Geu Rim
dan Soo Ho berjalan sambil bergandengan tangan, beberapa orang melihat keduanya
seperti iri. Geu Rim bertanya apakah Soo Ho
pernah berjalan bersama seseorang sambil bergandengan seperti sekarang.
Soo Ho mengaku belum pernah melakukanya.
“Berarti
aku yang pertama?” tanya Geu Rim. Soo Ho membenarkan.
“Berarti
saat kau menangis...” ucap Geu Rim. Soo Ho mengaku kalau itu juga pertama
kalinya menangis.
“Berarti
kau mendapatkan sebagian besar pengalaman pertamamu bersamaku.” Komentar Geu
Rim. Soo Ho membenarkan.
“Ada banyak
reporter di depan rumahmu. Kau seharusnya memberitahuku. Aku bisa
mengizinkanmu menginap di rumahku kapan
saja.” Ucap Geu Rim merasa khawatir
“Tapi kamu
menderita karena berkencan dengan ku, selain itu , reporter dan penggemar.. “ ucap Soo Ho dan
disela oleh Geu Rim.
“Bagaimanapun,
aku dihujani komentar tapi berkat kau. Aku menyukainya. Dan Satu hal lagi... Aku
memikirkan sebuah tempat untukmu menginap.” Kata Geu Rim.
Geu Rim
berjalan menaiki tangga pergi ke "Ruang Tidur" Soo Ho binggung kenapa
mereka pergi ke tempat itu, Geu Rim memberi kode agar Soo Ho tak bersuara lalu
bergegas masuk ke dalam ruangan. Keduanya duduk di tempat tidur tingkat dalam
ruangan.
“Tidurlah
di sini.” Kata Geu Rim. Soo Ho binggung karena harus tidur di tempat yang tak
sesuai denganya.
“Ranjang
ini luar biasa... Kau akan tidur setelah berbaring di ranjang ini. Aku yakin kau
Pasti belum tidur sejak konferensi pers itu.” Kata Geu Rim. Soo Ho ingin tahu
apa yang akan dilakukan Geu Rim.
“Aku...
Siaran akan segera dimulai, jadi, aku bisa mengedit naskah selagi kau tidur.”
Ucap Geu Rim. Soo Ho balik bertanya dengan dirinya. Geu Rim binggung seperti
mengetahui apa yang dimaksud Soo Ho.
Akhirnya
keduanya berbaring di ranjang yang sama dengan saling menatap. Geu Rim khawatir
kalau nanti mereka ketahuan dan apa yang akan terjadi. Soo Ho juga tak tahu,
lalu bertanya kalau mereka ketahuan apakah Geu Rim akan di pecat.
“Aku
meragukannya... Menurutku Tidak mungkin dipecat karena hal semacam itu.” Ucap
Geu Rim
“Jika
tidak, tidurlah bersamaku dua jam saja. Selain itu aku ingin melakukan siaran
langsung, bukan rekaman.” Kata Soo Ho. Geu Rim kaget mendengarnya.
“Aku
ingin siaran di radio secara live” ucap Soo Ho. Geu Rim pun menyetujuinya,
mereka pun mencoba untuk tidur walaupun hanya sebentar.
Tuan Lee
masuk ruangan kaget melihat Soo Ho dan Geu Rim sudah ada dalam ruang siaran dan
bertanya Apa yang terjadi. Geu Rim memberitahu kalau Soo Ho ingin melakukan
siaran langsung. Tuan Lee mengaku sudah melihat konferensi persnya.
“Aku
khawatir. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Tuan Lee. Soo Ho mengangguk seperti
sudah terbebas dari masalah.
“Lalu Apa
Kau sungguh berencana untuk melakukan siaran langsung?” tanya Tuan Lee. Soo Ho
menganguk saat itu Hoon Jung masuk ruangan edngan nada kesal
“Yang
benar saja! Anda bilang kita akan memutar rekaman!” ucap Hon Jung dan melihat
Soo Ho sudah ada dalam ruang siaran.
Tuan Lee
langsung mengeluh Hoon Jung yang berisik, Hoon Jung pun meminta maaf karena
kembali ketahuan mengeluh tentang Soo Ho. Tuan Lee pun mengajak mereka untuk
mulai bersiap-siap.
Tuan Lee
masuk ruangan bertanya apakah Soo Ho sudah siap karena harus memimpin hari ini
dan Belum ada yang disiapkan. Soo Ho
pikir Begitulah radio, tidak ada yang disiapkan seperti terlihat santai
walaupun tanpa script.
“Soo
Ho... Sejujurnya, saat kali pertama membawamu sebagai DJ kami, aku mau
memanfaatkan popularitasmu. Aku mau banyak orang mendengarkan radio ini. Aku
penasaran berapa banyak orang yang akan mendengarkan siaran radio yang
dibawakan oleh Ji Soo Ho. Itulah yang kukejar. Tapi sekarang, popularitas dan
citramu tidaklah penting. Aku menyukaimu apa adanya. Aku hanya ingin
memberitahumu itu.” Ungkap Tuan Lee
“Kenapa
Anda memberitahuku itu?” tanya Soo Ho. Tuan Lee pikir benar juga seperti tak
ada alasan untuk memberitahu Soo Ho.
“Tapi
kapan lagi aku mau mengatakan kata-kata menjijikkan seperti ini jika bukan pada
pukul 4.00 pagi?” kata Tuan Lee lalu meminta agar Soo Ho bisa bersiap.
Soo Ho
mulai siaran tanpa skrip, membahas kalau pasti setiap orang sering
membicarakanku belakangan ini. Ia tahu kalau Cerita tentang dirinya dan
keluarganya sedang menjadi topik panas saat ini. Ia pikir Setelah menunjukkan
dirinya yang sebenarnya kepada
orang-orang, maka ia akhirnya merasa damai.
“Bukankah
itu aneh? Sejak melepas topengku, maka aku dikelilingi hal yang belum pernah
kulakukan.” Ucap Soo Ho. Nyonya Nam di rumah akhirnya memutuskan untuk bercerai
dengan Tuan Ji.
“Ini kali
pertamaku mencintai seseorang dan juga kali pertamaku dicintai oleh seseorang.”
Akui Soo Ho yang mengingat saat pertama kali menangis didepan Geu Rim.
Geu Rim
berkata “Jika kau menatapku seperti sekarang, maka aku ingin memelukmu.” Untuk
pertama kalinya Soo Ho menerima pelukan dari Geu Rim dan menangis didepanya.
“Aku juga
menangis untuk kali pertama, tersenyum untuk kali pertama, dan tidur nyenyak
untuk kali pertama. Ini juga kali pertamaku berani membela seseorang.” Ucap Soo
Ho mengingat saat bisa tersenyum dan tidur di ranjang yang kecil tapi sangat
nyenyak, dan mengenggam tangan Geu Rim berjalan melewati wartawan dan fans yang
mengerubunginya.
“Selain
itu, aku mendengar kalimat ini untuk kali pertama. Jika seseorang memelukmu, berarti
dia ingin masuk ke kehidupanmu. Itu sebabnya aku mau mengatakan ini untuk kali
pertamanya. Aku juga ingin masuk ke kehidupannya.” Ucap Soo Ho dengan menatap
Geu Rim yang duduk didepanya.
Jason
akan segera pergi dari rumah dan Soo Ho baru saja kembali, keduanya saling
menatap dan akhirnya duduk bersama di sofa. Jason mengaku mencemaskan senyum
palsu Soo Ho dan hidup sambil menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.
“Aku
ingin membebaskanmu dari masa lalumu. Jika aku boleh beralasan, kupikir kau
sebaiknya menghadapi ketakutanmu karena kau tersiksa oleh trauma itu. Aku ingin
membantumu sebagai teman dan dokter tapi semua berakhir seperti ini.” Ucap
Jason merasa menyesal.
“Yang kau
butuhkan adalah simpati, Seperti perlakuan Geu Rim kepadamu. Maafkan aku, Soo
Ho... Aku telah menghancurkan kehidupanmu yang sempurna.” Kata Jason. Soo Ho
seperti masih marah tak ingin membahasnya menyuruh Jason pergi.
“Begitu
pun dengan Nyonya Nam... Dia tidak mau melakukan pemeriksaan latar belakang...
Tapi Dia hanya ingin mengetahui dirimu yang sebenarnya... Kurasa dia ingin
memahamimu.” Ungkap Jason. Soo Ho hanya bisa terdiam.
Tuan Kang
terlihat frustasi mengaku sudah berdoa
setiap hari sejak Tuan Lee
kembali,selain itu berdoa hari ini akan berlalu tanpa masalah dengan
sangat tulus, tapi akhirnya.... Tuan Lee tahu kalauKomisi Komunikasi Korea
menelepon. Tuan Kang kaget Tuan Lee bisa mengetahuinya.
“Apa
Karena aku mengizinkan Soo Ho membuat komentar pribadi? Seiring waktu berjalan,
cukup banyak masalah terkumpulAku akan pergi dan menurutku Sudah lama tidak
mengenakan setelan jas.” Ucap Tuan Lee santai
“Apa Kau
baru saja melihat yang kulakukan tadi ? Kau Duduk saja di sana dan mengangguk.Dan Jangan marah, mengerti?”
pesan Tuan Kang khawatir. Tuan Lee membalas dengan mengatakan Namaste.
“Aku mempercayaimu.
Namaste.” Kata Tuan Kang yakin kalau juniornya bisa menuruti perkataanya.
Soo Ho
datang menemui ibunya bertaya apakah sedang kesulitan, Nyonya Nam hanya diam
saja. Soo Ho pikir ibunya memang harus kesulitan karena Semuanya ulah Nyonya
Nam. Nyonya Nam tetap diam saja.
“Hal ini
terlintas di benakku beberapa hari belakangan.. Aku yakin Pasti selama ini Ibu
sangat sulit menatapku. Tapi Aku berpikir kenapa dia tidak membuangku? Kenapa
dia membuatku menjadi Ji Soo Ho sekarang?” ucap Soo Ho
“Ibu
mengatakan itu di hari ulang tahunmu, kan? Aku mengatakan "Kau bukanlah
putraku." Setelah mengatakan hal menyakitkan semacam itu kepadamu, ibu
juga hidup menderita selama ini.” Akui Nyonya Nam
“Bahkan
kau tetap memanggil ibu sebagai ibumu. Dan sekarang. Hal ini terlintas di benak
ibu beberapa hari belakangan. Meski ibu menolak dan menyangkalnya, kau selalu
ada di sana” ucap Nyonya Nam, Soo Ho pun menatap dalam ibunya.
Ra Hee
berjaan di lorong melihat Seung Soo dengan setelan jas bertanya apakah akan
pergi karena menurutnya dengan setelan itu tak cocok untuknya. Seung Soo
mengaku akan berkencan buta dan wanita itu
orang yang lembut tidak seperti Ra Hee. Ra Hee kaget kalau Seung Soo
akan berkencan buta.
Sementar
Soo Ho dibelakang berjalan dengan Soo Ho ingin tahu keadaan Nyonya Nam
sekarang. Soo Ho menceritakan ibunya mulai makan dan juga pergi keluar rumah,
tiba-tiba suasana lorong berubah dengan sesosok pria tampan berjalan di lorong
bahkan Ra Hee sampai melongg.
“Ada apa
ini?” tanya Seung Soo dengan Ra Hee tak bisa menutup mulutnya karena melihat
Tuan Lee yang tampan.
“Aku akan
pergi ke Komisi Komunikasi Korea” ucap
Tuan Lee santai
“Kau
seharusnya selalu berpakaian seperti ini saat ada diradio” komentar Ra Hee.
Tuan Lee hanya tersenyum lalu pamit pergi. Geu Rim menatap kepergian Tuan Lee
seperti merasakan sesuatu.
Geu Rim
bertemu dengan Tuan Lee di luar gedung. Tuan Lee memberitahu kalau Acara mereka
membuat banyak masalah dan akan mengunjungi kantor komisi penyiaran. Geu Rim
memastikan kalau Ini bukan hal serius.
Tuan Lee menyuruh Geu Rim agar Fokus saja pada tulisan saja.
“Ayo, kau
harus pergi.. Dia telah memelototiku sejak tadi.” Komentar Tuan Lee melirik
pada Soo Ho yang berdiri dengan tatapan sinis.
“Aku akan
kembali. Semuanya pasti akan baik-baik saja.” Kata Tuan Lee menyakinkan, tapi
Geu Rim seperti tak yakin kalau semua akan baik-baik saja.
Di ruang
komisi, Tuan Lee seperti sedang disidang dengan wajah kesal merasa dirinya
seperti sedang di ajak bercanda dengan menjelaskan kalau Definisi
"siaran" adalah untuk orang-orang yang ingin mengekspresikan diri. Salah satu pria menegaskan Radio bukanlah
mikrofon pribadi Soo Ho.
“Apa Kau
pikir siaran adalah main-main? Acara itu sendiri punya banyak masalah..Apa Kau
membuat kecelakaan siaran untuk membuat acara itu lebih dari sekadar masalah?”
ucap pria lainya
“Radio
adalah medium satu arah tempat pendengar hanya bisa mendengar...” komentar Pria
duduk ditengah dan membuat Tuan Lee tak bisa menahan emosinya.
“Radio
bukanlah medium satu arah... Sudah kubilang berkali-kali, radio itu
bilateral... Kalian tidak tahu apa-apa soal radio dan Tidak ada gunanya
mendengarkan kalian... Jika kalian tidak tahu apa-apa, maka ambil saja gaji
kalian dan tutup mulut kalian.” Ucap Tuan Lee yang membuat ketiga pegawai
komisi hanya bisa melonggo. Tuan Lee pun memilih untuk keluar dari ruangan.
Soo Ho
duduk di sofa sambil menatap Geu Rim seperti kebingungan dengan laptopnya, lalu Geu Rim yang terlihat gelisah
mengambil minum di dapur. Soo Ho mendekat bertanya apakah Geu Rim tak menemukan
ide dan mengajak beristirahat selama 30
menit. Geu Rim menolaknya.
“Kenapa
kau bekerja begitu keras?” keluh Soo Ho
“Pak Lee
berlari ke sana kemari demi acara kita. Jadi Aku juga harus bekerja keras. Aku
ingin menulis sesuatu yang sangat bagus.” Jelas Geu Rim
“Apa Ada
yang bisa kubantu?” tanya Soo Ho melihat Geu Rim kembali menatap laptopnya.
“Tidak
perlu” ucap Geu Rim. Soo Ho pikir akan
membantu untuk meninjau tulisan Geu Rim
walaupun hanya satu baris saja.
“Hentikan...
Beri aku ruang untuk fokus. Paham?” kata Geu Rim akhirnya masuk ke dalam kamar.
Soo Ho pun tak bisa berkata-kata.
Soo Ho
membawakan telur gulung untuk Geu Rim, tapi ragu karena tak ingin mengangguk.
Akhirnya ia kembali membawakan buah dan tetap diam didepan kamarnya, namun
tiba-tiba terdengar jeritan Geu Rim. Soo Ho pun masuk kamar bertanya ada apa.
“Bagaimana
ini?” ucap Geu Rim sambil menutup wajahnya. Soo Ho binggung bertanya apakah Geu
Rim merasakan sakit. Tiba-tiba Geu Rim yang terlihat menangis malah tertawa.
“Ini
membuatku gila... Coba Lihatlah... Semua tulisanku hilang. Laptopnya memang
sudah agak rusak, tapi ini mati begitu saja dan tidak mau hidup lagi. Lalu Aku
harus bagaimana?” ucap Geu Rim hanya bisa tertawa
“Jangan
khawatir. Aku akan memperbaikinya.” Kata Soo Ho menenangkan Geu Rim dengan
duduk disampingnya.
Geu Rim
menunggu di ruang tengah, Soo Ho pulang dengan wajah sedih. Geu Rim ingin tahu apakah Laptopnya rusak selamanya
atau Semua tulisanku hilang. Soo Ho terlihat masih terdiam dengan wajah sedih.
Geu Rim pikir tak masalah karena bisa menulisnya lagi.
“Yahh.. Memang
butuh waktu yang lama, tapi aku bisa melakukannya.” Ucap Geu Rim berusaha
menenangkan diri.
“Ini Sudah
diperbaiki.” Kata Soo Ho akhirnya memperlihatkan senyumanya. Geu Rim tak
percaya mendengarnya langsung memeluh erat Soo Ho. Sambil memuji pacarnya memang
yang terbaik.
“Kau
berjanji akan mengabulkan keinginanku. Aku sudah menghadapi semua reporter
itu.” Ungkap Soo Ho
“Aku akan
mengabulkan semua keinginanmu. Kau mau apa?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengatakan
kalau kan memberi tahu nanti.
Tuan Kang
merasa Tuan Lee sudah gila dan memiliki nyawa yang banyak, karena komisi
penyiaran meminta untuk memecatnya. Tuan Lee seperti tak kaget mendengarnya.
Tuan Kang tak habis pikir dengan Watak cepat marah Tuan Lee yang tak bisa
dibendung.
“Mereka
bilang tidak akan menunggu sebelum kita mengubah jadwal.” Ucap Tuan Kang
“Apa yang
Anda harapkan dariku? Mereka menghina acara dan DJ-ku.” Kata Tuan Lee membela
diri.
“Tetap
saja, kau harus tenang. Jika kau mau digaji tepat waktu selagi melakukan
pekerjaan yang kau sukai, maka kau seharusnya diam!” ucap Tuan Kang
“Jadi,
akankah Geu Rim, Soo Ho, dan Hoon Jung tetap di sini? Apa hanya aku yang
dipecat?” tanya Tuan Lee
“Aku
menyuruhmu datang ke sana dan mengangguk!” keluh Tuan Kang
“Bolehlah
aku menyiarkan acara terakhirku? Aku butuh penutupan.” Kata Tuan Lee.
Hoon Jung
menyuruh Geu Rim segera datang karena
tuan Lee bilang dakan pergi dan Tim mereka pasti akan dibubarkan lagi.
Di ruangan, Hoon Jung tak percaya dengan yang terjadi pada Tuan Lee kalau menerima
hukuman disiplin lagi
“Hoon
Jung, tahukah kau? Saat cuaca bersalju, ada banyak lagu yang orang-orang ingin
dengarkan.” Ucap Tuan Lee.
“Tentu
saja! Begitu pun dengan hujan.” Kata Hoon Jung mendengarkan lagu tentang hujan.
“Suara yang
bisa kita dengar hari ini... Aku tahu kita hanya bisa melakukannya hari ini.”
Kata Tuan Lee. Hoon Jung mengaku sudah mengetahuinya.
“Jika
sudah tahu, kenapa kau memilih daftar lagu semacam ini? Kau harus bekerja lebih
baik lagi” kata Tuan Lee memarahi Hoon Jung seperti biasanya.
Soo Ho
dan Geu Rim masuk dengan wajah kebingungan bertanya kabar yang baru
didengarnya. Tuan Lee langsung memarahi Geu Rim sebagai penulis malah terlambat
padahal seharusnya berkumpul satu jam sebelum siaran. Soo Ho dan Geu Rim
menatap binggung dengan sikap Tuan Lee
“Aku
sulit mengendalikan kemarahan dan membentak mereka di kantor Komisi Komunikasi.
Lee Min Woo akan mengambil alih acara ini mulai sekarang dan Ini hari
terakhirku. Ayo lakukan siaran langsung untuk kali terakhir... Mengerti?” ucap
Tuan Lee pada semua timnya.
Soo Ho
duduk di ruang siaran dengan menatap Tuan Lee yang menebar senyuman, Geu Rim
pun merasa tak bahagia melihat Tuan Lee bisa tersenyum padahal harus keluar
dari radio. Akhirnya Soo Ho memulai siaran dengan mengingat kenangan dengan
Tuan Lee ketika baru memulai siaran.
"Semua
itu adalah momen penting, Bahkan saat aku menangis, tertawa, menderita, dan
sedih, semua itu momen penting bagiku." Ucap Soo Ho
Soo Ho
mengingat saat pertama kali tak tahu kalau siaran secara live, lalu siaran di
sekolah, rumah sakit, dengan nara sumber yang berbeda. Ia juga pertama kalinya
mengungkapkan perasaan pada Geu Rim di dalam siaran radio.
"Jika
semua momen ini penting untuk membuatku menjadi diriku yang sekarang, akan
kunikmati kebahagiaanku di sini bersama orang-orang ini. Ji Soo Ho's Radio
Romance". Hari ini adalah siaran terakhir dari sutradara produksi yang
membuat acara ini. Sebenarnya, kami tidak begitu dekat dan dia agak aneh. Tapi
aku agak sedih karena ini siaran terakhir kami. Akan kuputar lagu ini untuknya.
"Go" oleh The Name.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim pun bisa tersenyum
mendengar siaran radio terakhir.
Di tangga
darurat
Geu Rim
kebingungan karena mana mungkin bisa berkerja tanpa Tuan Lee sebagai PD. Tuan Lee
berkomentar naskah yang dituliskan sangat bagus hari ini menurutnya Geu Rim
sudah tau sifatny, kalau kepribadianya buruk tapi sebenarnya hanya menyukai
yang terbaik.
“Aku selalu
ingin memakai tulisanmu. Di dalam tulisanmu, aku bisa merasakan kasih sayangmu
yang tulus kepada orang lain.” Ungkap Tuan Lee
“Pak
Lee... Aku suka saat Anda memanggilku "Pemula"... Aku senang saat
Anda marah kepadaku dan mengatakan kalau aku adalah penulis. Aku berterima
kasih karena Anda telah menjadikanku seorang penulis.” Kata Geu Rim sambil
menahan air matanya.
“Aku tidak
menjadikanmu seorang penulis. Tapi Kaulah yang menjadikan dirimu seorang
penulis.” Kata Tuan Lee. Geu Rim tak percaya Tuan Lee mengatakan itu dan
langsung mengeluarkan ponselnya.
"Aku
tidak menjadikanmu seorang penulis..." Anda selalu saja mengucapkan
kutipan yang menyentuh.” Ucap Geu Rim mengetik kalimat yang diucapkan Tuan Lee
Tuan Lee
bangga kalau Geu Rim yang akhirnya menjadi seorang penulis sungguhan. Geu Rim
bertanya-tanya apakah akan bertemu dengan orang seperti tuan Lee lagi nanti. Keduanya
hanya bisa tertawa.
Tae Ri
memasakan makanan untuk Manager Kim dan menaruh diatas meja. Dengan bangga
memberitahu kalau ia sangat pandai memasak dan Cita-citanya adalah menjadi istri yang luar biasa. Manager
Kim hanya terdiam. Tae Ri menyuruh Manager Kim agar mencobanya.
“Aku
yakin rasanya enak. Aku mendapatkan resep dari blog yang kuikuti saat aku belum
populer.” Ucap Tae Ri bangga
“Tampaknya
enak... Jadi Aku tidak bisa memakannya karena tidak mau membuang diperutku”
kata Manager Kim. Tae Ri menyuruh Manager Kim agar mulai makan saja. Manager
Kim pun tersenyum karena rasa masakan Tae Ri sangat enak.
Soo Ho
duduk di depan meja makan terlihat gugup karena berhadapan dengan ibu
mertuanya. Geu Rim membawakan sup sudah
mengetahui kalau ada yang ingin dikatakan karena sedari tadi hanya
tersenyum sendiri. Nyonya Jo mengaku sangat senang melihat Geu Rim seperti ini.
“Kau
menyombongkan diri semalaman tentang betapa tampannya Soo Ho.” Goda Nyonya Jo.
Geu Rim kesal ibunya membuka rahasianya.
“Kalian
memang pasangan yang manis.” Puji Nyonya Jo lalu mengajak mereka mulai makan.
Soo Ho pun mulai makan dengan lahap.
“Omong-omong,
bolehkah ibu memanggilmu, putra menantu ibu?” kata Nyonya Jo. Soo Ho langsung
tersedak mendengarnya.
“Berhentilah
menggodanya.” Keluh Geu Rim pada ibunya sambil memberikan minum untuk Soo Ho.
“Apa?
Bukankah kau akan membawa Geu Rim?” kata Nyonya Jo. Soo Ho membenarkan kalau
akan membawa Geu Rim.
“kau mau
embawaku ke mana?” keluh Geu Rim pada Soo Ho. Nyonya Jo pun dengan santai
memangil anak menantunya untuk kembali makan. Soo Ho pun terlihat senang bisa
makan bersama Nyonya Jo.
“Apa Ibu
sudah tahu Pak Lee Gang harus mengundurkan diri dari acara kami?” ucap Geu Rim.
Nyonya Jo kaget dan ingin tahu alasannya.
“Entahlah.
Kami dalam masalah...” ucap Geu Rim sedih. Soo Ho melihat mimik wajah Geu Rim
seperti merasa cemburu.
Keduanya
berada dalam kamar, Soo Ho mengaku kalau ada yang ingin ditanyakan dengan wajah
serius ingin tahu apakah Geu Rim begitu
menyukai Tuan Lee. Geu Rim binggung dengan pertanyaan Soo Ho yang tiba-tiba.
“Maksudku,
Lee Kang tidak masuk kemari atau semacamnya, kan?” kata Soo Ho
“Ya
ampun. Kenapa ada pria yang masuk ke kamarku? Hanya kau yang boleh masuk
kemari.” Ungkap Geu Rim. Soo Ho bisa tersenyum mendengarnya.
Saat itu
pintu diketuk dan Tuan Lee masuk ke dalam kamar membawa kardus sebagai hadiah.
Soo Ho melihat Tuan Lee masuk dengan sinis bertanya kenapa datang ketempat Geu
Rim. Tuan Lee mengajak mereka untuk minum
soju bersama untuk kali terakhirnya.
Soo Ho
dan Geu Rim melihat Tuan Lee yang mulai mabuk dengan botol soju yang sudah habis
diminum. Tuan Lee berbicara pada Geu Rim,mengingatkan kalau Soo Ho membawa
penulis pribadinya dan mempermalukannya, tapi malah melupakan hal itu dan
berkencan dengan nya.
“Hei...
Anak ini sungguh tidak tahu apa-apa, tapi dia berkeliaran dan menyebalkan.”
Ejek Tuan Lee tentang Geu Rim
“Dia
tidak menyebalkan. Aku menyukainya.” Kata Soo Ho
“Hei....
Soo Ho hanya menghafal naskah dan dia selalu kaku serta tidak punya emosi. Apa
yang kau sukai darinya?” kata Tuan Lee tentang Soo Ho
“Pokoknya,
aku tetap menyukainya.” Ucap Geu Rim. Tuan Lee akhirnya tak peduli.
“Dia
sangat jujur tentang hal yang dia sukai. Dia terus berjuang dan akhirnya
menjadi penulis. Dia sangat spesial bagiku. Aku sangat bangga.” Ungkap Tuan
Lee. Keduanya mengeluh dengan komentar Tuan Lee.
“Jangan
pergi... Bagaimana bisa kami melakukan siaran tanpa Anda?” kata Geu Rim. Soo Ho
kesal mendengarnya seperti hanya Tuan Lee yang dibutuhan Geu Rim.
“Apa Kau
dengar itu? Itulah perbedaan antara aku dan kau.” Ucap Tuan Lee bangga.
Geu Rim
berjongkok menangis didepan restoran. Soo Ho sambil memegang payung mengeluh
dengan Geu Rim yang menangis. Geu Rim sambil teringat mengatakan kalau Tuan
Lee... Tuan Lee. Soo Ho ingin tahu ada adengan Tuan Lee dan meminta Geu Rim Jangan
berkeliaran dan menangis.
“Dia akan
pergi besok.” Ucap Geu Rim. Soo Ho kaget dan ingin tahu kemana Tuan Lee akan
pergi.
“Dia akan
perg ke Tibet.” Kata Geu Rim terus menangis.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar