PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 13 September 2018

Sinopsis Devilish Joy Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : MBN

Ma Sung menuliskan buku jurnalnya, [6 Agustus, Pukul 9:30 pagi:Berkunjung ke lab Dr. Yoon... Mengungkapkan keraguan terkait visiku]
[Pukul 1:00 siang: Membeli gedung Naungan Star Entertainment atas permintaan Ki Joo]
 Ia lalu mengingat kembali pembicaran dengan Gi Bbeum, saat bertanya  apa seperti ini mereka  berpisah? Yaitu Gi Bbeum yang mendorongnya pergi dan ia berusaha menahannya.
“Jangan mengingat yang terjadi. Jangan pernah mengingatnya. Lupakan saja semuanya.” Kata Gi Bbeum marah 

Sementara Gi Bbeum duduk diatas mesin cuci mengingat yang dikatakan Ma Sun setelah 3 tahun tak bertemu
“Kau yang putuskan. Apa aku bisa mengingatmu besok Atau aku menghapusmu dari ingatanku? Putuskanlah.” Ucap Ma Sung. 
Ayahnya kembali membaca puisi “Cuma karena aku miskin Bukan berarti aku tak tahu rasanya kesepian. Cahaya biru turun, Aku berjalan melewatinya, setelah berpisah denganmu diterangi dengan cahaya biru. Hujanan dari sinar bulan.”

“Cuma karena aku miskin bukan berarti aku tak punya ketakutan Cuma karena aku miskin bukan berarti aku tak mengerti hati pria. Kehangatan bibirmu di bibirku. Nafasmu yang sekali berbisik "Aku mencintaimu, aku mencintaimu.Kau terisak dalam tangis, saat aku membalikkan badan. 
Gi Bbeum ingat saat bersama Ma Sung mereka ciuman padahal baru pertama kali bertemu, lalu mereka menari bersama. Ma Sung pikir Gi Bbeum Jangan khawatir, karena tak akan meninggalkannya.
“Apa aku harus jadi penggemarmu? Tak bisakah aku jadi pacarmu saja?” ucap Ma Sung mengoda.
“Bisa kita bertemu satu jam lagi disini? Aku akan menunggumu.” Kata Ma Sung sebelum mereka akhirnya berpisah tak pernah beftemu lagi.
Gi Bbeum mengingat semua kenangan dengan Ma Sung hanya bisa menangis, tapi sengaja di ruang mesin cuci agar tak terdengar dua adiknya yang ada di dalam kamar. Sementara Ayahnya masih tetap membaca puisi “Kenapa aku harus tak tahu itu, cuma karena aku miskin, Apa aku harus membuangnya cuma karena aku miskin?” 


Ma Sung berbaring di tempat tidur kebingungan karena tak bisa tidur seperti biasanya, akhirnya pergi ke lemari tempat sayuran ditaman, sambil mengajak ngobrol kalau mereka juga tak bisa tidur juga sambil menyiramnya agar mereka bisa tidur setelah minum.
“Itulah cara kalian bisa melupakan semuanya besok.” Kata Ma Sung bahagia lalu menatap tananam selada didepanya.
“Selada... Laktatarium yang dihasilkan selada bagus untuk membuat seseorang tertidur. Bahkan siswa sekolah dasarpun mengetahuinya, kenapa aku bisa lupa?” ucap Ma Sung lalu mengambil beberapa lembar dan langsung memakanya agar mengantuk.
Ia makan selada sambil meminta maaf dan mulai merasakan ngantuk dengan bahagia karena bisa membantu tidur. Tapi ternyata Ma Sung tak bisa tidur juga memilih untuk minum wine. 

“Apa karena mereka tumbuh dibawah pencahayaan buatan? Ini membuatku semakin terjaga dibanding mengantuk.” Kata Ma Sung binggung sambil minum wine.
Akhirnya Ia menelp nama [Bukan peliharaan atau kekasih] Sek Yang sedang berjalan pulang berdoa agar Ma Sung tak menelp, tapi doanya tak terkabul, bosnya yang menyebalkan menelp dan terpaksa harus mengangkatnya.
“Kalau aku merengek dan memintamu memberitahuku yang terjadi hari ini, katakan kalau tak ada yang terjadi.” Ucap Ma Sung
“Tunggu, apa Maksudmu, soal Joo Gi Bbeum?” tanya Sek Yang
“Terutama nama itu! Jangan sebut nama itu. Itu nama yang dilarang mulai saat ini juga, paham?” tegas Ma Sung. Sek Yang pikir tak perlu khawatir dengan hal itu.
“Aku akan melupakan semuanya mengenaimu besok.” Kata Ma Sung yakin dan menuliskan kalau ditanganya [Orang aneh yang buat kericuhan a.k.a Mencurigakan.] yang dimaksud adalah Gi Bbeum
“Baik, setidaknya, Aku merasa punya tempat untuk mengingatmu besok.” Kata Ma Sung. 


Ma Sung mandi di pagi hari, ingatan kembali teringat seseorang yang mengatakan “Jangan pernah mengingatnya. Lupakan semuanya.” Akhirnya Sek Yang datang di perlihatkan kembali gambar seperti jalan tangan dengan dinding batu.
“Apa ini?” tanya Ma Sung yang tak mengingat apapun. Sek Yang mencoba berpikir melihat ada sesuatu yang berjalan.
“Aku tahu, hantu.” Kata Sek Yang asal. Ma Sung menatap sinis. Sek Yang pikir kalau jawabanya salah.
“Aoa Pikirmu aku lagi bercanda ?” ucap Ma Sung marah. Sek Yang akhirnya meminta maaf
“Dimana tempat itu? Aku memikirkannya sepanjang pagi.” Kata Ma Sung bingung
“Apa kau mengingat sesuatu lagi? kata Sek Yang penasaran.
“Apa ini pernah terjadi sebelumnya?” ucap Ma Sung, Sek Yang mengaku tak pernah.
“Jadi Itu manusia atau hantu. Dan aku tak tahu dimana tempat itu.” Kata Ma Sung mencoba mengingat-ngingat, lalu dikagetkan dengan lemari seladanya yang sudah kosong. 


Di dalam mobil Ma Sung berbicara sendiri kalau ada sesuatu yang mengganggu, ingin tahu kenapa bisa seperti itu. Ia lalu melihat ditanganya ada bekas tulisan yang sudah tak jelas. Sek Yang tak ingin banyak komentar hanya melirik dari spion depan. 

Gi Bbeum mengambar model baju lalu memperlihatkan pada Nam Joo kalau itu itu adalah pakaian yang ingin dibuat. Nam Joo pikir kalau  hasilnya akan tampak berkelas dan menyuruh Gi Bbeum untuk membuat contoh pakainya dulu saja.
“Kalau layak, aku akan pakai ekstra.” Ucap Nam Joo, Gi Bbeum terlihat bahagia mendengarnya.
Dua anak buah Nam Joo saling mendorong ketakutan, untuk  memberitahu sesuatu. Akhirnya salah satu anak buahnya memberitahu Nam Joo  kalau Terjadi kesalahan pada pengirimannya yaitu Kalung berbulu hitamnya sedang menuju Gwangju saat ini.
“Kenapa kau tak tunggu dan jemput?” ucap Nam Joo marah. Anak buahnya hanya bisa meminta maaf.
“Kita tak punya waktu lagi... Cepat cari yang lain.” Perintah Nam Joo
“Tapi Ha Im yang memilihnya sendiri. Jadi kami tak bisa tukar dengan yang lain.” Kata anak buahnya.
“Ha Im punya perangai buruk dan tak akan membiarkannya.” Ucap anan buah lain ketakutan dan waktu mereka cuma 10 menit.
“Kau sudah tahu Ha Im orang seperti apa, malah begini... Kurasa dia akan merusak segalanya. Cepat cari di toko lain.” Kata Nam Joo marah 
Gi Bbeum memastikan kalau waktunya hanya 10 menit saja, lalu mengeluarkan beberapa bahan memotong dan langsung menjahitnya.  Setelah menjadi kalung berbulu yang sama dan bertanya pada Nam Joo apakah kalung itu bisa digunakan.

“Ini sama persis dengan kalung itu. Apa Kau baru saja membuatnya?” tanya Nam Joo tak percaya
“Ya, aku punya kemampuan bertahan hidup yang kuat.” Kata Gi Bbeum bangga.
“Apa yang kalian lakukan? Cepat Berangkat!” teriak Nam Joo, keduanya pun bergegas pergi mengantar kalung
“Kemampuan bertahan hidupmu luar biasa, Joo Gi Bbeum! Terima kasih banyak!” ucap Nam Joo memeluk temanya dengan bahagia. Gi Bbeum pikir kalau tak perlu seperti itu.
“Kuharap segalanya berjalan dengan baik.” Kata Gi Bbeum. 

Ha Im sudah menunggu disebuah ruangan dengan wajah kesal. Nam Joo pun datang dengan kalung. Ha Im mengomel kalau meminta dibelikan dan berpikir kalau mereka itu membuatnya sendiri karena lama sekali datang. Nam Joo meminta maaf dan menyuruh anak buahnya segera memakaikan kalungnya.
“Aku kehabisan nafas.” Ucap Nam Joo berharap agar Ha Im menyukainya dan sedikit mengumpat “Dasar perangai buruk.”
Ha Im seperti mendengar dan  Nam Joo langsung berbalik memuji Ha Im yang memakai kalung yang cantik. 

Ki Joon sedang bermain dengan koper, lalu menyapa Ji Min yang bdaru datang, memberitahu dengan bangga kalau AC kantor sudah menyala dengan baik, Ji Min menganguk lalu bertanya Bagaimana bisa atasi masalah keuangan.
“Aku menjual keimutanku. Apa kau sudah caritahu yang kuminta?” ucap Ki Joon. Ji Min mengeluarkan ponselnya.
“Aku sudah mencarinya, tapi... Nn. Joo Gi Bbeum adalah kepala keluarga. Lalu karena kasus video terakhir kali, Sekarang Ia cuma pekerja paruh waktu di toko.” Jelas Ji Min memperlihatkan keluarga Gi Bbeum duduk di teras rumah
“Apa pekerjaan ayahnya, kalau begitu?” tanya Ki Joon.
“Beliau bekerja di komunitas pusat pelayanan.” Kata Ji Min. Ki Joon pikir ayah Gi Bbeum itu pemiliknya.
“Tidak, bukan begitu... Beliau membersihkan sampah dan merawat bunga. Dan kurasa Joo Gi Bbeum menerima pembayaran kecil, Dari agensi lamanya untuk pekerjaan yang dilakukannya dahulu.” Jelas Ji Min
“Berarti keluarganya cukup miskin, ya?” komentar Ki Joon. Ji Min menganguk.
“Ngomong-ngomong... Kenapa kau tertarik sekali dengan Joo Gi Bbeum belakangan ini? Apa jangan-jangan, kau...” kata Ji Min menduga sesuatu.
“Benar... Aku menyukai Joo Gi Bbeum. Apa Itu yang minta kubelikan?” ucap Ki Joon melihat barang yang dibawa Ji Min.
“Aku sudah beli, tapi ini buat siapa?” tanya Ji Min binggung. Ki Joon dengan bangga kalau barang itu untuk Ayah mertuanya. 


Tuan Joo membersihkan taman agar rapih, lalu mengomel dua wanita kalau mereka tak boleh membuang sampah begitu saja tanpa disortir dulu Tapi seharusnya Kumpulkan dengan baik dan sortir, aga bisa selamatkan bumi.
“Kalau dibuang begitu saja dengan sampah lain, Kau akan buat bumi sakit.” Ucap Tuan Joo, tapi dua wanita itu tak peduli terus saja menyapu tanpa memilahnya.
“Sudah kubilang jangan mencampurnya dengan sampai lain!” kata Tuan Joo
“Kukira kerjanya cuma mabuk-mabukkan. Apa Ia benar-benar tahu sesuatu?” bisik salah satu nenek melihat sikap Tuan Joo seperti orang yang tak normal.
“Katanya Ia juga penyair atau apalah.”keluh wanita yang lain mengejek Tuan Joo yang tak tahu apapun. 

Ki Joon melihat dari kejauhan Tuan Joo yang masih berjongkok ditaman, lalu mendekat menyapanya. Tuan Joo mengeluh kalau datang lagi kemari. Ki Joon kaget karena Tuan Joo ternyata mengenalnya.  Tuan Joo mengatakan kalau kemarin juga datang
“Apa Kau mengingatnya? Ya, benar. Aku juga kemarin kesini.” Ucap Ki Joon bangga.
“Dasar kau ini... Apa yang kau makan sampai gemuk begitu?” kata Tuan Joo
“Oh, Apa aku jadi gemuk? Apa aku harus turunkan berat badan?” ucap Ki Joon tapi saat mendekat ternyata Tuan Joo sedang berbicara dengan seekora anjing didepanya.
Ki Joon ketakutan berjalan mundur sambil menutupi selangkanganya, saat itu si anjing langsung menyerang. Ki Joon ketakutan dua buah tanganya langsung terlempar begitu saja, Ja Rang sedang mengantar ayam turun dari motor berteriak melihat ayahnya ternyata menyelamatkan Ki Joon yang akan terjatuh di jalan. 

Gi Bbeum mencari kamar ayahnya, lalu bertanya pada adiknya apa yang terjadi pada ayahnya. Ja Rang mengatakan kalau ayahnya itu jatuh. Gi Bbeum binggung kenapa ayahnya bisa Jatuh. Ja Rang menceritakan kalau seseorang menabraknya.
“Ngomong-ngomong, ranjang ini nyaman sekali.” ucap Sa Rang mendekati ayahnya yang berbaring di ranjang yang nyaman.
“Ayah seharusnya lebih waspada, tubuhmu saja kurang sehat. Ngomong-ngomong. bukankah ini kamar rumah sakit mahal? Bagaimana kau bawa ayah ke kamar yang mahal?” keluh Gi Bbeum.
“Mereka membawa kami kemari, katanya sudah dipesan untuk Ayah.” Ucap Ja Rang.
“Oleh siapa?”  tanya Gi Bbeum. Tuan Joo menyebut “Si Pria kunyuk itu” Gi Bbeum bertanya siapa yang dimaksud.
“Pria yang kelihatan dungu dan menyedihkan.” Kata Tuan Joo. Gi Bbeum memastikan kalau yang dimaksud Tuan Joo adalah pria kemarin?
“Apa Kau kenal seseorang di Rs ini? Apa dia pria kaya?” tanya Sa Rang penasaran.
“Ja Rang, Ayo bawa Ayah keluar RS dan bawa pulang.” Ajak Gi Bbeum marah.
Sa Rang mengeluh kalau mereka akan pulang,  menurutnya Tempat ini bahkan lebih baik dari rumah merkea jadi tak mau pulang. Tapi Tuan Jo juga ingin pulang karena lebih suka rumah mereka, tapi pinggangnya masih terasa sakit dan semua pun panik.  Tuan Joo memastikan kalau baik-baik saja.


Ma Sung menatap ditanganya yang masih terlihat “Kericuhan... aneh.” Lalu mencoba mengatik keyword di komputernya. Hasilnya adalah berita [Pria mencurigakan tak dikenal memasuki bangsal,  bersama pasien VVIP di RS]
“Apa maksudmu, pria tak dikenal masuk RS?” kata Manager rumah sakit kaget. Ma Sung memarahi manager yang tak bisa mengelola keamanan Rumah Sakit, Manager terlihat binggung 

“Rekrut lebih banyak tim keamanan mulai hari ini.” Perintah Ma Sung. Manager pikir Itu tidak mungkin.
“Kemarin, aku...” kata Manager dan langsung disela oleh Ma Sung dengan memperlihatkan tulisan ditanganya [Mencurigakan]
“Lebih jelasnya, aku telah... cukup terkejut sudah menulisnya disini.” Kata Ma Sung. Manager hanya bisa menganguk mengerti.
“Pastikan hal ini tak terdengar siapapun, Dan cari tahu siapa orang itu. Khususnya jangan biarkan orang mencurigakan masuk bangsal VVIP, memakai alasan berkunjung, paham?” tegas Ma Sung. 

Sa Rang membawa ayahnya keluar dari kamar melihat Ma Sung mengingatnya si pria sepatu. Gi Bbeum melihat Ma Sung menyuruh keduanya pergi lebih dulu dengan ayahnya. Ma Sung pun melihat Gi Bbeum memastikan kalau mereka itu memang sungguh pasien bangsal VVIP.
“Aku kurang yakin.” Ucap Manager. Ma Sung memarahi manager yang  bisa menjawab dengan hal itu. Manager langsung meminta maaf.
“Mari bicara sebentar.” Kata Gi Bbeum menghadang Ma Sung yang sedang berjalan. Ma Sung ingin tahu ada apa.
“Kurasa kau tahu lebih baik ini mengenai apa.” Balas Gi Bbeum. Ma Sung memastikan kalau Gi Bbeum wali dari pasien tadi. Gi Bbeum membenarkan.
“Sekarang kau sadar aku perlu membicarakannya denganmu, kan?” kata Gi Bbeum yakin. Ma Sung pun mempersilahkan.
“Jangan kira semua orang akan berterima kasih atas niat baikmu cuma karena mereka tak punya uang. Karena aku tak akan terima sepeserpun dari orang sepertimu. Dan Juga, aku akan bayar biaya RS ayahku, jadi jangan ikut campur.” Tegas Gi Bbeum yang berpikir Ma Sung membayar biaya rumah sakit.
“Ini Menyedihkan... Jadi, intinya itu apa? Siapa lagi yang harus membayarnya kalau begitu, apakah aku?  Tentu saja kau yang harus bayar. Apa kau sengaja melakukan ini supaya tak perlu bayar?” sindir Ma Sung. Gi Bbeum mencoba mengelak. 
“Kalau tidak seperti itu, kau bisa turun ke meja pembayaran dan bayar.”” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum berjalan pergi.
“Ide siapa yang biarkan mereka masuk bangsal VVIP? Kenapa aku harus dengar omong kosong seperti ini? Belajar bedakan antara yang asli dan palsu.” Tegas Ma Sung pada Managernya.
Manager pun menganguk mengerti, keduanya pun berjalan pergi. Gi Bbeum hanya bisa menghela nafas melihat tingkahnya. 

Gi Bbeum pergi ke bagian depan rumah sakit kaget kalau bukan Direktur Pusat Gong Ma Sung, tapi Direktur lain. Pegawai membenarkan, Gi Bbeum ingin tahu Siapa nama direkturnya, pegawai menyebut nama, Direktur Sung Ki Joon.
“Apa? Jadi, Tn. Ki Joon? Jadi, bukan Gong Ma Sung tapi Sung Ki Joon?” ucap Gi Bbeum benar-benar kaget. Pegawai membenarkan.
“Aku melakukan kesalahan.” Kata Gi Beum panik lalu mengucapkan terimakasih dan pergi. 

Ma Sung melihat foto diponselnya yaitu seekor anjing dan itu sebagai pelakunya. Ki Joon tak bisa tiduran menutup bagian selangkanganya, Ma Sung tak percaya kalau Ki Joon bisa digigit. Ki Joon mengaku Rasanya seperti efek domino dan merasakan sakit.
“Kau tahu hal yang paling kutakutkan selain ibuku adalah anjing.” Ucap Ki Joon
“Apa kau alami peristiwa traumatik oleh mereka?” tanya Ma Sung. Ki Joon juga tak tahu.
“Aku digigit anjing saat kecil. Dan digigit dibawah sini, juga.” Kata Ki Joon. Ma Sung bingung Dibawah sini, dimana yang dimaksud.
“Dimana letak kebanggaan pria.” Kata Ki Joon menunjuk bagian selangkanganya.
“Apa kau digigit ditempat yang sama hari ini?” tanya Ma Sung menahan tawa. Ki Joon mengaku kalau itu nyaris saja ingin memperlihatkan pada Ma Sung
“Tidak, jangan turunkan celanamu Dokter spesialis akan segera datang. Gigitan anjing punya peluang besar terjadi infeksi dibanding luka biasa. Jadi, anggap ini serius dan jalani perawatan. Paham?” jelas Ma Sung.
Ki Joon panik memastikan kalau tak akan mati dan masih bisa menikah, Ma Sung menyakin kalau tak akan mati tapi kalau menikah tak tahu dengan nada mengoda. Ki Joon berteriak panik. Ma Sung memberitahu kalau ucapanya bercanda karena Ki Joon bisa menikah besok kalau mau.
Ki Joon memastikan Ma Sung tak akan membocorkan pada siapapun. Ma Sung pikir itu Tergantung kelakuan Ki Joon sekarang. Ki Joon pun mengeluh kareana harus terjadi didepan ayah Gi Bbeum dan menurutnya itu memang yang terburuk.



Gi Bbeum melonggo melihat tagihan [Rumah Sakit Sunwoo, 4,967,500 won] lalu berpikir kalau angka nol-nya kelebihan satu. Pegawai menjeaskan Total biaya kamar VVIP ditambah pemeriksaan khusus, semua berjumlah 4,967,500 won.
“Masalahnya, Ia cuma dirawat disana beberapa jam saja.” Kata Gi Bbeum. Saat itu Ma Sung lewat memberikan kode agar pegawai agar diam saja.
“Apa kalian menyediakan potongan harga untuk karyawan? Sebenarnya, aku kenal seseorang yang posisinya cukup tinggi di Rumah Sakit ini. Dan karena Ia pula Ayahku dirawat disana beberapa jam, Jadi, bisa bantu aku berikan diskon karyawan? Kumohon” bisik Gi Bbeum
“Aku tidak tahu masih ada orang memakai nama petinggi Rumah Sakit untuk dapatkan diskon belakangan ini.” Sindir Ma Sung mendengar semuanya. Gi Bbeum kaget dan langsung menyangkalnya.
“Aku dengar semuanya... Katamu kau akan bayar sendiri Dan tak butuh bantuanku.” Kata Ma Sung
“Aku tak tahu semahal ini.” Akui Gi Bbeum. Ma Sung pikir kalau Gi Bbeum sekarang ingin terima bantuan.
“Apa kau Pikir rumah sakit seperti pusat perbelanjaan atau supermarket, minta diskon? Jadi Pastikan kau bayar 4,967,500 won, sampai receh sekalian.” Tegas Ma Sung.
Akhirnya Gi Bbeum mengelaurkan 5 kartu kredit meminta agar membuat cicilan 24 bulan, Pegawai melihat salah satunya adalah kartu transportasi. Gi Bbeum malu meminta agar pembayarannya pakai 4 kartu ini.
Akhirnya Ma Sung pergi sambil mengeluh Gi Bbeum itu Wanita aneh. Tiba-tiba ingatannya kembali datang saat Gi Bbeum memukul dengan tas di malam hari.
“Kenapa kau tak datang hari itu? Kurasa kau memang tak ingin mengingatnya.” Teriak Gi Bbeum.
Ma Sung binggung menatap Gi Bbeum kembali yang baru selesai membayar tagihan rumah sakit. Akhirnya Gi Bbeum pun perti tanpa memperdulikan Ma Sung. Ma Sung pun seperti kebingungan karena Gi Bbeum masuk dalam ingatanya. 


Ma Sung menatap gambar didepanya dan ingin tahu apa yang ingin dikatakan Sek Yang padanya. Sek Yang mengaku Sepanjang pagi ini sudah mempertimbangkannya apa harus bilang atau tidak, bagaimana dapatkan kata yang tepat. Tapi, merasa sekarang  sebaiknya memberitahu. Ma Sung ingin tahu kata yang tepat apa maksudnya.
“Kau mengancamku, dan menyuruhku untuk tak menyebutnya, jadi...” ucap Sek Yang ketakutan
“Apa Aku mengancammu? Kau berkata konyol hanya karena aku tak akan mengingatnya...” Ma Sung marah dan Sek Yang menyebut nama "Joo Gi Bbeum."
“Joo Gi Bbeum.... Joo Gi Bbeum... Joo Gi Bbeum! Joo Gi Bbeum!” ucap Sek Yang terus menerus membuat Ma Sung seperti kesakitan dibagian kepalanya.
“Hentikan, sebaiknya aku berhenti lunak padamu. Tadi pagi kau juga begitu, Jadi kau sungguh meremehkanku, ya?” ucap Ma Sung marah
“Maksudku, kupikir kau tak mengingatnya, jadi... Kau tak bertemu Joo... maksudku, wanita itu tanpa sepengetahuanku, kan?” kata Sek Yang.  Ma Sung tak mengingat siapa namanya. Sek Yang hanya bisa menghela nafas. 


Sek Yang memperlihatkan kembali video Gi Bbeum mencoba melepaskan semua kesialanya. Ma Sung baru tahu kalau Ia membuat kericuhan besar kemarin karena Gi Bbeum. Sek Yang membenarkan kalau mendapatkan alamat rumah dan menyerahkannya pada Ma Sung.
“Dan kau bilang tak akan menemuinya.” Ucap Sek Yang. Ma Sung mengigat kalau Ini wanita tadi.
“Astaga, orang ini benar-benar menemuinya. Mungkin tempat yang kau ingat pagi ini adalah rumah Joo Gi Bbeum.” Komentar Sek Yang, Ma Sung terlihat kesal. 


Ma Sung menemui dokter Yoon ditempat seperti ruangan berbeda. Dokter Yoon membahas kalau Ma Sung masih mengingat wanita yang kemarin. Ma Sung mengaku cuma punggungnya saja Dan rumahnya, Tapi, setelah melihat seorang wanita hari ini malah mengingat hal yang dingat pagi ini.
“Aku tak tahu kenapa ini terus terjadi. Ini membuatku cukup bingung.” Kata Ma Sung binggung.
“Yah... Hipnosis tak memiliki segala jawabannya. Tapi kurasa ini persoalan cukup sederhana.” Ucap Dokter Yoon.
“Kau bilang Sederhana?” kata Ma Sung binggung. Dokter Yoon pikir mereka  bisa mulai dengan memecahkan teka-teki kata di lengan Ma Sung.
Ma Sung melihat tulisan yang hanya terlihat [Kericuhan... Aneh] mengaku kalau benar-benar tak tahu. Dokter Yoon pikir Ma Sung  pasti mengetahuinya karena Ma Sung orang yang mungkin menulisnya kemarin malam.
“Aku tahu ini mungkin sulit, Tapi, bisakah kau usaha mengingatnya?” kata Dokter Yoon berharap banyak.
Ma Sung seperti mengingat bayangan dirinya menuliskan ditangan kalau sengaja punya tempat untuk mengingat Gi Bbeum besok.
“Kurasa aku menulisnya agar bisa mengingat wanita itu.” Ucap Ma Sung. Dokter Yoon ingin tahu wanita siapa.
“Apa rumah tadi itu rumah wanita itu?” tanya Dokter Yoon. Ma Sung juga mengaku tak tahu soal itu dan mencoba mengingatnya.
Ma Sung mengingat Halaman kecil, dengan melihat 4 pasang sepatu. Dokter Yoon ingin Ma Sung mengingat apa yang dibicarakan dengan wanita itu. Ma Sung mencoba mengingat kalau Gi Bbeum itu marah karena tak mengingatnya.



Akhirnya Ma Sung seperti dihipnotis, Dokter Yoon memberikan sugesti kalau setelah tubuh Ma Sung tertidur dengan nyaman mengajak untuk berkelana ke banyak tempat dan waktu yang pernah dikunjunginya.
Ma Sung mengingat saat pertama kali bertemu Gi Bbeum yang mengetahui namanya lalu bertanya Apakah tak mengingatnya. Tapi Ma Sung membalas dengan sinis “Apa kau seseorang yang layak di ingat?” Lalu bertanya siapa Joo Gi Bbeum, karena tak mengenalnya.
“Kau mengenalku, kan?” tanya Ma Sung akhirnya membuat Gi Bbeum datang ke rumahnya.
“Permisi... Kau pasti keliru karena kau seorang playboy... Kenapa kau tak datang hari itu?” kata Gi Bbeum. Ma Sung binggung Hari apa yang dimaksud.
“Kau bahkan menciumku.” Ucap Gi Bbeum marah, lalu mereka bertem di jalan dengan banyak tangga.
“Jangan pernah mengingatnya... Lupakan saja semuanya.” Tegas Gi Bbeum 


Ma Sung bangun dengan wajah panik dan ketakutan. Dokter Yoon pikir kalau Ma Sung tahu bagaimana otak merespon saat manusia jatuh cinta, Ma Sung hanya diam saja. Dokter Yoon menyimpulkan kalau Ma Sung sedang jatuh cinta.
“Kau bilang Cinta? Aku?” kata Ma Sung tak percaya.
“Ingatanmu menghilang setiap hari tapi otakmu bekerja keras agar tidak melupakan cinta itu. Itulah kenapa kau terus memikirkan wanita itu.” Jelas Dokter Yoon yakin. 

Dokter Yoon membuat catatan medisnya [Perubahan Emosional] tapi Tak bisa dipahami jadi memirikiarn Wanita seperti apa dia yang disukai oleh Ma Sung.
Ma Sung menulis jurnalnya, [Punggung wanita bersedih, dan wanita itu menghilang, Jendela kecil, empat pasang sepatu olah raga. .Suara angin... suara jendela tertutup. Ia menghilang. Ingatankupun menghilang Cinta... menghampiriku.]
“Apa Aku jatuh cinta?” kata Ma Sung seperti tak yakin. 

Gi Bbeum ingin melihat tabunganya dan kaget saldonya tinggal 2000 won setelah mengeluarkan 40,000 won. Ia memastikan agar menghitung nolnya dengan benar dan hasilnya tetap 2.000 won saja.
Ia pun berjalan masuk pasar pergi ke sebuah tukang jahit, memperlihatkan model bajunya kalau ingin gunakan sebagai contoh jadi meminta tolong jahit pinggirnya. Saat itu Gi Bbeum melihat nama [Gonggalppang] menelp tapi memilih untuk tak mengangkatnya.
“Apa Ia menutup teleponnya? Dengan Kenyataan Ia menutup teleponku berarti Ia menyadari keberadaanku, kan?” ucap Ma Sung. 

Gi Bbeum kaget melihat pesan yang dikirimkan Ma Sung  [Aku ingin beli 100 pakaian!] tapi menyadarkan diri kalau Ma Sung yang berusaha memakai tipuan yang sama dan membalasnya. Ma Sung kaget membaca pesan Gi Bbeum kaget [Tak jual]
“Dia bilang Tak jual? Apa Ia masih seperti itu kalau kulakukan ini?” kata Ma Sung
Gi Bbeum melonggo melihat pesan yang dikirimkan Ma Sung [Potongan biaya rumah sakit 50%!] Ma Sung mengeluh karena Gi Bbeum juga tak menjawab. Gi Bbeum panik melihat pesan [Diskon 40%] dan mengeluh karena malah tawaranya menurun bukan naik.

Ia menjerit makin panik karena Ma Sung memberikan Diskon 30%!, lalu 25%, memohon jangan turunkan dan berpikir tak bisa dibiarkan. Akhirnya Ia menelp lebih dulu Ma Sung kalau semua yang tak terhitung dengan tak lihat pesan sebelumnya.
“Beri aku... beri aku diskon 30%.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung menyindir Gi Bbeum bisa uang membuatnya cepat membalas?
“Itu tak dihitung, ya? Barusan aku menulis pesan 40% , jadi Apa itu hangus juga?” sindir Ma Sung. Gi Bbeum mengeluh Ma Sung yang selalu menjahilinya dengan nada tinggi.
“Apa Kau teriak padaku?” kata Ma Sung ikut marah. Gi Bbeum mengelak.
“Aku... cuma bicara keras-keras supaya kau bisa dengar.” Kata Gi Bbeum
“Aku tak sedang menjahilimu Jadi Ayo bertemu.” Ajak Ma Sung.  Gi Bbeum setuju kalau akan ketempatnya.
“Tidak, aku yang akan ketempatmu, kau dimana?” tanya Ma Sung. 

Ma Sung turun dari mobil berjalan masuk ke dalam pasar ingin tahu Apa yang dilakukannya ditempat seperti ini, akhirnya menelp Gi Bbeum ingin tahu keberadaanya. Gi Bbeum sedang menunggu sambil minum bales menanyakan keberadaan Ma Sun sekarang.
“Aku berada di pintu masuk pasar yang kau bilang.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum memiliki ide untuk mengerjai Ma Sung.
“Kalau begitu, dari sana, belok kanan. Terus menuju koridor Shanghai, belok kiri dan jalan lurus dari sana.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung pun mengikuti perintah Gi Bbeum.
“Jadi, setelah belok kanan terus belok kiri menuju koridor Shanghai?” kata Ma Sung. Gi Bbeum membenarkan.
“Shanghai itu dimana? Aku ketempat yang kau arahkan, tapi tak kulihat tulisan "Shanghai." Apa nama toko?” tanya Ma Sung binggung.
“Tak ada palang namanya. Kau cukup jalan lurus terus, seperti kubilang.” Ucap Gi Bbeum menyuruh untuk Lurus terus.
“Aku lurus terus tapi tak melihatmu.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum pura-pura binggung.
“Padahal aku sudah memberikan arah yang benar. Sepertinya kau tersesat. Pokoknya, berbelok dan lurus, disana kau bisa melihatku. Hati-hati dalam perjalanannya.” Ucap Gi Bbeum langsung menutup telp untuk membalas Ma Sung. 



Tapi Ma Sung malah bisa melihat Gi Bbeum yang sedang duduk daiam sambil minum. Gi Bbeum ingin Ma Sung itu bisa menikmati perjalananyadan bisa cukup menderita. Ma Sung akhirnya mendekat dan Gi Bbeum kaget ternyata orang yang dikerjainya malah sampai lebih dulu.
“Ya, mengenai tagihan biaya pasien Joo Man Shik. Terjadi kekeliruan, jadi aku ingin memperbaikinya.” Ucap Ma Sung duduk sambil menelp.
“Kalau Ia kekasihmu, aku akan berikan keluarganya diskon, Pak.” Kata pegawai. Gi Bbeum mendekat ingin menguping.
“Eh, Bukan kekasihku! Ia bukan kekasihku, cuma kenal saja. Jadi, uang yang telah Ia bayarkan bagaimana? Kau bisa Kasih Ia diskon 40%. Baiklah, sekarang.” Kata Ma Sung lalu menutup telp.
“Terima kasih banyak, aku tak akan melupakannya.” Kata Gi Bbeum memberikan minum dan pamit pergi. Ma Sung panik karena Gi Bbeum meninggalkan begitu saja dan mengikutinya.
Bersambung ke part 2


Cek My Wattpad... Kang Daniel 


Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar