PS : All images credit and content copyright : MBN
Gi Bbeum
masuk menunggu di tempat akan bertemu dengan Ma Sung, tapi setelah menunggu
lama orang yang mulai dicintainya itu tak datang juga. Akhirnya Gi Bbeum dengan
wajah kecewa memilih untuk pulang.
Ma Sung
yang mengalami sakit dikepalanya dan melupakan apa yang akan dilakukan menelp
Dokter Yoon untuk bisa bertemu, wajahnya terlihat panik. Gi Bbeum berjalan
pulang melepaskan syalnya, tak sengaja sebuah
bel sepeda berbunyi dan syalnya pun terjatuh.
Syal
terlindas oleh ban sepeda dan lewat begitu saja. Gi Bbeum terdiam karena tiga
tahun yang lalu merasakan hal yang sama saat tak bisa bertemu dengan Ma Sung.
Ma Sung
sudah duduk di ruangan Dokter Yoon mencoba mengambar yang dilihat dalam
ingatanya. Dokter Yoon datang dengan wajah panik bertanya Apa ada masalah. Ma Sung mengatakan mulai
mengalami gejala pada sistem limbik dan itu sudah dimulai.
“Apa
gejalanya?” tanya Dokter Yoon seperti menahan bahagianya.
“Pusing,
diplopia dan blackout.” Ucap Ma Sung. Dokter Yoon ingin tahu berapa lama Ma
Sung mengalami blackout
“Sekitar
satu atau dua menit.” Kata Ma Sung. Dokter Yoon mengartikan kalau itu kerusakan
ingatan.
“Kau
ingat akan melakukan apa?”tanya Dokter Yoon ingin memastikan.
“Aku
ingin menghubungi seseorang. Aku tidak ingat siapa, tapi terjadi sesuatu yang
aneh.” Jelas Ma Sung. Dokter Yoon tak mengerti maksud dari aneh.
“Saat
ingatanku hilang. Aku mengingat hal lain. Gambar Ini bukan mimpi.” Kata Ma
Sung. Dokter Yoon pun bertanya kalau bukan mimpi lalu apa.
“Kurasa
ini ingatan masa kecilku, tapi aku belum tahu apa.” Ucap Ma Sung masih ragu.
Nan Jooo
kaget melihat temanya yang pulang cepat sekali. Gi Bbeum mengaku hanya ingin
pulang saja dan cukup banyak kena angin pegunungan jadi ingin pulang. Nan Joo
bisa tahu kalau Gi Bbeum dicampakkan lagi.
“Ada apa
dengan pria itu? Padahal sebelumnya dia begitu mengejarmu. Apa Kau yakin,
kalian akan bertemu?” ucap Nan Joo
“Ya, aku
yakin... Aku yakin kalau kami seharusnya bertemu.” Kata Gi Bbeum yang
sebelumnya bahkan Ma Sung meminta agar memakain pakaian yang bagus.
“Apa
terjadi sesuatu padanya?” pikir Nan Joo. Gi Bbeum pikir Jika terjadi sesuatu
pasti Ma Sung akan menghubunginya.
“Tapi,
sudah sangat terlambat.” Keluh Gi Bbeum. Nan Joo merasa kasihan pada Gi Bbeum
karena terjadi lagi padanya.
“Saat aku
memberanikan diri untuk memulai sesuatu dengannya, Aku merasa seolah dia mundur
selangkah, Sama halnya dengan tiga tahun lalu. Kami sudah bersebrangan dua
kali, Kami tidak ditakdirkan, kan? Itu pertanda buruk.” Ungkap Gi Bbeum sedih.
Ma Sung
mengingat kembali yang masuk ke dalam otaknya, saat Nyony Gong membisikan
sesuatu pada telinganya.
“Kau
sungguh tidak beruntung dan bocah nakal Ini salahmu sampai kedua orang tuamu
meninggal. Kau lebih baik mendengarkan bibimu. Kalau tidak, kau akan kena
masalah besar.” Ucap Nyonya Gong
“Apa
mungkin trauma terhadap cahaya..” kata Ma Sung mengingat saat kejadian
kecelakan dan tergeletak di jalan dengan lampu yang menyoroti matanya.
Ia
akhirnya keluar rumah mencoba membuka kacamata untuk melihat lampu di depan
rumahnya, tapi sepertinya tak mungkin bisa melakuanya. Saat itu Sek Yang datang
tanpa bersuara bertanya Apa yang dilakukan bosnya. Ma Sung berteriak ketakutan,
begitu juga Sek Yang.
“Kau
mengagetkanku.” Jerit Ma Sung tersadar kalau Sek Yang datang.
“Apa yang
kau lakukan disini?” tanya Sek Yang, Ma Sung tak menjawab menyuruh Sek Yang
masuk ke dalam rumah.
“Kau
benar-benar menakutkanku. Apa kau sedang
waras? Kau sebaiknya jangan bercanda. Kau bisa mati kalau sampai pingsan lagi.”
Kata Sek Yang
“Dasar
Ucapanmu itu. Apa Kau mengkhawatirkanku?” ejek Ma Sung
“Kenapa
kau memintaku datang?” tanya Sek Yang.
“Katamu
kau ingin mengatakan sesuatu” ucap Ma Sung. Sek Yang pikir Ma Sung ingin bicara
lain waktu.
“Katakan
sekarang. Apa Kau sudah makan? Kau mau makan apa?” kata Ma Sung mengajak Sek
Yang masuk ke rumah lebih dulu. Sek Yang menolak tapi Ma Sung tetap mengajaknya
masuk.
Direktur
Yeon marah karena sikap Ma Sung yang berani mencurigai mereka dan bersikap
seolah tidak tertarik pada perusahaan, bahkan
Sekarang memakai saham untuk mengabaikan petinggi serta memutuskan
secara sepihak.
“Pada
tingkat ini, siapa yang tahu? Bahkan kursi Ketua mungkin saja akan dimintanya.”
Ucap Direktur Yeon. Dokter Yoon dan Ketua Gong hanya bisa diam.
Sek Yang
gugup saat melihat menu makanan lengkap diatas meja. Ma Sun menyuruh Sek Yang
untuk makan. Sek Yang hanya terdiam, Ma Sung mengeluh Sek Yang hanya diam saja
dan merasak kalau sedang meracuni makanannya. Sek Yan akan mulai makan tapi
memilih menaruh kembali sumpitnya.
“Aku ingin
mengaku. Sejujurnya, Ketua Gong memintaku melapor padanya mengenaimu. Selama
tiga tahun... Aku menjadi mata-mata. Tapi Aku cuma melapor padanya waktu tidur
dan sandi rumahmu. Aku sungguh... sungguh tidak tahu kalau sesuatu seperti itu
akan terjadi. Maafkan aku.” Aku Sek Yang
Ia lalu
menaruh surat pengunduran dirinya, Ma Sung pikir Sek Yang itu tak punya hak
untuk mengundurkan diri
“Aku
tidak bisa melakukannya lagi, aku punya kesadaran.” Ungkap Sek Yang merasa tak
enak hati.
“Cukup
pura-pura kau tidak punya kesadaran.” Kata Ma Sung. Sek Yang menolak karena
ingin jadi orang baik dan kembali meminta maaf.
Ma Sung
mengeluarkan ponselnya, Sek Yang melihat nama Ma Sung yang menelp dengan wajah
binggung. Ma Sung meminta agar Sek Yang membaca nama dilayar ponselnya. Sek
Yang membaca "Bukan keluarga atau
kekasih."
“Ya, aku memang
bukan siapa-siapa.” Ucap Sek Yang sedih. Ma Sung menghela nafas bukan seperti
itu maksudnya.
“Kau
bukan keluarga atau Kekasih atau yang lain. Bagiku, kau seseorang yang tidak
bisa aku gambarkan. Kau juga salah satu ingatanku... Lalu Tadi... aku hilang ingatan
sebentar.” Ungkap Ma Sung. Sek Yang kaget mendengarnya.
“Kurasa
aku mulai alami masalah pada ingatanku.” Kata Ma Sung, Sek Yang memastikan
kalau Ma Sung baik-baik saja
“Tidak, aku
tidak baik-baik saja. Ini akan terjadi lagi dan aku tidak akan mengingat lagi.
Jadi Aku butuh kau untuk membantuku... Aku minta tolong.” Ungkap Ma Sung tulus.
Sek Yang
hanya terdiam, Ma Sung mengejek Pria macam apa yang tidak setia dan kabur lalu
merobek surat pengunduraan diri. Sek Yang panik meminta Ma Sung menahanya
sebentar. Tapi Ma Sung pikir kalau
Pembahasan selesai setelah merobek surat pengunduran diri.
“Aku
ingin tahu apa yang sudah kau lupakan, mari kita bicarakan.” Kata Sek Yang
“Entahlah.
Aku ingin menghubungi seseorang tapi ingatanku malah hilang. Kurasa itu
panggilan penting.” Cerita Ma Sung
“Kalau
begitu sudah bisa diduga” ucap Sek Yang tersenyum. Ma Sung tak mengerti apa
maksudnya.
“Kau
pergi dengan terburu-buru setelah pertemuan petinggi. Kau pasti sudah telat
bertemu dengan Joo Gi Bbeum. Itulah kenapa kau ingin menghubunginya.” Kata Sek
Yang
“Kenapa
baru bilang sekarang? Sudah Jangan makan itu.” Kata Ma Sung marah lalu masuk ke
dalam kamarnya.
“Sebaiknya
aku satukan kembali surat pengunduran diriku.” Keluh Sek Yang mencoba
menyatuhkan surat pengunduran diri.
Sa Rang
sibuk dandan dikamar, Gi Bbeum mencuci piring dengan wajah kesal karena Yang
dinginkan cuma makan bareng da Ma Sung yang bilang itu kencan. Ia merasa
Semakin mengingatnya makin dibuat jengkel, lalu mulai berpikir kalau tak
terjadi sesuatu pada Ma Sung.
Ma Sung
diam-diam mengintip dari dekat rumah Gi Bbeum seperti tak berani mendekati. Gi
Bbeum akan membuang sampah melihat Ma Sung bersembunyi akhirnya berani mendekati,
mengumpat Ma Sung yang tidak punya malu
“Dia
bilang Malu? Kurasa kami memang punya kencan.” Gumam Ma Sung lalu meminta maaf.
“Maaf
untuk apa?” tanya Gi Bbeum sinis. Ma Sung mengatakan itu karena tidak datang
dikencan mereka.
“Kita
sudah sepakat ketemuan, kan?” ucap Ma Sung. Gi Bbeum makin kesal mendengarnya.
“Jadi,
kau Cuma asal ngomong gitu?” kata Gi Bbeum marah. Ma Sung kebingungan karena
bukan seperti itu maksudnya.
“Kenapa
kau melakukan ini padaku? Kau mencampakkanku tiga tahun lalu, kemudian muncul
kembali dan menggoyahkanku. Sekarang, kau bertanya apa kita sepakat ketemuan
untuk kencan ? Kau benar-benar bajingan.” Ucap Gi Bbeum mengeluarkan semua
unek-uneknya.
Ma Sung
tak percaya Gi Bbeum mengatakan hal itu,
menurutnya kalau kata keterlaluan.
Ia mengaku Dulu dan hari ini, ada sesuatu yang muncul. Gi Bbeum ingin tahu Apa
yang muncul sampai Ma Sung tidak ingat janji yang sudah dibuatnya.
“Jadi...
Aku tidak bisa memberi alasannya.” Ucap Ma Sung tak bisa mengakuinya.
“Mana ada
alasan tidak bisa menjelaskan pada seseorang? Kau cuma tidak ingin
memberitahuku. Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?” ucap Gi Bbeum. Ma Sung
mengaku Bukan seperti itu. Gi Bbeum kesal melempar sampahnya.
“Apa yang
kau lakukan? Apa kau gila?”kata Ma Sung. Gi Bbeum membenarkan dirinya memang
gila.
“Kalau
kau, apa kau tidak gila juga? Aku sudah menunggu berjam-jam, bagaimana aku bisa
tidak gila?” teriak Gi Bbeum
“Kenapa
bicaramu seperti itu pada Oppa” kata Ma Sung,
Gi Bbeum
makin marah karena Ma Sung ingin dianggap Oppa dan memperingatkan Ma Sung agar
Jangan datang kerumahnya lagi lalu bergegas pergi. Ma Sung binggung karena itu
artinya Gi Bbeum meminta agar membuangkan sampah untuknya.
Ma Sung
menuliskan kembali catatan harian seperti biasa
[Cacat ingatan dimulai, Seiring hilang ingatan, ingatan lama muncul.]
Ia lalu
mengingat yang dikatakan Sek Yang kalau cuma melaporkan waktu tidur dan sandi
rumahnya tapi sungguh tidak tahu sesuatu seperti ini akan terjadi.
Akhirnya
Ma Sung berdiri didepan rumah memikirkan password kuncinya, lalu memikirkan
sesuatu dengan senyuman membuat kunci baru masuk ke dalam rumahnya.
Sa Rang
dan Ja Rang bersama-sama menarik ayahnya masuk ke rumah dan memastikan agar
kepalanya tak terbentur. Sa Rang mengeluh pada Gi Bbeum agar bisa membantu. Ja
Rang melihat Kakaknya sedang sibuk jadi tak perlu mengangunya.
“Aku
tidak punya waktu untuk membantu kalian saat ini.” Kata Gi Bbeum didepan
laptopnya. Sa Rang kesal karena seharusnya kakaknya bisa membantu sedikit.
Gi Bbeum
melihat semua surat hutan yang diterimanya, lalu pikiran kembali teringat yang
dikatakan Ma Sung kalau mereka akan berkencan.
Tapi ia memperingatkan Ma Sung agar jangan datang kerumahnya lagi. Ia
pun memilih untuk tak memikirkan karena akan ikut Kontes Lakon Drama.
Jae Min
meminta Ki Joon agar bangun, Ki Joon yang tertidur tengkurap mengaku kalau
sudah mati, dan tak perlu bicara pada orang mati. Jae Min kembali memanggil Ki
Joon agar bangun. Ki Joon yang kesal menyuruh Jae Min pergi saja.
Nyonya
Gong datang menyuruh Jae Min untuk diam, dan sempat menyentuh bagian badan
anaknya dengan stick golf. Ki Joon meminta agar menghentikan. Nyonya Gong sudah
siap memukul bokong anaknya dengan stick golf. Ki Joon tersadar langsung
berguling dan kaget melihat ibunya yang datang.
“Kenapa
kau tidak hadir dalam rapat petinggi?” ucap Nyonya Gong marah
“Kondisiku
sedang tidak baik.” Kata Ki Joon. Nyonya Gong mengeluh kalau Ki Joon yang cuma makan dan bermalasan jadi
tak mungkin Kondisi tidak baik.
“Ini
tempatku bekerja, tolong jaga martabatmu.” Ucap Ki Joon melawan. Nyonya Gong
makin marah mendengarnya.
“Kau
tidak datang rapat karena tidur, kan?” kata Nyonya Gong
“Ya, aku
tidak datang karena aku sibuk tidur. Lagipula Kenapa aku harus hadir disana?
Aku tidak tertarik dan tidak tahu apa yang dibicarakan disana.” Ucap Ki Joon
berani bicara pada ibunya.
“Dasar
Kau bocah kurang ajar... Kau tidak makan berhari-hari. Kau mau apa sekarang?”
ucap Nyonya Gong
“Aku mau
mati, aku mau mati dan menghilang!Apa yang pernah kau lakukan untukku, ibu?”
kata Ki Joon. Nyonya Gong tak terima dengan ucapan anaknya.
“Aset
kita senilai 2 triliun won. Dasar Kau bocah busuk.” Ucap Nyonya Gong
“Seperti
inilah hidupku. Ini semua salahmu, ibu!!!! Aku jelek dan bodoh dibanding Ma Sung.
Kenapa aku seperti ini?!!” keluh Ki Joon.
Nyonya Gong mulai mencengkram baju anaknya.
“Inilah
kenapa orang tidak menyukaiku. Mereka semua membenciku! Kenapa kau menangis? Karena
aku merasa diperlakukan tidak adil. Aku merasa tidak adil dalam segala hal.”
Ungkap Ki Joon marah. Nyonya Gong hanya bisa menangis seperti tersadar.
Ma Sung
sedang ada di ruanganya, Sek Yang masuk memberitahu kalau ada tamu. Ma Sung
seperti tak mengenal CEO Kim bertanya siapa. CEO Kim memberikan Kartu namanya,
Ma Sung membaca nama “Kim Bum Soo”lalu bertanya ada perlu apa
“Banyak
hal. Kau sudah melakukan siaran TV
bersama Ha Im.” Ucap CEO Kim. Ma Sung bertanya lalu kenapa.
“Dia
benar-benar sudah dipermalukan hari itu dan terluka Karena ucapan cerobohmu.”
Ucap CEO Kim
“Maaf,
sepertinya aku melakukan kesalahan pada siarannya.” Komentar M Sung
“Itu
bukan kesalahan. Tapi Itu seperti sudah direncanakan. Kau sengaja ingin jadi
topik pembicaraan. Indra perasaku cukup tajam mengenai hal semacam itu. Aku
sudah berada di ranah ini sejak lama. Kenapa kau ingin memuncaki pencarian?”
ucap CEO Kim penasaran.
“Apa yang
didapatkan pria tajir dari pencarian teratas? Apa tujuanmu tampil disana? Ha Im
adalah bintang populer. Apa Kau tahu berapa banyak kontrak iklan yang hilang
akibat siaran itu? Jadi Kau harus ganti rugi atas kerugiannya, Tn. Gong.” Kata
CEO Kim
“Terikat
kontrak dengan RS Sunwo atau Hotel... itu sudah cukup. Kami sebelumnya tidak
pernah bekeja dengan Sunwoo. Jadi Mari kita permudah. Lagipula kau memakai
model iklan.” Ucap CEO Kim meminta penawaran
“Aku akan
pertimbangkan jika Lee Ha Im benar-benar berharga. Jadi Kalau urusanmu sudah
selesai, pergilah. Aku punya janji temu lain.” Kata ma Sung berdiri dari tempat
duduknya.
“Bagaimana
kau mengenal Joo Gi Bbeum? Dan bagaimana kau mengenalnya? Sebelumnya dia
artisku. Apa kau mengenalnya dari tiga tahun lalu?” tanya CEO Kim penasaran.
“Kenapa
aku harus menjawabnya?” balas Ma Sung tak ingin menunjukan kalau dirinya hilang
ingatan.
“Apa kita
kebetulan sebelumnya pernah bertemu? Aku merasa pernah bertemu denganmu
sebelumnya.” Komentar CEO Kim.
“Tampangmu
seperti orang yang tidak layak di ingat. Jadi Pergilah” balas Ma Sung
“Aku
punya tampang tak menyenangkan, kan? Baiklah. Jadi Mohon hubungi aku.” Komentar
CEO Kim lalu pergi. Ma Sung menatap kartu nama Kim Bum Soo]
Di lokasi
syuting, Ma Chul kebingungan didepan mobil. Sementara Ha Im sibuk melihat
handphoneya lalu melihat foto Ki Joon yang kusut dengan caption [Aku lambang
kesialan.] Ia bertanya-tanya ada apa dengan wajah payah itu lalu menuliskan
komentar.
CEO Jang
datang ke sebuah tempat pergi menemui PD Oh menanyakan apakah naskahnya sudah
selesai, karena sebelumnya mengatakan selesai minggu ini. PD Oh seperti tak
peduli mengatakan sudah selesai tapi tidak menjamin bisa memberi peran.
“Tentu
saja. Biarkan kami mempelajarinya dulu.” Kata CEO Jang
Saat itu
CEO Kim berbicara dengan PD Lain mengatakan kalau Ha Im tak seburuk yang di isukan meminta agar merawat
Ha Im dengan baik karean tak ada hasil baik yang didapat dari konflik. PD Noh
binggung melihat CEO Jang berada di lantai.
“Apa
Empire Entertainment terlibat dalam dramanya juga? Apa Belakangan ini yang
tidak terlibat dengan mereka?” tanya CEO Jang.
“Semua
artis populer berada dalam agensi itu. Jika Kim Bum Soo terlibat kali ini juga tidak
akan berhasil.” Ucap PD Noh. Dan CEO Jang terlihat lesu mendengarnya.
Gi Bbeum
berada di depan sebuah kotak, wajahnya terlihat ragu akhirnya menaruh file nama
dirinya [Joo Gi Bbeum] lalu mulai berdoa Bahkan sekali saja sudah cukup jadi
memohon agar memberikan peluang. Ia pun tak lupa memberikan jurus agar bisa
ikut casting.
Saat akan
menuruni tangga berpapasan dengan CEO Kim, CEO Kim menyapa Gi Bbeum dengan
menyindir kalau mantan artisnya itu membagikan identitasnya dimana-mana untuk
audisi peran kecil. Ia mengejek kalau Joo Gi Bbeum yang hebat menjadi pengemis.
“Bagaimana
kau bisa tahu, kalau aku memasukan semua berkasku?” ucap Gi Bbeum binggung.
“Semua
artis yang muncul di TV sekarang dari agensiku. Mulai Program musik, drama,
variety. Aku punya pegangan kuat dalam segala konten.” Kata CEO Kim bangga
“Jadi,
apa yang ingin kau katakan?” balas Gi Bbeum kesal
“Aku
punya banyak pengaruh dalam penyiaran. Aku hanya mengatakan "Jika kau
mengundang orang yang tak aku sukai, maka artisku tidak akan muncul di programmu."
Itu Berakhir hanya dalam satu kalimat. Apa Kau sudah paham sekarang?” kata CEO
Kim memperingati.
“Jadi
Cepatlah menyerah dan temukan jalan yang lain, Apa kau paham? Jangan
berkeliaran di industri ini.” Ucap CEO Kim.
“Apa kau
takut padaku? Ada alasan kenapa akutidak boleh comeback, kan? Apa kau merasa bersalah
atas seuatu?” ucap Gi Bbeum berani melawan. CEO Kim terlihat panik dan mencoba
menyangkal
“Kau
memakai segala kekuatan untuk menginjak akar mati sepertiku... Kim Bum Soo, kau
pasti sudah berbuat salah padaku. Tapi Ngomong-ngomong, apa itu soal tiga tahun
lalu?” komentar Gi Bbeum.
CEO Kim
terlihat marah dan merasa kalau semua hanya omong kosong, Gi Bbeum menyindir kalau itu aneh sekali,
karena baru pertama kali melihat sorot
wajah itu dan ia jadi penasaran kenapa CEO Kim bersikap begini. Jadi ia
menegaskan akan memastikan membersihkan Namanya atas kasus tiga tahun lalu jadi
CEO Kim bisa menunggu dan melihatnya saja.
“Apa Kau
tahu, Jang Wook Jin Dia sudah bekerja keras cuma agar kau dapat peran. Jangan
membuat dirimu berhutang budi padanya. Berhenti sombong.” Komentar CEO Kim. Gi
Bbeum tak peduli.
CEO Jang
mengajak berlatih Gi Bbeum kalau seolah-olah suaminya selingkuh. Gi Bbeum pun
melampiaskan semua amarahnya pada boneka dengan aktingnya yang kuat, Keduanya
langsung memberikan tepuk tangan pada akting Gi Bbeum.
“Kau
pelakon terbaik Korea untuk perlakuan tidak adil. Kau akan langsung dapatkan peran
setelah melakukan audisi.” Ucap Jae Min . Gi Bbeum mengucapkan Terima kasih.
“Kau
tidak bisa ikut audisi.” Kata CEO Jang. Gi Bbeum bingung kenapa tak bisa.
“Drama
kali ini terlibat artis dari agensi Empire Entertainment.” Kata CEO Jang
“Aku cuma
ingin berlatih saja.” Ucap Gi Bbeum mencoba tak sedih
“Cari
proyek lain tanpa keterlibatan artis Empire Entertainment.” Ucap CEO Jang. Jae
Min mengeri
“Yang
ditandai melibatkan artis Empire Entertainment. Jadi Mereka mengais semuanya
dan Tidak ada celah untuk kita.” Kata CEO Jang memperlihatkan semua judul
drama. Gi Bbeum akhirnya berkata kalau . Aku perlu membicarakan sesuatu pada
CEO Jang.
Keduanya
duduk di cafe, CEO Jan pikir kalau Gi Bbeum akan membahas mengenai audisinya.
Gi Bbeum tahu kalau CEO Jang selalu
dicela karena dirinya jadi sangat merasa bersalah atas hal itu. CEO Jang pikir
memang dirinya yang selalu dicela.
“Tapi,
aku akan mengubah celaan itu menjadi pujian dan kebanggaan untukmu. Jangan
memikirkan hal tak berguna. Dan Terima ini.” Kata CEO Jang memberikan sebuah
amplop. Gi Bbeum binggung apa itu.
“Ini bayaran
acara dari program tempo hari. Kau butuh uang untuk biaya sekolah saudaramu.
Walaupun Tidak banyak.” Ucap CEO Jang
“Aku
bahkan tidak melakukan pekerjaan benar waktu itu. Apa aku sungguh boleh
menerimanya?” kata Gi Bbeum merasa tak enak hati.
“Apa
maksudmu? Tentu saja kau boleh mengambilnya, Ini adalah bayaran atas nyawamu...
Sebelumnya, aku sudah keliru, jadi Maafkan aku atas hal itu.” Ungkap CEO Jang.
Gi Bbeum pikir itu bukan salah CEO Jang
“Jangan
mengira hanya kau saja yang dikritik. Semua orang terkena kritikan pada titik tertentu.
Mari menunggu sedikit lebih lama.Mari lakukan semua usaha dan bertahan. Aku
ingin kau lebih sukses dari sebelumnya. Aku akan membuatmu menjadi pelakon yang
sebenarnya.” Kata CEO Jang yakin
“Aku
merasa malu, tapi terima kasih banyak.” Ucap Gi Bbeum.
“Ngomong-ngomong,
kenapa aku tidak melihat Ki Joon belakangan ini? Apa ini karena isu itu? Kau Hubungi
Tn. Investor.” Ucap CEO Jang. Gi Bbeum binggung meminta CEO Jang saja yang
menelp Ma Sung.
“Kau
lolos malam itu karena Gong Ma Sung. Dia membawa keberuntungan buatmu. Jadi
Hubungi dia.” Tegas CEO Jang. Gi Bbeum pun tak bisa menolak.
Beberapa
dokter keluar dari ruang rapat, lalu terkesiam melihat Ha Im yang ada didepan
pintu. Mereka pun sibuk mengambil foto, Ha Im bergaya ramah dengan senyuman. Ma
Sung akhirnya datang dengan tatapn sinis menyuruh semua dokter bubar.
“Tepatnya
memakan waktu 57 menit kau datang padaku.” Ucap Ha Im
“Kau
pasti benar-benar usaha keras selama 57 menit itu. Apa yang bisa kulakukan
untukmu?” tanya Ma Sung dengan wajah dingin .
“Apa aku
bisa dapatkan konsultasi? Jadwalku kosong.” Ucap Ha Im
“Apa
perlu aku jelaskan kembali? Kau tidak bisa menerobos antrian untuk
berkonsultasi. Kau harus mendaftar dulu di resepsionis. Disini artis tidak diperlakukan
secara khusus.” Tegas Ma Sung
“Aku
perlu mendapatkan permintaan maaf.” Balas Ha Im. Ma Sung pikir Terakhir kali sudah
meminta maaf.
“Dan Juga,
Lee Ha Im... Aku atau Ki Joon? Kenapa kau tidak memberi kepastian soal itu?”
tegas Ma Sung. Ha Im binggung kepastian apa maksudnya.
“Kenapa
aku harus tertarik pada si dungu itu?” keluh Ha Im. Ma Sung mengaku sudah
mendengar merka berdua di pesta tempo hari.
“Ki Joon
pria yang polos. Jadi Jangan mengganggunya kecuali kau menyukainya.” Ucap Ma
Sung
“Kata
siapa aku... Orang yang kusuka itu kau, Gong Ma Sung.” Tegas Ha Im
“Aku
menyukai Joo Gi Bbeum. Aku tidak ingin dia salah paham.” Balas Ma Sung lalu
melihat ponselnya karena seseorang menelp.
Ma Sung
tersenyum melihat nama Gi Bbeum yang menelp. Gi Bbeum bertanya apaka Ma Sung
bisa menghubungi Ki Joon. Ma Sung mengoda kalau Gi Bbeum memakai Ki Joon
sebagai alasan untuk menelponnya. Gi
Bbeum mengaku bukan itu.
“Aku
tidak bisa menghubunginya belakangan ini dan aku khawatir. Apa kau tahu
keberadaannya?”tanya Gi Bbeum
“Aku yakin
dia baik-baik saja, dia bukan anak kecil.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum pikir kalau
Ma Sung tak tahu akan menutup telpnya.
“Tunggu.
Bagaimana kalau ketemu dan bicara? Kau dimana?” ucap Ma Sung akan pergi.
Ha Im
menahanya karena Ma Sung akan pergi saat sedang bersamanya. Ma Sung panik
karena Gi Bbeum akan mendengar suara Ha Im. Gi Bebum bertanya apakah Ma Sung
sedang bersama seseorang. Ma Sung berbohong kalau sedang sendirian.
Tapi saat
itu dua orang dokter datang menyapa Ha Im memberika minum, Gi Bbeum bisa mendengarnya, menyindir Ma Sung
kalau sepertinya sedang sibu dan menyuruh kembali bekerja lalu menutup telpnya.
Ma Sung akhirnya memperingatkan Ha Kim agar jangan datang lagi ke rumah sakit,
Ha Im terlihat kesal.
Ma Sung
berjalan dengan wajah uring-uringan, Sek Yang mengejarnya memberitahu kalau
Ketua Gong mencarinya. Ma Sung pun menemui Ketua Gong yang mencari dalam
ruanganya. Nyonya Gong tahu kalau Ma
Sung yang sudah mengesampingkan dan mengabaikannya jadi pasti punya alasan.
“Jika kau
tertarik pada perusahaan, kau bisa memintanya kapapun.” Kata Nyonya Gong
memberikan penawaran.
“Aku
tidak tertarik pada lainnya. Tapi Cukup jangan campuri Pusat Pengobatan. Pusat
pengobatan itu semacam misi yang harus aku lindungi.” Tegas Ma Sung. Nyonya
Gong pikir Ma Sung yang meragukannya.
“Aku
meragukan tekadku.” Ungkap Ma Sung seperti tak percaya diri.
“Akan ada
banyak pembicaraan terkait rapat. Orang akan berdesus kau egois dan munafik.
Lalu Akan muncul desus mengenai penyakitmu, juga... Kita perlu meredam desas-desus
itu. Jadi Singkirkan sekretaris Yang.” Perintah Nyonya Gong
“Kenapa
aku harus melakukan itu?” tanya Ma Sung, Nyonya Gong pikir Orang yang bersalah
yang harus bertanggungjawab.
“Aku
tidak punya niat memecatnya.” Tegas Ma Sung. Nyonya Gong mengaku terkejut
karena Ma Sung menjadi orang yang berbeda hanya karena wanita dengan nada
sinis.
“Aku
ingin tahu akan sesuatu, padamu bibi. .. Di hari pemakaman orang tuaku, Apa kau
ingat yang kau katakan padaku?” tanya Ma Sung.
Nyonya
Gong terlihat gugup mengaku tak ingat, dan bertanya Apa yang di katakannya
seperti ingin mengetes. Ma Sung mengaku tidak ingat karena masih terlalu muda
lalu pamit pergi karena harus rapat. Nyonya Gong meminta Ma Sung agar membawa
pulang Ki Joon karen anaknya itu hanya mendengarkan Ma Sung.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar