Sung Woo
menatap Han Min yang sedang asik mencoba menari lagu AOA, Han Min akhirnya
tersadar dan langsung menutupnya. Sung Woo menyindir menyuruh agar Terus
berlatih, lalu memarahinya untuk mengatur dokumen di kotak itu. Han Min pun
melihat kotak biru diatasnya pun menganguk mengerti.
“Hanya
karena dia ketua tim tidak berarti dia bisa memerintahkku. Dia harus membantu
dulu, sebelum memerintahkanya” keluh Han Min membawa kardus. Saat itu Wan Seung melihat Han Min membawa
kardus yang dibutuhkanya.
“Itu
pasti berat. Izinkan aku menolongmu.” Kata Wan Seung. Han Min menolak karena
merasa baik-baik saja.
“Aku
tidak punya pekerjaan lain yang harus
dilakukan.” Ucap Wan Seung. Saat itu Tuan Shin memanggil Han Min agar datang
dan menemuinya. Han Min pin tak bisa menolaknya.
“Ini
harus masuk kabinet, 'kan? Jadi Pergilah.” Ucap Wan Seung. Han Min pun bergegas
pergi menemui Tuan Shin.
Tuan Shin
melihat sekeliling lalu berisik pada Han Min ingin tahu apakah anaknya
melakukannya dengan baik. Han Min tersenyum bahagia sambil menepuk Tuan Shin
sebagai ayah dari Na Ra, lalu langsung meminta maaf karena bersikap tak sopan.
“Seperti
ayahnya , maka seperti anak perempuan... Maafkan aku... Maksudku putrimu
tersayang... Dia sempurna... Aku akan menjaganya dengan baik, Pak.” Ucap Han Min
membanggkan Na Ra.
Wan Seung
membawa semua CD ke Warnet bertanya apakah
sudah menemukannya atau tidak. Petugas Kim terlihat binggung, melihat
tumpakan CD. Wan Seung memperingatkan Petugas Kim agar Jangan mengedipkan
matamu
“Kau
harus lihat lurus... Temukan dia.” Tegas Wan Seung ingin juniornya bisa
belajar.
Spanduk
bertuliskan “Kelas Menyenangkan dengan Kantor Polisi Joongjin” Manager Jo
memberitahu kalau Melihat mata yang tidak bersalah bisa membersihkan jiwa Seol
Ok. Lalu seorang wanita memberitahu kalau mereka akan bertemu pembicara hari
ini.
“Ini
Petugas Kepolisian Kehormatan, Yoo Seol Ok.” Ucap Seorang wanita. Seol Ok pun
menyapa semua anak-anak SD didepanya.
“Siapa
yang punya pertanyaan untuknya? Angkat tanganmu.”kata Ibu Guru., Semua pun
mengangkat tangan penuh antusias. Ibu Guru menunjuk Si Eun agar bertanya lebih
dulu.
“Apa yang
perlu kau lakukan untuk menjadi Petugas Kepolisian Kehormatan?” ucap Si Eun
“Aku sudah
menangkap 13 penipu perkawinan.” Kata Seol Ok. Semua tak percaya kalau
Semua ada 13 penipu
“Jika itu
terlalu banyak, maka Kau bisa menangkap satu pembunuh berantai.” Kata Seol
Ok
“Jangan
bicara tentang pembunuh berantai pada
anak-anak.” Bisik Tuan Jo melarang. Seol
Ok terlihat binggung.
Wan Seung
pergi ke Apotik sambil bertanya apakah hanya ada aseton merek itu saja dan
ingin tahu Apa ada yang membeli produk itu dalam jumlah besar baru-baru ini. Si
pegawai mengkau tak ada. Wan Seung pun
akhirnya keluar dari ruangan.
“Itu
dikirim dan ditinggalkan di luar gedung... Aku bertanya di internet shopping
mall, tapi mereka tidak punya informasi karena itu dipesan oleh bukan anggota.”
Ucap teman Wan Seung di telp
“Bukankah
seharusnya ada catatan pembayaran?” kata Wan Seung
“Kau
butuh surat perintah untuk mendapatkan informasi pelanggan. Ini adalah masalah
yang sensitif.”kata Teman Wan Seung. Wan
Seung terlihat kesal karena harus berhubungan dengan surat perintah.
Seorang
anak wanita mengangkat tanganya ingin Selain menangkap pelaku, Apa hal terbaik
yang dilakukan Seol Ok. Seol Ok mengaku itu Mengambil cincin kawinnya. Tuan Jo
kembali menegur Seol Ok untuk Jangan katakan hal seperti itu.
“Perceraian
bukanlah sesuatu yang perlu
dibanggakan.. Jangan katakan itu.” Ucap Tuan Jo
“Kapan
waktu tersulit untukmu?” tanya anak lainya. Seol Ok menjawab yaitu saat Tuan Jo
memberikan tanda melarang untuk mengucapkanya. Tuan yang sedang menyilangkan tangan berpura-pura
kalau sedang membuat lelucon burung terbang.
“Bu, apa
yang terjadi dengan pria itu?” tanya si anak perempuan, teman yang duduk
disebelahnya mengetahui kalau ada Orang
yang membakar di lingkungan sekitar. Seol Ok ragu ingn memberitahu.
Saat itu
seorang pria turun dari mobil lalu membeli sekotak rokok Peace. Si pegawai pun
memberikan dan si pria pun pergi. Wan Seung masuk ke mini market,bertanya
Apakah menjual Peace, karena Tidak banyak toko yang menjualnya.
“Ya, kami
punya..” ucap si pegawai memberikan sekotak rokok. Wan Seung menolaknya.
“Aku
tidak kesini untuk membelinya. Apa ada seseorang rutin membeli ini?” tanya Wan
Seung. Si pria mengaku tidak terlalu.
“Tapi
pria yang baru saja datang membelinya.” Ungkap si pria. Wan Seung kaget dan
langsung keluar mencoba mencarinya tapi si pria sudah pergi dengan mobilnya.
Petugas
Kim menelp memberitahu kalau sudah menemukannya. Seol Ok merasakan ponselnya
bergetar lalu sedikit menyindir bertanya apakah wan Seung sudah menemukannya.
Tuan Jo kembali memperingati Seol Ok kalau tidak bisa menjawab panggilan di
kelas.
“Nona
Yoo. Lihat bagaimana mata mereka bersinar terang sekali. Mereka tersentuh oleh
ceritamu. Mereka "Aku ingin belajar lebih banyak lagi!" adalah apa yang mereka katakan dengan
matanya.” Ucap Tuan Jo dan semua berteriak membenarkan.
Seol Ok
akhirnya terpaksa berdiri sampai akhirnya hanya dalam hitungan detik bel
berbunyi tanda kelas sudah selesai. Semua anak pun keluar dari dari kelas. Seol
Ok mencoba pergi, Tuan Jo menahanya kalau tidak bisa pergi karena punya kelas
memasak dengan Petugas Polisi Kehormatan.
“Maksudku...
Aku harus pergi ke kamar mandi.. Aku harus mencuci tangan sebelum memasak.”
Ucap Seol Ok berjalan mundur dan bergegas pergi.
“Apa yang
sedang kau lakukan? Ikuti dia!”teriak Tuan Jo pada Na Ra yang sibuk selfie. Na
Ra pikir untuk apa. Tuan Jo menegaskan karena itutoilet wanita.
Tapi Na
Ra seperti tak punya alasan untuk mengikutinya, Seol Ok akhirnya berhasil kabur
melalui lapangan, Tuan Jo mengejarnya. Seol Ok berteriak pada anak-anak yang
berkumpul kalau Tuan Jo akan memberikan cokelat. Tuan Jo pun akhirnya
dikerubungi anak-anak dan tak bisa bergerak.
Seol Ok
akhirnya datang menemui Wan Seung memastikan kalau memang Petugas Kim yang
menemukannya.Wan Seung pikir akan melihat nanti. Seol Ok ingin tahu Apa pelakunya
benar-benar dekat rumahny. Wan Seung menjelaskan Kapur sudah di kirim, jadi
tidak bisa membuktikan dirinya di tempat kejadian.
“Detektif
Ha... Apa kau melaporkan bahwa kau pindah?”tanya Seol Ok
“Aku
tidak punya kesempatan karena kebakaran.” Ucap Wan Seung
“Apa kau
tahu alamatmu?” tanya Seol Ok. Wan Seung menjawab Joongjin4-dong. Seol Ok
memberitahu alamatnya itu Joongjin4-dong, Da-gil 56-2.
“Bagaimana
kau bisa tidak tahu alamatmu sendiri? Tempatku terbakar setelah tiga hari
pindah.... Kau aneh... Bagaimana kau tahu alamat yang sebenarnya? Apa kau berencana
untuk mengunjungiku lagi? Apa kau terobsesi denganku?” kata Wan Seung percaya
diri. Seol Ok pikir itu hanya khayalan
Wan Seung saja.
“Dia mendapatkan
alamatmu dengan mudah, Tapi dia tidak tahu persis unitnya.” Ucap Seol Ok
memperlihatkan alamat yang tertempel di bagian depan rumah
Flash Back
Seorang
kurir membawakan kardus “ Wumyung Lime” merasakan sangat aneh karena ingin
meninggalkannya di luar rumah dan tertulis dibagian atas “Tinggalakan di kotak
surat saat tidak ada orang di rumah.”
“Dia
menemukan dimana kau tinggal karena...” kata Seol Ok. Wan Seung bisa menebak si
pelaku yang melihatnya masuk ke dalam rumah.
“Penjahat
itu... di dekatmu.” Ucap Seol Ok yakin karena bisa melihat sosk pelaku dengan
mobil melihat Wan Seung yang masuk rumah di malam hari.
Seorang
wanita melihat botol Asenton di dalam rak, lalu Si pria turun di depan Apotek
Wonjae dengan wajah lelah. Si wanita mengatakan pada si pria kalau kali ini
giliran jadi Berangkat pukul 8 malam. Si wanita menganguk mengerti menaruh
jaket lalu pergi. Si wanita mengambil jaket dan memeriksa jaket si pria.
Seol Ok
dan Seung Woo akhirnya melihat rekaman video yang ditemukan oleh Petugas Kim.
Petugas Kim menunjuk kalau ada Pria yang sama di depan truk, pusat kebudayaan,
dan Genoise, toko keempat. Wan Seol melihat Detektif Lee adalah polisi.
“Terkadang
di drama, petugas polisi berubah menjadi pelaku.” Ucap Petugas Kim. Wan Seung
tak ingin membahasnya meminta Petugas Kim memperlihatkan yang lainya.
“Oh,
wanita ini...Dia disana ketika Sekolah Bahasa Inggris terbakar. Dia mengenakan
sesuatu yang berbeda saat itu, yaitu Dia memakai jas putih” ucap Petugas Kim
“Apa dia
dokter?” pikir Wan Seung melihat sosok ibu yang ada di layar.
Hee Yeon
duduk gelisah di cafenya, pegawai pikir kalau Hee Yeon akan pergi ke toko kedua. Hee Yeon mengaku
tak akan pergi kesana dan meminta pegawainya pulang saja karena harus menemui
seseorang.
**
Wan Seung
merasa kalau Petugas Kim itu bohong karena
bisa mengingat setiap orang yang
lewat. Petugas Kim mengaku kalau bahkan ingat baju yang mereka gunakan dan
menunjuk ke layar. Wan Seung pikir akan
menelepon dan memeriksa apa petugas kim itu berbohong.
“Tunggu
disini. Jangan mengikutiku.” Kata Wan Seung mengeluarkan ponselnya tapi Petugas
Kim tetap mengikutinya dari belakang.
“Polisi
Lee... Apa kau di tempat kejadian saat Sekolah Bahasa Inggris Joongjin
terbakar?” ucap Wan Seung. Petugas Kim memberitahu si wanita memakai sepatu
lari hijau yang murah.
Apa kau
punya sepatu lari hijau yang murah?” tanya Wan Seung. Petugas Kim yakin kalau
ucapanya itu benar. Wan Seung mengaku tidak karena harganya mahal.
Saat itu
Seol Ok bisa menebak si wanita apoteker dengan menunjuk ada Apotik di ujung
jalan., karena Dokter tidak mau mengenakan gaunnya seperti ini. Wan Seung
memperbesar layar terlihat nama Apotek Wonjae”
Ketiganya
pergi ke Apotik, Wan Seung langsung memperingatkan Petugas Kim untuk berjaga
luar saja. Seol Ok masuk ke dalam apotik melihat sekeliling begitu juga Wan
Seung. Si wanita langsung bertanya apa yang dicarinya. Keduanya masih sibuk
mengamatinya
“Permisi.
Apa yang sedang kau cari?” tanya si wanita. Seol Ok menemukan sebotol Aseton
kalau akan membelinya.
“Lem bisa
bekerja lebih baik untuk halusinasi.” Ucap Si wanita melihat Seol Ok yang
membuka tutup botol agar Wan Seung menghirupnya. Wan Seung pikir kalau harus
segera menutup botolnya.
“Kemungkinan,
apa kau tahu kebakaran di Sekolah Bahasa Inggris Joongjin?” tanya Seol Ok mulai
menginterogasi setelah keduanya melihat sekota rokok.
“Aku
tahu. Aku melihatnya sendiri... Aku pergi untuk menjemput anakku dan
melihatnya.” Akui si wanita.
Saat itu
seorang anak laki-laki masuk baru pulang sekolah dan melihat Seol Ok sebagai wanita
yang cerai. Wan Seung tak percaya kalau Seol Ok menyebarkan ceritanya bahkan di
sekolah. Seol Ok memuji si anak yang terlihat pintar.
“Apa kau
mau permen?” ucap Seol Ok memberikan
permen lalu memuji karena sopan. Tiba-tiba Si wanita memangil anaknya yang
bernama Won Jae.
“Kau
cepat Ke atas, dan lakukan pekerjaan rumahmu sekarang juga.” Kata Si ibu dengan
wajah sinis. Won Jae pun hanya bisa cemberut lalu masuk ke rumahnya.
Wan Seung
seperti mengingat si wanita yang memarahinya karena si anak yang di panggul
olehnya. Ia lalu berbisik pada Seol Ok kalau kenal wanita yang menyeramkan itu.
Seol Ok
keluar dari apotik bersama Wan Seung. Petugas Kim bertanya Apa wanita itu pelakunya. Wan Seung
memberitahu kalau mereka melihat rokoknya dan Bau aseton ini juga sama, bahkan dapat
merasakannya. Seol Ok yakin Pelakunya ada di apotek itu.
“Dia
seorang apoteker yang baik. Kenapa dia
melakukan pembakaran?” kata Wan Seung membela
“Kau
menggangu putranya.” Kata Seol O. Wan Seung pikir Itu tidak bisa menjadi
alasan.
“Na Jin
Tae melakukan pembakaran hanya karena nenek itu mencipratkan air padanya...
Mungkin Dia bahkan meniru alasan pembakaran.” Komentar Seol Ok
“Itu
tidak bisa menjadi bukti yang jelas... Apa Anda pergi ke rekaman CCTV di dekat
tempat mengambilnya antara pukul 3 sampai 4 sore? “ kata Wan Seung
“Ya... Dia
tinggal di apotek sepanjang waktu.” Kata Petugas Kim, Wan Seung seperti tak
yakin.
“Aku
memeriksa bahkan tanpa mengedipkan mataku.” Kata Petugas Kim yakin.
Wan Seung
memeriksa apakah ada pintu belakang, lalu terdengar bunyi ponsel. Petugas Kim
langsung mencari dalam saku celananya. Wan Seung memberitahu kalau itu miliknya
dan dari nomor yang tak dikenal, tenyata Pemilik Genoise.
Ketiga
duduk bersama, Wan Seung ingin tahu Apa Hee Yoen benar-benar melihat kebakaran.
Hee Yeon membenarkan kalau akan melaporkannya juga. Ia mendengar truk pemadam
kebakaran datang jadi merasa lega dan kembali ke toko.
Flash Back
Hee Yeon
baru saja pulang di tengah hujan melihat sesuatu yang berasap dan berpikir terbakar.
Akhirnya Ia menelp pemadam kalau di Barat Joongjin-dong dengan melaporkan Ada
rumah terbakar dekat apotek. Ia terlihat kaget kalau ada Truk pemadam sudah
datang.
Hee Yeon
mengaku tidak tahu itu rumah Wan Seung, Wan Seung ingin tahu alasan Hee Yeon mau bertemu
denganya. Hee Yeon mengaku pergi ke daerah itu beberapa waktu yang lalu karena merasa
tidak nyaman. Ia juga merasa tak yakin tapi merasa melihat si pembakar.
“Kau
bilang Si pembakar? Dimana?” tanya Wan Seung penasaran.
“Ada seseorang
yang berdiri didepan rumahmu, melihat kebakaran itu.” Kata Hee Yeon yakin.
Flash Back
Hee Yeon
masih menelp mengatakan truk kebakaran sudah datang, Lalu bertanya apa sudah berakhir sekarang atau adakah hal
lain yang harus dilakukan. Ia mengaku belum pernah melakukan ini
sebelumnya.
Ketiganya
pergi ke rumah Wan Seung, Hee Yeon mengaku melihat payung kuning jauh dari
tempatnya berdiri. Ia yakin Orang itu
datang ke jalan utama, kemudian menghilang tiba-tiba. Wan Seung mengingat Payung kuning dan teringat kalau ada payung
yang di Apotik.
“Jika
orang dengan payung kuning berjalan ke arah sini dan menghilang” kata Seol Ok
“... artinya
dia tinggal di sekitar sini... Ini mencurigakan.” Komentar Wan Seung
Hee Yeon
melihat kaki Wan Seung bertanya apakah baik-baik saja. Seol Ok melihat kaki Wan
Seung yang berdarah langsung panik melihatnya.
Hee Yeon
akhirnya mengemudikan mobilnya, Seol Ok mengeluh Wan Seung yang selalu terluka.
Wan Seung pikir hanya itu saja dan itu memang karena dirinya sendiri yaitu bertahan
dari rumah yang terbakar.
“Apa itu
sangat menyakitkan?” tanya Hee Yeon khawatir. Wan Seung pikir bisa menahanya.
Hee Yeon memberitahu kalau mereka hampir sampai.
“Aku tidak
perlu pergi ke rumah sakit... Aku hanya perlu menaruh perban di sekitarnya Aku
minta maaf karena telah menyebabkan masalah.” Komentar Wan Seung. Seol Ok
melihat He Yeon seperti merasa khawatir pada Wan Seung
Seol Ok
mengucapkan Terima kasih karena Hee Yeon sudah mengantarnya dan meminta untuk
kembali saja. Hee Yeon pikir akan pergi
setelah melihat Wan Seung dirawat. Seol
Ok pikir tak perlu karena akan bersama Wan Seung jadi Hee Yeon bisa pergi saja
karena pasti sangat sibuk. Akhirnya keduanya pun selesai melakukan perawat
“Astaga,
apa yang harus kita lakukan dengan itu? Bagaimana kau bisa menjadi orang bodoh
begini? Kau harus datang ke rumah sakit jika ini buruk. “ ucap Seol Ok mengomel
“Aku bukan
dokter... Aku pikir itu akan menjadi lebih baik. saat aku beristirahat.”
Ungkap Wan Seung.
Seol Ok
lalu memberikan bahunya, karena tidak ingin melihat Wan Seung
terpincang-pincang. Wan Seung menolak karena bisa jalan sendiri. Seol Ok pun
tak peduli menyuruh Wan Seung berjalanlah sesuka hati sesuai keinginannya saja.
Tiba-tiba Wan Seung menaruh tangan dibahu Seol Ok, keduanya terlihat gugup
karena bertatapan sangat dekat.
“Nah,
dokter menyuruhku untuk berhati-hati... Jika kau ingin membantuku dengan sangat
buruk, Maka Aku akan membiarkanmu melakukan itu.” Ucap Wan Seung. Akhirnya Seol
Ok membiarkan Wan Seung bertumpu padanya
Keduanya
keluar dari rumah sakit, Seol Ok bertanya Dimana Wan Seung akan tidur. Wan
Seung menjawab akan tidur di rumahnya, lalu teringat kalau apartmentnya
terbakar habis.Seol Ok pikir Wan Seung harus melindungi TKP juga. Wan Seung pikir akan tidur di sauna.
“Kau
terluka. Kau tidak bisa melakukan itu... Ayo pergi ke Baebang-dong. Kyung Mi
juga tidak di rumah.” Ucap Seol Ok
“Dia
menyelinap keluar setelah mengambil cincin itu, jadi apa yang terjadi padanya?”
gumam Wan Seung menatap sinis pada Seol Ok.
“Kau
tidak memiliki niat lain, 'kan? Aku tidak semudah itu, kau tahu itu” ucap Wan
Seung memiliki harga diri.Seol Ok mengaku sudah tahu hal itu
“Jika kau
berencana untuk melakukan sesuatu
sementara aku terluka, maka Kau lebih baik menyerah... Aku orang yang
jujur.” Komentar Wan Seung.
“Jika kau
cemas, tidurlah di sauna.” Kata Seol Ok berjalan pergi. Wan Seung akhirnya
berpura-pura kalau sakit terasa sangat buruk.
“Pria
harus memiliki pergelangan kaki yang sehat. Aku mungkin tidak bisa berjalan
dengan baik lagi.” Ungkap Wan Seung
“Kurasa
pria pasti sehat dalam banyak hal.” Ejek Seol Ok
“Bukankah
kau lapar? Aku makan mie sepanjang hari, jadi sangat lapar.” Ucap Wan Seung.
Seol Ok pun mengajak mereka untuk segera pergi.
“Aku akan
membuatkanmu sesuatu yang lezat.” Kata Seol Ok. Wan Seung mengajak mereka makan
diluar saja.
Wan Seung
duduk di dalam meja makan, Seol Ok sibuk didapur seperti orang yang ahli memasak,
tapi semua masakanya gosong. Wan Seung
mengeluh kalau tak perlu waktu lama untuk memasak rebusan doenjang. Seol Ok
merasa semua pria pasti berpikiran seperti itu.
“Mereka mengira
sup hanya air dan bahan.” Ucap Seol Ok. Akhirnya Wan Seung berdiri dari tempat
duduknya karena tak tahan.
“Apa kau
sedang bermain rumah-rumahan?” komentar Wan Seung lalu menyuruh agar Seol Ok
menyingkir.
Wan Seung
dengan mudah memotong semua badah dan membuat sup Deojang dan juga lauk lainya.
Seol Ok terpesona melihat Wan Seung yang pintar memasak. Akhirnya menu makanan
lengkap dan tertata rapi diatas meja. Seol Ok mulai mencicipi sup buatan Wan
Seung
“Apa itu
aneh?” tanya Wan Seung gugup. Seol Ok seperti tak menyukainya. Wan Seung
mencobnya dan merasa kalau tak masalah dengan rasa supnya.
“Apa Kau
pikir ini baik-baik saja?!!! Ini tidak hanya baik-baik saja Tapi.... Ini sangat
enak... Kau yang terbaik.” Komentar Seol
Ok memuji
“Coba Lihat?
Kukatakan bahwa aku memasak dengan baik.” Ungkap Wan Seung bangga. Seol Ok pun setuju
kalau Wan Seung itu jauh lebih baik darinya.
Setelah
makan Seol Ok berbaring di tempat tidur, tapi terlihat gelisah. Wan Seung
berbaring di sofa dengan merasa sangat lelah tapi tidak bisa tidur dan meraskan
ada suara di lantai atas. Ia yakin Seol Ok juga tidak bisa tidur.
“Apa
karena dia terlalu bersemangat untuk bersamaku?.. Aku tidak seistimewa itu.”
Komentar Wan Seung mendengar langkah kaki menuruni tangga.
“Detektif
Ha... Apa kau tertidur?” ucap Seol Ok mengetukan bagian tangga. Wan Seung hanya
bisa berkomentar kalau Seol Ok lebih baik dari penampilannya.
“Apa aku
terlihat begitu mudah?” komentar Wan Seung berpura-pura tidur. Seol Ok kembali
bertanya apakah Wan Seung tertidur. Wan Seung hanya diam saja.
Seol Ok
akhirnya mengeluh karena Wan Seung yang sudah tidur, Wan Seung akhirnya melonggo dan kaget karena
Seol Ok sangat dekat denganya. Seol Ok langsung bergegas menuruni tangga dan
duduk didepan Wan Seung.
“Ahjumma...
Aku belum siap.” Ucap Wan Seung Panik menutupi badanya dengan bantal
“Bagaimana
kau bisa menunggu sampai siap pada saat
ini?” ungkap Seol Ok. Wan Seung makin panik berusah menjauh
“Apa yang
kau inginkan dariku?” tanya Wan Seung karena Seol Ok hanya mengatakan “Aku” dan
terus mendekat
“Kurasa
aku tahu siapa pembakarnya.” Kata Seol Ok dengan wajah bahagia.
Wan Seung
mengeluh Seol Ok yang masih membahas tentang pelaku Ditengah malam ini. Seol Ok piir kalau memang
bukan itu kenap aia harus datang menemui Wan Seung pada larut malam. Wan Seung
tak ingin membahasnya ingin tahu Siapa pembakarnya. Seol Ok pun menyebut
seseorang.
Ibu Won
Jae masuk kamar mengambil ponselnya karena si anak yang bermain game di
ponselnya. Saat itu Won Jae sudah
tertidur pulas dikamarnya langsung membuka matanya setelah ibunya keluar
Flash back
Won Jae
dkk sedang belajar bahasa inggris, lalu tiba-tiba sesuatu terlempar ke dalam
kelas melalui jendela dan saat itu juga
api berkobar. Semua anak ketakutan berlari menghampiri gurunya sambl menjerit
histeris, Tapi hanya Won Jae malah seperti senang melihat Api yang ada
didepanya.
Guru Won
Jae menyuruh agar segera menjauh. Tapi Won Jae malah berjalan ke arah jendela
tempat Les Bahasa Inggris Joongjin dan melihat seorang pria sebagai pelaku
pembakaran memberikan kedipan mata padanya.
Di malam
hari
Won Jae
duduk sendirian didepan komputernya, menonton video manusia bertoping yang mengatakan Semua yang dibutuhkan adalah menggosok
alkohol, botol kaca, dan korek api. Lalu Yang paling penting adalah truk..”
“Itu harus
botol kaca dan korek api Aku bisa mengoleskan alkohol dari apotek. Dan Aku
hanya perlu membakar truk.” Ucap Won Jae seperti penuh semangat.
Won Jae
berjalan dengan membawa payung kuningnya, Saat itu salah satu temannya dan juga
ibunya keluar dari apartement dengan Won Jae yang menaiki lift. Si anak
perempuan bersama ibunya pergi ke truk yang menjual buah strawberry.
Sementara
Won Jae sudah ada diatas gedung, melihat Truk yang menjadi sasaranya dan
mengeluarkan semua barang-barang yang diperlukanya. Setelah itu si ibu membeli buah truk itu pun
pergi meninggalkan Apartemen. Won Jae yang melihatnya terlihat panik karena tak
boleh peri.
Ibu Won
Jae baru turun dari taksi sambil menelp panik bertanya cara untuk memblokir
103. Si anak wanita yang suka dengan strawberry langsung memakanya. Ibunya
menyuruh si anak agar bisa mencucinya lalu bergegas mengangkat telp yang
berdering ternyata dari Ibu Won Jae.
“Ibu....
Aku memakannya seperti itu.” Ucap Si anak mengoda ibunya lalu berjalan pergi.
“Kau
bilang Won Jae melakukan apa? Mungkin dia ingin datang dan bermain di rumahku.
Kalau Saat dia sampai di sini, maka Aku
akan menahannya.” Kata Ibu anak perempuan.
Saat itu
Seol Ok dan Wan Seung datang bisa melihat Won Jae sudah menyalakan api dan
melemparnya, lalu berteriak agar si ibu
minggir. Tapi si ibu yang terlihat shock hanya bisa diam saja. Saat itu juga
tubuh si ibu pun terbakar, Won Jae melihat dari atas seperti tanpa penyesalan
langsung membereskan semua barang-barangnya.
Si anak
menjerit histeris melihat ibunya yang terbakar, Seol Ok langsung memeluknya
mencoba menyelamatkan agar si anak tak melihatnya. Tapi si anak terus menjerit
histeris melihat keadaan ibunya dan buah strawberry yang dibelikan ibunya jatuh
berantakan dan terinjak-injak.
Bersambung
ke episode 4
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar