PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Sol Ah
mengetuk pinu kamar dan memanggil Bang Guk Bong. Hong Joo terlihat sedang
tertidur pulas sebagai kucing. Sol Ah memanggilnya bertanya apakah sudah
bangun. Hong Joo masih tertidur. Sol Ah pun meminta izin agar bisa masuk
kamarnya.
Hong Joo
langsung terbangun dan kali ini tetap jadi manusia, wajahnya terlihat panik dan
bertanya ada apa. Sol Ah kebingungan mencari kucingya dan bertanya-tanya
sembunyi dimana Hong Joo. Hong Joo melihat banyak makanan kucing diatas meja.
“Kusiapkan
ini untuk hari terakhirnya.” Ucap Sol Ah. Hong Jo bertanya apakah Barang-barangnya
sudah dibereskan. Sol Ah mengaku belum.
“Aku
butuh barang milikmu, Untuk kembali.” ucap Hong Joo. Sol Ah binggung. Hong Joo
pun mencoba mencari alasanya.
“Dia
pasti terbiasa denganmu. Ayo beri dia sesuatu milikmu.” Jelas Hong Joo. Sol Ah
pun mengerti.
Hong Joo
memasukan laptop dan ponsel Sol Ah. Sol Ah mengeluh dengan yang dilakukan Hong
Joo dan langsung mengambilnya merasa sedang bercanda sekarang. Hong Joo mencari
barang yang lainya dan memasukan bra. Sol Ah langsung berteriak marah dan
memukul Hong Joo.
“Haruskah
kau membiarkannya pergi? Bagaimana jika dia kembali?” ucap Hong Joo
“Kucing
tak akan kembali. Hanya anjing yang akan kembali.” kata Sol Ah yakin .
“Bagaimana
jika dia kembali?” tanya Hong Joo. Sol Ah pikir
akan mengirimnya lagi.
“Sudah
Terlambat. Beri makan Jo Jo makanan ringan jika kau melihatnya. Dan kunci..
Jalan berbahaya, dan banyak orang tak suka kucing. Sampai jumpa.”kata Sol Ah
bergegas pergi. Hong Joo mengeluh kalau Sol Ah juga tak suka.
Di
kantor, Sol Ah duduk sambil mengambar sesuatu. Sementara di rapat membahas
tentang Kucing dan Perusahaan makanan terkemuka. merilis merek makanan hewan.
Wakil direktur memberitahu kalau Klien adalah perusahaan besar.
“Siapa
yang mau ambil proyek? Siapa pun yang melakukan ini akan untung besar... Ji
Eun-ssi?” ucap Wakil Direktur. Song Kwon langsung menyahut.
“Kenapa
orang lain menjawab?” sindir Wakil Direktur.
Song Kwon mengaku Ji Eun memang rajin, tapi dia kurang pengalaman, dan
proyek-proyek seperti ini..
“Aku
ingin pendekatan baru.”ucap Wakil Direktur. Da Som pikir Ji Eun sepertinya agak terbebani.
“Seseorang
bisa menemaninya.” Ucap Wakil Direktur melihat anak buahnya lalu memanggl Doo
Sik dan Sol Ah. Doo Sik menyahut tapi
Sol Ah masih sibuk mengambar. Doo Sik pun menyenggolnya. Sol Ah pun tersadar.
“Sol
Ah-ssi, apa kau mengerjakan "Cinta Beodul"? Aku iri. Kau punya waktu
untuk diri sendiri saat bekerja. Kapan episode berikutnya muncul?” sindir Wakil
Direktur.
Sol Ah
dan Doo Sik saling menatap karena kemungkinan Ji Eun itu yang mengadukanya .
Sol Ah mengaku Sudah usai karena Egonya sangat transparan sehingga segera
menemukannya serta Sangat buruk. Wakil Direktur pikir Sol Ah Jangan terlalu kecewa.
“Kau
memiliki teknik yang hebat... Tidak semua orang harus kreatif. Sebagian harus
mengambil peran pendukung. Kau bisa Diam-diam dengan kukuh, di belakang layar.”
Saran Wakil Direktur. Sol Ah mengerti
“Kalian
bertiga dapat membuat proposal.” Perintah Wakil Direktur. Ketiganya pun
menganguk mengerti.
Sol Ah,
Ji Eun dan Doo Sik akhirnya makan bersama tapi suasana terasa canggug, bahkan
Ji Eun seperti memisahkan makananya. Sol Ah melihatnya berpura-pura menikmati
makananya lalu meminta maaf pada Ji Eun karena tak mengenalinya sesudah
menggambar bersama selama tiga tahun.
“Sekarang
aku mengenalimu, rasanya tampak seperti teman baik.” Ucap Sol Ah.
“Hei.
Siapa pun tahu bahwa dia tak nyaman. Ketika cuma kita, bagaimana kalau kita
saling memanggil nama? Eun Ji.” Ucap Doo Sik.
“Namanya Ji
Eun... Eun Ji Eun.” Jelas Sol Ah. Doo Sik mengaku tahu namanya Ji Eun lalu
meminta maaf karena bingung. Ji Eun hanya bisa tertunduk.
“Sunbae-nim..
Kau benar-benar kesulitan makan. Apa kau butuh bantuan?” ucap Doo Sik langsung
mengambil mie dari mangkung Ji Eun.
Ji Eun
langsung berpikiran itu sama seperti “CIUMAN TAK LANGSUNG!” Doo Sik pikir akan
mengambil kuahnya juga. Sol Ah malu karena itu sendok yang digunakan kotor
bekas mulutnya. Doo Sik pun menarik sendoknya. Sol Ah menyuruh Doo Sik agar
mengambil miliknya saja.
Ji Eun
kesal bergumam “KAU TAK HARUS MENGHENTIKANNYA”
akhirnya memilih untuk pamit untuk ke kamar lebih dulu. Sol Ah mengluh
kalau mereka bisa Taruh saja kotak makan siangya tapi malah membawanya ke
restoran sampai membuat kecanggungan
“Hei..
Tentu saja canggung... Dia adalah orang yang mengadu ke wakil direktur. Bayangkan
bagaimana perasaannya.” Ucap Doo Sik.
“Tidak
mungkin... Jangan langsung menyimpulkan.” Kata Sol Ah yakin bukan Ji Eun
orangnya.
“Kaulah
yang harus berhenti bereaksi berlebihan. Kau Tak mudah melupakan Jae Sun, 'kan?
Kau terlihat sangat kuyu.” Ejek Doo Sik.
“Bukan
itu. Tapi Aku akan mengirim kucing juga hari ini.” Ucap Sol Ah. Doo Sek pikir
merasa lebih baik jadi Ganti kucing itu dengan anjing.
“Lalu Bagaimana
kencan butamu? Bukankah aku sudah memberitahumu?” ucap Doo Sik penasaran
Di dalam
restoran Ibu Doo Sik marah karena ada Kucing sialan itu memakan semua sisa
makanan. Di luar, Hong Joo memangang ikan dengan tatapan kosong. Ayah Doo Sik
datang bertanya Ada apa dengan wajah Hong Joo.
“Kenapa
kau terlihat sangat tertekan? Apa kau mengkhawatirkan sesuatu? Akulah orang
yang harus kau datangi saat kau khawatir. Dulu, nama tengahku
"khawatir". Katakan padaku apa yang terjadi. Sepertinya bukan soal
masalah kencan yang kekanak-kanakan.” Ucap Ayah Doo Sik.
“Dia akan
menyingkirkanku.” Kata Hong Joo. Ayah Doo Sik pikir kalau ini Masalah kencan.
“Benar,
sudah kuduga. Tiap waktu, kencan adalah masalahnya.” Ucap Ayah Doo Sik.
“Tentu
saja dia akan menyingkirkanku. Jika kupikir-pikir, aku belum melakukan apa pun
untuknya. Yang kulakukan adalah menerima.
“ kata Hong Joo
“ kata Hong Joo
“Wajar
bagi manusia untuk mengandalkan orang lain.” Komentar Ayah Doo Sik.
“Aku
bukan manusia.”akui Hong Joo. Ayah Doo Sik bertanya lalu Hong Joo itu apa
kucing. Hong Joo membenarkan. Ayah Doo Sik hanya bisa tertawa.
“Bagaimana
agar bisa menjadi orang sesungguhnya?” tanya Hong Joo. Ayah Doo Sik mengaku ia pun
bukan manusia sesungguhnya.
Saat itu
Ibu Doo Sik keluar memukul bahu Hong Joo. Hong Joo memegang lenganya yang
kesakitan dan kaget. Ibu Doo Sik mengeluh kalau Hong Joo harus beri tahu sejak awa karena dengar Guk
Bong adalah kakak tiri Sol Ah. Ayah Doo Sik pun kaget mendengarnya.
“Jika dia
keluarga Sol Ah, dia juga keluarga kita. Makanya itu. Kita bahkan tak bisa
menyuruhnya sekarang.” Ucap Ayah Doo Sik. Ibu Doo Sik pun berpikiran yang sama.
“Tapi
Bagaimana ini? Restorannya berantakan sekarang. Kita sangat butuh bantuan. Meski
uang tak bisa menjadikanmu menjadi manusia, tapi manusia membutuhkannya untuk
hidup.” Ucap Ibu Doo Sik. Hong Joo seperti senang.
Hong Joo
mengelap meja yang kotor. Ayah Doo Sik menyelipkan uang pada Hong Joo agar mengnggap
itu sebagai uang muka dari gajinya. Hong Joo tersenyum lalu pergi ke kedai kaki
lima membeli toppoki dengan memastikan kalau Dibuat dengan kue beras.
“Apa kau
ingin camilan goreng juga?” tanya Bibi. Hong Joo bingung karena Sol Ah tak
mengatakannya.
Sol Ah
pulang ke rumah memanggil Hong Joo tapi
tak melihat kucinganya dengan wajah panik. Ia pun keluar rumah menatap cafe yang cukup
ramai den berpikir bertanya pada Jae Sun saja, tapi ia memutuskan harus terus
mencarinya.
Ia
berjalan mencari Hong Joo sampai ke jalan, sementara Hong Joo berjalan pulang
sambil membawa toppoki diseberang jalan dan terlihat mengantuk. Mereka tak
saling melihat. Saat itu Hong Joo yang mengantuk akan menyebrang jalan.
Tiba-tiba
terdengar suara rem yang berdenyit, Sol Ah panik berpikir kalau Hong Joo yang
terbarak. Tapi Hong Joo sudah berhasil menyerang jalan dengan mata mengantuk
lalu melihat di pinggir jalan ada kotak tertulis [PENAMPUNGAN KUCING]
“Haruskah
aku beristirahat di sini?” ucap Hong Joo melihat rumah yang pas denganya, lalu
seseorang mengamati dari belakang.
Sol
Ah terus mencari sosok Hong Jo, saat itu
beberapa anak remaja membahas kucing mati dan merasa sangat kasihan. Sol Ah
langsung bertanya dimana kucing itu karena kehilangan kucingnya.
“Petugas
keamanan menguburnya di tanah kosong sebelah sana.” Jelas Si remaja.
Sol Ah
berjalan dan melihat gundukan tangan, ia langsung menangis memanggil Hong Jo
dan mencoba mengali kuburan sambil mengingat kenangan dengan Hong Jo yang
sangat dekat denganya. Ia memohon agar bukan Hong Jo yang ada didalam kardus.
“Nona ,
sedang apa di sini?” tanya petugas datang. Sol Ah yang menangis mengaku sedang
mencari kucing.
“Aku
dengar kucing mati dimakamkan di sini.” Jelas Sol Ah. Petuga memberitahu kalau
kucing itu tertabrak mobil jadi mengubur di sini.
“Apa itu
milikmu?” tanya Petugas. Sol Ah sudah membuka kardus merasa bukan kucing
miliknya
Hong Joo
bertemu dengan seorang pria duduk di tangga, Si pria mengaku pikir Hong Joo
akan menyakiti kucing. Hong Joo ingin tahu Kenapa seseorang melakukan itu. Si
pria pikir orang –orang berpikir kucing itu berisik, kotor, atau diyakini
pembawa sial.
“Karena
mereka lebih lemah daripada manusia. Orang-orang bahkan meninggalkan hewan
peliharaan mereka. Aku melihat jenis kucing mahal di sekitar sini. Kakinya
sakit. Aku menunggu untuk menangkap kemudian merawatnya.” Cerita si pria.
“Hewan
peliharaan yang terbengkalai?” kata Hong Joo. Si pria pikir Kucing peliharaan
yang ditinggalkan sama saja dengan mati bahkan akan menjadi jauh lebih dingin.
Hong Joo hanya bisa diam saja.
Hong Joo
akhirnya sampai ke rumah, terdengar bunyi bel rumah. Jae Sun datang bertanya
Apa Sol Ah dan Kenapa tak menjawab teleponnya padahal datang untuk kucing jadi
berpikir untuk masuk. Hong Joo langsung menghalanginya.
“Pemilik
baru sedang menunggunya. Waktu yang disepakati sudah berlalu. Jadi Aku hanya
akan mengambil kucing.” Ucap Jae Sun.
“Tak
bisa.” Kata Hong Jo. Jae Sun mengaku sudah membicarakannya dengan Sol Ah.
“Kucing
itu tak ada di sini lagi.” Kata Hong Joo. Jae Su bingung Apa artinya
“Kucing
memang seperti itu. Ketika tiba waktunya untuk pergi, maka mereka pergi
sendiri.” Ucap Hong Joo lalu masuk ke dalam rumah. Jae Sun terlihat bingung.
“Jika aku
tidur, akan menjadi kucing. Dan aku akan dibuang.” Gumam Hong Joo yang mencoba
untuk tetap terjaga.
Sol Ah
baru saja pulang dengan wajah lesu. Jae Sun langsung menghadangnya bertanya Apa
yang terjadi karena Pemilik baru sudah menunggu lama. Sol Ah meminta maaf. Jae
Sun pun ingin tahu Apa terjadi masalah
“Aku
kehilangan dia... Hong Jo...” ucap Sol Ah. Jae Sun kaget mendengarnya.
“Kapan?”
tanya Jae Sun. Sol Ah mengaku tak tahu. Jae Sun mengeluh Sol Ah bahkan tak tahu
kapan dia menghilang.
“Aku tak
melihatnya pagi ini..” ucap Sol Ah yang langsung disela oleh Jae Sun. Jae Sun
pikir Sol Ah tak pedul
“Dia
selalu kembali... “ ucap Sol Ah. Jae Sun pikir kalau Sol Ah selalu membiarkan
jendela terbuk padahal sudah bilang hati-hati.
“Yah.
Benar... Aku minta maaf karena ceroboh... Tapi selama ini.. “ ucap Sol Ah kembali disela oleh Jae Sun.
“Mengabaikannya
sama saja dengan membuangnya... Kau membuangnya... bahkan Kali ini juga.” Ucap
Sol Ah
“Kau
bilang "Kali ini juga"? Apa maksudmu? Kenapa aku membuang Hong Jo?
Kau pikir aku masih punya perasaan untukmu lantas aku menyingkirkan kucing
mantan pacarmu? Apa Kau anggap aku begitu?” ucap Sol Ah marah. Jae Sun mengaku
bukan seperti itu.
“Aku tak
membuang Hong Jo... Yang kubuang adalah kau, Jae Sun, bukan Hong Jo.” Tegas Sol
Ah lalu masuk ke dalam rumah.
Ia pun
mengeluh karena seharusnya sama sekali tak menerima kucing itu karena Kucing
adalah kucing jadi tak bisa menyukai.. Saat itu Ia melihat Hong Joo yang
tertidur di kotak dalam kamar. Sol Ah langsung memeluknya sambil menangis,
seperti memeluk Hong Joo dengan wujud manusia.
“Aku tak
bisa menahannya. Aku adalah anjing. Anjing yang jatuh cinta pada kucing.”
Hong Joo
menumpuk Tteokbokki dan kue ikan. Sol Ah bingung tapi akhirnya memakanya dan
mengucapkan pada Guk Bok yang sudah membelikanya. Ia pikir Jika tak pergi mencari si Berandal
Hong Jo, maka Toppokinya tak akan lembek.
“Apa Kau
selama ini mencari kucing itu?” tanya Hong Joo tak percaya. Sol Ah membenarkan.
“Kupikir
aku kehilangan dia, tapi dia sedang tidur di lemari. Dasar Berandal tak tahu
malu.” Keluh Sol Ah.
“Kenapa
kau mencarinya? Padahal bukan kucingmu. Ada pepatah. "Kucing tak memiliki
pemilik. Kucinglah yang memilih manusia."
kata Sol Ah
“Aku
yakin manusia yang membuat kata-kata itu. Untuk menghindari tanggung jawab.”
Ucap Hong Joo. Sol Ah pikir mungkin saja.
“Lalu Apa
yang akan kau pilih?” tanya Hong Joo. Sol Ah mengaku tak tahu.
Di sebuah
postingan tertulis “KUCING HILANG - BERNAMA HONG JO” dengan gambar foto-foto
yang lucu. Jae Sun menatapnya lalu menerima telp dariorang yang bilang akan
mengambil kucing. Jae Sun lalu meminta Maaf soal sebelumnya karena Kucin
“Oh, tidak.
Tampaknya aku beruntung. Aku baru tahu bahwa aku hamil. Aku terpaksa memilih
melepaskan hewan peliharaan bukan bayi. Kami sudah berusaha keras. Maaf.” Ucap
Si bibi.
Jae Sun
hanya bisa terdiam dan melihat tulisan yang ditinggalkan oleh orang tuanya.
Flash Back
Saat Jae
Sun masih balita, sebuah keluarga dateng meminta maaf karena Para dokter bilang mandul,. Tapi tenyata
tiba-tiba hamil Jadi akan memulangkan Jae Sun. Kedua kalinya, Jae Sun berteriak
memanggil wanita yang mengadopsinya “ibu” dan berteriak histeris.
“Ini akan
menjadi yang kedua kalinya ditinggalkan.” Ucap biara. Keluarga itu pun meminta
maaf lalu bergegas pergi walaupun Jae Sun menangis meminta agar ibunya jangan
pergi.
Ketiganya,
Jae Sun terlihat sudah dewasa seperti sudah biasa dipulangkan kembali dan
meminta maaf. Itu sama dengan yang dituliskan oleh oran gtua Jae Sun yang
meminta maaf padanya karena membuangnya dan ia pun tak ada yan mengadopsinya.
Pagi
hari, Sol Ah datang ke tempat Jae Sun meminta maaf dengan membawa Hong Joo
mengaku sudah menemukannya di lemari dan tertidur lelap. Jae Sun mendengar kata
maaf berpikir Sol Ah akan membuangnya jadi meminta agar memberikanya.
“Aku akan
merawatnya... Maaf, Aku tak bisa memberikanya.” Ucap Sol Ah. Jae Sun menolaknya
karena Sol Ah itu tak suka kucing.
“Aku
suka... Hong Jo.” Ucap Sol Ah. Jae Sun kaget mendengarnya.
Epilog
Sol Ah
melihat gambar adegan “AKU SENDIRIAN LAGI HARI INI Lalu melihat sesuatu sambil
bergumama suda menemukan sesuatu yang
ingin digambar dan mulai mengambar kucing.
Di sebuah
bandara, seorang pria keluar dengan pakaian yang serba tertutup dengan ransel.
Saat keluar bandara tak sengaja paspornya terjatuh, beberpa wanita mengambilnya
lalu memanggil nama Bang Guk Bong sesuai dengan yang ada password.
Bersambung
ke episode 9
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar