PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung
berteriak marah dengan yang dilakukan wanita yang tak dikenalnya menyalakan
lampu yang menyilaukan matanya. Gi Bbeum terdiam menatap wajah Ma Sung yang
dikenalnya tiga tahun lalu di China.
“Bagaimana
kau bisa mengarahkan kamera itu ke wajah ku tanpa seijin ku? Apakah kau tidak
punya sopan santun? Apa yang baru saja kau rekam? Berikan itu padaku.” Teriak
Ma Sung
Gi Bbeum
melihat tangan Ma Sung ada tatto bunga, Ia mengingat saat itu Ma Sung
mengatakan bunga serratula coronata yang artinya "Kenangan." Gi Bbeum masih tetap diam karena bertemu
kembali pria yang meninggalkan begitu saja saat terakhir kali.
“Tidak
bisakah kau mendengarku?” teriak Ma Sung langsung menarik kamera dari tangan Gi
Bbeum
Saat itu
kamera jatuh berantakan dilantai dan semua ikan yang dibawa Gi Bbeum berantakan
dilantai. Gi Bbeum panik tapi Ma Sung tak peduli memperingatkan Gi Bbeum agar
menghapus semuanya.
“Tunggu,
Gong Ma Sung!” teriak Gi Bbeum. Ma Sung kaget dan akhirnya membalikan badanya.
“Apakah
kau baru saja mengatakan nama aku?” ucap Ma Sung. Gi Bbeum membenarkan.
“Apa kau
tidak ingat aku?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung malah merasa Gi Bbeum tak begitu penting sampai harus
mengingatnya.
“Mulailah
dengan bersihkan semua ini, Sekarang juga.” Tegas Ma Sung setelah menginjak ikan
basah dengan sepatunya. Gi Bbeum terdiam karena Ma Sung ternyata tak
mengingatnya.
Tuan Kim
keluar dari toilet kaget melihat kamera yang jatuh dan juga semua ikan
berantakan dilantai. Ia langsung mengumpat Gi Bbeum tak waras. Gi Bbeum pun
hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Apakah
kau tahu betapa mahalnya ini? Kenapa kau selalu menimbulkan masalah?” teriak
Tuan Kim marah. Gi Bbeum hanya bisa tertunduk sedih.
Sementara
Ma Sung kembali masuk ke dalam ruangan, terihat kesal karena sepatunya baru
saja menginjak ikan, lalu menganti dengan sandal dan membuang sepatunya ke
tempat sampah sambil mengumpat kesal dengan Gi Bbeum yang baru ditemuinya.
Nan Joo
menutup hidungnya karena bau ami ikan sambil membahas Gi Bbeum yang bertemu
dengan Pria yang ditemui di Hainan yaitu Pria yang mencampakannya. Gi Bbeum
membenarkan dengan memisahkan beberapa ikan dalam kantung.
“Tapi,
dia tidak mengingatku.” Kata Gi Bbeum sedih. Nan Joo pikir itu sudah pasti. Gi
Bbeum kesal mendengarnya.
“Bagaimana
bisa dia tidak bisa mengingatku, padahal sudah ciuman?” keluh Gi Bbeum
“Bukannya
dia tidak ingat. Tapi Dia mungkin tidak mau. Kau benar-benar berbeda dari
sebelumnya. Sekarang Hidupmu berantakan.” Komentar Nan Joo. Gi Bbeum pun tak
menyangkalnya.
“Ini Sudah
tiga tahun berlalu. Tapi Terserah... Kau membantuku tokoku seperti ini. Tapi
aku bahkan tidak sanggup membayar sewa, Jadi Aku bayar dengan ini. Aku akan
menjual banyak pakaian dan memberimu banyak uang.” Ucap Gi Bbeum memberikan
beberapa potong ikan.
“Ini bukan
masalah besar.” Pikir Nan Joo ingin menolak ikan dari temanya tapi Gi Bbeum
memaksa agar mengambilnya saja.
“Sudah
kubilang aku tidak suka ikan.” Keluh Nan Joo tapi membawanya pergi juga. Gi
Bbeum pikir sudah memberinya banyak ikan.
Nan Joo
menatap wajah dicermin terlihat sangat lusuh dan tidak terawat, lalu berkomenta
kalau Ma Sung memang pasti malu mengenalinya.
Akhirnya
berjalan pulang tak sengaja menginjak selembaran [Gi Bbeum: Obralan Luar Biasa]
dengan wajah dirinya. Gi Bbeum kaget melihat banyak poster dirinya didepan
sebuah toko.
Beberapa
orang menyadari kalau Gi Bbeum yang ada didekat mereka dan berkomentar kalau tidak
sama dengan Joo Gi Bbeum yang dulu dan sangat menyedihkan. Gi Bbeum hanya bisa diam
berusaha mengambil semua selembaran.
Ma Sung
kembali ke rumah, Sek Yang memberitahu kalau Ma Sung harus berangkat 10 menit
lebih awal besok dan melihat Ma Sun yang tak mengunakan sepatunya lalu bertanay
ada apa dengan sepatunya. Ma Sung menjawab kalau sudah membuatnya.
“Kenapa?”
tanya Sek Yang binggung melihat Ma Sung malah membuang sepatunya sendiri.
“Jangan
bertanya atau Berdebat denganku. Kau harus Belikan aku yang sama persis, agar aku
tidak bingung besok. Itu saja.” Tegas Ma Sung sebelum masuk ke dalam rumah.
Sek Yang
tak banyak bicara hanya menganguk mengerti saja lalu mengucapkan Selamat malam.
Setelah Ma Sung menutup pintu Sek Yang bertanya-tanya dengan sikap Ma Sung
kembali dingin dan juga pemarah.
Joo Ja
Rang membakar ikan diatas kompor portable. Gi Bbeum bertanya ada apa dengan
gasnya. Ja Rang mengatakan kalau Terputus. Gi Bbeum mengerti karena tak bisa
membantu dengan keadaanya sekarang. Ja
Rang bertanya Apa kakaknya naik perahu hari ini. Gi Bbeum membenarkan.
“Kita
tidak perlu khawatir lauk-pauk selama sebulan” ucap Gi Bbeum bangga
“Aa Kau
tidak takut air lagi?” sindir Ja Rang. Gi Bbeum pikir kalau dirinya lebih takut
tidak menangkap ikan.
“Bagaimana
dengan Sa Rang?” Tanya Gi Bbeum. Ja Rang pikir Sa Rang pergi untuk menjemput
ayahnya.
Sa Rang
berteriak meminta bantuan, Gi Bbeum dan Ja Rang keluar dari rumah melihat ayah
mereka ada diatas trolly dan mabuk. Sa Rang heran melihat dua kakaknya hanya
diam saja dan meminta agar segera memawa masuk.
“Wow, dia
banyak minum hari ini.” Keluh Gi Bbeum bisa menghirup bau nafas ayahnya, lalu
mereka pun menarik trolly masuk ke dalam rumah.
“Siapa yang
membawanya hari ini?” tanya Ja Rang. Sa Rang tak tahu tapi yang dia tahu ada
beberapa pria.
Mereka
makan malam bersama dengan menu ikan yang dibawa Gi Bbeum. Tuan Go terbangun, Gi
Bbeum mengeluh kalau Ini waktunya puisi. Ja Rang ingin tahu Puisi macam apa
hari ini, Sa Rang berteriak kalau tak mau mendengarnya.
“Sebuah
puisi malam... Kita membutuhkan puisi malam. Sebelum aku memanggil namamu kau
hanyalah sampah. Saat aku memanggil namamu, Aku ingin "kebahagiaan,
kebanggaan Dan cinta." Kata Tuan Jo menunjuk tiga nama anaknya dengan arti
namanya.
“Aku
ingin menjadi milikmu, dan menjadikanku bintang biru yang menjadi sumber
kehidupan semua orang. Seperti itulah.” Kata Tuan Go lalu kembali tertidur
karena mabuk.
Semua
hanya bisa menghela nafas dengan tingkah ayah mereka, Gi Bbeum memukul adiknya,
saat melihat baju yang dipakainya menyuruh agar melepaskannya. Sa Rang menolak
dan meminta agar membiarkan saja karena yang dipakain itu seragam kelasnya.
“Kau
Lepaskan sekarang juga dan kau bisa pakai ini.” Ucap Gi Bbeum mengeluarkan kaos
dari tasnya.
“Aku
tidak mau.... Baju yang kau buat itu payah.” Keluh Sa Rang yang ingin membahas
tentang ikan tapi Gi Bbem mengaku kalau Ceritanya panjang.
“Apa ini?
Wah.... Beraninya orang melakukan ini?” kata Ja Rang mengambil poster foto
kakaknya.
“Tidak
begitu, sudahlah. Pasangan lansia menjalankan toko ini yang sepertinya akan
segera dibeli. Jadi mereka menjual
segalanya. Itu bukan kesalahan mereka, jadi tidak usah marah.” Ucap Sa Rang
menangkan adiknya.
Ja Rang
terlihat sangat marah, tapi Sa Rang menenangkan adiknya agar tak marah. Ja Rang
memastikan kakaknya itu baik-baik saja.
Gi Bbeum mengaku baik-baik saja.
“Setelah
makan, ayo kita mendaur ulang ini, oke? Kau tahu mantra ayah, kan? "Ayo
selamatkan bumi." Tapi Aku ingin tahu apa Ayah makan.” Ucap Gi Bbeum
mencoba mengalihkan pembicaran.
Ma Sung
duduk diatas meja, terlihat muak melihat menu ikan diatas meja. Ia mengingat
saat tak sengaja menginjak ikan yang sama dan akhirnya membuang sepatunya
karena jijik. Ia melihat jadwal yang ada
dipapan [Makan malam: Panggang gabus
merah]
“Kenapa
aku harus makan malam dengan ini?” keluh Ma Sung kesal akhirnya langsung
menyingkirkan ikan dari atas meja.
Ma Sung
menuliskan kembali jurnal harianya dengan rapih
[5
September, 8 pagi: Ada pertemuan tentang rehabilitasi rumah sakit anak-anak]
[01:00:
Konsultasi dengan Dr. Yoon, Sistem limbik sepertinya tidak merespon perawatan.
Hipnoterapi]
Ia
terdiam sejenak mengingat kejadian saat marahi seorang wanita agar membersihkan
semua ikan secepatnya.
“Ini
Suatu berkah bisa Melupakan kejadian seperti itu.” Komentar Ma Sung bahagia
lalu kembali menuliskan [Jam 17:00: Istirahat dengan tenang.]
Gi Bbeum
masuk kamar melihat adiknya sedang dandan diatas tempat tidur, lalu berkomentar
kalau merias wajah di tengah malam akan membuat kulit membusuk. Sa Rang pikir
itu bohong, karena Semua selebritis juga melakukan ini.
“Kau akan
berakhir seperti aku dan tidak menyukainya.” Ucap Gi Bbeum langsung berbaring
di tempat tidurnya. Sementara adiknya berteriak marah.
Gi Bbeum
berbaring menatap foto-fotonya di langit tempat tidur saat masih menjadi cantik
sebagai arti. Lalu teringat ucapan Ma Sung “apa kau begitu penting untuk
diingat?” Wajah Gi Bbeum terlihat sangat kesal mengingatnya.
Sementara
Ma Sung membaca buku diatas tempat tidurnya, alarm berbunyi tepat jam 10 malam.
Ia menaruh buku dan tidur dengan nyenyak, lalu terbangun pada pukul 5 pagi,
seperti waktunya sudah diatur selama 3 tahun.
Ia lalu
mandi dengan membahasi kepalanya, tiba-tiba ingatanya melihat sosok wanita
yaitu Gi Bbeum, tapi tak bisa mengingat siapa wanita yang ada dalam ingatanya.
Akhirnya
Ia membuka jurnal kemarin membaca apa saja yang dikerjakan kemarin “Pertemuan
di pagi hari, Konsultasi, lalu
hipnoterapi. Kemudian istirahat.
“Tidak
ada yang luar biasa.” Kata Ma Sung lalu tiba-tiba ingat yang dikatakan Gi Bbeum
“Apa kau mengingatku?”
Ma Sung
kebingungan karena bisa mengingat suatu kejadian, lalu bergegas menelp Sek Yang
agar segera naik sekarang juga.
Sek Yang
datang terburu-buru membawa sepatu yang diminta Ma Sung diatas meja. Ma Sung
memberikan gambar wajah Gi Bbeum dengan mengunakan plastik dan juga ikan yang
berserakan, lalu bertanya Apa ini, karena tak mengingatnya.
“Nah, ini
gambar.” Kata Sek Yang melihatnya. Ma Sung pikir Sek Yang sedang bercanda.
“Ketika
aku bangun pagi ini, aku ingat itu.” Ucap Ma Sung. Sek Yang pikir kalau Ma Sung
bermimpi buruk tadi malam.
“Aku
tidak bermimpi tiga tahun terakhir. Kau tahu itu” ucap Ma Sung binggung
“Nah, jika
bukan mimpi, lalu apa itu?” kata Sek Yang binggung.
“Bahkan
jika itu adalah mimpi, itu terlalu jelas.” Pikir Ma Sung binggung
“Apa Kau
ingat? Apa Kau benar-benar mengingat sesuatu? Coba lihatlah lebih dekat... Jadi
Siapa ini?” ucap Sek Yang mendekatkan gambarnya
“Itulah
alasan aku memintamu, Sekretaris Yang.” Keluh Ma Sung sinis. Sek Yang menganguk
mengerti.
“Hanya
ada pemandangan disini.” Komentar Sek Yang melihat gambar yang dibuat Ma Sung
“Dia
bahkan tidak terlihat seperti Seseorang yang perlu diingat. Siapa sebenarnya dia?” pikir Ma Sung
kebingungan.
Gi Bbeum
melonggo ke pintu memanggil Tuan Kim yang menjadi Sutradara dan juga producer
untuk channel online. Tuan Kim tak terlihat
dalam ruanganya, Gi Bbeum masuk terus memanggil Tuan Kim dan akhirnya Tuan Kim
keluar dari balik meja dengan plester koyo dibagian dahinya
“Jangan
mendekat! Kau Bicara saja di sana.” Jerit Tuan Kim ketakutan. Gi Bbeum
menanyakan keadaan Tuan Kim sekarang.
“Kau
tanya Bagaimana kabarku? Apa aku terlihat baik-baik saja?” ucap Tuan Kim marah
“Benar,
kau tidak terlihat baik-baik saja. Jadi Itu sebabnya aku membawakan ini.” Kata
Gi Bbeum ingin mendekat tapi Tuan Kim meminta agar menaruh di meja saja.
“Yah, aku
menjalankan sebuah toko kecil bernama "Fantastis", ini pakaian untuk
putramu. Lalu Ini baju untuk putrimu. Dan inilah yang terbesar. Ini jaket untuk
istrimu.” Kata Gi Bbeum mengeluarkan baju dari tasnya.
“Aku
minta maaf tentang apa yang terjadi pada lensa kameramu” kata Gi Bbeum
tertunduk
“Lensa itu
harganya 2.567.800 won. Apa Kau tahu?” ucap Tuan Kim makin marah
“Aku akan
membelikanmu yang sama. Aku minta maaf. Maafkan aku Sekali ini saja, Direktur.”
Pinta Gi Bbeum
“Aku
hanya menagihmu lensa karena kita sudah bekerja begitu lama.” Ucap Tuan Kim
Gi Bbeum
mengucapkan terima kasih. Tuan Kim
menyuruh Gi Bbeum agar menyetorkan uang ke akun miliknya dan Jumlahnya di
belakang nota yang ada diatas meja. Gi Bbeum melihat jumlah dibagian belakang
note [2.572.800 won]
“ Direktur...
Jumlah yang ditulis di Sini 2.572.800 won. Harganya berbeda dari apa yang kau
katakan.” Kata Gi Bbeum heran
“Apa aku
harus membayar ongkos kirimnya juga?” teriak Tuan Kim marah. Gi Bbeum pikir
memang harus membayarnya.
“Dan Juga,
temukan tim baru.” Kata Tuan Kim, Gi Bbeum panik karena akan dipecat begitu
saja.
“Setiap
kali aku bersamamu, sesuatu yang buruk selalu terjadi. Kau sangat sial. Dan Semua
barang yang kau bawa, singkirkan semuanya. Lalu Cepat keluar!” teriak Tuan Kim.
Gi Bbeum dengan menahan rasa sedih mengambil semua barang diatas meja.
“Aku akan
mengambil semua ini dan keluar dari sini. Jadi pastikan untuk menghapus video
sebelumnya, oke?” tegas Gi Bbeum
“Itu Sudah
terhapus karena kameranya rusak! Cepat keluar! Aku akan memberimu satu menit.”
Kata Tuan Kim. Gi Bbeum pikir kalau Sudah
banyak kenangan disini.
Gi Bbeum
keluar dari kantor melihat note ditanganya
[Kim Byung Tae, Joeun Bank 00168-442-03-35824] lalu menghela nafas
karena menambah Hutang lagi.
Akhirnya
Gi Bbeum kembali ke gudang tempat online shopnya berjalan terlihat forum [Bisakah kau membunuh seseorang untukku,
Pembunuh Joo?] banyak komentar yang menulis “Apa pemilik toko online ini penyanyi Joo Gi Bbeum? Apa Pelaku
insiden Min Hyung Joon?” dengan nada
sinis.
“Hapus
pertanyaan yang tidak terkait dengan pembelian.” Balas Gi Bbeum menahan emosi.
Akhirnya
Ia melihat [Pencarian trending: 1. Foto
Lee Ha Im akan bekerja] Ha Im memposting foto pada Instagramnya dengan caption “Aku sedang syuting
meski banyak debu. Jaga kesehatanmu!”
Ha Im
sibuk mengambil foto didalam mobil dibanding syuting, sementara Assitant sibuk
meminta maaf pada sutradara dan berjanji akan membawa Ha Im sekarang. Ia lalu mengetuk pintu mobil
memberitahu Ha Im aklau Sudah waktunya untuk syuting adegan berikutnya.
“Ha Im...
Kau harus keluar sekarang. Semua orang menunggumu.” Ucap Ass. Ha Im dan
berusaha membuka pintu mobil tapi sudah dikunci dari dalam.
“Kenapa
kau mengunci pintunya lagi?” keluh Ass lalu mengangkat telp yang berdering.
“Aku
tidak bisa syuting hari ini karena debu halus. Inhalerku membusuk.” Kata Ha Im
menelp ass dari dalam mobil.
Ass serba
salah mendatangi sutradara kembali memberitahu kalau Ha Im mengatakan debu halus hari ini...Sutradara dan lainya
berteriak marah karena Ha Im yang tak sadar
“Dia berasal
dari keluarga kaya, tidak baginya jika gagalpun.” Komentar Ass Sutradara
“Sepertinya,ayahnya
adalah ketua perusahaan pembuat lift
besar.”kata Ass Ha Im. Sutradara tak peduli menyuruh agar memanggil Ha Im
segara.
“Lee Ha
Im adalah debu halus dalam hidupku.” Keluh Nan Joo menghela nafas panjang
dengan sikap kesal.
Ia
menerima telp Gi Bbeum dengan ponsel yang diselipkan pada roknya, dua ass-nya
mendengar Nan Joo berbicara dengan Gi Bbeum lalu mendekat. Gi Bbeum
menceritakan kalau dipecat hari ini. Nan Joo kaget karena Gi Bbeum lagi-lagi
dipecat.
“Aku
pantas mendapatkannya. Aku menghancurkan kameranya.” Kata Gi Bbeum
“Baiklah.
Sutradara itu pun terlihat seperti penipu.” Kata Nan Joo yakin. Gi Bbeum pikir
Tuan Kim bukan tipe orang seperti itu, seperti masih sangat polos.
“Hei.. Kau
bilang, dia mengatakan kepadamu untuk membakar dan memakan jimat, dan dia
merekamnya! Apa dia menghapusnya? Dia tidak akan mengunggahnya, kan?” tanya Nan
Joo
“Ya, aku
bicara dengannya. Dia tidak akan mengunggahnya.” Ucap Gi Bbeum yakin
“Ngomong-ngomong,
apa kau benar-benar mempertimbangkannya?” tanya Nan Joo. Gi Bbeum bertanya
mempertimbangkan apa maksudnya.
“Membuat comeback
di industri hiburan. Setiap kali aku pergi ke pemotretan, aku memikirkanmu. Apa
Kau benar-benar tidak punya rencana?” kata Nan Joo
“Sudah
kubilang, tidak. Aku akan menghasilkan uang, Aku ingin menjadi ratu belanja
online. Oh iya, Nan Joo. Apa tidak apa-apa jika aku pergi bekerja di tokomu
setiap hari?” kata Gi Bbeum dengan nada memohon.
“Setiap
hari? Yah.. Tentu saja kau bisa. Jangan khawatir, dan gunakan ruang itu
sesukamu.” Ucap Nan Joo seperti tak bisa menolak.
Gi Bbeum
mengucapkan terimakasih dan memuji Nan Joo.
Nan Joo menyuruh Gi Bbeum agar kerja saja lalu menaruh kembali ponsel
pada pinggangnya tanpa sadar ponselnya masih menyala. Dua Ass-nya mendekat
memastikan kalau Gi Bbeum akan terus datang ke toko.
“Ya.
Kenapa?” ucap Nan Joo, Saat itu Gi Bbeum mendengarnya memberitahu Nan Joo kalau
belum menutupnya...
“Semua
staf membicarakanmu.” Kata Ass Nan Joo, Nan Joo ingin tahu Membicarakan apa?
“Aku dulu
penggemar Hyung Joon Tapi memang benar dia mati karena Joo Gi Bbeum.” Kata Hyo
Won
“Jangan
berani bilang hal-hal seperti itu, Hyo Won. Dia dinyatakan tidak bersalah.”
Tegas Nan Joo membela
“Kau bilang
Joo Gi Bbeum kasar kepadamu ketika dia diatas. Kenapa kau sangat baik padanya?
Kau lebih baik Abaikan saja.” Komentar Hyo Won
“Kenapa
kalian berdua? Berhenti bicara omong kosong, kalian lebih baik kerja sana.”ucap
Nan Joo marah. Gi Bbeum mendengar pembicaran keduanya langsung menutup telp
dengan wajah sedih.
Nyonya
Park berdiri didepan jendela menanyakan “Bagaimana dengan Ki Joon?” Direktur
memberitahu < Dokumen pengusiran dari .sekolahnya di AS sudah diproses.
Nyonya Park ingin memastikan anaknya kembali ke Korea beberapa bulan lebih awal
dari yang dijanjikannya.
“Enam
bulan, tepatnya.” Kata Direktu. Nyonya Park ingin tahu keberadaan anaknya
sekarang.
“Dia membangun
sendiri sebuah studio di Hannam-dong beberapa hari yang lalu.” Kata direktur.
Nyonya Park mulai mengumpat marah
“Mari
kita lihat berapa lama dia bisa kabur. Bekukan semua kartu kreditnya.” Perintah
Nyonya Park akhirnya kembali duduk.
“Bagaimana
keadaan Ma Sung belakangan ini?” tanya Nyonya Park pada Direktu lain dan ada
Dokter Yoon yang duduk bersebelahan dengan Sek Yang.
“Dia memanggil
beberapa dokter Dan mulai bekerja pada rencana untuk "Desa
Penyembuhan."” Jelas Direktu. Nyonya Park binggung apa maksudnya
"Desa Penyembuhan."
“Desa
rehabilitasi untuk pasien yang menderita demensia. Tapi proyek itu juga lebih
berfokus pada layanan umum daripada menghasilkan keuntungan besar.” Jelas
Direktur.
“Dokter
Yoon... Bagaimana keadaan Ma Sung saat ini? Apa kau melihat ada peluang untuk pemulihan?”
tanya Nyonya Park
“Kami
melakukan banyak perawatan padanya Tapi dia belum menunjukkan kemajuan.
Sepertinya, akan sulit baginya untuk segera pulih.” Jelas Dokter Yoon.
“Bagaimana
dengan jadwal Ma Sung?” tanya Nyonya Park. Sek Yang memberikan berkas jadwal Ma
Sung
Nyonya
Park membaca [Jadwal Mingguan Direktur Pusat Gong Ma Sung] mulai dari [8:00
pagi. Pergi bekerja, mengadakan pertemuan dengan dokter di pusat neurologi...]
Ma Sung
sedang melakukan rapat dengan para Dokter memberitahu tentang Rencana untuk desa yang dirancang Untuk
pasien demensia yang Disebut "Desa Penyembuhan."
“Mulai
bulan ini, aku berencana untuk...” kata Ma Sung lalu terdiam ucapan wanita yang
tak dikenalnya kembali masuk saat memanggil namanya.
“Apa kau
baik-baik saja, Direktur Gong?” tanya Dokter panik melihat Ma Sung terdiam dan
seperti merasakan sakit. Ma Sung mengaku baik-baik saja walaupun merasakan aneh
karena tiba-tiba ingatan datang.
“Aku
berencana untuk melihat rencana pelaksanaan jangka panjang Untuk "Desa Penyembuhan".
Aku tidak peduli dengan koneksiku. Aku hanya akan memilih mereka cocok untuk membantuku
dengan proyek ini. Silakan periksa materi dan menghadiri rapat berikutnya Hanya
jika kau menginginkannya.” Jelas Ma Sung mencoba kembali kosentrasi.
Ma Sung
kembali mendatangi Dokter Yoon diruanganya. Dokter Yoon kaget kalau Ma Sung
mengingat seorang wanita. Ma Sung menceritakan Ketika bangun
pagi ini mengingat seorang wanita. Dokter Yoon tak mengeti dengan kata "ingat" yang diucapkan Ma
Sung.
“Maksudmu,
kau ingat apa yang terjadi kemarin?” tanya Dokter Yoon memastikan.
“Aku
tidak tahu apa itu terjadi kemarin Karena aku tidak menulisnya di jurnalku.”
Jelas Ma Sung
“Kau pasti
menulis tentang itu jika itu penting. Jadi Mungkin, itu sesuatu yang tidak
penting. Dan Mari terus memantau kemajuannya.” Ucap Dokter Yoon
“Mungkin
ini semacam kenangan. Aku pikir mungkin diriku tidak ingat semuanya, Dan hanya
hal-hal yang meninggalkan kesan kuat padaku. Wanita itu dan aku mungkin
memiliki hubungan khusus.Apa itu mungkin di masa lalu, atau sekarang Atau
mungkin di masa depan.” Kata Ma Sung. Dokter Yoon hanya terdiam.
Sek Yang
membahas Ma Sung yang terus memikirkan wanita itu. Ma Sun membenarkan. Sek Yang
pikir mungkin kondisi Ma Sung semakin buruk. Ma Sung mengeluh agar Sek Yang
jangan terlalu banyak komentar dan menyuruh agar cepat cari wanita yang ada
digambarnya.
“Kau
bilang Cari? Bagaimana aku bisa
menemukannya hanya dengan gambar ini?” kata Sek Yang
“Bagaimana
aku tahu? Pokoknya, temukan dia.” Tegas Ma Sung tak peduli
“Kau bilang
kepadaku untuk membelikanmu sepatu tanpa bertanya.” Keluh Sek Yang. Ma Sung
kaget kalau ia yang melakukanya.
“Iya. Aku
membelikanmu sepatu ini.” Ucap Sek Yang menunjuk sepatu yang digunakan Ma Sung
“Aku
membeli ini di Milan.” Kata Ma Sung bangga, Sek Yang tertawa mengejek
mendengarnya.
“Oh, di
Milan... Coba Lihat. Aku mengambil foto peringatan. Aku membelikanmu sepatu
yang sama di Korea.” Kata Sek Yang memperlihatkan foto dengan sepatu yang
dibelinya.
Ma Sung
binggung kenapa meminta pada Sek Yang untuk membelikanya. Sek Yang mengulang
kalau Ma Sung bilang untuk tidak bertanya. Ma Sung seperti memang tak ingat.
Sek Yang mengeluh dengan Ma Sung yang selalu mengabaikan perkataannya.
Ma Sung
tak peduli menyuruh Sek Yang segera pergi dan menemuikan wanita itu. Sek Yang
tak membantah mengatakan kalau akan pergi mencari wanita itu sekarang.
Ki Joon
berdiri didepan gedung menatap lantai atas dengan wajah bahagia. Ha Im turun
dari mobil dan Ass-nya mengatakan akan masuk
setelah membongkar mobil. Ki Joon mendekati Ha Im dan langsung
menyapanya mengaku senang bertemu dengannya. Ha Im kaget melihat Ki Joon ada
didepanya.
“Agensiku
ada di gedung ini juga.. Dan aku yang memiliki apartemen di sini juga. Wow,
kita sangat dekat.” Ucap Ki Joon seperti percaya diri. Ha Im tak mengubrisnya.
“Ngomong-ngomong,
kau orang itu, kan? Dari salon kecantikan?” kata Ki Joon mencoba memegang
pipinya seperti ditampar. Ha Im menyangkalnya.
“Apa kau
baik-baik saja setelah itu? Ib... Maksudku, rasanya saki sekali dipukul seperti
itu.” Kata Ki Joon yang hampir keceplosan kalau ibunya yang melakukanya.
“Kau
salah orang.” Ucap Ha Im, Ki Joon tahu kalau
Langkah pertama adalah penolakan.
“Karena
itu lebih memalukan daripada menyakitkan. Langkah selanjutnya adalah pengakuan.
Dan kau berpikir, "aku mungkin pantas dipukul." Benarkan?” kata Ki
Joon.
Ha Im
yang tak mengenal pria yang bersikap sok kenal ingin tahu siapa dia. Ki Joon dengan bangga memperkenalkan diri
namanya Sung Ki Joon, aktor populer bahkan bersedia memberikan tanda tangannya.
Tapi Ha Im memilih masuk, Ki Joon tahu artinya ditolak. Ha Im mencoba masuk
dengan sidik jari tapi tak bisa membuka pintu akhirnya Ki Joon yang membantu
dan mempersilahkan Ha Im masuk.
Tuan Kim
melihat Ha Im datang ke kantor agencynya lalu memberikan skrip drama baru untuk
proyek berikutnya. Ha Im membaca lalu mengeluh aklau ada mesin fotokopi di
kantor Penulis Park, karena naskah salinannya berantakan.
“Aku
tidak mau melakukannya.” Ucap Ha Im meleparnya dan akan pamit pergi. Tuan Kim
menahanya.
“Ha Im...
Kau bekerja sangat keras sebagai artis tanpa nama, Dan beruntung karena
proyekmu sukses. Lalu karya itu ditulis oleh Penulis Park! Jadi Anggap dirimu
cukup beruntung. Sekarang Bukan waktunya angkuh. Banyak selebriti kehilangan segalanya
hanya dalam beberapa saat. Jadi Coba baca.” Tegas Tuan Kim.
“CEO
Kim.... Kontrakku berakhir dalam tiga bulan. Jika kau terus mengungkit masa
lalu seperti ini Aku mungkin akan menandatangani Dengan orang lain.” Balas Ha
Im mengancam.
“Aku
mendengarmu menyebabkan di pemotretan lagi.< Bahkan Joo Gi Bbeum pun tidak
segitunya dulu. Itu Terlalu kasar.” Komentar Tuan Kim
“Kenapa
kau terus membandingkanku? Dasar Menyebalkan!” keluh Ha Im kesal
“Jadi
kerjakan tugasmu dengan benar” tegas Tuan Kim memperingatkan lagi.
Ha Im
membahas tentang seseorang pindah ke
lantai dua, dengan mengumpat kesal dan mengatakan kalau pria itu seorang aktor.
Tuan Kim pikir benar dan agensi itu Proyeknya sangat kecil, lalu meminta agar
Ha Im membaca naskah yang diberikanya. Karena harus memberi mereka jawaban.
Bantal
bergambarkan wajah Ki Joon diremah oleh CEO Jang dan juga assitantnya. Mereka
mengumpat pada Ki Joon karena kaya jadi bisa melakukan apapun yang dinginkan.
Menurutnya mereka harus mempermalukannya dan memberinya pelajaran yang tepat
yaitu Merendahkannya.
“Merendahkan
siapa? Siapa?” tanya Ki Joon masuk ke kantornya. Dua orang langsung menyambut
Ki Joon dengan senyuman.
“Apa
dengan itu? Kau adalah wajah perusahaan ini.” Kata CEO Jang melihat baju Ki
Joon yang berhantkan
“Perusahaan
ini adalah atelierku. Jadi biarkan aku berpakaian dengan nyaman, oke? Ngomong-ngomong,
aku mendengar Lee Ha Im adalah aktris paling populer hari ini. Itu sebabnya aku
membeli gedung ini.” Ucap Ki Joon bangga
“Apa Kau
bertemu Ha Im?” tanya CEO Jang penasaran. Ki Joon pikir Ha Im tidak cantik
secara langsung.
“Aku
belum pernah melihat seorang wanita yang lebih cantik dari Joo Gi Bbeum.” Kata
Ki Joon tak peduli. Keduanya kaget mendengarnya.
“Lee Ha
Im dapat membuat rating naik hanya dengan meniup hidungnya. Kontrak Ha Im
berakhir Dalam tiga bulan Jadi mari kita mengambil kesempatan ini dan
membawanya. Itulah satu-satunya Caramu membuatnya.” Tegas CEO Jang. Ki Joon
kaget mendenagrnya
“Semua
Ini tidak akan menghalangi rencanaku comeback-ku, kan?” ucap Ki Joon layaknya
artis besar.
“Kenapa
kau terus membahas comeback? Waktunya belum lama.< jadi Istirahatlah
sekarang, pelan-pelan.”jelas CEO Jang
“Siapa
yang mendirikan Perusahaan ini?” tanya Ki Joon marah. CEO Jang pikir itu memang
Ki Joon.
“Yang aku
lakukan hanyalah belajar selama tiga tahun terakhir. Ibuku bilang dia akan
Memberiku waktu setahun. Dan dia bilang, aku harus Membusuk di penjara
selamanya jika aku tidak bisa melewatinya setahun!” kata Ki Joon
“Penjara?
Apa kau mendapat pinjaman karena perusahaan ini? Apa itu pinjaman?” kata Ass
panik.
“Tidak,
maksudku Sunwoo Hotel! Aku harus membusuk menjadi ketua ditempat itu!”ucap Ki
Joon
“Hei,
dengarkan saja ibumu. Terlahir dengan takdir seperti Itu seperti memenangkan lotere.”saran
CEO Jang
“Itu
tidak membuatku senang! Biarkan aku mencoba proyekku sendiri!” kata Ki Joon.
CEO Jang
hanya mengiyakan saja walaupun merasa sangat terpaksa. Ki Joon menyuruh CEO
Jang agar membeli semua skrip yang bagus saja. CEO Jang menyuruh Ki Joon agar berhenti bersikap
konyol. Ki Joon pikir para penulis tak mau menjualnya.
“Mereka
tidak menjualnya... Dan kita tidak punya uang juga.” Ucap CEO Jang. Ki Joon
pikir itu lucu karena yakin mereka punya uang.
“Ngomong-ngomong,
kenapa panas sekali? Mari bekerja di lingkungan yang keren! Ini bukan sauna!”
keluh Ki Joon.
CEO Jang
memberitahu kalau Listrik terputus Ki Joon kaget mendengarnya lalu mengaku
kalau akan memeriksanya dan menghubungi mereka nanti. Di balik dinding, Ki Joon
panik karena yakin kalau ibunya sudah memotong uangnya.
Di
ruangan, Ma Sung masih bertanya-tanya “Apa ada hubungannya dengan sepatunya dan
menurutnya pasti akan menuliskannya jika ingin mengingatnya. Saat itu ponselnya
berdering nama [Galilei] terihat, Ma Sung langsung menutupnya, tapi tiba-tiba
Ki Joon langsung masuk.
“Hei! Apa
ini... Kau akan mengabaikan telponku lagi, bukan?”kata Ki Joon kesal. Ma Sung
pun berdiri mendekati sepupunya.
“Wow, ini
pertama kalinya aku melihatmu sejak kecelakaan.
Tapi kau terlihat baik-baik saja” komentar Ki Joon lalu memeluk Ma Sung
“Apa kau
baik-baik saja?”tanya Ma Sung. Ki Joon mengaku
tidak baik-baik saja.
“Ngomong-ngomong,
apa kau sudah menemui Bibi? Kau belum melakukan, kan?” kata Ki Joon tak ingin
kena masalah.
“Aku baru
saja akan menelepon dia untuk mengatakan aku kembali. Ini Enam bulan lebih awal
dari yang aku rencanakan karena kau memancingku kembali ke sini.” Kata Ki Joon.
Ma Sung
mengumpat Ki Joon gila karena tak berani mengatakan pada ibunya. Ki Joon
mengalihkan dengan meminta makan pada Ma Sung karena sangat lapar. Ma Sung
langsung menolak, tapi Ki Joon mencoba terus menganggu Ma Sung yang berkerja
untuk mentaktirnya makan dengan segala cara.
Akhirnya
kedua keluar rumah sakit, Ma Sung heran dengan rambut cat ungu sepupunya. Ki
Joon dengan bangga kalau rambut seperti itu layaknya para aktor top. Ma Sung seperti tak
peduli menunjuk mobil yang terparkir dan memastikan kalau itu mobil Ki Joon.
“Ya.
Keren, kan? Aku yakin ini Lebih mahal dari milikmu.” Kata Ki Joon mengajak Ma
Sung segera masuk. Ma Sung langsung
duduk dibangku belakang.
“Tunggu, kenapa
kau tidak didepan?” tanya Ki Joon berpikir dirinya seperti supir.
“Aku
ingin makan bibimbap untuk makan siang.” Kata Ma Sung, Ki Joon mengeluh meminta
Daging sapi panggang.
“Bibimbap.”
Tegas Ma Sung. Ki Joon yang kesal menyalakan musik dengan keras.
“Berkendara
tenang tanpa musik, atau aku akan keluar.” Ucap Ma Sung. Ki Joon menurut mematikan
musik dan mengemudikan mobilnya.
Tiga
orang wanita keluar dari gedung terkejut meliaht Ki Joon berpikir kalau seorang
selebriti. Ki Joon dengan bangga memperlihatkan pada Ma Sung kalau wajahnya
sangat menarik, Ma Sung malah menyuruh Ki Joon agar menghentikan gaya pamernya.
“Tidak
ada yang mengenalimu, seorang selebriti.” Ejek Ma Sung. Ki Joon kesal
mendengarnya.
“Aku
seorang aktor yang mapan, bahkan aku membuat debutku dalam sebuah drama.” Ucap
Ki Joon
“Debut
dalam drama? Kau hanya bilang "Oh, kau salah orang." Apa Kau
membanggakan Hanya untuk bilang satu baris itu?< Aku seharusnya memberitahu
Bibi tentang itu.” Ejek Ma Sung. Ki Joon panik memperingatakan agar tak
memberitahu ibunya,
“Tapi
karena itu, bintang top Korea main mata denganku. Itu adalah kehormatan besar.”
Kata Ki Joon bangga. Ma Sung tak peduli memilih untuk segera masuk restoran
yang dipilih Ki Joon.
Bersambung ke episode 2
Cek My Wattpad... Kang Daniel
Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar