PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dokter
Bong melihat Dokter Do datang bertanya Ada apa datang kemari. Dokter Do
memasatikan aklau ini Salon Dokter Bong, yaitu tempat bisa tahu soal para
dokter spesialis, mulai dari cinta pertama sampai penyakitnya. Dokter Cha
membenarkan dan Dokter Do pasti ingin tahu tentang Dokter Kim Jun-wan.
“Ya,
benar... Aku amat mencintai Dokter Kim Jun-wan dan ingin tahu lebih banyak.
Bisa? Aku sangat penasaran. Dokter Ahn Chi-hong pasti senang. Dokter Chae
Song-hwa bagai Bunda Teresa, 'kan?” ucap Dokter Do akhirnya duduk bergabung
dengan semuanya.
“Ya, aku
senang.” Akui Dokter Ahn. Dokter Bong melihat kalau Dokter Ahn tak tampak seperti tentara.
“Apa Kau
sungguh lulusan Akademi Militer?” ucap Dokter Bong penasaran.
“Ya, aku
menjalani masa militer dengan baik.” Kata Dokter Ahn. Dokter Cha pun ingin tahu
alasan berhenti.
“Kau Susah
payah masuk Akademi Militer sampai jadi kapten, tetapi kenapa berhenti?” ucap
Dokter Cha.
“Ada
rumor karena masalah wanita.” Kata Dokter Do. Dokter Cah dengar Dokter Do yang tak merasa cocok dan
berhenti.
“Konon
dia berhenti karena trauma setelah kecelakaan hebat di markas.” Kata Dokter
Jang
“Masalah
wanita.”kata Dokter Do yakin. Tapi dokter Cha yakin pasti karena tak cocok, yaitu tidak cocok
berdasarkan MBTI.
“Tidak,
trauma. Gangguan stres pascatrauma. Itu sangat menderita.” Ucap Dokter Jang
yakin
“Apa Kalian
tidak lebih baik membicarakan itu saat aku tak ada?” ucap Dokter Ahn mendengar
orang yang membahas didepan matanya.
“Tidak.
Kami tidak bicara di belakang. Kami selalu bicara di depan. “Ucap Dokter Cha.
Dokter Ahn mengerti.
“Kau
pasti tidak akan bercerita, 'kan? Lupakan! Kami pun tidak ingin tahu.”. “ ucap
Dokter Bong
“Lagi
pula, apa pentingnya masa lalu? Yang terpenting adalah masa depan. Dokter Bong. Apa yang paling disukai Dokter
Kim Jun-wan? Aku sudah memperhatikannya selama enam bulan... Dia suka semua
orang, kecuali aku.” Ucap Dokter Do heran.
“Jun-wan
tidak peduli orang sekitarnya. Dia tidak peduli terhadap orang lain. Sangat
egois! Ah... Benar juga! Golf. Jun-wan sangat suka golf. Aku yakin dia pasti
ikut meski diajak oleh musuh orang tuanya.” Jelas Dokter Bong.
Di dalam
ruangan, Jun wan memiliki tempat untuk bermain golf dan terlihat bahagia bisa
memasukan bola ke dalam lobang.
“Sedangkan
Jung-won anak konglomerat. Jadi, dia mencoba banyak hal sejak kecil. Hobinya
setiap musim berbeda. Musim semi...” ucap Dokter Bong dan Dokter Jang tahu
kalau Jung won akan ikut Maraton.
“Benar.
Dia maraton di musim semi. Musim panas, berselancar.</i> Musim gugur,
haiking, dan musim dingin, ski. Namun, kini dia sibuk dan tak bisa
melakukannya.” Jelas Dokter Bong bisa tahu dari foto-foto yang dimiliki oleh
Jung Won.
“Lalu
Dokter Yang? Suk-hyung? Dia punya hobi?” ucap Dokter Cha penasaran.
“Aku rasa
dia selalu di rumah. Konon TV di rumahnya berukuran 300 inci.” Ucap Dokter
Bong. Semua tak percaya mendengarnya.
“Sedangkan
hobi Song-hwa satu-satunya adalah berkemah.”ucap Dokter Bong.
Didalam
ruangan, Song Hwa menerima paket wajahnya sangat bahagai melihat ada box
makanan dan itu semua perlengkapan untuk kemping. Ia pun membuka alat masak
untuk kemping wajahnya terlihat sangat bahagia memiliki semuanya.
“Sementara
Ik-jun... Dia... punya banyak hobi. Dia suka bersepeda, golf, dan gim video. Dia
juga bisa main gitar dan bas. Bahkan dia pandai membuat yel tim bisbol dan
memasak. Pokoknya banyak dan mahir semua.” Ucap Dokter Bong
“Dia juga
bisa memasak?” tanya Dokter Jang. Dokter Bong membenarkan.
“Tanpa
sadar Ik-jun menjadi ayah tunggal bertahun-tahun. U-ju hanya diberi makanan
organik buatan sendiri di rumah. Dia selalu masak sendiri dan makan bersama
anaknya setiap akhir pekan.” Ucap Dokter Bong.
Di
rumah, dapur terlihat sangat berantakan
dengan tomat yang sudah dikupas. Ik Jun membuat saos tomat sendiri untuk
anaknya, lalu mulai mencicipinya dan merasa kalau kurang cuka lalu mencoba
menambahkan seperti rasanya tak pas dan menambahkan gula.
Setelah
menambahkan beberapa bahan rasanya masih tak pas, Ik Jun akhirnya menyerah
dengan menambahkan saos tomat botol agar rasanya sama. U Ju baru saja selesai mandi, Ik Jun menganti
pakaian dengan penuh perhatian mengunting bagian label dibelakang baju anaknya.
“Nanti
malam hanya Ma-ne dan ayahnya yang datang?” tanya Ik Jun. U Ju memberitahu
namanya Mo-ne.
“Ya,
Mo-ne... Mo-ne tidak punya kakak atau adik perempuan?” kata Ik Jun
“Aku
yakin dia punya. Bernama Ma-ne. Dia punya kakak kembar, Jang Ma-ne.” Kata U Ju.
Ik Jun tak percaya mendengarnya.
“Ma-ne
dan Mo-ne selalu bersama. Apa Ma-ne tidak datang?” tanya Ik Jun.
“Entahlah.
Aku suka Mo-ne.” Kata U Ju lalu Ik Jun menyuruh anaknya berdiri sambil
berkomentar kalauCinta tak dapat diduga.
“Ayah
sudah buat donggeurangttaeng. Ada saus juga.” Kata Ik Jun penuh semangat pergi
ke dapur.
“Aku
ingin makan jajangmyeon.” Kata U Ju dengan wajah polosnya. Ik Jun langsung
jatuh lemas mendengar permintaan anaknya seperti sia-sia masak.
Di taman,
Tuan Ju melihat banyak bunga yang bermekaran lalu mengambil gambar ingin tahu
Siapa namanya. Ia melihat di layar namanya
"Brachyscome angustifolia." Dan artinya Mekar sepanjang tahun.
Ia pun berkomentar kalau Hidup bunga itu juga melelahkan sekali.
"Geranium"?
Aku pernah dengar "plutonium" dan "uranium", tetapi tak
pernah dengar Geranium. Senang bertemu denganmu!” sapa Tuan Ju pada bunga yang
lainya.
“Kau
harus ke rumah sakit.” Ucap Nyonya Jung melihat Tuan Ju yang mengobrol dengan
bunga
“Aku
sudah muak dengan rumah sakit. Bila sakit, aku hanya akan ke kuil diam-diam... Bunga
ini juga baru pertama kulihat.. Tunggu Sebentar. Siapa namamu?” ucap Tuan Ju
“Jong-su,
coba foto aku.” Ucap Nyonya Jung sudah siap bergaya. Tuan Ju pun mengikutinya.
“Bagaimana?
Hasilnya keluar?” tanya Nyonya Jung penasaran. Tuan Ju binggung lalu
berkomentar kalau Luar biasa! Dan Pencarian berhasil. Nyonya Jung tak percaya
mendengarnya.
“Nama
bunganya... “Masa Muda Telah Berakhir”. Katanya
masa mudamu telah berakhir.” Ucap Tuan Ju. Nyonya Jung tak percaya ingin
melihatnya tapi Tuan Ju melarangnya mengajak masuk karena dingin.
“Dingin
apanya? Ini musim panas... Ayo Perlihatkan padaku!” kata Nyonya Jung kesal
PUSAT
MEDIS YULJE
Dokter
Jang menguncir rambutnya di depan lift, Dokter Cha berkomentar kalau Dokter
Jang Sudah cantik dan Pakai apa pun pasti cantik karena masih muda. Ia lalu
melihat wajah Dokter Jang yang agak
pucat hari ini. Dokter Jang mengaku sedang datang bulan jadi sudah biasa.
“Aku
ingin bertanya... Dokter Jang Gyeo-ul, bajumu hanya satu itu saja?” kata Dokter
Cha
“Ya. Baju
musim panasku hanya ini.” Ucap Dokter Jang lalu menatap kearah dokter Cha.
Dokter Cha bingung.
“Wajahku
terpantul di wajahmu.” Ucap Dokter Jang. Dokter Jang mengaku Ini riasan lembap
natural. Dokter Jang berkomentar itu Agak berlebihan.
“Ibuku
bilang mode yang tidak dikenal orang lain bukan mode sesungguhnya” kata Dokter
Cha mengelurkan cerminanya.
“Ibuku
bilang kita harus mengingatkan teman dekat yang salah jalan.” Balas Dokter
Jang. Dokter Cha mengeluh mendengarnya.
“Kita
mulai operasi penutupan cacat septum atrial Jeong Jin-ho. Dokter utama Do
Jae-hak, asisten Kim Jun-wan. Silakan mulai, Dokter Do Jae-hak.” Ucap Jun
Wan. Dokter Do pun mulai operasinya.
“Jangan
sobek bagian itu. Yang lain bisa terluka jika pembukaan tak tepat.” Perintah
Jun Wan pada juniornya. Dokter Do mengerti.
“Jahit dengan
tepat sampai endokardium. Jika dijahit bagian luar saja, bisa terjadi
pendarahan di sana. Bagian itu jangan terlalu dalam. Jangan tertipu oleh matamu
sendiri. Perhatikan sebelum menjahit.” Pesan Jun Wan.
“Dokter
Do Jae-hak, aku tak bisa menyelesaikan karena panggilan Unit Perawatan
Intensif. Apa aku boleh pergi, Dokter?” ucap Jun Wan melepaskan jubah operasi
sambil mengambil ponselnya.
“Pergilah.
Kerja bagus.” Kata Dokter Do seperti seorang dokter utama. Jun Wan pun membalas
mengucapkan terima kasih.
“Dokter...
Terima kasih atas kesempatan ini... Lain kali aku akan berusaha lebih baik.”
Kata Dokter Do bersikap seperti junior
“Baiklah.
Lain kali harus lebih baik.. Namun, hari ini kau lebih baik daripada dugaanku.
Ini tak seperti biasanya?” kata Jun Wan. Dokter Do hanya bisa tersenyum.
Yun Bok
dan Hong Do menunggu di ruangan bedah. Salah seeorang dokter senior masuk
meminta agar memberika ponselnya. Hong Do pun memberikanya. Si dokter melihat
keduanya Mahasiswa kedoktera lalu bertanya Rumahnya di mana
“Jauh
dari rumah sakit... Dengan metro 50 menit.” Jawab Yun Bok. Si dokter
berkomentar pasti lelah sekali.
“Baiklah.
Selamat bekerja!” ucap dokter lalu pergi. Mereka pun membungkuk dengan sopan.
“Dokter Jang
Gyeo-ul... Dia sedang operasi.” Ucap Yun Bok melihat dokter senior lainya
datang.
“Oohh
Begitu? Terima kasih... Mahasiswa kedokteran, ya? Apa pekerjaan ayahmu?” tanya
Dokter senior.
“Ayahku
petani.” Kata Hong Do. Dokter Senior mengerti lalu keluar ruangan seperti tak
peduli.
Jung Won
sedang mencuci tangan dan siap operasi. Perawat datang memberitahu Kuantitas
urine per jam Ji-a tidak sampai tiga cc. Jung Won ingin tahu Tanda vitalnya
bagaimana. Perawat memberitahu Tekanan darah aman,tetapi detak jantung 150 dan Terjadi
takikardia.
“Dokter,
semua sudah siap.” Ucap perawat keluar dari ruang operasi. Jung Won terlihat
bingung dan mengatakan segera ke sana.
“Operasi
atresia ani pasti selesai sekitar dua jam. Tambah infus dan terus kabari aku.
Panggil Dokter Lee Ji-yeong bila makin buruk. Akan kuberi tahu dia.” Perintah
Jung Won. Perawat menganguk mengerti.
Dokter
lain datang masuk ke ruangan langsung bertanya siapa mereka. Yon Bok menjawab
Mahasiswa kedokteran. Si dokter melihat berkas di ras sambil berkomentar
“Kenapa kalian susah payah masuk Kedokteran” dan bertanya Ada anggota keluarga
dokter. Yun Bok menjawab Tidak.
“
Pekerjaan ayahmu apa?” tanya si dokter. Hong Do menjawab Petani. Si Dokter memberitahu Petani hebat.
Dokter Do
berbicara dengan istrinya mengaku Bukan operasi sulit hanya Operasi ASD. Cacat
septum atrial dan sudah sering melakukannya. Ia dengan bangga kalau Cepat
selesai. Sang istri pikir suaminya itu dimahari oleh seniornya.
“Kenapa
aku dimarahi? Dokter Kim Jun-wan tidak selalu marah setiap saat.” Ucap Dokter
Do lalu bergegas menutup telp melihat Jun Wan berjalan dilorong.
“Dokter,
kau mau ke mana?” ucap Dokter Do menyapa. Jun Wan menjawab rahasia dan bertanya
apa itu tadi istrinya.
“Ya. Aku
pamermenjadi dokter utama pertama.” Ucap Dokter Do bangga. Jun Won mengaku
Senang sekali Dokter Do yang punya istri.
“Dokter,
aku sewa rumah berbasis deposito. Akhirnya tak ada sewa bulanan! Deposito 200 juta.
Aku akan mengundangmu saat perayaan.” Ucap Dokter Do bahagia.
“Sudah
periksa dengan baik, 'kan? Sekarang banyak penipuan.” Kata Jun Wan
memperingati.
“Ini aku.
CSAT empat kali, ujian profesi enam kali. Sekarang sulit cari rumah berbasis
deposito. Saat sedang menimbang perpanjang kontrak bulanan, ada rumah yang
dipegang agen properti. Aku segera teken kontrak. Prosesnya cepat dan mulus
karena rumah itu milik agen.” Jelas Dokter Do penuh semangat.
“Memang
agen properti pasti tidak menipu?” ucap Jun Wan. Dokter Do mengaku sudah cek
salinan resmi registrasi dan tanda pengenalnya.
“Kau yang
harus waspada.” Ucap Dokter Do. Jun Wan bertanya waspada apa maksudnya.
“Dokter
Cheon Myeong-taek. Aku dengar rumor buruk soal dia. Jangan berurusan
dengannya.” Jelas Dokter Do
“"Rumor
buruk"? Apa?” ucap Jun Wan. Dokter Do mengatakan Rumornya agak kotor.
“Lupakan!
Aku tak mau dengar. Aku tak peduli dia selingkuh, berjudi, atau memeras. Kau Lekas
pergi! Jangan ikuti aku.” Ucap Jun Wan.
Dokter Do
akan pergi tapi kembali memanggil Jun Wan. Jun Wan mengeluh ada apa lagi. Dokter Do yakin kalau Jun wan itu punya pacar
karena terlalu sering lihat ponsel. Jun Wan hanya bisa terdiam karena sudah dua
orang yang bisa menebakanya.
“Selain
itu, jika dia tidak menghubungi sama sekali, berarti kau ditolak.” Ucap Dokter
Do lalu melangkah pergi.
Ik Jun
masuk ruangan, dan langsung mengetahui Hong-do dan Yun-bok yang terkenal itu.
Keduanya memperkenalkan diri dengan sopan. Ik Jun pikir mereka pernah bertemu,
Waktu itu memberi banyak sosis. Hong Do mengingatnya Pria kantin yang cerewet
“Hei.. Diam.”
bisik Yun Bok pada adiknya. Ik Jun lalu bertanya Lagu apa yang populer di
kalangan anak sekarang.
“Maksudku
musik. Lagu apa yang populer di kalangan mahasiswa?” ucap Ik Jun. Hong Do
langsung menjawab IU.
“Aku
suka... Zoo.” Ucap Yun Bok. Ik Jun tak percaya mendengarnya memastikan kalau
itu Zoo yang dia suka juga.
“Bagaimana
kau bisa tahu Zoo?” tanya Ik Jun. Hong Do memberitahu Yun Bok selalu dengar
lagu lama menurutnya Seleranya payah.
“Tidak.
Kenapa lagu lama payah? Seleramu lebih payah.” Ucap Ik Jun. Yun Bok berkomentar
Hong Do itutidak paham romantisme.
“Benar.
Jangan berteman dengannya... Romantis...” ucap Ik Jun lalu berhenti karena
harus menerima telp dan mengatakan segera ke sana.
“Aku
harus pergi menengok pasien. Lain kali kutraktir kau makan enak. Selain itu,
kalian jangan diam di sini. Lebih baik Diam di kafe lobi. Kalau di sini, semua
orang yang kemari akan beri saran dan turut campur.” Ucap Ik Jun karena pasti
lelah lalu bergegas pergi.
“Apa Dia
komedian?” tanya Hong Do. Yun Bok terlihat terkesam menjawab bukan tapi Ik Jun Dokter
Romantis.
Perawat
Song berdiri didepan mesin minuman melihat wajah Dokter Jang memastikan kalau
baik-baik saja. Dokter Jang merasa tak
ada yang salah dan hanya ingin cola. Perawat Song memberitahu kalau Wajahnya bengkak sekali.
“Aku
sedang datang bulan. Aku sudah minum obat.” Ucap Dokter Jang. Perawat pikir sepertinya
karena obat.
Saat itu
Ik Jun yang sedang lewat mendengarnya dan mendekat. Dokter Jang pun menyapa Ik
Jun. Ik Jun melihat Dokter Jang dan
menyuruh agar segera ke IGD. Dokter Jang dengan wajah bengkak mersa Tidak
perlu. Hany kondisinya yang kurang baik.
“Kau tak
baik-baik saja... Kelihatannya alergi. Kau makan apa hari ini?” ucap Ik Jun
“Aku
hanya makan biasa.” Kata Dokter Jang dan tiba-tiba jatuh lemas. Ik Jun dan
perawat pun membawanya.
Di
ruangan dokter kandungan
“Kau
sudah tes darah, dan didiagnosis sindrom antifosfolipid. Darah harus mengalir
dengan baik agar kandungan bisa bertahan, tetapi sindrom antifosfolipid menyebabkan
peredaran darah kurang baik. Tubuhmu sulit membentuk plasenta dan
mempertahankan kehamilan.” Jelas Suk Hyung
“Kalau begitu...
semacam aborsi biasa?” tanya Si wanita. Suk Hyung membenarkaan.
“Ini
sudah kehamilan ketiga, ya? Dua kehamilan sebelumnya keguguran. Ini pekan
ketujuh kehamilan. Betul?” kata Suk Hyung. Si wanita membenarkan dengan wajah
tertunduk sambil menangis.. Suk Hyung pun memberikan tissue.
“Lebih
baik kau minum obat. Kau harus suntik heparin untuk mengurangi kecenderungan
koagulasi darah. Penyuntikan tidak terlalu sulit. Sama seperti pasien diabetes yang
suntik insulin. Jarum suntik pun sangat tipis. Tidak akan sesakit yang kau
kira.” Jelas Suk Hyung
“Perawat
akan menjelaskan cara penyuntikan dan instruksi konsumsi obat secara rinci. Lalu
kita akan bertemu dua pekan lagi untuk rawat jalan.”kata Suk Hyung dengan
santai. Dokter Cha yang melihatnya merasa kasihan.
“Dokter...
pasti sudah sering melihat penyakit semacam ini. Bagimu ini bukan penyakit
serius, 'kan?” ucap Si pasien yang masih terus menangis.
“Kenapa
keguguran disebut penyakit? Keguguran bukan penyakit. Kau pun tidak salah sama
sekali. Pasien sering bertanya, "Apa salahku sampai mengalami hal ini? Apa
yang harus kuwaspadai?" Tidak ada. Siapa pun dapat mengalaminya.” Jelas
Suk Hyung
“Selain
itu, sekarang kau sudah tahu penyebabnya. Lakukan tindakan pencegahan dan
pengobatan, maka akan ada hasil yang baik. Jadi, lakukan penyuntikan, dan beristirahat untuk sementara.” Jelas Suk
Hyung
Sang
pasien mengerti dan mengucapkan Terima kasih. Suk Hyung pikir ini sudah
selesai. Perawat membenarkan kalau sudah selesai. Suk Hyung pikir mereka bisa Makan siang. Dokter Cha pikir akan mentraktir
semuanya.
Jun Wan
pergi ke cafe memesan dua kue cokelat,
dibungkus dengan satu garpu karena akan makan sendiri. Tiba-tiba terdengar dari
pengera suara “Bedah Torakoplastik, kode biru. Lorong depan Kamar 6210.” Jun
Wan langsung berlari meninggalkan kuenya.
“ Pasien
Dokter Park Jin-u?” ucap Jun Wan masuk melihat pasien yang sedang diberi CPR
“Tampaknya
pasien ganti katup aorta karena endokarditis. Aku akan cek detak jantung.” Ucap
Dokter dan melihat kalau Detak jantung kembali.
“Pak Lee
Jong-hyeon... kau tak apa?” ucap perawat dan Tuan Lee terlihat sudah kembali
bisa bernafas.
Jun Wan
pun mengucap syukur lalu pamit pergi. dan meminta agar Periksa apa alirannya
sudah benar.
Jun Wan
keluar dari RUANG PERAWATAN, Seseorang menyapanya. Ju Wan seperti tak tahu siapa
dokter didepanya. Sang dokter mengulurkan tangan lalu menyebut namanya Cheon
Myeong-taek. Jun Wan pun memperkenalkan dirinya.
“Kau
unggulan bedah torakoplastik dan juga Kau unggulan karena menangani Bangsal
VIP. Dokter dinilai dari talenta. Ya, 'kan? Apa Kau ada janji akhir pekan ini?
Apa Apa kau suka golf?” ucap dokte Cheon. Jun Wan seperti yang tadinya tak
peduli mendengar golf langsung bersinar.
Kantin
rumah sakit penut perawat melihat Ada dua kursi kosong di sana dan menyuruh
Dokter Cha dan Suk Hyung duduk lebih dulu. Dokter Cha menyuruh perawat saja
yang duduk lebih dulu dan melihat bangku kosong didepanya lalu mengajak Suk
Hyung duduk bersama.
“Aku
ingin bertanya.. Apa boleh?” ucap Dokter Cha dengan wajah gugup. Suk Hyung
mempersilahkan sambil sibuk dengan sumpitnya.
“Siapa
wanita bergaun biru gelap yang kau temui di taman luar pekan lalu? Aku lihat...
kalian mengobrol akrab saling berhadapan. Siapa dia?” ucap Dokter Cha penasaran
“Dia... Wanita
simpanan Presdir Taegun Apparel, Yang Tae-yang.” Ucap Suk Hyung santai. Dokter
Cha kaget mendengarnya.
“Wanita simpanan
Presdir Yang Tae-yang... Kau lihat berita, 'kan? Aku rasa semua karyawan rumah
sakit tahu. Aku tidak apa. Sudah terbiasa sejak masih sekolah.” Ucap Suk Hyung.
Dokter
Cha seperti mendapatkan harapan akhirnya membantu Suk Hyung yang kesusahan
mengambil daun perila. Saat Itu Ik Jun
datang melihat kursi kosong disamping Suk Hyung,dan mengajak Jun Won duduk
disana. Ik Ju mengingatkan kalau besok mereka berlatih band
“Kalian
jangan buat janji besok malam. Paham, Ahn Jung-won?”kata Ik Jun. Jung Won
mengerti
“Makanmu
habis. Tumben tak pilih-pilih?” komentar Ik Jun. Suk Hyung mengaku tidak pernah pilih-pilih
makanan.
“Jangan pilih-pilih
teman.”ejek Ik Jun.Suk Hyung mengeluh kalau juniornya ada di sini.
“Kau
sahabat Dokter Jang, 'kan?” ucap Ik Jun. Dokter Cha membenarkan dan kaget Ik
Jun bisa mengetahuinya.
“Kalian
sering bersama... Aku lupa. Gyeo-ul ada di IGD sekarang.” Ucap Ik Jun. Dokter
Cha kaget dan bertanya kenapa
“Sekarang
sudah membaik setelah disuntik. Kurasa dia mengalami anafilaksis karena
OAINS.”REAKSI ALERGI BERAT” Wajahnya bengkak 30 menit setelah minum obat
menstruasi, lalu sesak napas. Dia pingsan perlahan seperti di film.” Cerita Ik
Jun
Dokter
Cha panik langsung bergegas pamit pergi. Ik Jun mengatakan kalau Dokter Jang
itu sudah jauh membaik dan mungkin dia sedang tidur. Jung Won pun melihat dari
kejauhan.
PUSAT
MEDIS YULJE
Dokter
Jang terbangun dari tidurnya, Dokter Cha pun memastikan kalau Dokter Jang
baik-baik saja, Ada yang sakit dan apa Perlu dipanggil perawat. Dokter Jang
merasa tak perlu karean sudah tidak sakit sama sekali.
“Apa Kau
tidur di sini? Apa Sekarang sudah fajar?” ucap Dokter Jang. Dokter Cha menjawab
Masih malam.
“Omong-omong,
banyak pesan masuk ke ponselmu sejak tadi. Para dokter pun banyak yang kemari.”
Ucap Dokter Cha. Dokter Jang langsung mengambil ponselnya.
“Semestinya
aku masuk Bedah Umum juga. Kau sungguh diperlakukan seperti tuan putri, bukan
dokter residen.” Keluh Dokter Cha.
Dokter
Jang langsung terbangun melihat pesan yang masuk.”Aku dengar kau sakit. Apa
Sekarang sudah membaik Banyak istirahat. Semoga lekas sembuh.” Dan itu dar Jung
Won. Ia pun memastikan kalau Jung Won mengirimkan tanda senyum. Dokter Cha
membenarkan.
“Ini
tanda senyum, bukan gelombang, 'kan?” kata Dokter Jan kembali memastikan.
Dokter Cha membenarkan dan ingin tahu kenapa menanyakan hal itu.
“Apa dia
suka padaku?” kata Dokter Jang. Dokter Cha hanya bisa melonggo bingung.
“Dokter
Ahn Jung Won suka padaku, 'kan?” kata Dokter Jang. Dokter Cha langsung menjawab
tidak. Dokter Jang bingung dan ingin tahu alasanya.
“Kalau
suka, dia pasti kemari... Kau suka dia, ya? Dokter Jang Gyeo-ul, kau suka
Dokter Ahn Jeong-won, ya?” ucap Dokter Cha. Dokter Jang menganguk sambil
menangis.
Jung Won
baru saja akan keluar dari ruangan, Song Hwa menelp lalu bertanya pada Jun Wan
Song-hwa ajak makan malam karena Ada yang ingin disampaikan apakah bisa datang.
Jun Wan menganguk.
“Ya, dia
bisa... Baiklah. Kami juga sedang bersiap keluar... Sampai jumpa nanti.” ucap
Jung Won lalu menutup telpnya.
“Ada yang
aneh soal dia. Apa ada masalah?” tanya Jung Won keluar dari ruangan.
“Kenapa?
Memang suaranya kenapa?” tanya Jun Wan. Jung Won pikir Song Hwa pura-pura kuat, tetapi kurasa ada yang tak
beres.
Di dalam
restoran, Jun Wan terlihat marah pada Song Hwa yang baru bilang sekarang adan
inin tahu Kapan dites. Song Hwa mengaku Sepekan lalu dan sudah tes biopsi lalu
hasilnya keluar besok. Ik Jun tahu kalau itu Biopsi jarum.
“Ya,
itu... Bentuknya tak bagus. Aku agak takut saat dokter bilang begitu.”kata Song
Hwa berusaha untuk santai.
“Hei,
jangan bicara begitu! Kenapa ke Pusat Medis Jae-an? Kalau ke aku atau Ik-jun, pasti
segera kami tes dan obati. Jadi Kapan hasilnya keluar? Ada sepupuku di Pusat
Medis Jae-an. Biar kutanya.” Ucap Jung Won .
“Astaga.
Jangan! Aku sengaja tidak bilang, khawatir kalian ribut begini. Aku takut jadi
bahan gosip di rumah sakit jika hasilnya buruk. Aku tidak suka itu.” Ucap Song
Hwa
“Buruk
apanya? Tidak mungkin. Hasil pasti sudah keluar. Aku telepon.” Kata Suk Hyung.
“Tidak
perlu. Jangan! Aku tahu hasilnya besok pagi. Untuk apa telepon? Aku tidak mau.
Jangan coba-coba! Aku ke rumah sakit lain karena takut kalian begini. Aku mohon
jangan lakukan apa pun.” Tegas Song Hwa.
“Besok
pukul berapa?” tanya Jun Wan. Song Hwa menjawab jam 7 pagi. Jun Wan tak percaya
bisa Sepagi itu
“Ya. Aku
bilang jadwal pekan ini padat, tak bisa pergi. Lalu dijadwalkan sejam lebih
awal. Rawat jalan di sini mulai pukul 08.00. Aku sangat bersyukur.” Jelas Song
Hwa.
“Kau
bilang tak bisa karena jadwal rawat jalan pasien? Luar biasa! Kau bisa minta
petugas untuk mengatur ulang jadwal. Apa Kau tak bisa fleksibel?” keluh Jun Wan
“Mana mungkin?
Banyak pasien dari desa yang mengatur jadwal sejak sebulan lalu. Jangan
khawatir. Biar kuatur sendiri. Cerewet sekali!” ucap Song Hwa kesal
“Meski
begitu, dia dokter hebat. Dia mau datang lebih awal demi pasien.” Komentar Jung
Won
“Ya,
'kan? Aku tak mungkin bisa sepagi itu. Segera beri tahu begitu hasil keluar.”
Ucap Ik Jun. Song Hwa mengerti.
Jun Wan
langsung menawarkan diri untuk menemaninya. Song Hwa memperingati agar jangan
datang. Jung Won yakin kalau Hasilnya pasti baik dan mengajak makan. Saat itu
ada bunyi telp. Jun Won dan semuanya memberitahu kalau bukan telp merek.
“Halo..
Apa Tanda vitalnya stabil? Ada udara bebas juga? Ya, aku dekat sini. Benar,
jika ada laserasi lever dan perforasi usus, aku harus laparotomi eksplorasi. Aku
segera ke sana.” Ucap Ik Jun lalu menutup telp dan pamit pergi.
Bersambung
ke part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar