PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 08 April 2020

Sinopsis When the Weather is Fine Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jang Woo berjalan dengan Young Soo dkk  bertanya sebagai unikorn dari Hyecheon, bagaimana menurutnya setelah berpartisipasi dalam pertemuan klub buku hari ini. Hwi pikir berkat dirinya dan karena mengizinkannya, bagaimana perasaan Young Soo berpartisipasi di klub buku luar biasa ini.
“Bagaimana? Beri tahu kami. Kenapa kau diam saja?” keluh Hwi. Jang Woo hanya diam saja.
Jang Woo melihat telpnya berdering dan menyuruh agar mereka pergi lebih dulu saja. 

Jang Woo mengangkat telp dan kaget mendengar suara Ji Eun Sil. Eun Sil membenarkan. Jang Woo yang kaget langsung terbatuk-batuk. Eun Sil mengeluh sulit sekali meneleponnya dan merasa Waktunya tidak tepat. Jang Woo yang binggung kenapa berpikir seperti itu.
“Jang Woo... Jika seburuk itu, tutup saja dan pergilah ke rumah sakit... Sudah dulu, ya.” Ucap Eun Sil
“Tidak... Tidak. Kenapa kau menelepon?” kata Jang Woo berusaha meredakan batuknya.
“Masalahnya, aku ingin menanyakan sesuatu... Bolehkah?” kata Eun Sil. Jang Woo pikir Tanyakan saja.
“Aku siap mendengarkan. Tanyakan apa saja.” Ucap Jang Woo siap. Eun Sil melihat brosur "Festival Kopi Gyungpo"
“Jadi, kau mengadakan festival kopi di Gangneung... Bisakah kamu merekomendasikan barista?” ucap Eun Sil
“Barista terkenal? Apa Kau meneleponku untuk menanyakan itu?” ucap Jan Woo tak percaya. Eun Sil membenarkan.
“Kenapa? Tidak bolehkah aku menanyakan hal seperti ini? Kalau begitu, aku akan menanyai orang lain...” ucap Eun Sil
“Tidak! Akan kucarikan... Aku bisa melakukanya” kata Jang Woo. Eun Sil pun senang karena sudah menduga Jang Woo pasti bisa membantunya.
“Terima kasih, Jang Woo. Aku berjanji akan membalas kebaikanmu kelak.” Ucap Eun Sil bahagia.
“Hei, tunggu... Apa Tidak ada lagi yang ingin kau katakan?” ucap Jang Woo berharap. Eun Sil mengaku tak ada.
“Tapi... Baiklah, nikmati makan siangmu.” Kata Jang Woo. Eun Sil mengeluh kalau Ini pukul 16.00.
“Nikmati makan siangmu.” Kata Eun Sil. Jang Woo pun berjanji akan makan siang bahkan pesan makan siang sekarang lalu menutup telpnya.
“Astaga, itu kali pertama aku bicara dengan Eun Sil di telepon...Cuacanya indah.” Ucap Jang Woo bahagia melihat nama "Eun Sil" di ponselnya. 


Di halte bus, Young Soo berdiri dan Tuan Bae bertanya Apakah saat ini benar-benar peringkat pertama di sekolahnya. Young Soo dengan rendah hati merasa seperti itu. Tuan Bae tak percaya kalau ada orang-orang yang terbaik di seluruh sekolah.
“Apa yang harus kukatakan? Selama ini, kupikir... Seperti rubah dari gurun di novel "Pangeran Cilik". Seperti sesuatu yang ada, tapi sulit dipercaya. Haruskah kukatakan itu tidak realistis?”ucap Tuan Bae
“Pak Bae, dia benar-benar yang terbaik di sekolah kami. Dia sangat pintar.” Ucap Hwi bangga
“Omong-omong, Hwi... Bukankah kau lebih muda darinya?” kata Tuan Bae. Hwi membenarkannya.
“Tapi kenapa...” ucap Tuan Bae yang langsung disela oleh Hyun Ji kalau Hwi yang berani bicara banmal.
“Mungkin karena dia suka bicara banmal pada setiap orang.” Ucap Young Soo. Hwi membenarkan.
“Tapi kenapa kau memakai panggilan hormat kepadaku?” tanya Tuan Bae. Hwi pikir Tuan Bae harus memikirkan baik-baik.
“Jika aku memakai panggilan hormat saat bicara denganmu selama ini. Entah itu hanya perasaan atau bukan. Jika dipikir baik-baik, mungkin aku merendahkanmu selama ini.” Ucap Hwi. Tuan Bae akhirnya bisa mengert.
“Young Soo, kenapa kau tersenyum tiap dia mengatakan sesuatu? Apa karena kau menyukai Hwi?” ucap Hyun Ji yang melihat Young Soo tersenyum saat Hwi bicara.
“Aku tersenyum karena tercengang. Apa Kau pikir perkataannya masuk akal?” kata Young Soo. Hyun Ji mengaku tidak. Young Soo pun menyetujuinya. Tapi Hwi bahagia karena Young Soo mulai memperhatikanya.
“Tunggu. Teman-teman... Kalian telah terpengaruh oleh pesonaku yang tidak tertahankan... Apa Kau mengerti? Astaga, kalian benar-benar kecanduan pesonaku.” Ucap Hwi bangga
“Kenapa Jang Woo belum datang?” ucap Tuan Bae mencoba mengubrisnya. Hyun Ji pun mengeluh temanya itu memang sudah gila. 


Tuan Cha mencoba menelp bibi Sim saat akan menutup telpnya, ternyata bibi Sim mengangkatnya. Tuan Cha akhirnya mengeluh meminta agar menjelaskanya. Bibi Sim mengeluh  Menjelaskan apa.
“Faks yang kau kirim kemarin!” teriak Tuan Cha. Bibi Sim pikir Tuan Cha ingin membaca kalimat pembukaannya.
“Maka kukirimkan kepadamu. Apa lagi masalahnya?” kata Bibi Sim. Tuan Cha akhirnya bisa mengerti.
“Ya, begitu saja. Lalu apa? Jangan bilang kau pikir itu sungguhan. Itukah alasanmu meneleponku 34 kali? Seperti orang gila? "Aku tidak akan pernah bertanya bagian mana yang berdasarkan fakta dan bagian mana yang fiksi." Kau mengatakannya sendiri.” Ucap Bibi Sim.
“Kau bilang tidak akan bertanya bagian mana yang fiksi...” ucap Bibi Sim dan Tuan Cha langsung melempar ponselnya dengan penuh amarah. Bibi Sim hanya bisa duduk terdiam. 

Hye Won berjalan pulang diantar oleh Eun Seob lalu meihat lampu yang terang jadi sama sekali tidak gelap. Eun Seob membenarkan. Hye Won pikir  Seseorang memperbaiki  dan penasaran siapa orangnya. Eun Seob tak ingin membahasnya lalu mengajak Hye Won pergi.
“Saat bibiku tertidur, aku akan menyelinap keluar dan datang ke tempatmu.” Ucap Hye Won
“Bisakah kau melakukannya?” kata Eun Seob. Hye Won yakin bisa melakukanya.
“Bibiku sebenarnya bodoh... Aku serius. Dia tidak bisa mendengar apa pun saat selimutnya ditarik.” Ucap Hye Won yakin. Eun Seob hanya bisa tertawa. 

Eun Seob kembali ke toko buku dan melihat Bo Yeong sudah menunggu dengan tatapan tak bisa. Bo Yeong membawa buku "Bepergian Setelah Putus Cinta" dan masuk ke dalam toko buku. Eun Seob bertanya apakah Bo Yeon datang untuk mengembalikan buku it
“Kau tidak perlu datang kemari untuk mengembalikannya. Seharusnya kamu menelepon agar aku...” ucap Eun Seob yang langsung disela oleh Bo Yeong
“Ini hanya alasan... Apa semuanya baik-baik saja dengan Hye Won?” tanya Bo Yeong. Eun Seob menganguk.
“Begini, sebenarnya aku menyukaimu.” Akui Bo Yeong. Eun Seob kaget mendengarnya.
“Sudah lama sekali. Untuk waktu yang sangat lama.” Ungkap Bo Yeong. Eun Seob mengaku tidak tahu.
“Bagaimana jika kau tahu, Eun Seop?” Bo Yeong. Eun Seob menjawab Tidak ada yang akan berubah.
“Benarkah? Tidak apa-apa... Sudah kuduga kamu akan bilang begitu. Terima kasih kopinya. Aku harus pergi.” ucap Bo Yeong lalu keluar dari toko buku. 


Bo Yeong  keluar dari "Toko Buku Good Night” sambil bergumam “Hei, kau ingin tahu sesuatu?” sambil mengingat kenangan dimasa lalu.
Flash Back
Bo Yeong mengayuh sepeda memberitahu kalau menyukai seseorang. Hye Won bertanya siapa itu orangnya. Bo Yeong menjawab  Pria yang Penyendiri di kelas  yang suka membaca buku. Ia pun berteriak bahagia “Aku sangat menyukainya!”
“Aku yang pertama menyukaimu. Benar, kenyataan bahwa aku menyukaimu lebih lama tidak penting.”
Bo Yeong hanya bisa menangis karena cintanya bertepuk sebelahan tangan



Flash Back
Disekolah, Bo Yeong melihat Hye Won yang mendapatkan bunga dari teman prianya. Hye Won hanya diam saja dan akhirnya teman-temanya meminta agar Hye Won bisa menerimanya.Hye Won pun menerimanya. Saat itu Eun Seob keluar kelas melihat ke arah Hye Won.
“Hye Won selalu menjadi bintang. Bahkan kau, yang selalu menyendiri,memperhatikan Hye Won. Kau tahu, aku juga ada di sini... Aku juga ada.”
Bo Yeong melihat toko buku dan rumah Hye Won dengan jarak yang cukup dekat. Ia pikir sekarang juga seperti itu karena tak ada yang memperhatikanya. 

Jang Woo duduk dibangku taman menikmati bir sendiri, senyumanya terlihat bahagia mengingat saat bicara dengan Eun Sil di telp.  “Hei, sulit sekali meneleponmu. Waktunya tidak tepat.” Senyuman Jang Woo masih saja sumringah.
Ia akhirnya melihat account "Eun Sil" lalu melihat foto-foto Eun Sil yang terlihat imut dan cantik lalu mengingat kejadian di masa lalu. 

Flash Back
Jang Woo berjalan dengan temanya, dua pria temanya membahas kalau Su Yeon di Kelas Dua menyukai Jang Woo. Jang Woo meminta agar menghentikanya karena tidak tertarik kepada wanita.
“Jika kalian akan terus berkencan dan bergosip seperti ini, kalian tidak akan masuk universitas. Nilai kalian sudah buruk.” Ucap Jang Woo.
Tiba-tiba seseorang menerobos masuk diantara Jang Woo dan temanya. Jang Woo ingin marah tapi Eun Sil dengan senyuman langsun meminta maaf. Jang Woo hanya bisa terdiam dan melihat Eun Sil langsung langsung melahap kue dari tangan temanya.
“Hei!.. Ada apa? Apa kau Melihat gadis-gadis?  Kau bilang tidak tertarik.” Ejek temanya.
“Benar. Aku tidak tertarik kepada wanita.” Kata Jang Woo mencoba untuk menenangkan hatinya. 

Hye Won akan keluar dari rumah, tapi Bibinya keluar kamar. Akhirnya Hye Won pun berpura-prau baru pulang sambil mengeluh kalau Di luar dingin. Bibi Sim bingung, Hye Won mengeluh kalau  bibinya yang belum tidur dadan menyuruhya tidur lalu bergegas masuk ke menaiki tangga. Bibi Sim hanya bisa melonggo melihat tingkah keponakanya.
Eun Seo melihat di dalam blognya "Surat cinta pertamaku untukmu, posisi ke-133" akhirnya ia mulai menulis kembali ceritanya.
"Malam ini, aku ingin mengajakmu ke pondok. Ini surat cinta pertamaku untukmu. Hari itu, lewat jendela...aku melihatmu terluka sepertiku.”

Flash Back
Eun seob melihat Hye Won yang sedang menunggu kereta lalu menatap kaget. Hye Won hanya diam saja, Eun Seob pun hanya menatapnya seperti tak percaya melihat orang yang disukainya.
“Aku ingin pergi. Tapi tidak pergi... Aku sebaiknya tidak pergi. Aku akan merasa bersalah. Dengan melupakan semua itu, akhirnya aku mengikutimu."
Eun Seob pun akhirnya duduk dibangku dibagian depan melihat Hye Won yang duduk sendiri dibagian belakang. Hye Won hanya diam menatap jendela, Eun Seob mendengar dari pengeras suara “Kita akan segera tiba di Stasiun Cheongdo.” Dan Hye Won bergegas turun. 


"Kau turun dari kereta di Stasiun Cheongdo. Cheongdo terkenal dengan pohon kesemeknya.”
Eun Seob mengikuti Hye Won turun dari kereta dengan banyak pohon kesemek. Saat itu Ia meihat Hye Won yang sudah ada di depan sungai hanya berdiri sendirian.
“Sungai Nakdong yang melintasi kota terlihat jernih. Aku takut kau akan melompat ke sungai."
Akhirnya Eun Seob yang pank mencoba menelp bibi Sim menyebut ia adalah Eun Seop, putra Lim Jong Pil. Bibi Sim mengaku sedang di luar kota sekarang jadi apakah punya waktu?
Eun Seob melihat Hye Won pergi meninggalkan sungai, Ia pun berjalan mencari Hye Won dan melihat sedang makan dengan lahap. Ia pun membaca buku di "Area Perkemahan" menunggu Hye Won, tapi beberapa saat kemudian tak melihat Hye Won.
Ia panik mencari Hye Won ke jalan sambil menelp bibi Sim. Bibi Sim mengaku hampir sampai dan meminta supir taksi agar lebih cepat. Sang sopir mengaku sudah menyetir secepat mungkin. Bibi Sim pun mengeluh pada Hye Won yang ada disini.
"Bahkan setelah menelepon bibimu,  aku masih takut kau akan mati. Aku takut kau akan mati.”
Eun Seob terus mencari Hye Won  berlari disepanjang sungai, wajahnya panik. Akhirnya Ia mendengar teriakan Bibi Sim memanggil Hye Won dan langsung memukulnya. Eun Seob bisa bernafas lega karena Hye Won sudah ditemukan.
“Dan itu mungkin perjalanan musim gugur pertama kita bersama."


Hye Won tiba-tiba melonggokan kepalanya, mengaku sudah berhasil kabur. Eun Seob kaget langsung menutup laptopnya lalu memuji Hye Won. Hye Won mengaku itu sulit karena Bibinya tidak mau tidur jadi harus menunggu sampai dia tenang.
“Apa yang kau kerjakan?” tanya Hye Won. Eun Seob menutupi laptopnya mengaku Bukan apa-apa.
“Ada apa? Apa yang kau lakukan? Kenapa kau melakukan ini?” ucap Hye Won bingung. Eun Seob mengaku Bukan apa-apa.
“Aku merasa terluka.” Kata HyeWon. Eun Seob mengaku memesan sesuatu di internet. Hye Won tak percaya ingin melihatnya.
“Maka tunjukkan kepadaku.” ucap Hye Won. Eun Seob menahan Hye Won agar tak melihat laptopna
“Kau menyakitiku... Aku sudah terluka.” Ucap Hey Won kesal. Eun Seob kebingunga mencoba menjelaskan kalau ini tidak seperti yang dipikirkan Hye Won berjalan pergi mengaku mudah cemburu.

Akhirnya Eun Seob mengajak Hye Wo keluar lalu menjelaskan Saat memotong kayu, seluruh tubuhnya harus santai, termasuk lengannya. Ia memberikan  yang Pertama, periksa garis kayunya jadi Hye Won harus memotong kayu di sepanjang garis.
“Coba Lihat.. Kau harus Mundur sedikit.” ucap Eun Seob. Hye Won pun melangkah mundur. Eun Seob mencoba memotongnya tapi gagal
“Bukan begitu caranya... Aku ingin menunjukkannya” kata Eun Seob berdalih. Hye Wo mengerti lalu memuji Eun Seob memang lucu.
“Begini caranya... Seperti kataku, periksa dahulu garis kayunya.” Ucap Eun Seob akhirnya berhasil membela kayu. Hye Won pun meminta agar bisa melakukanya juga.
“Itu tidak akan mudah.” Ucap Eun Seob. Hye Wo pikir seperti itu karean Eun Seob pun gagal.
“Aku sudah mencobanya beberapa kali di rumah untuk bersenang-senang. Hanya untuk melampiaskan emosiku.” Kata Hye Won. Eun Seob membantu Hye Won memasangkan sarung tangan.
“Tangan ini harus ditaruh di sini... Dengan tanganmu yang lain, pegang lebih dekat ke bawah... Arahkan itu dan pukul.” Ucap Eun Seob mengajarkanya.
“ Tapi kau mengayunkannya dengan lebih kuat, kan?” ucap Hye Won memberikan gayanya.
“Lakukan itu setelah kamu mahir.” Jelas Eun Seob. Hye Won bertanya  Apa ini yang dilakukan pemula.
“Ya, mulailah setinggi ini.. Cobalah.” Ucap Eun Seob. Hye Won pun mulai membela dan langsung berhasil
“Bagaimana kamu melakukannya?” ucap Eun Seob melonggo. Hye Won mengaku hanya melakukan perintahnya. Eun Seob bertanya apakah Hye Won pertama kali melakukanya.  Hey Won mengaku bahunya terasa sangat sakit.
“Aku menghabiskan semua tenaga. Lakukanlah untukku.” Akui Hye Won tak ingin membuat Eun Seob malu.
“Aku menunjukkan hal yang tidak seharusnya kau lakukan. Sekarang, akan kutunjukkan caranya.” Kata Eun Seob.
“Aku menantikannya.” Ucap Hye Won. Eun Seob pun langsung membelahnya tapi gagal akhirnya ia memilih untuk masuk ke dalam rumah.  Hye Won pun mengejarnya. 


Bo Yeong berjalan ke dalam hutan melihat lereng yang cukup terjal dan juga gelap.
Flash back
"Pabrik Kue Beras"
Seorang bibi masuk memanggil pemilik toko kue beras kalau ini darurat. Si pemilik mengeluh bibi itu sudah datang padahal Pesanannya belum siap. Si bibi pikir temanya itu belum dengar kalau Min Jeong menghilang. gadis yang lulus ujian PNS.
“Apa Putri ketiga di rumah beratap merah?” tanya Si pemilik. Bibi membenarkan. Saat itu Bo Yeong masuk mendengar bicaraan keduanya.
“Sekarang benar-benar kacau... Putra Jong Pil, Eun Seop, juga pergi ke sana.” Kata si bibi. Pemilik bingung kenapa Eun Seob pergi kesana.
“Apa Kau tidak tahu? Dahulu, dia tinggal di gunung. Jadi, kurasa mereka memintanya mencari Min Jeong.” Ucap Si bibi.
Mereka pun berharap agar segera menemukanya  Bo Yeong pun melihat ibunya yang pergi agar mencari bantuan. Ibunya mengeluh anaknya malah ke toko bukan pulang ke rumah. 


Bo Yeong terus berdiri dilereng seperti hidupnya sudah tak berarti lagi. Sementara di depan "Toko Buku Good Night" Hye Won menatap ke arah langit dan bertanya Apa yang harus dilakukan. Eun Seob bingung apa maksudnya.
“Aku sangat menyukaimu... Bagaimana ini?” akui Hye Won. Eun Seob pun membiarkan Hye Won bersadar dibahunya.
“Bagaimana denganmu?” tanya Hye Won. Eun Seob mengaku kalau ia juga sama seperti itu. 

Bo Yeong seperti sudah siap di tepi lereng di gunung mengingat yang sebelumnya.
Flash back
Ia melihat Hye Won yang naik mobil dengan Eun Soeb. Bo Yeong sengaja meminta bertemu dengan Eun Seob bersolek lebih dulu, dan mencoba untuk santai tapi Eun Seob seperti tak ingin berlama-lama langsung bertanya da apa ingin menemuinya.
“Itu benar, Eun Seop. Bahkan orang yang tampak kecil dan tidak penting juga punya perasaan.”
Bo Yeong sengaja datang ke toko tapi Eun seob hanya memberikan "Bepergian Setelah Putus Cinta" lalu berjalan pergi.
Bo Yeong berdiri ditepi lereng mencoba menelp Eun Seob tapi ponsel Eun Seob ada dikamar.
“Aku hanya mau kamu tahu. Aku akan melakukan apa pun bagaimanapun caranya agar kau bisa...”
Hye Won mengejar Eun Seob untuk melakukanya. Euns Seob mengeluh tak mau melakukanya. Hye Won mengeluh meminta sekali saja. Eun Seob tetap menolaknya.  Hye Won tak percaya kalau Eun Seob sungguh tidak mau melakukannya dengannya.
“Katamu kamu muak dengan itu sekarang.” Kata Eun Seob. Hye Won menyangkal kalau itu berbohong dan memaksa Eun Seob agar mau melakukanya.
“.... mengetahui perasaanku.”


"Unggahan Blog Pribadi Toko Buku Selamat Malam"
"Ini surat cinta pertamaku untukmu. Hari itu, lewat jendela. Aku melihatmu terluka sepertiku. Aku ingin pergi. Tapi tidak pergi. Aku sebaiknya tidak pergi. Aku akan merasa sangat bersalah.”
“Dengan melupakan semua itu, akhirnya aku mengikutimu. Cheongdo terkenal dengan pohon kesemeknya. Sungai Nakdong yang melintasi kota tampak jernih. Aku takut kamu akan melompat ke sungai itu.”
“Bahkan setelah menelepon bibimu, aku masih takut kamu akan mati. Mungkin itu perjalanan musim gugur pertama kita bersama"
Bersambung ke episode 13

 Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar