Ki Joon
frutasi karena baru mengetahui kalau Gong Ma Sung dan Joo Gi Bbeum berciuman,
lalu mengumpat marah dan akan membunuh Gong Ma Sung. Saat itu Ma Sung keluar
melihat Ki Joon bertanya apakah sudah
makan, lalu mengajaknya makan.
“Baik.
Kau mau makan apa?” tanya Ki Joon langsung berubah bersemangat mengikuti Ma
Sung.
“Kenapa
kau ingin makan denganku tiba-tiba? Kau biasanya suka makan kesendirian.”tanya
Ki Joon masuk duduk di depan Ma Sung
“Apa kau
tahu kematian apa yang paling menyedihkan?” tanya Ma Sung. Ki Joon pikir tak
mungkin bisa mengetahuinya.
“Sekarat
sendirian... Orang tidak makan sendirian karena mereka mau. Itu untuk bertahan
hidup Dan kupikir aku akan memiliki sedikit nafsu makan jika aku makan
denganmu.” Ucap Ma Sung
“Aku cenderung
makan dengan sangat baik.” Kata Ki Joon mulai makan dengan wajah bahagia.
“Ah...
Aku hampir lupa lagi...Aku datang untuk berdebat dengan mu!” ucap Ki Joon
marah. Ma Sung bertanya apalagi sekarang.
“Apa
kau...mencium Gi Bbeumku?” tanya Ki Joon, Ma Sung mengeluh Ki Joon yang baru
mengetahuinya.
“Sial!
Apa Kau menyukai Joo Gi Bbeum? Apa Kau berkencan di belakangku?!!!” jerit Ki
Joon marah
“Kami
tidak berkencan.” Ucap Ma Sung. Ki Joon pikir kalau itu semua bohong.
Ki Joon
yakin kalau Bagian ciuman itu bohong juga, Ma Sung mengaku kalau bagian itu
memang benar. Ki Joon makin kesal, Ma Sung menjelaskan tidak punya pilihan, karena malam itu Myung
Seok Hwan mengacau. Ia mengaku sudah mengenal Joo Gi Bbeum untuk sementara
waktu, dan baru saja terhubung kembali.
“Maaf aku
tidak memberitahumu secepatnya.” Ungkap Ma Sung sangat dewasa
“Kenapa
kau bilang ini padaku... Sudahlah...
Tunggu, jadi apa kau berkencan dengan Gi Bbeum-Ssi sekarang?” ucap Ki
Joon
“Sudah kukatakan,
bukan itu masalahnya... Ngomong-ngomong, jam berapa kau datang ke rumahku
semalam?” kata Ma Sung
“Entah. Aku
mabuk, tidak ingat.” Ungkap Ki Joon. Ma Sung kaget karena Ki Joon yang mabuk.
“Tapi, Apa
kau yakin aku membuka pintu untukmu? Apa Kau yakin tidak ada orang lain di
sana?” kata Ma Sung memastikan
“Kau
tidak bisa mengingat saat setengah tertidur.” Kata Ki Joon. Ma Sung memang tak
mengingat kalau setengah tertidur.
Flash Back
Ki Joon
yang mabuk masuk ke rumah dalam keadaan gelap memanggil Ma Sung, Ia mengeluh karena Ma Sung yang seharusnya
datang menyapa jika sepupu bintang papan atas ada didekatnya.
“Kau
berbaring di tempat tidur.” Cerita Ki Joon yakin melihat Ma Sung tertidur di
kamarnya.
“Siapa
yang akan membuka pintu kalau bukan kau? Aku datang karena aku pikir kau
bangun. Tapi kenapa kau terus menanyakan itu padaku?” ucap Ki Joon. Ma Sung
menutupi kalau tak ada apa-apa.
“Bagaimanapun,
aku sudah memperingatkanmu. Aku akan menyatakan cinta kepada Gi Bbeum. Apa
gunanya menyatakannya jika dia tidak menerimanya? Aku akan terus menyatakannya
selama 10, 20 tahun, 500, 1.000 tahun dari sekarang, bahkan sesudahku menjadi
hantu! Jadi jangan terlibat.” Tegas Ki Joon mengebu-gebu
Ma Sung
tersenyum menyuruh Ki Joon melakukan saja.
Ki Joon
duduk di depat CEO Jang, Jae Min dan Gi Bbeum mulai berakting mengatakan “Aku
kucing penakut, aku bahkan tidak bisa mengakui cintaku!” tapi aktingnya
terlihat sangat jelek. CEO Jang tak bisa
menahan amarahnya menyuruh Ki Joon berhenti.
“Dia bilang
"sedih tapi tidak sedih" dalam naskah. Dan Juga, penulis tidak akan
suka jika kau mengubah scriptnya.” Jelas CEO Jang.
“Apa? Cari
penulis baru.” Ucap Ki Joon. CEO Jang mengeluh dengan sikap Ki Joon seperti
artis terkenal
“Kenapa
kau mengatakan harus mengubah penulisnya?” keluh CEO Jang
“Mereka
tidak tahu apa-apa tentang emosi yang berkaitan dengan cinta. Kenapa aku harus
kurang emosional saat adegan sedih?” keluh Ki Joon
“Hei,
perhatikan baik-baik. Katakanlah wanita yang kau cintai ada di depanmu. Tapi
aku memiliki amnesi dan wanita itu menyukai pria lain.Jadi Bagaimana
perasaanmu?” tanya CEO Jang
“Kesal.”
Jawab Ki Joon santai. Gi Bbeum yang ada didepanya hanya bisa terdiam.
“Bagaimanapun
juga kau sangat mencintai wanita ini. Tapi kau memiliki penyakit sehingga kau
tidak bisa menyatakan cintamu. Menurutmu, bagaimana perasaanmu nantinya?” tanya
CEO Jang
“Aku
pikir "Apa Ingin kuberi rumah?" kata Ki Joon yang memberikan
hartanya.
“Tapi itu
tidak akan berhasil padanya. Dia adalah wanita yang sangat murni.” Ucap CEO
Jang
“Aku akan
memberinya dua gedung. Itu cukup untuk memenangkan siapa pun.” Kata Ki Joon.
CEO Jang
akhirnya angkat tangan tak peduli lagi dengan yang dilakukan Ki Joon.
Ma Sung
di meja kerjanya mencoba memastikan tanda tanganya, di dalam note”Gong Ma Sung”
lalu memastikan kalau memang itu tandatangan pada dokumennya. Ia lalu melihat
pena yang dipakai untuk tanda tangan.
Di gedung
Agency, CEO Jang menyuruh Gi Bbeum untuk berlatih sendiri, begitu juga Ki
Joon. Ki Joon mengatakan kalau tidak
bisa hari ini. CEO Jang pikir kalau Ki Joon memang tidak pernah berlatih dan
tak perlu melakukanya dengan nada menyindir.
“Ya, aku
tidak akan melakukannya hari ini. Jadi Ikut aku, Gi Bbeum” ucap Ki Joon.
“Apa? Aku
harus berlatih.” Kata Gi Bbeum binggung. Ki Joon tak peduli menarik Gi Bbeum
pergi karena Hanya sebentar.
Gi Bbeum
bingung karena ditarik begitu saja oleh Ki Joon pada sebuah butik, Ki Joo
bertanya-tanya apa yang harus dibelikanya. Gi Bbeum kebingungan ingin menolak,
tapi dua pegawai sudah menariknya ke dalam kamar ganti. Ki Joon bahagia karena
rencananya berhasil.
“Um, aku
bisa pakai sendiri Atau aku akan memakainya dan berjalan keluar. Jika kalian
keluar saja...” ucap Gi Bbeum tak enak melihat dua pria
“Barang-barang
kami sangat berkualitas tinggi dan kita tidak bisa menjualnya jika rusak. Jadi
kami akan membantumu.” Kata pegawai membawa sebuah baju. Gi Bbeum terlihat
canggung saat pegawai lain mencoba menganti pakaianya.
Ma Sung
pergi ke sebuah toko pena bertanya apakah ada yang membeli pena yang sama
dengannya. Pegawai mengatakan Pena yang dimiliki hanya untuk Ma Sung adalah
barang unik yang dibuat khusus di kantor
pusat Jerman.
“Jadi kita
tidak akan bisa mendapatkan barang yang sama atau menjualnya.” Kata Pegawai. Ma
Sung hanya bisa terdiam.
Pegawai
keluar dengan pakaian Gi Bbeum, Ki Joon
bertanya apakah Gi Bbeum sudah memakainya. Si pegawai membenarkan, terdengar
teriakan agar membawa bajunya saja.
“Dia
benar-benar keras kepala jadi ini satu-satunya caraku bisa membelikan pakaian
untuknya. Tolong kirim itu ke rumahnya segera.” Kata Ki Joon. Si pegawai
menganguk mengerti.
“Tunggu! Di
mana wanita membawa bajuku, Ki Joon ?” ucap Gi Bbeum akhirnya keluar sudah
mengunakan dress
“Aku
selalu ingin mencoba melakukan sesuatu seperti ini. Orang-orang melakukan
hal-hal seperti ini di drama ketika berkencan.” Komentar Ki Joon melihat Gi
Bbeum ada didepanya.
Saat itu
Ma Sung menuruni tangga melihat Gi Bbeum hanya dengan dress terlihat cantik,
keduanya saling menatap. Ki Joon tersadar melihat Ma Sung datang, lalu mengomel
karena keluar dari sana padahal saat itu adalah momen penting ini. Ma Sung
menyuruh Ki Joon melanjutkan saja dan langsung duduk disofa.
“Aku akan
menyatakanya hari ini, jangan menghalangi.”bisik Ki Joon duduk disamping
sepupunya.
“Percintaanmu
tidak akan bertahan lama jika kau merayu seorang wanita dengan uang.” Ejek Ma
Sung
Gi Bbeum
pergi ke kasir meminta agar pakaian dikembalian. Si pegawai mengaku kalau
bajunya tadi sudah dikirim. Gi Bbeum kaget diantar kemana. Ki Joon dengan
bangga menyuruh Gi Bbeum agar memakai saja dan itu hadiah darinya. Gi Bbeum
ingin menolaknya.
“Aku akan
membayarnya” ucap Ki Joon mengeluarkan kartu kreditnya.
“Kartumu
sudah dibekukan, Direktur.” Ucap Pegawai. Ki Joon panik lalu mendekati Ma Sung
yang akan pergi.
“Ma Sung,
yang kucintai... Aku ingin meminta sesuatu.” Rengek Ki Joon merangkul kakaknya.
Ma Sung mengeluh agar melepaskan.
“Ayo,
bayar untukku!” ucap Ki Joon. Ma Sung pikir tak ada alasan untuk membayarnya.
Gi Bbeum pun memohon agar mengeembalikan
pakaiannya.
“Ayo.. Jangan
seperti itu! Bersikaplah tenang dan pinjamkan aku uang!” kata Ki Joon memohon
pada Ma Sung
“Kau
benar-benar tidak harus melakukan ini, Ki Joon. Aku benar-benar tidak
membutuhkan pakaian ini.” Ucap Gi Bbeum.
“Lalu
bagaimana dengan ini? Aku ingin membelikan mu pakaian, jadi ini luar biasa. Tapi
jika aku melakukan ini, aku akan menjadi orang yang membelikannya pakaian. Apa
kau baik-baik saja dengan itu?” kata Ma Sung mengoda sepupunya.
Ki Joon
berteriak kesal, Gi Bbeu merasa tidak
menginginkan baju yang dipakainya. Ki Joon pikir bukan seperti ini rencananya
lalu bergegas menelp Kepala Noh keluar dari toko. Ma Sung ingin membayarnya. Gi
Bbeum menahanya karena tidak membutuhkannya.
“Apa Kau
akan berjalan telanjang?” ejek Ma Sung. Gi Bbeum tetap meminta agar Ma Sung tak
membelikan pakaian untuknya.
“Aku akan
membelinya nanti jika aku mau. Jadi Kalian belum mengirim pakaianku, kan?
Tolong beri bajuku kembali.” ucap Ki Joon. Pegawai pun mengembalikan baju milik
Gi Bbeum.
Ma Sung
memanggil Gi Bbeum, tapi Gi Bbeum memilih bergegas pergi untuk masuk ke dalam
kamar ganti. Ma Sung mengetuk pintu, Gi Bbeum berterika kalau Tidak ada gunanya
mencoba mengubah pikirannya dan juga, pakaian ini mungkin sangat mahal lagipula
ia tidak menyukainya.
“Tidak,
bukan itu... Kau tidak melupakan besok, kan? Tentang kencan kita?” ucap Ma Sung
“Itu
bukan kencan! Kita hanya makan Bersama!” tegas Gi Bbeum.
“Bagaimanapun,
aku akan menemuimu besok malam. Jadi Dandanlah dan terlihat cantik, seperti
yang kau lakukan hari ini. “pesan Ma Sung tersenyum bahagia lalu keluar dari
butik.
Ki Joon
seperti menulis sesuatu di forum dan beberapa orang berkomentar “Apa kau
membawanya ke tempat populer? Pastikan kau mengatur suasana hati yang tepat terlebih
dahulu. Waktu pengakuan!” Ia pun sangat bersemangat lalu membawakan minum untuk
Gi Bbeum yang sudah duduk dekat jendela.
“Ngomong-ngomong,
kafe ini sangat cantik. Bagaimana kau menemukannya?” tanya Gi Bbeum.
“Penggemarku...
Oh, maksudku... dari temanku.” Kata Ki Joon berbohong. Gi Bbeum menganguk
mengerti.
“Tempat
ini sangat bagus... Sekarang Lihatlah aku, Gi Bbeum” kata Ki Joon lalu mulai
menyanyikan lagi dengan gaya Aegyo menyatakan cinta.
Gi Bbeum
hanya melonggo seperti malu melihatnya. Ki Joon mengeluh Gi Bbeum yang tak bisa
tersenyum. Gi Bbeum pun tersenyum bahagia. Ki Joon pun mengaku kalau ada
sesuatu yang ingin dikatakan. Gi Bbeum pun mempersilahkan.
“Untuk
waktu yang lama Aku sudah...” kata Ki Joon dan terdengar teriakan pejual
semangka dengan toa.
“Selama
lima menit berikutnya, aku...dua untuk 10.000 won? Itu sangat murah.” Kata Ki
Joon yang tak bisa konsetrasi malah ucapan pedagang semangka.
“Ya, itu
sangat murah... Ngomong-ngomong, apa maksudmu?” tanya Gi Bbeum bingung.
“Baik...
Gi Bbeum.. Sejujurnya, aku... Aku menyukaimu... Dengan membagi mereka terpisah,
kalian bisa makan makan sampai ke dalamnya, dan mencampurkanya” ucap Ki Joon
kembali mengucapkan kalimat yang sama dengan pedagang semangka.
“Oh, jadi
Apa kau suka semangka?” tanya Gi Bbeum tersenyum melihat Ki Joon.
“Aku
berterima kasih kepadamu untuk semuanya. Jadi ini hadiah dariku. Ini sangat
enak jika dicampur dengan Sprite.” Kata Gi Bbeum membelikan dua buah semangka
besar untuk Ki Joon.
“Aku
sangat bersemangat. Dan Juga, Ki Joon.. Aku ingin memberitahumu sesuatu juga...
Aku yakin kau sudah tahu... tapi... aku menyukai Gong Ma Sung. Aku ingin jujur
kepadamu.” Ucap Gi Bbeum lalu pamit pulang lebih dulu.
“Yah... Terima
kasih untuk hari ini.” Kata Ki Joon lalu tak percaya melihat dua buah semangka
sebagai hadiah penolakanya.
Ma Sung
mencoba mengingat tentang note yang dituliskan [9 pagi - Rapat dewan darurat]
Lalu Ki Joon mengatakan kalau Ma Sung yang
berbaring di tempat tidur, ia pikir tak mungkin ada orang lain yang akan
membuka pintu jika bukan Ma Sung.
“Sepertinya
kau bangun dan segera membukanya, lalu tertidur kembali” kata Ki Joon.
“Apa ini
tes penglihatan? Tulis lebih besar!” kata Ma Sung kesal. Sek Yang pun menulis
di lembar baliknya.
“Tulisan
ini...” kata Ma Sung. Sek Yang langsung mengaku bukan dirinya dengan wajah
gugup.
“Kenapa
kau menyangkal? Aku belum bilang apa pun.” Kata Ma Sung binggung
“Kau
berpikir. Aku memanipulasi entri di jurnalmu. Tapi itu bukan aku.” Jelas Sek
Yang
“Kau
bilang Dimanipulasi? Aku hanya memberitahumu untuk menguji penaku karena tidak
berfungsi dengan baik.” Jelas Ma Sung mengartikan kalau penanya ini berfungsi
dengan baik.
“Tapi... bahkan
jika itu adalah pena yang sama, orang yang berbeda menghasilkan penyebaran,
volatilitas, viskositas, dan kepadatan berbeda dari pena. Benarkan” Jelas Ma
Sung.
“Jika kau
meragukannya, dapatkanlah analisis tulisan tangan... Sudah kubilang, itu bukan
aku.” Tegas Sek Yang
“Jika
seseorang yang tahu rahasiaku, mencoba untuk memanfaatkanku, maka aku tidak
punya pilihan selain tertipu. Benarkan? Dan jika aku mulai meragukan orang...
Keraguan itu akan menyebar dan mempengaruhi semua orang yang aku percaya selama
34 tahun terakhir. Itu sebabnya aku tidak mau.” Kata Ma Sung
“Kau
harus melakukan sesuatu untuk membela diri! Kenapa kau sangat frustasi?” teriak
Sek Yang terlihat marah
“Kenapa
kau berteriak?.. Itu bahkan lebih mencurigakan. Jika kau ada urusan, maka pulanglah.”
Keluh Ma Sung. Sek Yang pun berjalan pulang.
Gi Bbeum
melihat dress sedang disetrika oleh Nan Joo, teringat kembali yang dikatakan Ma
Sung “Sampai jumpa besok malam. Dandanlah dan terlihat cantik, seperti yang kau
lakukan hari ini.” Lalu memanggil Nan Joo meminta izin agar meminjamkan bajunya
itu.
“Ini?
Yah.... Baik.. Tapi, siapa yang kau temui?” tanya Nan Joo curiga.
“Gong Ma
Sung.” Akui Gi Bbeum. Nan Joo tersenyum bahagia mendengarnya.
Dokter
Yoon pergi melihat hasil tes di layar komputer, lalu terlihat kaget dan
bergegas keluar. Ma Sung berjalan dilorong bertemu dengan Dokter Yoon ingin
tahu apakah hasil tesnya sudah keluar. Dokter Yoon berbohong kalau belum
keluar.
“Oh Yah, Apa kau sudah memutuskan apa yang harus dilakukan
selama rapat dewan hari ini?” tanya Dokter Yoon. Ma Sung ingin mengatakan
sesuatu.
“Lupakan...
Aku akan menemuimu nanti di rapat.” Ucap Ma Sung lalu berjalan pergi.
Ma Sung
berada di ruanganyah dengan berkas yang terlihat sudah ditanda tanganinya. Lalu
tiba-tiba kepalanya terasa sakit setelah menatap pena miliknya. Ma Sung kebingungan tiba-tiba
merasakan sesuatu dikepalanya.
“Kita
sekarang akan memulai pemungutan suara mengenai rencana untuk mengubah fungsi
Desa Penyembuhan.” Ucap Dokter Yeon pada ruang rapat.
“Ada
sesuatu untuk dibahas sebelum kita melanjutkan. Aku menyebutkan ini selama
pertemuan sebelumnya juga tapi proposal ini tidak ditandatangani olehku. Aku
mengusulkan agar kita mengabaikan masalah ini..” Ungkap Ma Sung. Sek Yang
terlihat gugup dibangku belakang.
“Kau
bilang ini terakhir kali juga tapi siapa yang menandatanganinya jika bukan
Direktur Pusat?” kata Direktur Yeon.
“Entahlah...
Bagaimanapun, aku tidak melakukannya.” Tegas Ma Sung Direktur Yeon mengartikan kalau itu
dimanipulasi
“Apa Kau punya
bukti?” tanya Direktur Yeon. Ma Sung mengaku tak punya.
“Apa yang
kau lakukan? Kau harus melakukan analisis tulisan tangan!” kata Direktur Yeon
marah
“Tidak
perlu untuk itu karena hasilnya akan terlalu jelas.” Ucap Ma Sung
“Apa kau
melakukan ini sehingga kau dapat menghindari tanggung jawab meski sudah
melakukan ini?” sindir Direktur Yeon .
“Kau
bilang Menghindari tanggung jawab? Tanda tangannya sangat sempurna, yang
kupikir aku menandatanganinya juga. Dan itulah alasanku berencana untuk bertanggung
jawab dan menyelesaikan ini.” Jelas Ma Sung
“Tapi
sesuatu tentang ini terasa sangat aneh karena ini sangat tidak biasa bagiku.
Jadi Itulah kenapa aku melakukan sesuatu yang tidak pernah kupikirkan dan tidak
pernah ingin melakukannya.” Ungkap Ma Sung
“Aku
meragukan semua yang aku percayai sampai sekarang. dan semua yang kuterima
tanpa pertanyaan sampai saat ini.” Kata Ma Sung mengingat kembali yang
didapatkan sebelumnya.
Flash Back
Ma Sung
memastikan pada Ki Joon kalau ia adalah orang
yang membukakan pintu untuknya dan tidak ada orang lain di rumahnya. Ki Joon
pikir siapa lagi kalau bukan Ma Sung yang membuka pintu untuknya. Saat itu Ki
Joon melihat bayangan menawarkan minumn.
“Aku
meragukan kenangan seseorang.. Dan meragukan kepastian seseorang..”ucap Ma Sung
yang sebelumnya menatap pulpen miliknya.
Pegawai
toko mengatakan kalau pena itu milik Ma Sung adalah barang unik yang dibuat
khusus di kantor pusat Jerman jadi mereka tidak akan bisa mendapatkan barang
yang sama atau menjualnya.
“Dan
sesudah mendengar apa yang orang-orang yang belum menyadari ini bilang
kepadaku... Aku menemukan jawabannya.” Kata Ma Sung
Flash Back
Sek Yang
mengaku kalau bukan dirinya, Ma Sung heran kenapa Sek Yang malah menyangkalnya
padahal belum bilang apa pun. Sek Yang pikir kalau Ma Sung menduga ia
memanipulasi entri di jurnalnya tapi itu bukan dirinya. Ma Sung pun mulai berpikir tentang isi
jurnalnya yang dimanipulasi.
“Aku
benar-benar mendaftar ke Departemen Perencanaan ketika aku pertama kali
dipekerjakan. Tapi aku dikirim ke sini sesudah kecelakaanmu.” Cerita Sek Yang
“Apa kau
tidak takut dengan Presdir Gong?” kata Sek Yang saat merasakan sesuatu dengan
aneh dengan Presdir Gong
“Kau
harus melakukan sesuatu untuk melindungi diri! Kenapa kau sangat frustasi?”
ucap Sek Yang.
“Kau
benar-benar hampir menipuku.” Ungkap Ma Sung. Direktur Yeon bingung tak
mengerti apa maksudnya.
“Aku
berpikir tentang siapa yang paling mendapat untung dari ini dan siapa yang lebih
peduli tentang keuntungan daripada kebaikan yang lebih besar. Dan siapa yang
ingin menimbulkan masalah bagiku karena mereka akan mendapat manfaat dari itu.”
Ungkap Ma Sung dengan menatap ke arah Presdir Gong.
“Insiden
ini adalah kejahatan serius yang dilakukan karena keserakahan. Pada saat ini,
Desa Penyembuhan akan terus dikembangkan untuk manfaat yang lebih besar dan tidak
akan berubah fungsinya, atau digunakan untuk menghasilkan laba.” Ucap Ma Sung
“Dan aku,
yang memiliki lebih dari 50 persen saham Rumah Sakit Sunwoo akan menggunakan
kekuatan yang diinvestasikan sebagai pemegang saham utama untuk memilih
menentang proposal ini dan mencegah rumah sakit cabang dikembangkan. Aku tidak
akan mengizinkan Desa Penyembuhan untuk digunakan sebagai lembaga nirlaba.”
Tegas Ma Sung
“Selanjutnya,
jika hal seperti ini terjadi lagi, Aku akan mencari tahu siapa di balik
kejadian ini dan pasti membuat mereka bertanggung jawab.” Kata Ma Sung. Presdir
Gong hanya tetap diam.
Nan Joo
memberikan make up untuuk Gi Bbeum, lalu memilihkan sepatu untuk temanya, tak
lupa memuji kalau terlihat sangat cantik. Rapat pun sudah selesai, Ma Sung
menerima tatapan sinis dari para saudara orang tuanya.
Dokter
Yoon pun menatap sinis mengajak mereka bicara nanti, Sek Yang pun
menghampirnya. Ma Sung mengatakan kalau ada janji penting jadi mereka bisa bicara
nanti. Sek Yang hanya bisa menghela nafas melihat sikap Ma Sung.
Gi Bbeum
sudah pergi ke tangga menuju Namsam Tower, beberapa pasangan sedang bermain
suit menuruni tangga. Semenatra Ma Sung dengan wajah terlihat tegang
mengemudikan mobilnya sendirian.
CEO Kim
menerima kabar dari seseorang kalau Gong Ma Sung menderita kecelakaan serius
tiga tahun lalu dan mengalami kecelakaan mobil tepat sebelum kembali ke Korea,
lalu dipindahkan ke Korea dan terbaring di tempat tidur selama setahun.
“Kau
bilang Selama satu tahun?” kata CEO Kim kaget. Temanya membenarkan.
“Sesudah
kecelakaan itu, dia berhenti belajar kedokteran dan hanya berfokus pada bisnis.”
Jelas temanya.
“Apa
maksudmu, bisnis?” tanya CEO Kim binggung
“Dia
bekerja di desa bernama Desa Penyembuhan untuk pasien demensia untuk menetap.”
Jelas temanya.
“Kau
bilang "Desa Penyembuhan"? Jadi Seberapa parah dia terluka sampai terbaring
di tempat tidur selama setahun?” ucap CEO Kim penasaran.
“Aku
belum sempat melihat rekam medisnya.” Kata temanya.
“Lihatlah
lebih dalam tentang ini dan cari tahu kelemahannya Dan cari tahu apa dia punya
masalah dengan kepalanya sesudah kecelakaan itu. Lakukan pencarian
menyeluruh.”perintah CEO Kim, Temanya mengangguk mengerti.
Dokter
Yoon datang menemui Nyonya Gong diruanganya, memperlihatkan gambar dan juga
foto didepanya. Ia ingin tahu apakah Nyonya Gong mengingat hari itu. Nyonya Gon
melotot kaget melihatnya.
Gi Bbeum
sudah menunggu cukup lama di bagian atas tangga, sampai matahari pun terbenam.
Ma Sung seperti bersemangat ingin bertemu dengan Gi Bbeum dan langsung
menyeberang jalan. Saat itu sebuah mobil memberikan lampu yang menyilaukan.
Tiba-tiba
Ma Sung merasakan sesuatu di kepalanya, datang lagi kenangan buruknya saat
terjadi kecelakan tergeletak di jalan dengan lampu yang menyilaukan.
Flash Back
“Bagaimana
mungkin pemuda ini adalah satu-satunya yang selamat tanpa tergores? Sepertinya kita akan dipaksa bertarung untuk
melawan pemuda itu sekarang.” Ucap Tiga Bibinya sinis saat datang ke pemakaman
orang tuanya.
“Kau anak
yang sial dan jahat, Sejak orang tuamu meninggal karenamu. Kau sebaiknya mematuhi
bibimu mulai sekarang Atau aku akan memarahimu.” Ungkap Nyonya Gong memeluk
sinis Ma Sung.
Nyonya
Gong tak percaya kalau Ma Sung akan
mengingat ini. Dokter Yoon pikir kalau Tidak masalah apa yang diingat Ma Sung
dan Nyonya Gong tidak perlu khawatir. Nyonya Gong tak mengerti kenapa tidak
perlu khawatir
“Otaknya
semakin berkembang lebih cepat dari yang kita duga. Aku yakin hal-hal mulai
berubah.” Ucap Dokter Yoon.
**
Ma Sung
mulai tersadar setelah mengalami pusing, lalu seperti langsung hilang ingatan
melihat sekeliling dan binggung kenapa ada di sana. Gi Bbeum sudah menunggu
dibagian atas tangga sambil menyakinn diri kalau Ma Sung sedang dalam
perjalanan ke sini.
Saat itu
kembang api terlihat di langit, Ma Sung dan Gi Bbeum melihat bersama ditempat
yang berbeda.
Bersambung
ke episode 8
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar