PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hong Joo
belajar bahasa korea dengan seorang anak kecil. Dae Sung memberikan gambar
huruf “Giyeok. Nieun. Digeut” dan bertanya apakah Hong Joo mengerti. Tapi Hong
Joo yang kucing hanya bisa mengelengkan kepalanya.
"Lansekap
Bunga Haemong". Ucap Dae Sung lewat didepan toko dan bisa mengejanya. Hong
Joo pun mengikutinya.
"Agen
Real Estat Jungdon". Kata Dae Sung. Hong Joo bisa menyebutkanya.
"Dedikasi
Gogalbi-ssi". Kata Dae Sung dan tak mendengar suara Hong Joo. Ia pun
mengeluh karena HongJoo yang tak mengulanginya.
Ternyata
Hong Joo sedang menatap ikan yang sedang dipanggang, matanya berbinar-binar.
Dae Sun bertanya apakah Hong Joo memiliki uang, Hong Jooo mengelengkan kepala
lalu meminta agar Dae Sung memberikan untuk padanya. Dae Sung bingung. Hong Joo
mengingat seusatu.
Flash
Back
Sol Ah
bertany apakah Hong Joo tak punya uang. Hong Joo mengeleng dan akhirnya Sol Ah
akan membayar untuk itu juga sambil mengeluh kalau harus menanggungnya.
“Heol.
Maksudmu-- Kau ingin aku menanggungmu juga? Daripada huruf, kau harus
mengedepankan etika. Meminta uang ke sembarang orang merupakan sebuah gangguan.
Dan tak sopan meminta mereka untuk menanggung sesuatu. Seperti itulah sentimen
publik akhir-akhir ini.” Jelas Dae Sung.
“Hei.
Bukankah kau Dae Sung?” sapa ayah Doo Sik. Dae Sung pun menyapa dengan sopan.
Keduanya
sudah duduk didepan meja dengan banyak makanan pelengkap. Hong Jo mengeluh
kalau tadi Dae Sung bilang mengganggu. Dae Sung beralasan kalau inilah yang
disebut bertetangga. Ayah Doo Sik pun membawakan ikan panggang mempersilahkan
agar mereka bisa menikmatinya. Hong Joo mengucapkan Terima kasih dengan
senyuman bahagai.
“Dae
Sung... Siapa kakak tampan ini?” tanya Ibu Doo Sik. Dae Sung mengaku kalau itu
temanya.
“Temanmu?
Apa yang kalian lakukan?” tanya Ibu Doo Sik. Dae Sung mengaku mereka
mempelajari alfabetserta etika dasar.
“Selamat
makan. Dae Sung, makanlah sampai kenyang.” Ucap Ibu Doo Sik dan Hong Joo pun
berikan senyuman paling lebar.
“Bukankah
dia ramah?” bisik Ibu Doo Sik melihat Hong Jo. Ayah Doo Sik setuju.
“Para
pria muda jaman sekarang tak begitu.” Komentar Ayah Doo Sik. Hong Joo terlihat
sangat bersemangat karena bisa makan ikan tanpa membayar.
Doo Sik
melihat gelas di mejanya bergetar dan melihat Sol Ah seperti gemetar. Sol Ah
ingin tahu “Berapa banyak orang yang membacanya?< Apakah 1.000 orang? 10.000
orang?” Tapi ternyata hanya 17 KALI DILIHAT
“Bukankah
ini terlalu sedikit? Aku, Ko Doo Sik, keluarga Ko Doo Sik rekan kerja,... Apa Hanya
tiga orang yang membacanya? Apa ada Jae Seon 1 dari 3 itu?” gumam Doo Sik.
“Apa Bisa
berhenti menggetarkan kakimu?” keluh Doo Sik. Sol Ah menatap bingung.
“Aku tak
menggetarkan kakiku.” Kata Sol Ah dan akhirnay keduanya melihat Ji Eun yang
terlihat gugup mengetarkan kakinya dengan jari yang memakai cincin.
Doo Sik
pikir kalau Ji Eun pasti menganggapnya malas. Sol Ah hanya bisa menatap sedik.
Doo Sik pikir Tak boleh begini jadi akan menggunakan kelemahannya. Ia pun
memanggil Ji Eun meminta izin agar bisa membelikan kopi. Ji Eun terlihat
bingung.
“Teman
baikku membuka kafe dan loka karya.” Ucap Doo Sik lalu memberikan kupon cafe.
Ji Eun bahagias melihat kupon SONAMU, 1 AMERICANO GRATIS
Sol Ah
pul lalu tersandung didepan pintu karen
Lampunya mati. Jadi harus menggantinya. Hong Joo pun menyapa Sol Ah yang
ada didepan pintu. Sol Ah bergegas masuk ke dalam kamarnya melihat jepitan pada
cerminnya.
“Aku berharap
seseorang akan melihatnya.” Ucap Sol Ah menatap jepitanya yang digunakan.
“Hong
Jo...Apa kau menunjukkan kekhawatiran... Tapi Mana mungkin...” kata Sol Ah.
Saat itu
Hong Jo berlari dan terlihat senang karena menemukan cahaya yang dipantulkan
dari cermin. Sol Ah ikut bahagia menurutnya Kucing seperti itu karena Tidak ada
kucing yang akan memeluk orang sakit. Hong Jo masih terus mengengong.
Ji Eun
datang memberikan kupon minuma gratisnya. Jae Sun bertanya paka Ada yang
diperlukan lagi. Ji Eun tertunduk malu mengaku tidak. Jae sun pun pergi. Saat
itu Ji Eun baru berani mengangkat wajahnya dan terlihat lebih santai.
Dirumah,
Ji Eun sudah mulai mengambar tapi terlihat kesal karena tak sesuai dengan yang
diinginkan. Ia pun melepaskan ototnya tapi dikagetkan dengan Guk Bong yang ada
didekatnya. Ia mengeluh pada Guk Bong yang terus merayap padanya seperti itu
“Apa kau
kucing?” keluh Sol Ah. Hong Jo mengaku ingin lihat. Sol Ah bingung melihat apa.
Hong Jo menjawab ingin lihat Gambarnya.
“Maaf,
tapi aku harus fokus. Jadi Tak bisakah kau berdiri di belakangku?” ucap Sol Ah
memeluk laptopny. Hong Jo langsung berpindah ke depanya.
“Kau Suruh
siapa di depan? Bisakah kau minggir?” ucap Sol Ah. Akhirnya Hong Joo pindah ke
sampingnya.
“Kamarmu
di atas, bukan?” kata Sol Ah Hong Jo akhirnya memilih pergi. Sol Ah mengeluh
dengan tingkah Hong Joo.
Doo Sik
menelp menyuruh Sol Ah agar Keluar sebentar karena Hye Yeon dan Da Som bilang mereka
ingin melihat kafe Jae Seon. Jad mereka hampir sampai. Sol Ah ingin bicar tapi
Doo Sik kembali berbicara.
“Aku tahu
kau tinggal tepat di seberang jalan. Jadi Aku akan pesankan kopi. Ayo Kemari.” Ucap
Doo Sik. Sol Ah ingin bicara tapi Doo Sik sudah menutup telpnya.
“Dia
sangat keras kepala.” Keluh Sol Ah lalu memanggil Hong Joo memberitahu akan
keluar. Hong Joo mengintip dari lantai atas dan melihat Sol Ah kembali terjatuh
saat keluar rumah karena lampunya mati.
Sol Ah
akhirnya datang lebih dulu ke cafe, Jae Sun menyapanya. Sol Ah memberitahu
kalau . Doo Sik bilang membawa beberapa rekan saat itu Doo Sik datang dengan
dua rekanya. Doo Sik dengan bangga memberitahu Jae Sun kalau sudah membawa
tamu.
“Mereka
bekerja denganku di Desain Nalsaem. Dia adalah temanku da nDia pemilik tempat
itu.” Ucap Doo Sik bangga. Da Som dan Hye Yeon pun memuji kalau Jae Sun tampan.
“Kafe ini
sangat cantik. Apa barang-barang kulit itu buatan tangan?” tanya Da Som. Jae
Sun membenarkan.
Mereka
pun memesan Americano tanpa sadar kalau Ji Eun ada diruangan yang sama.
Mereka
semua duduk bersama dengan Jae Sun, Da Som pun bertanya apakah mereka bertiga teman dari klub seni SMA. Doo Sik
membenarka dengan bangga kalau Klub seni mereka terkenal dan memenangkan semua
medali di kompetisi seni nasional.
“Sol Ah
memenangkan perunggu, Jae Seon memenangkan perak.. Tunggu. Siapa yang
memenangkan medali emas?”ucap Doo Sik.
“Tak
tahu. Apa dari sekolah kita?” tanya Sol Ah. Doo Sik mengeluh temanya yang tak
tahu bahkan tak ingat.
“Kau
tahu, orang itu. Dia adalah...” ucap Doo Sik. Sol Ah pikir kalau ingatannya
kembali kalau Dia adalah pria. Doo Sik pun mengingatnya.
“Baik.
Bukankah dia setahun lebih tua dari kita?” kata Sol Ah penuh semangat. Doo Sik pun
membenarkan dengan penuh semangat.
“Aku
ingat sekarang... Dia lebih tua. Dia pria besar.” Ucap Doo Sik. Sol Ah memuji
Doo Sik benar-benar pintar.
“Tunggu Sebentar.
Tapi, siapa namanya?” ucap Doo Sik. Sol Ah bingung memikirkanya.
“Dia ada
di sana.” Ucap Jo Seun. Keduanya menatap ke tempat duduk yang ada diujung dan
hanya bisa melonggo melihat Ji Eun.
“Berapa
lama dia duduk di sana?” tanya Do Seum. Hye Yeon pun merasa tiba-tiba
merinding.
“Bagaimana
kau tahu Ji Eun?” tanya Doo Sik. Jae Sun tahu kalau Ji Eun juga ada di klub seni mereka
“Aku tak
tahu dia bekerja denganmu.” Kata Jae Sun. Doo Sik tak percaya kalau Ji Eun a
ada di klub seni mereka dan Orang yang memenangkan medali emas.
“Oh,
itu... Tidak, maksudku...” ucap Ji Eun gugup. DooSik pikir kalau Ji Eun bilang
tidak jadi tak tau.
“Tidak,
bukan itu yang kumaksud...” ucap Ji Eun yang kembali disela. Jae Sun mengArtinya
dia tak memenangkan medali emas.
“Jika dia
tak memenangkan medali emas..” ucap Sol Ah dan Ji Eun dengan malu mengaku
mendapatkan Anugerah Utama.
Flash Back
Doo Sik
duduk didepan membahas Sol Ah yang menggambar Conta Beodul lagi. Saat itu Ji
Eun duduk didepan dengan wajah bahagia bisa melihat Doo Sik dari belakang.
Akhirnya
Ji Eun duduk diantara Doo Sik dan Soo Ah. Doo Sik pikir Ji Eun pasti tahu,
Bahwa mereka berada di klub seni yang sama di SMA tapi malah tak beri tahu. Ji
Eun mengaku sudah memberitahunya. Sol Ah dan Doo Sik terlihat bingung.
Flash Back
Ji Eun
membaca cerita Sol Ah di kantor menatap keduanya dan bergumam kalau tahu tentang
cerita Cinta Beodul juga. Lalu Sol Ah yang membahas tentang Webtoonya. Ji Eun
melihat cincin yang dipakai Sol Ah kalau tahu cincin itu juga.
“Aku
berada di klub seni yang sama dengan kalian di SMA. Apa Kau lihat cincin apa
ini? Kita berada di klub seni yang sama.” Gumam Ji Eun yang sengaja
memperlihatkan cincin.
“Benar!
Cincin... Eun Ji Eun. Kau itu Eun Ji Eun... Sekarang aku ingat. Kau memakai
kacamata, 'kan?” ucap Doo Sik.
“Penglihatanku
baik-baik saja.” Kata Ji Eun. Doo Sik pikir bukan kacamata, tapi kawat gigi.
“Kau
memakai kawat gigi, 'kan?” ucap Doo Sik yakin. Ji Eun mengaku Giginya sehat.
“Dia
pindah ke sekolah lain, jadi, kita tak punya waktu untuk menjadi teman. Atau, apa
kau pindah ke sekolah kami?” ucap Doo Sik
Sol Ah
bisa bisa tertawa karena menurutnya Doo Sik itu tak ingin. Doo Sik membenarkan. Da Som mengaku tak bisa
mengingat semua teman SMAnya juga. Mereka pikir kalau bertemu dengan Ji Eun itu
kebetulan sekali. Doo Sik pun bertanya pada Jae Sun yang bisa mengetahuinya.
“Dia
adalah Lee Jae Seon yang kusukai. Dia tampak dingin dan masa bodoh, tapi sebenarnya,
dia memperhatikan. Bahkan hal yang dilewatkan orang lain, sangat teliti.
Seperti kucing. Aku yakin dia melihat webtoon-ku juga.”gumam Sol Ah melihat Jae
Sun dengan senyuman.
“Sol Ah,
kenapa kau tak mengunggah episode selanjutnya? Aku ingin tahu kenapa Cinta
Bedul tiba-tiba menutup pintu.” Kata Da Som. Sol Ah terlihat bingung
“Ini Sudah
jelas. Karena dia tak menyukainya.” Kata Hye Yeon. Da Som pikir Mungkin ada alasan lain.
“Mereka
bahkan berciuman. Alasannya tak penting. Dia bilang tidak tapi terus bertanya,
betapa menjengkelkan. kan?” kata Da Som.
“Benar.
Tak menerima kenyataan bahwa dia ditolak dan terus mengetuk pintu sangatlah tak
pantas.” kata Da Som.
“Dia akan
menjadi lebih dewasa di episode selanjutnya, 'kan?Alih-alih menunggu di depan
pintu itu dengan menyedihkan?” Ucap Hye Yeon. Sol Ah bingung menjelaskan sambil
melirik ke arah Jae Sun.
“Kenapa?
Aku suka wanita yang begitu.” Ucap Doo Sik. Ji Eun senang ingin memberikan
macaroon tapi Doo Sik sudah lebih dulu memanggilnya.
“Jae Sun,
apa kau melihat webtoon Sol Ah?” ucap Doo Sik mengalihkan ucapanya. Ji Eun dan
Sol Ah saling menatap.
Di rumah,
Hong Joo membaca webtoon Sol Ah [KENAPA DIA TAK MAU MEMBUKA PINTU? AKU INGIN
TAHU APA DIA KEDINGINAN] lalu terlihat bingung. Sementara dicafe, Jae Sun mengaku
berharap ini adalah cerita yang berbeda.
“Sepertinya
kau terlalu terobsesi dengan cerita Cinta Beodul. Aku yakin Kim Sol Ah bisa menceritakan
kisah yang berbeda. Aku hanya berharap.” Ucap Jae Sun.
“Itulah
pendapatku. Terlalu klise. Fantasi yang jelas di mana seorang wanita
diselamatkan oleh seorang pria?” kata Da Som.
“Bukan
begitu ceritanya.” Akui Sol Ah. Doo Sik akhirnya mencoba mengalihkan lalau baru
saja membukanya sekarang, dan viewers meningkat, bahkan ada komentar. Mereka pun
langsung berkumpul
[LIHATLAH
VIEWERSNYA. PENUSLIS SEDANG MENANGIS]
[WANITA
ITU ADALAH KARAKTER YANG MENJENGKELKAN]
[PUTRIKU
YANG BERUSIA 9 TAHUN SUKA CERITA INI. SIMPAN BAIK-BAIK BUKU HARIAN ANAKMU UNTUK
KONSUMSI PRIBADI]
Semua hanya
bisa terdiam, Sol Ah menahan rasa sedihnya mengaku Ada masalah di rumah, jadi
pamit pulang. Doo Sik bingung. Do Sam dan Hye Yeon pun mengeluh karena Doo Sik
yang membahasnya.
Sol Ah
pulang dan bingung melihat dibagian depan sudah ada pantulan sinar yang
membuatnya tak terjatuh. Saat itu Hong Joo sedang melihat laptop Sol Ah. Sol Ah
langsung berlari menutup laptopnya meminta agar
Berhenti melihatnya karena Itu hanya fantasi biasa.
“Seorang
pria menyelamatkan seorang wanita. Sebenarnya Cinta Beodul yang diselamatkan. Diselamatkan
karena terkunci di gua, wanita itu mengunjungi setiap hari di musim dingin untuk
mengetuk pintu.” Ucap Hong Joo
“Apa kau
mau minum?” tanya Sol Ah merasa memiliki teman.
Sol Ah
membuka bir dan Hong Joo menatap susu dalam gelas. Sol Ah memberitahu kalau Itu adalah susu bebas laktosa untuk kucing dan
berpikir Hong Jo tak masalah. Hong Jo pun memujinya. Sol Ah pun bertanyadari
mana Guk Bong mendapatkan gagasan itu.
“Kau
seperti Hong Jo... Lalu Kau biasanya pergi ke mana?” tanya Sol Ah. Hong Jo
menjawab Di dekat jendela.
“Tidak,
maksudku, tempat trip favoritmu?” tanya Sol Ah. Hong Jo menjawab diatap
“Kau tahu
lebih dari yang kau tunjukkan... Kupikir kau idiot.” Ucap Sol Ah. Hong Jo
membahas kalau Orang itu ada di sini, yaitu Cinta Beodul.
“Kau tahu
hal yang tak perlu kau ketahui.” Ucap Sol Ah.
Di rumah.
Jae Sun membaca cerita Sol Ah dari ponselnya dan mengingat saat pertama kali
mencium Sol Ah sama seperti yang ada digambar.
Flash
Back
Keduanya terlihat
malu-malu setelah berciuman. Jae Sun pu menyuruh Sol Ah kembali berkerja dan
akan bertemu nanti makan serta akan menjemputnya. Sol Ah pun terlihat bahagia.
Saat malam
tiba-tiba. Jae Sun berjalan dengan wajah penuh semangat dan juga bahagia
membawa kotak hadiah sebuah dompet, tapi saat itu melihat sebuah syal yang
terjatuh di jalan. Ia melihat Sol Ah mencoba menelpnya. Sol Ah yang menunggu Jae Sun pun bingung
mencoba mengirimkan pesan [DI MANA KAU? APA
ADA MASALAH?]
Hong Jo
pun tahu kalau ternyata Sol Ah janji bertemu dia dan menghilang? Sama seperti
Cinta Beodul. Sol Ah mengeluh Berapa banyak yang ingin Guk Bong ketahui. Hong
Joo ingin tahu apakah Tanpa penjelasan atau pamit. Sol Ah mengaku Jae Sun sudah bertemu wanita lain.
“Itu
adalah penjelasan dan pamit.” Jelas Sol Ah. Hong Joo mengeluh Sol Ah yang suka
orang seperti dia.
“Itu tak
sepihak dariku. Jae Seon menghilang sesuka hatinya, tapi dia selalu kembali.”
ucap Sol Ah
“Apa benar
dia kembali? Bukankah kau yang kembali?” kata Hong Joo. Sol Ah pikir mereka seperti
itu.
“Seperti
planet yang tak bisa saling menjauh. Tapi tak bisa saling berdekatan. Apa kau
selalu kembali untuk mengorbit di sekitarnya?” kata Hong Joo. Sol Ah pikir Guk
Bong itu Benar.
“Aku
adalah anak anjing. Dia membawa jauh diriku, lalu meninggalkanku, dan aku
kembali mengibas-ngibaskan ekorku. Menunggu di depan pintu, tanpa kata. Aku
adalah anjing kecil.” Ucap Sol Ah
“Dia akan
membuat kau menunggu di depan pintu. Dia tak akan membiarkan kau masuk. Kau
kembali padanya, dan dia sama sekali tak berterima kasih.” Ucap Hong Joo.
Sol Ah
akhirnya datang ke tempat Jae Sun di tengah malam. Jae Sun bertanya Apa ada
masalah. Sol Ah ingin tahu alasan Jae Sun yang membiarkannya di depan pintu.
Jae Sun pikir Sol Ah bisa masuk kalau memang mau ke dalam rumahnya.
“Membiarkanku
masuk atau mengusirku. Kau bisa Lakukanlah satu hal saja. Jika kau adalah
teman, jadilah seorang teman. Jangan periksa suhu tubuhku dan memberiku obat
seperti pacar. Jika kau muak menjadi Cinta Beodul, jangan bertingkah seperti
Cinta Beodul.” Ucap Sol Ah marah
“Mari
bicarkan di dalam. Aku merasa terganggu mengenai apa yang kukatakan soal
webtoon-mu.” Ucap Jae Sun.
“Maka dari
itu... Seharusnya kau katakan dengan jelas. "Ciuman itu kesalahan. Itu
bukan apa-apa." Aku akan tahu jika tidak kau rumitkan. Kau bilang "Hanya
kau yang bisa menjadi Kim Sol Ah. Kau hanya satu." Kenapa membuat orang
bingung?” ucap Sol Ah.
“Memang
benar bahwa kau istimewa. Mari kembali ke tempat kita dahulu.” Ucap Jae Sun.
“Tempat
kita dahulu? Aku tak bisa. Ada hal yang terlintas dalam pikiranku. Aku selalu
berada di tempat yang sama yaitu memandangmu. Ahh.. Benar. Itu sebabnya kau
pikir tak apa untuk kabur. Karena kau selalu bisa kembali padaku.” Ucap Sol Ah menahan
tangisnya.
“Aku
mengenalmu sejak lama. Atau, aku sok mengenalmu. Aku rasa itulah hal yang tepat
untuk melindungimu. Kelihatannya akulah alasan kau kabur.” Ucap Sol Ah. Jae Sun
mengaku Bukan begitu.
“Kalau
begitu, apa alasanmu? Kenapa bukan aku?” tanya Sol Ah. Jae Sun menjawab Syal.
Sol Ah bingung.
“Syal
yang selalu kau kenakan. Dimana itu?” Ucap Jae Sun. Sol Ah heran Kenapa dengan
itu.
“Apa kau
membuangnya?” kata Jae Sun. Sol Ah makin tak mengerti dengan yang dikatakan Jae
Sun.
“Apa kau
mengubah topik pembicaraan?”ucap Sol Ah marah. Jae Sun tak ingin membahasnya
dan akan masuk ke dalam rumah.
“Kenapa
kau tak lanjutkan? Bicara padaku. Jangan kabur dan katakan yang sebenarnya.
Kenapa bukan aku? Kenapa aku tak bisa berarti apa-apa untukmu? Katakan padaku..
Tolong, katakan padaku supaya aku bisa mengerti.” Ucap Sol Ah
“Ayo
berhenti.” Kata Jae Sun. Sol Ah mengaku mencoba untuk berhenti.
“Kebisuanmu.
Dulu menghiburku, tapi sekarang tidak lagi. Aku tak akan menjadi anak anjing
lagi. Aku bukan lagi anjing.” Tegas Sol Ah lalu berlari masuk ke dalam rumah.
Hong Jo
mengamati dari depan rumah dan Jae Sun mengikutinya lalu berkomentar kalau Sol
Ah meninggalkannya.
Flash Back
Jae Sun melihat
syal merah yang terjatuh di jalan, lalu mengingat syal itu yang suka dipakai
oleh Sol Ah tapi sekarang dipakai oleh seekor kucing yan kedinginan dengan
salju yang turun. Sol Ah menelp Jae Sun dan Jae Sun melihat tulisan [BAWA DIA
JIKA KAU MAU]
Akhirnya
Jae Sun merasa Sol Ah sudah meninggalkan kucing itu dan langsung tak mengangkat
telp Sol Ah lalu membawa kucing yang ditelantarkan serta membuang kado untuk
Sol Ah.
Jae Sun
ingin menyentuh Hong Joo tapi Hong Joo
memilih untuk pergi ke dalam rumah.
Sol Ah
menangis sendirian ditangga lalu melihat Hong Jo mendekat. Saat akan mendekat
Hong Joo memilih pergi. Hong Joo meningat yan dikatakan Sol Ah “Tak ada kucing
yang akan memeluk orang sakit.” Akhirnya Hong Joo menjadi manusia lalu memeluk
Hong Joo agar menangis dibahunya.
“Jika aku manusia, maka bisa
memeluk.”
Di sebuah
panti asuhan, seorang biarwati melihat anak bayi yang ditinggal didepan pintu. Sang
bayi yang penuh desa terus menangis, Biara pun melihat surat yang dituliskan
oleh orang tuanya.
Jae Sun
melihat surat yang ditinggalkan oleh orang tuanya saat masih bayi. Sepertinya
Jae Sun tak suka dengan Sol Ah yang menelantarkan kucing sendirian sama seperti
dirinya.
Bersambung
ke episode 7
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar