PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Lee Yeol
melihat hujan yang turun dari pekarangan istana, lalu bergegas berjalan
menyusuri hujan meminta agar dibawakan Jubahnya. Dengan kuda Lee Yeol berjalan
di sebuah bukit, Jung Je Yoon menahan Lee Yeol sebelum pergi.
“Yang
Mulia tidak boleh ikut berperang.” Kata Je Yoon. Lee Yeol tak peduli menyuruh
Je Yoon segera menyingkir.
“Yang
mulia akan mati (kalah) jika melakukannya.” Ucap Je Yoon memperingati.
“Aku...
Aku memang akan mati” balas Lee Yeon lalu memacu kudanya sendiri menyusuri
hutan.
Flash Back
Lee Yeol
masih kecil berdiri diatas batu besar, dengan banyak anak-anak kecil didepanya.
“Aku
mungkin masih muda, tapi aku seorang pejuang pemberani dari Joseon. Aku akan
menjatuhkan musuhku dan menyelamatkan
orang-orang!” kata Lee Yeol seperti panglima perang.
Seseorang
pun berlutut didepan Lee Yeol memberikan kayu panjang yan dianggap pedang.
“kita
semua akan pergi berperang, bersama ku !” tegas Lee Yeol dan semua anak-anak
yang ada didepanya menjerit ketakutan.
Lee Yeol
mengejar seperti mengejar musuh dan akhirnya bisa menangkap salah satu anak
lalu memukul bagian punggungnya. Si anak pun kesakitan memegang punggungnya
sambil menangis.
“Seorang
musuh tidak boleh menangis dalam perang... Lee Man Joo, kau akan merasakan
pedangku ...” ucap Lee Yeol dan saat itu kepalnya terkanal pukulan.
Seorang
wanita berani memukul Lee Yeol dan si Pangeran pun marah.
“Jadi itu
kau... kau yang membuat memar/memukul badan anak-anak disini “ ucap Yoon Yi Seo
berani melawan pangeran.
“Aku
tidak memukul mereka, Kami hanya menghidupkan kembali suasana pertempuran.”
Kata Lee Yeol membela diri
“tidak
ada yang namanya perang. Mereka yang menyakiti orang lain itu adalah orang yang
bodoh... Mereka bukan prajurit. “ tegas Yoon Yi Seol
“Apa? Kau
bilang Bodoh? Apakah kau tahu dengan siapa kau berbicara?” ucap Lee Yeol merasa
tak dianggap seperti pangeran.
“Kau anak
yang bodoh, yang memukul budaknya hanya karena ayahnya kaya.” Ucap Yi Seo. Lee
Yeol akan melawan tapi Yi Seo lebih dulu mengangkat kayu sampai diwajah
pangeran.
“Ini
peringatan terakhir untuk mu. Jangan pernah menyakiti anak-anak atas nama
permainan.” Tegas Yi Seo lalu menarik anak yang dipukul lalu pergi.
“Dia
memegang tangan seorang budak. Siapa sebenarnya dia?” tanya Lee Yeo penasaran.
“Hei...
Dong Joo... Kali ini, kita akan bermain "Detektif".” Kata Lee Yeol
pada temanya penasaran.
Kim Cha
Eon datang menemui raja diruangan, menceritakan kalau Baru-baru ini, menemukan
batu yang tidak biasa. Raja melihat isi kotak dan langsung menutupnya, Cha Eon
mengatakan kalau Ini adalah karakter
Cina "yong" yang artinya "tidak berguna".
“Aku
percaya aku menemukan ini ... sebagai tanda bahwa naga baru harus ditemukan.”
Ucap Tuan Kim
“Bagaimana
kamu bisa mengatakan hal seperti itu di siang bolong seperti ini?” kata Raja marah
“Sebuah
tindakan untuk keadilan tidak harus dibahas di malam hari. aku persembahkan
untuk mu, tahta kerajaan.. tetapi, istrimu saat ini tidak bisa duduk/mendampingi mu.” Kata Tuan
Kim
“Apa kau
ingin aku meninggalkan istri ku dan merebut tahta saudara laki-lakiku? Apakah
kau benar-benar berpikir aku akan melakukan itu?” ucap Raja
“Orang
yang takut pada harimau tidak akan membiarkan seorang anak kecil hidup.” Ucap
Raja
Ratu
datang melihat Yul sedang ada diluar sambil bermain tanah bertanya apa yang
dilakukan sambil mengomel karena Lee Yeol Dari pada membaca buku-buku, malah
menghabiskan sepanjang hari bermain di luar.
“Ayah
yang mengatakan, "Pergi keluar dan bermainlah. Menjadi pintar hanya akan
membuatmu berada di sisi buruk bersama sang Raja." Ucap Lee Yeol pada
ibunya
“Walaupun
begitu, kau harus menyelesaikan "Pembelajaran Dasar" mu. Jadilah
sebagaimana mestinya, Orang-orang yang menderita harus tetap menjadi tujuan
utama kami. Itu hal yang sangat mulia, Jendral.” Jelas Ibu Lee Yeol sangat bijak
lalu menyuruh anaknya ganti baju.
Lee Yeol
menurut berlari untuk masuk ganti baju tapi malah tak sengaja menabrak Tuan Kim
yang baru keluar. Dengan sopan Lee Yeol membungkuk meminta maaf, Tuan Kim
berpesan agar Lee Yeol harus selalu berhati-hati.
“kau
tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup ini.” Ucap Tuan Kim seperti
memiliki otak licik. Ibu Yeol hanya terdiam melihat Tuan Kim keluar dari
istana.
Dong Joo
memberitahu Lee Yeol kalau wanita yang kemarin
berumur 12 tahun . dan putri mantan Komandan Pengawal Istana dengan Nama
adalah Yoon Yi Seo. Lee Yeol pun Tidak
heran kalau ilmu pedangnya sangat terampil dan mengulang nama Yi Seo.
“Aku
penasaran. Apakah itu cinta pada pandangan pertama?” komentar Do Joon.
“Tentu
saja tidak! Aku sedang memikirkan cara untuk menghadapinya.” Tegas Lee Yeol
mengelak.
“Aku tahu
itu. Dia memukul kepala seorang bangsawan dan dia harus bertanggung jawab atas
tindakannya.” Kata Do Joon. Lee Yeol pun menganguk setuju.
Lee Yeol
dan Do Joon menemui Yi Seo di hutan. Yi Seo memastikan kalau mereka benar-benar melihatnya mengambil
Mak Gae. Do Joon menyakinkan kalau mereka harus cepat.
“Ada
desas-desus bahwa dia kanibal, Dia memakan semuanya termasuk kepala mereka.”
Kata Lee Yeol memastikan kalau yang diucapkan benar.
Di sebuah
rumah yang terlihat menyeramkan, Yi Seo dengan berani masuk lebih dulu
memanggil Mak Gae dan bertanya apakah ada di dalam. Tapi saat itu seorang pria seperti raksasa
keluar. Do Joon dan Lee Yeol ketakutan dan ingin bergegas pergi.
Lee Yeol
tak ingin pergi, tapi Do Joon menariknya untuk pergi. Yi Seo akhirnya
sendirian, dan sempat terjatuh karena si pria membawa palu. Perlahan Yi Seo
berjalan mundur lalu menjerit ketakutan saat Si pria mendekat.
Lee Yeol
gelisah dalam kamarnya, akhirnya memilih segera keluar dari rumah dengan
membawa lampu, dengan hujan yang cukup deras Lee Yeol sempat terjatuh dan
membuat tanganya berdarah tapi karena merasa tak enak hati meninggalkan Yi Seo
sendirian.
Saat
masuk rumah, Lee Yeol tak sengaja menginjak tulang berpikir kalau Yi Seo sudah
dimakan habis, lalu tiba-tiba pintu rumah terbuka, si pria terlihat duduk
dengan tatapan sinis. Lee Yeol jatuh ketakutan.
“kau pasti
beruntung dengan makanan... kemarilah, Apakah kamu mau ayam?” ucap Yi Seo melonggo
dari depan pintu memegang paha ayam. Lee Yeol hanya bisa melonggo melihatnya.
Lee Yeol
terdiam melihat Yi Seo tak takut mendekati si pria dengan mengikat rambutnya.
Yi Seo meminta agar si pria Ikat
rambutmu dengan rapi, dan tersenyum dengan mencontoh menarik bibir agar tak
terlihat menyeramkan. Si pria pun tersenyum dan terlihat berbeda.
“Benar,
Sekarang, kamu terlihat kurang menakutkan... Ayo...Tersenyum sedikit lagi.”
Kata Yi Seo. Si pria pun mengikutnya. Lee Yeol seperti takjub melihat Yi Seo
bisa membuat si pria jadi tak menakutkan.
Keduanya
berjalan pulang, Lee Yeol berkomentar Yi Seo sangat berani untuk seorang gadis.
Yi Seo menceritakan paman itu bukan pria yang menakutkan tapi hanya memiliki
pekerjaan yang sulit.
“Tetap
saja, bagaimana bisa kamu makan dengan seorang petani? Itu bertentangan dengan
kebiasaan.” Pikir Lee Yeol yang menurutnya tak sederajat dengan anggota
kerajaan.
“Ayah aku
pernah berkata, "Seorang pendekar pedang melatih ilmu pedang untuk
melindungi orang-orang. Namun, orang-orang itu tidak hanya berarti
bangsawan." “ kata Yi Seol. Lee Yeol terlihat binggung.
“kau
tidak mengerti karena kau bodoh, kan?” ejek Yi Seo
“Kau
bilang aku bodoh, Tapi aku melihat kau lebih bodoh.” Balas Lee Yeol tak mau
kalah.
Saat itu
Yi Seo akan jalan tapi hampir jatuh karena jalan licin, tanganLee Yeol dengan
cepat menahanya sebelum jatuh.
“Tanah
basah karena hujan, jadi kau harus berhati-hati saat berjalan” ucap Lee Yeol.
Yi Seo sempat melihat tangan Lee Yeol memegang tanganya, Lee Yeol buru-buru
melepaskan tanganya dengan wajah malu.
“kau berdarah.” Ucap Yi Seo melihat baju Lee
Yeol ada banyak darah.
“Kau
tidak perlu khawatir, Itu tidak sakit sama sekali.” kata Lee Yeol gagah berani.
Yi Seo
dengan sengaja menekanya, Lee Yeol langsung menjerit kesakitan dan memarahi Yi
Seo. Yi Seo melepaskan ikatan rambutnya, sambil mengikat di lengan Lee Yeol
kalau kain ini akan menghentikan luka supaya tidak melebar. Lee Yeol menatap Yi
Seo seperti tak percaya masih mau merawatnya.
“Kenapa
kau tidak marah padaku? Aku membujukmu ke rumah itu dengan tujuan untuk
membodohimu.” Kata Lee Yeol
“Tidak benar
marah pada seseorang . yang sudah menyadari kesalahannya.” Ucap Yi Seo
“Apakah
itu dari "Analects"?Ah.... Lupakan lah...Mencius ... Yah.. Pasti dia
tidak meninggalkan komentar seperti itu... Apa Zhu Xi? Jadi itu adalah salah
satu ajarannya.” Kata Lee Yeol mencoba menebak yang diucapkan Yi Seo
“kau
belum membaca bukunya, kan? Bagaimana mungkin kau belum membacanya pada usia mu
ini?” ucap Yi Seo mengejek
“Bunga-bunga
aprikot ini sangat harum.”komentar Lee Yeol mengalihkan pembicaraan.
“Itu
bunga sakura, kau memang Bodoh.” Ejek Yi Seo lalu berjalan pergi.
Mereka
berjalan dan melihat bunga sakura yang berguguran. Yi Seo dengan senyuman
bahagia karena melihat bunga Sakura memang yang sedang berguguran. Ia merasa
kalau sangat cantik. Lee Yeo pun terus menatap Yi Seo yang tersenyum bahagia.
“Mana
yang lebih kau sukai, hujan salju atau bunga?” tanya Yi Seo
“Aku...
sepertinya menyukaimu. “ kata Lee Yeol seperti seorang pria dewasa mengakui
perasanya. Yi Seo terdiam melonggo binggung.
“Aku akan...
menikahi mu.” Kata Lee Yeol. Yi Seo tetap diam seperti masih shock dan akhirnya
terdengar suara memanggil nama Yi Seo.
Yi Seo
melihat beberapa orang mencarinya lalu menyuruh Lee Yeol agar segera melarikan diri karena Ayah sangat
menakutkan. Lee Yeol dengan gaya pria dewasa merasa tak perlu khawatir
karena selalu dihukum oleh ayahnya. Para
pria dewasa terus memanggil Yi Seo
“Kau
cepat pergi. Aku tidak akan memberitahukan mu.” Ucap Yi Seo khawatir melihat
Lee Yeol.
Akhirnya
Yi Seo berlari menghampiri ayahnya, Tuan Yoon melihat anaknya dengan wajah
khawatir menanyakan kemana saja. Yi Seo akhirnya pergi dibawa oleh ayahnya,
dengan tatapan melihat Lee Yeol dari kejauhan.
“Keluarga
yang sangat damai “ ungkap Lee Yeol iri karena tinggal dikerajaan.
“Aku
khawatir. Siapa yang akan bersedia memiliki gadis nekat itu sebagai seorang
istri? aku yakin dia akan menua tanpa bisa menikah.” Ucap Lee Yeol sambil
membaca buku di kamarnya.
“Namun,
dia cukup mengesankan, melihat bagaimana dia membuatmu tertarik pada buku.”
Komentar Ibu Lee Yeol sambil melipat baju mengoda anaknya.
“Bukan
karena gadis itu, Tapi aku hanya menyadari pentingnya belajar sendiri.” Kata
Lee Yeo.
“Wah...
Apakah itu benar? Ngomong-ngomong, apa dia cantik?” tanya Ibu Lee Yeol
“Tentu
saja, aku belum pernah melihat seorang gadis cantik di seluruh ...” kata Lee
Yeol penuh semangat lalu tersadar dengan ucapanya.
Ibu Lee
Yeol hanya tersenyum lalu memberitahu kalau harus pergi berdoa di tempat suci
selama beberapa hari. Lee Yeol ingin ikut dengan ibunya. Ibu Lee Yeol
memberikan ikatan rambut milik Yi Seo yangs udah dicuci sampai bersih dan
meminta agar segera mengembalikan.
“Aku akan
fokus membaca sampai kau pulang, Ibu.”
Janji Lee Yeol penuh semangat.
Lee Yeol
belajar dengan bersungguh-sungguh siang dan malam mengingat semua yang ada di
dalam buku.
"Ayahku
telah melahirkan tubuhku, Ibuku memelukku di dalam rahimnya dan memberi ku
susu."
"Ibuku
memelukku di dalam rahimnya, Mereka yang dermawan seperti alam. Kebaikan mereka
tinggi seperti langit. Mereka membuatku hangat dengan pakaian. Mereka memberi
aku makanan. Sebagai seorang anak Bagaimana mungkin aku tidak melakukan hal
baik pada orang tuaku?"
Malam
hari, Lee Yeol selesai menghafal buku, lalu akan keluar tapi ragu mengingat
ucapan ayahnya
“Kau
tidak boleh menginjakkan kaki di luar kamarmu hari ini. Apakah kau mengerti?”
kata Raja, tapi Lee Yeol tak peduli ingin tetap keluar dari rumahnya.
Mak Gae
mengantar Lee Yeol sampai ke rumah meminta agar tidak bisa memberi tahu siapa
pun bahwa ia membiarkannya keluar. Lee Yeol menganguk lalu berjanji pada Mak
Gae, kalau Lain kali, akan membiarkannya bermain menjadi jenderal. Mak Gae
menganguk lalu pergi
“Bagaimana
kau masuk?” tanya Yi Seo kaget melihat Lee Yeol masuk.
“Melalui
gerbang, itu tentu saja.” Kata Lee Yeol bangga. Yi Seo mengejek kalau Lee Yeol
itu konyol sekali.
“Ayahku
memberi perintah tegas agar tidak ada yang
diizinkan masuk ke rumah hari ini. Jika seseorang tahu kau ada di sini,
semua pelayan akan dimarahi.” Kata Yi Seol khawatir.
“Aku
membaca "Dasar Pembelajaran" dalam 10 hari. “ ucap Lee Yeol bangga.
Yi Seo memuji kalau itu memang bagus.
“Jadi si
bodoh datang jauh-jauh ke sini untuk menyombongkan hal itu?” ejek Yi Seo
“Aku
datang untuk memberimu sesuatu.” Kata Lee Yeol tapi saat itu terdengar teriak
meminta agar membuka pintu dan Perintah Raja.
Yi Seo
menarik Lee Yeol agar bersembunyi meminta agar tetap disana dan jangan tunjukkan dirinya. Di depan rumah
terdengar teriak akan meminta membuka pintu sesuai Perintah Raja. Seorang pria
terlihat kesal saat beberapa pengawal kerejaan mendobrak pintu dan akhirnya
ketakutan melihat pedang yang dibawa si pria.
“Di mana
tuanmu?” tanya pria kerajaan. Si pria mengaku tidak tahu. Saat itu juga pedang
langsung membunuh si pria.
Yi Seo
menjerit ketakutan, saat itu Lee Yeo sedang memegang pita mengingat rambut
mendengarnya dan melihat Yi Seo sedang berjalan mundur ketakutan melihat para
pria kerajaan mendekat. Yi Seo walaupun sudah terjatuh bertanya apa yang sedang
dilakukanya.
“Apakah
kau putri Yoon Boo Joon?” ucap Si pria. Yi Seo membenarkannya. Si pria kerajan
ingin membunuh tapi bisa diselamatkan oleh Tuan Yoon.
“Turunkan
pedangmu.” Kata Tuan Yoon. Yi Seo berdiri di belakang Tuan Yoon.
“Aku
memiliki perintah Raja untuk mengeksekusi pengkhianat Yoon Boo Joon.” kata Si
pria
“Bukan Raja
yang memberi perintah itu. Orang yang memberi perintah itu dan orang-orang yang
melaksanakannya. kau adalah pengkhianatnya.” Ucap Tuan Yoon
Akhirnya
perkelahian terjadi, Yi Seo berjalan mundur. Lee Yeol hanya melihat dari balik
dinding. Tuan Yoon melihat Ma Gae meminta agar melindungi adiknya, Yi Seo tak
ingin pergi meninggakan ayahnya tapi Ma Gae menarik Yi Seo untuk meninggalkan
rumah.
“Tetap
lah hidup. Itu adalah perintah ku.” Tegas Tuan Yoon. Yi Seo menjerit tak ingin
meninggalkan ayahnya.
“Kita
harus hidup.” Ucap Ma Gae menarik adiknya, Lee Yeol tetap hanya bisa melihat
tak berani keluar.
Saat itu Tuan
Yoon sudah ditusuk dan berlutut untuk bertahan hidup, Tuan Kim akhirnya masuk
menghentikan semuanya dengan sinis mengatakan kalau Ini bukan cara memperlakukan pria terhormat.
Tuan Yoon mengira kalau Tuan Kim itu adalah seorang teman.
“Itu
sebabnya aku datang ke sini untuk melihat mu pergi. Aku berharap kau
meninggalkan kemarahan mu. Dan jangan khawatir tentang anak-anakmu. Mereka akan
segera menyusul mu.” Kata Tuan Kim.
“Beraninya
kau!” ucap Tuan Yoon marah, tapi saat itu juga Tuan Kim menusuk pedang ke tubuh
temanya.
“Kejar
mereka. Tidak ada anggota keluarganya yang dibiarkan hidup.” Perintah Tuan Kim
“Hentikan
apa yang kau lakukan sekarang! Aku Yi Yul, putra Pangeran Neungseon! Jika kau
mengejar mereka, sebagai anggota keluarga kerajaan, aku akan menghukummu. Jadi pergi
sekarang!” teriak Yi Yeol akhirnya berani keluar sambil menangis.
Tuan Kim
malah mengendong Yi Yeol tak peduli dengan jeritan anak raja yang meminta
melepaskan. Akhirnya Yi Yeol diturunkan saat berada dalam istana. Yi Yeol
melihat ayahnya merajuk meminta perlindungan. Raja malah memarahi Lee Yeol
karena sudah memperingatkan jangan pergi keluar malam ini.
“Ayah...
Dia membunuh seorang pria... Tolong aku, hanya kau yangdapat membantu, Ayah.”
Ucap Lee Yeol memohon.
“Pergi ke
kamarmu.”perintah Raja. Lee Yeol ketakutan melihat Tuan Kim berjalan mendekat
dengan pedanganya.
“Apakah
dia akan membunuh kita?” tanya Lee Yeol ketakutan bersembnyi dibalik tubuh
ayahnya. Tapi Tuan Kim dan semua pengawal berlutut didepan raja.
“Aku
membunuh mereka semua seperti yang kau perintahkan. Pada saat ini, dunia adalah
milikmu, Yang Mulia.” Kata Tuan Kim. Lee Yeol melonggo kaget.
Lee Yeol
sudah ada dikamar dengan baju sebagai pangeran, dengan wajah kesal menanyakan
keberadan ibunya. Pelayan memberitahu kalau Penobatan adalah pada siang hari
dan ibunya akan datang nanti, jadi meminta agar segera menganti pakaianya.
“Tidak...
Aku tak mau” ucap Lee Yeol. Pelayan memohon karena mereka Tidak ada waktu.
“Aku
berkata tidak! Aku tidak akan berganti baju sampai ibu ku ada di sini!” tegas
Lee Yeol marah
Tuan Kim
sudah ada di dalam istana, saat itu Raja datang mengaku khawatir akan semua ini, Apakah dapat menangani
semua politik ini. Tuan Kim pikir satu-satunya kebaikan yang dimiliki raja adalah martabat dan hanya itu saja.
“Politik
adalah sesuatu yang rendahan dan harus
aku urus.” Kata Tuan Kim
“Kau
melayani ku dengan baik. Jadi Apa yang kau inginkan” tanya Raja
“Untuk
menjadi mertua mu.” Kata Tuan Kin yang tahu kalau menjedi Mertua raja kedudukanya
sangat kuat.
“Apa kau
ingin anak ku?” tanya Raja tak percaya mendengarnya.
“Aku
menyesal mengatakan itu , aku herus memberikan kabar buruk pada hari yang baik.
Istrimu saat ini tidak sengaja jatuh dan meninggal di sungai dekat kuil.” Ucap
Tuan Kim
“Tetap
rahasiakan sampai penobatan ku selesai.” Bisik Raja dan mengajak untuk masuk.
Saat
membalikkan badan ternyata Lee Yeol bisa mendengar semau perkatan ayahnya, Ia
mengingat kalau istri Raja yang dimaksud adlaah ibunya. Raja terlihat binggung,
tapi akhirnya Lee Yeol berlari histeris keluar dari istana. Dua pengawal
berlari mengejarnya dan berhasil menangkapnya.
“Lepaskan
aku... Aku akan pulang ke rumah... aku akan pergi ke ibu ku! biarkan dia
pergi.” Teriak Lee Yeol merontah. Saat itu Tuan Kim datang
“Kau
adalah negara ini ... pangeran masa depan. Seorang pangeran tidak boleh menangisi
hal-hal remeh seperti itu.” Kata Tuan Kim
“Lupakan
lah! Aku tidak ingin menjadi pangeran dalam bentuk apa pun.” Tegas Lee yeol tak
peduli, saat itu Tuan Kim mencengkram lengan Lee Yeol
“Menangislah
semaumu... Hari ini adalah satu-satunya kesempatanmu untuk melakukannya.” Kata Tuan Kim, Lee Yeol
menangis histeris karena ibunya pergi selama-selamanya dan ingin pulang ke
rumah!
(16
tahun kemudian)
Lee Yeol
sudah dewasa dengan baju pangeran, dibelakang ada pelayan dan para kasim mengikutinya
melewati jembatan dengan sungai disamping mereka. Salah satu seorang pelayan
dibelakang terkesima dengan keindahan istana sempat tertinggal dari barisan dan
berlari mengikutinya.
“Apakah
aku satu-satunya yang merasa tidak nyaman? Ini tidak tertahankan.” Kata Lee
Yeol sinis.
“Yang
Mulia, apa yang tampaknya menjadi masalahmu?” tanya kasim Yang
“Baris
kanan, Dibaris terakhir... Kau menggangguku.” Ucap Lee Yeol akhirnya
menghampiri pelayan yang berdiri dipaling belakang.
“Apakah
itu sulit untuk menyesuaikan langkahmu?”kata Lee Yeol. Si wanita meminta maaf
sambil tersenyum.
“Apakah
kau tersenyum?” ucap Lee Yeol sinis. Pelayan mengaku disibukkan oleh burung-burung yang indah
dilangit.
“Sejak
aku menjadi pangeran, 69.329 jam telah berlalu, tapi aku belum pernah
tersenyum. Namun, kau berhasil pada hari pertamamu sebagai wanita pengadilan.
Apa Burung-burung itu membuatmu tersenyum? Hilangkan semua burung di dalam
istana hari ini sehingga tidak ada yang bisa terlihat olehmu.” Kata Lee Yeol
“Yang
Mulia, burung-burung bisa terbang di atas tembok ... dan masuk dan keluar dari
istana. Bagaimana aku bisa menghilangkan semuanya? Bahkan jika aku melakukannya,
mereka akan terbang lagi.” Ucap Pelayan
“Apakah
kau lebih suka burung-burung yang mati atau
mati sendirian?” tanya Lee Yeol dingin
Waktu
belajar, seorang guru memberitahu
Menurut "Kode Pidana Ming", ada enam jenis pembunuhan, Dibunuh
oleh pedang, dibunuh oleh tindakannya sendiri, dibunuh dengan serangan ...
“Apakah
aku satu-satunya yang tidak nyaman?” kata Lee Yeol.
Seorang
pria Kim Soo Ji tertidur dikelas sambil tersenyum, teman yang disampingnya pun
menyadarkanya. Soo Ji terkejut lalu tersadar kalau Pangeran sudah menatapnya.
“Maafkan
aku, Yang Mulia. Aku punya janji dengan seorang teman yang sangat istimewa, dan
aku bermimpi membayangkanya. .” Ucap Soo Ji
“Apakah
itu sebabnya kau tersenyum?” tanya Lee Yeol. Soo Ji membenarkan karena sudah
lama sejak mereka tak bertemu.”
“Maka anggaplah
kuis ku sebagai hadiah... Kirim jawaban yang benar, dan kau akan dipromosikan .terlepas
dari status mu saat ini.” Ucap Lee Yeol menulis pada lembaran kertas
“Sampai
kau memberikan jawaban, tidak satupun dari kalian dapat meninggalkan istana. Untuk
bertemu dengan temanmu, kau harus mencari tahu jawabannya.” Kata Lee Yeol lalu
meninggalkan semuanya.
Kasim Yang
memperingatkan Lee Yeol kalau terus
melakukan cara ini maka tidak ada yang akan tinggal di sisinya, kemudian akan
mengalami apa yang dirasa tidak nyaman. Lee Yeol mengaku benar-benar kesal
sekarang, dan itu karena Kasim Yong.
“Jadwal
ku berikutnya adalah kantor seni” ucap Lee Yeol. Kasim Yang bisa mengerti.
"Hari ini,
yang mulia harus tidur dengan putri mahkota. Menteri sangat cemas karena musim kemarau
yang panjang tahun ini. Aku yakin mereka akan mengajukan permintaan resmi.” Ucap
Kasim Yang. Lee Yeol terlihat kaget lalu mulai berpikir.
Di sebuah
bak untuk berendam. Kasim Yang memberitahu kalau Akar ginseng dan Angelica baik
untuk vitalitas dan juga mereka menambahkan kelopak mawar merah yang akan menenangkan dan menghaluskan kulit.
“Apa Kita
harus tidur bersama karena ada kekeringan? Itu memuakkan.” Kata Lee Yeol
melihat taburan bunga mawar di atas bak
“Mungkin
tidak, Yang Mulia... kau seorang pria muda yang bersemangat , siapa yang
membaca sepanjang malam. Energi di dalam dirimu berjalan ke dadamu, yang
membuatmu sakit dada ... Aku akan berhenti berbicara sebelum mengganggumu lagi.”
Ucap Kasim Yang akhirnya tertunduk dan tak ingin bicara.
“Beritahu
aku ini... Apakah kelopak ini cukup untuk melembabkan kulit ku?” tanya Lee Yeol
“Aku akan
membawa lebih banyak!” ucap Kasim Yang meminta membawa pelayan kelopak mawar!
Kasim
Yang kembali masuk ke dalam ruangan tapi tak melihat Lee Yeol. Saat itu seorang
wanita sudah siap dengan rambutnya yang diberi penjepit. Seorang pelayan masuk
dengan wajah panik. Kim So Hye tahu kalau Lee Yeol menghilang lagi dan akan
menemukannya sendiri.
“Yang
mulia... Semua kasim sedang mencari dia, jadi Kau harus menunggu.” Ucap pelayan
memohon
“Kita
tahu betul bahwa dia tidak akan datang.”ucap So Hye marah
“Pria
mengambil 2 langkah mundur jika wanita itu maju 1 langkah jadi Yang Mulia, aku
minta tolong.” Pesan pelayan.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar