PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung
berbaring di tempat tidur, tetapi pikirannya seperti melayang saat orang tuanya
meninggal. Lalu ia yang masih kecil harus berhadapan dengan jepretan kamera
yang menyilaukan dan juga lampu mobil saat tergeletak di jalan.
Saat
membuka mata, Dokter Yoon sudah ada didepanya memastikan Ma Sung sudah sadar.
Ma Sung tersadar ingin tahu Berapa lama seperti ini. Dokter Yoon menjawab itu
sudah dua jam dan ingin tahu apakah Ma Sung ingat kalau alasannya pingsan.
“Hipersensitivitas
cahaya,syok, kesulitan bernafas... Dan aku...bahkan mengalami shame death.”
Kata Ma Sung
“Aku
takut serebrum (otak besar)-mu rusak, akibat impuls saraf optik. Tetap saja,
aku merasa bersyukur.” Ungkap Dokter Yoon
“Dan apa
yang kau lakukan, sampai hal ini terjadi?” kata Dokter Yoon yang memarahi Sek
Yang. Sek Yang pun hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Kau
tampil di TV karena wanita itu, Joo Gi Bbeum, kan?” ucap Dokter Yoon. Ma Sung
melirik sinis pada Sek Yang pasti bicara mengenai hal itu dan tak bisa
mengelak.
“Bukan
berarti kau tak dalam bahaya meski tak
sadarkan diri selama 2 jam. Apa yang kau lakukan mulai sekarang itu yang
terpenting, jadi Kau harus berhati-hati.” Jelas Dokter Yoon.
Ma Sung
mengaku sudah tahu dan meminta maaf pada Dokter Yoon karena sudah membuatnya
khawatir. Dokter Yoon menegaskan kalau Ma Sung Jangan menempatkan dirinya dalam
bahaya, karena menurutnya Cinta tak sepenting itu.
“Pasien kanker
saja tidak diminta untuk berhenti hidup dan menunggu mati.” Komentar Ma Sung
“Aku cuma
memastikan sesuatu.” Kata Ma Sung. Dokter Yoon ingin tahu Memastikan apa.
“Perubahanku
belakangan ini.” Jelas Ma Sung. Dokter Yoon ingin tahu Apa yang akan dilakukan
setelah memastikannya.
“Entahlah,
aku belum memikirkannya sejauh itu. Tapi Pokoknya, jangan beritahu Ketua Gong.
Karena tak peduli apapun, kau berada dipihakku, kan?” tegas Ma Sung menatap
Dokter Yoon.
Dokter
Yoon memalingkan wajahnya seperti tak bisa memberitahu kenyataanya. Ma Sung
mengingat Dokter Yoon yang harus mengunjungi seminar HCPS siang ini jadi
Sebaiknya bergegas kesana dan mereka bisa
lanjutkan lagi pembicaraan ini nanti.
“Hari ini
kau harus banyak istirahat.” Pesan Dokter Yoon. Ma Sung menganguk mengerti
seperti ingin segera Dokternya pergi.
“Kenapa
kau memberitahunya hal yang tak penting? Kau harus Sadarlah.” Keluh Ma Sung
pada Sekertaris Yang. Sek Yang hanya bisa tertunduk diam, Ma Sung pun menyuruh
Sek Yang pergi saja.
Saat itu
terdengar teriakan Ki Joon memanggil “Hyung” Ma Sung buru-buru berbaring
kembali berpura-pura tidur. Ki Joon
panik sambil menangis ingin tahu apa yang terjadi seperti tak percaya kalau Ma
Sung itu memang sakit.
“Kalau
aku tahu ini akan terjadi, Aku tak akan mengganggumu dengan memintamu tampil
dikuis bersama! Jangan khawatir, Hyung!.. Lain kali, aku akan tampil bersama Nn.
Gi Bbeum.” Ucap Ki Joon.
“Apa kau
ingin mati!!!” umpat Ma Sung membuka matanya, Ki Joon kaget melihat Ma Sung masih hidup.
“Kenapa
kau kembali ke acara itu setelah dipermalukan?” keluh Ma Sung. Ki Joon berpikir
kalau Ma Sung itu mati dan ingin memeluknya. Ma Sung menyuruh Ki Joon agar
menjauh.
“Apa? Apa
ini? Kau sungguhan sakit?” kata Ki Joon
seperti tak percaya
“Aku cuma
terlalu banyak bekerja beberapa hari ini, aku tidak sakit.” Ucap Ma Sung
menutupinya
“Kenapa
kau seperti orang yang punya penyakit mematikan? Kau membuatku takut!” ungkap
Ki Joon khawatir.
Ma Sung
ingin tahu “Apa yang terjadi pada kuisnya?” Ki Joon mengatakan kalau itu Sangat
buruk dan mengeluh Ma Sung yang pingsan karena tidak bisa menjawab pertanyaan.
Ma Sung menegaskan bukan seperti itu., karena sudah tahu jawabannya.
“Jawabannya
7... Jangan bilang, kau tidak bisa menjawab dengan benar?!! Astaga, bagaimana
bisa kau salah menjawab pertanyaan yang mudah sekali? dasar Bodoh.” Keluh Ma
Sung pada sepupunya.
“Kenapa
kau baru sekarang kasih tahunya?” ucap Ki Joon kesal
“Sudahlah...
Pokoknya, suruh orang yang berada diluar masuk.” Kata Ma Sung merapihkan
rambutnya. Ki Joon binggung Siapa yang dimaksud.
“Orang
yang ada diluar... Tunggu... dia belum pergi, kan?” kata Ma Sung penasaran.
Ki Joon
mengaku kalau dia sudah pergi. Ma Sung mengumpat kesal pada Gi Bbeum adalah
wanita aneh dan menurutnya kalau keadaanya seperti ini karena wanita itu. Ia
ingin memastikan kalau Gi Bbeum benar-benar pergi. Ki Joon mengaku kalau Gi
Bbeum bahkan tak datang. Wajah Ma Sung terlihat kecewa.
Gi Bbeum
menunggu sambil menatap jendela, Ki Joon pun memanggil Gi Bbeum yang masih
menunggunya. Gi Bbeum dengan wajah panik ingin tahu kondisi Gong Ma Sung. Ma
Sung mengatakan kalau Ma Sung akan baik-baik saja setelah istirahat sejenak dan
cuma pura-pura pingsan karena tak tahu jawabannya jadi Tak perlu khawatir.
“Apa kau
mau makan tonkatsu malam ini?” tanya Ki Joon. Saat itu telp masuk ke ponsel Gi
Bbeum.
“Anu...
maaf, sebentar... dari Tn. Gong Ma Sung...” kata Gi Bbeum melihat nama
diponselnya.
“Ma Sung
sudah punya kekasih! Mereka... bahkan tinggal bersama. Aku melihatnya sendiri.”
Kata Ki Joon tak ingin Gi Bbeum mengangkat telp dari Ma Sung. Gi Bbeum kaget
seperti tak percaya
“Ya, aku melihat sepatu wanita dirumahnya. Tak
perlu penjelasan apapun selagi wanita itu meninggalkan sepatunya dirumahnya.
Kurasa wanita itu akan menjenguknya. Sebaiknya kita jangan mengganggu mereka.”
Kata Ki Joon dan akhirnya Gi Bbeum mengabaikan nama [Gonggalppang]
“Ya..
Kalau begitu mari kita keluar secepatnya.” Kata Ki Joon lalu mengajak Gi Bbeum
untuk segera pergi.
Sek Yang
memberitahu Ma Sung kalau Gi Bbeum Tak mengangkatnya dan berpikir keduanya
sedang berantem. Ma Sung dengan kesal bertanya bertengkar dengan siapa. Sek Yang
pikir Apa perlu dihubungi lagi. Ma Sung yang sudah kesal memilih tak perlu
melakukanya.
“Meminta
orang yang telah pergi untuk datang kembali itu menyedihkan... Aku mau pulang
saja.” Ucap Ma Sung
“Kata Dr.
Yoon kau harus tetap disini hari ini.” Kata Sek Yang
“Aku tak
suka disini karena membuatku seperti seorang pasien. Aku mau pulang, jadi bawakan
pakaianku.” Ucap Ma Sung
“Bagaimana
kalau kau pingsan lagi?” kata Sek Yang khawatir.
“Aku tak
akan pingsan! Aku akan baik-baik saja... Cepat bawa bajuku!” tegas Ma Sung
kesal
“Kau
sungguh baik-baik saja, kan?” tanya Sek Yang. Ma Sung menyuruh Sek Yang agar
membawa segera bajunya.
Sek Yang
menunjuk kalau bajunya sudah di gantung disebelahnya. Ma Sung pun hanya bisa
terdiam karena malu lalu menyuruh keluar saja dan menyiapkan mobil. Sek Yang
pun berjalan pergi.
Ma Sung
duduk sambil mengambar di bukunya, lalu membaca kembali notenya [Bersaing di
"The Brain Q Show", Mengalami gejala hipersensitivitas cahaya selagi
menjawab pertanyaan, Shock, kesulitan bernafas, pingsan, tak alami kerusakan
otak besar. Mimpi mengenai pemakaman, dan itu saja]
“Apa ini
ingatan saat aku kecil?” ucap Ma Sung binggung.
Sementara
Gi Bbeum yang gelisah naik ke atap rumahnya yang terlihat seperti gudang,
berpikir kalau harus tidur. Di sekelilinganya terlihat umpatan yang berhasil di
ambilnya “Karir Joo Gi Bbem hancur total” tapi ada juga tulisan dari fansnya
[Aku mencintaimu, Gi Bbeum. Pembawa kegembiraan]
Ia mengingat kembali saat marah dengan CEO Kim
di studio TV dan CEO Kim malah memberikan tamparan di wajahnya.
“Aku
begitu menderita selama 3 tahun setelah kehilangan perusahaan akibat dirimu!”
ucap CEO Kim marah. Lalu saat syuting
kuis, Ma Sung tiba-tiba merasakan sesak dan Gi Bbeum panik melihat Ma Sung ada
didepan kamera.
“Rasanya
seperti semuanya adalah salahku.” Ucap Gi Bbeum sedih memegang pipinya yang
ditampar oleh CEO Kim.
Nam Joo
kaget mengetahui Gi Bbeum yang ditampar Kim Bum Soo lalu mengumpat. Gi Bbeum dengan wajah tertunduk merasa
kalaumasih sulit menerima cobaan ini jadi yakin CEO Kim juga masih kesal akan
hal itu dan memang benar perusahaannya bangkrut karena dirinya.
“Bagaimana
itu kesalahanmu? Itu salah Min Hyung Joon!” ucap Nam Joo kesal
“Apa
wajahmu baik-baik saja? Besok bisa bengkak. Apa kau punya masker dirumah?”
tanya Nam Joo khawatir.
“Ya, Aku
punya satu sekarang.”kata Gi Bbeum mengangkat kepalanya terlihat masker rumput
laut diwajahnya.
Ma Sung
datang ke rumah Gi Bbeum mencoba mengetuk pintu tapi tak ada yang keluar.
Akhirnya ia berjalan kesisi rumah, saat itu Sa Rang membuka jendela yang
membuat Ma Sung kaget.
“Oh,
Gonggalppang... Kau jadi sering datang... Apa kau sungguh menyukainya?” kata Sa
Rang.
“Apa
kakakmu ada?” tanya Ma Sung. Sa Rang memanggil kakaknya dan langsung menutup
jendela dengan keras.
“Kenapa
Ia menutup jendela seperti itu?” keluh Ma Sung dan berjalan kembali. Saa itu Ja
Rang membuka jendela lainya.
“Siapa
kau?” tanya Ja Rang seperti seorang adik yang melindungi kakaknya dari pria
jahat.
“Oh, aku
kemari ingin menemui kakakmu.” Kata Ma Sung. Ja Rang tak peduli ingin tahu
siapa pria itu.
“Aku
pemilik bekas rumah kakakmu.” Ucap Ma Sung bisa memberikan jawaban yang bagus.
Ja Rang tak percaya mendengarnya.
“Coba
lihat Ini, kau bisa mengecek identitasku.” Kata Ma Sung memperlihatkan ID
Cardnya.
“Itu tak
memberiku informasi apapun.” Ucap Ja Rang. Saat itu terdengar suara Gi Bbeum
ingin tahu siapa yang datang. Ja Rang langsung menutup jendela. Gi Bbeum pun
membuka jendela
“Apa yang
kau makan? Kenapa ada rumput laut diwajahmu?” komentar Ma Sung melihat wajah Gi
Bbeum
Gi Bbeum
kaget melihat Ma Sung yang datang, lalu buru-buru menutup telp dari Nam Joo dan
melepaskan rumput laut di wajahnya.
“Kenapa
kau kemari?” tanya Gi Bbeum. Ma Sung mengeluh karena Gi Bbeum mengajak bicara didepan tralis besi dan
mengajaknya keluar.
Gi Bbeum
mengajak pergi ketempatnya minum dengan Nam Joo. Ma Sung mengeluh Gi Bbeum
mengajaknya ke tak ketempat yang tak layak dan harus selalu dijalanan. Gi Bbeum
tak peduli meminta Ma Sung segera mengatakan yang dikatakanya.
“Dasar Lancang
sekali... Setidaknya, kau memesan sesuatu untuk dimakan.” Ucap Ma Sung dan
melihat si bibi penjual tertidur di bangku.
“Apa yang
kau inginkan? Cepat kasih tahu.” Kata Ma Sung tak ingin berlama-lama.
“Apa kau
tak khawatir saat aku pingsan? Bukankah sewajarnya kau menanyakan apa aku
baik-baik saja dan tak terluka?” keluh Ma Sung kesal
“Apa kau
kemari hanya ingin menanyakan itu? Kenapa...aku harus khawatir padamu? Orang
yang seharusnya khawatir itu adalah wanita yang tinggal bersamamu.” Ucap Gi
Bbeum dengan nada cemburu.
“Aku...
tinggal bersama seseorang? Aku baru tahu, dengan siapa?” kata Ma Sung binggung
dan akhirnya sadar kalau berita itu pasti dari Ki Joon.
“Kau
salah paham... Aku tidak tinggal bersama siapapun, kau sudah kerumahku dan
pastikan sendiri.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau tak mungkin bisa
mengetahuinya.
“Tapi,
Apa sungguh kau sama sekali tak mengkhawatirkanku Dan kau tak punya niat untuk
menghiburku?” goda Ma Sung dengan terus menatap Gi Bbeum.
“Kenapa kau
menatapku seperti itu?” keluh Gi Bbeum merasakan sesuatu saat Ma Sung
menatapnya dalam.
“Sejujur,
aku sedikit mencemaskanmu. Kenapa kau begitu keras kepala? Lagipula tidak ada
hubungan apapun diantara kita.” Kata Gi Bbeum kesal
“Itulah...
Hubungan apa yang terjadi antara kita sampai kau menyiksaku seperti ini?” ucap
Ma Sung. Gi Bbeum binggung kenapa harus dirinya.
“Aku
biasanya tidak keluar malam... Dan saat ini biasa waktuku menulis jurnal dan
tidur.” Ucap Ma Sung. Gi Bbeum mengaku sudah tahu.
“Dan aku
secara khusus tak berkendara di malam hari. Aku tak pernah lakukan hal menyedihkan,
seperti mengejar wanita.” Tegas Ma Sung
“Ya, aku
tahu dengan baik selagi kau sudah berkata itu berulang kali. Tapi, apa
hubungannya denganku?” Ucap Gi Bbeum.
“Aku tak
pernah melakukan hal semacam itu sebelumnya atau berpikir melakukan hal semacam
itu sebelumnya. Tapi, kenapa kau selalu membuatku bertaruh nyawa.. jadi Biar
kulihat.” Kata Ma Sung tiba-tiba mendekati wajahnya.
Gi Bbeum
panik karena jarak wajahnya dengan Ma Sung sangat dekat, dan melihat memastikan kalau Gi Bbeum
baik-baik saja dan tak terluka. Gi Bbeum makin tak karuan melihat Ma Sung yang
ada di depanya. Ma Sung lalu berkomentar kalau ini alasan orang membenci Gi Bbeum.
“Karena
kau cantik... Jangan menangis lagi...Karena sulit bagiku melihatmu menangis.”
Ucap Ma Sung akhirnya kembali berdiri.
“Aku
sudah memastikan kau baik-baik saja, jadi aku akan pergi.” Kata Ma Sung. Gi
Bbeum binggung menatap Ma Sung yang kembali membuat hatinya berdebar.
Gi Bbeum
kembali ke rumah dengan wajah bahagia berbaring di kamarnya. Seperti merasakan
perasan jatuh cinta yang hilang. Ma Sung pun kembali menuliskan jurnalnya, lalu
wajahnya bisa tersenyum bahagia memiliki kenangan dengan Gi Bbeum.
Ha Im
menatap foto ditanganya, seperti tak percaya kalau foto pria saat masih SD itu
adalah Gong Ma Sung, pria yang datang saat kasus kalung bulu. Managernya pun
datang, Ha Im memberitahu kalau sudah menemukan cinta pertamanya.
“Wah, ini
mustahil, tapi memang benar rupanya.” Kata Managernya tak percaya.
“Apa Kau
tahu penulis variety show yang datang terakhir kali? Jadwalkan pertemuan dengan
mereka.” Ucap Ha Im penuh semangat ingin bertemu dengan cinta pertamanya.
Di
ruangan, Ma Sung membahas soal mengubah
kosa kata terkait demesia, dari istilah yang sudah ada sebelumnya, karena Akhir
ini banyak dilakukan pengubahan kosa kata berkaitan dengan penyakit serius
tertentu untuk mengubah persepsi publik.
“Sekarang
telah diciptakan istilah baru untuk penyakit skizofrenia dan geriatrik. Sama
halnya dengan penyakit demensia konotasi negatif terkait istilah penyakit
tersebut bisa mengakibatkan pasien kesulitan untuk memberitahu pada orang lain.”
Ucap Ma Sung
“Jepang
sudang mengadopsi istilah "Gangguan Kognitif" pengganti demensia. Taiwan
dan Hongkong juga telah mengganti istilah dengan yang lebih ramah.” Ucap Dokter
lainya.
“Jadi,
bersamaan dengan pengerjaan Pusat Pengobatan ini kita juga perlu bekerja untuk
mengubah opini publik terkait penyakit ini, agar dirasa lebih baik dan diskriminasi
pasien berkurang. Mari pikirkan ide untuk mewujudkannya Dan tolong periksa status
donasinya.” Jelas Ma Sung
“Tn.
Gong... Daemyung Group seharusnya mengirim donasi mereka minggu ini tapi,
tampaknya ada perubahan rencana. Ketua perusahaan tersebut pingsan akibat
penglihatan buruk, jadi...” ucap Dokter lain sedikit susah bicara.
“Jadi,
sulit untuk mereka memberi donasi pada tepat waktu karena permintaan donasi 1
triliun won.” Jelas Dokter lain menambahkan.
Ma Sung
menganguk mengerti, kalau akan cari donatur yang lain, jadi jangan khawatir. Ia
pun meminta agar mereka menjadwalkan pertemuan berikutnya minggu ini. Semua
dokter mengerti dan keluar dari ruangan.
Ponsel Ma
Sung berdering, Suara Ki Joon langsung terdengar saat dianggkat. Ki Joon mengomel
karena Ma Sung itu sangat tega dan pengkhianat, Ma Sung binggung tiba-tiba
dianggap Pengkhianat, Ki Joon ingin tahu
apa yang membuat Ma Sung berbicara dengan penuh semangat.
“Pelan-pelan
kau jelaskan, supaya aku mengerti.” Ucap Ma Sung. Ki Joon kesal karena Ma Sung
bersikap sombong lagi.
“Itu
karena kau selalu seperti itu makanya posisimu tinggi!” kata Ki Joon marah. Ma
Sung masih tak mengerti posisi apa maksudnya.
“Apa kau
itu artis? Kenapa namamu jadi populer, dan masuk penelusuran teratas? Aku memutus
hubungan denganmu sampai 500 tahun!” kata Ki Joon marah dan langsung menutup
telpnya. Ma Sung binggung tiba-tiba Ki Joon yang marah padanya.
Ma Sung
mencari di internet, Penelusuran teratas, lalu melihat berita dirinya yang
sudah masuk berita online karena ikut kuis mengunakan kacamata hitam. Ia
panik bertanya apakah Ketua Gong tahu.
Sek Yang pikir kalau mungkin tahu. Ma Sung pun bergegas menelp Ki Joon.
Saat itu
Nyonya Gong sudah turun dari mobil dengan beberapa pengawal dan menatap gedung
milik anaknya.
Di dalam
gedung, CEO Jang mengajak Gi Bbeum untuk pergi. Ki Joon ingin bertanya mau
kemana mereka padahal dirinya sedang kesal dan ingi mereka tetap bersamanya.
CEO Jang pikir kalau Ki Joon punya tamu yang akan datang.
“Tidak
ada yang datang, Cuma akal-akalan Ma Sung saja. “ ucap Ki Joon
“Yah...
Tetap saja, aku ingin ke suatu tempat bersama Gi Bbeum.” Kata CEO Jang
“Tapi,
mau kemana, CEO Jang?” tanya Gi Bbeum binggung. CEO Jang piir mereka bisa
bicarakan sambil jalan. Gi Bbeum mengerti.
“Tapi Mau
kemana? Mau kemana? Apa rahasia?” kata Ki Joon menghalangi jalan ketiganya.
Saat itu
terdengar suara berat penuh amarah memanggil nama “Sung Ki Joon.” Ki Joon kaget
melihat ibunya yang datang ke kantornya. Nyonya Gong ingin menyerang anaknya,
Ki Joon memohon kalau Ada orang lain disini.
Nyonya
Gong menyuruh anaknya untuk Tutup mulut melempar tas ditanganya. Ki Joon
menghindar dengan bersembunyi dibalik tubuh CEO Jang. CEO Jang yang tinggi
akhirnya terkena lemparan keras tas milik Nyonya Gong dibagian leher.
Saat itu
Ma Sung datang meminta Gi Bbeum dkk untuk semua pergi. CEO Jang sempat binggung
tapi akhirnya bergegas pergi dan juga Gi Bbeum seperti shock melihat Nyonya
Gong melempar tasnya. Nyonya Gong pun akhirnya menarik Ki Joon untuk
melampiaskan amarahnya. Ma Sung pun tak bisa berbuat apa-apa walaupun Ki Joon meminta
tolong padanya.
CEO Jang
keluar bersama dengan assitantnya sambil memegang lehernya yang terasa sakit.
Sang Assitant tak percaya kalau Ketua Sunwoo Group datang dengan Penjagaannya
pun ketat di depan gedung dengan mobil yang banyak dan juga pengawal.
“Apa kau
baik-baik saja, Pak?” tanya Assitantnya.
“Wah,
jantungku berdegup kencang sekali. Sudah berapa tahun lamanya sejak terakhir
aku ditampar wanita. Kenapa aku menerima uangnya?” ungkap CEO Jang kesal
sendiri.
“Mari
bergegas sebelum kita terlibat baku tembak” kata assitant mengajak CEO Jang
pergi. Gi Bbeum berjalan dibelakangnya menatap gedung seperti ingin tahu apa
yang terjadi didalam.
Ki Joon sedang
di hukum mengangkat dua tangan keatas sambi berlutut, Ibunya duduk dikursi
seperti sedang melakukan sidang. Ma Sung tak enak hati ingin ikut berlutut tapi
Nyonya Gong menyuruh Ma Sung untuk tetap diam saja. Ma Sung mengeluh pada bibinya.
“Kau
adalah pewaris Sunwoo Group... Jangan terlibat dengan seseorang sepertinya dan
melakukan hal bodoh. Jadi Tetap berdiri.” Tegas Nyonya Gong. Ma Sung pun tak
berani melawan.
“Bagaimana
kuliahmu? Apa kau lulus lebih awal atau cuti?” tanya Nyonya Gong pada anaknya.
“Aku...dikeluarkan.”
ucap Ki Joon. Nyonya Gong ingin melempar dengan bantal. Ki Joon mencari perlindungan
kalau ibunya sebleumnya sudah memberitahu waktu setahun kalau sudah kuliah tiga
tahun.
“Itulah
kenapa aku kuliah di luar negeri! Tapi, aku kembali setahun lebih awal, terus apa
masalahnya? Ini tidak adil !” ucap Ki Joon membela diri.
“Jadi, itu
alasan kau menjerat Ma Sung dan menyeretnya melakukan hal gila seperti tampil
di TV? Apa Karena itu tidak terlalu buruk sehingga kau lepas kendali?” ucap
Nyonya Gong marah
“Bukan
aku yang menginginkannya! Tapi Dia melakukannya atas kemauan sendiri!” akui Ki
Joon. Nyonya Gong ingin melempar lagi, Ki Joon langsung berlindung dibalik
tubuh Ma Sung.
“Memang
benar itu atas kemauanku sendiri. Ki Joon tak melakukan kesalahan apapun.” Ucap
Ma Sung menyakinkan bibinya.
“Jika Ma
Sung telah memutuskan melakukan sesuatu... Pasti ada alasan baik dibaliknya.
Jadi Beritahu aku.” Kata Nyonya Gong
“Orang
tak lagi memandang orang kaya dengan hormat Jika kita tidak tampil di TV untuk
alasan buruk maka tak ada alasan bagi kita tidak tampil di TV. Bahkan pemimpin
para orang kaya sekalipun memiliki arti yang sama yakni sama-sama warga Korea.
Dan aku juga ingin kau menepati janjimu pada Ki Joon.” ucap Ma Sung. Ki Joon
menganguk setuju.
“Kenapa
begitu?” tanya Nyonya Gong sinis. Ma Sung pikir Belakangan, opini publik bisa
merusak perusahaan.
“Jika
pejabat tertinggi sekelas konglomerat tak menepati janji terhadap putranya
maka, tak ada yang akan menghormati perusahaan kita.” Jelas Ma Sung
Ki Joon
bisa tersenyum mendengar ucapan Ma Sung, Nyonya Gong makin kesal melihat
anaknya malah tersenyum, lalu berkomentar kalau memang benar banyak orang
membicarakan perusahan akibat acara itu, namun opini publik tidak seburuk itu.
“Kumohon
jangan marah, namun anggap ini sebagai pemasaran gratis untuk kita tanpa harus
memperkerjakan artis lain. Dan aku akan terus mengawasi Ki Joon.” ucap Ma Sung
menyakinkan.
“Baiklah.
Aku ingin bahagia, aku ingin bebas!” ucap Ki Joon berteriak. Ma Sung meminta
agar Ki Joon menutup mulutnya.
“Kau tak
berhak bebas selagi ingin menikmati kesenangan dunia. Jadi Temukan kebahagianmu
dan batas yang telah kutentukan. Aku beri waktu sebulan untuk selesaikan
masalah ini.” Ucap Nyonya Gong.
CEO Jang
pergi ke sebuah tempat melihat sekeliling lalu berkomentar tentang serorang ria
yang dulu cepat cemas, namus sekarang sudah berubah bahkan begitu berkharisma
jadi membuatnya sangat bangga.
“Jangan
gugup, dan tegakkan bahumu.” Perintah CEO Jang. Gi Bbeum pun melakukanya.
Akhirnya Nyonya
Gong pun kembali ke mobilnya, Sek Yang mengantarnya sampai ke depan mobil.
Tangan Nyonya Gong keluar memanggil Sek Yang agar mendeka, bertanya Apa sudah
menyingkirkan yang diperintahkan. Sek Yang mengaku sudah membereskan. Nyonya
Gong menoyor kepala Sek Yang lalu mobil pun pergi. Sek Yang mengeluh kalau ingin
sekali keluar dari pekerjaannya sekarang.
CEO Jang
dan Gi Bbeum duduk diruangan sudah telah menunggu satu jam dan itu waktu yang
lama. CEO Jang pikir mereka lebih baik pergi saja dan kembali lain waktu karena
masih punya banyak waktu. Seorang pria tiba-tiba datag meminta maaf karena
sudah membuat mereka menunggu lama.
“Aku tak
bisa cepat keluar karena punya tamu dari L.A... Maafkan aku.” Ucap si pria.
“Tentu
saja, mereka sudah datang jauh-jauh... Tak apa... Maafkan aku mengganggumu selagi
kau tengah sibuk.” Kata CEO Jang
“Dan ini
Nn. Joo Gi Bbeum, kan?” kata si pria. CEO Jang membenarkan dengan mengingatkan
kembali Gi Bbeum penyanyi sambil melakukan tarianya.
Si pria
hanya menatap binggung, CEO Jang pun menyuruh Gi Bbeum untuk menyapa pria itu.
Gi Bbeum menyapa dengan sopan mengaku sangat menikmati film "Fire."
Si prai itu mengaku kalau keponakannya adalah fans berat Gi Bbeum tapi dulu.
“Jadi Berapa
usiamu?” tanya Si pria. Gi Bbeum menjawab 30 tahun. Si pria kaget dan
berkomenta ternyata waktu cepat berlalu.
“Yah,
singkat cerita, kau sendiri tahulan, dia hiatus selama 3 tahun. Mereka yang
alami kesulitan adalah pelakon yang lebih baik. Jadi Percayakan padanya, dia
akan lakukan pekerjaan hebat.” Ucap CEO Jang memohon. Si Pria pun mengajak CEO
Jang untuk bicara berdua saja.
CEO Jang
meminta agar pria itu cukup tampilkan wajahnya sedikit pada proyek filmnya
karena Joo Gi Bbeum cukup cantik untuk ditambahkan
ke elemen visual. PD itu membenarkan kalau Gi Bbeum memang cantik Tapi,
masalahnya...
“Apa kau tandatangan
kontak dengannya?” tanya PD. CEO Jang membenarkan dan berpikir temanya itu tak
suka.
“Tak
masalah untuk memberinya peran selagi kau yang meminta tapi, kau tahu bagaimana
keadaan belakangan ini, Jika para aktis membuat masalah meski mereka telah
selesai syuting penayangannya akan hancur dan kami harus mengulang syuting.” Jelas
PD
“Lalu Apa
kau ingin aku memperkerjakan seseorang yang sudah bermasalah? Meski aku
sutradara cerdas, memberi peran padanya sama saja menghina penonton.” Ucap PD.
CEO Jang hanya bisa terdiam.
“Wook
Jin... Aku berkata seperti ini karena aku mengkhawatirkanmu. Berikan pekerjaan
yang memperlihatkan tubuhnya Dan dapatkan uang dari sana. Dia pernah menjadi
papan atas, aku yakin kau akan dapat banyak tawaran.” Saran PD
“Aku tak
pernah kepikiran kesana.” Ungkap CEO Jang tak ingin menjual tubuh Gi Bbeum.
“Aktor
itu cuma produk. Pikirkan bagaimana kau bisa laris menjualnya dibanding harus melibatkan
perasaanmu. Kau masih punya hutang, kan?” jelas PD
“Aku tak
akan membuat seseorang menderita agar aku bisa bertahan.” Ungkap CEO Jang.
“Itu karena
kau begitu lemah sehingga kau kehilangan Lee Ha Im juga. Jika kau gagal kali
ini, kau akan benar-benar kehilangan segalanya.. Paham?” kata PD.
Gi Bbeum
melihat dari atas hanya bisa terdiam melihat CEO Jang bicara dengan PD untuk
pekerjaanya.
Gi Bbeum
dan CEO Jang duduk di warung tenda dan makana pun datang. CEO Jang ingin memberikan sesuatu, tapi Gi
Bbeum berpikiran yang enah ketakutan menutupi badanya. CEO Jang memberitahu
kalau akan memberikan jamur dengan wajah kesal mengembalikan kembali
mangkuknya. Gi Bbeum mengaku bukan itu maksudnya, dan meminta maaf
“Beraninya
dia berlagak sok tinggi cuma karena filmnya laris sekali. Ini Sungguh industri
yang kejam.” Ucap CEO Jang kesal langsung menghabiskan mie hanya dalam satu
suap saja.
“Permisi...
Kenapa porsinya sedikit sekali?” teriak CEO Jang marah, Gi Bbeum yang ketakuan
memberikan mangkuk mie miliknya untuk CEO Jang.
“Joo Gi Bbeum...
Dengarkan aku baik-baik, Kau Tak usah pakai cara gampang dan Lupakan citra
lamamu. Sekarang kau adalah seseorang yang dibenci. Jadi Mari kita pertahankan
itu. Berapa banyak anti-fans yang kau dapatkan?” kata CEO Jang
“Kurasa
sekitar satu jutaan.” Ucap Gi Bbeum. CEO Jang pun mengajak mereka membuat jadi 10
juta anti-fans.
“Apa? 10
juta? 10 juta terlalu banyak.” Kata Gi Bbeum. CEO Jang pikir Itu artinya 10
juta orang tertarik pada Gi Bbeum.
“Bersiaplah
untuk dibenc dan dihina sebagai orang paling dibenci di Korea. Mari mulai dan
bangun karirmu dari sana. Sampai kau dapatkan kesempatan untuk membersihkan
namamu. Tapi Kalau kau tak mau, jangan dipaksakan.” Kata CEO Jang melihat raut
wajah Gi Bbeum.
“Aku akan
bekerja keras! Terima kasih, CEO Jang!” ucap Gi Bbeum. CEO Jang binggung untuk
apa berterima kasih.
“Aku akan
berusaha menjadi orang paling dibenci di Korea. Aku akan bekerja keras membangun
karirku! Aku bisa melakukannya! Sekarang aku akan bekerja keras menghabiskan
mie ini!” ucap Gi Bbeum kembali duduk menghabiskan mienya.
“Wanita
ini sungguh tidak normal.” Ungkap CEO Jang binggung.
Di rumah,
Sek Yang seperti akan melakukan operasi mengunakan senter dikepalaya. Ma Sung
seperti tak yakin Sek Yang bisa melakukanya. Sek Yang meminta Ma Sung untuk mempercayakan
itu padanya lalu meminta alat ditanganya.
Ma Sung memberikan
beberapa alat, tapi Sek Yang kesal karena selalu salah. Ma Sung pun menyuruh
Sek Yang mengambil sendiri saja. Sek Yang mengambil alat yang dibutuhkan lalu
mengeluarkan pita kaset yang putus lalu memperbaikinya.
Sek Yang
memasang kembali kaset pada walkman, dan suara merdu Gi Bbeum kembali
terdengar. Ma Sung berteriak gembira mendengarnya,memuji kalau yang paling memuaskan
darisemua yang pernah di lakukan.
“Jadi
Bersediakah kau mengabulkan permohananku sekarang?” ucap Sek Yang. Ma Sung
sempat binggung, tapi akhirnya meminta Sek Yang mengatakan saja.
“Kumohon
pindahkan aku ke departemen perencanaan, Bos!” kata Sek Yang. Ma Sung heran
mendengar kepindagan Sek Yang ke Departemen perencanaan
“Aku
awalnya meminta ditempatkan disana saat pertama direkrut. Tapi, atasan
menugaskanku disini karena kecelakaanmu.” Jelas Sek Yang. Ma Sung bisa
mengerti.
“Aku tak
meminta banyak, kumohon Aku cuma ingin bekerja di lingkungan yang nyaman, itu
saja. Aku ingin bekerja di jam normal dan punya keseharian normal juga Dan aku
tak harus menerima pekerjaan di akhir pekan juga. Aku ingin punya pekerjaan
normal agar aku bisa punya batasan jelas antara pekerjaan dan kehidupan
pribadiku!” kata Sek Yang memohon.
“Ya, aku
yakin kau telah melalui banyak kesulitan... Jadi Baiklah...Batas yang jelas
antara hidup pribadi dan pekerjaan... Itu sangat penting, kalau begitu pergilah
ke departemen perencanaan.” Kata Ma Sung.
“Sungguh?
Aku boleh kesana? Oh, terima kasih banyak! Karena aku telah dipindahkah kesana,
Apa bisa aku kerja disana secepatnya Dalam minggu ini?” ucap Sek yang penuh
semangat.
Ma Sung
menganguk setuju dan akan memberikan hadiah kejutan. Sek Yang dengan wajah
malu-malu berpikir kalau Ma Sung tak perlu hal semacam itu sambil
mengucapkanTerima kasih. Ma Sung mengeluarkan tabnya karena Karena yang
dikatakan Sek Yang kalau ia selalu
mengabaikan perkataan sekertarisnya maka sengaja merekamnya.
Sek Yang
mendengar suaranya “Bisa aku pinjam uang, Bos? Sekitar 3 juta won?” Ma Sung
memperbolehkanya dan meminta Sek Yang agar membayarnya kembali. Sek Yang
terdiam mendengarnya.
“Aku sama
sekali tak ingat, tapi benda ini mengingatkanku.” Kata Ma Sung. Sek Yang bisa
mengerti.
“Jadi, apa
kau masih ingin pindah ke departemen perencanaan?” tanya Ma Sung. Sek Yang piir
tak ada alasan untuk pindah.
“Aku...
sangat bahagia disini.” Ucap Sek Yang berlebihan. Ma Sung pikir kalau Sek Yang
bahagia maka Sek Yang sebaiknya tetap ada diposisinya sekarang. Sek Yang
mengaku akan tetap dengan Ma Sung
“Dan
karena menjaga keseimbangan itu penting untukmu apa kau mau makan malam disini?”
ucap Ma Sung. Sek Yang pun tak bisa
menolak.
Nam Joo
membahas dengan Gi Bbeum kalau melihat Gong Ma Sung di "The Brain Q
Show." Dan ingin tahu alasanya ingin masuk TV. Gi Bbeum pikir kalau
terjadi begitu saja. Nam Joo menceritakan Semuanya heboh atas penampilan Gi Bbeum
di acara itu.
“Bukan
cuma cerdas, tapi dia tampan seorang dokter dan pewaris Sunwoo Group. Jadi
sangat Aneh kalau tak langsung jatuh hati padanya. Dia sungguh pria berharga.” Ucap
Nam Joo bahagia.
“Nam
Joo.. Dulu kau bilang dia pria buruk, Apa Sekarang kau menyebutnya pria
berharga?” keluh Gi Bbeum
“Yah,
dulu karena dia menghilang begitu saja tiga tahun lalu.Tapi kenapa tiga tahun
lalu dia tak datang? Apa kau sudah bertanya padanya?” kata Nam Joo
“Dia
bahkan tak ingat.” Keluh Gi Bbeum. Nam Joo pikir kalau Gi Bbeum harus
menjelaskan sampai Ma Sung bisa mengingatnya.
“Apa
bagusnya? Kenyataan bahwa dia tak mengingatnya berarti dia sudah melupakan semuanya.”
Komentar Gi Bbeum
“Ini
Sayang sekali... Kalau saja dia datang dan menemuimu seperti seharusnya kau tak
akan bertemu dengan Min Hyung Joon dan hidupmu tak akan berakhir seperti ini.
Bahkan kau tak perlu menderita seperti ini. Bukankah begitu?” komentar Nam Joo
sedih. Gi Bbeum tak banyak komentar.
Bersambung ke part 2
Cek My Wattpad... Liverpool
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar