PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Kasim
Yang memberitahu Lee Yeol kalau Raja
meminta untuk bertemu sekarang juga. Lee Yeol pikir itu waktu yang tepat sambil
bergegas menemui ayahnya. Raja menyuruh Lee Yeol kalau harus berpartisipasi
dalam ritual untuk menggantikannya.
“Tolong
cabut perintahmu.” Kata Lee Yeol. Raja kaget mendengarnya.
“Aku
minta maaf, tapi aku memiliki masalah sulit yang harus kuselesaikan.” Ucap Lee
Yeol
“Apa kau
sedang mencoba mempermalukanku sekarang?” ucap Raja marah. Lee Yeol tak percaya
dengan ucapan Ayah.
“Negeri
ini sedang kacau karena seringnya terjadi bencana alam. Aku mendapatkan ratusan
bakan ribuan komplain tentang kelaparan yang diikuti oleh kekeringan. Banyak
kritikan dan kemarahan yang ditujukan untukku. Jadi Apa kau tidak mau menuruti
perintahku? Ini ketidak patuhan yang sudah di luar batas” ucap Raja menyindir
“Bagimana
bisa kau tidak bertanya padaku tentang alasannya? Apa yang lebih penting dari
ritual hujan saat ini? Aku anakmu sebelum jadi Putra Mahkota. Bisakah kau tidak
khawatir tentang kesulita apa yang sedang aku hadapi?” kata Lee Yeol membalas
ucapan ayahnya.
“Kau
mungkin sedang menghadapi kesulitan, tapi pasti itu tidak lebih buruk dari kesulitan
yang aku dapatkan dari semua protes rakyat.” Ucap Raja merasa keadaanya yang
harus dimengerti.
Akhirnya
Raja mengerti dan memutuskan akan mendengarnya, ingin tahu alasan yang
menghentikan Lee Yeol untuk melakukan ritual. Lee Yeol mengaku Bukan apa-apa,
Ia pikir Dibandingkan dengan beban negara ini yang kada di pundaknya, maka
masalahnya itu seringan bulu.
“Aku
pasti terlihat mudah untukmu.” Ucap Lee Yeol dengan mata melotot.
“Sejak
hari itu, 10 tahun lalu, kau menatapku dengan tatapan itu. Mata itu menatap
rendah ke arahku yang membunuh ribuan orang untuk mendapatkan tahta. Karena
sikap raja sebelumnya yang menyukai kekerasan, maka aku tidak bisa bernapas
dengan tenang untuk seharipun.” Ungkap Raja.
“Setelah
membunuh Kyung San, target raja selanjutnya adalah aku. Jika aku tidak
mengeluarkan pedangku malam itu, maka kau dan aku tidak akan mungkin hidup
sampai sekarang. Kau harus membunuh terlebih dahulu sebelum dibunuh.” Tegas
Raja
“Dan
kau... Setidaknya, kau... tidak memiliki hak untuk membenciku.” Ucap Raja
“Tidak...
Aku akan membencimu... Setidaknya untuk hari ini,.. aku akan membencimu dengan sesuka
hatiku sebagai anakmu... Tapi, setelah hari ini, maka aku tidak akan menatapmu
sebagai anakmu, jadi aku tidak akan membencimu lagi.” Kata Lee Yeol
“Aku. akan
berpartisipasi dalam ritual hujan seperti perintahmu. Setelah aku kembali dari
ritual, maka apapun yang aku lakukan adalah untuk negeri ini sebagai Putra
Mahkota... Tolong jangan... menghentikanku.” Tegas Lee Yeol. Raja hanya bisa
melonggo mendengarnya.
Lee Yeol
menulis kembali dibukunya, mengaku kalau memang anak yang buruk Sejak memasuki
istana ini, kebencian kepada ayahnya tidak pernah memudar sedikitpun. Ia
melihat kembali pita milik Yi Seo yang masih disimpan dan mengingat saat
lenganya diikat oleh Yi Seo.
“Aku tahu
kau tidak akan kembali hidup.. Hatiku juga tidak akan menjadi tenang... Tapi, aku
tetap menginginkan balas dendam. Aku akan membuat mereka membayar karena sudah
membunuhmu dan merendahkanku apapun alasannya.” Ucap Lee Yeol
So Hye
mengeluarkan sesuatu yang dibungkus dari laci kamarnya.
Flash Back
Tuan Kim
bertanya untuk apa menyuruhnya membawakan sulfur ini. So Hye mengaku kalau
hamil dan ini bukan anak Putra Mahkota. Tuan Kim kaget mendengarnya, bertanya
apakah akan membunuh dirinya sendiri dengan sulfur ini atau apa itu.
“Beri aku
waktu... Aku akan menemukan cara untuk melindungi keluarga kita yang sudah membuatmu
mempertaruhkan nyawamu. Tapi jika aku gagal, aku akan menyelesaikannya, dengan
membunuh diriku sendiri atau Putra Mahkota.” Kata So Hye yakin
“Siapa
ayahnya?” tanya Tuan Kim penasaran. So Hye meminta ayahnya tidak perlu
khawatir.
“Siapapun
ayahnya, bayi itu akan menjadi Putra Mahkota selanjutnya.” kata So Hye
So Hye
mengingat yang dikatakan Lee Yeol "Kau dan keluargamu akan
tamat." Dan bertanya-tanya Apakah
pada akhirnya harus menggunakan racun ini. Pelayan datang memberitahu kalau mendengar
Putra Mahkota akan datang pada ritual ini.
“ini
sangat Beruntung” kata So Hye lalu menyuruh pelayan membuang sulfur. Pelayan menganguk mengerti.
“Jika
saja kau berperilaku sedikit lebih hangat padaku. Kau yang memulai ini semua, jadi
kau tidak berada di posisi bisa membenciku karena perbuatanku.” Gumam So Hye
Tuan Kim
memotong batang pohon dengan pedang, Moo Yeon datang menemui atasanya. Tuan Kim
mengatatkan kalau punya misi mendesak untuknya. Mo Yeon ingin tahu Siapa
targetnya.
“Apa yang
kau lihat di langit malam? Kemana Putra Mahkota akan pergi?” ucap Tuan Kim. Mo
Yeon hanya terdiam.
“Kenapa
kau tidak pernah bertanya kenapa padaku?” ucap Tuan Kim
“Aku
tidak membutuhkan alasan... Tapi, aku membutuhkan janji kali ini.”” Ucap Mo
Yeon.
Ayah Hong
Shim berteriak histeris saat bangun tertidur, Hong Shim langsung kaget bertanya
ada apa dan berpikir kalau mimpi buruk. Ayah Hong Shim membenarkan karena ini buruk dan sangat mengerikan. Hong Shim
terlihat binggung
“Kau
sedang berjalan-jalan dan ada seekor anjing yang mengikutimu. Aku mengayunkan
tongkat untuk menakutinya, tapi anjing itu tidak bergeming! Ini buruk... Bagaimana
aku bisa bermimpi seperti itu?” kata Ayah Hong Shim panik
“Inilah
yang disebut orang-orang dengan mimpi konyol, dan mimpi konyol tidak akan pernah
jadi nyata.” Kata Hong Shim dan saat itu terdengar suara dari luar rumah.
Tuan Park
datang dengan pengawalnya, Ayah Hong Shim ingin tahu Apa yang membawannya ke
rumah sederhana mereka pada larut malam begini. Tuan Park pikir kalau mereka
tak perlu mengatakan kalau rumah yang Sederhana.
“Bolehkah
aku bertanya apa ini?” tanya Ayah Hong Shim melihat barang yang dibawa Tuan
Park
“Aku
membawa kue madu dan kesemek yang dikeringkan. Aku harap itu sesuai dengan
seleramu.” Kata Tuan Park
“Kenapa
kau repot-repot membawakan kami barang berharga?” ucap Ayah Hong Shim tak enak
hati.
“Banyak
orang sudah menderita karena kekeringan akhir-akhir ini, jadi bagaimana bisa
aku tidak khawatir? Dalam rangka untuk meringankan beban berat itu, maka aku
datang membawakan hadiah.” Kata Tuan Park. Ayah Hong Shim pikir kalau tidak
perlu sampai seperti ini.
“Jangan
bilang begitu. Makanan enak rasanya akan semakin enak ketika kita berbagi.”
Kata Tuan Park
“Kalau
begitu aku akan membagikan makanan ini dengan para tetangga.” Ucap Hong Shim.
Tuan Park langsung menolaknya.
“Kenapa
harus membagi makanan yang tidak seberapa ini?.. Kalian Makanlah semuanya... Katakan
padaku kalau kau sudah menghabiskannya dan aku akan membawakannya lagi
untukmu.” Kata Tuan Park
“Apa kau
baru saja menyuruh kami untuk tidak membagikan makanan?” keluh Ayah Hong Shim
Tuan Park
tiba-tiba meraskan Tenggorokannya kering jadi meminta agar mengambilkan segelas
air. Ayah Hong Shim pun bergegas pergi mengambil minum. Tuan Park mendekati
Hong Shim kalau tahu pasti melelahkan harus merawa ayah tunggal yang lemah
seperti itu.
“Ngomong-ngomong,
apa semua itu?” tanya Tuan Park mengoda dan Hong Shim berusaha menjauh.
“Ini
adalah tumbuhan herbal yang dikenal sebagai Korean Epimedium.” Kata Hong Shim
“Aku
dengar ini sangat berguna bagi pria.” Ucap Tuan Park. Hong Shim membenarkan.
“Aku
harus langsung membelinya, jadi Bawa beberapa dan ikut aku.” Kata Tuan Park
“Ini
belum kering sepenuhnya, dan hari ini pun begitu.” Kata Hong Shim
“Apa itu
tidak akan cepat kering saat musim kekeringan begini? Aku akan menunggu.” Kata
Tuan Park mencoba terus mendekati Hong Shim.
Dong Joo
dan Lee Yeol pergi ke bukit dengan kuda, Dong Joo pikir Ini bukan waktu yang
baik untuk meninggalkan istana. Lee Yeol pikir akalu Ayahnya yang lemah, karena
takut menghadapi kemarahan orang-orang dan sudah jadi tugasnya untuk sedikit
meringankan beban Raja.
“Untuk
berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, aku sudah
memerintahkan beberapa penjaga istana untuk mengikuti kita secara diam-diam”
kata Do Joon
“Aku
dengar kekeringan membuat semua lahan dan tanah kering, tapi pemandangan musim
semi di gunung ini benar-benar luar biasa.” Komentar Lee Yeol
“Rahasia
tragis apa yang sudah kau pelajari?” tanya Dong Joo
“Dong
Joo... Tidakkah kau berpikir kalau
terkadang kau terlalu serius? Jika kau terus seperti ini, maka aku akan merasa
tidak nyaman berada di dekatmu.” Ungkap Lee Yeol
“Kau
membuatku merasa tidak nyaman setiap kali kau mengatakan itu.” Balas Dong Joo
“Karena kita
sedang berada di luar sini, lupakan tentang masalah-masalah yang terjadi di
istana. Ketika kita kembali, rasanya akan seperti mandi darah.” Kata Lee Yeol
Mereka
akhirnya memacu kuda melewati hutan, pengawal tiba-tiba memberi aba-aba untuk
berhenti. Semua berhenti dan melihat seekor rusa lewat didepan mereka, Dong Joo
dan Lee Yeol seperti senang. Ketika mereka berjalan lagi, tiba-tiba sebuah
panah nyaris mengenai Lee Yeol.
“Kita
mendapat serangan! Lindungi Yang Mulia!” teriak Dong Joo dan akhirnya mereka
melindungi Lee Yeol
Akhirnya
mereka diserang oleh sekumpulan orang-orang menyerang dengan panah. Dong Joo
pikir kalau Lee Yeol harus mencari tempat perlindungan. Tapi Lee Yeol langsung
mengeluarkan panah, beberapa busur mengenai lawanya.
Moo Yeon
tak tinggal diam, panah mereka saling berpapasan. Lee Yeol merasakan panah yang
berjarak beberapa centi didepan wajahnya, lalu mengingat yang terjadi pada
tabib Song dengan panah yang sama. Panah Moo Yeon mengenai kuda yang dinaiki
Lee Yeol.
Lee Yeol
langsung jatuh dari kuda, Dong Joo
akhirnya mengajak Lee Yeol kalau harus keluar dari sini. Pertempuran pun
terjadi, Lee Yeol dan Dong Joo berlari pergi, Moo Yeon dan dua anak buahnya
mengikuti keduanya lalu sempat melepaskan anak panah mengenai kaki Dong Joo.
“Jika kita
menunggu, pengawal kerajaan akan datang
untuk menyelamatkan kita. Mereka tidak akan berani meninggalkan.” Kata Dong Joo
berhasil melepaskan panah bersembunyi di semak-semak.
“Panah
yang ditujukan ke arahku adalah panah yang sama dengan panah yang membunuh
tabib wanitu itu. Aku yakin Kim Cha Eon merencanakan ini semua” ucap Lee Yeol
makin yakin
“Aku
memiliki lima anak panah. Jika aku berhasil mengenai dua orang bersamaan, maka aku
akan bisa melumpuhkan 10 orang.” Kata Lee Yeol ingin balas menyerang
“Ada
setidaknya 30 pembunuh yang sedang mengejarmu.” Ucap Dong Joo menahan Lee Yeol
agar tak pergi.
“Apa kau
lupa? Keahlian pedangku sama bagusnya dengan keahlian memanahku.” Kata Lee Yeol
bangga
“Ini
bukan waktunya untuk menyombongkan diri.” Ucap Dong Joo kesal. Lee Yeol dengan
pendengaran yang baik bisa tahu kalau musuh sudah dekat.
Dong Joo
menyuruh Lee Yeok melarikan diri dan ia akan tetap disini untuk bertarung. Lee
Yeok memperingatkan Dong Joo untuk Jangan bertarung untuknya lagi dan Itu
perintah dari pangeran. Dong Joo menegaskan kalau Misiny adalah untuk mempertaruhkan nyawa
untuk melindungi Lee Yeol.
“Jangan
lagi melindungiku... Dan Mulai saat ini, lindungilah dirimu sendiri... Lakukan
itu untuk temanmu.” Kata Lee Yeol
“Yang
Mulia... Maafkan aku... Kau akan merasa tidak nyaman apapun yang aku katakan.”
Ucap Dong Joo sengaja mengancam dengan pedang dileher Lee Yeol.
Moo Yeon
dkk mulai mendekati saat itu Lee Yeol dan Dong Joo mulai berlari dengan arah
yang berbeda, lalu membagi tugas. Lee Yeol di kejar oleh dua orang sementara
Dong Joo dikejar oleh satu orang masuk ke dalam hutan yang lebih dalam.
Setelah
beberapa kali panah di lepaskan, Dong Joo bisa menghindar tapi akhirnya
mengenai bagian belakang dan akhirnya jatuh berguling dengan kepala terbentur
dengan baju. Si pria memastikan kalau Dong Joo sudah tak bernyawa dibawah.
Dua orang
mengejar Lee Yeol sampai di tepi tebing dengan sungai dibagian bawah. Ternyata
Dong Joo yang memakai baju Lee Yeol menyamar menjadi pangeran, saat akan
berusaha memanah, Moo Yeon lebih dulu melepaskan panahnya, akhirnya Dong Joo
pun terjatuh dari tebing dan hanyut disungai.
Ayah Hong
Shim berdiri di atas bukit, seperti sedang menjaga perampian, lalu merasakan
tubuhnya lelah dan merasakan perutnya bergejolak, tak bisa ditahan lagi.
Akhirnya bergegas mencari semak-semak untuk buang air besar. Saat berjongkok, matanya dikagetkan dengan
sosok tangan yang terlihat di balik semak-semak
Di tempat
peperangan, salah seorang tersadar seperti hanya pingsan lalu melihat
sekeliling semua prajurit dan pelayan sudah mati begitu juga kuda mereka.
Sementara di istana, terjadi kepanikan dan semua pedana mentri berkumpul.
“Kami
diserang saat sedang mendaki. Aku mencari keseluruh tempat setelah terbangun, tapi
aku tidak bisa menemukan Putra Mahkota.” Ucap Pengawal
“Kerahkan
semua pasukan yang tersisa untuk menemukannya segera. Pengadilan Negara harus
mencari tahu siapa yang melakukan ini dan penjarakan mereka semua! Aku akan
membuat mereka membayarnya... Aku akan mencabik-cabik mereka!” ucap Raja marah
“Kau
tidak bisa, Yang Mulia.” Kata Tuan Kim. Semua kaget mendengarnya.
“Banyaknya
bencana alam dan kekeringan panjang membuat semua orang marah. Dengan Kemarahannya
terhadapmu sudah tidak terbendung, Jika mereka mendengar kalau Putra Mahkota
diserang, maka mereka hanya akan semakin marah, khawatir, dan kesal.” Jelas Tuan
Kim
“Lalu apa
yang harus kulakukan? Wakil Perdana Menteri, ini konspirasi. Ini pengkhianatan!”
kata Raja marah
“Jika aku
berani mengatakannya, jika belum ada yang menemukannya, itu bisa jadi berarti
bahwa dia masih hidup. Kau harus mengirimkan orang diam-diam supaya berita
buruk ini tidak menyebar. “ kata Wakil pendana mentri lain.
“Yang Mulia,
rahasiakan ini sehingga tidak ada seorangpun di balik dinding ini yang tahu. Kenapa
tidak menyuruh penjaga istana untuk menyelidiki ini diam-diam?” saran Tuan Kim.
“Aku akan
menugaskanmu dalam hal ini, jadi Lakukan sesuatu cepat.” Kata Raja seperti
sangat penurut.
“Menteri
Pertahanan, jangan hanya diam di sana.” Kata Tuan Kim. Mentri Pertahan pun
bergegas pergi kalau akan segera memanggil penjaga istana.
Sementara
didalam kamar, So Hye bergumam kalau Lee Yeol itu harus kembali dalam tubuh
yang tidak bernyawa, karena itulah yang diharapkan saat bertemu dengan
Pangeran. Ratu Park kembali melakukan doa, berharap Lee Yeol untuk Jangan pernah kembali.
Kkeut
Nyeo membantu Hong Shim memastukan semua tanaman herbal kering di dalam kantung
bersama suaminya. Kkeut Nyeo heran dengan Tuan Park yang membutuhkan semua
ini,karena Mungkin beratnya sekitar 3 kg. Soo Ji pikir kalau Tuan Park memang
membutuhkan banyak.
“Dia
memiliki lima istri, jadi pasti menghabiskan semua yang di miliki untuk itu”
kata Soo Ji melihat tanaman yang baik untuk pria.
“Hong
Shim... Aku membantumu sedikit ketika kau mengambil ini.” Ucap Kkeut Nyeo.
“Jangan
khawatir... Aku akan mendapatkan keuntungan dan memberikannya padamu.” Kata Hong
Shim pada temanya.
Hong Shim
datang menemui Tuan Park di ruanganya. Tuan Park pikir kalau barang itu pasti
perjalanan yang melelahkan karena membawa sesuatu seberat itu jadi mengajak
minm teh lebih dulu karena itu teh yang berasal
dari Ming... Hong Shim pikir tak perlu.
“Periksa
tanaman herbalnya... Ini kualitas terbaik dan harganya mahal.” Ucap Hong Shim
memperlihatkan karungnya.
“Berapa
yang kau inginkan?” tanya Tuan Park. Hong Shim pikir 20 yang.
“Bagaimana
dengan 2,000 yang? Jika kau mau menjadi milikku, 2,000 yang tidak jadi masalah.”
Kata Tuan Park mengoda.
“Apa
maksudmu... Aku harus menjadi selirmu yang kelima?”kata Hong Shim kaget
“Kau bisa
mendapat masalah jika kau belum menikah sampai esok hari, jadi aku hanya ingin
menyelamatkanmu” kata Tuan Park
“Aku
memiliki seorang pria yang berjanji akan menikahiku.” Ucap Hong Shim yakin
“Kau bisa
dipukuli sampai mati kalau tetap memilih menunggu seseorang yang mungkin tidak
akan pernah kembali.” komentar Tuan Park
“Meskipun
begitu, ini tidak ada hubungannya denganmu.” Balas Hong Shim.
Tuan Park
mengartikan kalau Hong Shim lebih memilih mati daripada menjadi selirnya,. Hong
Shim memilih untuk pamit untuk pergi. Tuan Park pikir Hong Shim seharusnya tidak membuat perjalanan
menjadi sia-sia karenaakan membelikan tanaman herbal darinya dan menyimpan di
lemari penyimpanan. Hong Shim kaget dengan mengambil uang yang diberikan Tuan
Park.
Hong Shim
masuk gudang penyimpanan dengan wajah kesal karena Anjing yang muncul di dalam
mimpi ayah adalah Tuan Park dan itu sungguh Konyol. Tiba-tiba pintu digudang
terkunci dari luar, Hong Shim panik mengedor pintu untuk meminta dibuka.
“Jangan
membuang-buang tenagamu, dan tetap diam.” ucap Tuan Park. Hong Shim tetap
berteriak agar membuka pintu.
“Kau
tidak boleh membuka pintunya... Jangan memberinya bahkan segelas air.” Ucap Tuan
Park. Hong Shim bisa mendengar Tuan Park yang berbicara diluar.
Esok
pagi, Tuan Park datang menemui Hong Shim ingin tahu apa yang ada dipikiran
apakah sudah berubah pikiran. Hong Shim mengatakan kalau Jangan berharap
seperti itu. Tuan Park terlihat marah karena Hong Shim tak mau menerima
pinanganya menjadi selir ke lima.
Ayah Hong
Shim merawat luka di tubuh Lee Yeol mengaku akan sangat menyenangkan jika sudah
kembali sadar. Tapi Lee Yel belum sadar juga, Ayah Hong Shim menumbuk obat
mengeluh kalau mungkin seharusnya tidak membawa Lee Yeol karena Beberapa hari sudah terlewati.
“Aku
khawatir dia mungkin akan mati kalau terus begini.” Ucap Ayah Hong Shim
ketakutan lalu menatap Lee Yeol seperti orang yang tertidur.
“Aku
tidak tahu dia berasal dari keluarga mana, tapi dia terlihat tampan. Coba Lihat
hidungnya yang tajam dan bibirnya yang tebal... Astaga, bahkan wajahnya
terlihat halus.” Ungkap Ayah Hong Shim memuji Lee Yeol yang masih tak sadarkan
diri.
Lee Yeol
membuka matanya, Ayah Hong Shim kaget memastikan kalau Lee Yeol sudah sadar
dengan memastikan bisa melihatnya. Lee Yeol berusaha untuk bangun. Ayah Hong
Shim membantunya melihat Lee Yeol yang
belum terlalu sembuh jadi Pasti rasanya sakit sekali.
“Bagaimana
kau bisa terluka separah ini? Siapa namamu? Apa Kau tidak bisa bicara?” ucap
Ayah Hong Shim melihat Lee Yeol hanya diam saja.
“Kau pasti
lapar.. Jadi Coba makanan ini” kata Ayah Hong Shim memberikan nasi kepal.
“Ini
bukan untuk kebaikanku.” Kata Lee Yeol seperti bisa makan enak di istana.
“Jadi kau
bisa bicara. Siapa kau? Dimana kau tinggal? Dari desa mana kau berasal?” kata
Ayah Hong Shim penasaran.
Lee Yeol
mengaku tak ingat, Tuan Lee mengeluh sedih tapi mengingat kalau kepala Lee Yeol
penuh dengan darah,dan berpikir kalau sengaja melukai kepalanya dan menjadi
bodoh, lalu segera memberikan makanan untuk Lee Yeol saja.
Goo Dol datang berteriak memanggil Ayahnya Hong Shim dengan wajah panik. Ayah Hong Shim keluar dari rumah bertanya apa
yang membuatnya datang sampai ke tengah hutan. Goo Dol mengatakan kalau ini
keadaan yang buruk.
“Hong
Shim akan mati.” Kata Goo Dol . Ayah Hong Shim kaget mendengarnya.
“Hari ini
adalah akhir bulan... Petugas berkata mereka akan menghukumnya dengan 100
cambukan dan membawanya.” Ucap Goo Dol .
Ayah Hong
Shim panik mendengarnya, lalu berlari dan teringat ada Lee Yeol ditinggal
sendirian dalam rumahnya.
Hong Shim
sudah di pukul sebanyak 29 kali, Kkeut Nyeo yang melihatnya merasa tak tega.
Tuan Park menahan sebentar, berkata pada Hong Shim kalau Belum terlalu terlambat
untuk merubah pikiran dan Hidupnya akan terasa lebih mudah jika mau melakukannya.
“Tuan
Park merasa kasihan padamu dan ingin kau menjadi selirnya.” Kata Tuan Park
“Aku
tidak memiliki keinginan untuk menjadi selir. Sudah kukatakan aku sudah
memiliki seorang pria yang akan menikah denganku.” Ucap Hong Shim.
“Apa Maksudmu,
Won Deuk yang sedang dalam wajib militer? Tapi, saat ini sudah memasuki akhir
bulan. Apa kau benar-benar ingin selamat setelah tidak mematuhi perintah Putra
Mahkota?” kata Tuan Park menantang.
“Apa
Putra Mahkota memerintahkanmu untuk menghukum orang-orang yang tidak bisa
menikah? Aku tidak bisa percaya padamu, jadi bawa aku ke Putra Mahkota.”tantang
Hong Shim
“Apa lagi
yang kau tunggi? Lanjutkan hukumannya.” Ucap Tuan Park. Para wanita berusah
menahan tapi pengawal memberikan pukulan ke 30 sampai 31. Tuan Park kembali
menghentikanya.
“Biarkan
aku bertanya sekali lagi... Apa kau akan memilih dihukum atau menikah?”kata
Tuan Park.
Hong Shim
tetap pada pendirinya, Tuan Park tak percaya kalau Hong Shim Benar-benar wanita
keras kepala saat akan menerima hukuman lagi. Ayah Hong Shim datang meminta agar
Berhenti memukul anaknya.
“Hentikan
hukumannya... Won Deuk sudah kembali... Won Deuk sudah kembali dari wajib
militernya.” Ucap Ayah Hong Shim berlutut didepan Tuan Park. Hong Shim kaget
“Beraninya
kau mencoba menyelamatkannya dengan kebohongan?” kata Tuan Park marah
“Itu
benar... Won Deuk...” kata Tuan Park memanggil nama calon suami anaknya.
Lee Yeol
masuk dengan pakaian seperti rakyat biasa, namanya berubah menjadi Won Deuk.
Semua orang terpana melihat wajah Won Deuk yang berbeda dan juga tampan. Hong
Shim melihat Won Deuk kaget karena ternyata pria itu yang selama dicarinya.
Bersambung ke episode 3
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar