PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Suk Hyung
berjalan dilorong melihat sekeliling lalu tersenyum melihat ibunya dan
menghampirinya. Sang ibu juga tersenyum dengan kaki yang pincang. Suk Hyung
bertany apakah Ibunya sudah bertemu dokter jadi meminta Ibu lebih diperhatikan.
“Aku
sudah bertemu dan semua baik-baik saja. Hanya saja kaki ibu terasa lemas.. Ibu
mau ke toilet dahulu.” Kata ibu Suk Hyung. Suk Hyung pun menganguk mengerti.
“Dia
bilang tidak ingin membiarkan pasien yang sudah menjalani masa sulit untuk
mengalami trauma itu. Pasien sudah memahami situasi dan menyiapkan hati, tetapi
hal itu bisa menjadi trauma bagi pasien selamanya.” Ucap Dokter Senior. Eun Woo
pikir itu Luar biasa.
“Aku
pikir dia tidak jeli karena tampak pendiam.Ini Tak kuduga. Apa Kau tahu? Sulit
untuk memberi perhatian seperti itu.” Kata Dokter Sneior.
“Seharusnya
dia bilang saja kepadaku alasannya.”keluh Dokter Chu.Dokter Senior pikir Itu
tidak harus dikatakan Seharusnya Dokter Chu itu sudah paham.
Di
ruangan, Song Hwa tak percaya melihat Jun Wan
makan kimchi daun bawang juga padahal Sebelumnya tidak dan Tiba-tiba
tampak enak bahkan Belakangan ini sukakongguksu padahal awalnya tak suka. Song
Hwa pkir Selera berubah saat menua.
“Itu pun
tidak perlahan.. Secara tiba-tiba. Dalam sekejap.” Kata Ik Jun
“Aku
mendadak alergi kucing dalam sekejap. Padahal aku tidak pernah punya alergi.”
Ungkap Song Hwa.
“Aku
tiba-tiba mengalami mata tua pada hari Natal tahun lalu. Pacarku bertanya apa
aku suka sesuatu di ponselnya, tetapi aku tak bisa lihat. Jad Aku bilang saja
bagus.” Cerita Jung Wan
“Belum
lama ini, aku ke taman bersama U-ju, dan mengambil foto bunga banyak sekali.
Ada 6.000 foto bunga... Ini Sungguh! Tanpa sadar aku mengambil foto bunga.”
Cerita Ik Jun. Song hwa pun tertawa mendengarnya.
“Dan
U-ju... Ada yang menjual kongguksu di sana. Jadi, U-ju makan itu, dan aku
mendadak tertarik pada bunga. Biar kuperlihatkan.” Ucap Ik Jun. Keduanya
menjawab tak perlu.
“Namun,
kita tidak separah Suk-hyung.” Ucap Jun Wan. Keduanya pun yakin kalau temany
itu paling luar biasa.
“Dulu dia
tak pernah bicara dengan ibunya, tetapi kini jadi anak ibu. Dahulu dia dingin
sekali pada ibunya. Dia sering mengeluh kepada kita, ibunya keras dan
mengerikan. Masa depan memang tidak ada yang tahu.” Kata Jun Wan.
“Siapa
pun pasti begitu saat menghadapi masalah sekaligus. Adiknya yang paling dekat
tiba-tiba jatuh dan meninggal. Ayahnya selingkuh dengan wanita muda.Lalu Ibunya
pingsan karena strok. Namun, Suk-hyung berhasil bertahan... Kalau aku...” ucap
Song Hwa tak bisa membayangkan.
“Bagaimana
kondisi ibunya sekarang?”tanya Jun Wan. Song Hwa mengaku Kabarnya hari ini dia datang dan bertanya
apakah tidak bertemu
“Hari ini
dia ke Neurologi. Dia sangat membaik. Bisa keluar sendiri. Dia bilang akan
bertemu ibunya jika ada waktu setelah persalinan.” Cerit Song Hwa.
“Mereka
sudah bertemu belum, ya?” tanya Jun Wan penasaran.
Suk Hyung
mengantar ibunya masuk ke toilet tapi terlihat sangat khawatir. Ibunya
meyakinkan kalau tak masalah lalu masuk sendiri. Seorang perawat akan masuk.
Suk Hyung memanggilnya memberitahu kalua Orang yang baru masuk tadi ibunya
dengan memperlihatkan ID Cardnya sebagai dokter.
“Dia agak
sulit berjalan setelah operasi... Mohon maaf, tetapi aku khawatir dia pingsan
di dalam. Apa boleh aku minta tolong perhatikan ibuku? Cukup perhatikan satu atau
dua kali apa dia baik-baik saja. Terima kasih. Maafkan aku.” Kata Suk Hyung
khawatir.
“Tidak
apa-apa. Akan kuperhatikan di dalam.” Kata perawat.
Suk Hyung
menunggu diluar dengan wajah khawatir. Jun Wan mengaku Ayah Seok-hyeong sungguh di luar dugaan. Ik
Jun mengeluh kalau menurutnya bukan ayah karena Suk-hyung pun tidak
memanggilnya "Ayah". Lalu memastikan kalau mereka masih belum cerai.
“Ya.
Katanya ibunya Suk-hyung tidak akan pernah menceraikannya.” Kata Jun Wan.
Suk Hyun
menganta ibunya sampai di depan rumah sakit. Ibunya menyuruh anaknya masuk
karena pasti sibuk. Suk Hyung menjawab
Nanti setelah taksi datang. Ibunya memastikan kalaubisa naik taksi sendiri. Suk
Hyun mengaku akan memanggilnya jadi akan masuk setelah Ibunya naik.
“Song-hwa
di mana? Apa Dia sibuk? Coba telepon. Ajak dia minum kopi di bawah sebentar.”
Ucap Ibu Sung Hyung terlihat sumringah.
“Song-hwa
dan aku hanya teman. Kami tidak ada hubungan apa-apa. Hentikanlah!” keluh Suk
Hyung.
“Memang
ibu bilang apa? Aku hanya ingin bertemu sebentar selagi ada di sini. Kenapa kau
marah-marah? Apa Ada sesuatu di antara kalian?” kata Ibu Suk Hyung. Saat itu
Suk Hyung melihat kalau Taksi datang dan menyuruh ibunya pergi saja.
[Flash back ]
December Tahun
2018
Suk Hyung
naik pesawat setelah bibinya menelp untuk memintanya segera pulang karena
Ji-eun meninggal. Suk Hyung kaget mendengarnya. Sang bibi memberitahu kalau Ji
Eun jatuh dan meninggal jadi meminta agar Cepat pulang!
“Kau
harus Cepat pulang naik pesawat paling awal! Ibumu pingsan dan sudah dibawa
ambulans. Ayahmu sedang haiking bersama para karyawan baru. Dia baru bisa
pulang besok malam. Kau harus cepat pulang.” Ucap sang bibi.
Suk Hyung
hanya bisa menangis sendirian lalu akan pergi ke toilet saat itu melihat
Ayahnya. Ia ingin mendekat tapi seorang wanita datang dan langsung memegang
tangan ayahnya. Suk Hyung terdiam melihat ayahnya ternyata memiliki selingkuhan
didepan matanya.
JANUARI 2019
Bibi yang
mendengar cerita Suk Hyung tak percaya menurutnya ayah Suk Hyun itu bukan
manusia lalu bertanya apakah sudah bilang kepada ibuya. Suk Hyun mengaku
berencana bilang sekarang. Bibinya memastikan apakah Suk Hyun sudah yakin.
“Dia
bukan manusia. Apa aku saja yang bicara?” ucap sang Bibi. Suk Hyun pikir kalau
ia saja.
“Ini Gerimis.
Sebentar lagi deras. Ayo Naiklah. Kita bicara di atas.” Teriak Ibu Suk Hyung.
Suk Hyung
bertemu dengan ibunya, Sang ibu mengaku kalau sudah tahu bahwa ayahnya
selingkuh. Suk Hyung heran kalau ibunya hanya diam saja. Ibu Suk Hyung mengaku
tidak diam tapi sudah mengumpat kepada ayanya dan menjambak rambutnya.
“Namun,
ayahmu malah minta cerai. Kalau kami bercerai, dia bilang akan memberi rumah
yang ibu tinggali, toko, dan gedung. Jadi, dia memohon cerai pada Ibu. Karena
itu ibu tolak. Dia harus mati bersamaku, dan hidup selamanya bersamaku.” Ucap
Ibu Suk Hyung.
“Ibu tak
akan menceraikannya. Untuk siapa? Pergi haiking bersama para karyawan baru?Ibu
juga tahu. Mereka pergi ke luar negeri bersama setiap akhir tahun. Di hari
Ji-eun wafat pun mereka pasti sedang bersama. Ibu juga tahu.” Ungkap Ibu Suk
Hyung. Suk Hyun hanya terdiam mendengar suaranya.
“Namun,
ibu tak akan menceraikannya. Itu hanya akan buat dia senang. Apa Agar ayahmu
bisa hidup bahagia dengan wanita itu?” ucap
Ibu Suk Hyung.
“Ceraikan
saja, Bu... Ibu bisa hidup bahagia denganku.” Kata Suk Hyung.
“Ibu
boleh bahagia... Namun, ayahmu tidak boleh bahagia. Di hari pemakaman Ji-eun
pun, ayahmu tidur bersama wanita itu. Ibu tidak apa-apa. Ibu akan menanggung
semua sendiri. Kau lakukan pekerjaanmu saja. Bagi ibu kebahagiaanmu yang
terpenting.” Ucap Ibu Suk Hyung.
Suk Hyung
pulang ke rumah saat hujan dengan deras, saat itu melihat ibunya menangis meraung-raun
memanggil ibunya agar membawanya pergi saja. Saat itu Suk Hyung hanya bisa
menatap sedih pada ibunya.
PUSAT
MEDIS YULJE
Dokter
Chu bertanya siapa yang ada disebelah Dokter Jang. Dokter Jang memberitahu kalau
dia adalah Dokter bedah saraf, Ahn Chi-hong dan juga juga lulusan pascasarjana.
Dokter Ahn jugar dokter residen tahun ketiga, sama seperti dirinya.
“Selamat
datang di Salon Dokter Bong!”ucap Dokter Chu bahagia. Dokter Ahn tersenyum
“Perkumpulan
ini populer di kalangan residen. Mereka berebut datang karena tahu kita bisa
dengar cerita para dokter spesialis di sini. Dokter Ahn Chi-hong terpilih dari
sepuluh kandidat hari ini karena dia banyak mentraktir piza.” Jelas Dokter Jang
“Omong-omong,
Dokter Bong Gwang-hyeon belum datang?” kata Dokter Jang. Dokter Bong
mendengarnya mengaku sudah datang.
“Hei,
waktu luang begini lebih baik kalian pakai untuk pulang atau tidur.”keluh
Dokter Jang.
Dokter
Chu pun menawarkan minuman lebih dulu.
Dokter Bong memikirkan Lebih baik minum minuman dingin atau hangat.
Dokter Chu pikir Minum dua-duanya saja
lalu bergegas akan memesan keduanya.
Dokter Bong pun bertanya siapa pria yang ada didepanya.
“Selamat
malam. Aku dokter residen bedah saraf, Ahn Chi-hong.” Ucap Dokter Ahn.
“Dokter
bedah saraf, Ahn Chi-hong.. Oh Baik. Kau datang kepadaku karena ingin tahu
tentang siapa?” ucap Dokter Bong
“Dokter
Chae Song-hwa.” Jawab Dokter Ahn. Dokter Bong bertanya mau tahu apa tentang
Song-hwa, apa Hobinya.
“Aku..
Ahn Jung Won, Aku mau tahu hobinya.” Kata Dokter Jang penuh semangat.
“Kalian
tahu mereka main band, 'kan? Mereka berlima main band. Saat kuliah mereka
memang terdaftar di klub komedi sehingga tidak aktif main band, tetapi mereka
selalu berlatih sendiri.” Ucap Dokter Bong
“Ahh..
Benar! Malam ini juga kudengar mereka akan berkumpul.” Ucap Dokter Bong.
Di rumah
Suk Hyung.
Jung Won
bahagia melihat lagu yang akan dimainkan karena sangat menguasai lagu ini dan
Usai jeda, bagaimana kalau mereka mainkan ini lebih panjang. Suk Hyung pikir
mereka selesai cepat lalu menawarkan ramyun. Ik Jun menolak.
“Aku harus
mengurus U-ju. Cepat duduk! Kita coba dengan benar sekali saja lalu pulang.” Ucap
Ik Jun
“Ini
benar-benar laguku.” Kata Suk Hyung. Ik Jun menegaksan kalau ini lagunya.
**
Dokter
Chu memberikan dua jenis minuman tak percaya kalau Dokter Yang Suk-hyung
juga, Dokter Bong memberitahu kalau Suk-hyung kibordisnya. Dokter Chu tak peraya
medengarnya. Dokter Bong memberitahu Ik-jun dan Jun-wan adalah pemain band saat
SMA.
“Katanya
mereka terkenal di Changwon... Tentu itu menurut Ik-jun. Pokoknya, Ik-jun mahir
main gitar dan bas. Jun-wan bermain gitar. Saat kuliah mereka pun anggota band
kampus, tetapi suasananya terlalu serius, lalu mereka keluar.” Cerita Dokter Bong
“Kemudian
mereka mulai main band untuk bersenang-senang, dan untungnya Suk-hyung bisa
main piano. Sementara Jung-won mulai belajar bermain drum, dan Song-hwa adalah
vokalis.” Cerita Dokter Bong, mereka tak percaya kalau Song Hwa jadi Vokalis.
“Dia
pekak nada, 'kan?” ucap Dokter Chu. Dokter Bong membenarkan menurutnya semua
tahu.
“Song-hwa
menipu mereka.” Ucap Dokter Bong. Semua kaget dan binggung. Dokter Bong memberitahu
Song-hwa pandai menipu.
“Bila
punya keinginan, dia akan berusaha meraih keinginan itu dengan cara apa pun. “Jelas
Dokter Bong. Dokter Ahn bahagia menurutnya Song Hwa memiliki Pesona tak
terduga.
Flash Back
MUSIM
SEMI TAHUN 1999
Jun Wan
tak percaya Song Hwa ingin jadi vokalis lalu bertanya apakah pandai menyanyi.
Song Hwa membenarkan lalu mencoba menyanyi tapi tak susai nada lalu mengaku
kalau sekarang tenggorokannya agak serak, tetapi menurutnya suaranya sangat
bagus.
“Aku bisa
menjadi vokalis.” Ucap Song Hwa. Jun wan pikir Song Hwa baik-baik saja kemarin.
“Pagi
ini... tiba-tiba begini.” Kata Song Hwa akhirnya bergegas pergi untuk minum
kopi.
“Kalau
begitu, Song-hwa vokalis. Kau bilang kau mahir main piano?” ucap Ik Jun. Suk
Hyung membenarkan
“Kau tak
lihat di sini? Keluarga kami pemain musik.”ucap Suk Hyung. Ik Jun pikir mereka
bisa melihatnya sekarang.
Suk Hyung
mulai memaikan piano dengan sangat lincah, tapi saat Ik Jun menyanyi Suk Hyung
berhenti. Song Hwa dkk langsung memberikan tepuk tangan seperti tak menyangka.
Ik Jun bertanya Ada lagu yang lain. Suk Hyung mencobanya dan kembali memaikan
lagu kedua.
Tiga
temanya sangat takjub memberikan tepuk tangan. Suk Hyun memainkan lagu ketiga.
Jung Won tak percaya bertanya-tanya kapan Suk Hyung belajar piano. Ik Jung
belum puas karena ingin dengar lebih lama. Suk Hyung kembali memainkan lagu
lalu berhenti.
Ik Jun meminta agar mengulanginya
tapi Suk Hyung menolaknya. Akhirnya Ik Jun memberikan pelajaran. Suk Hyung pun
hanya bisa tertunduk diam setelah babak belur. Song Hwa dkk sibuk melihat
ponsel milik Suk Hyung dan bertanya Ini berapa harganya. Jun Wan menjawab Tiga
ratus ribu won
“Kau
memang kaya! Bahkan bisa menulis 32 suku kata dan lima baris hangeul!” kata
Jung Won. Son Hwa melihat ini ringan
sekali.
“Teknologi
benar-benar sudah berkembang! Aku harap nanti ada kamera di sini.” Kata Jung
Won. Jun Wan pikir itu tak mungkin
“ Atau
kita bisa transaksi dan bayar ongkos bus dengannya.” Kata Song Hwa. Jun Wan
mengeluh Jangan konyol.
“Itu
berlebihan... Kalau begitu, Apa bisa nonton TV juga?” ejek Jung Won. Jun Wan
juga tak percaya dari ponsel Bisa isi saldo
juga menurutnya itu tak mungkin!
“Konon
itu terjadi di masa depan.” Kata Song Hw yakin. Jun Wan pikir itu setelah
mereka mati.
“Ada satu
lagu yang bisa kumainkan sampai akhir.” Akui Suk Hyung. Ik Jun menebak
"Beyer" Suk Hyung menjawab "Canon". Ik Jun tak percaya Suk
Hyung bisa melakukanya.
“Meski
tak semahir George Washington, aku bisa main sampai akhir. Aku belajar dari
adikku.” Kata Suk Hyung
“George
Winston... Kau... Ini kesempatan terakhir...” kata Ik Jun. Suk Hyun akhirnya
langsung memainkan pianonya. Ik Jun pun mulai memetik gitarnya.
“Si
Berengsek itu sok keren.”keluh Jun Wan kesal. Akhirnya mereka berlatih dengan
alat musik masing-masing.
Suk Hyung
memakan habis ramyun dan Jun wan hanya menatapnya. Akhirnya ia memasak lagi
kali ini Ik Jun ikut datang dan makan dengan tutup pancinya. Jun Wan pun
kembali makan ramyung, Suk Hyung mendekat. Jun wan langsung kabur ke lantai
atas dengan pancinya.
Dokter
Jang memberitahu Pasien kecelakaan, Sudah dirontgen karena perut kaku dan ada
nyeri lepas tekan jadi menurutnya Tampaknya peritonitis karena perforasi usus.
Ia merasa butuh dioperasi jadinya memanggil Jung Won.
“Apa Sudah
diberi pereda nyeri?” tanya Jung Won. Dokter Jang menganguk.
“Biar
kuperiksa sebentar...Astaga. Sakit sekali, ya?” ucap Jung Wan lalu tersadar.
Dokter Jang tahu kalau mereka mirip.
“Aku juga
kaget dan bertanya-tanya apa yang terjadi.” Kata Dokter Jang lalu bertanya
apakah Mungkin mereka kembar.
“Mereka
kembar. Kemarin Jae-hun terluka, dan hari ini adiknya... Jae-yong!” ucap sang
ayah menangis mencoba menenangkan kalau akan baik-baik saja.
“Apa Kalian
mengalami kecelakaan?” tanya Jung Won. Sang ayah membenarkan.
“Ya, aku
mengantuk saat menyetir, dan menabrak lampu lalu lintas. Padahal anakku duduk
di belakang. Bodohnya aku!” ucap Ayahnya.
“Ada hal
yang harus kuperiksa. Mohon tunggu di luar sebentar.” Kata Jung Won. Sang ayah
bingung Kenapa wali harus keluar
“Ada yang
harus kutangani sebelum mulai operasi.” Jelas Jung Won. Akhirnya sang ayah pun
pergi.
“Pasien apa?” tanya Dokter Bong. Dokter Jang
menjawab Peritonitis karena kecelakaan saat
naik mobil ayahnya.
“Ayah
macam apa itu?” ucap Dokter Bong. Dokter Jang pikir Itu mungkin saja terjadi.
Dokter Bong pkir Ayahnya tampak sehat begitu.
Jung Won
meminta izin pada Jae Yong untuk membuka bajunya, dan melihat ada banyak luka
memar. Jae Yong terus meringis kesakitan. Jung Won meminta membalikan badanya,
terlihat makin banyak luka. Jung Won langsung mengumpat marah pada sang ayah
yang melakukan kekerasan.
Nyonya
Sim mengaku Masih banyak waktu sebelum operasi dimulai, tetapi sudah resah dari sekarang. Ik Jun pikir itu
wajar lalu memberitahu kalau Putra Nyonya Sim sebentar lagi akan masuk Ruang
Operasi.
“Jika
operasi berhasil, dia bisa kembali main golf, dan pergi ke luar negeri, 'kan?”
tanya Nyonya Sim. Ik Jun menganguk karena Pasti bisa dan mengajak perawat untuk
bicara sebentar.
Ik Jun menelp dari Bangsal VIP lantai sepuluh meminta empat
orang kemari sekarang juga. Perawat bingung
Kenapa panggil Keamanan? Ik Jun bertanya apaka perawat tidak merasa aneh
setiap ke kamar Pak Sim karena Istrinya selalu ada di sana.
“Memang
kenapa?” ucap Perawat. Ik Jung heran Perawat tak pernah ke kamar putranya.
“Putranya
yang mendonorkan hati, tetapi ibunya selalu ada di kamar suami. Meski tidak ada
naluri keibuan, semua ibu pasti mengkhawatirkan anaknya.” Kata Ik Jun yakin.
Akhirnya
Ik Jun pun membuka pintu ruangan lalu melihat pria lain baru keluar dari
toilet, lalu bertanya siapa pria itu. Sang pria terlihat bingung. Ik Jun dengan
marah pun bertanya siapa pria itu. Anak Tuan Sim yang tidur disofa terbangun
melihat Ik Jun yang datang.
[PUSAT
PERTAHANAN BATALION KEDUA]
Ik Sun
berlari keluar mengeluh orang itu datang ke tempatnya. Saat itu Jun Wan datang
dengan mobilnya. Ik Sun pikir bukan ingin menemuinya. Jun Wan mengaku ingin
makan jajangmyeon. Ik Sun kaget dan bingung.
“Aku datang
untuk makan jajangmyeon.” Kata Jun Wan seperti menyampaikan perasaan cintanya. Ik
Sun hanya bisa tersenyum.
Bersambung
ke episode 5
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Kak, mau tanya.
BalasHapusKan ada scene suk hyung disuruh ngulang main piano nya sama ik jun, nah itu yg dimainin judul lagunya apa ya kak?
Sama mau nanya juga, itu judul lagunya apa?
Hapus