PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Je
Yoon menatap tulisan yang masih digantung. Soo Jin datang mengatakan kalau Putra
Mahkota harus segera kembali. Je Yoon pikir Ini bukan waktunya baginya untuk
kembali. Soo Jin juga berpikir seperti itu tapi ingin tahu,
“apakah
ini jawaban yang dia inginkan.” Kata Soo Jin.
Je Yoon membenarkan.
“Itu
adalah pertanyaan yang dia pecahkan sendiri.” Jelas Je Yoon yakin
Flash Back
Je Yoon
menceritakan saat Malam tabib itu dibunuh, seseorang melihat dua pria di
rumahnya. Lee Yeol memerintahkan Je Yoon agar Jangan menyelidiki lebih jauh dan
Tinggal jauh dari kasus ini.
“Yang
mulia... Bolehkah aku bertanya mengapa jawabanku salah?” kata Je Yoon. Lee Yeol
menatap Je Yoon.
Keduanya
pergi ke tempat digantungnya soal. Je Yoon pikir Lee Yeol harus menyelesaikan
yang satu ini dengan kecerdasan, dan bukan pengetahuan. Lalu Ada segi empat
dalam huruf secara berurutan mulai dari 1 hingga 5. Jadi yang kosong membutuhkan
surat dengan tiga persegi panjang.
“Jadi,
jawabanku adalah huruf Mandarin untuk jaring Namun, mengapa kau berkata, itu benar
dan salah pada saat yang sama?” kata Je Yoon.
“kau
telah menafsirkan pertanyaan dengan pemikiran yang dangkal dan membuat kalimat
itu terdengar tidak logis.” Kata Lee Yeol lalu menuliskan jawabanya.
“Jawabanku
adalah surat China untuk dianut” jelas Lee Yeol. Je yoon membaca itu adalah
“Merangkul." Artinya "Masyarakat memeluk 10.000 akar."
“Benar,
aku ingin kamu melengkapi jawabannya... dengan huruf Cina yang memiliki tiga
persegi panjang” ucap Lee Yeol
“Maafkanku..
Jadi itulah yang terjadi.” Kata Je Yoon langsung tertunduk
“Aku
merasa sangat tidak nyaman karena dia selalu bilang itu tidak nyaman. Sekarang
dia tidak ada, aku merasa lebih tidak nyaman... Aku berharap dia segera
kembali.” ungkap Soo Ji. Je Yoon hanya bisa terdiam mengingat kembali yang
dikatakan Soo Ji.
Flash Back
Lee Yeol
mengaku kalau Itu bukan jawaban yang diinginkan, tetapi melihat Je Yoon itu
tampaknya cepat tanggap jadi akan mengingatnya untuk tujuan besar.
“Aku anak
seorang selir... Apakah kau masih ingatku?” kata Je Yoon
“Senang
mendengarnya... Aku hampir cemburu jika kau tidak memiliki kelemahan itu.”
Ungkap Lee Yeol
Je Yoon
menatap tulisan Lee Yeol sangat berharap segera kembali juga.
Goo Dol
mengajak Won Deuk masuk gudang jerami mengaku
tidak pernah datang dengan pria lain sebelumnya. Won Deuk seperti enggan
masuk, Goo Dol segera menyuruh Won Deuk masuk saja dengan memberitahu kalau
tempat ini adalah gudang jerami di dekat sinis.
“Jadi
kalian berdua pasti melakukan ini dan itu...disini.” kata Goo Dol dengan senyuman
“Apa
maksudnya.... Melakukan ini dan itu?” ucap Won Deuk binggung. Goo Dol hanya
memejamkan matanya ingin memberitahu tapi sepertinya Won Deuk tak mengerti.
“Coba Lihatlah
sekeliling secara perlahan, maka kau akan menemukan kembali ingatanmu setelah
melakukannya. Dan Kau harus Bayar ekstra untuk ini.” Ucap Goo Dol menunjuk
jerami dengan tumpukan tinggi.
Won Deuk
pikir kalau tidak bisa memikirkan ide apa pun. Goo Dol mengeluh Won Deuk masih
sangat omong kosong, menurutnya kalau di malam hari itu dengan mengambarkan
saat Won Deuk membuka pintu dan Hong Shim pasti berdiri di tempat itu.
“Dia
pasti terlihat lebih cantik karena malam itu gelap... Jadi kau harus memeluk
eratnya. Dengan Memeluknya, aku yakin pasti membuatmu ingin melepaskan
pakaiannya... Kalian berdua pasti jatuh di tempat tidur jerami ini bersama.”
Kata Goo Dol
Won Deuk
membayangkan yang dikatakan Goo Dol saat membuka pintu lalu memeluk Hong Shim
setelah itu mereka berbaring diatas jerami.
Tapi menurutnya kalau tak mungkin melakukan itu. Goo Dol pun mencoba
mengerti dan berpikir cerita yang lain.
“kau
pasti di sini dulu... Lalu Hong Shim pasti membuka pintu dan melangkah
masuk.... kau harus bilang padanya untuk memutuskan hubungan , karena harus
bergabung dengan militer. Tapi Hong Shim sudah terlalu tua untuk menikah, jadi
dia pasti tidak ingin kehilanganmu. Dia pasti sengaja melompat padamu. Jadi kau
harus jatuh pada akhirnya.” Cerita Goo Dol
“Tidak,
tidak mungkin aku terlibat dalam kejadian seperti itu.” Ucap Won Deuk setelah
membayangkan yang terjadi.
“Kenapa
tidak ada lagi? Kenapa kau terus bilang begitu itu tidak benar?Aku baru saja
menjadi pria yang sudah menikah juga. Aku bisa gila, ingin menikahi seseorang.
Tapi.. aku merasa tidak nyaman dengan pernikahanku di depanku sendiri. Itu juga
tidak terasa nyata.” Ungkap Goo Dol merasa sedih
“ Tapi
ini hebat sekarang karena aku sudah menikah dan ini Lebih baik dari yang
diharapkan... Jadi .. Pikirkan malam yang panjang... Ada seseorang yang
berbaring di sebelahmu... Menurutmu, apa yang akan kau lakukan dengannya?” kata
Goo Dol membayangkan.
“Hanya
memikirkannya saja sangat tidak nyaman.” Ungkap Won Deuk. Goo Dol pikir Won
Deuk lebih baik Menyerahlah dan hanya
mengatur pemikirannya sambil menepuk bagian dada. Won Deuk hanya bisa menatap
binggung.
Hong Shim
berada di tempat doa orang tuanya dengan tumpukan batu mengatakan kalau sampai bersatu
kembali dengan kakaknya, maka akan bertahan dengan segenap kekuatanku.
“Kami
harus membuat kuburan untuk kalian bersama, dan membawakan kesemek kering
favoritmu juga.... ,Oke, aku akan membawakanmu kue madu daripada kesemek
kering. Aku tahu kau selalu mengawasiku... Tapi tolong jangan untuk hari ini...
Putrimu... menikah tanpa dirimu.” Ungkap Hong Shim kembali menahan air matanya.
Saat itu
Goo Dol datang , Hong Shim buru-buru menghapus air matanya bertanya dimana Won
Deuk dengan wajah panik. Goo Dok
mengatakan kalau ada di gudang jerami sengaja membawa ksana untuk agar
mengingat kembali kejadian di malam itu.
“Namun
dia sepertinya merasa tidak nyaman... Dia harus butuh waktu sendirian.” Kata
Goo Dol. Won Deuk mengumpat kesal mendengarnya lalu bergegas.
Hong Shim
membuat pintu dan bisa bernafas lega Won Deuk masih ada didalam. Won Deuk
menyuruh Hong Shim agar mendekat, Hong Shim mengeluh pada Won Deuk yang berani
memerintahnya. Won Deuk mengaku kalau
tidak memiliki ingatan dengannya dengan menatap Hong Shim yang berdiri
depannya.
“Itu
Karena kau kehilangan ingatanmu.” Kata Hong Shim mencari alasan.
“Hatiku...
tidak merasakan apa-apa... bahkan ketika aku melihatmu seperti ini.” Ucap Woo
Deuk
“Kurasa
kamu kehilangan perasaanmu juga.” Kata Hong Shim. Won Deuk ingin membahas
pernikahan...
“Kau
tidak bisa menghindarinya... Putra Mahkota telah memerintahkan semua lajang
untuk menikah hari ini.” Kata Hong Shim. Won Deuk binggung membahas Putra
Mahkota.
Saat itu
panglima dan beberapa pengawal berada di hutan, mereka diperintahkan agar
menemukan Lee Yeol yang mungkin keadaan sudah tidak sadar dan terluka. Mereka
pun berpencar mencari sesuatu, salah satu panglima melihat busur panah milik
Lee Yeol.
“Aku
memerintahkanmu untuk menyingkirkan... semua jejak.” Kata Panglima pada salah
satu pengawal. Si pengawal hanya bisa meminta maaf.
“Ini
adalah misimu untuk menyingkirkan bukti tanpa membiarkan para pengawal kerajaan
lainnya mengetahuinya. Aku tidak akan memaafkanmu jika kau melakukan kesalahan.”
Tegas panglima. Pengawal pun menganguk mengerti.
Hong Shim
memberitahu kalau bukan satu-satunya yang putus asa untuk menikah, tapi Won
Deuk akan dihukum juga jika bersikeras untuk tidak melakukannya. Ia pun
bertanya apakah Won Deuk ingin melihat bokongnya yang luka. Won Deuk memalingkan
wajahnya mengaku tak perlu.
“Bukankah
lebih baik menikah daripada dipukul di bokong sampai mati?” kata Hong Shim
memberikan pilihan.
“Keduanya
sangat tidak nyaman.” Ungkap Won Deuk.
“Namun,
kau harus memilih 1 dari 2, jadi pikirkanlah dulu.” Kata Hong Shim. Won Deuk
mengaku kalau harus pulang.
“kau
tidak ingat di mana rumahmu” pikir Hong Shim. Won Deuk merasa kalau Hong Shim
yang harus mengingatnya karena dimulai dari dia.
“Tolong
aku.. Jika kau pergi, makaaku akan menjadi selir Tuan Park yang kelima... Aku
tahu aku sangat rendahan, tapi aku tidak ingin dipermalukan oleh lelaki tua
itu. Jadi tolong selamatkanku.” Ucap Hong Shim memohon.
Gubernur
mengeluh karena pernikahannya tidak dimulai dan ingin tahu apa yang ditunggu
lagi. Tuan Park dengan wajah panik mengaku kalau persiapannya belum selesai.
Gubernur pikir harus kembali dan melaporkan ini kepada pemerintah.
“Matahari
akan segera terbenam, jadi cepatlah.” Tegas Gubernur. Tuan Park mengaku
mengerti.
Tuan Park
akhirnya pergi menemui Ayah Hong Shim dkk ingin tahu keberadaan Won Deuk
sekarang. Semua hanya bisa tertunduk,
Tuan Park Park panik berpikir kalau Won Deuk itu kabur lagi dan menyuruh
agar segera pergi mencarinya.
“Apa kau
benar-benar tidak tahu?” tanya Teman Hong Shim. Goo Dol megaku tak tahu apapun.
Won Deuk
tetap diam, Hong Shim ingin tahu apakah Won Deuk tidak akan pergi ke pernikahan bahkan jika
akan menjadi selirnya. Won Deuk menatap Hong Shim berpikir kalau harus pergi
dengannya dulu. Hong Shim pikir Won Deuk menyuruhya untuk kabur bersama.
“Aku memberitahumu
bahwa kita harus melewati masalah ini dulu.” Kata Won Deuk
“Apa yang
akan membuat berbeda? Ke mana pun aku pergi, aku akan tetap menjadi perawan
tua. Jika aku tidak beruntung, aku harus menikah dengan pria yang tidak
kusukai. Dalam kasus terburuk, aku akan menjadi selir pria. Aku tidak berpikir
bisa mengantarmu pulang.” Jelas Hong Shim
“Aku akan
pergi ke kantor hakim... Ayahku akan berada dalam masalah jika aku tidak
muncul.” Ucap Hong Shim berjalan dengan wajah sedih, tak sengaja kakinya malah
tersandung.
“Dasar..
Kau sangat bodoh... Perhatikan langkahmu.” Ucap Won Deuk menahan Hong Shim
sebelum jatuh. Hong Shim terdiam karena mengingatkan pada seseorang. Woo Deuk
pun berjalan ke depan pintu.
“Kenapa
kamu berdiri di sana?.. Jalanlah didepanku.” Kata Won Deuk. Hong Shim
menegaskan kalau tidak bisa mengantarmu pulang.
“Aku
tidak ingat jalannya...ke kantor hakim.” kata Won Deuk. Hong Shim terlihat
bahagia mendengarnya.
Keduanya
melewati jalan dengan hamparan bunga berwarna kuning. Hong Shim berjalan lebih
dulu sambil berlari lalu mengeluh pada Won Deuk yang tak ingin lari, karena harus
tiba di sana sebelum matahari terbenam. Won Deuk mengaku tidak ingin berlari.
“Aku
tidak berpikir akan melewatkan atau berlari seperti yang kau lakukan. Itulah
hatiku yang bilang.” Kata Won Deuk. Hong Shim akhirnya menarik tangan Won Deuk.
“Apa ini?”
kata Won Deuk akan marah. Hong Shim tak peduli menarik Won Deuk untuk berlari.
Won Deuk pun mengikutinya.
Tuan Park
memberitahu kalau Pengantin pria dan wanita menghilang, Tuan Park Sun Do yang
ingin menikahi Hong Shim mulai menghasut kalau Mereka tidak menaati Putra
Mahkota dan menipu gubernur. Gubernur pun memarahi Tuan Jung.
“Kenapa
kamu hanya duduk di sini? Cepat Bawa mereka masuk.” Kata Gubernur. Tuan Jung
pun memerintahkan Tuan park agar membawa pria itu.
“Matahari
masih di atas sana. Itu belum sepenuhnya terbenam.” Kata Tuan Park
“Tangkap
pasangan itu segera.” Tegas Tuan Jung tak peduli. Akhirnya Tuan Park tak bisa
menolaknya akan melakukanya.
Tapi saat
itu Hong Shim dan Won Deuk akhirnya datang. Tuan Park dengan wajah bahagia
kalau dapat memulai pernikahanya sekarang. Ayah Hong Shim pun bahagia karena
anaknya akahirnya menikah begitu juga warga yang lainya.
Hong Shim
dan Won Deuk sudah memakai pakaian pengantin Joseon dengan duduk saling
berhadapan. Saat itu di langit, awan
mulai bergerak seperti akan berubah jadi hitam mereka pikir kalau akan turun hujan.
“Hari
mulai gelap... Coba Lihat.. Hujan akan turun karena kau akan menikah. Sepertinya
akan hujan.” Ucap Tuan Park berbisik pada Hong Shim. Hong Shim hanya bisa diam
“Penganti
akan membungkuk dua kali sekarang.” Kata Tuan Park memulai upacara. Lalu
Pengantin pria akan membungkuk sekali Setelah itu kedua Mempelai pria dan
wanita akan membungkuk.
Keduanya
melakukan acara penikahan tapi matahari tak terbenam malah naik lagi. Hong Shim
mengeluh kalau tak akan turun hujan. Tuan Park beralasan kalau acara pernikahan
belum selesai jadi Penyempurnaan masih tersisa.
“Pencampuran
energi yin dan yang... akan membawa hujan.” Ucap Tuan Park. Won Deuk seperti
mengingat kalau ada yang bicara tentang Yin dan yang...
Je Yoon
bertemu dengan Gubenur yang terlihat binggung. Gubernur ingin tahu apa yang
dilakukan. Je Yoon pikir dirinya seorang perwira dan ini adalah Kantor Distrik
Ibukota.
“Bukan
itu maksudku... Ini hari terakhir setiap bulan. Bagaimana dengan pernikahanmu?”
kata Gubernur.
“Aku
tidak bisa menikah sendiri... aku butuh seorang wanita.” Kata Je Yoon
“Aku
merasa kasihan terhadap para petani. Para bangsawan tidak mengambil perintah
Putra Mahkota secara serius. “Komentar Gubernur.
“Dunia
ini tidak adil. Itu menghancurkan hatiku.” Ungkap Je Yoon
“Kau
tampak baik-baik saja untuk seseorang dengan patah hati.” Balas Gubernur
melihat Je Yoon tersenyum.
“Aku
pikir masa depanku akan menjadi lebih cerah. Berkat Putra Mahkota, aku mungkin
mendapat promosi dan menikah juga.” Kata Je Yoon dengan wajah bahagia.
Je Yoon
berjalan di jembatan, lalu berhenti karena terdengar suara “ Tetap di sana.” Ingatanya
kembali saat pertama kali bertemu dengan Hong Shim.
“jangan
berpikir untuk menggodaku.” Ucap Hong Shim. Je Yoon tersenyum bahagia dan
tersadar kalau melihat sosok Mon Yeon berdiri di tepi jembatan.
Mon Yeon
teringat dengan kenangan sebelumnya.
Flash Back
Yi Seo
menangis ketakutan berbaring di tumpukan daun. Seok ha mengaku akan pergi dan
memancing mereka jadi ketika mulutnya mulai menggonggong akan bergerak
menjauhlah dan Yi Seo harus berlari. Yi Seo tak mau karena ingin mati saja lalu
bisa bertemu Ayah lagi.
“Jangan
bilang begitu.. kau mendengarkan apa yang Ayah bilang... Kita harus hidup. Ini
adalah perintahnya... Apakah kau akan membangkang karena Ayah sudah mati?” ucap
Seok Ha pada adiknya.
“Jangan
pergi... Apa yang harus aku lakukan...tanpamu?” ucap Hong Shim
“Jika
kita berpisah, datanglah ke Jembatan Mojeong pada tanggal 15 setiap bulan. Jadi
Tetaplah kuat... Ketika tidak ada gerakan, larilah... “ perintah Seok Ha pada
adiknya dan berusaha tegar menutup wajah adiknya dengan daun.
Hong Shim
duduk diam di depan rumah. Kkeut Nyeot datang bertanya apa yang memikirkanya.
Hong Shim menyangkal sambil menghapus air matanya. Kkeut Nyeo melihat Hong Shim
menangis.
“Kenapa?
Kamu tidak dipaksa menikah kan, bahkan kau dan Won Deuk sudah bertunangan.” Ucap
Kkeut Nyeo
“Aku
tahu.. dan merasa senang... Itu tidak terasa nyata.” Ungkap Hong Shim mencoba
bahagia
“Aku
sangat iri, kau harus menikah dengan pria yang kau sukai, jadi Masuklah ke
dalam. Suamimu sedang menunggumu.” Kata Kkeut Nyeo mengoda.
Keduanya
duduk dalam ruangan, Won Deuk melihat sekeliling melihat lampu yang masih
menyala lalu bertanya apakah hanya ia satu-satunya yang tidak nyaman. Hong Shim
mengaku tidak nyaman juga. Won Deuk
mengaku kalau kalau menikah karena tak punya pilihan.
“Tapi aku
masih tidak ingat masa laluku... Karena itu, kau tidak akan menyentuh rambut di
tubuhku.” Tegas Won Deuk. Hong Shim menganguk mengerti dengan nada mengoda.
“Semuanya
di sini terlihat tidak nyaman.” Ucap Won Deuk lalu Hong Shim lalu berjalan
mendekat suaminya.
“Beraninya
kau. Apa kau tidak mendengarkan peringatanku tadi?” ucap Won Deuk mundur.
“Kami
adalah pasangan yang sudah menikah sekarang, jadi kita harus bermalam bersama.”
Kata Hong Shim berani menarik tali pada pakaian Won Deuk.
Won Deuk
melihat bajunya yang sudah dibuka berbalik dengan mendorong Hong Shim akhirnya
berbaring dibawahnya. Hong Shim ingin melepaskan tanganya, tapi Won Deuk sudah
menahanya dengan erat. Saat itu juga Goo Dol sengaja membolongi bagian pintu.
“Won Deuk
yakin sepertinya sudah terdorong.” Ucap Goo Dol bahagia setelah mengintip.
Beberapa orang yang berada didepan pintu ingin melihatnya juga.
“Hei..
Apa yang sedang kamu lakukan? Sudah pulanglah!” teriak Ayah Hong Shim terlihat
marah melihat semua tetangganya.
“Ini
tidak seperti kelihatannya... Kami hanya khawatir tentang Won Deuk. Dia mungkin
lupa apa yang harus dia lakukan di malam hari.” Kata Goo Dol
“Dia
terlihat seperti pria, siapapun bisa melakukan apa saja. Jadi jangan khawatir
dan pulanglah.” Tegas Ayah Hong Shim menyuruh semua pergi dengan mengancam
mengunakan kayu. Semua pun bergegas pergi.
Hong Shim
masih terdiam melihat Won Deuk ada diatas tubuhya, Won Deuk menegaskan kalau
sudah mengatakan jangan menyentuh rambut di tubuhnya. Hong Shim pikir kalau Won
Deuk yang menyentuhknya lebih dulu. Won Deuk tersadar kalau memegang tangan
Hong Shim.
“Aku
memperingatkanmu... Jangan mencoba melakukan sesuatu yang tidak senonoh denganku
lagi....” tegas Won Deuk mengikat kembali bajunya.
“Begitulah
cara untuk menikah.” Komenta Hong Shim sambil membuka bajuya. Won Deuk terlihat
marah .
“Aku membuka
baju untuk pergi tidur.. Jadi Jangan salah paham. Aku tidak peduli dengan
mereka yang tidak menyukaiku... aku akan berbaring di sini, jadi kau...” ucap
Hong Shim memasang alas tidurnya.
“ Aku
tidak akan berbaring...Aku tidak bisa tidur di kamar yang kotor seperti ini.” Ucap
Won Deuk
Hong Shim
tak peduli karena akan tidur sekarang
mencoba untuk santai berbaring. Won Deuk bersandari di dinding mengeluh kalau
hari ini adalah hari yang panjang dan melelahkan. Hong Shim memilih untuk
memiringkan badanya untuk mencoba tidur. Won Deuk kembali mengeluh Bagaimana
akan menghabiskan malam yang panjang ini.
Lampu
mulai dimatikan, saat itu Hong Shim terbangun dan diam-diam menarik tali baju
Won Deuk untuk membukanya. Won Deuk yang tertidur pulas tanpa sadar ikatan
bajunya sudah terlepas.
Sementara
di luar rumah, Ayah Hong Shim mengali tanah untuk mengubur baju Won Deuk saat
ditemukan dengan panah.
“Maaf,
tapi aku tidak bisa.. biarkan Hong Shim menjadi selir seseorang dan dia juga
tidak meninggalkanku.. Ingatanmu tidak akan pernah kembali. kau dan Hong Shim
harus hidup bahagia selamanya.” Ucap Ayah Hong Shim lalu mengubur pakaian Won
Deuk.
Won Deuk
terbangun dari tidurnya dan tersadar kalau sudah tak mengunakan pakaian. Saat
itu Hong Shim masuk ruangan, Won Deuk panik bertanya apa yang dilakukan Hong Shim
tadi malam. Hong Shim dengan santai kalau melepaskan pakaiannya. Won Deuk panik
“Tidak
mungkin...” ucap Won Deuk berpikiran aneh. Hong Shim menunjuk kalau sudah
menggantung pakaian Won Deuk.
“Jika
kita bosan satu sama lain, maka akan memotong pita itu. Jika seseorang
melakukan itu, maka kita akan berpisah tanpa ragu-ragu.” Jelas Hong Shim
“Apa kau
tidak memohon padaku untuk menikahimu?” kata Won Deuk. Hong Shim pikir lebih
baik hiduplah dengan senang hati selamanya.
“Ini
adalah tawaran yang layak. Aku akan mengambilnya, jadi berikan aku baju baru.” Kata
Won Deuk.
Hong Shim
menujuk kalau baju ada disampingnya. Won Deuk menatap baju yang lusuh mengatakan
kalau itu bukan yang baru jadi tidak
akan memakainya, bahkan menurutnya kalau itu
tidak bisa menyebut pakaian. Hong
Shim tak peduli karena Won Deuk ingin
tetap telanjang tak usah memakainya.
“Lagipula
kau memiliki tubuh yang bagus juga” komentar Hong Shim mengoda. Won Deuk
terdiam hanya bisa menutup badanya.
Akhirnya
Won Deuk keluar dengan pakaian yang diberikan Hong Shim, Ayah Hong Shim menyapa menantunya. Won Deuk
mengaku kalau Lengannya pendek dan bahannya lusuh bahkan jahitannya sangat
mengerikan.
“Mereka
cocok denganmu, kau terlihat sempurna di dalamnya.” Komentar Hong Shim. Won
Deuk mengeluh dengan yang dikatakan Hong Shim
“Mereka
mengatakan wajah tampan membuat pakaian terlihat bagus.” Ungkap Hong Shim. Ayah
Hong Shim setuju.
“Kau
sangat tampan sehingga kamu bisa melakukan apa saja. Jadi Sekarang duduklah dan
makan sarapan.” Kata Hong Shim
“Apa aku
satu-satunya yang tidak nyaman dengan cairan hitam ini?” keluh Won Deuk melihat
makanan diatas meja.
“Jangan
beri tahu aku, bahwa kau sangat pemilih makanan.” Keluh Hong Shim.
Bagaimana
aku bisa pilih-pilih ketika tidak ada yang dimakan? Ini adalah makanan yang
diberikan kepada babi dan anjing.” Komentar Won Deuk.
Hong Shim
tak terima karena dianggap Won Deuk itu memanggil mereka babi dan anjing. Ayah
Hong Shim menahan anaknya agar tak marah, Lalu berbicara pada Won Deuk kalau
makana itu terlihat tak menarik, tapi Hong Shim itu koki yang hebat jadi meminta
agar mencobanya. Won Deuk tak ingin disentuh oleh Ayah Hong Shim saat akan
menaruh sendok ditanganya.
“Won
Deuk, bagaimana berani kau berbicara seperti itu dengan ayahku? Siapa yang
mengajarimu bersikap kasar?” ucap Hong Shim membela ayahnya.
“Hong
Shim, aku bisa mengatakan hal yang sama padamu! Bagaimana kamu bisa memanggil
suamimu dengan namanya?” kata ayah Hong Shim.
“Kau lebih
baik makan ini sekarang. Atau kau akan berada dalam masalah... kau harus
menyeberangi gunung dan sungai untuk sampai ke rumahmu. Aku tidak akan peduli
meski itu terlalu sulit untukmu.” Kata Hong Shim
“Apa Dia
akan pergi ke rumahnya?” tanya Ayah Hong Shim panik
“Dia
harus pergi mengambil pakaian dan barang-barangnya.”kata Hong Shim. Ayah Hong
Shim melarang karena tidak boleh ada barang semacam itu.
“Setidaknya
harus ada sepotong celana dalamnya.” Keluh Hong Shim. Tuan Hong Shim pikir
kalau tak memberitahu anaknya.
“Orang tuanya
meninggal ketika dia muda. Dia tinggal sendirian di sebuah rumah kosong di
pegunungan. Tapi rumahnya terbakar menjadi abu... yang membuatnya bergabung
dengan militer.” Kata Tuan Hong Shim.
Hong Shim
kaget mendengarnya, begitu juga Won Deuk yang baru tahu tentang asal usulnya.
Hong Shim tak percaya kalau ayanya menikah dengan pengemis tanpa uang. Won Deuk
pun tak percaya kalau dirinya seorang yatim piatu dan tidak punya uang.
Won Deuk
duduk diam dalam ruangan seperti masih terlihat shock. Semangkuk makanan masih
utuh, Ayah Hong Shim khawatir karena Won Deuk sama sekali tidak menyentuh
makanannya dan berpikir kalau memasak menu lainya.
“Kelaparan
akan menjadi lauknya jadi enak... Dia akan datang untuk makan baik jika dia
terus kelaparan.” Kata Hong Shim
“Ngomong-ngomong,
bagaimana bisa seseorang tidak memiliki apa-apa dengannya? Apa kau berpikir
untuk memperkenalkan pria semacam itu kepadaku?” ucap Hong Shim sedih
“Tetap
saja, dia pria yang baik, meskipun latar belakangnya yang miskin.” Kata Ayah
Hong Shim yakin.
“Tidak,
dia punya sesuatu... Dia melayani militer tiga kali... Dia melayani tugas
militer atas nama seorang tuan yang besar juga.” Kata Hong Shim bangga. Ayahnya
pun setuju.
“Aku
harus pergi melihat mereka. Keluarga itu harus memberikannya uang, jadi aku
akan mengambilnya.” Ucap Hong Shim yakin. Ayahnya binggung apa yang akan
dilakukan Hong Shim.
Hong Shim
masuk kamar menyuruh Won Deuk untuk berdiri, keduanya sudah berjalan di hutan.
Won Deuk mengaku tidak inga siapa yang melayani tugas militer. Hong Shim pikir
kalau Won Deuk akan ingat setelah sampai di sana.
“Aku
tidak ingin menghabiskan dengaku untuk sesuatu yang tidak pasti.” Ucap Won
Deuk.
“kau
melalui begitu banyak masalah untuk melayani militer bagi mereka. Jadi kau harus sudah dibayar untuk itu. Jangan mengeluh dan
ikutin aku saja.” Ungkap Hong Shim
berjalan lebih dulu.
Dua pria
menghadang Hong Shim dan Won Deuk ingin tahu mau kemana. Hong Shim dengan
berani mengatakan akan pergi ke desa bagian atas. Si pria meminta agar Hong
Shim membayar Bayar 5 Yang untuk desa atas dan 2 yang untuk desa berikutnya,
lalu 10 Yang untuk rute 2 arah dari sebelah desa atas.
“Hentikan
omong kosong dan minggirlah. Kami sedang sibuk.” Ucap Hong Shim berani melawan
“kau
tidak dapat melewati itu.” Ucap Si pria menghadangnya.Hong Shim heran karena
mereka harus bayar tiba-tiba
“Aku
sudah datang dan pergi di jalan ini ratusan kali.” Kata Hong Shim.
“Maka
kamu harus membayar untuk yang terakhir itu juga... Kalau Ratusan kali... Berapa
banyak seharusnya?” kata Si pria mulai menghitung
“Itu
harus lebih dari 1.000 yang untuk memulai.” Ucap Won Deuk. Hong Shim menatap
kesal
“Sepertinya
kau tidak mampu membayarnya. kita
kembali saja.” Kata Won Deuk akan berjalan pulang.
Hong Shim
menahanya, karena tak takut dengan dua pria yang ada didepanya, lalu mengancam
kalau akan melaporkan kalian ke kantor hakim kalau tak minggir. Dua pria itu
dengan bangga kalau tidak akan terjadi.
Won Deuk
terbangun dan terasadar kalau sudah berbaring didepan Hong Shim, lalu berusaha
melepaskan diri. Hong Shim pun terbangun lalu bertanya Apa yang terjadi. Won
Deuk pikir kalau itu yang ingin ditanyakan.
“Sangat
tidak nyaman jika tubuh kita saling menempel..” kata Won Deuk
“Bukan
hanya kau. aku merasa tidak nyaman juga.” Ungkap Hon Shim
“Kita
harus melarikan diri dari situasi ini dengan cepat.” Kata Won Deuk mencoba
melakukan sesuatu.
“Di mana
kau pikir kamu meletakkan tanganmu itu? Lepaskan itu.” Tegas Hong Shim meraskan
Won Deuk memegang tanganya.
Won Deuk
mengaku tidak mencoba menyentuhnya, tapi
hanya mencoba untuk mengambil tangannya, karena harus mengeluarkannya untuk
melakukan sesuatu. Hong Shim menyuruh Won Deuk agar Jangan bergerak dan diam.
“Kita
tidak bisa keluar dari sini seperti ini..” ucap Hong Shim. Won Deuk ingin tahu
apa yang dilakukan dan dinginkan sekarang.
“Kita
harus berguling bersama dan kau berguling sekarang” kata Hong Shim.
Won Deuk
menolak untuk berguliing. Hong Shim binggung. Won Deuk mengatakan kalau ingin
tetap seperti ini. Hong Shim makin binggung.
Bersambung
ke episode 4
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar