PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 14 April 2020

Sinopsis When the Weather is Fine Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Bo Yeong pergi ke hutan lalu menatap dalam kegelapan. Di rumah Hye Won mengejar Eun Seob agar mau melakukannya.  Eun Seob menghindarinya menolak untuk melakukanya. Hye Won memohon agar sekali saja. Eun Seob terserus menghindar.
“Apa Kau sungguh tidak mau melakukannya bersamaku?” keluh Hye Won. Eun Seob ingat Hye Won yang mengatakan harus menyetrika kulitnya.
“Tidak, aku berbohong. Apa Kau percaya itu?” keluh Hye Won. Eun Seob tetap menolaknya.
“Ayo, kita lakukan... Aku akan menggambar sesuatu yang manis untukmu” kata Hye Won. Eun Seob tetap menolak.
“Aku benar-benar akan marah.” Kata Hye Won mulai merajuk. Akhirnya Eun Seob pun setuju
“Kau mau di mana?Sesuatu yang manis?” ucap Hye Won bahagia. Eun Seob mencoba menghindar.
“ Bagaimana kalau minum kopi dahulu? Aku mau kopi.” Kata Eun Seob. Hye Won heran Eun Seob yang tiba-tiba ingin kopi
“Aku selalu minum kopi.” Kata Eun Seob. Hye Won meminta Eun Seob agar  minum setelah melakukan ini.

Bo Yeong terus menaiki gunung dan melihat ke lereng yang cukup curam didepanya. Pikirannya melayang ke masa lalunya.
Flash Back
Bo Yeong mengeluh pada ibunya kalau  Bo Guk bisa menyiapkan makanan sendiri dan ada kegiatan dengan Joo Hee hari ini. Jo Hee datang memanggil Bo Yeong mengajak ke pusat kota hari ini.  Bo Yeong menolak karena Tidak bisa.
“Ayo, kita pergi... Kau harus ikut.” Ucap Jo Hee. Bo Yeong tetap tak bisa.

Saat Bo Yeong berjalan dilorong sekolah, Hujan turun dengan deras lalu salah satu jendela dibagian atas belum tertutup. Bo Yeong mencoba menutupnya tapi tak sampai, akhirnya salah seorang membantu menutupnya. Ia langsung menatap Eun Seob yang ternyata membantunya.
Hujan turun dengan deras, Bo Yeong mengunakan tas untuk menutupi kepalanya. Saat itu Eun Seob datang langsung memberikan payung. Bo Yeong bingung. Eun Seob menyuruh agar Bo Yeong mengunakan payungnya dan langsung bergegas pergi. Bo Yeong hanya bisa melonggo bingung melihat Eun Seob yang menolongnya. 


Bo Yeong terus beusaha menelp Eun Seob tapi tak juga diangkat. Ponsel Eun Seob ada dikamar, sementara Eun Seob membiarkan tanganya untuk digambar oleh Hye Won. Eun Seob melihat gambar Hye Won lalu memastikan kalau Apakah ini benar-benar Gunbam. Hye Won membenarkan
“Apa Gunbam selalu punya kaki sepanjang ini?” ucap Eun Seob menyindir. Hye Won langsung mengatap sinis.
“Wajahnya mirip Gunbam.” Kata Eun Seob meredakan tatapan pacarnya. Hye Won pun berjanji akan mengambar dengan bagus.
“Ini Mirip Gunbam.” Kata Eun Seob akhirnya melihat gambar anjing ditanganya. Ponsel Eun Seob masih saja terus bergetar dan tak ada yang mengangkatnya. 

Bo Yeong masih terus berusaha menelp Eun Seob, Hye Won akhirnya selesai mengambar ditangan pacarnya. Eun Seob pikir cuaca makin dingin lalu menawarkan cokelat panas. Hye Won pikir itu Ide bagus lalu mengeluarkan suara anjing.
“Hei, kurasa Gunbam di sini.” Goda Hye Won. Eun Seob hanya bisa tersenyum.
Bo Yeong mencari nama di kontaknya, lalu menemukan  nomor "Toko Buku Good Night" Eun Seob mendengar deringan telp akhirnya mengangkatnya. Bo Yeong pun memastikan kalau Eun Seob yang mengangkat telpnya.
“Begini... Kurasa aku tergelincir di gunung. Maafkan aku, bisakah kamu menyelamatkanku? Datanglah dan selamatkan aku. Aku akan menunggu sampai kau datang. Aku akan menunggu di sini.” Ucap Bo Yeong. Eun Seob menatap Hye Won yang ada didepanya.
"Episode 13, Resep Teh Tetes Air Mata"

Hye Won ingin tahu apa yang dikatakan Bo Yeong.  Eun Seob memberitahu kalau Bo Yeong berada dekat dengan pintu masuk gunung dan ingin agar ia datang menjemputnya. Ia pun mengambil jaket dan akan segera kembali. Hye Won langsung melarangnya.
“Tidak, aku saja... Jika dia di sana, aku yang sebaiknya pergi.” ucap Hye Won
“Bagaimana kau bisa pergi ke sana...” kata Eun Seob. Hye Won menegaskan akan pergi.
“Kurasa dia dan aku perlu bicara.. Aku akan kembali.” ucap Hye Wo lalu mengambil jaket dan keluar dari toko. Eun Seob pun hanya bisa diam saja. 

Bo Yeong menunggu Eun Seob seperti sangat berharap. Hye Won berjalan ke hutan dengan membawa senter dan melihat Bo Yeong sudah menunggu wajah Bo Yeong kaget dan kecewa ternyata Hye Won yang datang. Hye Won dengan sinis menyindirnya.
“Kenapa?Apa kau kecewa karena aku datang, bukan Eun Seop? Sepertinya kau tidak terjatuh. Kau bisa saja turun sendiri, seperti aku yang bisa ke sini sendiri dengan mudah.” Ucap Hye Won sinis
 “Kau benar... Aku kecewa Eun Seop tidak datang.” Akui Bo Yeong. 

Flash Back
Bo Yeong duduk di dalam ruangan guru melihat nama "Lim Eun Seop" diponselnya. Akhirya Ia keluar dari gedung  "Pendidikan Tinggi Chowon" wajahnya langsung tersenyum melihat Eun Seob yang duduk sendirian di cafe seberang jalan.
“Kukira ini kesempatan terakhirku.”
Bo Yeong memeriksa penampilanya dulu saat bertemu dengan Eun Seob, berdalih mencari buku. Eun Seob pikir Jika mengirimkan alamatnya maka  akan mengirimkan... Bo Yeong menolak karena ingin datang dan melihatnya sebelum membelinya.

Bo Yeong bahagia akan datang ke tempat Eun Seob memilih sebuah bunga yang cantik sekali lalu bertanya Apa arti simbolis dari tulip. Si pemilk menjawab Itu "pengakuan cinta". Lalu bertanya apakah mau membelinya
“Satu kesempatan terakhirku. Kau tidak tahu sekeras apa usahaku untuk berkencan.”
Bo Yeong pun dengan wajah bahagia membawa bunga menaiki taksi pergi ke tempat Eun Seob yang tinggal didesa. 

 Sesampai disana Bo Yeong mencoba bertanya tentang buku yang dicarinya. Eun Seob pun menjelaskan  Pasangan pergi berwisata setelah mereka putus. Saat masih bersama, mereka menabung untuk berwisata suatu hari NANTI.
“Lalu apa Mereka berwisata setelah putus? Bersama?” tanya Bo Yeong penuh semangat.
“Tidak, secara terpisah.” Ucap Eun Seob. Bo Yeong pun makin penasaran ingin tahu Lalu? Apa yang terjadi.

“Aku sudah melakukan yang terbaik.” Akui Bo Yeong. Hye Won pun ingin tahu alasan kenapa sekarang
“Kau tidak pernah melakukannya, lalu kenapa sekarang dan cara ini?” tanya Hye Won
“Karena aku tidak pernah bisa memenangkan hatinya. Aku tidak bisa mewujudkannya. Apa yang harus kulakukan?” kata Bo Yeong. 

Flash Back
Bo Yeong mengaku kalau sebenarnya menyukai Eun Seob  Sudah lama sekali. Eun Seob kaget dan mengaku tidak tahu. Bo Yeong pun bertanya Bagaimana jika Eun Seob mengetahuinya. Eun Seob menjawab  Tidak ada yang akan berubah.
Bo Yeong membawa buket bunga yang besar melihat Eun Seob hanya duduk sendirian. Beberapa orang menerima buket bunga diatas meja. Eun Seob melihat ke arah meja Hye Won yang ada buket bunga diatasnay. Bo Yeong ingin mendekati Eun Seob tapi saat itu Jang Woo datang.
“Hei, Eun Seop... Ini untukmu. Aku dapat banyak. Ayo, akan kubelikan jajangmyeon... Ayolah. Teman-teman menunggu. Cepat.” Ucap Jang Woo. Eun Seob pun pergi dan Bo Yeong hanya bisa menatap sedih. 


“Tentu, aku punya banyak kesempatan, lantas apa? Waktunya selalu tidak pas. Seolah-olah aku tidak boleh ada dalam hidupnya.”
Bo Yeong sedang berjalan di tepi jalan dan melihat bus yang berhenti, senyuman terlihat bahagia saat meihat sosok pria yang turun dengan pakaian tertara. Eun Seob seperti baru saja menyelesaikan tugas militernya. Ia ingin mndekat tapi Hwi lebih dulu datang.
“Lim Eun Seop! Kau bilang akan membelikanku konsol gim dengan tabunganmu. Apa Kau membawanya?” tanya Hwi
“ Ya, ada di ranselku.” Kata Eun Seob. Hwi pun mengambilnya lalu memperkenalkan pada teman-temanya kalau Eun Seob adalah kakaknya.
“Dia akan mentraktir jjajangmyeon.” Ucap Hwi lalu menarik kakaknya pergi. Eun Seo pun pamit pada temanya. Dan Bo Yeong hanya bisa menatap sedih karena kesempatanya hilang lagi. 

Bo Yeong duduk didalam truk melihat papan nama "Toko Buku Good Night" Adiknya memberitahu kalau mendengar  gelandangan itu mengelola toko buku ini sekarang. Bo Yeong bingung siapa yang dimaksud  "Gelandangan" Sang adik pikir Bo Yeong tahu Pria itu.
“Orang yang dahulu tinggal di gunung.” Kata sang adik. Bo Yeong akan turun dari mobil tapi ayahnya datang mengajak mereka segera pergi.
“Nak, kamu mau makan apa? Sesuatu dengan daging?”tanya sang ayah. Bo Yeong terus menatap  ke arah toko buku dan Eun Seob seperti baru saja keluar dari toko. 

“Itu sebabnya aku tidak bisa melakukan apa pun. Aku tidak bisa bicara dengannya atau bahkan meneleponnya sekali. Tapi tiba-tiba aku menjadi berani setelah kau datang.” Akui Bo Yeong. Hye Won kaget
“Setelah kau datang ke sini, aku tiba-tiba menjadi gelisah dan bertekad. Aku ingin menghalangimu dan bersikap kejam kepadamu.” Ucap Bo Yeong. Hye Won tak percaya mendengarnya.
“Jujurlah... Terkadang kau sengaja menghalangiku.” Kata Bo Yeong. 

Flash Back
Bo Yeong melihat Hye Won yang duduk disamping Eun Seob saat ada pelajaran yang membuatnya tak bisa  berdekatan dengan Eun Seob. Bahkan mereka digossipkan sebagai pasangan disekolah.
Joo Hee datang menemui Bo Yeong, Bo Yeong hanya menangis. Jo Hee bingung bertanya kenapa temanya menangis Apa terjadi sesuatu. Bo Yeong hanya diam saja. Jo Hee pikir itu Karena kejadian di ruang AV tadi, Mok Hae Won mendekati Lim Eun Seop.
“Astaga, aku tidak pernah menyukai gadis itu... Gadis licik itu... Astaga, beraninya dia.” Ucap Jo Hee marah. Bo Yeong hanya bisa menangis menelukupkan kepalanya. 

“Tidak pernah... Aku tidak pernah menghalangimu... Bahakn Tidak sekali pun.” Ucap Hye Won. Bo Yeong kaget mendengarnya.
“Apa Kau tidak pernah sengaja mendekati dia, meski tahu aku menyukainya?” ucap Bo Yeong
“Tidak pernah. Aku menduga kau menyukainya, tapi aku tidak tahu Eun Seop pujaan hatimu.” Akui Hye Won.
 Flash Back
Bo Yeong mengayuh sepedanya mengaku menyukai seseorang bahkan sangat menyukainya!
“Tidak pernah sama sekali... Itu sebabnya aku tidak bisa memahamimu. Kenapa kau menjadi sangat kejam karena aku? Bo Yeong... Apa yang membuatmu begitu gila?” ucap Hye Won marah.
Saat itu Eun Seob menelp, Bo Yeong menatapnya seperti tak percaya. Hye Won mengaku sudah menemukannya dan meminta agar jangan khawatir. Karena akan turun bersamanya. Bo Yeong tak percaya kalau Eun Seob menelp Hye Won didepan matanya.
“Ikuti aku, dan jangan tertinggal.” Ucap Hye Won lalu berjalan turun lebih dulu. Bo Yeong pun mengikutinya. 



Pagi hari
Hwi sudah bersiap-siap dengan sepedanya lalu meminta agar semua orang memberikan jalan. Saat itu Young Soo berjalan ke sekolah, Hwi langsung berjalan disampingnya dengan menuntun sepeda. Young Soo mengeluh melihat Hwi berjalan disampingnya.
“Apa Kau butuh sesuatu? Katakan saja kesepakatannya.” Ucap Young Soo kesal
“Benar juga. Seharusnya aku memberitahumu.” Kata Hwi lalu membisikan sesuatu. Young Soo melonggo kaget
“Apa? Kau tidak menyukainya?” ucap Hwi. Young Soo mengaku tak suka.
“Kalau begitu, tidak perlu datang. Siapa yang peduli soal klub buku?” ucap Hwi lalu berjalan pergi.
“Baiklah.” Ucap Young Soo dengan wajah melas lalu menepuk bahu Hwi. Hwi tersenyum bahagia sampai menjatuhkan sepedanya. 


Penulis Shim melihat Tuan Cha sudah datang lebih awal. Tuan Cha tak mengubrisnya sibuk dengan ponselnya. Penulis Shim pun membahas  Tuan Cha yang menemui Shim Myeong Yeo belakangan ini saat pesanan mie datang. Tuan Cha membenarkannya.
“Apa Dia bersembunyi di hutan di Provinsi Gangwon?  Aku mau kamu fokus padaku, baik sebagai penulis atau sebagai wanita.” Ucap Penulisi Shim. Tuan Cha tak mendengarnya mencoba bertanya.
“Aku mau kamu berhenti menemuinya. Aku tidak melarangmu menerbitkan bukunya. Bukunya akan diterbitkan, baik kau menemuinya atau tidak. Jadi, terbitkan saja bukunya tanpa menemuinya.” Jelas Penulis Shim
“Apa Mengerti? Bisakah kau melakukan itu?” pinta penulis Shim. Tuan Cha menatap ponselnya ada pesan yang masuk.
Tuan Cha melihat pesan dari Bibi Sim “Semua itu benar, Yun Taek.” Penulis Sim merasa tak didenga akhirnya meminta air pada bibi. Tuan Cha pun membalas pesan Bibi Sim “Apa maksudmu?”
“Apa Mereka bilang aku Shim Myeong Yeo berikutnya? Ini Sulit dipercaya. Apa lebihnya dia dariku? Apa tulisanku tidak sebagus tulisannya? Apa aku Tidak secantik dia? Baik, dia lahir lebih awal, akan kuakui itu.” Keluh Penulis Sim
“Apa Kau sudah dengar rumornya? Apa kau Belum mendengarnya? Di puncak kariernya, dia tiba-tiba berhenti menulis dan kembali ke kampung halamannya. Lalu Apa kata orang?” ucap Penulis Sim trus mengoceh.
Tuan Cha membaca pesan dari bibi Sim “Semua yang orang katakan tentang aku itu benar Itu yang sebenarnya. Percayalah apa kata mereka..”
“Ah.. Benar juga... Mereka bilang dia berselingkuh dengan kakak iparnya. Itu sebabnya kakaknya membunuh suaminya... Jadi, Apa kau tidak tahu? Lalu kenapa kalian putus?” ucap Penulis Sim yang mulai haus lalu mengeluh airnya itu panas.
Tuan Cha hanya diam setelah membaca pesan dari bibi Sim dan akhirnya berjalan pergi. Penulis Sim bingung melihatnya dan memanggilCha Yun Taek.



Flash Back
Tuan Cha mengejar bibi Sim meminta agar menjawabnya. Bibi Sim mengeluh Tuan Cha itu sangat gigih. Tuan Cha meminta agar mengatakan saja alasannya dan menurutnya itu tak sulit. Bibi Sim akhirnya menatap Tuan Cha.
“Yun Taek... Nikmati hidupmu... Hiduplah yang nyaman. Menikahlah seperti cita-citamu, punya anak seperti cita-citamu, dan hidup bahagia selamanya.” Ucap Bibi Sim. Tuan Cha mengeluh dengan ucapa bibi Sim
“Berbahagialah. Lupakan orang bodoh sepertiku, ya?” kata Bibi Sim. Tuan Cha menahan bibi Sim pergi tapi bibi Sim meminta agar Tuan Cha melepaskanya.
“Aku akan melakukan semuanya bersamamu... Aku akan melakukan semuanya bersamamu... Seperti ini.” Ucap Tuan Cha tiba-tiba memasukan cincin ke jari manis Bibi Sim.
“Aku... tidak...” kata Bibi Sim lalu melepaskan cincin dan berjalan pergi. Tuan Cha hanya bisa menangis.
Bibi Sim menbaca pesanya pada Tuan Cha dikamar “Semua yang orang katakan tentang aku itu benar. Itu yang sebenarnya. Percayalah ucapan mereka.” Lalu memakai kacamata hitamnya. 


Hye Won mencoba mengoda Eun Seob yang sedang tertidur pulas disofa. Ia mencoba menciumnya tapi mata Eun Seob lebih dulu terbuka, Eun Seob pun melihat Hye Won yang sudah ada didepanya. Hye Won pun memastikan Eun Seob yang sudah bangun
“Apa Kamu baik-baik saja? Apa Kamu tidak pilek?” ucap Eun Seob. Hye Won mengaku tidak.
“Bagaimana keadaanmu?” tanya Eun Seob. Hye Won mengaku baik-baik saja.
“Kau sudah bicara... Apakah...” kata Eun Seob. Hye Won mengaku  Berjalan lancar. Eun Seob pikir itu bagus lalu kembali tertidur.
“Apa? Jangan bilang kau mengantuk lagi.” Keluh Hye Won. Eun Seob membenarkan.
“Kukira kamu mengidap insomnia. Apakah itu bohong?” ucap Hye Won. Eun Seob membenarkan.
“Kau mengidap mitomania?” ejek Hye Won. Eun Seo menyangkal kalau ia mengidap insomnia.
“Kamu tidak boleh tertidur sekarang. Bangun.” Keluh Hye Won. Eun Seob meminta izin agar bisa tidur sebentar.
“Tidur sebentar apanya? Kamu tidur dari tadi. Bangunlah... Aku bosan. Ayolah.” Ucap Hye Won akhirnya memainkan mata Eun Seob agar terbuka. Lalu menarik selimutnya. Eun Seob akhirnya menyerah bangun jua. 


Jang Woo bergegas saat melihat bus yang berhenti dan langsung menyapa Eun Sil memberikan alat penghangat. Eun Sil mengejek kalau itu Cara datang yang sangat santai. Jang Woo pun dengan senang hati memabwa koper Eun Sil.
“Astaga, waktu kita akhirnya tepat.” Ucap Eun Sil lalu berhenti doepan toko bunga dan melihat bunga mawar.
“Hei. Bukankah ini yang kau berikan kepadaku dahulu?” kata Eun Sil. Jang Woo terihat gugup. 

Flash Back
Jang Woo membawa buket bunga yang besar ditanganya. Eun Sil bingung memastikan kalau Jang Woo mengajaknya berkencan seperti ini. Jang Woo membenarkan lalu memperkenalkan dirinya sebagai  ketua OSIS. Eun Seil mengaku tahu kalau ia Lee Jang Woo.
“Apa Kau mengenalku?” ucap Jang Woo kaget. Eun Sil melihat  Mawar itu putih.
“Kau pasti sangat baik dan lugu, bukan?” ucap Eun Sil. Jang Woo membenarkan.
“Tapi sayang sekali. Baek Gyeong mengajak kencan saat makan siang tadi. Aku menerimanya.” Kata Eun Sil. Jang Woo kaget mendengarnya.
“Maaf... Kurasa waktu kita tidak pas.” Ucap Eun Sil. Jang Woo seperti tak percaya denga waktu yang tak pas.
Eun Sil melihat sesuatu dibuket bunga, Jang Woo mengaku iatu Bukan apa-apa. Tapi Eun Sil sudah lebih dulu mengambil kartunya dan meminta izin agar  bisa membacanya. Jang Woo melarang meminta agar Jangan mengambilnya dan Letakkan itu kembali.
“Terima kasih.” Ucap Eun Sil yang mengambil kartu saja.  Jang Woo mencoba menyangkal kalau itu bukan untuk Eun Sil jadi meminta agar meletakanya.
“Tapi aku harus menolak... Kubilang tidak...Teman-teman, aku bilang tidak, ya?” ucap Eun Sil. Saat itu semua teman-temanya keluar dari persembunyian.
“Eun Sil, surat itu... Berikan suratnya. Eun Sil!” pinta Jang Woo. Sementara semua anak-anak tahu kalau Jang Woo ditolak
“Kapan kalian datang? Ini Memalukan sekali.” ucap Jang Woo lalu memilih untuk kabur. 


“Kalau begitu, jika kau tidak berkencan dengan Baek Gyeong saat itu...” ucap Jang Woo
“Tentu saja, aku akan menolak.” Ucap Eun Sil santai. Jang Woo tak percaya kalau Eun Sil tak menyukainya.
“Ya. Kamu bukan tipeku saat itu. Sama sekali tidak. Aku tertarik kepada pria nakal saat itu” akui Eun Sil. Jang Woo tak percaya Eun Sil suka dengan Pria nakal
“Kurasa Baek Gyeong agak buruk.” Ucap Jang Woo. Eun Sil lalu membahas Jang Woo akan pergi ke tempat bagus nanti.
“Ya, aku akan mengikutimu. Ini Pasti menyenangkan.” Ucap Eun Sil penuh semangat.
“Ikut aku ke mana?” tanya Jang Woo bingung. Eun Sil mengingatkan kalau sudah berjanji, mengerti. Jang Woo pun mengejar Eun Sil yang sudah lebih dulu berjalan.
**
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar