PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 12 September 2018

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 2 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Kasim Yang memberitahu Lee Yeol kalau  Raja meminta untuk bertemu sekarang juga. Lee Yeol pikir itu waktu yang tepat sambil bergegas menemui ayahnya. Raja menyuruh Lee Yeol kalau harus berpartisipasi dalam ritual untuk menggantikannya.
“Tolong cabut perintahmu.” Kata Lee Yeol. Raja kaget mendengarnya.
“Aku minta maaf, tapi aku memiliki masalah sulit yang harus kuselesaikan.” Ucap Lee Yeol
“Apa kau sedang mencoba mempermalukanku sekarang?” ucap Raja marah. Lee Yeol tak percaya dengan ucapan Ayah.
“Negeri ini sedang kacau karena seringnya terjadi bencana alam. Aku mendapatkan ratusan bakan ribuan komplain tentang kelaparan yang diikuti oleh kekeringan. Banyak kritikan dan kemarahan yang ditujukan untukku. Jadi Apa kau tidak mau menuruti perintahku? Ini ketidak patuhan yang sudah di luar batas” ucap Raja menyindir
“Bagimana bisa kau tidak bertanya padaku tentang alasannya? Apa yang lebih penting dari ritual hujan saat ini? Aku anakmu sebelum jadi Putra Mahkota. Bisakah kau tidak khawatir tentang kesulita apa yang sedang aku hadapi?” kata Lee Yeol membalas ucapan ayahnya.
“Kau mungkin sedang menghadapi kesulitan, tapi pasti itu tidak lebih buruk dari kesulitan yang aku dapatkan dari semua protes rakyat.” Ucap Raja merasa keadaanya yang harus dimengerti. 


Akhirnya Raja mengerti dan memutuskan akan mendengarnya, ingin tahu alasan yang menghentikan Lee Yeol untuk melakukan ritual. Lee Yeol mengaku Bukan apa-apa, Ia pikir Dibandingkan dengan beban negara ini yang kada di pundaknya, maka masalahnya itu seringan bulu.
“Aku pasti terlihat mudah untukmu.” Ucap Lee Yeol dengan mata melotot.
“Sejak hari itu, 10 tahun lalu, kau menatapku dengan tatapan itu. Mata itu menatap rendah ke arahku yang membunuh ribuan orang untuk mendapatkan tahta. Karena sikap raja sebelumnya yang menyukai kekerasan, maka aku tidak bisa bernapas dengan tenang untuk seharipun.” Ungkap Raja.
“Setelah membunuh Kyung San, target raja selanjutnya adalah aku. Jika aku tidak mengeluarkan pedangku malam itu, maka kau dan aku tidak akan mungkin hidup sampai sekarang. Kau harus membunuh terlebih dahulu sebelum dibunuh.” Tegas Raja
“Dan kau... Setidaknya, kau... tidak memiliki hak untuk membenciku.” Ucap Raja
“Tidak... Aku akan membencimu... Setidaknya untuk hari ini,.. aku akan membencimu dengan sesuka hatiku sebagai anakmu... Tapi, setelah hari ini, maka aku tidak akan menatapmu sebagai anakmu, jadi aku tidak akan membencimu lagi.” Kata Lee Yeol
“Aku. akan berpartisipasi dalam ritual hujan seperti perintahmu. Setelah aku kembali dari ritual, maka apapun yang aku lakukan adalah untuk negeri ini sebagai Putra Mahkota... Tolong jangan... menghentikanku.” Tegas Lee Yeol. Raja hanya bisa melonggo mendengarnya. 



Lee Yeol menulis kembali dibukunya, mengaku kalau memang anak yang buruk Sejak memasuki istana ini, kebencian kepada ayahnya tidak pernah memudar sedikitpun. Ia melihat kembali pita milik Yi Seo yang masih disimpan dan mengingat saat lenganya diikat oleh Yi Seo.
“Aku tahu kau tidak akan kembali hidup.. Hatiku juga tidak akan menjadi tenang... Tapi, aku tetap menginginkan balas dendam. Aku akan membuat mereka membayar karena sudah membunuhmu dan merendahkanku apapun alasannya.” Ucap Lee Yeol 

So Hye mengeluarkan sesuatu yang dibungkus dari laci kamarnya.
Flash Back
Tuan Kim bertanya untuk apa menyuruhnya membawakan sulfur ini. So Hye mengaku kalau hamil dan ini bukan anak Putra Mahkota. Tuan Kim kaget mendengarnya, bertanya apakah akan membunuh dirinya sendiri dengan sulfur ini atau apa itu.
“Beri aku waktu... Aku akan menemukan cara untuk melindungi keluarga kita yang sudah membuatmu mempertaruhkan nyawamu. Tapi jika aku gagal, aku akan menyelesaikannya, dengan membunuh diriku sendiri atau Putra Mahkota.” Kata So Hye yakin
“Siapa ayahnya?” tanya Tuan Kim penasaran. So Hye meminta ayahnya tidak perlu khawatir.
“Siapapun ayahnya, bayi itu akan menjadi Putra Mahkota selanjutnya.” kata So Hye 



So Hye mengingat yang dikatakan Lee Yeol "Kau dan keluargamu akan tamat."  Dan bertanya-tanya Apakah pada akhirnya harus menggunakan racun ini. Pelayan datang memberitahu kalau mendengar Putra Mahkota akan datang pada ritual ini.
“ini sangat Beruntung” kata So Hye lalu menyuruh pelayan membuang sulfur.  Pelayan menganguk mengerti.
“Jika saja kau berperilaku sedikit lebih hangat padaku. Kau yang memulai ini semua, jadi kau tidak berada di posisi bisa membenciku karena perbuatanku.” Gumam So Hye 

Tuan Kim memotong batang pohon dengan pedang, Moo Yeon datang menemui atasanya. Tuan Kim mengatatkan kalau punya misi mendesak untuknya. Mo Yeon ingin tahu Siapa targetnya.
“Apa yang kau lihat di langit malam? Kemana Putra Mahkota akan pergi?” ucap Tuan Kim. Mo Yeon hanya terdiam.
“Kenapa kau tidak pernah bertanya kenapa padaku?” ucap Tuan Kim
“Aku tidak membutuhkan alasan... Tapi, aku membutuhkan janji kali ini.”” Ucap Mo Yeon. 

Ayah Hong Shim berteriak histeris saat bangun tertidur, Hong Shim langsung kaget bertanya ada apa dan berpikir kalau mimpi buruk. Ayah Hong Shim membenarkan karena ini  buruk dan sangat mengerikan. Hong Shim terlihat binggung
“Kau sedang berjalan-jalan dan ada seekor anjing yang mengikutimu. Aku mengayunkan tongkat untuk menakutinya, tapi anjing itu tidak bergeming! Ini buruk... Bagaimana aku bisa bermimpi seperti itu?” kata Ayah Hong Shim panik
“Inilah yang disebut orang-orang dengan mimpi konyol, dan mimpi konyol tidak akan pernah jadi nyata.” Kata Hong Shim dan saat itu terdengar suara dari luar rumah. 





Tuan Park datang dengan pengawalnya, Ayah Hong Shim ingin tahu Apa yang membawannya ke rumah sederhana mereka pada larut malam begini. Tuan Park pikir kalau mereka tak perlu mengatakan kalau rumah yang Sederhana.
“Bolehkah aku bertanya apa ini?” tanya Ayah Hong Shim melihat barang yang dibawa Tuan Park
“Aku membawa kue madu dan kesemek yang dikeringkan. Aku harap itu sesuai dengan seleramu.” Kata Tuan Park
“Kenapa kau repot-repot membawakan kami barang berharga?” ucap Ayah Hong Shim tak enak hati.
“Banyak orang sudah menderita karena kekeringan akhir-akhir ini, jadi bagaimana bisa aku tidak khawatir? Dalam rangka untuk meringankan beban berat itu, maka aku datang membawakan hadiah.” Kata Tuan Park. Ayah Hong Shim pikir kalau tidak perlu sampai seperti ini.
“Jangan bilang begitu. Makanan enak rasanya akan semakin enak ketika kita berbagi.” Kata Tuan Park
“Kalau begitu aku akan membagikan makanan ini dengan para tetangga.” Ucap Hong Shim. Tuan Park langsung menolaknya.
“Kenapa harus membagi makanan yang tidak seberapa ini?.. Kalian Makanlah semuanya... Katakan padaku kalau kau sudah menghabiskannya dan aku akan membawakannya lagi untukmu.” Kata Tuan Park
“Apa kau baru saja menyuruh kami untuk tidak membagikan makanan?” keluh Ayah Hong Shim
Tuan Park tiba-tiba meraskan Tenggorokannya kering jadi meminta agar mengambilkan segelas air. Ayah Hong Shim pun bergegas pergi mengambil minum. Tuan Park mendekati Hong Shim kalau tahu pasti melelahkan harus merawa ayah tunggal yang lemah seperti itu.
“Ngomong-ngomong, apa semua itu?” tanya Tuan Park mengoda dan Hong Shim berusaha menjauh.
“Ini adalah tumbuhan herbal yang dikenal sebagai Korean Epimedium.” Kata Hong Shim
“Aku dengar ini sangat berguna bagi pria.” Ucap Tuan Park. Hong Shim membenarkan.
“Aku harus langsung membelinya, jadi Bawa beberapa dan ikut aku.” Kata Tuan Park
“Ini belum kering sepenuhnya, dan hari ini pun begitu.” Kata Hong Shim
“Apa itu tidak akan cepat kering saat musim kekeringan begini? Aku akan menunggu.” Kata Tuan Park mencoba terus mendekati Hong Shim. 


Dong Joo dan Lee Yeol pergi ke bukit dengan kuda, Dong Joo pikir Ini bukan waktu yang baik untuk meninggalkan istana. Lee Yeol pikir akalu Ayahnya yang lemah, karena takut menghadapi kemarahan orang-orang dan sudah jadi tugasnya untuk sedikit meringankan beban Raja.
“Untuk berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, aku sudah memerintahkan beberapa penjaga istana untuk mengikuti kita secara diam-diam” kata Do Joon
“Aku dengar kekeringan membuat semua lahan dan tanah kering, tapi pemandangan musim semi di gunung ini benar-benar luar biasa.” Komentar Lee Yeol
“Rahasia tragis apa yang sudah kau pelajari?” tanya Dong Joo
“Dong Joo...  Tidakkah kau berpikir kalau terkadang kau terlalu serius? Jika kau terus seperti ini, maka aku akan merasa tidak nyaman berada di dekatmu.” Ungkap Lee Yeol
“Kau membuatku merasa tidak nyaman setiap kali kau mengatakan itu.” Balas Dong Joo
“Karena kita sedang berada di luar sini, lupakan tentang masalah-masalah yang terjadi di istana. Ketika kita kembali, rasanya akan seperti mandi darah.” Kata Lee Yeol 

Mereka akhirnya memacu kuda melewati hutan, pengawal tiba-tiba memberi aba-aba untuk berhenti. Semua berhenti dan melihat seekor rusa lewat didepan mereka, Dong Joo dan Lee Yeol seperti senang. Ketika mereka berjalan lagi, tiba-tiba sebuah panah nyaris mengenai Lee Yeol.
“Kita mendapat serangan! Lindungi Yang Mulia!” teriak Dong Joo dan akhirnya mereka melindungi Lee Yeol
Akhirnya mereka diserang oleh sekumpulan orang-orang menyerang dengan panah. Dong Joo pikir kalau Lee Yeol harus mencari tempat perlindungan. Tapi Lee Yeol langsung mengeluarkan panah, beberapa busur mengenai lawanya.
Moo Yeon tak tinggal diam, panah mereka saling berpapasan. Lee Yeol merasakan panah yang berjarak beberapa centi didepan wajahnya, lalu mengingat yang terjadi pada tabib Song dengan panah yang sama. Panah Moo Yeon mengenai kuda yang dinaiki Lee Yeol.
Lee Yeol langsung jatuh dari kuda,  Dong Joo akhirnya mengajak Lee Yeol kalau harus keluar dari sini. Pertempuran pun terjadi, Lee Yeol dan Dong Joo berlari pergi, Moo Yeon dan dua anak buahnya mengikuti keduanya lalu sempat melepaskan anak panah mengenai kaki Dong Joo.
“Jika kita menunggu, pengawal kerajaan  akan datang untuk menyelamatkan kita. Mereka tidak akan berani meninggalkan.” Kata Dong Joo berhasil melepaskan panah bersembunyi di semak-semak.
“Panah yang ditujukan ke arahku adalah panah yang sama dengan panah yang membunuh tabib wanitu itu. Aku yakin Kim Cha Eon merencanakan ini semua” ucap Lee Yeol makin yakin
“Aku memiliki lima anak panah. Jika aku berhasil mengenai dua orang bersamaan, maka aku akan bisa melumpuhkan 10 orang.” Kata Lee Yeol ingin balas menyerang
“Ada setidaknya 30 pembunuh yang sedang mengejarmu.” Ucap Dong Joo menahan Lee Yeol agar tak pergi.
“Apa kau lupa? Keahlian pedangku sama bagusnya dengan keahlian memanahku.” Kata Lee Yeol bangga
“Ini bukan waktunya untuk menyombongkan diri.” Ucap Dong Joo kesal. Lee Yeol dengan pendengaran yang baik bisa tahu kalau musuh sudah dekat.
Dong Joo menyuruh Lee Yeok melarikan diri dan ia akan tetap disini untuk bertarung. Lee Yeok memperingatkan Dong Joo untuk Jangan bertarung untuknya lagi dan Itu perintah dari pangeran. Dong Joo menegaskan kalau  Misiny adalah untuk mempertaruhkan nyawa untuk melindungi Lee Yeol.
“Jangan lagi melindungiku... Dan Mulai saat ini, lindungilah dirimu sendiri... Lakukan itu untuk temanmu.” Kata Lee Yeol
“Yang Mulia... Maafkan aku... Kau akan merasa tidak nyaman apapun yang aku katakan.” Ucap Dong Joo sengaja mengancam dengan pedang dileher Lee Yeol. 

Moo Yeon dkk mulai mendekati saat itu Lee Yeol dan Dong Joo mulai berlari dengan arah yang berbeda, lalu membagi tugas. Lee Yeol di kejar oleh dua orang sementara Dong Joo dikejar oleh satu orang masuk ke dalam hutan yang lebih dalam.
Setelah beberapa kali panah di lepaskan, Dong Joo bisa menghindar tapi akhirnya mengenai bagian belakang dan akhirnya jatuh berguling dengan kepala terbentur dengan baju. Si pria memastikan kalau Dong Joo sudah tak bernyawa dibawah.
Dua orang mengejar Lee Yeol sampai di tepi tebing dengan sungai dibagian bawah. Ternyata Dong Joo yang memakai baju Lee Yeol menyamar menjadi pangeran, saat akan berusaha memanah, Moo Yeon lebih dulu melepaskan panahnya, akhirnya Dong Joo pun terjatuh dari tebing dan hanyut disungai. 


 Ayah Hong Shim berdiri di atas bukit, seperti sedang menjaga perampian, lalu merasakan tubuhnya lelah dan merasakan perutnya bergejolak, tak bisa ditahan lagi. Akhirnya bergegas mencari semak-semak untuk buang air besar.  Saat berjongkok, matanya dikagetkan dengan sosok tangan yang terlihat di balik semak-semak
Di tempat peperangan, salah seorang tersadar seperti hanya pingsan lalu melihat sekeliling semua prajurit dan pelayan sudah mati begitu juga kuda mereka. Sementara di istana, terjadi kepanikan dan semua pedana mentri berkumpul.

“Kami diserang saat sedang mendaki. Aku mencari keseluruh tempat setelah terbangun, tapi aku tidak bisa menemukan Putra Mahkota.” Ucap Pengawal
“Kerahkan semua pasukan yang tersisa untuk menemukannya segera. Pengadilan Negara harus mencari tahu siapa yang melakukan ini dan penjarakan mereka semua! Aku akan membuat mereka membayarnya... Aku akan mencabik-cabik mereka!” ucap Raja marah
“Kau tidak bisa, Yang Mulia.” Kata Tuan Kim. Semua kaget mendengarnya.
“Banyaknya bencana alam dan kekeringan panjang membuat semua orang marah. Dengan Kemarahannya terhadapmu sudah tidak terbendung, Jika mereka mendengar kalau Putra Mahkota diserang, maka mereka hanya akan semakin marah, khawatir, dan kesal.” Jelas Tuan Kim
“Lalu apa yang harus kulakukan? Wakil Perdana Menteri, ini konspirasi. Ini pengkhianatan!” kata Raja marah
“Jika aku berani mengatakannya, jika belum ada yang menemukannya, itu bisa jadi berarti bahwa dia masih hidup. Kau harus mengirimkan orang diam-diam supaya berita buruk ini tidak menyebar. “ kata Wakil pendana mentri lain.
“Yang Mulia, rahasiakan ini sehingga tidak ada seorangpun di balik dinding ini yang tahu. Kenapa tidak menyuruh penjaga istana untuk menyelidiki ini diam-diam?” saran Tuan Kim.
“Aku akan menugaskanmu dalam hal ini, jadi Lakukan sesuatu cepat.” Kata Raja seperti sangat penurut.
“Menteri Pertahanan, jangan hanya diam di sana.” Kata Tuan Kim. Mentri Pertahan pun bergegas pergi kalau akan segera memanggil penjaga istana.


Sementara didalam kamar, So Hye bergumam kalau Lee Yeol itu harus kembali dalam tubuh yang tidak bernyawa, karena itulah yang diharapkan saat bertemu dengan Pangeran. Ratu Park kembali melakukan doa, berharap Lee Yeol untuk  Jangan pernah kembali.

Kkeut Nyeo membantu Hong Shim memastukan semua tanaman herbal kering di dalam kantung bersama suaminya. Kkeut Nyeo heran dengan Tuan Park yang membutuhkan semua ini,karena Mungkin beratnya sekitar 3 kg. Soo Ji pikir kalau Tuan Park memang membutuhkan banyak.
“Dia memiliki lima istri, jadi pasti menghabiskan semua yang di miliki untuk itu” kata Soo Ji melihat tanaman yang baik untuk pria.
“Hong Shim... Aku membantumu sedikit ketika kau mengambil ini.” Ucap Kkeut Nyeo.
“Jangan khawatir... Aku akan mendapatkan keuntungan dan memberikannya padamu.” Kata Hong Shim pada temanya. 

Hong Shim datang menemui Tuan Park di ruanganya. Tuan Park pikir kalau barang itu pasti perjalanan yang melelahkan karena membawa sesuatu seberat itu jadi mengajak minm teh lebih dulu karena itu  teh yang berasal dari Ming... Hong Shim pikir tak perlu.
“Periksa tanaman herbalnya... Ini kualitas terbaik dan harganya mahal.” Ucap Hong Shim memperlihatkan karungnya.
“Berapa yang kau inginkan?” tanya Tuan Park. Hong Shim pikir 20 yang.
“Bagaimana dengan 2,000 yang? Jika kau mau menjadi milikku, 2,000 yang tidak jadi masalah.” Kata Tuan Park mengoda.
“Apa maksudmu... Aku harus menjadi selirmu yang kelima?”kata Hong Shim kaget
“Kau bisa mendapat masalah jika kau belum menikah sampai esok hari, jadi aku hanya ingin menyelamatkanmu” kata Tuan Park
“Aku memiliki seorang pria yang berjanji akan menikahiku.” Ucap Hong Shim yakin
“Kau bisa dipukuli sampai mati kalau tetap memilih menunggu seseorang yang mungkin tidak akan pernah kembali.” komentar Tuan Park
“Meskipun begitu, ini tidak ada hubungannya denganmu.” Balas Hong Shim.
Tuan Park mengartikan kalau Hong Shim lebih memilih mati daripada menjadi selirnya,. Hong Shim memilih untuk pamit untuk pergi. Tuan Park pikir  Hong Shim seharusnya tidak membuat perjalanan menjadi sia-sia karenaakan membelikan tanaman herbal darinya dan menyimpan di lemari penyimpanan. Hong Shim kaget dengan mengambil uang yang diberikan Tuan Park. 



Hong Shim masuk gudang penyimpanan dengan wajah kesal karena Anjing yang muncul di dalam mimpi ayah adalah Tuan Park dan itu sungguh Konyol. Tiba-tiba pintu digudang terkunci dari luar, Hong Shim panik mengedor pintu untuk meminta dibuka.
“Jangan membuang-buang tenagamu, dan tetap diam.” ucap Tuan Park. Hong Shim tetap berteriak agar membuka pintu.
“Kau tidak boleh membuka pintunya... Jangan memberinya bahkan segelas air.” Ucap Tuan Park. Hong Shim bisa mendengar Tuan Park yang berbicara diluar. 

Esok pagi, Tuan Park datang menemui Hong Shim ingin tahu apa yang ada dipikiran apakah sudah berubah pikiran. Hong Shim mengatakan kalau Jangan berharap seperti itu. Tuan Park terlihat marah karena Hong Shim tak mau menerima pinanganya menjadi selir ke lima. 

Ayah Hong Shim merawat luka di tubuh Lee Yeol mengaku akan sangat menyenangkan jika sudah kembali sadar. Tapi Lee Yel belum sadar juga, Ayah Hong Shim menumbuk obat mengeluh kalau mungkin seharusnya tidak membawa Lee Yeol karena  Beberapa hari sudah terlewati.
“Aku khawatir dia mungkin akan mati kalau terus begini.” Ucap Ayah Hong Shim ketakutan lalu menatap Lee Yeol seperti orang yang tertidur.
“Aku tidak tahu dia berasal dari keluarga mana, tapi dia terlihat tampan. Coba Lihat hidungnya yang tajam dan bibirnya yang tebal... Astaga, bahkan wajahnya terlihat halus.” Ungkap Ayah Hong Shim memuji Lee Yeol yang masih tak sadarkan diri.
Lee Yeol membuka matanya, Ayah Hong Shim kaget memastikan kalau Lee Yeol sudah sadar dengan memastikan bisa melihatnya. Lee Yeol berusaha untuk bangun. Ayah Hong Shim membantunya melihat Lee Yeol yang  belum terlalu sembuh jadi Pasti rasanya sakit sekali.
“Bagaimana kau bisa terluka separah ini? Siapa namamu? Apa Kau tidak bisa bicara?” ucap Ayah Hong Shim melihat Lee Yeol hanya diam saja.
“Kau pasti lapar.. Jadi Coba makanan ini” kata Ayah Hong Shim memberikan nasi kepal.
“Ini bukan untuk kebaikanku.” Kata Lee Yeol seperti bisa makan enak di istana.
“Jadi kau bisa bicara. Siapa kau? Dimana kau tinggal? Dari desa mana kau berasal?” kata Ayah Hong Shim penasaran.
Lee Yeol mengaku tak ingat, Tuan Lee mengeluh sedih tapi mengingat kalau kepala Lee Yeol penuh dengan darah,dan berpikir kalau sengaja melukai kepalanya dan menjadi bodoh, lalu segera memberikan makanan untuk Lee Yeol saja. 


Goo Dol datang berteriak memanggil Ayahnya Hong Shim dengan wajah panik.  Ayah Hong Shim keluar dari rumah bertanya apa yang membuatnya datang sampai ke tengah hutan. Goo Dol  mengatakan kalau ini keadaan yang buruk.
“Hong Shim akan mati.” Kata Goo Dol . Ayah Hong Shim kaget mendengarnya.
“Hari ini adalah akhir bulan... Petugas berkata mereka akan menghukumnya dengan 100 cambukan dan membawanya.” Ucap Goo Dol .
Ayah Hong Shim panik mendengarnya, lalu berlari dan teringat ada Lee Yeol ditinggal sendirian dalam rumahnya. 

Hong Shim sudah di pukul sebanyak 29 kali, Kkeut Nyeo yang melihatnya merasa tak tega. Tuan Park menahan sebentar, berkata pada Hong Shim kalau Belum terlalu terlambat untuk merubah pikiran dan Hidupnya akan terasa lebih mudah jika mau melakukannya.
“Tuan Park merasa kasihan padamu dan ingin kau menjadi selirnya.” Kata Tuan Park
“Aku tidak memiliki keinginan untuk menjadi selir. Sudah kukatakan aku sudah memiliki seorang pria yang akan menikah denganku.” Ucap Hong Shim.
“Apa Maksudmu, Won Deuk yang sedang dalam wajib militer? Tapi, saat ini sudah memasuki akhir bulan. Apa kau benar-benar ingin selamat setelah tidak mematuhi perintah Putra Mahkota?” kata Tuan Park menantang.
“Apa Putra Mahkota memerintahkanmu untuk menghukum orang-orang yang tidak bisa menikah? Aku tidak bisa percaya padamu, jadi bawa aku ke Putra Mahkota.”tantang Hong Shim
“Apa lagi yang kau tunggi? Lanjutkan hukumannya.” Ucap Tuan Park. Para wanita berusah menahan tapi pengawal memberikan pukulan ke 30 sampai 31. Tuan Park kembali menghentikanya.
“Biarkan aku bertanya sekali lagi... Apa kau akan memilih dihukum atau menikah?”kata Tuan Park.
Hong Shim tetap pada pendirinya, Tuan Park tak percaya kalau Hong Shim Benar-benar wanita keras kepala saat akan menerima hukuman lagi. Ayah Hong Shim datang meminta agar Berhenti memukul anaknya.
“Hentikan hukumannya... Won Deuk sudah kembali... Won Deuk sudah kembali dari wajib militernya.” Ucap Ayah Hong Shim berlutut didepan Tuan Park. Hong Shim kaget
“Beraninya kau mencoba menyelamatkannya dengan kebohongan?” kata Tuan Park marah
“Itu benar... Won Deuk...” kata Tuan Park memanggil nama calon suami anaknya.
Lee Yeol masuk dengan pakaian seperti rakyat biasa, namanya berubah menjadi Won Deuk. Semua orang terpana melihat wajah Won Deuk yang berbeda dan juga tampan. Hong Shim melihat Won Deuk kaget karena ternyata pria itu yang selama dicarinya.
Bersambung ke episode 3



Cek My Wattpad... Kang Daniel 


Cek My You Tube Channel "Review Drama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar