PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 11 September 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 1 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Lee Yeol melihat hujan yang turun dari pekarangan istana, lalu bergegas berjalan menyusuri hujan meminta agar dibawakan Jubahnya. Dengan kuda Lee Yeol berjalan di sebuah bukit, Jung Je Yoon menahan Lee Yeol sebelum pergi.
“Yang Mulia tidak boleh ikut berperang.” Kata Je Yoon. Lee Yeol tak peduli menyuruh Je Yoon segera menyingkir.
“Yang mulia akan mati (kalah) jika melakukannya.” Ucap Je Yoon memperingati.
“Aku... Aku memang akan mati” balas Lee Yeon lalu memacu kudanya sendiri menyusuri hutan. 

Flash Back
Lee Yeol masih kecil berdiri diatas batu besar, dengan banyak anak-anak kecil didepanya.
“Aku mungkin masih muda, tapi aku seorang pejuang pemberani dari Joseon. Aku akan menjatuhkan musuhku  dan menyelamatkan orang-orang!” kata Lee Yeol seperti panglima perang.
Seseorang pun berlutut didepan Lee Yeol memberikan kayu panjang yan dianggap pedang.
“kita semua akan pergi berperang, bersama ku !” tegas Lee Yeol dan semua anak-anak yang ada didepanya menjerit ketakutan. 

Lee Yeol mengejar seperti mengejar musuh dan akhirnya bisa menangkap salah satu anak lalu memukul bagian punggungnya. Si anak pun kesakitan memegang punggungnya sambil menangis. 
“Seorang musuh tidak boleh menangis dalam perang... Lee Man Joo, kau akan merasakan pedangku ...” ucap Lee Yeol dan saat itu kepalnya terkanal pukulan.
Seorang wanita berani memukul Lee Yeol dan si Pangeran pun marah.
“Jadi itu kau... kau yang membuat memar/memukul badan anak-anak disini “ ucap Yoon Yi Seo berani melawan pangeran.
“Aku tidak memukul mereka, Kami hanya menghidupkan kembali suasana pertempuran.” Kata Lee Yeol membela diri
“tidak ada yang namanya perang. Mereka yang menyakiti orang lain itu adalah orang yang bodoh... Mereka bukan prajurit. “ tegas Yoon Yi Seol
“Apa? Kau bilang Bodoh? Apakah kau tahu dengan siapa kau berbicara?” ucap Lee Yeol merasa tak dianggap seperti pangeran.
“Kau anak yang bodoh, yang memukul budaknya hanya karena ayahnya kaya.” Ucap Yi Seo. Lee Yeol akan melawan tapi Yi Seo lebih dulu mengangkat kayu sampai diwajah pangeran.
“Ini peringatan terakhir untuk mu. Jangan pernah menyakiti anak-anak atas nama permainan.” Tegas Yi Seo lalu menarik anak yang dipukul lalu pergi.
“Dia memegang tangan seorang budak. Siapa sebenarnya dia?” tanya Lee Yeo penasaran.
“Hei... Dong Joo... Kali ini, kita akan bermain "Detektif".” Kata Lee Yeol pada temanya penasaran. 



Kim Cha Eon datang menemui raja diruangan, menceritakan kalau Baru-baru ini, menemukan batu yang tidak biasa. Raja melihat isi kotak dan langsung menutupnya, Cha Eon mengatakan kalau  Ini adalah karakter Cina "yong" yang artinya "tidak berguna".
“Aku percaya aku menemukan ini ... sebagai tanda bahwa naga baru harus ditemukan.” Ucap Tuan Kim
“Bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu di siang bolong seperti ini?” kata Raja marah
“Sebuah tindakan untuk keadilan tidak harus dibahas di malam hari. aku persembahkan untuk mu, tahta kerajaan.. tetapi, istrimu saat ini  tidak bisa duduk/mendampingi mu.” Kata Tuan Kim
“Apa kau ingin aku meninggalkan istri ku dan merebut tahta saudara laki-lakiku? Apakah kau benar-benar berpikir aku akan melakukan itu?” ucap Raja
“Orang yang takut pada harimau tidak akan membiarkan seorang anak kecil hidup.” Ucap Raja 


Ratu datang melihat Yul sedang ada diluar sambil bermain tanah bertanya apa yang dilakukan sambil mengomel karena Lee Yeol Dari pada membaca buku-buku, malah menghabiskan sepanjang hari bermain di luar.
“Ayah yang mengatakan, "Pergi keluar dan bermainlah. Menjadi pintar hanya akan membuatmu berada di sisi buruk bersama sang Raja." Ucap Lee Yeol pada ibunya
“Walaupun begitu, kau harus menyelesaikan "Pembelajaran Dasar" mu. Jadilah sebagaimana mestinya, Orang-orang yang menderita harus tetap menjadi tujuan utama kami. Itu hal yang sangat mulia, Jendral.” Jelas Ibu Lee Yeol sangat bijak lalu menyuruh anaknya ganti baju. 


Lee Yeol menurut berlari untuk masuk ganti baju tapi malah tak sengaja menabrak Tuan Kim yang baru keluar. Dengan sopan Lee Yeol membungkuk meminta maaf, Tuan Kim berpesan agar Lee Yeol harus selalu berhati-hati.
“kau tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup ini.” Ucap Tuan Kim seperti memiliki otak licik. Ibu Yeol hanya terdiam melihat Tuan Kim keluar dari istana.

Dong Joo memberitahu Lee Yeol kalau wanita yang kemarin  berumur 12 tahun . dan putri mantan Komandan Pengawal Istana dengan Nama adalah Yoon Yi Seo.  Lee Yeol pun Tidak heran kalau ilmu pedangnya sangat terampil dan mengulang nama Yi Seo.
“Aku penasaran. Apakah itu cinta pada pandangan pertama?” komentar Do Joon.
“Tentu saja tidak! Aku sedang memikirkan cara untuk menghadapinya.” Tegas Lee Yeol mengelak.
“Aku tahu itu. Dia memukul kepala seorang bangsawan dan dia harus bertanggung jawab atas tindakannya.” Kata Do Joon. Lee Yeol pun menganguk setuju. 

Lee Yeol dan Do Joon menemui Yi Seo di hutan. Yi Seo memastikan  kalau mereka benar-benar melihatnya mengambil Mak Gae. Do Joon menyakinkan kalau mereka harus cepat.
“Ada desas-desus bahwa dia kanibal, Dia memakan semuanya termasuk kepala mereka.” Kata Lee Yeol memastikan kalau yang diucapkan benar. 

Di sebuah rumah yang terlihat menyeramkan, Yi Seo dengan berani masuk lebih dulu memanggil Mak Gae dan bertanya apakah ada di dalam.  Tapi saat itu seorang pria seperti raksasa keluar. Do Joon dan Lee Yeol ketakutan dan ingin bergegas pergi.
Lee Yeol tak ingin pergi, tapi Do Joon menariknya untuk pergi. Yi Seo akhirnya sendirian, dan sempat terjatuh karena si pria membawa palu. Perlahan Yi Seo berjalan mundur lalu menjerit ketakutan saat Si pria mendekat. 

Lee Yeol gelisah dalam kamarnya, akhirnya memilih segera keluar dari rumah dengan membawa lampu, dengan hujan yang cukup deras Lee Yeol sempat terjatuh dan membuat tanganya berdarah tapi karena merasa tak enak hati meninggalkan Yi Seo sendirian.
Saat masuk rumah, Lee Yeol tak sengaja menginjak tulang berpikir kalau Yi Seo sudah dimakan habis, lalu tiba-tiba pintu rumah terbuka, si pria terlihat duduk dengan tatapan sinis. Lee Yeol jatuh ketakutan.
“kau pasti beruntung dengan makanan... kemarilah, Apakah kamu mau ayam?” ucap Yi Seo melonggo dari depan pintu memegang paha ayam. Lee Yeol hanya bisa melonggo melihatnya. 

Lee Yeol terdiam melihat Yi Seo tak takut mendekati si pria dengan mengikat rambutnya. Yi Seo meminta agar si pria  Ikat rambutmu dengan rapi, dan tersenyum dengan mencontoh menarik bibir agar tak terlihat menyeramkan. Si pria pun tersenyum dan terlihat berbeda.
“Benar, Sekarang, kamu terlihat kurang menakutkan... Ayo...Tersenyum sedikit lagi.” Kata Yi Seo. Si pria pun mengikutnya. Lee Yeol seperti takjub melihat Yi Seo bisa membuat si pria jadi tak menakutkan. 

Keduanya berjalan pulang, Lee Yeol berkomentar Yi Seo sangat berani untuk seorang gadis. Yi Seo menceritakan paman itu bukan pria yang menakutkan tapi hanya memiliki pekerjaan yang sulit.
“Tetap saja, bagaimana bisa kamu makan dengan seorang petani? Itu bertentangan dengan kebiasaan.” Pikir Lee Yeol yang menurutnya tak sederajat dengan anggota kerajaan.
“Ayah aku pernah berkata, "Seorang pendekar pedang melatih ilmu pedang untuk melindungi orang-orang. Namun, orang-orang itu tidak hanya berarti bangsawan." “ kata Yi Seol. Lee Yeol terlihat binggung.
“kau tidak mengerti karena kau bodoh, kan?” ejek Yi Seo
“Kau bilang aku bodoh, Tapi aku melihat kau lebih bodoh.” Balas Lee Yeol tak mau kalah.
Saat itu Yi Seo akan jalan tapi hampir jatuh karena jalan licin, tanganLee Yeol dengan cepat menahanya sebelum jatuh.
“Tanah basah karena hujan, jadi kau harus berhati-hati saat berjalan” ucap Lee Yeol. Yi Seo sempat melihat tangan Lee Yeol memegang tanganya, Lee Yeol buru-buru melepaskan tanganya dengan wajah malu.
 “kau berdarah.” Ucap Yi Seo melihat baju Lee Yeol ada banyak darah.
“Kau tidak perlu khawatir, Itu tidak sakit sama sekali.” kata Lee Yeol gagah berani. 


Yi Seo dengan sengaja menekanya, Lee Yeol langsung menjerit kesakitan dan memarahi Yi Seo. Yi Seo melepaskan ikatan rambutnya, sambil mengikat di lengan Lee Yeol kalau kain ini akan menghentikan luka supaya tidak melebar. Lee Yeol menatap Yi Seo seperti tak percaya masih mau merawatnya.
“Kenapa kau tidak marah padaku? Aku membujukmu ke rumah itu dengan tujuan untuk membodohimu.” Kata Lee Yeol
“Tidak benar marah pada seseorang . yang sudah menyadari kesalahannya.” Ucap Yi Seo
“Apakah itu dari "Analects"?Ah.... Lupakan lah...Mencius ... Yah.. Pasti dia tidak meninggalkan komentar seperti itu... Apa Zhu Xi? Jadi itu adalah salah satu ajarannya.” Kata Lee Yeol mencoba menebak yang diucapkan Yi Seo
“kau belum membaca bukunya, kan? Bagaimana mungkin kau belum membacanya pada usia mu ini?” ucap Yi Seo mengejek
“Bunga-bunga aprikot ini sangat harum.”komentar Lee Yeol mengalihkan pembicaraan.
“Itu bunga sakura, kau memang Bodoh.” Ejek Yi Seo lalu berjalan pergi. 


Mereka berjalan dan melihat bunga sakura yang berguguran. Yi Seo dengan senyuman bahagia karena melihat bunga Sakura memang yang sedang berguguran. Ia merasa kalau sangat cantik. Lee Yeo pun terus menatap Yi Seo yang tersenyum bahagia.
“Mana yang lebih kau sukai, hujan salju atau bunga?” tanya Yi Seo
“Aku... sepertinya menyukaimu. “ kata Lee Yeol seperti seorang pria dewasa mengakui perasanya. Yi Seo terdiam melonggo binggung.
“Aku akan... menikahi mu.” Kata Lee Yeol. Yi Seo tetap diam seperti masih shock dan akhirnya terdengar suara memanggil nama Yi Seo. 

Yi Seo melihat beberapa orang mencarinya lalu menyuruh Lee Yeol agar  segera melarikan diri karena Ayah sangat menakutkan. Lee Yeol dengan gaya pria dewasa merasa tak perlu khawatir karena  selalu dihukum oleh ayahnya. Para pria dewasa terus memanggil Yi Seo
“Kau cepat pergi. Aku tidak akan memberitahukan mu.” Ucap Yi Seo khawatir melihat Lee Yeol.
Akhirnya Yi Seo berlari menghampiri ayahnya, Tuan Yoon melihat anaknya dengan wajah khawatir menanyakan kemana saja. Yi Seo akhirnya pergi dibawa oleh ayahnya, dengan tatapan melihat Lee Yeol dari kejauhan.
“Keluarga yang sangat damai “ ungkap Lee Yeol iri karena tinggal dikerajaan. 

“Aku khawatir. Siapa yang akan bersedia memiliki gadis nekat itu sebagai seorang istri? aku yakin dia akan menua tanpa bisa menikah.” Ucap Lee Yeol sambil membaca buku di kamarnya.
“Namun, dia cukup mengesankan, melihat bagaimana dia membuatmu tertarik pada buku.” Komentar Ibu Lee Yeol sambil melipat baju mengoda anaknya.
“Bukan karena gadis itu, Tapi aku hanya menyadari pentingnya belajar sendiri.” Kata Lee Yeo.
“Wah... Apakah itu benar? Ngomong-ngomong, apa dia cantik?” tanya Ibu Lee Yeol
“Tentu saja, aku belum pernah melihat seorang gadis cantik di seluruh ...” kata Lee Yeol penuh semangat lalu tersadar dengan ucapanya.
Ibu Lee Yeol hanya tersenyum lalu memberitahu kalau harus pergi berdoa di tempat suci selama beberapa hari. Lee Yeol ingin ikut dengan ibunya. Ibu Lee Yeol memberikan ikatan rambut milik Yi Seo yangs udah dicuci sampai bersih dan meminta agar segera mengembalikan.
“Aku akan fokus membaca  sampai kau pulang, Ibu.” Janji Lee Yeol penuh semangat. 


Lee Yeol belajar dengan bersungguh-sungguh siang dan malam mengingat semua yang ada di dalam buku.
"Ayahku telah melahirkan tubuhku, Ibuku memelukku di dalam rahimnya dan memberi ku susu."
"Ibuku memelukku di dalam rahimnya, Mereka yang dermawan seperti alam. Kebaikan mereka tinggi seperti langit. Mereka membuatku hangat dengan pakaian. Mereka memberi aku makanan. Sebagai seorang anak Bagaimana mungkin aku tidak melakukan hal baik pada orang tuaku?"

Malam hari, Lee Yeol selesai menghafal buku, lalu akan keluar tapi ragu mengingat ucapan ayahnya
“Kau tidak boleh menginjakkan kaki di luar kamarmu hari ini. Apakah kau mengerti?” kata Raja, tapi Lee Yeol tak peduli ingin tetap keluar dari rumahnya.
Mak Gae mengantar Lee Yeol sampai ke rumah meminta agar tidak bisa memberi tahu siapa pun bahwa ia membiarkannya keluar. Lee Yeol menganguk lalu berjanji pada Mak Gae, kalau Lain kali, akan membiarkannya bermain menjadi jenderal. Mak Gae menganguk lalu pergi
“Bagaimana kau masuk?” tanya Yi Seo kaget melihat Lee Yeol masuk.
“Melalui gerbang, itu tentu saja.” Kata Lee Yeol bangga. Yi Seo mengejek kalau Lee Yeol itu konyol sekali.
“Ayahku memberi perintah tegas agar tidak ada yang  diizinkan masuk ke rumah hari ini. Jika seseorang tahu kau ada di sini, semua pelayan akan dimarahi.” Kata Yi Seol khawatir.
“Aku membaca "Dasar Pembelajaran" dalam 10 hari. “ ucap Lee Yeol bangga. Yi Seo memuji kalau itu memang bagus.
“Jadi si bodoh datang jauh-jauh ke sini untuk menyombongkan hal itu?” ejek Yi Seo
“Aku datang untuk memberimu sesuatu.” Kata Lee Yeol tapi saat itu terdengar teriak meminta agar membuka pintu dan Perintah Raja. 



Yi Seo menarik Lee Yeol agar bersembunyi meminta agar tetap disana dan  jangan tunjukkan dirinya. Di depan rumah terdengar teriak akan meminta membuka pintu sesuai Perintah Raja. Seorang pria terlihat kesal saat beberapa pengawal kerejaan mendobrak pintu dan akhirnya ketakutan melihat pedang yang dibawa si pria.
“Di mana tuanmu?” tanya pria kerajaan. Si pria mengaku tidak tahu. Saat itu juga pedang langsung membunuh si pria.
Yi Seo menjerit ketakutan, saat itu Lee Yeo sedang memegang pita mengingat rambut mendengarnya dan melihat Yi Seo sedang berjalan mundur ketakutan melihat para pria kerajaan mendekat. Yi Seo walaupun sudah terjatuh bertanya apa yang sedang dilakukanya.
“Apakah kau putri Yoon Boo Joon?” ucap Si pria. Yi Seo membenarkannya. Si pria kerajan ingin membunuh tapi bisa diselamatkan oleh Tuan Yoon.
“Turunkan pedangmu.” Kata Tuan Yoon. Yi Seo berdiri di belakang Tuan Yoon.
“Aku memiliki perintah Raja untuk mengeksekusi pengkhianat Yoon Boo Joon.” kata Si pria
“Bukan Raja yang memberi perintah itu. Orang yang memberi perintah itu dan orang-orang yang melaksanakannya. kau adalah pengkhianatnya.” Ucap Tuan Yoon
Akhirnya perkelahian terjadi, Yi Seo berjalan mundur. Lee Yeol hanya melihat dari balik dinding. Tuan Yoon melihat Ma Gae meminta agar melindungi adiknya, Yi Seo tak ingin pergi meninggakan ayahnya tapi Ma Gae menarik Yi Seo untuk meninggalkan rumah.
“Tetap lah hidup. Itu adalah perintah ku.” Tegas Tuan Yoon. Yi Seo menjerit tak ingin meninggalkan ayahnya.
“Kita harus hidup.” Ucap Ma Gae menarik adiknya, Lee Yeol tetap hanya bisa melihat tak berani keluar. 


Saat itu Tuan Yoon sudah ditusuk dan berlutut untuk bertahan hidup, Tuan Kim akhirnya masuk menghentikan semuanya dengan sinis mengatakan kalau  Ini bukan cara memperlakukan pria terhormat. Tuan Yoon mengira kalau Tuan Kim itu adalah seorang teman.
“Itu sebabnya aku datang ke sini untuk melihat mu pergi. Aku berharap kau meninggalkan kemarahan mu. Dan jangan khawatir tentang anak-anakmu. Mereka akan segera menyusul mu.” Kata Tuan Kim.
“Beraninya kau!” ucap Tuan Yoon marah, tapi saat itu juga Tuan Kim menusuk pedang ke tubuh temanya.
“Kejar mereka. Tidak ada anggota keluarganya yang dibiarkan hidup.” Perintah Tuan Kim 

“Hentikan apa yang kau lakukan sekarang! Aku Yi Yul, putra Pangeran Neungseon! Jika kau mengejar mereka, sebagai anggota keluarga kerajaan, aku akan menghukummu. Jadi pergi sekarang!” teriak Yi Yeol akhirnya berani keluar sambil menangis.
Tuan Kim malah mengendong Yi Yeol tak peduli dengan jeritan anak raja yang meminta melepaskan. Akhirnya Yi Yeol diturunkan saat berada dalam istana. Yi Yeol melihat ayahnya merajuk meminta perlindungan. Raja malah memarahi Lee Yeol karena sudah memperingatkan jangan pergi keluar malam ini.
“Ayah... Dia membunuh seorang pria... Tolong aku, hanya kau yangdapat membantu, Ayah.” Ucap Lee Yeol memohon.
“Pergi ke kamarmu.”perintah Raja. Lee Yeol ketakutan melihat Tuan Kim berjalan mendekat dengan pedanganya.
“Apakah dia akan membunuh kita?” tanya Lee Yeol ketakutan bersembnyi dibalik tubuh ayahnya. Tapi Tuan Kim dan semua pengawal berlutut didepan raja.
“Aku membunuh mereka semua seperti yang kau perintahkan. Pada saat ini, dunia adalah milikmu, Yang Mulia.” Kata Tuan Kim. Lee Yeol melonggo kaget. 



Lee Yeol sudah ada dikamar dengan baju sebagai pangeran, dengan wajah kesal menanyakan keberadan ibunya. Pelayan memberitahu kalau Penobatan adalah pada siang hari dan ibunya akan datang nanti, jadi meminta agar segera menganti pakaianya.
“Tidak... Aku tak mau” ucap Lee Yeol. Pelayan memohon karena mereka  Tidak ada waktu.
“Aku berkata tidak! Aku tidak akan berganti baju sampai ibu ku ada di sini!” tegas Lee Yeol marah 

Tuan Kim sudah ada di dalam istana, saat itu Raja datang mengaku  khawatir akan semua ini, Apakah dapat menangani semua politik ini. Tuan Kim pikir satu-satunya kebaikan yang dimiliki raja  adalah martabat dan hanya itu saja.
“Politik adalah sesuatu  yang rendahan dan harus aku urus.” Kata Tuan Kim
“Kau melayani ku dengan baik. Jadi Apa yang kau inginkan” tanya Raja
“Untuk menjadi mertua mu.” Kata Tuan Kin yang tahu kalau menjedi Mertua raja kedudukanya sangat kuat.
“Apa kau ingin anak ku?” tanya Raja tak percaya mendengarnya.
“Aku menyesal mengatakan itu , aku herus memberikan kabar buruk pada hari yang baik. Istrimu saat ini tidak sengaja jatuh dan meninggal di sungai dekat kuil.” Ucap Tuan Kim
“Tetap rahasiakan sampai penobatan ku selesai.” Bisik Raja dan mengajak untuk masuk. 

Saat membalikkan badan ternyata Lee Yeol bisa mendengar semau perkatan ayahnya, Ia mengingat kalau istri Raja yang dimaksud adlaah ibunya. Raja terlihat binggung, tapi akhirnya Lee Yeol berlari histeris keluar dari istana. Dua pengawal berlari mengejarnya dan berhasil menangkapnya.
“Lepaskan aku... Aku akan pulang ke rumah... aku akan pergi ke ibu ku! biarkan dia pergi.” Teriak Lee Yeol merontah. Saat itu Tuan Kim datang
“Kau adalah negara ini ... pangeran masa depan. Seorang pangeran tidak boleh menangisi hal-hal remeh seperti itu.” Kata Tuan Kim
“Lupakan lah! Aku tidak ingin menjadi pangeran dalam bentuk apa pun.” Tegas Lee yeol tak peduli, saat itu Tuan Kim mencengkram lengan Lee Yeol
“Menangislah semaumu... Hari ini adalah satu-satunya kesempatanmu  untuk melakukannya.” Kata Tuan Kim, Lee Yeol menangis histeris karena ibunya pergi selama-selamanya dan ingin pulang ke rumah!


 (16 tahun kemudian)
Lee Yeol sudah dewasa dengan baju pangeran, dibelakang ada pelayan dan para kasim mengikutinya melewati jembatan dengan sungai disamping mereka. Salah satu seorang pelayan dibelakang terkesima dengan keindahan istana sempat tertinggal dari barisan dan berlari mengikutinya.
“Apakah aku satu-satunya yang merasa tidak nyaman? Ini tidak tertahankan.” Kata Lee Yeol sinis.
“Yang Mulia, apa yang tampaknya menjadi masalahmu?” tanya kasim Yang
“Baris kanan, Dibaris terakhir... Kau menggangguku.” Ucap Lee Yeol akhirnya menghampiri pelayan yang berdiri dipaling belakang.
“Apakah itu sulit untuk menyesuaikan langkahmu?”kata Lee Yeol. Si wanita meminta maaf sambil tersenyum.
“Apakah kau tersenyum?” ucap Lee Yeol sinis. Pelayan mengaku  disibukkan oleh burung-burung yang indah dilangit.
“Sejak aku menjadi pangeran, 69.329 jam telah berlalu, tapi aku belum pernah tersenyum. Namun, kau berhasil pada hari pertamamu sebagai wanita pengadilan. Apa Burung-burung itu membuatmu tersenyum? Hilangkan semua burung di dalam istana hari ini sehingga tidak ada yang bisa terlihat olehmu.” Kata Lee Yeol
“Yang Mulia, burung-burung bisa terbang di atas tembok ... dan masuk dan keluar dari istana. Bagaimana aku bisa menghilangkan semuanya? Bahkan jika aku melakukannya, mereka akan terbang lagi.” Ucap Pelayan
“Apakah kau lebih suka burung-burung yang mati  atau mati sendirian?” tanya Lee Yeol dingin 


Waktu belajar, seorang guru memberitahu  Menurut "Kode Pidana Ming", ada enam jenis pembunuhan, Dibunuh oleh pedang, dibunuh oleh tindakannya sendiri, dibunuh dengan serangan ...
“Apakah aku satu-satunya yang tidak nyaman?” kata Lee Yeol.
Seorang pria Kim Soo Ji tertidur dikelas sambil tersenyum, teman yang disampingnya pun menyadarkanya. Soo Ji terkejut lalu tersadar kalau Pangeran sudah menatapnya.
“Maafkan aku, Yang Mulia. Aku punya janji dengan seorang teman yang sangat istimewa, dan aku bermimpi membayangkanya. .” Ucap Soo Ji
“Apakah itu sebabnya kau tersenyum?” tanya Lee Yeol. Soo Ji membenarkan karena sudah lama sejak mereka tak bertemu.”
“Maka anggaplah kuis ku sebagai hadiah... Kirim jawaban yang benar, dan kau akan dipromosikan .terlepas dari status mu saat ini.” Ucap Lee Yeol menulis pada lembaran kertas
“Sampai kau memberikan jawaban, tidak satupun dari kalian dapat meninggalkan istana. Untuk bertemu dengan temanmu, kau harus mencari tahu jawabannya.” Kata Lee Yeol lalu meninggalkan semuanya. 


Kasim Yang memperingatkan Lee Yeol kalau  terus melakukan cara ini maka tidak ada yang akan tinggal di sisinya, kemudian akan mengalami apa yang dirasa tidak nyaman. Lee Yeol mengaku benar-benar kesal sekarang, dan itu karena Kasim Yong.
“Jadwal ku berikutnya adalah kantor seni” ucap Lee Yeol. Kasim Yang bisa mengerti.
"Hari ini, yang mulia harus tidur dengan putri mahkota. Menteri sangat cemas karena musim kemarau yang panjang tahun ini. Aku yakin mereka akan mengajukan permintaan resmi.” Ucap Kasim Yang. Lee Yeol terlihat kaget lalu mulai berpikir. 


Di sebuah bak untuk berendam. Kasim Yang memberitahu kalau Akar ginseng dan Angelica baik untuk vitalitas dan juga mereka menambahkan kelopak mawar merah  yang akan menenangkan dan menghaluskan kulit.
“Apa Kita harus tidur bersama karena ada kekeringan? Itu memuakkan.” Kata Lee Yeol melihat taburan bunga mawar di atas bak
“Mungkin tidak, Yang Mulia... kau seorang pria muda yang bersemangat , siapa yang membaca sepanjang malam. Energi di dalam dirimu berjalan ke dadamu, yang membuatmu sakit dada ... Aku akan berhenti berbicara sebelum mengganggumu lagi.” Ucap Kasim Yang akhirnya tertunduk dan tak ingin bicara.
“Beritahu aku ini... Apakah kelopak ini cukup untuk melembabkan kulit ku?” tanya Lee Yeol
“Aku akan membawa lebih banyak!” ucap Kasim Yang meminta membawa pelayan kelopak mawar!


Kasim Yang kembali masuk ke dalam ruangan tapi tak melihat Lee Yeol. Saat itu seorang wanita sudah siap dengan rambutnya yang diberi penjepit. Seorang pelayan masuk dengan wajah panik. Kim So Hye tahu kalau Lee Yeol menghilang lagi dan akan menemukannya sendiri.
“Yang mulia... Semua kasim sedang mencari dia, jadi Kau harus menunggu.” Ucap pelayan memohon
“Kita tahu betul bahwa dia tidak akan datang.”ucap So Hye marah
“Pria mengambil 2 langkah mundur jika wanita itu maju 1 langkah jadi Yang Mulia, aku minta tolong.” Pesan pelayan.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Kang Daniel 

Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"



PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar