Geu Rim
ingin tahu kemana mereka akan pergi karena
Ada banyak tempat yang ingin
dikunjungi bersama Soo Ho. Soo Ho tak menjawab menyuruh Geu Rim masuk mobil saja dan bicara di dalam. Tiba-tiba
Tuan Lee datang langsung menutup pintu mobil, keduanya pun kaget.
“Nona
Song. Ayo kita bicara.” Ucap Tuan Lee menatap juniornya, Soo Ho pun
mendekatinya.
“Kenapa?
Acaranya sudah berakhir.” Tanya Soo Ho tak terima.
“DJ
mungkin bisa datang 10 menit sebelum acara dimulai dan membacakan naskahnya, tapi
beda halnya dengan sutradara produksi dan penulis.” Tegas Tuan Lee. Soo Ho
marah berpikir kalau Tuan Lee itu sedang memaksa.
“Ini akan
Lama atau tidak?” tanya Geu Rim. Tuan Lee mengaku Tidak lama.
“Kalau
begitu, bisakah kau menunggu di mobil? Aku akan segera kembali.” Ucap Geu Rim.
Keduanya
menaiki tangga, Geu Rim ingin tahu ada apa mengajaknya bicara apakah Ada
masalah lagi dengan acara mereka lagi. Tuan Lee hanya diam saja, Geu Rim ingin
tahu apa yang terjadi. Tuan Lee akhirnya menatap Geu Rim di atas anak tangga
Flash
Back
Geu Rim
menangis duduk di tangga, dan Tuan Lee disampingnya mengejek Geu Rim yang
nangis padahal hanya dimarahi karena payah dalam menulis. Geu Rm pikir itu
sebabnya menangis.
“Yang
Anda baca hanya satu naskah. Bagaimana Anda bisa tahu jika aku payah dalam
menulis?” keluh Geu Rim terus menangis
“Hei. Aku
bisa menebaknya hanya dengan membaca satu naskah.” Komentar Tuan Lee dengan
nada mengejek. Geu Rim menyuruh Tuan Lee untuk pergi saja.
“Kenapa
Anda terus mengikutiku dan menggodaku? Anda sungguh menyebalkan.” Keluh Geu Rim
kesal
“Kau
tidak tahu apa pun, tapi berkecimpung ke dalam radio dan melakukan hal seperti
barusan. “ ejek Tuan Lee
“Aku juga
tahu. Selain itu, berhenti merendahkanku.” Ucap Geu Rim marah
“Hei...
Aku tidak merendahkanmu... Itu karena kurasa kau manis.” Ungkap Tuan Lee
mengoda
Geu Rim
tak percaya Tuan Lee bisamenyebut orang-orang manis, tapi itu malah membuat
orang makin merasa terganggu. Tuan Lee marah heran dengan Geu Rim yang marah
karena menyebutnya manis. Geu Rim yang kesal meminta Tuan Lee agar tak terus
mengodanya.
Di tangga
yang sama, Geu Rim terlihat sudah dewasa merasa tak percaya kalau Tuan Lee
dipecat. Tuan Lee menyangkal karena menurutnya
hanya liburan panjang jadi akan pergi ke India untuk sementara. Geu Rim
makin tak percaya mendengarnya.
“Kenapa
Anda lepas kendali? Kenapa Anda memukul DJ itu?” ucap Geu Rim kesal
“ Hei...
DJ itu merendahkan acara radio dan kurang ajar kepadamu.” Kata Tuan Lee. Geu
Rim tak percaya kalau Tuan Lee mengetahuinya dan berpikir sudah gila bisa
melakukan hal itu.
“Aku
tidak tahan melihat orang-orang bertingkah semaunya di ruang siaran. Jadi
Kerjakan saja tulisanmu... Kau harus menulis, jangan pacaran.” Pesan Tuan Lee.
Geu Rim binggung apa maksudnya itu.
“Itu
sebabnya kau harus menulis selagi aku berlibur. Jika kau menangis karena pria,
aku akan membunuhmu.” Kata Tuan Lee mengancam
“Kapan
Anda akan kembali?” tanya Geu Rim. Tuan Lee menjawab kalau itu saat menjadi
penulis.
“Jadilah
penulis saat aku kembali. Kita akan menjalankan acara bersama. Apa kau Setuju?”
kata Tuan Lee. Geu Rim pun menyetujuinya.
“Aku
menyuruhmu menjadi penulis saat aku kembali. Aku menunggu sampai kau menjadi
penulis, tapi itu tidak mudah. Sulit sekali melihat wajah lugumu.” Ungkap Tuan
Lee. Geu Rim tak mengerti maksud ucapan Tuan Lee
“Aku mau
kau memperhatikanku. Aku hanya mengawasi untuk terlihat dewasa, tapi itu
keputusan yang buruk.” Kata Tun Lee
“Pak Lee,
apa Anda...” tanya Geu Rim merasakan apa yang ingin dikatakan Tuan Lee
“Tidak
kusangka aku menyukai seseorang yang sangat lugu... Maafkan aku, Geu Rim... Apa
ini sudah terlambat? Aku takut memberitahumu ini sekarang hanya akan membuat
situasi makin rumit bagimu. Tapi tidak mudah bagiku melihatmu berjalan sambil
berpegangan tangan dengan orang lain. Aku tidak tahu... Kau selalu saja kurang
peka. Aku tidak mau menekanmu, jadi aku tidak bisa memberitahumu. Lalu
sekarang, ini terjadi. Aku tidak pernah menyangka Ji Soo Ho akan seperti ini.”
Ungkap Tuan Lee. Geu Rim hanya bisa terdiam.
Soo Ho
melihat note yang dituliskan Geu Rim untuknya “Kuharap aku bisa mendengarkanmu dari
ucapanmu sendiri.” Lalu mengeluh karena Geu Rim yang lama sekali datang. Geu
Rim akhirnya membuka pintu dengan senyumanya memberitah kalau Ada yang harus diselesaikan.
“Lebih
baik kita berbincang di lain hari.” Ucap Geu Rim. Soo Ho ingin tahu Apakah Ada masalah
“Tidak,
bukan begitu... Aku akan menyelesaikannya dan segera memberitahumu... Jaga
dirimu.” Kata Geu Rim lalu menutup pintu. Soo H terdiam karena seperti
merasakan ada yang disembunyikan oleh Geu Rim.
Soo Ho
akhirnya datang ke ruangan siaran menemui Tuan Lee mengaku kalau ingin
menanyakan satu hal, yaitu Apa yang dikatakan kepada Geu Rim, apakah menyatakan
cinta kepada Geu Rim ata Apa yang membuatnya mendadak terlihat kebingungan.
Tuan Lee hanya diam.
“Kukira
Anda menyukainya sebagai penulis.” Ucap Soo Ho marah
“Aku
sangat lelah hari ini. Mari kita bicara di lain waktu.” Kata Tuan Lee memilih
untuk keluar tapi Soo Ho langsung menahanya.
“Apa yang
Anda katakan sampai membuatnya seperti itu?” tanya Soo Ho penasaran
“Aku
bilang aku menyukainya.... Aku memberitahumu aku menyukainya. Apa salahnya
memberitahu itu?” ucap Tuan Lee dan meminta agar Soo Ho pergi karena mengaku sangat
lelah. Soo Ho pun tak bisa berbuat apa-apa
Geu Rim
berjalan mengingat kembali kejadian bersama Tuan Lee, seperti hatinya mulai
galau.
Flash
Back
Tuan Lee
marah menatap Geu Rim kalau menyuruh menjadi penulis, dan kenapa harus hanya
menjalankan perintah bukanya mulai menulis. Geu Rim hanya bisa tertunduk
ketakutan. Tuan Lee mengancam akan membunuh Geu Rim kalau melihatnya selalu
menuruti perintah orang lain, karena jabatanya adalah sebagai Penulis naskah.
“Aku merekrut
Ji Soo Ho. Kau akan menjadi penulis utamaku. Jangan menyerah dan terus lakukan
yang terbaik. Aku yakin kau akan menjadi penulis yang hebat.” Ucap Geu Rim yang
menerima semangat dari Tuan Lee yang kembali dengan memegang kepalanya.
Ketika
dirumah sakit Tuan Lee memberikan obat dan juga jaketnya karena Geu Rim yang
terserang flu, lalu mengancam akan membunuhnya jika sakit. Geu Rim tak percaya
kalau selama ini Tuan Lee memberikan perhatian dengan caranya yang berbeda.
Soo Ho
pulang ke rumah, Jason heran melihat Soo Ho yang pulang lebih cepat dan ingin
tahu dengan kencanya. Soo Ho yang kecewa
memilih untuk masuk kamar, Jason bertanya apakah Soo Ho melihat kartu pos di
meja kemarin
“Itu
sudah lama ada di kotak surat, jadi, aku membawanya masuk. Tampaknya itu sangat
serius. Soal apa itu? Kenapa mereka menyebutmu pembunuh?” ucap Jason. Manager
Kim yang medengarnya binggung pembunuh apa maksudnya.
“Kita
akan bicara nanti.” ucap Soo Ho yang lelah memilih untuk masuk kamar. Manager
Kim penasaran apa yang dimaksud Kartu pos itu.
Jason
memperlihatkan kartu pos yang bertuliskan
"Ji Soo Ho adalah pembunuh" dengan menceritakan kartu pos itu
sudah lama diantarkan ke ruang siaran radio dan Belakangan ini, Soo Ho mendapatkannya
secara langsung.
“Pak Lee menanyaiku
soal hal ini beberapa kali. Kurasa ini bukan sekadar kejailan.” Ucap Jason
“Lantas
apa yang ingin kau ketahui?” kata manager Kim seperti curiga
“Apa yang
terjadi di hari itu 12 tahun lalu?” tanya Jason penasaran
“Kenapa
aku harus mempercayaimu?” kata Manager Kim
“Aku
dokternya Soo Ho... Aku ingin membantu agar kondisinya lebih baik.” Kata Jason
Soo Ho
menelp Geu Rim dikamar, Geu Rim mengaku penasaran karena Soo Ho yang belum
meneleponnya. Soo Ho pun tak percaya kalau Geu Rim ternyata menunggu telp
darinya. Geu Rim meminta maaf karena pergi begitu saja tadi.
“Apa Urusanmu
sudah selesai?” tanya Soo Ho. Geu Rim mengaku belum.
“Aku
ingin mendengarnya nanti.. Jangan lupa memberitahuku.” Kata Soo Ho. Geu Rim
setujua dan menyuruh Soo Ho untuk tidur lebih dulu karena pasti lelah karena
acara itu. Soo Ho mengerti.
“Omong-omong,
Apa kau di studio?” tanya Soo Ho. Geu Rim membenarkan karena harus datang untuk
mempersiapkan acara besok.
“Apa Kau
akan menemui Tuan Lee Kang? Jangan terlalu dekat dengannya. Sejujurnya, kau
bisa menulis sendirian. Setelah kau selesai menulis, kirimkan itu kepadaku
dahulu.” Perintah Soo Ho seperti cemburu. Geu Rim menyetujuinya dengan
senyuman.
Ra Hee
tak habis pikir kalau Tim Lee bisa mendapatkan banyak pendengar pada pukul 4
pagi. Seung Joo pikir kalau Tuan Lee Itu bagaikan hantu. Ra Hee merasa merekapunya jadwal siaran terbaik,
tapi masih kalah dan ingin tahu siapa yang salah dalam hal ini.
“Kau
harus berusaha lebih keras... Itu terjadi karena Geu Rim adalah penulis hebat.”
Ucap Seung Joo pada Ra Hee.
“Kau
bilang "Kau harus berusaha lebih keras"? Itu kau yang harus berusaha
lebih keras.” Ucap Ra Hee kesal
“Soal Geu
Rim... Seorang penulis tidak boleh pergi ke hotel bersama Soo Ho.” Kata Seung
Joo
Saat itu
Tuan Lee keluar dari ruangan mendengar nama Geu Rim yang disebut. Keduanya
kaget tiba-tiba Tuan Lee yang sudah ada dibelakang. Seung Joo mengaku it Bukan apa-apa. Tuan Lee
ingin tahu tahu Apa yang mereka katakan
soal Geu Rim.
“Kenapa
kalian membuat rumor?” keluh Tuan Lee.
“Kami
tidak membuat rumor. Tapi Kami melihat Geu Rim bersama Soo Ho di sebuah hotel.”
Kata Seung Joo
“Jika
kita rekan, jangan pernah katakan hal semacam itu lagi. Dan Serta, Dong Ju
tidak memperbarui kontraknya... Dia akan hengkang dalam tiga bulan.” Kata Tuan
Lee lalu berjalan melewati keduanya. Ra He dan Seung Joo hanya bisa melonggo
binggung.
Soo Ho
membaca berkas "Naskah untuk 'Who Am I'" dan melihat kalau tetap Jin
Tae Ri adalah tokoh utama wanitanya. Nyonya Nam pikir kaalu Soo Ho sudah mendengarkan
rekamannya, jadi terpaksa melakuka dan tak bisa membayangkan jika rekaman itu
tersebar.
“Bukankah
itu mengerikan?” ucap Nyonya Nam yang terlihat santai
“Aku
mendengar berita mengerikan itu dengan telingaku sendiri.” Komentar Soo Ho
sinis
“Apa
Maksudmu, itu salah ibu?” kata Nyonya Nam. Soo Ho menegaskan kalau Ibunya yang pertama memulai.
“Jin Tae
Ri lumayan untuk tokoh utama wanita. Aktingnya cukup bagus dan dia juga aktris
cilik sepertimu. Serta, kau harus tanda tangan kontrak.” Kata Nyonya Nam
“Kenapa
antara sesama keluarga membutuhkan kontrak?” sindir Soo Ho. Nyonya Nam ingin
tahu apa yang harus mereka kerjakan.
“Keluarga
ini hancur karena kau.... Kau terus bertingkah semaumu.” Komenta Nyonya Nam
menyalahkan Soo Ho
“Aku akan
membintangi sinetron itu bersama Jin Tae Ri agar bisa terus siaran. Dan Hati-hati
di perjalanan pulang.” Kata Soo Ho lalu pergi meningalkan ibunya
Geu Rim
duduk di meja kerjanya seperti mengingat Soo Ho, lalu mengetik “Aku tidak ingin
kehilangan seseorang yang begitu berharga...” dan Tuan Lee datang bertanya apa
yang dilakukan Geu Rim, Geu Rim binggung tiba-tiba Tuan Lee bertanya seperti
itu.
“Apa yang
telah kau lakukan sampai memicu rumor semacam itu?” tanya Tuan Lee. Geu Rim
ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.
“Kudengar
kamu pergi ke hotel bersama DJ. Yah.... Memang tidak masalah bagi orang dewasa
untuk ke sana... Tapi kenapa kau membuat orang-orang membicarakan hal itu?
Kenapa kau terus memicu rumor buruk?” ucap Tuan Lee marah
“Pak
Lee... Aku pernah pergi ke hotel untuk mencari Mi Nu. Aku pergi ke mana pun
untuk mencari tamu...” kata Geu Rim membela diri
“Kau tidak
ke sana untuk mencari Soo Ho... Aku tidak mau orang-orang menggunjingmu... Aku
benci itu.” Tegas Tuan Lee. Geu Rim pun hanya bisa terdiam.
Tae Ri
duduk direstoran bersama Soo Ho bertanya apakah sudah membaca naskahnya, karena
mereka akan membintangi melodrama yang penuh gairah kalau Seakan-akan Soo Ho
mencintai Tae Ri sampai mati dengan segenap perasaannya. Soo Ho berkata akan
mencoba yang terbaik.
“Aku tidak
ada masalah saat syuting dengan pacar Ayah.” Kata Tae Ri. Saat itu PD dari
drama datang dan mereka pun mulai membahas tentang drama.
“Kita
harus menyukseskan drama ini.” Ucap PD. Tae Ri
dengan senang hati akan terus berusaha.
Tuan Ji
datang membawa kantung belanja meminta istrinya lebih Bersemangat. Nyonya Nam
duduk diruangan dress room hanya terdiam. Tuan Ji pikir istrinya itu menyukai
barang yang dibawakanya. Nyonya Nam menyindir kalau suamiya itu tak bisa
memahaminya.
“Itukah
sebabnya kau pergi dan hidup seperti itu? Kau membeli semua itu dari pasaraya
jadi Berikan saja kepada Jung Da Seul.” Ucap Nyonya Nam sinis.
“Kami sudah
putus hubungan, mengerti? Mana bisa kami berpacaran jika kamu begitu
menyeramkan? Wahh... Hanya ada wanita menyeramkan di sekitarku...” ucap Tuan
Lee kesal dan akan pergi.
“Tahukah
kau rumor apa yang sedang beredar? Bahwa Ji Yoon Seok berselingkuh dan keluarga
Ji Soo Ho mengalami masalah. Reporter terus menelepon dan Itu membuatku gila.”
Ungkap Nyonya Nam kesal
“Aku akan
menanganinya. Tenang saja. Kita pandai mengatasi media. Jadi Aturlah jadwal
untuk wawancara.” Ucap Tuan Ji santai
“Bukan
itu masalahnya. Tae Ri memeras kita... Apa pun yang kulakukan tidak akan cukup.”
Kata Nyonya Nam Tuan Ji mengaku paham dan berjanji akan membawa Soo Ho pulang
dan membuatnya menuruti perkataan Nyonya Nam.
Soo Ho
tertidur dikamarnya kembali bermimpi melihat Geu Rim dengan baju seragam bermain
di taman rumah sakit. Ji Woo dengan Soo
Ho berada di jendela rumah sakit, Ji Woo mengaku akan menciumnya sebelum mati.
Ini yang
terakhir... Tolong berikan ini kepada Geu Rim untuk kali terakhirnya.” Ucap Ji
Woo memberikan suratnya. Soo Ho tak memberikan pada Geu Rim tapi menaruh pada
laci mejanya.
Manager
Kim membangunkan Soo Ho yang kembali bermimpi buruk, akhirnya Soo Ho bangun
dari tidurnya. Manager Kim bertanya apakah Soo Ho bermimpi buruk lagi, Soo Ho
hanya terdiam dan terlihat gugup.
“Apa Kau
sungguh bisa syuting? Kau terlihat kurang sehat.” Ucap Manager Kim khawatir.
“Aku
baik-baik saja... Hyung Belakangan ini, aku terus bermimpi tentang Woo Ji
Woo... Apa Kau mengingatnya? Woo Ji Woo.” Tanya Soo Ho. Manager Kim menganguk
karena pasti mengingatnya
“Aku
menyukai Geu Rim dan keluarga Geu Rim akhirnya mulai menyukaiku juga. Tapi kini
aku melihat Ji Woo di mimpiku. Kenapa ini terjadi?” ungkap Soo Ho. Manager Kim
tak banyak berkata-kata.
Soo Ho
dan Tae Ri sudah ada didalam set, lalu PD meminta maaf kalau akan syuting dalam
10 menit. Tae Ri akhirnya mendekati Manager Kim yang sibuk dengan ponselnya.
“Joon
Woo, kamu senang bisa melihatku setiap hari karena aku dan Soo Ho membintangi
sinetron yang sama? Kami bisa menemuiku untuk urusan pekerjaan dan pribadi.”
Ungkap Tae Ri bahagia. Manager Kim seperti tak peduli dan pergi meninggalkanya.
Tae Ri hanya bisa terdiam melihat sikap Manager Kim.
Nyonya Jo
menelp anaknya ingin tahua Siapa yang paling dipikirkan saat bangun tidur di
pagi hari. Geu Rim menjawab kalau itu Tentu saja Ibu. Nyonya Joo mengeluh kalau
itu pasti bohong. Geu Rim mengaku kalaau itu
Ji Soo Ho.
“Kalau
begitu, siapa yang kau pikirkan saat sedang makan?” tanya Nyonya Jo. Geu Rim
pun menjawabJi Soo Ho.
“Astaga....
Apa-apaan ini, Geu Rim? Apa Hanya dia yang kau pikirkan?” ejek Nyonya Jo.
“Ibu...
Ini soal Pak Lee... Dia selalu menjagaku dan mengajariku cara menulis. Dia
orang yang memberiku banyak bantuan. Tapi kenapa aku lebih menyukai Soo Ho?”
ucap Geu Rim seperti merasa bimbang.
Soo Ho
baru saja selesai syuting, Manager Kim pikir Soo Ho butuh istirahat dan tak
yakin kalau bisa menyiarkan acara radio. Soo Ho mengaku baik-baik saja. Tiba-
tiba, Tuan Lee sudah datang mengaku kalau akan menjemput DJ mereka hari ini dan
juga ingin mengatakan sesuatu. Soo Ho hanya bisa terdiam melihat Tuan Lee yang
datang menjemputnya.
Keduanya
duduk didalam mobil, Tuan Lee pikir kalau Kemarin bertingkah aneh, dan merasa masih
harus mengatakan yang harus dikatakan, lalu tersadar kalau sebaiknya meminta
maaf. Soo Ho tetap diam sambil memandang ke arah luar jendela.
“Sejujurnya,
saat kau bilang akan terus menjalankan acara radio, aku agak berterima kasih. Tidak,
maksudku sangat berterima kasih... Jadi,
aku ingin membantu DJ kami merasa nyaman saat menjalankan acaranya dengan
caraku sendiri.” Ungkap Tuan Lee
“Itukah
sebabnya Anda memilih pukul 4.00 pagi untuk acara kita?” kata Soo Ho
“Kurasa
itu satu-satunya waktu saat kau senggang. Kau harus mengecek jadwalmu dan
merasa tidak nyaman jika jadwalmu bentrok. Akan melelahkan bekerja saat dini
hari, tapi kita tidak akan dikekang rating. Aku selalu berpikir akan sangat
menyenangkan mengabaikan jumlah pendengar yang kita dapatkan. Kau mungkin
berpikir aku egois.” Ucap Tuan Lee
“Apa Anda
tipe orang yang melewatkan topik yang harus dibicarakan dan hanya membicarakan
hal yang tidak seharusnya dibicarakan? Yang Anda bahas sekarang adalah berita
lama... Tapi soal pengakuan Anda, itu seharusnya tidak pernah dikatakan... Menurut
Anda, bagaimana perasaannya saat ini? Dia menyukai dan sangat mempercayai Anda.”
Kata Soo Ho kesal
Tuan Lee
mengaku kalau mengetahui hal itu, Soo Ho ingin tahu nanti perasaan Geu Rim di ruang siaran sekarang menurutnya itu
terlalu egois. Tuan Lee pun membalas kalau Soo Ho berpikir seperti itu kenapa
malah berkencan dengan Geu Rim dan dan membawanya ke hotel.
“Tidakkah
kau memikirkan rumor macam apa yang akan menimpanya” ucap Tuan Lee. Soo Ho
kaget mendengarnya ternyata Tuan Lee sudah mengetahuinya.
Acara "'Ji
Soo Ho's Radio Romance'" Soo Ho menatap Geu Rim yang duduk disampingnya,
Tuan Lee pun dia ruang kontrol melihatnya, tapi Geu Rim seperti santai
memberikan naskah yang akan dibacakan oleh Soo Ho. Tuan Lee membaca kalimat
awal “Tidak ada yang mau kehilangan orang yang berharga bagi mereka.”
Akhirnya
Siaran selesai, Tuan Lee memanggil Geu Rim saat akan keluar bersama dengan Soo
Ho dengan nada marah kalau ingin
membakar naskah hari ini. Geu Rim pun pamit untuk bertemu dengan Tuan Lee lebih
dulu.
“Apa Ini
sungguh untuk acara pukul 4.00 pagi? Bisa-bisanya menulis hal yang sama acara untuk
pukul 18.00 dan pukul 4.00. Bukannya aku tidak mengerti alasanmu tidak
fokus...Aku tahu kalau aku turut terlibat.” Ucap Tuan Lee
“Pak
Lee... Ada yang ingin kukatakan... Bisakah Anda menyempatkan waktu?” kata Geu
Rim dengan wajah serius.
Keduanya
duduk di cafe dengan jejeran piring hitam pada rak. Geu Rim mengaku Sudah lama tidak
datang ke tempat persembunyian Tuan Lee. Tuan Lee heran Geu Rim yang bisa mengetahuinya. Geu Rim pikir memang
sudah seharusnya mengetahui tempat persembunyian Tuan Lee.
“Kau
energik rupanya.” Komentar Tuan Lee. Geu
Rim membenarkan dengan nada bangga.
“Aku
tidak akan membiarkan hal semacam itu meruntuhkanku. Apa aku sering pamer
kepadamu sebagai sutradara produksi?”kata Tuan Lee
“Ya.
Pamer dan menyombongkan diri adalah keahlian Anda.” Kata Geu Rim. Tuan Lee
pikir tak ada yang bisa dilakukan karena memang seperti itu. Geu Rim pun
membenarkan
“Lalu Apa
Kau mencoba menolak seseorang yang luar biasa seperti ini?” tanya Tuan Lee
dengan wajah serius
“Setiap
kali aku ingin sekali menjadi penulis, Anda selalu ada. Anda memanggilku penulis
padahal aku masih pemula. Anda menjadikanku penulis utama setelah aku dipecat. Anda
membiarkanku menulis naskah sungguhan. Kalau dipikir-pikir, setiap hari saat
aku menjadi penulis, Anda selalu ada. Itu sebabnya aku tidak ingin mengucapkan,
"Maafkan aku." Senang bisa memiliki seseorang seperti Anda.” ungkap
Geu Rim
“Tapi menolak
perasaan seperti itu sangat mengecewakan dan menyakitkan.” Kata Tuan Lee
“Jadi, daripada mengucapkan, "Maafkan
aku", aku ingin mengucapkan, "Terima kasih."... Terima kasih,
Pak Lee.... Tapi aku menyukai seseorang...” kata Geu Rim yang langsung disela
oleh Tuan Lee.
Tuan Lee
mengaku sudah tahu dan juga sudah menduga
akan ditolak seperti ini lalu mengajaknya untuk pergi. Geu Rim pun bisa
tersenyum karena sudah tak ada kegundahan dihatinya.
Tae Ri
menungu didepan apartement, saat Manager Kim turun dari mobil ia langsung
mendekatinya dan langsung memintanya sebagai seorang manager dengan selembar
uang 10ribu won. Manager Kim menatap Tae Ri lebih dalam lagi.
Flash
Back
Manager
Ki membuka mobil van dan artisnya pun turun. Tae Ri tiba-tiba datang menemui
Manager Kim mengatakan kalau akan memberikan 10 dolar dan meminta untuk menjadi
manajernya selama sehari. Mereka pergi ke sebuah cafe dengan Manager Kim berada
di luar jendela, menatap Tae Ri sedang bertemu dengan calon ayah dan ibunya.
“Pak.
Bisakah Anda berjanji untuk membahagiakan ibuku?” kata Tae Ri. Paman itu
menganguk
“Aku menyukai kepercayaan diri Anda dan Ibu.
Jangan cemaskan aku.. Apa Ibu lihat? Aku berkeliling dengan sebuah kendaraan
besar... Putri Ibu selalu beruntung, jadi, jangan kasihani aku... Menikah dan
hidup bahagialah selamanya... Jangan cemaskan aku, mengerti?” ucap Tae Ri
menunjuk mobil van yang dikendarainya.
“Lihatlah.
Ibu lihat betapa tampannya manajerku?” kata Tae Ri bangga. Ibunya pun memuji
Manager Kim dan berterima kasih pada Tae Ri.
Saat di
dalam mobil, Tae Ri hanya bisa menangis lalu memberikan uang 10ribu won sebagai
bayaran Manager Kim. Manager Kim hanya bisa terdiam melihat Tae Ri yang terus
menangis.
Manager
Kim mengingat kejadian itu seperti tak ingin mengubrisnya dan berjalan pergi,
Tae Ri mengikutinya mengaku kalau sungguh membutuhkan manajer saat ini. Ia tahu
kalau belum populer saat itu tapi bisa membayar gaji Manager Kim sekarang. Manager Kim bergegas masuk. Tae Ri tak habis
pikir kalau Manager Kim yang sungguh akan mencampakkanya.
Geu Rim
menelp Soo Ho memberitahu kalau meninggalkan Tuan Lee. Soo Ho bertanya apakah
bisa bertemu denganya sekarang. Akhirnya Geu Rim datang ke rumah Soo Ho. Soo Ho
ingin tahu apa yang dikatakan oleh Lee Kang,
“Dia mengungkapkan
perasaan kepadamu. Kau bilang apa kepadanya? Aku sudah mulai gila, jadi,
katakanlah... Berhentilah mengulur waktu.” Kata Soo Ho penasaran.
“Aku
berterima kasih kepadanya.” Ucap Geu Rim. Soo Ho binggung Geu Rim malah
berterima kasih kepadanya
“Aku
berterima kasih kepadanya karena menyukaiku, tapi aku tidak bisa membalas
perasaannya karena sudah menyukaimu.” Ungkap Geu Rim yang membuat Soo Ho
tersenyum
“Aku
khawatir... Aku ingin terus berteman, tapi aku harus terus bertemu dengannya di
ruang siaran.” Akui Geu Rim
“Kuharap
kau tidak akan bertemu dengannya lagi... Sejujurnya, aku tidak suka melihatmu
bersamanya seharian penuh. Itu menggangguku. Tapi aku tidak bisa mengatakan itu
kepadamu karena dia seseorang yang kau hargai. Selain itu, dia sangat berarti
bagimu.” Ungkap Soo Ho
“Tentu,
orang gila itu... Kuakui, dia agak keren. Tapi dia menyebalkan...Dia juga
seperti gembel dengan janggut itu.” Komentar Soo Ho. Geu Rim binggung dengan
komentar So Ho
Soo
Ho mengaku kalau juga ingin menyukai
orang gila itu tapi meminta agar Geu Rim bisa memahami kalau tidak bisa
melakukanya. Geu Rim merasa Soo Ho bersikap
dewasa selama beberapa hari belakangan. So Ho mengaku kalau bersikap seperti
itu hanya pada Geu Rim.
“Aku
berbicara dengan nada rendah dan bersikap sopan kepada orang lain. Tapi aku
tidak perlu seperti itu di depanmu. Aku juga tidak mau. Aku cemburu karena Gang
berkata dia menyukaimu.” Ungkap Soo Ho yang membuat Geu Rim tersenyum.
Tuan Lee
bertemu dengan Nyonya Nam mengaku Pertunjukkan pertama lancar, begitu pula
rekamannya. Ia mengucapkan termakasih karena acara mereka juga lancar karena
Nyonya Nam. Nyonya Nam heran kenapa Tuan
Lee malah berterima kasih kepadanya.
“Kau
membolehkan kami rehat saat penampilan kami baik. Berkat kamu juga, kami bisa
melakukan acara radio lagi. Jadi Sudah sewajarnya berterima kasih kepadamu.”
Ungkap Tuan Lee
“Kurasa
sutradara produksi radio tidak sibuk.” Komentar Nyonya Nam
“Selain
itu, aku ingin bilang kami tidak memerlukan itu lagi.” Kata Tuan Lee, Nyonya
Nam pikir kalau itu memang yang dinginkanya.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar