PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung mengikuti
Gi Bbeum ingin tahu apakah akan pergi lama. Gi Bbeum tak peduli. Ma Sung
meminta agar menjawabnya, Gi Bbeum pun tak peduli memilih pergi ke toko kain
minta diskon beberapa kain masing-masing 32,000 won.
“Bagaimana
aku bisa untung kalau kukasih potongan 2,500? Terakhir kali kau kasih potongan
2,000 won.” Keluh si bibi
“Tidak,
aku tak pernah.” Kata Gi Bbeum. Si bibi dan Gi Bbeum saling tarik –menark bahan
“Beli
sajalah kalau cuma 2,500 won. Itu Murah” komentar Ma Sung
“Berhenti
ikut campur, ini bukan urusanmu.” Komentar Gi Bbeum.
“Suamimu
sungguh pengertian. Coba kau Dengar itu? Sudah kasih 2,500 won.” Kata Bibi
“Ia bukan
suamiku, lagipula aku tak kenal paman ini.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung kesal
dipanggil Paman.
“Hei,
ayolah. Ia tidak setua itu... Tapi Pantas
saja, pria itu terlalu bagus buatmu.” Komentar Bibi.
“Wah,
hatiku pahit... Ayo Beri ini masing-masing 2,000,.. Dan kasih harga ini 32,000
untuk yang ini.” Pinta Gi Bbeum memberikan penawaran.
Si bibi
tetap tak mau melakukan, Gi Bbeum memohon. Ma Sung merogoh saku celananya ingin
tahu Berapa harga semuanya, Bibi menghitung semuanya jadi 39,000 won. Gi Bbeum berharap dan hanya diam.
Tapi Ma
Sung hanya mengeluarkan ponsel menyuruh Gi Bbeum membayarnya. Agar cepat pergi.
Gi Bbeum mengumpat kesal mengeluarkan uangnya dan meminta agar diskon1,000 won
saja. Si bibi tetap tak memberinya.
Gi Bbeum
mengeluh karena Ma Sung harus ikut ngoceh saat lagi menawar harga dengan bibi
itu. Ma Sung pikir kenapa harus menawar, karna harus bayar sesuai harga yang
tertera di stikernya dan menyindir Gi Bbeum meminta diskon di pembayaran rumah
sakit juga.
“Kau tak
beli apapun dengan harga penuh, kan?” kata Ma Sung. Gi Bbeum mengaku tak
seperti itu.
“Tarif
subway dan ongkos bus!” kata Gi Bbeum. Ma Sung pikir kalau Gi Bbeum bisa dapatkan diskon, pasti meminta.
“Tentu
saja, tak perlu ditanya.” Tegas Gi Bbeum lalu merasa lapar dan mengajak mencari
tempat dan makan sesuatu.
Gi Bbeum
pun mengajak mereka makan dan bayar sama rata. Ma Sung tak percaya kalau Kelakuannya
berubah total 180 derajat. Mereka pergi ke stand makanan cemilan seperti hotang
besar. Ma Sung mengeluhGi Bbeum yang membeli makanan itu.
“Wah, kau
tak punya hati nurani.” Ejek Ma Sung
“Ini
karena duitku sedikit, bukan karena tak punya hati nurani.” Kata Gi Bbeum
“Kau
bersikap Begitu lagi kalau menyangkut uang. Kenapa kau selalu membahas uang
dalam obrolan?” keluh Ma Sung
“Kau
punya banyak uang, Jadi, wajar kalau kau merayakan sesuatu di tempat mahal,
Saat sesuatu yang baik terjadi padamu. Tapi ini menyangkut kesanggupan, jadi
kubeli ini... Jadi Tetap saja, ini ucapan terima kasih yang besar.” Kata Gi
Bbeum.
“Jadi,
Apa kau samakan ini dengan tagihan rumah sakit?” keluh Ma Sung lalu mengajak
untuk duduk dimana saja.
“Apa kau
anjing dan tak malu makan dijalan?” ejek Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau Ma Sung
tak mau makan akan memakan sendiri saja.
“Kenapa kau
ambil sesuatu yang sudah diberikan ke orang lain?” keluh Ma Sung langsung
mengambil makananya.
Gi Bbeum
melihat di stand sebelah, [Es krim dingin
1,000 won] lalu menawarkan apakah ingin makan es krim. Ma Sung tak percaya Gi Bbeum baru saja makan
yang panas lalu makan yang dingin. Gi Bbeum tak peduli memilih untuk membeli es
krim untuk mereka berdua.
“Apa Aku
jatuh cinta padanya?” kata Ma Sung menatap Gi Bbeum dari kejauhan seperti tak
percaya.
“Ini Es
krim, Berarti aku sudah membayar hutangku padamu.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung
membenarkan sambil mengejek kalau meski bukan 10 kali lipat.
“Apa itu
kau gambar sendiri?” tanya Gi Bbeum melihat gambar ditangan Ma Sung yang
ditutupi plester dan sedikit terbuka.
“Tidak,
ini tato..” kata Ma Sung dan Gi Bbeum pun mengingat kenangan dengan Ma Sung
sebelumnya.
Flash Back
Gi Bbeum
pikir karena sudah meminta uang pada Ma Sung maka meminta belikan es krim juga.
Ia pun menegaskan Ma Sung yang harus dapatkan uangnya kembali, karena ia bukan
orang yang suka berhutang tanpa dibayar.
“Kau mau
kuberi berapa banyak? Bisa kau berikan hatimu?”kata Ma Sung mengoda.
“Bagaimana
es krimnya? Bukankah seperti berkelana menyusuri kenangan?” tanya Gi Bbeum. Ma
Sung tak mengerti maksud ucapan Gi Bbeum.
Akhirnya
mereka keluar dari pasar, Ma Sung akan naik mobil tapi Gi Bbeum berjalan begitu
saja. Ia bertanya kenapa Gi Bbeum akan pergi. Gi Bbeum mengatakan akan naik bus
lalu pamit pergi. Ma Sung mengejar Gi
Bbeum untuk ikut denganya.
“Nn. Joo
Gi Bbeum.. Ngomong-ngomong, Kenapa kau pilih bangsal VVIP selagi tak punya
uang? Aku tak tahu kau tipe orang yang ambil langkah berani seperti itu. Aku
tak suka wanita seperti itu.” Tanya Ma Sung
“Itu ,
ada kenalanku dari rumah sakit itu.” Ucap Gi Bbeum., Ma Sung binggung siapa
selain dirinya.
“Ya, aku
kenal orang yang punya posisi tertinggi di RS itu. Jadi Itulah sebabnya.”kata
Gi Bbeum percaya diri.
“Oh, Apa
posisi tertinggi? Siapa ya dia, aku penasaran.” kata Ma Sung
“Aku
harus mengadukanmu bolos kerja.” Balas Gi Bbeum. Ma Sung mempersilahkan.
“Aku
kenal Direktur Sung Ki Joon.” kata Gi Bbeum. Ma Sung kaget mendengarnya.
“Kau
pasti sekarang ketakutan selagi dia bisa saja memecatmu.” Ejek Gi Bbeum yakin.
“Kalian
punya hubungan apa? Kalian tak cocok.” Ucap Ma Sung. Gi Bbbum pikir mereka sangatlah
cocok.
“Ki Joon
orangnya menggemaskan dan ganteng, Lalu aku orangnya cantik.” Ungkap Gi Bbeum
membanggakan Ki Joon.
“Bocah
itu tak suka wanita yang berkata kasar sepertimu.Ia suka wanita lembut dan
polos” komentar Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau itu cirinya ada pada dirinya.
“Ngomong-ngomong,
apa seperti itu membicarakan bosmu?” tegas Gi Bbeum
“Direktur
yang kau katakan, dulu main denganku hanya memakai celana dalam..Dia sepupuku...”
kata Ma Sung.
Gi Bbeum
kali ini yang kaget mengartikan Ma Sung itu orang yang kaya raya juga. Ma Sung
mengeluh Gi Bbeum yang kelakuannya berubah tiap kali berhubungan dengan uang
dan akan memandangnya berbeda karena tahu dirinya yang memiliki banyak uang. Gi
Bbeum membenarkan.
“Ya,
benar... Kuyakin kau akan bersikap baik padaku.” Komentar Ma Sung yakin
“Tak
perlu bagiku untuk berlaku baik padamu. Kuyakin kita tak akan bertemu lagi.”
Ucap Gi Bbeum yakin
Saat itu
ada beberapa orang yang mengenali Joo Gi Bbeum dan sambil bergosip. Ma Sung tak
percaya kalau Gi Bbeum yang ternyata Orang mengenalnya,lalu mengambil syal
menutupi wajahnya agar jangan bersikap
saling mengenal.
Gi Bbeum
pun berdiri berjauhan dengan Ma Sung lalu naik ke dalam bus lebih dulu. Ma Sung
melihat banyak orang hanya menyetuh bagian tasnya makan bisa masuk, tapi saat
mendekatkan saku celananya tak berbunyi apapun.
Sopir pun
meminta Ma Sung agar memakai kartu namanya. Ma Sung terlihat binggung dan Gi
Bbeum pura-pura tak mengenal dengan memalingkan wajahnya.
“Kalau
kau tak punya uang, turunlah.” Kata Sopir. Ma Sung mengaku bukanya tak punya uang.
“Ayolah,
Nn. Joo Gi Bbeum, bayarkan. “ ucap Ma Sung meminta tolong.
“Kekasihmu
sedang memalukan dirinya. Apa kalian bertengkar?” kata Bibi yang duduk didepan
Gi Bbeum.
“Aku
bukan kekasihnya.” Kata Ma Sung. Akhirnya Gi Bbeum pun terpaksa berjalan ke
depan pintu
“Apa Ingin
kubayarkan, sayang?” ucap Gi Bbeum sengaja membuat malu lalu kembali duduk
setelah membayar bus. Ma Sung berpikir Gi Bbeum gila dan memilih duduk
dibelakang Gi Bbeum tanpa saling bicara.
Keduanya
pun berjalan pulang, Ma Sung lalu mengeluh Gi Bbeum yang berlagak mengenalku
disana dmemanggilnya sayang, lalu menegaskan kalau ia bukan kekasihnya dan tak
ada alasan untuk menjadi pacar Gi Bbeum.
“Kau
menyuruhku untuk berlaku baik padamu. Jadi, aku bersikap sangat baik tadi.
Pokoknya, hati-hati di jalan, Tn. Gong Ma Sung.” Kata Gi Bbeum berlaku sopan
akan jalan lebih dulu.
“Tunggu
sebentar... Kenapa kau selalu saja berpamitan dan menyuruhku pergi? Apa kau
perlu menyiapkan diri untuk perpisahan?” kata Ma Sung. Gi Bbeum membenarkan.
“Itu
adalah tata krama dan hormat mendasar.” Kata Gi Bbeum
“Dan aku
sudah membuntutimu seharian, Tapi, kau malah menyuruhku pergi?” “ keluh Ma
Sung. Gi Bbeum bertanya Apa masih ada yang perlu dibicarakan.
“Katamu
kita berciuman, kan? Ceritakan padaku soal itu.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum pikir
memilih untuk lain kali saja.
“Sekali
ini saja, kumohon.... Beritahu aku.” Ucap Ma Sung memohon.
“Kita
kebetulan berjumpa di Hainan dan jatuh cinta pada pandangan pertama.” Cerita Gi
Bbeum
“Jadi,
Itulah alasan kita berciuman? Kapan itu?” tanya Ma Sung makin penasaran.
“Tiga
tahun lalu... Hari terakhir bulan Juni.” Ucap Gi Bbeum. Ma Sung mengartikan
kalau itu alasan mengingat Gi Bbeum setiap hari
“Apa
Karena dulu kita saling menyukai?” ucap
Ma Sung
“ Jika
kita benar-benar saling suka dulu kita tak akan bertemu seperti ini sekarang. Itu
cuma pertemuan singkat.” Kata Gi Bbeum seperti tak ingin mengingat masa
lalunya.
“Maafkan
aku karena tak bisa mengingatnya.” Ucap Ma Sung.
Gi Bbeum
pikir tak perlu karena Ma Sung tak melakukan kesalahan apapun dan ini tak
merubah apapun diantara mereka jadi Ma
Sung tak perlu khawatir lalu berjalan pulang.
Ma Sung
mengambarkan tempat yang selama ini hanya dipikiranya dalam papan, jadi
mengingat kalau wanita itu adalah Gi Bbeum Ia berpikir kalau itu cuma pertemuan
singkat, kenapa ia selalu mengingat Gi Bbeum setiap hari.
Ha Im
turun dari mobil meminta agar meriksa kembali pemotretannya. Saat itu Ki Joon
sudah menunggu didepan gedung, Ha Immelihat kalau Ki Joon itu pakai kalung
palsu. Ki Joon pun menyapa Ha Im dan melihat kalungnya sama yang dipakai
olehnya.
“Tapi
Tunggu.. Apa Kau pakai barang palsu padahal kau artis?” ucap Ki Joon
melihatnya.
“Aku
pakai yang asli... Apa katamu? Ini bulu rubah arktik asli.” Tegas Ha Im.
“Kurasa
tidak.” Kata Ki Joon dan langsung mendekat memeriksa kalung yang dipakai Ha Im.
Ha Im mendorong Ki Joon agar menjauh.
“Aku
tumbuh di keluarga kaya, jadi alergi bulu palsu.” Tegas Ha Im. Ki Joon ingin
melihatnya kembali.
“Ah,
benar! Palsu!” ucap Ki Joon yakin. Tapi Ha Im pikir agar menjauhkan benda palsu
yang dipakai Ki Joon.
“Kenapa
kau memakai kalung palsu padahal seorang artis?” ejek Ki Joon. Ha Im tak peduli
memilih untuk masuk ke gedung.
Saat akan
menekan tombol kunci tak bisa terbuka, Ki Joon menyuruh Ha Im minggir saja dan
membuka dengan sidik jari lalu pintu terbuka dan masuk lebih dulu. Ha Im pun
masuk sebelum pintu tertutup.
Gi Bbeum
sibuk menghitung semua nota, Sa Rang memanggil kakaknya untuk makan ramen, Gi
Bbeum meminta agar menyisahkan saja untuknya. Tuan Joo membahas Ja Rang yang
datang dengan motor pengiriman makanan. Ja Rang meminta ayahnya agar nyari
berusaha karena takut kakaknya mengetahuinya.
“Aku
kerja paruh waktu, karena Aku harus mencari uang juga. Rahasiakan dari Noona.”
Ucap Ja Rang lalu memberikan uang untuk ayahnya membeli arak beras. Tuan Jo pun
tersenyum bahagia lalu mulai menyanyi.
Gi Bbeum
selesai menghitung nota lalu sedikit bersembunyi berdiri dibelakang dinding
menelp Nam Joo, untuk meminjam uang karena kekurangan biaya hidup. Nam Joo pun
mau meminjamkan. Gi Bbeum mengucapkan terima kasih.
“Ya, aku
banyak keluar biaya akibat tagihan rumah sakit ayahku. Terima kasih banyak, aku
akan kembalikan bulan depan.” Kata Nam Joo dan saat itu Ja Rang seperti
mendengarnya.
Setelah
menutup telp, Gi Bbeum mengangkat telp dari Ki Joon. Beberapa saat kemudian, Gi
Bbeum keluar sudah berganti pakaian dan bergegas mengambil mie. Ja Rang meminta
kakaknya untuk makan pelan-pelan dan ingin tahu mau kemana karena seperti
terburu-buru.
“Aku
dapat pekerjaan paruh waktu, aku pergi sekarang!” ucap Gi Bbeum. Ja Rang
meminta kakaknya makan lagi tapi Gi Bbeum terburu-buru bergegas keluar rumah.
Ma Sung
kembali menulis jurnalnya [Ingatan
mengenai satu wanita, Joo Gi Bbeum, orang aneh yang menyebabkan kericuhan] Lalu
perkataan Dokter Yoon yang menyimpulkan Ma Sung sedang jatuh cinta.
“Ingatanmu
mungkin saja menghilang setiap hari, Namun otakmu bekerja keras untuk tidak
melupakan cinta itu. Dan itulah kenapa kau selalu memikirkan wanita itu” Ucap
Dokter Yoon.
Ma Sung
terdiam melihat nama judul di depan bukunya [Joo Gi Bbeum, orang aneh yang
menyebabkan kericuhan] saat sedang menatap nama Gi Bbeum dengan nama “Orang
aneh yang menyebabkan kericuhan” tapi saat itu nama [Galilei]
yang menelpnya.
Ki Joon
dengan bangga meminta agar Ma Sung datang ke perusahaan sebentar. Ma Sung ingin
tahu alasanya harus datang kesana. Ki Joon mengatakan Hari ini akan tanda
tangan kontrak dengan seseorang. Ma Sung heran kenapa harus datang kesana.
“Terakhir
kali sudah kuceritakan kalau ada seseorang yang dijebak secara tidak adil yang
ingin kuselamatkan. Kau sumber danaku, jadi aku harus melaporkan ini.” Kata Ki
Joon.
“Aku tak
perlu laporan, jadi lakukan... Tapi Tunggu. Wanita yang dijebak bukan Joo Gi
Bbeum, kan?” kata Ma Sung memastikan
“Apa Kau
juga kenal Joo Gi Bbeum?” tanya Ki Joon kaget. Ma Sung tak percaya memang
benark kalau yang dimaksud Joo Gi Bbeum, yang punya jutaan anti-fans
“Ya, Nn.
Gi Bbeum. Ia akan tanda tangan kontrak denganku hari ini. Pokoknya, aku sudah
melakukan tugasku melaporkannya padamu.”kata Ki Joon
“Hei,
yang benar, kau harus melaporkannya secara tatap muka! Kau harus Tunggu aku!”
teriak Ma Sung.
Gi Bbeum
berdiri di depan gedung Star Entertainment memikirkan kerja paruh waktu bayaran
per-hari, tapi punya firasat buruk mengenai hal ini. Sementara di dalam
ruangan, CEO Jang ingin tahu Siapa yang akan datang. Ki Joon dengan bangga
kalau itu Seorang bintang.
“Kau
bilang Bintang? Apa kau merayu Lee Ha Im? Apa Ia bersedia tanda tangan kontrak
dengan kita?” kata CEO Jang penasaran.
“Kau bisa
Tebak yang lebih tinggi lagi, bintang ini bahkan lebih besar dari Lee Ha Im.”
Kata Ki Joon
“Kau
bilang Lebih besar dibanding Lee Ha Im? Apa Ia bintang global? Apa Ia Cheori?”
ucap CEO Jang penasaran.
Ji Min
memberitahu Ki Joon kalau Bintangnya sudah datang, Ki Joon pun menyapa Ki Bbeum
untuk masuk. CEO Jang melonggo melihat Ki Bbeum yang datang ke kantor
agencynya. Gi Bbeum mengaku sudah tahu CEO Jang akan bereaksi seperti ini.
“Kau
sangat kaget sampai kehabisan kata-kata, kan?” kata Ki Joon menutupi CEO Nya.
“Kau
benar-benar ingin jatuh bobrok dalam kecepatan luar biasa rupanya.” Komentar
CEO Jang, Tapi Ki Joon pikir kalau itu kalimat yang luar biasa.
Akhirnya
mereka duduk bersama. CEO Jang ingin tahu alasan Gi Bbeum datang ke kantornya.
Gi Bbeum memberitahu kalau Ki Joon akan memberikan kerja paruh waktu. CEO Jang
kaget kalau Ki Joon kerja paruh waktu. Saat itu Ji Min membuka pintu
memberitahu kalau Tn. Investor sudah
datang. Saat itu Ma Sung masuk ruangan.
“Kenapa
kau kemari?” tanya Gi Bbeum binggung dan Ma Sung balas bertanya kenapa Gi Bbeum
juga ada di kantornya dengan berpura-pura kaget.
“Apa
Kalian saling kenal? Sejak kapan? Bagaimana? Kalian punya hubungan apa?” ucap
Ki Joon panik seperti cinta pertamanya akan di ambil
“Kita
cuma kenal begitu saja jadi, Tak perlu khawatir.” Kata Gi Bbeum. Ma Sung tak
terima mendengarnya.
“Kau
membuatku khawatir saja.” Ucap Gi Bbeum lalu CEO Jang ingin tahu siapa Ma Sung.
“Ia
pemilik gedung ini, beserta sumber danaku. Dan penyelamatku. Kau harus berikan
kesan yang baik padanya.” Kata Ki Joon. CEO Jang menganguk mengerti.
“Sepertinya
kau ingin bersikap sok kaya.” Sindir Gi Bbeum melihat sikap Ma Sung melipat
tangan didada.
“Ini
bukan sok-sokan. Tapi Inilah yang disebut kemampuan. Ngomong-ngomong, kenapa
kau kemari?” tanya Ma Sung
“Ini
Bukan urusanmu.” Tegas Gi Bbeum. Ma Sung makin kesal mendnegrnya.
“Apa
kerja paruh waktu yang ingin kukerjakan, Tn. Ki Joon?” tanya Gi Bbeum sengaja
mengalihkan pembicaraan.
“CEO kami
ingin merekrutmu.” Kata Ki Joon. CEO Jang kaget tiba-tiba namanya disebut.
“Mustahil...
Ki Joon.. Ayo bicara secara pribadi sebentar.” Ajak CEO Jang. Ki Joon langsung
menolaknya dengan cepat.
“Kami
ingin tanda tangan kontrak secara eksklusif denganmu.” Kata KI Joon.
Gi Bbeum
pun terlihat binggung lalu mengatakan kalau untuk kontrak aku masih... Ki Joon
tahu Gi Bbeum berpikir Masih terlalu mendadak, karena kaget dan kebingungan. Ma
Sung ingin tahu apakah Ki Joon ingin kerja sama dengan selebriti yang punya
jutaan anti-fans.
“Ini
seperti penipuan.” Ucap Ma Sung. Ki Joon mengeluh Ma Sung yang berkata seperti
itu.
“Aku
benar-benar sedang serius menawarkan kerja sama dengannya!” kata Ki Joon
“Untuk
itulah, diantara banyak orang, kenapa kau memilihnya seorang mantan artis
tenar? Dan seperti yang terlihat, kondisinya...” kata Ma Sung yang langsung
disela Gi Bbeum
“Inilah
kenapa kau disebut penyelamat... Ya, benar. Kontrak bukan persoalan sederhana.
Kau dengar yang dikatakan Tn. Investor, kan?” ucap CEO Jang yang senang ada Ma
Sung yang satu pemikiran denganya.
“Aku tak
peduli! Aku akan lakukan kontrak dengan Nn. Gi Bbeum! Hei, Ji Min! Berikan
kontraknya!” teriak Ki Joon.
Ji Min
memberikan kontrak, Ki Joon meminta agar Gi Bbeum tak mendengar dua oran itu
jadi tanda tangan saja jadi akan urus sisanya. Gi Bbeum terlihat binggung, Ki
Joon meminta Gi Bbeum segera tanda tangan saja. Gi Bbeum terlihat binggung.
Gi Bbuem
dan Ma Sung keluar dari lift menuju keluar gedung, mata Gi Bbeum melihat CEO
Kim baru keluar mobil meminta Ma Sung agar berjalan perlahan dan jangan jalan
cepat-cepat sambil bersembunyi dibalik tubuh yang tinggi besar.
“Apa Kau
kenal pria itu?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum meminta agar mengabaikan saja dan
pergi saja.
“Ngomong-ngomong,
Nn. Joo Gi Bbeum...” kata Ma Sung tiba-tiba sengaja memanggil nama Gi Bbeum
CEO Kim
pun tersadar melihat Joo Gi Bbeum berjalan didepanya. Gi Bbeum pun menyapa CEO
Kim mengaku sudah lama tak bertemu. CEO Kim ingin tahu alasanya datang ke
gedungnya. Gi Bbeum menyembunyikan surat kontrak dibalik tubuhnya.
“Aku
bertemu dengan seseorang.” Kata Gi Bbeum dengan sedikit grogi. CEO Kim ingin
tahu siapa.
“Seorang
teman.” Kata Gi Bbeum. CEO Kim ingin tahu kabar Gi Bbeum sekarang.
“Aku
baik-baik saja.” Ucap Gi Bbeum, CEO Kim ingin tahu kerjaanya. Gi Bbeum mengaku kerja
banyak hal.
“Ada
tempat yang harus segera aku kunjungi, jadi aku pergi dulu.” Kata Gi Bbeum lalu
menarik Ma Sung untuk ikut pergi juga.
Ma Sung
ingin tahu Siapa pria itu, karena CEO Kim tak tampak seperti pria baik. Gi
Bbeum mengeluh dengan sikap Ma Sung seperti memiliki masalah denganya, dengan
tak menepati janji dan membuatnya tampak konyol. Ma Sung mengaku kalau hanya
bercanda tapi ternyata seburuk itu.
“Ya! Kau
benar-benar melakukan hal buruk!” teriak Gi Bbeum akhirnya tak bisa menahan
rasa sedihnya.
“Apa kau
sedang menangis?” tanya Ma Sung panik. Gi Bbeum mengelak.
“Mataku
cuma kemasukan debu, jangan mengikutiku.” Ucap Gi Bbeum lalu bergegas pergi.
Ma Sung
menahanya, tapi Gi Bbeum menegaskan akalu tak ingin melihatnya lagi, Ma Sung
seperti merasa serba salah.
Direktur
kaget mengetahui kalau Ma Sung berkencan dengan seorang wanita. Dokter Yoon
mengatakan kalau ada wanita yang menarik perhatiannya belakangan ini. Nyonya
Park berkomentar kala ini Aneh sekali.
“Ia tak
pernah tunjukkan ketertarikan pada wanita manapun sebelumnya.” Ucap Nyonya Park
“Peristiwa
traumatik yang dialaminya sewaktu kecil cukup merugikannya. Dan tentu saja,
berlaku juga untuk saat ini.” Jelas Dokter Yoon
“Apa
Menurutmu itu akan bertahan lama?” tanya Nyonya Park
“Otaknya
cukup berbeda dari kebanyakan orang. Tidak mungkin akan bertahan lama. Apa kau
setuju, Dr. Yoon?” ucap Direktur
”Ia punya
banyak rintangan yang harus dihadapi, Jika Ia ingin memulihkan ingatan akan hubungannya
dan membuat kemajuan dengan itu.” Jelas Dokter Yoon.
Nyonya
Park ingin tahu Wanita seperti apa, Sek
Yoon menjawab kalau wanita seorang selebriti. Nyonya Park tak peduli menyuruh
agar menyingkirkan wanita itu segera.
Gi Bbeum
bertemu dengan Nam Joo sambil minum soju memberitahu Star Entertainment ingin
merekrutnya. Nam Joo pikir kala Hari ini kau beruntung sekali, karena Jang Woo
Jin adalah CEO perusahaan itu dan ingin tahu kapan CEO Jang ingin melakukan
kontrak.
“Aku tak
akan menyetujuinya.” Ucap Gi Bbem. Nam Joo langsung mengumpat Gi Bbeum itu
sudah gila
“Sekarang
Jang Wook Jin mungkin bukan apa-apa... Tapi, Ia pernah dianggap memiliki tangan
Midas di industri ini. Dan Ia yang pertama kali dapatkan kontrak dengan Lee Ha
Im. Ngomong apa kau? Kau seharusnya cepat terima.” Ucap Nan Joo penuh semangat.
“Nan
Joo... Aku tak punya niat lakukan kontrak dengan agensi manapun. Aku bahagia
hidup seperti ini.” Ucap Gi Bbeum
“Apa Kau
bahagia? Kau terlibat pekerjaan dengan bajingan mesum dan melakukan video aneh serta
kau harus naik kapal dan tangkap ikan selagi kau aquaphobia” ucap Nam Joo
mencoba menyakinkan Gi Bbeum
“Joo Gi
Bbeum... Kau pernah jadi bintang ngetop dan Korea berada ditelapak tanganmu.
Pria akan tertunduk mendengar lagumu. Semua orang bahagia melihat wajahmu
terpasang setiap botol soju, Apa kau tak
merindukan saat seperti itu?” kata Nam Joo
“Tidak
sama sekali... Aku tidak merindukannya.” Ucap Gi Bbeum
Nam Joo
meminta agar Gi Bbeum memikirkan baik-baik karean juga perlu hasilkan uang. Ia
tak tahu sampai Kapan Gi Bbeum akan
melunasi hutang, bahkanharus merawat saudara dan mengurus ayahnya dengan benar.
Gi Bbeum pikir kalau sangat berterima kasih sekaligus menyedihkan di depan Nan
Joo sekarang.
“Aku
benci saat kau seperti ini. Kau mungkin kasar, tapi kau selalu percaya diri dan
dipenuhi dengan stamina. Aku merindukan dirimu yang dulu. Dan kau harus.
memikirkan cara membersihkan namamu terkait kasus Min Hyung Joon 3 tahun lalu.
Jadi jika kau ingin melakukan itu, kau perlu bangkit. Terima kontraknya, Gi
Bbeum... Paham?” tegas Nam Joo Gi Bbeum
hanya terdiam mengajak mereka minum saja.
Manager
binggung saat Ki Joon membahas tentang rumah. Ki Joon mengingatkan kalau 3
tahun lalu menyuruh sebelum meninggalkan Korea, Membeli rumah Nn. Joo Gi Bbeum
yang dijual dan ingin tahu hasilnya.
Manager mengingatnya kalau rumah itu sudah mengalihkannyapada Sekretaris
Yang.
Akhirnya
Ki Joon memanggil Sekretaris Yang, ingin tahu tentang Rumah. Sek Yang terlihat
binggung dengan rumah yang dimaksud. Ki Joon mengingatkan kalau soal rumah itu
dari Tn. Noh dan ia yang memintanya membeli rumah itu.
“Oh,
maksudmu rumah itu?” ucap Sek Yang bisa mengingatnya.
“Aku bisa
melihat rumah itu besok, kan?” kata Ki Joon penuh semangat.
“Seseorang
sudah tinggal disana” ucap Sek Yang. Ki Joon ingin tahu siapa orangnya.
Ma Sung
gelisah dalam rumah mondar-mandir merasa Gi Bbeum itu benar-benar mahir
menempatkan seseorang dalam situasi yang tidak nyaman, tapi mencoba untuk tak
peduli dan mencoba menelp tapi Gi Bbeum menolaknya.
“Apa Ia
menutup teleponnya? Apa Ia benar-benar menutupnya?” ucap Ma Sung marah dan mencoba menelp kembali.
Gi Beum
dan Nan Joo sudah mabuk berdiri memegang tiang, mengajak untuk minum lagi. Tapi
Nan Joo pikir lebih baik nyanyi saja. Mereka pun nyanyi di pinggir jalan tanpa
peduli ada orang yang melihatnya. Ja Rang dan keluarganya bisa mendengar mereka
menyanyi dari teras rumah.
“Noona..
Ia menyanyi lagi...Ia pasti sedang terpuruk...” kata Ja Rang
“ Aku
ingin tahu apa yang terjadi... Ia pasti sedang kesulitan.” Ucap Tuan Joo
sementara Sa Rang sibuk mencuci sayur.
“Aku
mabuk sedikit.” Kata Gi Bbeum masuk rumah dan Nan Joo menyapa Tuan Joo.
“Ini
rencana penghematan angsuran!” kata Gi Bbeum. Nan Joo pikir mereka jangan
khawatir.
“Tapi,
kenapa kalian semua berada diluar?” tanya Gi Bbeum. Ja Rang memberitahu kalau Lampunya
padam.
“Kita
harus mengganti semua bohlamnya.” Ucap Ja Rang. Gi Bbeum pun akan menggantinya.
“Aku yang
akan ganti seusai makan malam.” Kata Ja Rang menarik kakaknya untuk makan lebih
dulu.
“Ini ikan
gurnard merah kesukaanku!” kata Gi Bbeum melihat makanan yang dimasak adiknya.
“Tuan Joo
Gi Bbeum terima kontrak hari ini !” ucap Nan Joo mengeluarkan surat kontrak.
Gi Bbeum
malah dengan sengaja menjatuhkan ikan diatas surat kontrak. Semua kaget kalau
Gi Bbem kembali menerima surat kontrak. dengan agensi, Gi Bbeum pikir
kalau harus taruh saus cabe pada ikan
dan makan sekaligus dan membiarkan surat kontraknya terkena noda.
Gi Bbeum
melihat Nan Joo dan Sa Rang sudah tidur
dikamar, sementara Ja Rang dan ayahnya sudah tidur di ruang tengah membiarkan
tempat cuci piring yang menumpuk. Gi Bbeum keluar dengan membawa< Kontrak
Eksklusif dengan Star Entertainment, berpura-pura seperti berbicara dengan Ki
Joon.
“Kumohon
terima kontraknya, Nn. Joo Gi Bbeum.” Kata Gi Bbeumb berpura-pura sebagia Ki
Joon.
"Star
Entertainment"? Aku akan mempertimbangkannya.” Ucap Gi Bbeum
“Jika kau
bersedia bekerja sama dengan kami, Nn. Joo. Kami akan sangat bersyukur.” Kata
Gi Bbeum berpura-pura sebagia Ki Joon.
““Kau
membuatku tersanjung.. Jadi kalau
menurutmu seperti itu. Dimana aku harus menandatanganinya?” ucap Gi Bbeum dan
langsung memberikan tanda tangan
“Selesai...
Ini Katakan kesepakatannya terjadi seperti sekarang .. Ini sudah cukup bagiku.”
Kata Gi Bbeum lalu menaruh kertas di tumpukan yang lain.
Ma Sung
mengeluh karean Gi Bbeum yang tak mengangkat telpnya, lalu memilih tak peduli
karean Mungkin hubungan mereka cuma sampai sejauh ini. Ia lalu merasakan kalau
ini benar-benar melukai harga dirinya, walaupun tak perlu di ingat, tapi
bersalah padanya.
Ia lalu
menemukan di lemari earphone, buku dan juga sepatu heels. Sementara Gi Bbeum
menyalakan tape dan mendengar nyanyian dirinya, saat itu Ma Sung juga
mendengarkan dari walkman yang ditinggalkan dalam lemari.
“Kurasa
mereka menggantinya sepanjang waktu, mengingat ini memancing perhatian kita. Musim,
kau, aku, dan cinta kita. Itu cuma karena anginnya dingin Dan kita saling menggenggam
tangan dengan erat. Lalu kenapa air mataku mengalir dari mataku?”
Gi Bbeum
dan Ma Sung tiba-tiba ikut menangis terhanyut dengan lagu yang didengar. Ma
Sung pun kebingungan karena bisa menangis.
Bersambung
ke episode 4
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Semangat trus kakak,
BalasHapusDramanya bagus
Lanjut episode 4 ya...
BalasHapusSalam kenal
Semangat mbak dee. Lanjutkannn
BalasHapusTksh sinopsisnya jd penasaran trus biar puas hati ini. .... Hanya disini yg ada sinopsis nya yg lain gk ada.... Php aj
BalasHapus☺☺