PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ayah Hong
Shim datang berteriak memberitahu kalau Won Deuk telah kembali. Lee Yeol yang
hilang ingatan berjalan dengan banyak orang yang menatapnya. Petugas Jo Boo
Young memastikan kalau pria itu benar-benar Won Deuk. Lee Yeol hanya dia,
“Aku
bertanya apakah namamu Won Deuk!” ucap Petugas Jo marah.
“Lepaskan
dia.” Kata Lee Yeol yang memiliki jiwa sebagai putra mahkota.
“Apakah
kau dengar itu? Dia hanya berbicara dengan santai padaku. Beraninya kau!”
teriak Petugas Jo marah
“Dia
menderita luka serius dan saat ini lebih tepatnya di kepala.” Ucap Ayah Hong
Shim.
“Namun,
aku tidak bisa membiarkannya kesini. Aku akan...” kata Petugas Jo ingin
menghajarnya.
“Tuan,
tolong! Apakah kau lupa tentang perintah Putra Mahkota? Semua pria dan wanita
lajang harus menikah pada bulan ini. Aku wanita lajang yang terakhir berusia 20
tahunan di desa ini. Tunanganku telah kembali, jadi aku akan mematuhi perintah
Putra Mahkota sekarang.” Kata Hong Shim
Semua
yang menonton langsung membenarkan perkataan Hong Shim. Teman Hong Shin ingin Mereka harus
membebaskan Hong Shim lebih dulu. Akhirnya Tuan Park pun memerintahkan untuk
membebaskan dia. Hong Shim dibantu oleh
ayah dan temanya untuk bangun, tatapanya mengarah pada Lee Yeol yang ada didepanya.
Tuan Hong
Shim tak habis pikir dengan Tuan Park
dkk yang bisa memukulnya sampai babak belur lalu membawa anaknya pulang. Goo
Dol berkomentar kalau bokong Hong Shim itu seperti bangkai kapal. Tuan Hong
Shim berteriak agar mereka tak hanya diam saja tapi segera pergi bawa tabib.
“Apa kau
baik-baik saja?” tanya Tuan Hong Shim. Anaknya mengeluh kalau sudah pasti tak
akan baik-baik saja dengan keadaanya.
“Apa yang
akan kau lakukan sekarang? Apa yang sebenarnya terjadi? Sudah kubilang tidak
mungkin Won Deuk kembali.” bisik Hong Shim binggung
“Bukankah
sudah bersyukur apa yang terjadi tadi? Dia kembali tepat pada waktunya hari
ini. Keberuntungan ada di kita.” Kata Tuan Hong Shim.
Saat itu
Woo Deuk masuk rumah dengan gagah. Semua orang langsung menatap dengan wajah
pria tampan. Hong Shim mengelh kalau diangga Keberuntungan ada pada mereka tapi
mereka akan tertangkap dalam satu menit.
“Pertunanganku...Adalah
kebohongan yang lengkap kalau aku telah menyelesaikan masalah. Lalu aku belum
pernah melihat pria itu sebelumnya.” Ucap Hong Shim
“Jangan
khawatir tentang hal itu. aku sudah berbicara dengannya tentang hal itu.” Kata
Tuan Hong Shim. Anaknya tak mengerti apa yang dilakukan ayahnya.
“Ngomong-ngomong,
aku lebih mengkhawatirkanmu, kau akan menikah dengan pria aneh itu.” Ucap Ayah
Hong Shim sedih
“Ini
tidak akan berakhir dengan hukuman yang ringan. Aku pikir Tuan Park dan hakim berpegangan
tangan pada masalah ini. Mereka bertekad untuk menjadikanku selir Tuan Park.”
Jelas Hong Shim menenangkan diri
“Apa yang
harus kita lakukan?” tanya Tuan Hong Shim bingggung
“Aku
harus bertahan dari ini dulu. Lalu aku harus melarikan diri dari masalah ini
entah bagaimanapun. Sekarang aku akan menikah dengannya.” Kata Hong Shim
Tuan Hong
Shim menyetujuinya dengan ide bagus itu, dengan menyakinkan kalau Woo Deuk itu
terlihat sehat dengan Wajahnya lembut dan halus. Saat itu kkeut Nyeo mendekati
Woo Deuk dan ingin menyentuh bagian wajahnya.
“Beraninya
kau mencoba menyentuh wajahku dengan tangan kotormu?” ucap Woo Deuk sinis
memegang tangan Kkeut Nyeo
Dia tidak
baik sama sekali.” ucap Kkeut Nyeo kesal. Hong Shim hanya melihatnya.
“Hei...
Coba lihatlah. Dia telah bertunangan, mengapa kamu mencoba untuk menyentuhnya?
Apa kau tak lihat, Hong Shim sedang melihatnya!!!” ucap salah seorang teman
Hong Shim. Kkeut Nyeo pun tersadar
dengan kesalahanya.
“Mereka
telah bertemu setelah sekian lama, jadi kita tidak boleh mengganggu mereka.Mari
kita beri mereka waktu yang untuk sendirian. Apakah kau sudah menyapa dia? Bagaimana
perasaanmu telah bersatu kembali dengan tunanganmu??” kata Teman Hong Shim
“Apa
situasi ini tidak nyaman hanya untukku saja? Aku sudah menemukan rumah ini dan
wanita itu... sangat tidak nyaman. Disini kotor dan menyebalkan, Aku sudah tidak
tahan lagi di tempat ini.” Kata Woo Deuk sinis akan berjalan pergi.
Tuan Hong
Shim berteriak mau kemana Woo Deuk. Saat
itu juga Won Deuk terpeleset dan terjatuh pada kubungan kotoran. Semua hanya
bisa melonggo dan Woo Deuk menatap tanganya yang kotor dan sudah di hinggapi
lalat.
Suara
tawa Ratu Park terdengar di kamarnyam merasa kalau para dewa membantu ketika imenginginkan
sesuatu dengan putus asa dan Mereka telah membuat semua harapan menjadi
kenyataan. Mentri Jung meminta agar Ratu Park memelankan suaranya.
“Kau Panggil
Pangeran Seowon sekarang, aku harus menghiburnya pada saat-saat seperti ini
untuk memenangkan hatinya.” Kata Ratu Park
“Tidak...
Ini saatnya untuk menahan diri. Sekarang kau sedang dicurigai yang serangan
terhadap Putra Mahkota.” Jelas Menteri Jung
“Aku
belum melakukan apa pun, Aku hanya... membuat beberapa jimat untuk
mengutuknya... Tapi Jika bukan aku, siapa yang melakukannya?” kata Ratu Park
penasaran.
“Ah...
Tidak, itu tidak penting... Siapapun itu, mereka menyingkirkan Putra Mahkota,
jadi aku sangat senang sekarang.” Kata Ratu Park tertawa bahagia.
“Yang
mulia... Tetap rendah hatilah untuk sementara waktu... Jangan tersenyum, Jangan
makan banyak. Jangan memakai berdandan berlebihan... “ tegas Mentri Park dengan wajah khawatir. Ratu
Park mengangguk mengerti mencoba tak terlihat bahagia.
Ratu Park
berjalan ke depan ruangan Raja, saat pengawal memberitahu keadaanya, Ratu Park
berusaha menghapus lipsticknya agar terlihat pucat. Saat pintu terbuka, Ratu
Park langsung berlutut dan berakting menangis didepan Raja yang terlihat gelisah.
“Yang
Mulia,bagaimana mungkin insiden yang menyedihkan terjadi? Aku telah memanggil
Putri Mahkota di sini untuk menghiburnya.” Ucap Ratu Park dan tersadar saat itu
So Hye sudah ada bersama dengan Raja.
Akhirnya
Ratu Park seperti malu duduk didekat So Hye dengan wajah seperti tak merasakan
kesedihan.
“kau
terlihat baik-baik saja, ketika sesuatu yang mengerikan terjadi pada suamimu.
Bahkan aku... tidak bisa menahan kesedihanku.” Komentar Ratu Park sinis.
“Aku
tidak akan menangis. Tapiaku percaya dia akan baik-baik saja. Aku percaya dia
akan kembali dengan selamat. Jadi aku akan seperti diriku yang biasanya.” Ucap
So Hye yakin walaupun wajahnya terlihat dingin. Ratu Park terlihat kesal
sementara Raja tak banyak komentar.
Woo Deuk
melihat tanganya yang terkena kotoran meminta agar dibawahkan air bersih. Ayah
Hong Shim hanya memberikan jerami agar Woo Deuk bisa membersihkan kotoran
ditanganya, Woo Deuk mengelu kaau semua ini menyebalkan sekali.
Apa
maksudmu, menyebalkan? kau sudah dipenuhi kotoran, dan Apa kau menolak jerami?”
ucap Ayah Hong Shim
“Aku
bilang padamu untuk membawakanku air yang bersih.” Kata Woo Deuk. Ayah Hong
Shim tak mengerti apa maksud ucapan Woo Deuk dengan bahasa kerajaan.
“Itu
berarti air yang bersih, mungkin.” Kata Hong Shim yang sebelumnya mantan
keluarga bangsawan.
Woo Deuk
dan Ayah Hong Shim berjalan pergi ke arah bukit, Ayah Hong Shim memberitahu
kalau Ada satu tempat untuk mendapatkan air dan menunjukan sebuah sungai yang
dangkal dan beraliran rendah. Woo Deuk
hanya menatapnya.
“Kekeringan
membuat semua tempat itu kering juga,
kecuali yang satu ini. Berkat keajaiban Gunung Chunwoo, air mengalir di
sini dari puncak di atas.” Jelas Ayah Hong Shim
“Apakah
kau menyuruhku untuk mencuci dengan air ini?” kata Woo Deuk tetap jijik melihat
sungai yang ada didepanya.
“Lalu apa
kau akan mengadakan pernikahanmu dalam penampilan seperti itu?” keluh Ayah Hong
Shim
“Kenapa
aku harus mengadakan pernikahan?” tanya Woo Deuk binggung. Ayah Hong Shim pikir
Woo Duk itu tak mengingatnya.
Flash Back
Ayah Hong
Shim kembali menemui Woo Deuk di rumah gubuk dalam hutan, Ia memastikan kalau
pria yang di depanya bernama Won Deuk yang terluka selama dinas militermu dan
baru saja kembali.
“kau
berjanji pada putriku, Hong Shim, bahwa akan menikahinya. Jadi Ingat, namamu
Won Deuk... kau bertunangan dengan putriku, Hong Shim.” Jelas Ayah Hong Shim.
Won Deuk
merasa kalau itu tak mungkin melamar
seorang wanita dengan wajah seperti itu. Ayah Hong Shim pikir kalau Won Deuk
sudah mengingat sesuatu. Won Deuk mengaku belum tapi hatinya merasakan ada
perasaan yang tak nyaman.
“Hei...
Lihatlah dirimu... Aku penyelamat hidupmu, kau seharusnya tidak melakukan ini
ketika aku sudah menyelamatkanmu dari kematian...kau tidak boleh kehilangan
sopan santun hanya karena kehilangan ingatanmu itu!.” Kata Ayah Hong Shim
marah. Won Deuk ingin bicara tapi Ayah Hong Shim tak mau mendengar.
“Kau
harus Cuci yang bersih.. Atau...Aku akan mengambil nyawamu yang aku sudah
selamatkan.. Cepatlah” kata Ayah Hong Shim
“Aku
tidak mau masuk.. Aku tidak tahu betapa dingin dan dalamnya itu.” Kata Won Deuk
“Itu
cukup dalam untuk membunuh seseorang sampai tahun lalu. ,,Tetapi air menjadi
dangkal karena kekeringan... Jadi Ayolah.” Kata Ayah Hong Shim menyakinkan.
Tapi Won
Deuk tetap tak yakin, merasak tak akantahu hanya melihat dalama atau tidak dan
itu sangat meragukan. Ayah Hong Shim akhirnya melepaskan semua pakaian agar
klau akan masuk lebih dulu. Won Deuk melihatnya.
“Wah,
sangat menyegarkan... Apa kau Puas?” ucap Ayah Hong Shim membahasahi tubuhya di
sungai, Tapi saat membalikan badan Won Deuk sudah tak ada ditepi sungai. Ia pun
bergegas mengambil pakaian lalu pergi.
Hong Shim
masih tengkurap dan terlihat menahan sakit. Goo Dol menyuruh Hong Shim untuk
mengangkat roknya agar tabib bisa memeriksanya. Hong Shim menolakn menyuruh
Tabib pergi saja karena sakitnya Tidak cukup serius untuk menemui tabib.
“Kupikir...lukanya
akan berlangsung lama.” Kata Tabib melihat Hong Shim sudah bisa duduk.
“Air seni
anak-anak membuat keajaiban pada luka sepertiku ini. Jadi Pergi dan ambilkan
air kencingnya.” Kata Hong Shim pada Kkeut Nyeot dan Goo Dol
“Apakah
kau mencoba untuk menghemat uang? Aku tahu kau ingin menabung, tetapi kau akan
menghabiskan malam pertamamu dengan seorang pria.” Ucap Goo Dol
“Apa?
Malam pertamaku?” kata Hong Shim panik. Goo Dol heran melihat Shim yang
terlihat sangat terkejut
“Ketika
pasangan menikah, pada malam pertama... Apakah itu tidak jelas?” kata Goo Dol
yang membuat Kkeut Nyeo ikut tersipu malu mengingat malam pertamanya.
“Jangan
menggodanya di depan dokter.” Ucap Kkeut Nyeo malu-malu, Hong Shim tak ingin
mendengar menyuruh keduanya diam.
Saat itu
terdengar teriakan ayah Hong Shim memanggil Won Deuk. Semua pun keluar dari
rumah. Ayah Hong Shim dengan nafas terengah-engah bertanya apakah Woon Deuk di
rumah. Hong Shim heran karena ayahnya malah mencari calon suaminya dirumah.
“Dia
pergi denganmu.” Kata Hong Shim heran. Ayah Hong Shim memberitahu kalau Won
Deuk itu menghilang.
“Dia
menghilang sebelum aku bisa berkedip.” Ucap Ayah Hong Shim saat itu Tuan Park
Bok Eun datang dengan wajah terburu-buru
“Aku
memiliki berita yang mendesak dan buruk. Jangan mengatur untuk pernikahan di
sini. Itu akan diadakan di kantor, jadi pergi ke sana untuk mempersiapkannya. Ini
pernikahan terakhir Desa Songjoo dan gubernur akan berada di sini untuk menyaksikannya.
Jadi Percepatlah.” Kata Tuan Park
Semua
hanya terdiam dan Ayah Hong Shim panik. Tuan Park binggung melihat semua orang.
Hong Shim memberitahu kalau Masalahnya, Won Deuk menghilang. Tuan Park kaget
dan ingin tahu alasanya, tapi menurutnya sekarang itu tak penting.
“Kalian Jangan
hanya berdiri disana. Temukan dia... Temukan dia, sekarang juga. Jika tidak,
kita semua mati... Desa kami akan dibakar!” kata Tuan Park
Goo Sol
dan Kkeut Nyeo berlari keluar mencarai Won Deuk, Hong Shim menahan ayahnya
sebelum keluar dari rumah karena ingin bicara.
Ayah Hong
Shim menceritakan kalau Won Deuk yang bilang d tidak akan masuk ke air yang
dalam, jadi mengujinya dengan masuk ke dalam air. Tapi Ketika berbalik, Won
Deuk sudah tak ada. Hong Shim merasa kalau Ayahnya menyembunyikan sesuatu
darinya.
“Tidak,
kenapa aku...” ucap Ayah Hong Shim mengelak tapi Hong Shim ingin ayahnya
mengatakan yang sejujurnya.
“Permasalahannya
adalah, Won Deuk sebenarnya...” kata Ayah Hong Shim perlahan.
Tuan Kim
sedang berada di pendopo rumah, Anakny datang ingin tahu apakah memiliki sebuah
berita. Tuan Park tak percaya So Hye meninggalkan istana pada saat seperti
ini. So Hye pikir sangat wajar saja bagi Putri Mahkota yang
sedih untuk mengunjungi ayahnya.
“Apa yang
telah kau lakukan? Suamiku telah menghilang.” Kata So Hye ingin tahu
“Apa kau
merasa cemas? kau menyebabkan masalah besar, tetapi kau masih begitu acuh tak
acuh. Jadi aku menjadi sangat marah. Sekarang apa kau melihat seberapa besar...
masalah ini?” kata Tuan Kim ingin marah
“Secepatnya,
kita akan mendengar bahwa Putra Mahkota telah ditemukan.” Tegas So Hye
“Tentu
saja, dia tidak akan hidup... Jadi Kembali ke istana dan tunggulah... Berpura-pura
bahwa kau merasa pendarahanmu dan hatimu tenggelam sedikit setiap saat.” Kata
Tuan Kim
Saat itu
Moo Yeon diam-diam mendengarnya. So Hye sempat
menatapnya lalu pergi. Moo Yeon pikir kalau memang masih khawatir, maka
akan pergi ke Gunung Chunwoo. Tuan Kim pikir tak perlu melakukanya.
“Itu akan
terlihat baik jika Pengawal Istana yang menemukan jenazah Putra Mahkota.” Kata
Tuan Kim. Moo Yeon pun menganguk mengerti.
“Apa kau
ingin pergi? Maka kau harus...bereskan ini dengan benar.” Tegas So Hye tak
ingin rencananya gagal.
Won Deuk
berjalan berkeliling desa lalu melihat ada dua orang membawa air bersih dan
menaruh dalam bak mandi. Mereka mengeluh kalau ada pria yang akan menikah pada
usia 60. Salah satu pria mengaku sangat cemburu. Tapi pria lain merasa kalau kasihan
dengan gadis yang akan dinikahi
“Perintah
Putra Mahkota hanya alasan untuk menikahi gadis seusia cucunya. Apakah kau akan
merayakan jika dia itu putrimu?” keluh si pria kesal
“Meski
begitu, akan turun hujan ketika semua perawan tua menikah.” Kata pria yang
merasa cemburu
“Apa
hujan turun saat dua tahun lalu karena kami tidak punya perawan tua? Coba Lihatlah
jumlah air yang dibuang para bangsawan. Karena Putra Mahkota yang busuk itu, lelaki
tua kaya itu beruntung. Dunia ini berantakan.” Kata si pria kesal sambil
menaburkan bunga mawar dalam air.
Won Deuk
masuk memegang bunga mawar ditanganya lalu menciumnya, seperti merasakan
sesuatu dalam dan melihat baju bersih yang digantung. Beberapa saat kemudian
Won Deuk sudah keluar dengan baju bersih lalu melihat dua pelayan membawakan
meja makan.
Tuan Park
dan Pengawal Jung masuk rumah, terlihat Tuan Park sangat marah karena tak jadi
menikah dengan Hong Shim. Pengawal Jung memberitahu kalau sudah memukulnya
puluhan kali tapi Hong Shim bukan gadis biasa.
“Aku
pikir dia akan berteriak dan setuju untuk menikahimu setelah beberapa kali
dipukuli. Dan Siapa yang akan tahu bahwa pemuda itu akan muncul?” jelas Tuan
Jung
“Meski
begitu, mengapa kau membiarkannya pergi? Apa kau tahu betapa sulitnya, aku bekerja
untuk membuatnya selirku.” Keluh Tuan Park
“Aku
tidak punya pilihan karena dia berteriak bahwa Putra Mahkota memerintahkan para
perawan tua menikah dengan bujangan. Sekarang gubernur akan berkunjung, membuatnya
selirmu yang terlibat kepada seorang pria muda yang baik...” kata Tuan Jung
“Apa? Kau
bilang Anak muda yang baik? Lalu Bagaimana denganku? Apakah aku tidak baik-baik
saja? Coba Lihat apa yang kamu katakan.” Kata Tuan Park marah
Tuan Jung
ingin menjelaskan tapi Tuan Park mengingatkan kalau selama ini sudah membayar
Tuan Jung dengan hartanya dan itu bukan gubernur. Ia menyesal kalau sudah
bekerja dengan hakim yang pemalu seperti Tuan Jung. Tuan Jung merayu kalau akan
ada gadis lain yang bisa membuatnya bersemangat jadi meminta Tuan Park agar tak
marah lagi.
Tuan Park
mengumpat kesal dan ingin makan sebelum menikah tapi rencananya malah gagal.
Keduanya masuk ruangan dan kaget melhat Won Deuk sudah duduk di singasana
langsung berkomentar tetang makanan yang ada diatas meja.
“Ikan
harus dipanggang lebih lama dan daging seharusnya dibumbui dengan baik.” Ucap
Won Deuk lalu melangkah pergi.
Keduanya
hanya bisa melonggo dan membiarkan Won Deuk pergi, tapi beberapa saat kemudian
keduanya berlari mengejar Won Deuk sambil mengumpat marah.
“kau
meninggalkan kantorku untuk menikah... Lalu Kenapa kau berkeliaran?” kata Tuan
Jung
“Pernikahan?
Aku tidak pernah setuju untuk menikah.”ucap Won Deuk. Tuan Park terlihat senang
karena Won Deuk yang tak ingin menikah.
Sementara
Ayah Hong Shim dan semuanya mencari Won Deuk ke seluruh Desa. Tuan Park ingin
mencari bersama Goo Dol agar bisa menemukan Won Deuk untuk menikah.
“kau
tidak harus menikah dengan keinginanmu dan aku akan mencari jalan keluarnya...Katakan
padaku alasanmu.” Ucap Tuan Park bahagia.
“Itu
karena... “ ucap Won Deuk dan terdengar teriakan Hong Shim kalau Won Deuk yang mengidap
amnesia!
“Won Deuk
mengalami amnesia.” Kata Hong Shim berlari mendekati Won Deuk. Semua kaget
mendengarnya. Won Deuk pun kaget kalau ia terkena Amnesia.
“Ya itu
benar... Itu terjadi... karena kau terluka parah di militer... Coba Lihat saja
benjolan besar di kepalamu. Apa kau tidak memiliki ingatan tentang gadis ini?
Apa kau tidak ingat berjanji untuk menikahinya?” ucap Ayah Hong Shim dan lainya
pun ikut datang.
“Itu
benar, dan aku tidak dapat menikahi seorang wanita yang tidak aku ingat.” Kata
Won Deuk.
Tuan Park
kembali senang mendengarnya, Hong Shim akhirnya memegang wajah Won Deuk agar
bisa menatapnya. Ia yakin Won Deuk yang mungkin tidak ingat padanya dalam
kondisinya sekarang, tapi ia tak peduli dan tidak harus mengingatnya.
“Namun, ada
sesuatu yang tidak boleh kau lupakan.. Saat Malam kita di air terjun.” Kata
Hong Shim berpura-pura menangis, Semua menjerit mendengarnya. Tuan Park pun terlihat kesal memilih pergi
“Ayao...
Cepat Pergi siapkan pernikahannya dulu.” Kata Tuan Jung akhirnye mengikuti Tuan
Park pergi.
“Aku
tidak peduli dengan apa yang terjadi malam itu.” Ucap Won Deuk, Hong Shim
melihat Tuan Park sudah pergi menghentikan aktingnya.
“Mengapa
kau sangat berengsek!”ucap Goo Dol marah melihat Won Deuk akan pergi.
Tuan Park
tak terima kalau kata-katanya malah diucapkan oleh Goo Dol. Won Deuk marah
karena ada orang yang berteriak didepanya. Saat itu Ayah Hong Shim tanpa banyak
berkata-kata langsung memberikan tamparan. Won Deuk terdiam hanya memegang
wajahnya.
Raja
gelisah dalam ruangan mondar mandir tak karuan, lalu merasa tidak bisa hanya
duduk dan menunggu dan ingin berbicara dengan tentara yang datang dari Gunung
Chunwoo, jadi meminta kasim agar segera membawanya.
“Maafkan
aku, Yang Mulia... Saat menerima perawatan, dia meninggal.” Ucap Kasim. Raja
terlihat sangat marah
“Apa yang
tabib lakukan? Dia adalah satu-satunya saksi atas masalah ini.” Ucap Rajah
kesal.. Kasim hanya bisa meminta maaf dengan kesalahannya.
“Aku
ayahnya, tetapi aku membiarkan orang lain menangani tugas yang sangat penting.”kata
Raja menyesal
“Wakil
Perdana Menteri adalah ayah mertua putra mahkota.Mungkin kamu harus
memercayainya dan menunggunya.” Ucap Kasim.
“Tidak...
Aku yang harus mengurus ini dari awal, sekarang kau pergi persiapkan perjalanan
rahasiaku.Aku akan pergi ke Gunung Chunwoo untuk penyelidikan sendiri.” Perintah
Raja
Raja
dengan beberapa pengawal pergi ke hutan dengan menungangi kuda, tiba-tiba
sekelompok pria dengan pedang menghadang Raja di tengah jalan. Raja bertanya
siapa mereka dengan wajah ketakutan. Moo Yeon mengaku kalau Wakil Perdana
Menteri yang mengirim mereka.
Saat itu
Tuan Kim datang dari arah berlawanan, menyuruh mereka untuk memasukan pedang
dan memberikan salam pada Raja. Semua pun berlutu memberikan hormat pada Raja.
“kau
tidak dapat menjamin bahwa sesuatu yang mirip dengan ini tidak akan terjadi di
jalan menuju Gunung Chunwoo. Jika pembunuh datang menyerangmu, apa yang akan kau
lakukan?”tegas Tuan Kim
“Inilah
betapa berbahayanya di balik dinding istana dan itulah mengapa kau harus
tinggal di dalam istana.” Ucap Tuan Kim menasehati
“Apa kau
bilang...melakukan ini dengan sengaja?”kata Raja marah. Tuan Kim membenarkan.
“Jika
mereka yang menyerang Putra Mahkot datang setelah kau juga, lalu siapa yang
akan ditinggalkan untuk memerintah bangsa ini? Jadi tolong percaya padaku... untuk
menemukan Putra Mahkota dan aman mengamankan tahta sebaliknya. Tolong
kembalilah ke istana aku yang akan mengantarmu kembali.”Jelas Tuan Kim
Perayaan
pernikahan sudah di siapkan, diatas meja ada dua ayam yang saling berhadapan
dan juga makanan. Gubernur datang melihat Persiapan tampak selesai. Hakim Jung
mengaku kalau ini pernikahan terakhir. Gubernur meminta agar Hakim Jung harus
melakukannya dengan baik. Hakim Jung mengajak masuk karena matahari yang sangat
terik
Hong Shim
memberikan pemerah dibibirnya dan sudah menganti pakaian hanbook dengan warna
cerah. Saat itu Ayahnya masuk dan Hong Shim mencoba menutupi rasa sedihnya.
“Aku
merasa buruk karena membesarkan anak perempuan...keluarga bangsawan dengan dukungan
orang tua yang tidak memadai. Dan sekarang aku minta maaf karena membuatmu
menikahi pria aneh.” Ucap Tuan Hong Shim
“Aku
tidak membencimu. Tapi malah bersyukur bahwa kau telah menyelamatkan hidupku.
Namun, Aku merasa tidak enak menikah tanpa mengetahui apakah saudaraku masih
hidup.” Kata Hong Shim.
Tuan Hong
Shim memberikan sebuah tusuk rambut untuk Hong Shim yang sudah disimpanya. Ia
meminta agar Hong Shim bisa Anggap ini sebagai hadiah dari kakaknya. Hong Shim
tak bisa menahan air matanya, lalu berpura-pura merasa haus dan ingin minum.
Goo Dol dan
Won Duk duduk di luar rumah memperingatkan kalau Jangan pernah berpikir untuk
melarikan diri, dan menasehati kalau Seorang pria harus tahu bagaimana caranya bertanggung
jawab. Won Deuk terlihat binggung
“kau
pergi ke air terjun dengan dia yang berarti itu adalah kesepakatan yang
dilakukan.” Jelas Goo Dol
“Mengapa
pergi ke air terjun adalah kesepakatan yang dilakukan?” ucap Won Deuk binggung.
Goo Dol tak percaya Won Deuk berpikir seperti itu.
“Apa kau
tidak tahu untuk apa tempat itu? Ini memiliki air dan aliran, wahhh kau tidak
bisa dipercaya... Apa kau benar-benar tidak ingat apa pun dari masa lalumu? Ayo
ikut aku”kata Goo Dol dengan nada tinggi.
“Beraninya
kau menaikkan suaramu padaku.” Ucap Won Deuk marah
“Apa kau ingin
dapat pukulan yang bagus? Ayo Jalanlah.” Ucap Goo Dol ingin memukul Won Deuk.
Won Deuk dengan wajah imutnya terlihat ketakutan menutupi wajahnya.
Semua
sudah berkumpul di depan kantor Gubernur,
Hong Shim keluar setelah berganti pakaian. Kkeut Nyeo dan semua orang
langsung terkesiam dengan kecantikan wajah Hong Shim terlihat seperti malaikat.
Semua memuji yang membuat Hong Shim tersipu malu mendengarnya.
Saat itu
juga Won Deuk keluar dengan Goo Dol. Keduanya sempat saling menatap tapi Goo
Dol seperti tak peduli dengan kecantikan Hong Shim malah Goo Dol yang terpana dengan kencantikan teman
istrinya.
“Won
Deuk, kau bocah yang beruntung.” Komentar Goo Dol iri.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar