PS : All images credit and content copyright : KBS
Soo Ho
masuk rumah dan langsung memeluk Geu Rim yang sudah menunggu. Dalam pelukan Soo
Ho, Geu Rim bertanya Apa maksudnya Soo Ho yang membunuh Woo Ji Woo dan Kenapa Soo
Ho bilang bahwa Ia Woo Ji Woo. Soo Ho terdiam mendengar pertanyaan Geu Rim. Geu
Rim meminta agar Soo Ho bisa mengatakannya.
“Kalau
dipikir-pikir, ada pria lain di sampingmu di rumah sakit itu. Apa Itu Woo Ji
Woo?” ucap Geu Rim mengingat saat dirumah sakit kalau ada dua pria di jendela
lantai dua.
“Tidak
bisakah kau memberitahuku? Aku juga ingin tahu.” Kata Geu Rm memohon sambil
menatap Soo Ho
“Ji Woo
sudah meninggal di usia 16 tahun karena aku.” Cerita So Ho menahan rasa
sedihnya.
Flash Back
Dari
siaran radio diberitahu kalau Woo Ji Woo yang berhasil masuk ke semifinal,
keduanya berpelukan dan terlihat sangat dekat satu sama lainya. Ji Woo sangat
bahagia karena akhirnya bisa masuk ke babak final.
“Saat
masih muda, aku bertemu dengan satu-satunya temanku di rumah sakit, dan itu Ji
Woo. Ji Woo mengidap penyakit yang mematikan dan tinggal di rumah sakit sejak
berusia 10 tahun. Tapi dia kuat dan penuh semangat. Dia bilang akan segera
mati, tapi hidupnya lebih bahagia daripada hidupku. Dia luar biasa.”
Soo Ho
dan Ji Woo duduk di halte bus dengan menatap Geu Rim yang duduk sendirian. Lalu
keduanya mengikuti bus yang dinaiki Geu Rim dan terus menatapnya tanpa
berkedip. Keduanya seperti sama-sama jatuh cinta dengan Geu Rim.
“Saat
memenangi babak final besok, aku akan mengungkapkan perasaan kepadanya.” Ungkap
Ji Woo yang duduk disamping Soo Ho.
“ Dan,
orang yang Ji Woo sukai adalah kau, Geu Rim.Aku juga menyukaimu.” Ungkap Soo
Ho. Geu Rim kaget kalau orang itu adalah dirinya.
“Kalau
begitu, siapa yang saat itu di lorong rumah sakit?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengaku kalau itu dirinya
“Kenapa
kau tidak mengizinkanku melepas penutup mataku? Kenapa kau bilang kalau kau
adalah Ji Woo?” tanya Geu Rim
“Aku...Aku
takut... Aku menyukai gadis yang disukai temanku.” Ungap Soo Ho
Flash Back
Soo Ho
dan Ji Woo melihat Geu Rim bermain salju dengan tatapan bahagia. Lalu Soo Ho menceritakan kalau suatu ketika
melihat Geu Rim yang berjalan di
perjalanan pulang bahkan mengikutinya tanpa berpikir. Saat itu Geu Rim sempat
melihat Soo Ho yang mengikutinya tapi tak sadar kalau Soo Ho adalah orang yang
ada dirumah sakit.
“Setelah
itu, aku sempat menemuimu tanpa memberi tahu Ji Woo. Namun, aku tidak bisa
memberanikan diri untuk memberitahunya bahwa aku telah diam-diam menemuimu.”
Akui Soo Ho
Di dalam
gereja, Soo Ho menemui Geu Rim dan akhirnya menciumnya, saat itu Ji Woo
melihatnya. Setelah itu Ji Woo mengirimkan pesan pada Soo Ho “Final kontes
menyanyinya hari ini. Kau harus Datang”
Soo Ho
akhirnya datang ke "Aula KBC,
Kontes Menyanyi" lalu teringat kembali ucapan Ji Woo “Jika aku memenangi kontes menyanyi itu, maka aku
akan memberi tahu Geu Rim bahwa aku menyukainya.” Ponsel Soo Ho
berdering dan memilih untuk pergi, tapi tak sengaja bertabrakan dengan Geu Rim
yang akan masuk ke dalam gedung.
Soo Ho
yang kaget memilih untuk kabur dan ponselnya terus saja berdering, lalu melihat
Ji Woo ada diseberang jalan terus menelpnya. Soo Ho yang panik memilih untuk
pergi, Ji Woo mengejarnya tanpa meliha ada sebuah truk dan akhirnya tertabrak
lalu meninggal.
“Karena
aku... Dia meninggal karena aku... Aku bahkan tidak datang ke pemakamannya...
Aku tidur selama berhari-hari. Aku tidak melakukan apa pun selama
berminggu-minggu... Aku hanya tidur... Setelah itu... Sejak saat itu, aku
kesulitan tidur...” ungkap So Hoo.
“Aku
tidak mau menemuimu lagi. Tapi saat berjumpa denganmu, aku tidak bisa menahan
diriku. Aku tahu itu salah, tapi aku makin menyukaimu.” Akui Soo Ho
“Ji Soo
Ho... Aku pasti telah mengingatkanmu tentang Woo Ji Woo selama ini.” Ungkap Geu
Rim dan akhirnya memeluk Soo Ho dengan erat.
Geu Rim
masuk ke dalam kamar seperti tak percaya kalau telah mengonsumsi obat tidur
sejak saat it. Soo Ho malah balik bertanya apakah keadaanya baik-baik saja. Geu
Rim bertanya mengenai apa maksudnya. Soo Ho ingin tahu apakah Geu Rim tidak
kecewa setelah mendengar yang terjadi.
“Kenapa
harus begitu? Kau Ji Soo Ho dan Woo Ji Woo adalah teman yang kau sayangi. Saat
ini, Ji Soo Ho yang kucintai.” Kata Geu Rim. Soo Ho pun bisa tersenyum
mendengarnya.
Nyonya
Nam memberitahu Tuan Ji kalau Pers akan datang di acara ulang tahun Soo Ho jadi
meminta agar menyiapkan diri. Tuan Ji mengaku sudah terbiasa dengan acara
semacam itu jadi menyuruh istrinya agar Tenang saja dan sibuk dengan ponselnya
karena seseorang tak mengangkat telpnya, lalu sebuah pesan masuk
“Apa Kau bahagia setelah
menghancurkan hidupku? Aku sudah tidak punya apa-apa dan akan Aku ungkapkan
segalanya. Aku akan memberi tahu semua orang bahwa keluargamu palsu.”
Tuan Ji
melihat pesan Da Seul langsung mengumpat marah dan panik lalu bertanya pada
istrinya apa yang harus mereka lakukan.
Nyonya Nam pun kesal dengan Tuan Ji karena harus selalu turun tangan
untuk membersihkan namanya.
“Jangan
seperti itu... Aku butuh bantuanmu untuk menyelesaikannya.” Ucap Tuan Ji
memohon.
“Selesaikan
saja sendiri... Aku sudah melakukan semua yang kubisa.” Kata Nyonya Nam kesal
“ Aku
memang turut bersalah, tapi kau juga memojokkannya. Kenapa kau tidak
membujuknya?” keluh Tuaan Ji
“Jadi
apa Maksudmu ini salahku?” kata Nyonya
Nam Sinis. Tuan Ji mengaku bukan seperti itu maksudnya.
“Aku
hanya bilang kau turut bertanggung jawab.” Ucap Tuan Ji. Nyonya Nam makin marah
mendengarnya.
“Saat aku
mengalami keguguran, kau membawa Ji Soo Ho ke rumah. Pers dan rumor itu terus
menggangguku. Itu sangat menyakitkan sampai membuatku ingin mati. Jika mereka
mengetahui soal Soo Ho dan kita, tamatlah riwayat kita!” tegas Nyonya Nam
“Soo Ho
tidak mau mendengarkanku lagi. Jadi Bawa dia kembali bagaimanapun caranya.”
Perintah Nyonya Nam, Tuan Ji pun tak bisa berkata-kata lagi.
Geu Rim
membuka kulkas lalu berkomentar kalau Kulkasnya itu benar-benar seperti Soo Ho.
Sementara Soo Ho sedang berbicara di telp dengan nada kesal memberitahu kalau
tidak akan datang dan tidak akan mebiarkan pers mengambil fotonya.
“Kau
harus datang. Itu acara ulang tahunmu.” Ucap Tuan Ji membujuk. Diam-diam Geu
Rim mendengar dari depan kulkas.
“Untuk
apa reporter datang ke acara ulang tahunku? Jadwalku padat besok. Sudahlah”
kata Soo Ho lalu menutup pintu.
Geu Rim
berjalan mendekati Soo Ho menanyakan keadaanya, Soo Ho mengangguk. Geu Rim
mengaku kalau ingin memasak untuk Soo Ho tapi ternyata tidak punya apa-apa di
kulkas. Soo Ho hanya terdiam. Geu Rim melihat jam tanganya tepat pukul 12
malam.
“Selamat
ulang tahun, Soo Ho.” Ucap Geu Rim. Soo Ho pun tersenyum bahagia mendengarnya
karena Geu Rim adalah orang pertama yang mengucapkanya.
Soo Ho
berbaring di tempat tidurnya dengan wajah tegang, Geu Rim berbaring disamping
Soo Ho dengan bertanya apakah ingin menepuk atau bernyanyi agar Soo Ho
tertidur. Soo Ho hanya terdiam seperti
tegang karena Geu Rim ada disampingnya.
“Jadi Itu
sebabnya kau tidak bisa tidur... Tatapanmu kosong ke langit-langit.... Sudah
kubilang, aku akan membantumu tidur... Apa Kau akan bergadang semalaman seperti
itu? Berhentilah berakting.. Kenapa kau begitu malu?.” Ejek Geu Rim. Akhirnya
Soo Ho pun memiringkan badanya dan keduanya saling menatap diatas tempat tidur
“Bolehkah
aku memegang tanganmu?” tanya Soo Ho sopan. Geu Rim pun memberikan tanganya dan
Soo Ho pun memejamkan matanya, Geu Rim masih terus menatap Soo Ho seperti ingin
memastikan kalau sudah tertidur lelap.
Di sebuah
ruangan, Nyonya Nam sibuk menyuruh pegawainya agar memasang spanduk besar
perayaan ulang tahun Soo Ho. Sementara
Tuan Ji sibuk menelp dan kebingungan karena Da Seul yang menonaktifkan
ponselnya lagi, lalu tiba-tiba Da Seul sudah ada didepan pintu.
“Hei,
Kau... Kenapa kau kemari?” tanya Tuan Ji panik melihat Da Seul datang ke tempat
perayaan ulang tahun Soo Ho.
“Ini luar
biasa... Kau membuatku menderita, tapi malah bersenang-senang di sini.” Ucap Da
Sel lalu berjalan mendekati Nyonya Nam. Tuan Ji panik meminta Da Seul agar tak
mendekat.
“Anda
cukup berkuasa untuk membatalkan konferensi pers. Dan Tidak banyak yang bisa
kulakukan. Jadi Aku akan terus mengikuti dan mengganggu Anda... Aku sudah
memberimu peringatan terakhir... Nam Joo Ha... Setelah jatuh ke titik terendah,
kini tidak ada satu pun yang membuatku takut. Semua perbuatan Anda kepadaku...”
ucap Da Seul. Tuan Ji mulai memperingatkan Da Seul
“Semua
perbuatan kita.. Aku akan mengungkap segalanya...” tegas Da Seul
“Apa
Menurutmu kau bisa menanganinya? Skandalmu dengannya juga akan menghancurkanmu.
Kau akan dikubur hidup-hidup.” Kata Nyonya Nam mengancam
“Aku
sudah dikubur saat ini. Aku tidak akan lebih menderita daripada sekarang. Aku
telah kehilangan segalanya, jadi tidak ada yang berarti lagi. Aku akan
mengungkap segalanya... Anda miliki
keluarga palsu... Anda pembohong..Aku datang untuk menakuti Anda. Jadi Sampai
nanti di pesta.” Ucap Da Seul lalu beranjak pergi.
“Aku akan
mencari cara untuk menghentikannya...Pukul berapa media akan datang?” kata Tuan
Ji.
Nyonya
Nam sedikit panik memberitahu Kurang dari satu jam dan ingin tahu dengan Soo
Ho. Tuan Ji tak banyak berkata-kata keluar dari ruangan. Nyonya Nam kebingungan
dengan keadaanya sekarang.
Geu Rim
pulang berbelanja lalu menelpnya bertanya bagaimana cara membuat sup rumput
laut karena tidak mau mengikuti resep di internet dan ingin membuatnya seperti
buatan Ibunya. Nyonya Jo ingin tahu untuk siapa sup nya dibuat dan menebak
kalau itu untuk Ji Soo Ho. Geu Rim hanya
bisa tersenyum.
Sementara
Soo Ho masih tertidur di kamarnya dan terlelap, sampai akhirnya membuka mata
melihat Geu Rim sudah ada didepanya. Geu Rim langsung mengejek Soo Ho yang
mengaku kalau mengidap insomnia atau kesulitan tidur.
“Kau sama
sekali tidak bangun.” Ucap Geu Rim. Soo Ho heran karena Geu Rim mengetahuinya.
“Kukira
kau akan bangun, jadi aku menatapmu tidur.” Ungkap Geu Rim. Soo Ho pun
mengucapkan Terima kasih.
“Selamat
ulang tahun, Soo Ho... Apa Kau mau melakukan apa hari ini? Ini hari ulang tahunmu,
jadi, katakan keinginanmu. Cepat Beri tahu aku.” Kata Geu Rim
“Kurasa...Aku
ingin bermalas-malasan... Kita bisa makan, tidur, dan beristirahat... Aku mau
pergi ke tempat tenang dan berduaan denganmu.” Kata Soo Ho
“Aku
sudah membuat sup rumput laut, Jadi Keluar dan makanlah. Setelah itu, kita bisa
membuat rencana.” Kata Geu Rim mengajak Soo Ho keluar adri kamar.
Nyonya
Nam mencoba menelp Soo Ho seperti tak juga diangkat lalu akhirnya mencoba
menelp "Manager Kim".
Sementara Geu Rim dan Soo Ho sudah ada di depan meja makan dengan sup
rumput laut saat ulang tahun. Geu Rim menceritakan kalau udah menyamar untuk membelikan kue dan berbelanja
di pagi hari.
“Aku
merasakan bagaimana rasanya menjadi bintang papan atas. Karena pernah diliput
media, maka aku takut orang-orang akan mengenaliku.Sebenarnya aku ingin
memberimu kado, tapi tidak bisa. Kau sudah memiliki semua yang kau butuhkan. Jadi,
aku ingin memberimu hal lainnya, tapi ternyata tidak bisa.”cerita Geu Rim. Soo
Ho hanya diam saja sambil menatap Soo Ho
“Aku
tidak bermaksud untuk melewatkannya... Aku sedang mencari sesuatu yang bisa
menyentuh perasaanmu. Bisakah kau memberiku petunjuk?” kata Geu Rim, tapi Soo
Ho hanya terdiam sambil tersenyum.
“Apa?
Kenapa kau tersenyum? Apa yang kau sukai?” keluh Geu Rim. Soo Ho tak menjawab
hanya memakan sup buatan Geu Rim
Geu Rim
ingin tahu apakah rasanya enak, Soo Ho merasa kalau ada rasa yang kurang. Geu
Rim kesal menyuruhnya agr jangan dimakan karena berusaha keras membuatnya. Soo
Ho kembali mencoba dan merasa kalau rasanya aneh.
“Jangan
dimakan. Aku akan mengambilnya.” Ucap Geu Rim akan mengambil mangkuk supnya.
Tapi Soo Ho malah menariknya agar berdiri lebih dekat.
“Aku
tidak membutuhkan kado.” Ucap Soo Ho mengoda. Geu Rim pun tersenyum menatap Soo
Ho.
Nyonya
Nam tak bisa menelp Soo Ho sampai akhirnya naik ke atas panggung, karena sudah
banyak fans dan wartawan yang datang. Ia langsung mengucapkanTerima kasih telah
menghadiri pesta ulang tahun Soo Ho. Jason melihat dari lantai atas saat Nyonya
Nam berbicara
“Tapi maafkan
aku harus mengabarkan ini, Soo Ho sedang sakit. Dia tidak akan bisa hadir...”
ucap Nyonya Nam
“Sudah
lama sekali Soo Ho tidak menghadiri acara resmi. Apakah rumornya benar?” pikir
Repoter. Sementara beberapa fans binggung dan khawatir kalau Soo Ho sakit
keras.
“Suamiku
sudah pulang untuk merawatnya dan Soo Ho sangat meminta maaf. Dia memintaku mewakilinya
untuk meminta maaf. Kepada penggemar dan reporter, aku sungguh meminta maaf.
Kita akan melanjutkan acaranya.” Ucap Nyonya Nam akhirnya sengaja memutar video
yang dibuat oleh Soo Ho.
Jason
melihat video dengan Soo Ho tersenyum mengatakan pada semua pengemarnya “Terima
kasih telah menghiburku dan keluargaku. Dukungan kalian sangat berarti bagiku. Aku
akan berusaha lebih keras untuk tampil lebih baik. Semuanya, terima kasih
karena selalu ada untukku dan memberiku kasih sayang. Terima kasih. Aku sangat
bahagia.” Jason
menatap Nyonya Nam dan semua yang ada di lantai bawah seperti tak percaya
melihatnya.
Geu Rim
dan Soo Ho mengosok gigi bersama sambil bergandengan tangan. Geu Rim merasa
kalau terlihat seperti adegan di sebuah drama,
San Soo Ho tidak terasa seperti selebriti saat melihatnya sedang
mengosok gigi. Soo Ho heran kalau begitu dirinya terlihat seperti apa.
“Kau
terasa seperti priaku.” Ungkap Geu Rim bangga, Soo Ho pun tersenyum bahagia.
“Ada
sesuatu yang ingin kuberikan kepadamu”kata Soo Ho dengan wajah serius.
Soo Ho
mengaku seharusnya memberikannya sejak dahulu karena terlambat dengan memberian
sebuah kotak. Geu Rim melihat banyak surat yang bertuliskan "Untuk
Inspirasiku, Geu Rim" . Soo Ho memberitahu kalau itu adalah surat-surat yang
ingin Ji Woo berikan kepada Geu Rim.
Flash Back
Ji Woo
meminta Soo Ho agar menitipkan suratnya, Akhirnya Soo Ho sengaja menaruh di
depan pintu dan mengetuk pintu setelah itu langsung kabur. Geu Rim keluar dari
ruangan binggung karena tak ada orang dan menemukan surat di lantai.
Soo Ho
tahu kalau Besok finalnya, Ji Woo memberikan surat kalau Ini yang terakhir jadi
meminta agar memberikan kepada Geu Rim untuk kali terakhirnya. Soo Ho pun
menerima surat dengan tulisan "Untuk Inspirasiku, Geu Rim"
“Saat
memenangi babak final besok, maka aku akan memberi tahu dia segalanya secara
langsung.” Ucap Ji Woo
Soo Ho
akhirnya pulang dan sengaja menaruh semua surat Ji Woo dibawah meja belajarnya.
Akhirnya
Geu Rim membaca surat yang dituliskan Ji Woo dan bertanya apakah Soo Ho pernah
membaca surat-surat itu. Soo Ho mengelengkan kepala. Geu Rim melihat dibagian depan suratnya
memang untuk dirinya tapi tidak menulis untuknya.
“Kurasa
dia menulis semua ini untukmu.” Kata Geu Rim. Soo Ho binggung dan membaca surat
yang dituliskan Ji Woo.
"Kepada Soo Ho... Hai, Soo
Ho...Kau pasti terkejut melihatku menulis surat untukmu di surat yang kutujukan
kepada Geu Rim. Itu Karena aku tahu kau mulai sangat menyukai dia sampai belum pernah
memberikan surat-suratku kepadanya.”
Flash Back
Ji Woo
sengaja menuliskan surat sebenarnya untuk Soo Ho di rumah sakit
“Itu sebabnya aku memutuskan untuk
menulis surat untukmu saja. Kapan kamu akan membaca surat ini, ya? Apa kau Sudah
mengungkapkan perasaanmu kepada Geu Rim hari ini? Dari wajahmu tampak jelas
bahwa kau menyukainya. Kuharap kau dan Geu Rim, orang-orang yang paling
kusukai, akan bahagia bersama. Entah kapan kau akan membaca ini, tapi Soo Ho,
kuharap kau akan selalu bahagia meski aku pergi.”
"Aku merasa seperti menyela cinta antara Ji Woo
dan Soo Ho. Ji Woo memberimu kado ulang tahun yang luar biasa, kan?” ucap Geu
Rim. Soo H hanya bisa terdiam karena selama ini ternyata salah menduga tentang
teman lamanya.
Tae Ri
berjalan dengan manager Kim bertanya dengan blak-blakan apakah ingin berkencan
denganya. Manager Kim hanya diam saja. Tae Ri pikir sebaiknya datang ke pesta
ulang tahun Soo Ho. Manager Kim pikir
Tae Ri tidak pantas berada di sana saat ini. Tae Ri binggung apa maksudnya
“Pikirkanlah...
Maukah Soo Ho bersamamu di hari ulang tahunnya? Astaga. Dasar bodoh sekali.” Keluh Manager Kim
“lalu
Kenapa kau mengajakku kemari?” tanya Tae Ri heran
“Apa Kau
ingat ucapanmu saat mabuk? Kau bilang akan terus menangis jika berhenti bicara Atau
bicaralah jika kamu mau. Aku akan mendengarkan.” Kata Manager Kim dan mengajak
mereka terus jalan.
Saat itu
seseorang mengayuh sepedanya dan hampir menabrak Tae Ri, Manager Kim dengan
sigap langsung menyelamatkanya dengan memegang badanya. Tae Ri kaget melihat
sikap Manager Kim seperti tak biasanya, akhirnya Manager Kim melepaskan
tanganya sambil mengomel.
“Hei...
Bisakah kau berjalan lurus? Kau terus terjatuh karena memakai sepatu hak
tinggi.” Ucap Manager Kim dengan nada tinggi.
“Kenapa
kau memegangku? Apa Kau menyukaiku?” ucap Tae Ri, Manager Kim tak mengubrisnya
“Maukah
kau menjadi manajerku? Kau menangkapku saat aku terjatuh dan datang saat aku
memanggil.” Kata Tae Ri.
“Aku
manajernya Soo Ho... Aku tidak bisa
bersikap baik karena ingin menjadi manajermu.” Tegas Manager Kim dan beranjak
pergi. Tae Ri langsung menghadangnya.
“Kau bilang
tidak mau menjadi manajerku... Kalau begitu, jadilah pacarku...” ucap Tae Ri
blak-blakan yang membuat Manager Kim kaget
“Kau
harus pilih, menjadi manajer atau pacar... Untuk apa lagi kita selalu bersama?”
kata Tae Ri. Manager Kim hanya bisa tertawa mendengar ucapan Tae Ri
seperti bercanda.
Tae Ri
meminta Manager Kim agar menjawabnya bukan tertawa, Manager Kim hanya diam saja
sampai akhirnya Tae Ri meluapkan semua yang ada di pikiranya. Tae Ri mengumpat
Manager Kim itu Pengecut dan tidak punya nyali. Ia tahu kalau Sudah
bertahun-tahun, tapi Manager Kim yang tidak bisa mengungkapkan perasaan.
“Kau
malah membuat wanita yang menanyaimu dahulu.” Ucap Tae Ri dan akhirnya Manager
Kim tak bisa lagi menahan perasaanya langsung mencium Tae Ri. Tae Ri pun tak
menolaknya membiarkan Manager Kim menciumnya.
Soo Ho
sedang memilih pakaian dalam dress room melihat Geu Rim yang mengintip dari
depan pintu menanyakan pendapat tentang pakaian dan mengajak untuk pergi ke
suatu tempat yang bagus dengan penuh semangat.
“Kurasa
aku harus ke stasiun siaran” ucap Geu Rim. Soo Ho kaget karena kencan mereka
kembali gagal.
“Pak Lee
baru saja menelepon... Dia memintaku datang sekarang juga.” Ucap Geu Rim.
“Lalu Apa
Kau akan pergi sekarang?” tanya Soo Ho dengan nada kesal. Geu Rim mengatakan
kalau Tuan Lee juga meminta agar mengajak Soo Ho.
Keduanya
naik mobil bersama, Soo Ho terlihat sedikit kesal. Sementara Geu Rim senang
karena mereka bisa merekam siaran di hari ulang tahun Soo Ho dan kalau
memikirkanya kalau merekam sepekan lebih
awal, jadi akan punya waktu lebih untuk berkencan.
Soo Ho
tak percaya mendengarnya mulai tersenyum,
Geu Rim pikir mereka juga bisa berkencan setelah siaran. Soo Ho pun
makin bahagia mendengarnya karena mereka bisa berkencan setelah siaran.
Acara
rekaman "'Ji Soo Ho's Radio Romance'" dimulai, Geu Rim memberikan
naskah yang dibuat pada Soo Ho dan Tuan Lee memberikan kode agar Soo Ho bisa
memulai bicara.
"Menyukai
seseorang yang kita sukai. Apa lagi yang lebih sederhana dan lebih indah? Ketulusan
membuat seseorang menjadi manusia. Kepada siapa aku tulus hari ini? 'Ji Soo
Ho's Radio Romance' pukul 4.00 pagi. Aku di sini bersama kalian."
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar