PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 25 April 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 7 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Seorang pasien datang konsultasi. Suk Hyung bertanya Bagaimana? Bayinya tampak aktif, 'kan. Pasienya membenarkan. Suk Hyung memberitahu Umurnya sudah 24 pekan lalu memperlihatkan Bagian hitam dalam citra adalah air ketuban.
“Jika dilihat...” kata Suk Hyung lalu meminta izin karena harus menerima telp.
“Aku tetap khawatir. Mungkin dia...”kata seorang pria. Suk Hyung mengerti dengan wajah gugup.
Ibu Suk Hyung datang mondar mandir masuk ke dalam toilet, denga wajah lelah berpikir mereka tak pakai itu lagi saat ini.

Ik Jun akhirnya datang lagi menyapa pasien Sin Mi-jin dan bertanya Kau sudah makan. Perawat memberitahu kalau Nyonya Sin makan sedikit sekali. Ik Jun heran dan meminta agar pasien Sin harus banyak makan sambil mengoda kalau Harga makanan di sini mahal.
“Jangan sia-siakan uangmu, kau Makan yang banyak.” Ucap Ik Jun.  Nyonya Sin pikir Ik Jun sudah dengar ceritaku
“Bahwa suamiku selingkuh... Dia selingkuh dengan wanita lain, dan menyumbangkan lever karena merasa bersalah kepadaku. Agar dia merasa tenang.” Ucap Nyonya Sin
“Itu Tidak mungkin. Suamimu merawatmu dengan baik saat kau operasi transplantasi. Dia menangis tersedu-sedu malam hari sembari menggenggam tanganku.” Kata perawat Song menenangkanya.
“Kau sangat polos. Tampaknya hidupmu selalu lurus tanpa masalah besar.” Komentar Nyony Sin
“Bagaimana kondisimu hari ini? Untungnya, berdasarkan hasil CT, saluran empedu tidak melebar. Kelihatannya reaksi penolakan akut terjadi karena kau tidak minum obat imunosupresan.” Ucap Ik Jun
“Setelah melakukan pengobatan steroid dosis tinggi dan minum obat imunosupresan lagi, kau pasti bisa pulih. Jangan khawatir.” Ucap Ik Jun menenangkan.
“Aku tidak khawatir, Dokter. Aku tidak ingin... hidup dengan levernya. Astaga! Aku tidak menyangka suamiku selingkuh dan hidup dengan wanita muda. Sedangkan aku malah bersujud kepadanya.” Kata Nyonya Sin marah
“Dia menyumbangkan levernya untuk menghilangkan rasa berdosa terhadapku, Dokter. Karena dia merasa bersalah padaku.”jerit Nyonya Sin
“Tidak. Suamimu pasti tak sejahat itu.” Ucap Ik Jun mencoba menenangkanya.
“Dokter, bagimu dunia tampak indah dan baik, 'kan? Orang-orang yang hidup berkecukupan dan mendapat pendidikan baik tidak mungkin mengerti. Bahkan tidak perlu mengerti. Apa gunanya mengerti?” ucap Nyonya Sin lalu meminta agar mengantarnya ke toilet. Ik Jun hanya bisa diam saja. 



Ibu Suk Hyung sibuk masuk dan keluar toilet, lalu melihat seorang petugas kebersihan dengan ember pel lalu memangilnya. Sementara di luar ruangan, Tuan Yang sibuk makan dengan istri mudanya merasa kalau makanan sangat enak.
“Di luar tak ada wartawan, 'kan?” ucap Tuan Yang pada sang manager yang datang membawa berkas.
“Manajer Jung... Tolong minta infus jika ada perawat di luar. Kau tahu, infus suplemen atau semacamnya. Orang bisa mendadak masuk.” Kata Tuan Yang
“Orang ini melarang siapa pun untuk masuk. Aku sudah minta pengertian Kepala Rumah Sakit...”kata Manager Jung menunjuk pada istri muda.
“Hei!.. Dia menyebutku "orang ini". Namaku... Tapi dia bilang "orang ini". Apa Kau tidak bisa memanggilku "Nyonya"? Setidaknya kau bisa panggil aku Nona Tae-yeon.” Kata Nona Tae marah.
Manager Jung tak mengubrisnya memilih pamit pergi.karena akan minta infus kepada perawat. Nona tae tak percaya kalau Manager Jung yang  mengacuhkannya. Tuan Yang menenangka kalau Nanti akan bicara kepadanya.
“Dia masih baru, belum paham harus bertindak apa.” Kata Tuan Yang.
“Tidak. Dia sangat paham cara harus bertindak. Kalau masih baru, dia pasti tahu aku istrimu. Namun, tatapannya aneh sejak hari pertama bekerja. "Jadi, kau wanita simpanan yang terkenal itu?" Tatapannya tepat seperti itu.” Kata Nona Tae marah 


Saat itu ada yang masuk ruangan, Nona Tae pikir perawat meminta agar Infusnya nanti saja. Tapi Ibu Suk Hyung datang langsung menguyur selingkuhan suaminya dengan air dari pel lantai.  Tuan Yang mengumpat istrinya itu sudah gila.
“Aku yang harus bilang begitu. Otakmu di mana? Kenapa kau kemari? Berani-beraninya kau datang ke rumah sakit putramu!” teriak Ibu Suk Hyung marah. Tuan Yang hanya bisa melonggo.
“Apa Kau tidak punya rasa malu? Ini Memalukan! Apa Kau ingin beri tahu semua orang di rumah sakit putramu, kau hidup bahagia selingkuh dengan wanita muda?” terika Ibu Suk Hyung. Nona Tae berteriak marah
“Diam kau! Tutup mulutmu.” Ucap Ibu Suk Hyung, saat itu Suk Hyung datang mengajak ibunya agar cepat keluar.
“Jangan mencoreng nama putraku, dan cepat keluar kau, Bajingan! Kumohon lekas pergi.” ucap Ibu Suk Hyung. Suk Hyung mengeluh ibunya datang ke tempat ayahnya dan mengajak pergi.
“Lepaskan ibu! Kau bilang Cerai? Tidak sama sekali! Sampai kemarin, aku berniat menceraikanmu karena sudah lelah secara jasmani. Namun, aku begitu muak dengan tingkah kalian.” Tegas Ibu Suk Hyung
“Sampai mati pun, aku tak akan cerai. Sebelum kau dan aku mati, aku tidak akan bercerai. Kau pun jangan berharap. Kau hanya akan kumpul kebo selamanya. Begitu pula anakmu.” Ucap Ibu Suk Hyung. Tuan Yang hanya bisa melonggo diam. 



Song Hwa mulai mengoperasi pasien meminta Cottonoid lalu meminta Dokter Anestesi, bangunkan pasien. Akhirnya pasien dimasukan obat agar terbangun. Hyun Su pun membuka matanya dan waktu operasi baru berjalan 1 jam. Dokter Ahn pun meminta Hyun Su agar mengangkat tanganya.
“Bagus. Sekarang coba genggam tanganku.” Kata Dokter Ahn. Hyun Su bisa mengenggamnya, Dokter Ahn pun melaporkan kalau Pasien berhasil menggenggam lalu menggerakkan wajah.
“Kini coba ajak bicara.” Ucap Song Hwa. Dokter Ahn mengerti lalu bertanya apakah merasa sakit? Baik-baik saja. Hyun Su menjawab baik-baik saja.
“Kim Hyun-su, rumahmu di mana?” tanya Dokter Ahn. Hyun Su mnejawab Sadang-dong, Dongjak-gu.
“Kau berapa bersaudara?” tanya Dokter Ahn. Hyun Ju menjawab punya seorang adik perempuan. Song Hwa pun memuji Dokter Ahn memberikan tanda pada otak.
“Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apa pekerjaanmu?” tanya Dokter Ahn. Hyun Su seperti agar susah bicara. Song Hwa meminta agar Dokter Ahn Terus ajak bicara.
“Kau polisi, 'kan? Kenapa kau ingin menjadi polisi?” tanya Dokter Ahn. Hyun Su menjawabItu cita-citanya.
“Cita-cita sejak umur tujuh tahun. Namun aku tak bisa bekerja lagi karena operasi seperti ini.” Kata Hyun Su pasrah.
“Kim Hyun-su, operasi hampir selesai sebentar lagi. Coba bicara sedikit lagi.” Ucap Song Hwa.
“Kau bisa kembali bekerja atau mencoba pekerjaan lain. Kau masih muda.” Kata Dokter Ahn. Hyun Su pikir tidak bisa karena sudah tua.
“Saat berusia 29 tahun aku juga sakit. Aku juga tiba-tiba sakit di umur 29 tahun, jadi, berhenti dari militer.” Akui Dokter Ahn.
“Sakit apa? Kau sakit apa?” tanya Hyun Su.  Dokter Ahn menjawab Ligamen di tulang belakang lehernya mengeras dan kaku seperti tulang.
“Aku tiba-tiba lumpuh saat berlatih.” Akui Dokter Ahn. Semua yang ada diruangan kaget mendengarnya.
“Lalu kau bagaimana?” tanya Hyun Su. Dokter Ahn menjawab hidup bahagia sekarang.
“Benar... Kau kini seorang dokter.” Ucap Hyun Su. Dokter Ahn menyakin kalau Hyun Su juga bisa begitu.
“Hyun-su, setelah operasi dan pulih kembali, kau pasti bisa mulai lagi pekerjaan apa pun yang kau inginkan.” Kata Dokter Ahn. Hyun Su yakin dan mengucapkan Terima kasih.
“Ahn Chi-hong, aku minta kau ajak pasien bicara. Kenapa malah cerita soal dirimu?” komentar Song Hwa. Dokter Ahn hanya bisa meminta maaf.
“Kim Hyun-su... Kerja bagus. Pengecekan sudah selesai. Sekarang aku akan mengangkat tumor seaman mungkin. Kau tak perlu cemas dan tidurlah dengan nyenyak.” Kata Song Hwa. Hyun Su pun mengucapkan Terima kasih.
“Dokter... Semangat.” Kata Hyun Su lalu kembali tertidur setelah operasi berjalan lancar. 




PUSAT MEDIS YULJE
Ik Jun menelp anaknya memberitahu Sepertinya hari ini akan pulang terlambat. U Ju memceritakan kalau hari ini membuat kue. Ik Jun senang mendengarnya dan ingin tahu Buat berapa. U Ju memberitahu  Tiga, tetapi sudah makan dua.
“Aku akan beri sisa satunya kepada Mo-ne.” Kata U Ju. Ik Jun pikir itu Luar biasa karena Mo-ne pasti senang sekali.
“U-ju, jangan lupa sikat gigi. Sampai jumpa dalam mimpi. Dah!” kata Ik Jun bahagia berjalan dilorong. 

Ik Ju masuk ke ruangan, diranjang Ayah Tae sibuk ingin memotong buah tapi bingung sementara istrinya sibuk menelp. Ik Jun pergi menemui Nyonya Sin melihat obat yang masih diatas meja, lalu bertanya Perawat Nyonya Sin ke mana.
“Anak-anakku hari ini menemaniku. Dia pergi mengantar mereka.” Ucap Nyonya Sin.
“Kau belum minum obat... Bu Sin Mi-jin. Suamimu melakukan keputusan sulit dengan menyumbangkan lever. Dia memang selingkuh, tetapi apa pun alasannya, suamimu  sudah melakukan hal hebat. Dia mempertaruhkan nyawa sebagai donor.” Ucap Ik Jun akhirnya duduk diranjang sebelahnya.
“Sekarang... relakan suamimu dan biarkan dia bahagia. Jalanilah kehidupanmu sendiri. Aku pun cerai karena istriku selingkuh. Aku susah payah bekerja siang malam, dan merawat anak sendirian, tetapi istriku berselingkuh dengan suami temannya.”akui Ik Jun.
Nyonya Sin kaget begitu juga, Ayah dan Ibu Tae ternyata Ik Jung punya cerita kehidupan yang sulit.
“Awalnya, harga diriku terluka dan aku malu berhadapan orang-orang. Kupikir, "Kenapa hidupku begitu sulit dan berat?" Namun, tiba-tiba, suatu hari aku sadar aku buang-buang waktu.” Cerita Ik Jun
“Membuang-buang waktu seperti itu karena hal yang dia lakukan akan merugikan diriku sendiri. Astaga. Selama ini kau pasti merasa sangat sakit dan lelah. Kau bisa sehat setelah bersusah payah.” Ucap Ik Jun. Nyonya Sin menatap dengan mata berkaca-kaca
“Minumlah obat bukan demi suamimu, melainkan dirimu, dan berusahalah untuk pulih dengan sepenuh hati. Lagi pula, ini hidupmu. Benar?” ucap Ik Jun.
Nyonya Sin langsung sadar memint agar Ayah Tae mengambilkan segelas air. Ayah Taek pun mengambilanyanya. Nyonya Sin mengucapkan Terima kasih dan langsung meminum obatnya. 



Song Hwa melemaskan ototnya di ruangan dan mendengarkan suara ketukan pintu lalu bertanya Siapa. Dokter Ahn memberitahu kalau ia yang datang. Song Hwa pun menyuruh Dokter Ahn masuk.  Dokter Ahn yakin Song Hwa sudah tahu tentang keadaan tapi ingin tahu sejak kapan.
“Sejak... hari kau gagal operasi ventrikulostomi. Aku tahu sejak hari itu. Aku lihat dokumenmu. Aku mencari tahu karena tertulis, "Bebas tugas Kapten karena osifikasi ligamentum longitudinal posterior."ucap Song Hwa
“Penyakit itu tak menghambat kehidupan sehari-hari dan sosial, serta dapat diatasi dengan olahraga atau obat saat masih muda. Kecuali pekerjaan yang membutuhkan banyak gerakan fisik atau olahraga berat.” Jelas Song Hwa
“Jika leher terkilir, dapat menyebabkan kelumpuhan tangan dan kaki. Selama ini tidak pernah ada masalah.” Ucap Song Hwa.
“Namun, entah karena hari itu aku sangat gugup, kakiku terasa kaku saat operasi. Leherku pun terasa seperti ditusuk. Setelah sekian lama baru terasa sakit lagi. Aku jadi sulit fokus.” Jelas Dokter Ahn.
“Kenapa tidak bilang? Itu bukan penyakit serius.” Ucap Song Hwa. Dokter Ahn mengaku ingin bilang, tetapi tak pernah sempat.
“Aku serasa kehilangan harga diri karena semua orang amat penasaran.” kata Dokter Ahn.
“Harga diri macam apa itu? Harga diri yang aneh. Apa Perlu kuberi tahu penyakitku juga?” ucap Song Hwa. Dokter Ahn hanya tersenyum
“Omong-omong, Dokter. Kenapa kau tak bicara apa punsaat operasi hari itu?” tanya Dokter Ahn.
“Sudah kubilang, aku tahu setelah selesai operasi.”jelas Song Hwa. Dokter Ahn pikir banyak melakukan kesalahan
“Tetapi kau tak bilang apa-apa saat di Ruang Operasi. Kau juga tidak marah.” Ucap Dokter Ahn.
“Aku percaya kepadamu. Kau selalu rajin dan sangat memahami pasien. Kupikir, "Kenapa dia? Dia pasti punya alasan." Jadi, kutunda amarahku, dan mencoba cari tahu. Kenapa? Apa Kau kecewa tidak kumarahi?”ucap Song Hwa.
“Tidak.. Kalau kau... memarahiku juga hari itu, aku mungkin tak di sini.” Mestinya kau traktir aku minum “Ucap Dokter Ahn.
“Aku Tadinya ingin mentraktirnya.  Aku ke kantor untuk mentraktir, tetapi katanya kau sudah pergi minum.” Kata. Song Hwa mengingatnya. Dokter Ahn meminta maaf.
“Kau pasti lebih nyaman minum dengan dokter residen lain daripada denganku. Berarti aku sudah mentraktir, ya?” ucap Song Hwa. Dokter Ahn menganguk mengerti. 




Dokter Ahn mengaku juga sangat ingin minum, tetapi apa daya karena Hari ini piket malam. Dokter Yong memberitahu kalau Seon-bin mengambil piket Dokter Ahn dan sudah menggantikannya malam ini. Dokter Ahn tak percaya.
“Dia bilang, "Dokter Ahn Chi-hong, hari ini jangan pikirkan hal lain, dan pergi minum sepuasnya." Selain itu, dia minta jangan salah paham. Dia bilang dia tidak suka kepadamu.” Ucap Dokter Yong. Dokter Ahn hanya diam saja.
“Kenapa diam? Ayo... Cepat ganti baju.” Kata Doktar Yong. Dokter Ahn bisa tersenyum mendengarna. 

Jung Won berbicara di telp kalau segera berangkat lalu keluar melihat Dokter Jang seperti menunggu dan berpikir kalau ada Pasien darurat dan mengajak untuk bicara sambil jalan. Dokter Jang mengaku Bukan pasien darurat.
“Mohon traktir aku makan malam... Traktir aku makan malam akhir pekan ini, Dokter.” Kata Dokter Jang
“Baik. Kita makan-makan dengan staf lain.” Ucap Jung Won. Dokter Jang meminta agar Berdua saja.
“Kiat Berdua saja di luar, pakai baju kasual, bukan ini.” Kata Dokter Jang. Jung Won hanya bisa terdiam. 

Di rumah, Suk Hyung mendengarkan lagu dengan handphone dengan penutup mata di kursi pijat. Tiba-tiba handphonenya terjatuh dan ponselnya terlepas, Suk Hyung membuka penutup matanya dan sudah melihat teman-temanya membawa minuman dkk seperti menghiburnya.
Ik Jun mulai berlatih menyanyi, Di ruangan ICU terlihat Hyun Su suadh mulai sadar dari operasi. Dokter Ahn menemui teman-teman polisi Hyun Su dan memberitahukan keadaanya. Mereka pun terlihat bisa bernafas lega mengucapkanTerima kasih.
Jun Wan mengantar Ik Sun ke pangkalan milter, lalu membentangkan tangan ingin memeluknya. Tapi Ik Sun mendorongnya sampaijatuh tersungkur, adik Ik Jun pun panik membantu Jun Wan bangun lalu menyuruhnya pergi.
Jun Wan akhirnya masuk ke dalam mobil, Ik Sun melambaikan tangan. Jun Wan tiba-tiba turun dari mobil dan langsung mencium pacarnya. Ik Sun hanya bisa terdiam. Jun Wan pun tersenyum meninggalkan pangkalan. 

U Ju tertidur pulas dengan foto disamping bersama dengan sang ayah tanpa ibunya. Sementar datas meja makan, U Ju memberika satu keping kue dan juga susu lalu menuliskan pesan [SELAMAT MENIKMATI, AYAH!]

 Di ruang rawat, Nyonya Sin sibuk melihat potongan buah, ternyata tuan Tae k dan istrinya memberikan buah pada Nyonya Sin. 
"Dokter Chu mencoba untuk tidur dalam ruangan tapi terlihat sangat gugup dan akhirnya terbangun, 
Sementara RUANG PIKET MALAM WANITA 2 BEDAH UMUM. Dokter Jang terlihat duduk diam dengan rambut yang basah, seperti sangat frustasi dan memilih untuk tidur. 




Jun Wan masuk ke lift melihat Dokter Do didalam lalu bertanya mau ke mana. Dokter Do menjawab Kencan dengan istrinya dengan wajah bahaia. Jun Wan tahu kalau mereka sudah menikah sepuluh tahun lebih. Dokter Do membenarkan kalau ini tahun kesepuluh.
“Sebagai perayaan sepuluh tahun menikah, kami sewa rumah berbasis deposito dan pesan tiket untuk berlibur bersama orang tua.” Ucap Dokter Do dan tiba-tiba panik saat tangan Jun Wan mendekat
“Orang bisa mengira aku sering memukulmu. Aku takkan membunuhmu.” Kata Jun Wan mengambil pulpen di baju Dokter Do
“Kau mampu membunuh orang dengan kata-kata. Aku izin keluar sebentar.” Kata Dokter Do keluar dari lift.
“Apa ini? Apa Tujuannya bukan ke atas?” keluh Jun Wan. Dokter Do dengan senyuman akhirnya membantu menekan lift lalu mengucapkan Selamat jalan.


Dokter Do keluar dari PUSAT TRANSPLANTASI ORGAN melihat istrinya sudah datang. Saat itu telpnya berdering, Dokter Do pun mengangkatnya. Seorang bibi mengakupemilik rumah. Dokter Do pun menyapa dengan ramah.
“Ya. Maaf, aku menghubungi karena belum menerima uang sewa bulanan.” Kata Si bibi. Dokter Do kaget.
“Uang sewa bulanan. Aku belum menerimanya.”kata Si bibi mengulang.
“Sewa bulanan apa? Kontrakku berbasis deposito. Deposito 200 juta dan dua tahun kontrak...”kata Dokter Do
“Apa maksudmu? Deposito? Kontrakmu untuk sewa bulanan.< Uang jaminan 20 juta, sewa 900.000 won per bulan.” Kata si bibi. Dokter Do langsung lemas menatap sang istri

Bersambung ke episode 8

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar