PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung
pergi ke kuil, Ki Joon sedang duduk berdoa sambil mengantuk-ngatuk. Ma Sung
datang diam-diam mengambil kayu memukul pundak Ki Jon yang tertidur. Ki Joon
kembali terbangun dan mencoba konsetrasi tapi makannya kembali terpenjam. Ma
Sung kembali memukulya, Ki Joon pun membalikan badan melihat Ma Sung yang
datang.
“Dasar pria menyedihkan... “ ejek Ma Sung. Ki
Joon kaget melihat Ma Sung datang menemuinya.
Keduanya
berada diluar kuil, Ki Joon berkata layaknya biksu dengan lemah lembut
mengatakan saat seseorang datang ke pegunungan, sebaiknya ditawari teh dan Ma Sung sebaiknya menikmati
aroma tehnya dan minum secara perlahan.
“Apa yang
kau lakukan disini?” tanya Ma Sung melihat sikap Ki Joon.
“Aku
sedang mempelajari meditasi Zen. Bisakah kau rasakan sukacita mengelilingiku?”
kata Ki Joon dengan gaya seorang biksu.
“Kenapa
kau tidak memangkas habis rambutmu? Ayo Bangunlah.... Bercandamu keterlaluan...
Kau terlalu tua untuk membangkang, Cepat bangun dan pulanglah.” Kata Ma Sung
mengajak pergi.
“Lepaskan,
aku tidak mau pulang!” jerit Ki Joon. Ma Sun heran dengan sikap Ki Joon.
“Apa
terjadi sesuatu padamu?” tanya Ma Sung. Ki Joon mengaku kisah Percintaannya
berakhir. Ma Sung binggung.
“Gi
Bbeum... dia berkata menyukaimu.” Kata Ki Joon. Ma Sung heran Gi Bbeum malah
mengaku perasaannya pada Ki Joolasan.
Ma Sung
mengartikan kalau itu alasan Ki Joon bertingkah seperti ini. Ki Joon kesal
dengan komenta Ma Sung karena menurutnya sekarang dunia runtuh dan semua berakhir
rusak. Ma Sung mengerti jadi meminta kembali Ki Joon agar pulang dan Berhenti menyusahkan
semua orang. Ki Joon tetap menolaknya.
“Aku
tidak mau pulang, tidak mau! Aku tidak mau melihat wajahmu lagi.” Ucap Ki Joon
“Ki
Joon... Aku akan memberitahumu sekarang, sebenarnya aku sedang sakit.” Kata Ma
Sung. Ki Joon panik mengetahui Ma Sung sakit.
“Apa kau
sesakit perasaanku? Kau sama sekali tidak sakit. Kau bahkan tidak tahu sakit
itu apa. Aku tidak pernah melihatmu sakit.” Kata Ki Joon tak percaya
“Aku
harap kau bersedia mendengarkanku. Jangan membuang-buang waktu.” Kata Ma Sung.
Ki Joon merasa kalau tak membuang-buang waktu .
“Jika kau
tidak ikut denganku, maka aku tidak akan kemari lagi. Aku tidak bisa berbuat
apa-apa.. Hiduplah dengan bahagia disini. Jadi Makan banyak rumput” kata Ma
Sung pamit pergi.
“Hyung...
Belikan aku daging sebelum pergi... Aku lapar.” Ungkap Ki Joon. Ma Sung
tersenyum menyuruh agar ikut denganya.
Gi Bbeum
masuk kantor bertanya apakah Jae Min sudah temukan Ki Joon dan sengaja berlari
jadi ingin tahu Dimana Ki Joon. Jae Min mengatakan kalau ada diKuil. Gi Bbeum binggung kenapa Ki Joon
pergi kesana. Jae Min memberitahu kalau
Tn. Investor sudah membawanya pulang. Saat itu juga Ma Sung datang dengan Ki
Joon.
“Ki
Joon... Ada apa denganmu? Aku khawatir.” Kata Gi Bbeum tanpa mau menatap Ma
Sung.
“Apa Kau
tidak melihatku? Seharusnya kau menyapaku.” Keluh Ma Sung. Ki Joon senang
karena Gi Bbeum yang mengkhawatirkannya.
“Aku
merasa baikan setelah melihatmu.” Ungkap Ki Joon. Gi Bbeum mengaku khawatir dan memastikan apakah Ki
Joon sakit karena melihat pipinya yang cekung.
“Apa Kau
tak melihatku? Pipiku cekung karenamu.” Keluh Ma Sung. Gi Bbeum tak peduli.
“Apa
suasana hatimu buruk karena semangka tempo hari?” tanya Gi Bbeum.
“Tidak,
aku sudah padukan dengan soda, rasanya enak.” Kata Ki jOon.
Ma Sung
binggung mereka membahas semangka dan merasa kalau sedang dicuekin. Ki Joon
malah mengejek Ma Sung tak pergi karena pasti sibuk. Ma Sung mengaku lelah
menyetir karena Ki joon jadi meminta agar memberikan teh.
“Teh?
Yang benar saja. Kudengar kau dijodohkan dengan putri CEO Kang.” Kata Ki Joon.
Ma Sung kaget mendengarnya.
“Tidak.
Apa yang kau bicarakan?” ucap Ma Sung menyangkal dan melihat wajah Gi Bbeum
kesal.
“Aku
dengar kau akan menikah tahun ini... Selamat.” Kata Ki Joon sengaja mengoda. Gi
Bbeum akhirnya memilih pergi. Ma Sung panik langsung mengejar Gi Bbeum sambil
mengumpat pada Ki Joon.
“Baiklah.
Suasana kalian tak cukup baik. Aku tak bisa menyerah, aku tidak akan!” ejek Ki
Joon melihat Ma Sung keluar gedungnya.
Ma Sung
mengejar Gi Bbeum sampai depan gedung, meminta agar mendengarkan. Gi Bbeum
sudah tahu kalau Ma Sung akan menikah. Ma Sung menegaskan kalau Ki Joon cuma bercanda dan Gi Bbeum tak perlu
mempercayainya.
“Kalau
begitu, kau pasti kencan dengan Lee Ha Im.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung tak habis
pikir mendengarnya.
“Bukankah
tadi siang kalian saling cekikikan?” sindir Gi Bbeum. Ma Sung menyangkal kalau
mereka tak seperti itu.
“Kami
memang bersama, tapi cuma mengobrol. Kenapa kau selalu saja salah paham disaat
tahu perasaanku?” keluh Ma Sung
“Apa yang
kutahu?” tanya Gi Bbeum, Ma Sung
mengatakan tentang Perasaan yang sebenarnya.
“Yah....
Aku kira mengetahui perasaanmu yang sebenarnya. Itulah kenapa aku menunggumu kemarin
dan tiga tahun lalu. Tapi, kau mempermainkan perasaanku.” Tegas Gi Bbeum marah.
Ma Sung mengaku bukan seperti itu maksudnya.
“Kalau
bukan, jelaskan padaku. Apa yang bisa meluruskan kesalahpahamanku?” kata Gi
Bbeum penasaran.
“Jadi,
masalahnya... Maafkan aku.” Ucap Ma Sung tak bisa menjelaskan.
Gi Bbeum
tak percaya kalau Ma Sung masih menolak untuk memberitahunya lalu memilih
pergi, Ma Sung ingin menahan Gi Bbeum
pergi tapi tak kuasa dan membiarkan pergi.
Sek Yang
sibuk menekan bel rumah, Ma Sung pun membuka pintu dari interkomnya. Sek Yang
masuk rumah mengeluh pada Ma Sung yang mengubah sandi rumahnya. Ma Sung pikir
sudah pasti diubah karena tak mungkin bisa percaya pada Sek Yang.
“Berikan
aku petunjuk. Bagaimana kalau ada situasi gawat?” kata Sek Yang
“Joo Gi
Bbeum.” Ucap Ma Sung. Sek Yang mengeluh karena tak tahu dari kata Joo Gi Bbeum
dan ingin tahu apa passwordnya.
“Ada
sesuatu yang tidak kau ketahui... Ah, sekarang aku benar-benar seperti
bajingan... Aku sudah menjadi pria tidak tahu malu.” Keluh Ma Sung
“Jadi Apa
yang dikatakan Ketua Gong?” tanya Sek Yang
“Dia
sudah menganggapmu pengkhianat dan ingin memecatmu.” Ucap Ma Sung. Sek Yang
mengeluarkan surat dari saku jasnya.
“Singkirkan..
Itu kebiasaan buruk. Kau sudah dicap pengkhianat, jadi kau harus tetap menempel
padaku, paham?” tegas Ma Sung. Sek Yang memasukan kembali suratnya.
“Mulai
saat ini...Hati-hatilah pada Dokter Yoon.” Ucap Sek Yang memperingati bosnya.
“Kenapa?
Apa Karena dia juga berada di pihak Ketua?” kata Ma Sung. Sek Yang kaget kalau
Ma Sung mengetahuinya.
“Aku baru
saja mengetahuinya. Tapi Kenapa mereka menganggapku musuh? Dan sejak kapan?”
tanya Ma Sung kebingungan.
CEO Kim
menanyakan tentang hasil penemuan anak buahnya. Si pria mengaku mendengar
sesuatu yang sangat menarik, tentang kutukan keluarga kaya. CEO Kim bingung apa
maksudnya Kutukan keluarga kaya.
“Dia
terlahir dengan sendok emas, jadi hidupnya sungguh terberkati. Nasibnya
dikutuk. Dia memiliki masalah pada ingatannya akibat kecelakaan tiga tahun lalu.”
Jelas si pria
“Masalah
dengan ingatan? Kalau begitu, dia tidak mengingat waktu kecelakaannya?” tanya
Sek Yang
“Tentu
saja tidak. Otaknya sekarat dan Katanya dia tidak punya banyak waktu untuk
hidup. Ingatan yang belum muncul...” kata si pria.
Ma Sung
melihat foto tangga saat malam hari di china tapi tak mengingat kejadian itu,
saat di rumah sakit pun belum bisa mengingatnya.
Dokter
Yoon bertanya pada Ma Sung apakah tidak mengalami gejala itu lagi sejak
terakhir kali. Ma Sung mengaku kalau baik-baik saja sekarang dan tak
mengalaminya. Dokter Yoon ingin tahu apakah mengingat sesuatu yang
dilupakannya. Ma Sung mengaku Tidak
ingat.
“Dokter, apa
kau tahu mengenai Proust ? Segera setelah si karakter memakan madeleine yang
dicelupkan ke dalam teh jeruk nipis. Dia mengingat semua ingatan masa kecilnya.
Itu sudah dikonfirmasi oleh tim ilmuwan.” Cerita Ma Sung
“Kenapa
kau membicarakan itu?” tanya Dokter Yoon.
“Ingatanku
tidak hilang. Tapi, bercecer disuatu tempat dalam otakku. Sinyal tidak dikirim ke
tempat itu. Jika kau dapatkan sinyal yang tepat, maka kau bisa temukan semua
ingatanmu.” Ungkap Ma Sung
“Jadi, apa
kini kau anggap itu gejalamu?” tanya Dokter Yoon.
“Jika
hilang satu ingatan membantuku mendapatkan ingatan lain, mungkin saja aku bisa
mengingat kecelakaanku dari tiga tahun lalu.” Kata Ma Sung dengan menatap
curiga.
Keduanya
berjalan bersama, Ma Sung mengatakan akan mengunjungi pusat pengobatan karena Konstruksi
telah selesai. Dokter Yoon pikir memang sudah waktunya jadi akan berkunjung juga.
Ma Sung juga berpikir seperti itu lalu mereka pun berpisah.
“Hipnosis
berkomunikasi dengan ingatan seseorang.” Gumam Ma Sung
“Tak lagi
mengalah berarti kau tidak lagi mempercayainya.” Gumam Dokter Yoon bisa melihat
sikap Ma Sung berubah.
CEO Jang
memperlihatkan sebuah naskah dan mereka akhirnya punya peluang, kalau itu
adalah web drama jadi Gi Bbeum akan ikut audisinya. Ki Joon dkk menjerit tak
percaya mendengarnya. Gi Beum
menyakinkan kalau akan bekerja keras.
“Ya, ini
luar biasa... Ayo kita piknik akhir pekan ini.” Ucap Ki Joon. CEO Jang heran Ki
Joon malah membicarakan itu
“Gi Bbeum
dan aku akan dapatkan pekerjaanyang mungkin akan mengubah hidup kami. Kami
sebaiknya menambah semangat lagi, Kita
harus pergi ke suatu tempat yang indah. Gi Bbeum sudah banyak menderita. Kita sebaiknya
pergi ketempat yang indah.” Ucap Ki Joon
“Apa kau
punya waktu, Gi Bbeum?” tanya CEO Jang. Gi Bbeum setuju bertanya mereka akan
pergi kemana.
“Aku tahu
tempat bagus.” Kata Ki Joon bersemangat lalu mengeluh karena si “bulu”
menelpnya dan langsung merejectnya.
Min Chul
binggung karena Ki Joon tak mengangkat. Ha Im brtanya apakah Ki Joon
mengangkatnya. Mi Chul mengaku kalau Ki Joon mereject telpnya Ha Im kesal
mengambil ponselnya karena akan mengakhirinya hari ini dan mencoba kembali
menelp Ki Joon.
Ki Joon
sedang duduk dengan Jae Min mengeluh melihat Ha Im yang menelpnya lagi, tak percaya kalau wanita benar-benar
bersikeras sekali lalu menyuruh Jae Min agar mengakatnya kalau dirinya tidak
ada. Jae Mi n mengeluh karena harus mengangkatnya.
“Katakan
aku tidak ada.” Ucap Ki Joon. Jae Min mengangkat telpnya, tapi malah memberikan pada Ki Joon agar bicara
pada Ha Im.
“Kau Mau
apa?” ucap Ki Joon sinis. Ha Im tak percaya Ki Joon malah mengatakan hal itu.
“Kenapa
kau tidak menghubungiku?” tanya Ha Im. Ki Joon binggung kenapa harus harus
menghubungi Ha Im.
“Apa kau
sok jual mahal?” kata Ha Im. Ki Joon pikir kenapa harus bersikap seperti itu
yang membuatnya pusing saja.
“Kau
dimana? Ayo ketemu.” Kata Ha Im. Ki Joon menyuruh agar Bicara pada manajernya
lalu menutup telpnya.
Ha Im
berteriak marah, Min Chul bertanya apakah Ditutupnya lagi. Ha Im memerintahkan
Mi Chul agar mencaritahu dimana bisa menemui Ki Joon sekarang. Mi Chul bertanya
apakah Ha Immenyukai Ki Joon. Ha Im tanpa sadar menjawab “Ya” dan langsung
meralatkan kalau itu benar.
“Pria
akan melarikan diri kalau kau seperti ini.” Kata Mi Chul. Ha Im tak peduli
menyuruh Mi Chul agar mencari cara bertemu dengan Ki Joon. Mi Chul pun
menganguk mengerti.
Ki Joon
dkk berjalan ke sebuah tempat yang terlihat asri, mereka tak percaya kalau
semua terlihat indah. Ki Joon pun dengan bangga bisa mengajak semua pekerja
agencynya.
“Bagaimana
bisa tidak ada orang disini? Apa disini tempat untuk berkemah?” ucap CEO Jang
heran.
“Bukannya
greenbelt?” tanya Jae Min,Ki Joon mengaku Bukan. ruang terbuka hijau
“Tidak,
ini area berkemah untuk umum. Jadi, kita boleh memakainya.” Kata Ki Joon
menyakinkan.
“Apa kita
bisa memasangnya disana?” tanya Gi Bbeum. Ki Joon menganguk lalu mengajak untuk
pergi kesana.
Sementara
Ma Sung sedang berkeliling memberitahu ruangan diatas akan disediakan kelas
melukis dan membuat kue, lalu ada area olah raga dengan aula ditengah. Ia pun
menunjuk ruangan lain akan dijadikan panggung teater dimana pasien bisa
menonton.
“Segala
hal yang ada di Pusat Pengobatan, dibangun untuk pasien demensia agar bisa
hidup bebas disini. Mereka harus menikmati kehidupan mereka. Dibanding bangunan
dan jalan besar, lebih baik bangunan kecil dan jalan setapak. Saat kalian
melihat arsitektur disini, kalian bisa melihat nilai tempat ini. Hidup
keseharian dan kebebasan.” Jelas Ma Sung lalu keluar dari bangunan.
“Jalur
hutan yang kalian lihat di sini sebagai penyelaras lingkungan. Pasien bisa
menghirup udara segar disini.” Jelas Ma Sung lalu merasakan sesuatu.
“Tunggu,
apa kalian mencium bau masakan? Ini Aromanya seperti daging.” Kata Ma Sung lalu
bertanya pada manager.
Ma Sung
bertanya pada Manager apakah Apa ada orang lain disini selain tim medis.
Manager mengaku tak ada dengan wajah panik dan Tidak ada yang memasak. Ma Sung
bingung ingin tahu aroma apa. Manager mnegaku baru saja membakar kayu di
insinerator. Tapi Ma Sung merasa ini bukan bau kayu.
“Pokoknya,
pastikan melarang siapapun masuk sebelum dibuka.” Tegas Ma Sung. Manager pun
menganguk mengerti.
“Kita
istirahat 10 menit sebelum melanjutkan.” Kata Ma Sung lalu mencoba mencari
sesuatu.
Di sebuah
tempat, Papan bertuliskan [Piknik
Pertama Star Entertainment] CEO
Jang dan juga Jae Min memanggang makanan, Ki Joon sibuk mengambil foto untuk
social media, sementara Gi Bbeum sibuk dengan menarik barang-barang lalu menyuruh
agar Ki Joon membantu. Ki Joon lebih suka selfie.
Ma Sung
menelp Gi Bbeum ingin tahu Apa rencananya besok dan mengajak untuk menonton
film. Gi Bbeum pikir kalau Ma Sung ingin mencampakkannya lagi. Ma Sung berjanji
kalau akan menempati sekarang. Dan ingin tahu film apa yang disukai Gi
Bbeum karena ia suka dengan film action.
“Aku suka
film horor. Kita tidak punya kesamaan, jadi tidak akan berhasil.” Kata Gi Bbeum
mencoba menolak
“Aku juga
suka film horor. Jadi Mau nonton apa? Kita akan nonton film horor. Kau bisa jam
berapa?” ucap Ma Sung mengebu-gebu.
Tapi,
bagaimana ya? Aku sedang diluar kota sekarang, kurasa aku tidak bisa pergi
besok” kata Gi Bbeum
Ma Sung
ingin tahu Diluar kota Dimana. Terdengar suara Ki Joon yang menyuruh Gi Bbeum
untuk makan daging. Ma Sung cemburu
karena Gi Bbeum sedang bersama pria. Gi Bbeum pikir sudah pasti bukan wanita
dan langsung menutup ponselnya karena harus pergi.
Ma Sung
tak percaya kalau Gi Bbeum keluar kota bersama pria? Dan bermalam diluar.
Semua
berkumpul di depan rumah, taman yang luas dan duduk di meja taman. Ki Joon tak
percaya kalau Gi Bbeum bukan pemeran utamanya dan cuma peran wanita paruh baya.
Gi Bbeum pun tidak masalah karena tetap akan bekerja keras dapatkan peran itu.
“Tetap
saja, itu tidak benar... CEO Jang, apa cuma itu saja?” kata Ki Joon marah. CEO
Jang yang mabuk membenarkan.
“Apa? Apa
comeback ini akan menghasilkan uang yang kau butuhkan? Kata Ki Joon.
“Dia
membuang harga dirinya demi diberi peluang audisi.” Ucap Jae Min
“Itu
sungguh sulit bagiku.” Ungkap CEO Jang. Ki Joon mengeluh CEO Jang tak perlu
mengemis, karena bisa gunakan uang.
“Mereka
harus menjual diri untuk membayar kita. Kau bukan siapa-siapa yang akan
didengar. Mereka menolak tiap mendengar kata Gi Bbeum. Itulah kenapa kita harus
mengemis.” Jelas Jae Min
“Apa kau
tahu apa motto CEO Jang? Mari beritahu orang-orang bahwa Joo Gi Bbeum masih
hidup.” Kata Jae Min
“Motto
menyedihkan macam apa itu? Kita seharusnya menembus hollywood.” Ungkap Ki Joon
mengebu-gebu.
“Aku akan
bekerja keras dan dapatkan peran ini. Aku tahu betapa berharganya peran ini
bagiku.” Kata Gi Bbeum.
Ma Sung
kembali berkeliling dan kaget melihat ada
seseorang berkemah dilahanya. Ia
lalu melihat papan bertuliskan [Piknik pertamaStar Entertainment] dan bertanya Siapa
yang mengizinkan mereka masuk. Manager mengaku kalau Ki Joon.
“Dimana
dia sekarang? Seorang manajer harus pandai bicara.” Kata Ma Sung lalu melihat
naskah didepanya.
Gi Bbeum
mencari-cari naskahnya, lalu berpikir kalau
pasti meninggalkannya di tempat kemah dan akan mengambilnya. Ki Joon pun
akan ikut dengan Gi Bbeum lalu dikagetkan dengan Ma Sung sudah berjalan kearahnya. Ki Joon heran karena Ma Sung
datang.
“Aku yang
harusnya bertanya, apa yang kau lakukan disini?” ucap Ma Sung
“Kami
kemari untuk piknik. Siapa yang mengundangmu?” balas Ki Joon.
“Piknik?
Apa kau kurang akal sehat? Ini tempatku bekerja.” Tegas Ma Sung. Gi Bbeum
membela Ki Joon.
“Ini
adalah wilayah bebas berkemah.” Kata Gi Bbeum, Ma Sung tahu kalau Ki Joon yang
mengatakan hal itu.
“Ini
wilayah bisnis yang sakral dan bahkan belum dibuka.” Tegas Ma Sung
“Apa kau
sungguh akan sepicik ini? Aku bisa gunakan jika kepepet.” Balas Ki Joon.
Ma Sung
mengeluh Ki Joon sedang kepepet padahal hanya sedang makan daging dan juga
minum. Ki Joon menegaskan kalau Ma Sung
sedang rapat suatu proyek. Ma Sung mengaku sudah membacanya dan tidak bisa dibiarkan.
“Naskahku...
Kembalikan.” Kata Gi Bbeum melihat naskahnya.
“Katamu
kau tidak bisa nonton film, Apa karena kau bersama mereka?” ucap Ma Sung marah
“Tentu
saja, ini lebih menyenangkan dibanding nonton film.” Balas Gi Bbeum.
“4,600
dikali 76.” Kata CEO Jang yang mabuk dan Ma Sung bisa menjawab dengan benar “349,600.”
Ma Sung mengeluh
karena menjawabnya, CEO Jang memuji Ma Sung yang cerdas lalu tiba-tiba jatuh
pingsan. Semua panik, Ki Joon berteriak memanggil Ma Sung agar memberikan CPR,
Ma Sung mengeluh kalau menganggapnya apabila butuh pertolongan saja.
Ki Joon
pikir karena Ma Sung dokter jadi meminta membantunya, Ma Sung tahu kalau CEO Jang itu kepanasan
karena makan siput jadi biarkan saja. Akhirnya CEO Jang bangun, mereka pun bisa
bernafas lega. Ma Sung menyuruh mereka berdiri apabia tak mabuk dan tak ikut
denganya sekarang. Ki Joon mengeluh karena mereka harus menurutinya. Ma Sung tak
peduli menyuruh mereka agar ikut denganya.
Ki Joon
dan Gi Bbeum membersihkan sampah disekitar kemah. Ma Sung menyuruh mereka
membersihkan dengan benar, bahkan ada kantong plastik, Soju, Tissue. Ki Joon terlihat
kesal, Ma Sung sambil tersenyum memperingatkan sepupunya agar melakukan dengan
benar.
Saat itu
Jae Min datang membisikan sesuatu pada Ki Joon lalu Ki Joon pun memberitahu Gi
Bbeum untuk pergi. Ma Sung menyuruh agar Ki Joon pelan-pelan dengan senyuman
bahagia. Gi Bbeum panik karena ditinggal begitu saja.
Ma Sung
mengeluh dengan cara Gi Bbeum memanggil Ki Joon seperti sudah sangat dekat. Gi
Bbeum mengaku Bukan apa-apa dan meminta Ma Sung agar Berhenti menatapnya. Ma
Sung mengelak kalau sedang menatap pohon belakang Gi Bbeum yang terlihat cantik
sekali.
“Kapan
kau akan menyerahkan naskahku?” tanya Gi Bbeum. Ma Sung mengatakan setelah membereskan sampahnya.
“Berbuat
jahil memakai barang orang sungguh perbuatan buruk” ucap Gi Bbeum
“Itu
Konyol sekali. Kau memanggang daging, minum soju dan cekikikan dengan pria
dilokasi kerjaku. Itu disebut apa? Bisa kukatakan itu perampokan dan kurang
moral” kata Ma Sung
“Apa
maksudmu kurang moral? Aku kira ini tempat kemah, dan aku sungguh tidak tahu.” Tegas
Gi Bbeum
Ma Sung
merasa Gi Bebum berpikir akan memaafkanya kalau memang tidak tahu menurtnya itu
lebih tidak bertanggungjawab dan apa hutan dan pohon yang salah. Gi Bbeum pikir
itu benar juga lalu bertanya Tempat ini untuk apa. Ma Sung menyuruh Gi Bbeum
berhenti berkerja dan juga ikut denganya.
Gi Bbeum
sempat terdiam, Ma Sung heran karena Gi Bbeum maah tak mengikutinya. Gi Bbeum mengikuti Ma Sung
heran padahal hanya bertanya tempat apa tapi malah malah jalan-jalan. Ma Sung
ingat kalau berjalan-jalan membuat Gi Bbeum bahagia.
“Wah,
indahnya” kata Gi Bbeum berdiri didepan air mancur.
“Itu
adalah air mancur kenangan. Jika kau melempar koin kesana, itu akan mengembalikan
waktu yang terlupakan... Waktu yang paling berharga.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum
memikirkan tentang waktu yang terlupakan?
“Air
mancur kenangan. Salah satu lokasi penting di tempat ini. Air mancur ini memberi
imbalan waktu yang terlupakan bagi siapa saja yang kehilangan ingatan mereka.” Jelas
Ma Sung
“Joo Gi
Bbeum... Ini adalah pusat pengobatan.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum ingin tahu siapa
yang tinggal disini.
“Orang
yang sungguh ingin hidup normal, Sepertiku.” Akui Ma Sung. Gi Bbeum binggung
kenapa seperti Ma Sung.
“Jika kau
berdiri disini, akan membawamu pada waktu paling membahagiakanmu. Jadi Kapan
kau merasa paling bahagia, Joo Gi Bbeum?” tanya Ma Sung.
Gi Bbeum
mengingat saat Ma Sung mengatakan “Bisakah kau berikan hatimu?” lalu mereka
melihat sebuah bunga dan Ma Sung mengatakan kalau itu Kenangan.
Setelah
itu mereka bertemu kembali, Gi Bbeum melihat gambar di tangan Ma Sung bertanya
apakah menggambarnya. Ma Sung mengaku sengaja menatonya.
Gi Bbeum
sebelumnya pernah makan es krim dan berpikir kalau Ma Sung mengingatkanya akan
kenangan. Tapi Ma Sung malah bertanya kenapa apa itu.
“Apa aku
bisa menjadi kekasihmu? Itu yang kuinginkan” kata Ma Sung sebelumnya menyatakan
perasaanya lalu mereka berciuman untuk pertama kalinya.
“Katamu
kita berciuman, kan? Kapan itu?”tanya Ma Sung setelah tiga tahun tak bertemu.
“Tiga
tahun lalu... Akhir bulan Juni.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung lalu meminta maaf
karena tidak mengingatnya.
“Waktu
yang paling membahagiakanku. adalah saat yang tidak cukup penting bagi
seseorang untuk mengingatnya. Apakah itu merupakan kebahagiaan atau bukan? Tapi
Kurasa itu bukan kebahagiaan.” Pikir Gi Bbeum
“Apa yang
harus aku lakukan?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum pikir Tak ada gunanya Ma Sung melakukan
sesuatu
“Karena
hidup kita mengalir dijalan yang berbeda.” Pikir Gi Bbeum lalu berjalan pergi
dengan mengambil naskahknya.
Ma Sung
menerima telp dari temanya di luar negeri kalau penanaman modal untuk Pusat Pengobatan
telah dipastikan hari ini dan sedang perjalanan bisnis ke Singapura jadi adakan
rapat dua hari lagi di Seoul, Ma Sung pun dengan senang hati akan menunggu.
Saat itu
didepan desa penyembuhan, Ki Joon tak percaya melihat Ha Im yang datang. Ha Im
ingin masuk dengan melewati penjaga, tapi Penjaga menghalangi Ha Im untuk
masuk.
“Jangan
biarkan dia masuk...Hei, hentikan dia.” Kata Ki Joon menyuruh Jae Min melarang
Ha Im masuk.
“Dia tamu
kita” ucap Jae Min. Ki Joon makin marah marah karena Ha Im dianggap tamunya.
“Dia
artis top.” Kata Jae Min. Ki Joon kesal ingin melawan dengan menghalagi Ha Im masuk
mengunkan jurusTaekwondo.Tapi Jae Min tetap mengajak Ha Im masuk.
Gi Bbeum
berlatih dialog di pinggir danau, lalu melihat tulisan yang ditulis Ma Sung “Dilarang
bersentuhan, Larangan keras adegan ciuman.” Lalu mengambar bunga yang ada
tanganya dengan tulisan “Kumohon berhenti marah.” Wajah Gi Bbeum bisa tersenyum
membacanya.
Ma Sung
kembali merasakan pusing, tiba-tiba kenangannya kembali datang saat Gi Bbeum
menyebut nama J-O-Y” lalu bertanya siapa namanya mereka pun berkenalan. Ma Sung
menarik Gi Bbeum karena telah mencoret kertas perjanjianya.
“Aku
banyak berhutang budi padamu hari ini.” Kata Gi Bbeum yang menerima sepatu dari Ma Sung
“Jika
kita bertemu lagi, kau harus melunasi semuanya.” Goda Ma Sung
Gi Bbeum
yang tercebur di kolam, Ma Sung pun menolongnya sambile mengatakan tidak akan
meninggalkannya. Lalu Ma Sung memberitahu nama bunga serratula coronata dan
arti bunga itu Kenangan. Gi Bbeum pikir itu
akan menjadi kenangan kisahnya hari ini. Ma Sung meralat kalau itu akan jadi
kisah mereka berdua.
Ma Sung
binggung Gi Bbeum malah lari. Gi Bbeum mengaku karenbelum ingin berpisah dengan
Ma Sung. Lalu menikmati nyanyian Gi Bbeum menari bersama, saat itu Gi Bbeum
menyakinkanakan penggemarnya dalam tiga menit.
“Apa aku
harus jadi penggemarmu?” ucap Ma Sung mengoda. Gi Bbeum pikir kalau Ma Sung tidak
perlu jadi penggemarnya kalau tidak mau.
“Bagaimana
kalau aku jadi kekasihmu? Itu yang kuinginkan.” Kata Ma Sung lalu memberikan
ciuman.
Ma Sung tersenyum
mengingat semua kenangan dengan Gi Bbeum akhirnya kembali lalu berlari
mencarinya. Gi Bbeum masih ada di pinggir danau melihat Ma Sung berpikir kalau
ingin minta maaf sudah coret-coret naskahnya. Ma Sung tetap diam
“Yah...Aku
akan memaafkanmu.” Ucap Gi Bbeum, Ma Sung berjalan mendekat.
“Bisakah
aku jadi kekasihmu? Itu yang aku inginkan. Tiga tahun lalu, itu kalimat saat hari
pertama kita bertemu... kan?” ucap Ma Sung
“Katamu...
kau tidak mengingatnya.” Kata Gi Bbeum binggung.
“Ini juga
harus terjadi.” Ucap Ma Sung mencium Gi Bbeum. Gi Bbeum seperti sangat shock
“Mari
kita...benar-benar kencan” kata Ma Sung dan akhirnya menciuman Gi Bbeum. Gi
Bbeum pun tak menolak ciuman Ma Sung.
Bersambung
ke episode 9
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Thanks kk, cpt bgt updat sinopsisny.. Makin seru ceritany..
BalasHapusThanks kk, cpt bgt updat sinopsisny.. Makin seru ceritany..
BalasHapusGomawoo .. semangat ya kakk .. lanjut teruss...😍😍
BalasHapus