PS : All images credit and content copyright : KBS
Keduanya
sudah ada di hotel melihat sosok pria berjalan dengan seorang wanita. Wan Seung
tak percaya kalau Suami Seoo Ji ada di sebuah hotel bersama wanita lain bahkan
sebelum pemakaman istrinya berakhir. Seol Ok memastikan kalau bukan suami Soo
Ji sebagai pelakunya.
“Tidak,
dia punya alibi yang kuat.” Ucap Wan
Seung. Saat itu Suami So Ji menyuruh si wanita pergi lebih dulu karena ada
sesuatu yang harus diurus.
“Ini
mencurigakan” kata Seol Ok. Wan Seung pikir itu
Sudah pasti pembunuhan melibatkan perselingkuhan mereka.
“Tidak,
tas itu... Tas itu edisi terbatas... Aku perlu bertanya padanya di mana dia
mendapatkannya.” Kata Seol Ok
“Bukan
saatnya kau berbelanja.” Keluh Wan Seung. Seol Ok menegaskan tidak akan meminta
untuk membelinya, jadi jangan khawatir
“Lalu
tanyakan saja apa yang ingin kau ketahui.” Ucap Wan Seung berteriak memanggil
Suami Soo Jin.
Seol Ok
langsung menarik dan membekap mulut Wan Seung, keduanya berdiri dengan wajah
saling berdekatan. Seol Ok memberitahu kalau Jo Soo Jin juga memiliki tas edisi
terbatas itu, Wan Seung teringat kalau itu tas yang sama di temukan di TKP.
“Ini... penipuan
pernikahan” ucap Seol Ok yakin.
Mereka
akhirnya mengikuti pacar suami Soo Jin duduk dicafe. Seol Ok memperlihatkan
ponselnya pada Wan Seung, kalau melihat
banyak wajah yang familier. Ia memperlihatkan foto daftar pencarian orang dan
juga foto saat Soo Jin menikah.
“Aku
menyimpan ini dan menatap mereka setiap hari.” Jelas Seol Ok yakin.
“Apa kau
mengatakan mereka adalah organisasi kriminal karena mereka terlihat di foto
pernikahan ini?” ucap Wan Seung
“Ini
sebuah organisasi... Ini penipuan pernikahan yang terorganisir.” Ucap Seol Ok
yakin. Tapi Wan Seung seperti masih binggung maksudnya Sebuah penipuan
pernikahan.
Seol Ok
dan Wan Seung bertemu dengan pacar suami Soo Ji inin tahu pertama kali bertemu.
Si wanita mengaku kalau bertemu di B dan P Beauty Center. Akhirnya Seol Ok
dengan rambut panjang dan terlihat anggun berjalan di lorong.
Wan Seung
memastikan kalau Seol Ok bisa mendengar suaranya dari earphone, Seol Ok pikir Ini
tempat yang tepat untuk menemukan korbannya. Wan Seung mengtakan kalau sering
melihatnya dalam laporan kartu Jo Soo Jin yaitu B dan P Pusat Kecantikan.
“Mereka
sangat rahasia, dan sulit mendapatkan keanggotaan disana. Tapi Dia sering pergi
ke sana.” Ucap Wan Seung
“Apa
suamimu pergi ke pusat kecantikan?” tanya Seol Ok pada si wanita. Si wanita
mengaku tidak.
Seol Ok
binggung bagaimana mereka bisa bertemu, lalu melihat sosok wanita yang duduk di
sofa dan wajahnya terlihat sangat familiar. Ia langsung bergegas pergi ke
receptionist, ingin tah siapa yang bisa membantu untuk mendapatkan konsultasi.
Si wanita setengah baya pun mendekati Seol Ok mengatakan akan menunjukkan
jalannya.
“Ibu mertuaku
orang yang biasa kesana.” Ucap Si wanita calon istri dari suami Soo Ji
“Aku akan
menunjukkan jalan karena Tidak mudah kau menemukannya saat pertama kali.” Ucap Ibu mertua Soo Ji ramah
pada Seol Ok
“Aku agak
kesepian karena ibuku meninggal saat aku masih kecil.” Ungkap si wanita
“Dia
pasti sudah memperlakukan dirimu seperti anaknya sendiri.” Komentar Seol Ok. Si
wanita membenarkan.
“Dia juga
kehilangan putrinya kandungnya Jadi dia membawaku masuk seperti putrinya
sendiri.” Ungkap si wanita.
Seol Ok
sudah duduk dengan Ibu mertua Soo Ji seperti sudah sangat dekat. Si ibu
menyarankan Lain kali harus datang dengan ibunya karena akan memberikan diskon
keluarga. Seol Ok mengaku kalau ibunya sudah meninggal saat masih kecil.
“Nam Bok
Soon.... Ada 12 catatan kriminal sebelumnya, mulai dari Kecurangan asuransi,
penipuan hipotek, penipuan real estat, pemalsuan dokumen, pemalsuan cap, dan
penggunaan nama orang lain secara ilegal. Dia melakukan segalanya di industri
penipuan. Mereka juga dikenal sebagai Bok Soon Gang.” Ucap Wan Seung melihat
catatannya.
“bolehkah
aku memanggilmu sebagai ibu?” ungkap Seol Ok setelah mendengar penjelasan Wan
Seung
“Tentu
saja... Panggil aku ibumu kapanpun kau mau, wah.. Aku punya anak perempuan.”
Ungkap Nyonya Nam bangga.
Mereka
pun akhirnya semakin dekat, berbelanja, pakaian tas dan juga yang lainya. Lalu
mereka melakukan spa bersama, seperti keduanya kompak layaknya ibu dan anak.
Sementara pacar dari mantan Suami Soo Ji marah menampar anak Nyonya Nam
beberapa kali.
“Bagaimana
kau bisa melakukan ini padaku?” ucap si wanita marah karena di putuskan begitu
saja.
“Maaf,
tapi... ibuku.. ingin tas itu kembali” ucap Anak Nyonya Nam. Si wanita pun
mengambalikan tas pink yang diberikan pacarnya.
Seol Ok
sudah duduk di ruang tamu dengan Nyonya Nam yang memberikan secangkir teh.
Nyonya Nam memuji lukisan yang diberikan Seol Ok itu sangat berharga. Seol Ok
pikir kalau itu pantas karena Nyonya Nam memberikan tas edisi terbatas.
“Kau dan
aku berbagi selera yang sama.” Komentar Nyonya Nam, Seol Ok menyetujuinya.
Saat itu
ponsel Nyonya Nam berdering, Seorang pria bertanya apakah mobil Nyonya Nam
dengan plat nomor 7853. Nyonya Nam membenarkan. Si pria memberitahu kalau Ada
masalah kalau menabrak mobilnya. Nyonya Nam berteriak kaget dan mengatakan akan
keluar.
“Aku
minta maaf karena harus pergi” ucap Nyonya Nam setelah menutup telpnya.
“Tidak
apa-apa... Aku akan melihat di mana kita bisa menggantung lukisan itu.” Kata
Seol Ok. Nyonya Nam berjanji akan segera kembali.
Seol Ok
mencoba memastikan kalau Nyonya Nam sudah keluar dari rumah. Wan Seol berbicara
di telp ingin tahu apakah menemukan sesuatu. Seol Ok melihat kalau Tas milik
Nyonya Nam besar dan tua, tapi mencurigakan, padahal Pakaian dan sepatunya
selalu baru.
Flash Back
Ia
teringat saat duduk bersama dengan Nyonya Nam membahas baju yang bagus, tak
sengaja tas coklatnya terjatuh dan matanya langsung melotot marah.
Akhirnya
Seol Ok membuka isi tas dan melihat ada banyak alat make up, lalu ID Card
bertuliskan Jo Soo Jin, Ahn Soo Jung dan wanita lainya. Ia juga melihat buku
rekening Joeun Bank dengan nama Jo Soo Jin serta Surat kuasa
“Begitu
mereka menikah, mereka membuka rekening dengan nama istrinya. Mereka kemudian
mengetahui bahwa keluarga Nam punya sangat banyak hutang, dan itulah sebabnya
dia bunuh diri. Mereka dikhianati oleh suami dan ibu mertuanya. Mereka
mengambil keuntungan dari celah dalam hukum, dan menghindari kecurigaan. Mereka
sudah menikah, Tapi mereka belum mengajukan surat nikah” ucap Seol Ok
menyimpulkan.
Wan Seung
menyuruh Seol Ok segera keluar karena sangat berbahaya didalam rumah. Seol Ok
pikir kalau bukti yang ditemukan tidak cukup karena butuh sesuatu yang pasti.
Saat itu Nyonya Nam mengetuk jendela mobil Wan Seung karena menelpnya.
“Aku
sedang telepon dengan perusahaan asuransiku... Aku akan menyelesaikan panggilan
ini dan keluar.” Ucap Wan Seung sengaja entupi wajahnya dengan masker dan
meminta agar pihak asuransi datang
“Bagaimana
ini bisa terjadi?” ucap Nyonya Nam melihat kondisi mobilnya. Wan Seung mengaku sangat menyesal karena
melamun...
“Tapi Tidak
terlihat seperti kau menabrak...” kata Nyonya Nam. Wan Seung mengalikan kalau
Sepertinya mobil Nyonya Nam itu baru.
Nyonya
Nam ingin segera menyelesaikanya, Wan Seung mencoba menahan kalau mobil Nyonya
Nam yang mengeluarkan asap. Nyonya Nam ingin segera kembali ke rumah. Wan Seung
meminta agar menunggu karena Perusahaan asuransi akan datang lalu mengambil
foto.
Seol Ok
sudah menaiki tangga lain dua dan melihat sebuah pintu kama dengan kunci
seperti masuk rumah, ia teringat dengan mobil milik Nyonya Nam plat nomor 7853
dan Nomor rekening untuk deposit palsu dengan nomor belakang yang sama.
Ia
menekan nomor 7853, pada tombol kunci dan pintu pun terbuka. Seol Ok
mengeluarkan senter ingin melihat isi kamar, betapa terkejutnya melihat ada
banyak foto pernikahan dan semua penganti wanitanya diberikan tanda silang
merah, dengan arti sudah meninggal. Wan Seung memberikan Seol Ok agar Keluarlah
karena Nyonya Nam baru saja masuk
Nyonya
Nam masuk rumah seperti melihat Seol Ok terburu-buru. Suasana terasa berbeda.
Akhirnya Seol Ok berpura-pura santai bertanya Apa yang terjadi. Nyonya Nam
mengaku Tidak apa-apa. Saat itu anak dari Nyonya Nam pulang kerumah berpikir
kalau waktunya tepat.
“Aku
sudah memberitahumu tentang dia, kan? Ini anakku” ucap Nyonya Nam
memperkenalkan anaknya.
[3 minggu kemudian, hari pernikahan]
Wan Seun
berteriak kalau keberatan dengan pernikahan
dan menurutnya tidak boleh terjadi. Ia meminta agar memBatalkan
pernikahan ini. Nyonya Nam ingin tahu siapa pria yang membuat kegaduhan di pernikahan. Wan Seung
mengeluarkan borgolnya kalau ia anjing pelacak Seodong. Nyonya Nam terlihat
binggung.
“Penipuan
bersambung, perampokan khusus, melanggar hukum keuangan, menempa dokumen resmi,membantu
dan bersekongkol bunuh diri. Kau ditangkap karena semua hal di atas... Jangan
bergerak” ucap Wan Seung
“Bukti
apa yang kau punya? Kenapa kau merusak pernikahan ini?” kata Nyonya Nam berani
melawan
“Kau
bilang Bukti? Tas itu” ucap Wan Seung. Nyonya Nam masih menyangkal dengan tas
yang tak pernah lepas dari tanganya.
Seol Ok
yang tersenyum melihat Wan Seung datang memberitahu ibu mertuanya kalau menjatuhkan
cap segel di lantai. Nyonya Nam langsung panik mencari di bawah kursi dan
akhirnya tersadar kalau dibohongi. Ia pun mengajak Seol Ok untuk pergi ke
tempat yang aman.
“Tidak,Ibu.
Aku akan mengantarmu ke kantor polisi.” Ucap Seol Ok lalu menyempritkan gas air
mata pada calon suaminya. Si anak berteriak kesakitan dan langsung keluar dari
ruangan.
“Apa
kau... dengan detektif itu.. “ucap Nyonya Nam marah. Wan Seung menegaskan kalau
mereka tidak begitu dekat.
Saat itu
juga pria yang duduk sebagai tamu undangan langsung berdiri dengan kayu seperti
gangster. Seol Ok hanya bisa melonggo. Wan Seung menegaskan kalau ia seorang
petugas polisi dengan wajah sedikt panik. Seol Ok akhirnya menarik Wan Seung
agar menjauh dari para Gangster.
“Sudah
kukatakan bahwa pernikahan itu berbahaya.” Bisik Wan Seung
“Lalu
bagaimana kita bisa menangkap komplotan ini?” keluh Seol Ok, Wan Seung mengeluh Seol Ok terlalu sembrono
“Kenapa
kau kesini? Kau ceroboh.” Kata Seol Ok kesal
“Bagaimana
aku tidak melakukan apapun saat kau diculik? Apa itu tahi lalat di bawah
matamu?” ejek Wan Seung
Nyonya
Nam melempar pisau dan Wan Seung bisa
menyelamatkan Seol Ok. Akhirnya perkelahian terjadi antara Wan Seung dan
Gangster. Ketua Bae masuk ruangan memangil Wan Seung kalau sudah datang. Wan
Seung dan Seol Ok mengeluh karena Tuan Bae
datang terlambat.
“Aku
harus membawa ini.” Ucap Tuan Bae memperlihatkan surat Perintah Penangkapan.
“Kalian
semua sudah mati, Ketua Bae ada di sini” kata Wan Seung bangga. Dan perkelahian
polisi dengan gangster pun kembali terjadi.
Seol Ok
memuji Tuan Bae yang terlihat gagah melawan gangster,Wan Seung tak kalah
kembali melawan gangster. Nyonya Nam mencoba kabur, Seol Ok melihat Nyonya Na
mengejek dengan bertanya mau pergi kemana. Nyonya Nam sangat marah pada Seol Ok
karena selama ini membelikan semua tas mewah itu.
Wan Seung melawan gangster dan melihat Seol Ok
yang dibawa oleh Nyonya Nam dan juga anak buahnya. Tuan Baek mengatakan kalau akan mengurus semua
jadi Wan Seung harus mengikuti mereka. Wan Seung berlari mengejar Seol Ok yang
dibawa kabur melakui tangga darurat.
Seol Ok
mencoba untuk melepaskan tangan yang menariknya, tapi tak punya kekuatan. Wan Seung berteriak kalau Seol Ok adalah
wanitanya. Akhirnya Seol Ok masuk ke dalam pintu berputar dan terjebak begitu
juga Wan Seung, keduanya mencoba untuk segera keluar.
Saat itu
juga Seol Ok terjatuh dan ditinggalkan begitu saja. Wan Seung pun menolong Seol
Ok berdiri dan bergegas segera masuk ke dalam mobil mengejar Nyonya Nam yang
pergi dengan mobil pengantin. Wan Seung mencoba menyalakan mobil, tapi tak
bisa.
“Dari
semua waktu.. Kenapa saat ini” keluh Seol Ok. Wan Seung terus berusaha
menyalakan mobil.
“Dia
mempelai laki-lakiku.” Teriak Seol Ok melihat anak Nyonya Nam mengendarai
motor. Wan Seung sengaja membuka pintu dan membuat anak Nyonya Nam terlempar
dari motornya.
“Kau
memanggilnya mempelai priamu secara alami.” Keluh Wan Seung kesal lalu
memberitahu Seol Ok kalau Mempelai pria Seol Ok sudah mati.
“Hei.. Kau
akan mati jika mengendarai motor| seperti itu.” Ucap Wan Seung menarik anak
Nyonya Nam dan memborgol di stir mobil
“Sungguh
sialnya bagimu tertangkap di hari pernikahanmu” ejek Wan Seung. Saat itu Seol
Ok langsung merobek gaunya lalu naik ke motor
“Ahjuma,
apa yang kau lakukan?” tanya Wan Seung binggung
“Kita
tidak bisa mengejarnya dengan mobil itu, jadi Naiklah” kata Seol Ok
“Aku tahu
kau tidak punya lisensi.” Ucap Wan Seung. Seol Ok mengaku tak bisa mengemudikan
mobil tapi bisa dengan motor.
“Aku
sudah mendapat SIM untuk mengendarai sespan saat aku menjadi polisi wanita”
ucap Seol Ok bangga
“Tidak
setiap polis bisa mengarahkan sespan.” Balas Wan Seung. Seol Ok bertanya Wan
Seung ingin naik atau tidak.
“Apa Kau
benar-benar yakin?” ucap Wan Seung ragu, Seol Ok menganguk akhirnya Wan Seung
mengambil helm dan naik ke belakang motor.
Keduanya
mencoba mengejer mobil Nyonya Nam dengan terlihat jelas mengunakan mobil hias
pengantin. Nyonya Nam didalam mobil meminta supirnya agar bisa mengemudikan
lebih cepat. Suami Nyonya Nam tak percaya kalau Seol Ok yang terus mengejar
mereka
Nyonya
Nam menelp seseoran meminta agar mengeluarkan mobil. Tiba-tiba dibelakang motor
Seol Ok ada sebuah truk besar mengikuti. Wan Seung mengumpat kesal. Nyonya Nam
terlihat bahagia, tapi Seol Ok bisa menerobos lampu sebelum merah dan membuat
truk berhenti.
Seol Ok
berhasil mensejajarkan motornya, lalu Wan Seung memecahkan kaca dengan helmnya.
Mobil Nyonya Nam akhrinya berhenti dan terjadi tabrakan beruntun. Wan Seung
siap menangkap, tapi anak buah Nyonya Nam ikut keluar siap dengan balo kayu.
Saat itu
anak Nyonya Nam datang dengan mengemudikan mobil tanpa pintu, Wan Seung melihat
mobilnya menuju ke arah Seol Ok dan berusaha menyelamatkan wanitanya. Ia lalu kembali berkelahi dengan gangster,
Nyonya Nam panik melihat banyak anak buahnya yang jatuh kesakitan.
“Kenapa
dia mencoba membuat anak perempuan itu jatuh cinta padanya lagi?” keluh Seol Ok
melihat pengemudi yang terkesima pada Wan Seung.
Wan Seung
akan memborgol tangan si gangster, tapi Nyonya Nam menarik rambut Wan Seung,
Seol Ok tak terima akhirnya membantu. Suami Nyonya Nam juga akhirnya ikut
dengan saling menjambak. Keempat saling menjambak sambil berputar-putar, sampai
akhirnya Wan Seung menarik rambut palsu suami Nyonya Nam dan terlihat rambutnya
botak.
Nyonya
Nam kaget karena baru mengetahuinya, Suaminya Nyonya Nam berusaha menjelasan
kalau itu tak benar. Akhirnya Nyonya Nam dan Seol Ok saling menjambak rambut
seperti wanita yang sedang berkelahi
“Beraninya
kau mencengkeram rambut ibu mertuamu?” teriak Nyonya Nam marah
“Beraninya
kau menantang otoritas pemerintah?” ucap Seol Ok dan saat itu mobil polisi
lainya datang menyuruh aga melepaskan karena Semuanya sudah berakhir.
“Apa kau
sangat menyukai uang? Apa itu Cukup untuk mengganti kehidupan orang dengan
itu?” kata Seol Ok marah
Akhirnya
Nyonya Nam dibawa oleh mobil polisi dengan tatapan sinis. Anaknya pun merengek
karena dibawa dengan borgol di stir mobil. Suami Nyonya Nam berteriak meminta
agar dikembalikan wignya. Wan Seung mengembalikan wignya.
“Pengantin
yang sudah mati pasti merasa sangat kesal. Mereka pasti bermimpi tentang hidup
baru yang bahagia.” Ucap Seol Ok
“Inilah
kenapa aku tidak menikah.” Komentar Wan Seung lalu melihat rok Seol Ok pendek.
Ia
memberikan jas agar bisa menutupi kakinya, karena Ttdak baik bagi mata orang
lain untuk melihat kakinya. Seol Ok menolak karena Wan Seung akan melihatnya
lagi dan menggunakan itu sebagai alasan, mengaku benci orang-orang yang
bertepung.
“Dibuang
atau menjualnya. Aku tidak peduli” kata Wan Seung. Seol Ok tahu kalau Wan Seung
akan menuntutny karena pengerusakan
“Kau akan
menyebabkan kerusakan pada orang lain dengan membuka kakimu. Ini harus dianggap
sebagai polusi.” Ejek Wan Seung
“Ini
adalah informasi palsu dan penghinaan.”kata Seol Ok marah
“Aku
mengatakan yang sebenarnya, jadi ini bukan informasi palsu.” Kata Wan Seung
“Itu
menambah penghinaan terhadap dakwaanmu.” Balas Seol Ok marah
“Pak Kim,
bawa wanita ini ke kantor polisi dan Bawa dia pulang dengan selamat... Bawa dia
ke dalam mobil. Cepat!” teriak Wan Seung kesal
Esok
paginya, Wan Seung masuk ke kantor Real Estat Bogook, lalu berpikir kalau
tempat ini berubah lagi, sambil mengejek kalau temanya itu seorang pria tua
yang pemilih. Seorang pegawai menyapa Wan Seung bertanya apakah sedang mencari
rumah.
“Tidak.
Apa pemiliknya ada?” tanya Wan Seung. Si pegawai mengatakan kalau pemiliknya sedang
keluar sekarang.
Akhirnya
seorang pria tua datang bertanya pada Wan Seung apakah ingin pindah lagi. Wan
Seung mengaku Ada wanita aneh di
lingkungannya dan dan sewanya sangat tinggi dan mendengar daerah Joongjin-dong
murah jadi akan pindah kesana.
“Aigoo.. Kenapa
kau mencari di Yeouido?.” Keluh si pria. Wan Seung pikir temanya itu tahu
banyak orang.
“Kudengar
ada banyak kejahatan di sana.” Komentar si pria sambil membuat secangkir kopi.
“Sementara
kau berada disitu, Pindahkan aku ke Kantor Polisi Joongjin juga.” Pinta Wan
Seung
“Seorang
pensiunan yang merupakan makelar sekarang tidak punya kekuatan. Lalu Kenapa kau
ingin pergi kesana?” tanya si pria
“Kepalanya
dulu ada di Kantor Polisi Sinim.” Ucap Wan Seung. Si pria menyebut apakah itu Kepala
Shin
“Aku juga
mengenalnya. Kami bekerja di intelijen bersama.” Ucap Si pria
“Aku
mencari orang tersebut... Ketua Kim.. “ kata Wan Seung dengan wajah serius.
“Apa
kau... masih saja menyelidiki setelah kasus itu? Kau menangkap si pembunuh.” Kata
si pria
“ Dia terbunuh
di pusat penahanan Dan tersangka utama lari ke Filipina. Kasus ini belum berakhir.”
Kata Wan Seung. Si pria yakin Tidak ada
yang pernah menemukan.
“Tapi aku
yakin itu ada hubungannya dengan kematian Seo Hyun Soo.” Ucap Wan Seung.
Seol Ok
terlihat menatap jam di dalam restoran, dan bergegas saat jam 5 tepat kalau
perlu memeriksa sesuatu. Kyung Mi binggung tapi mengingatnya kalau itu Pengumuman
untuk calon yang lolos Seol Ok melihat Hasil skrining pertama dan Daftar calon
yang lulus
“Apa kau
berhasil atau Kau gagal?”tanya Kyung Mi akhirnya ikut melihat didepan komputer.
Junior
Polisi menghampiri Wan Seung bertanya apakah memang mendaftar untuk ditransfer
ke wilayah lain. Wan Seung menganguk membenarkan. Si junior mengaku tidak tahu
apa yang akan terjadi dan memberitahu Seseorang baru saja datang mencarinya.
“Apa Kau
tidak melihatnya? Beberapa wanita” ucap Si junior
“Salah
satunya dengan mata yang besar kan? Tentu saja. Dia merasa buruk karena
mengambil cincin itu. Aku harus menangkapnya karena penggelapan.” Kata Wan
Seung berpikir kalau itu Seol Ok
“Dia
bilang namanya Seo Hyun Soo.” Ucap Si junior. Wan Seung kaget kalau namanya
sama dengan cinta pertamanya.
Sebelumnya
saat bertemu di lorong, Junior itu meminta agar memberikan kartu namanya. Si
wanita yang terlihat anggun memberikan kartu naam bertuliskan nama Seo Hyun Soo
dan ingin memberitahukanya pada Wan Seung kalau ia datang.
Wan Seung
bertanya kapan Hyun Soo datang, Si junior pikir tepat sebelum Wan Seung masuk mungkin
Lima menit. Wan Seung berlari keluar dari gedung mencoba mencari sosok Hyun
Soo. Seorang wanita dengan pakaian putih berjalan masuk mobil, seperti sudah
siap menabrak Wan Seung yang ada didepanya.
Bersambung
ke episode 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Akhirnya drama yg dtunggu sdh tayang. Ka lanjut sinopsisnya. Fighting..
BalasHapus