wan Seung.
“Kupikir
darah itu berasal dari hidungku.” Jawab Mi Joo. Wan Seun merasa kalau Mi Joo
sedang mengajak bermain-main denganya. Mi Joo tak bisa berkata apa-apa lagi.
Di ruang
kontrol
“Korbannya
laki-laki. Bisakah seorang wanita menusuk seorang pria sampai mati?”ucap Na Ra
“Dia sudah
tua. Itu mungkin terjadi. Ini adalah pasar termurah di daerah ini. Aku harap mereka
tidak menaikkan harga setelah mengganti pemiliknya.” Kata Han Min
“Apa?
Seorang pria meninggal... Itu adalah sesuatu yang tidak penting sama sekali.” Keluh
Na Ra dan melihat snack hanya seharga 32 sendi Ino Mart karena harganya satu
dolar di toko serba ada.
Mi Joo
meminta beristirahat karena memiliki kelas penting hari ini. Wan Seung
menegaskan kalau Mi Joo ditangkap sebagai tersangka pembunuhan. Mi Joo kaget
dianggap sebagai Tersangka pembunuhan, karena tidak punya waktu untuk melakukan
itu.
“Tahun
ini adalah kesempatan terakhirku. Tolong berikan aku buku dan buku catatanku setidaknya. Aku ada ujian
segera.” Kata Mi Joo
“Apa itu
yang penting sekarang? Kau mungkin masuk penjara.” Kata Wan Seung
“Aku
sudah mempersiapkan ini selama 3 tahun, belajar 18 jam sehari. Aku lebih suka
pergi ke penjara daripada kembali ke Noryang-dong kalau gagal.” Tegas Mi Joo
Seol Ok
menuruni tangga dan si pria tambun memohon agar bisa bertemu dengan Mi Joo,
karena yakin kalau Mi Jo bukan orang
yang membunuh dan gadis yang sangat manis. Seol Ok mengeluh kalau Semua pria
sama karena hampir terbunuh saat duduk di kursi Mi Jo.
“Dia gugup
karena ujian akan datang...Ini ujian terakhir baginya. Yoon Mi Joo memiliki
banyak bukti... Itu bukan dia.” Kata Si pria mencoba menyakinkaan.
“Apa Kau
pikir memiliki hak untuk mengatakan itu? Hanya ada satu orang... yang memiliki
hak untuk mengatakan itu.” Ucap Seol Ok. Si pria ingin tahu siapa orang itu
“Pelakunya...
Apa kau membunuh Lee Wang Sik?” kata Seol Ok. Si pria kaget malah dituduh
membunuh Tuan Lee.
“Aku berada
di kamarku sepanjang hari. Apa yang kau
katakan?” keluh Si pria
“Maka kau
tidak punya hak untuk memastikan bahwa Yoon Mi Joo tidak bersalah. Dan Terima
kasih untuk kopinya.” Kata Seol Ok lalu menuruni tangga.
Seol Ok
kembali ke meja belajarnya dan terlihat penasaran denga meja Mi Joo lalu
berjalan ke meja di pojok dan melihat note yang ditempel “ (Kau akan baik-baik saja. Ayo lakukan dengan
baik!)
“Semuanya
dioptimalkan untuk ujian, bahkan Tidak ada foto selebriti. Buku-buku itu telah
dibaca berkali-kali dan Hanya ada pena.” Kata Seol Ok mengamati meja Mi Joo.
Esok
paginya, meja Mi Joo kosong. Seorang
wanita diam-diam mencoba duduk dan menyingkirkan buku Mi Joo. Seo Ok melihatnya
meminta agar bukunya diberikan padanya, si wanita bertanya apakah buku itu
miliknya. Seol Ok mengatakan kalau akan
memberikannya pada Mi Joo. Sei wanita pun senang karena bisa duduk di depan.
Wan Seung
kembali ke meja kerjanya merasa tidak
punya firasat untuk kasus ini dan yakin kalau Yoon Mi Joo pasti pelakunya
berdasarkan bukti. Lalu melihat Han Min hanya duduk saja bertanya apa yang
dilakukan selama jam kerja, karena tahu kalau gagal dalam tes promosi.
“Aku sedang
bersiap untuk tahun depan.” Kata Han Mi, Wan Seung mengeluh agar Han Min bisa
meluangkan waktu untuk menangkap penjahat.
“Kau bisa
mengatakan ini karena kau lajang. Saat aku memikirkan anak-anakku, maka Aku
merasa seperti berhenti dari pekerjaanku
sebagai seorang detektif. Bahkan Utangku meningkat saat aku menyelidikinya.” Ungkan
Han Min
“Jadi
lakukan itu beberapa waktu nanti. Semua orang sibuk karena kasus pembunuhan. Kau
tidak bisa bekerja sendiri di kantor hanya karena kau seorang ayah.” Ucap Wan
Seung
“Mereka
harus mengampuniku karena aku memiliki
tiga anak.” Tegas Han Min.Wan Seung pun tak bisa berkata-kata lagi lalu
mengangkat telp.
Wan Seung
membawa nampan makan mengeluh pada kakaknya kalau akan membelikan makanan yang
mahal tapi malah makan di kantin. Ju Seung mengatakan kalau Kantin mereka
sedikit lebih mahal daripada yang lain. Wan Seung merasa karyawan kakaknya Mereka
tidak nyaman.
“Kau tidak
tahu apa-apa tentang mereka. Karyawanku memperlakukan aku seperti anggota keluarga.” Ucap Ji Seung
bngga
“Coba Lihat.
Tidak ada yang duduk di sebelahmu.” Ejek Wan Seung. J heran dengan kakaknya
memang tidak memiliki perasaan.
“Kau
seharusnya menjadi hakim yang keras kepala.” Ucap Wan Seung. JI Seung menolkanya.
“Kupikir
itu pekerjaan yang sempurna. Ada begitu banyak bagian yang aku bisa berkontribusi
pada masyarakat kita. Aku juga ingin bekerja lebih jauh Jaringan Dongban yang
mendukung para korban.” Kata Ji Seung
“Dongban
adalah ide bagus. Keluarga Ye Na stabil karena itu.
kata Wan Seung
kata Wan Seung
“Tunggu
dan lihat. Aku akan bekerja lebih banyak
pada proyek yang bagus.” Ucap Ji Seung yakin.
Saat
keduanya makan dengan lahap., Ji Seung menawarkan adiknya untuk bekerja untuk
Firma Hukum Ha and Jung. Wan Seung mengaku Banyak yang harus dilakukan sebagai
detektif. Ji Seung merasa kalau Detektif punya batasan, tapi mereka sebagai
pengacara punya uang dan kekuasaan.
“Kami
dapat membantu para korban apalagi yang menderita karena kejahatan. Ayo kerja
sama... Ayah tidak sama seperti sebelumnya.... Wan Seung... Aku membutuhkanmu.”
Ungkap Ji Seung seperti sangat tulus membutuhkan adiknya. Wan Seung hanya bisa
diam saja.
Di Kantor
Konsultasi Investasi
Pegawai
Tuan Bo Kook memberitahu kalau ada tamu yang datang. Sung Ha tenyata datang ke memastikan kalau
pria itu adalah Kepala Kang Bo Gook. Tuang Kang mengaku bukan pemimpin lagi
hanya Sudah lama bekerja sebagai polisi.
“Apa yang
membawamu ke sini, Inspektur Woo?” tanya Tuan Kang
“Kau tahu
siapa aku... Kau mengambil barang dengan cepat
saat aku mendengarnya.” Ucap Sung Ha
“Itu
tidak benar... Kau selalu di TV... Bahkan karyawanku mengenalmu.” Komentar Tuan
Kang dan pegawainya meminta tanda tangan Sung Ha.
“Aku di
sini mencari seseorang.” Ucap Wan Seung dengan wajah serius
“Kau
berada di kantor real estate, jadi kau
harus cari rumah. Aku tidak bisa mencari orang. Tapi siapakah yang kau cari?”
ucap Tuan Kang penasaran
“Dia
adalah seseorang yang kau kenal baik.. Detektif Ha Wan Seung..” Ungkap Wan
Seung
Wan Seung
pulang bersama dengan Seol Ok melihat kalau teman satu rumahnya bekerja terlalu
keras. Seol O mengaku sudah belajar selama delapan jam. Wan Seung kaget merasa
kalau delapan jam banyak.
“Ada
aturan 14 jam ini... Kau gagal dalam ujian jika kau belajar kurang dari 14 jam.” Kata Seol
Ok
“Apa kau
akan terus belajar di Noryang-dong?” tanya Wan Seung. Seol Ok yakin dengan
pilihanya.
“Aku akan
duduk di depan besok... Aku akan kuat dan gigih mulai sekarang.” Ucap Seol Ok
“Kau
menjadi aneh setelah belajar di Noryang-dong.” Ejek Wan Seung. Seol Ok seperti
tak merasakan itu.
“Kau
mirip dengan mereka... Makan, jalan kaki, dan belajar sendiri. Aku tidak yakin
apa kau sedang berjalan atau dikejar... Kau punya earphone di telingamu, memakai
baju keringat dan memakai ransel besar.” Kata Wan Seung
“Homo-studypiens.”
Ucap Seol Ok. Wan Seung seperti baru pertama kali mendengarnya.
“Ada
orang yang hanya untuk belajar ujian tanpa emosi.” Jelas Seol Ok
“Aku
tidak akan bertahan di Noryang-dong, jika aku tidak menjadi salah satu dari
mereka.” Komentar Wan Seung
Wan Seung
baru saja selesai mandi dan melihat Seol Ok tertidur di meja belajar dan ingin
menarikan selimut, tapi tak tega akhirnya mengendongnya lalu mengeluh kalau
Seol Ok itu ternyata berat.
“Astaga.
Haruskah aku membawanya? Dia bahkan tidak terbangun dan pasti sangat lelah.” Ucap
Wan Seung merasa kalau ini ujian untuknya karena harus membawa Seol Ok ke
lantai atas.
“Dia
pasti sudah makan banyak kue... Persendianku pecah.” Keluh Wan Seung terus
berusaha.
Sementara
Mi Joo terus belajar dalam sel tahanan karena Ada pelajaran penting besok, ia
menghafasl Ayat 2, Pasal 144 UU Pidana dan akhirnya menangis seperti perasaanya
mulai tertekan.
Wan Seung
menguap keluar rumah bertanya Jam berapa sekarang. Seol Ok menjawab kalau
sekarang jam 3 pagi dan Saat itulah Lee Wang Sik dibunuh dan juga saat bisa duduk di depan. Wan Seung tak percaya
Seol Ok bisa hidup seperti itu.
“Kupikir
ada baiknya aku belajar di Noryang-dong... Aku putus asa... Aku ingin keluar
dari sana setelah lulus ujian. Itulah satu-satunya hal yang aku pikirkan
sekarang.” Kata Seol Ok akhirnya menaiki mobil untuk ke tempat lesnya.
Seol Ok
menaruh bukunya untuk tempat duduk dan melihat kalau punya empat jam sampai
kelas dimulai. Ia pun pergi ke kaki lima, Si bibi mengatakan kalau membuat roti
panggang di pagi hari. Seol Ok pun memesan untuk sarapan.
Lalu Ia melihat
menu makanan pilihan berjejer didepanya “Perut babi dan ham, perut babi dan
potongan, gratis soda” Ia teringat kembali saat Mi Joo yang sibuk dengan
bukunya bahkan langsung memesan menu nomor dua tanpa menatap si bibi penjual.
“Apa kau
membunuh pria tua itu? Tapi Kenapa kau melakukannya? Apa kau mencoba untuk
menyembunyikannya?” tanya Seol Ok merasa kalau ada yang aneh.
“Yoon Mi
Joo...mungkin bukan pelakunya.” Kata Seol Ok yakin
Bersambung
ke Episode 6
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar