PS : All images credit and content copyright : MBN
Ma Sung
mengeluh melihat Ki Joon yang datang ke rumahnya di malama hari lalu membuka
pintu rumahnya. Ki Joon masuk rumah sambil mengumpat lalu berkeliling seperti
memeriksa semua ruangan. Ma Sung ingin tahu apa yang terjadi.
“Wah... Benar rupanya!” kata Ki Joon kesal, Ma Sung
heran dengan yang dilakukan sepupunya.
“Kau
sungguh tinggal disini... Kenapa kau tinggal disini?” ucap Ki Joon marah
“Karena
ini rumahku.” Jawab Ma Sung santai. Ki Joon kesal karena Ma Sung mengangap
sebagai rumahnya.
“Karena
aku membeli rumah ini” jawab Ma Sung. Ki Joon ingin tahu alsan Ma Sung yang
membeli rumah ini.
“Karena
aku keluarkan uang.. Ada apa? Apa yang terjadi?” tanya Ma Sung heran.
“Ini
adalah rumah lelang yang kumenangkan tiga tahun lalu!” ucap Ki Joon., Ma Sung
sempat binggung tapi meminta agar Ki Joon melanjutkanya.
“Aku
bahkan membeli rumah ini pakai nama perusahaan supaya tidak ketahuan. Sehingga
bisa kuberikan padanya sebagai hadiah saat kembali ke Korea. Terus kenapa malah
kau yang beli?” keluh Ki Joon kesal.
“Inilah
kenapa orang mengutuk keluarga tajir, menyebut dana mereka tidak jelas. Kenapa
kau pakai uang perusahaan buat beli rumah, huh? Siapa yang begitu penting sampai
ingin kau kasih rumah?” kata Ma Sung
Ki Joon
menjawab kalau itu Seorang wanita. Ma Sung
pikir Ki Joon pasti sudah gila dan menurutnya Beruntung rumah ini ia yang beli. Ki Joon pun
meminta agar Ma Sung untuk menjual rumah padanya. Ma Sung bertanya apakah Ki
Joon punya uang. Ki Joon menjawab sudah pasti tidak.
“Kalau
begitu obrolan ini selesai, jangan diungkit lagi.” Tegas Ma Sung
“Berikan
aku rumah ini, kumohon? Berikan rumah ini.” Kata Ki Joon memohon
“Apa Kau
punya kaitan dengan rumah ini?” tanya Ma Sung penasaran
“Ya. Ini
adalah rumah Joo Gi Bbeum.” Ucap Ki Joon. Ma Sung kaget mengetahui rumah itu
milik Joo Gi Bbeum
“Ya, Nn.
Jo Gi Bbeum tinggal disini selagi masih naik daun! Itulah kenapa aku berencana
membelinya dan memberikan padanya sebagai hadiah. Apa kau mau memberikan
padaku?” ucap Ki Joon memohon.
Ma Sung
pikir seenaknya saja Ki Joon berbicara. Ki Joon terus memohon memberikan
rumahnya dan membayar dengan jiwanya, lalu tersadar melihat ada sepatu heels
diatas meja, dan menduga Ma Sung tinggal dengan wanita, Ma Sung mengaku itu
punya temannya
“Ya,
kekasih.” Kata Ki Joon yakin. Ma Sung dengan cepat kalau itu pria. Ki Joon
mundur ketakutan.
“Kau... apa
kencan dengan pria?” ucap Ki Joon. Ma Sung tak bisa menahan emosi menyuruh Ki
Joon keluar saja.
“Sebelumnya
kau tidak begini.” Keluh Ki Joon, Ma Sung tak bisa berkata-kata menyuruh Ki
Joon pergi.
“Aku
memutus hubungan denganmu sampai kau mau berikan rumah ini!” teriak Ki Joon
dari interkom.
“Itu
artinya kau tak akan menelponku lagi, kan?” balas Ma Sung. Ki Joon menegaskan
kalau tidak akan melakukanya lalu pergi meninggalkan rumah dengan kesal.
Ma Sung
mengetahui kalau rumah ini bekas kediaman Joo Gi Bbeum, jadi mengartikan kalau
semua benda yang ditemukan dalam lemari miliki Gi Bbeum.
“Apa Dengan ini, kami masih tak ada kaitan
apapun?” ucap Ma Sung penasaran dengan masa lalunya yang tak bisa diingatnya.
Ma Sung
akhirnya bangun seperti biasa jam lima pagi, lalu mandi dan seperti ingatanya
kembali datang lalu melihat tulisan ditanganya[Orang aneh yang buat kericuhan]
dan buku yang berjudul [Joo Gi Bbeum, orang aneh yang buat kericuhan]
Ia
menuliskan dalam buku jurnal barunya [One woman... memories...Punggung wanita
bersedih.] [Rabu, 5 September 2018, Di lobby RS terdapat...Seorang wanita...
kenangan...]
[Sabtu, 8
September 2018, Seorang wanita berdiri dipasar tekstil.]
[Minggu,
9 September 2018, Joo Gi Bbeum terima kontrak dari Star Entertainment. Ia memiliki
jutaan anti-fans, namun...]
Tuan Joo
sibuk mencari sesuatu di tumpukan kertas, Gi Bbeum memanggil ayahnya untuk
makan dan melihat apa yang dilakukan pada tumpukan sampah kertas. Tuan Joo
mengatakan kalau Naskah puisi yang ditulis hilang dan bertanya Apa Gi Bbeum
membuangnya
“Ya,
sudah kupilah dan kumpulkan kemarin. Nanti biar aku saja yang cari setelah
makan... Ayo makan, masuklah.” Ucap Gi Bbeum. Tuan Jo menganguk mengerti tapi
terus mencari.
“Oh,
ketemu. Aku menemukannya.” Kata Tuan Jo berteriak bahagia melihat lembaran
puisinya tanpa sadar dibaliknya ada kertas kontrak yang ditanda tangani oleh Gi
Bbeum.
Ia lalu
memasukan ke dalam amplop dan menuliskan alamat didepanya, Gi Bbeum kembali
berteriak memanggil ayahnya agar segera masuk.
Sa Rang
memoles matanya dengan dengan eyeliner lalu bertanya Dimana menaruh foto ibu, Gi Bbeum pikir
menaruhnya disuatu tempat setelah pindahan dan ingin tahu alasan mencarinya tiba-tiba.
Sa Rang berkomentar kalau hanya dirinya saja yang mirip ibu.
“Mataku
jelek sekali.” ucap Sa Rang. Semua langsunga menatap dan bertanya “Kenapa
dengan matamu?”
“Kalian
semua punya mata bagus selain aku, mataku jelek.” Ucap Sa Rang
“Mata
kami semua jelek, tahu.” Kata Tuan Joo dan semua langsung memejamkan mata
memperlihatkan mata mereka. Sa Rang seperti tak yakin.
“Itu
karena dia lagi puber.” Komentar Tuan Joo melihat tingkah anak bungsunya.
Ponsel Gi
Bbeum berdering melihat nama
[Gonggalppang] lalu menegaskan kalau Tak perlu diangkat. Sa Rang
penasaran kenapat tak diangkat.
Ma Sung
menelp di mobil, Sa Rang mengangkat telp mengangkat dengan memangggil “Tuan.
Gonggalppang” Ma Sung binggung kalau itu nomor Joo Gi Bbeum. Sa Rang mengaku
kalau Gi Bbeum adalah kakinya. Ma Sung mengerti dan meminta agar memberikan
telpnya pada kakaknya.
“Ia
mengabaikan panggilanmu, Tn. Gonggalppang.” Ucap Sa Rang. Ma Sung kesal karena
Gi Bbeum malah Mengabaikan
“Ah, aku
punya sesuatu yang penting berkaitan dengan barang miliknya, Jadi, bisa kau
beritahunya untuk hubungiku kembali?” kata Ma Sung menahan emosi.
“Tn.
Gonggalppang... Apa kau menyukai unniku?” tanya Sa Rang blak-blakan. Ma Sung
mengaku bukan seperti itu
Saat itu
terdengar suara Gi Bbeum bertanya dengan siapa Sa Rang berbicara. Sa Rang
mengaku sedang bicara Tn. Gonggalppang. Gi Bbeum berteriak marah karena Sa Rang
mengangkat telpnya. Ma Sung mendengar percakapan keduanya lalu ponsel di
tutup. Ia pun bertanya-tanya kenapa Gi
Bbeum menamakan "Gonggalppang"
Ha Im
kaget melihat berita paling atas [Aktris
Yoon Se Ri akan menikah dengan kekasih tajirnya, Setelah bertemu kembali dalam
reuni sekolah dasar.] Ia tak percaya kalau Yoon Se Ri akan menikah, sementar di
belakang Nan Joo dkk sedang berusaha mendandani Ha Im.
“Ha Im...
Ini dua orang penulis program variety TV. Mereka sudah menunggu selama 3 jam.”
Kata Manager dan dua wanita menyapa Ha Im dengan sopan. Ha Im langsung menatap
manager mengumpat kesal karena membawa dua wanita yang didepanya.
“Nn. Ha Im...
Klub kami terdiri dari alumni sejumlah sekolah, Kami ingin temukan kembali
cinta pertamamu. Kau punya cinta pertama, kan?” ucap PD Variety Show
“Aku
tidak mau.” Kata Ha Im dengan nada sinis. PD itu mencoba menjelaskan karena
semua selebriti tapi Ha Im langsung menyelanya.
“Hei,
kalian... Aku ini aktris, jadi aku tidak tertarik pada program variety TV.”
Tegas Ha Im lalu kembali mengumpat pada managernya.
“Maaf,
tapi Ia akan segera jalani wawancara.” Ucap Manager pada dua PD. Keduanya pun
mengeluh dengan Ha Im itu artis yang tak sopan.
“Ha Im..
Pastikan kau promosikan dramamu dalam wawancara.. Jangan asal-asalan.” Pesan
CEO Kim datang duduk disamping Ha Im. Saat itu Nan Joo ingin mengambil kalung
yang digunakan Ha Im tapi Ha Im lebih dulu mengambil kembali dan memakainya.
Wajah mereka pun panik.
Ha Im
melakukan wawancara, Host Acara mengaku sangat suka dengan wawancara dan ingin
mengajukan pertanyaan terakhir yaitu mengenai Eco-fashion, dan apa pilihanya.
Ha Im binggung tak mengerti Eco-fashion.
“Bahkan
bintang Hollywood belakangan ini memakai pakaian yang lebih ramah lingkungan sehingga
menjadi trend masa kini. Tampaknya kau berhasil bergaya modis namun juga ramah
lingkungan. Kalung yang kau gunakan hari ini terbuat dari bulu palsu, kan?”
ucap Host acara
“Bulu
palsu.” Gumam Ha Im kebingungan tapi akhirnya membenarkan saja
“Aku
banyak peduli pada lingkungan” kata Ha Im. Host acara senang karena Seperti
dugaan seorang aktris papan atas memang cinta lingkungan. Saat itu Nan Joo
makin panik.
Gi Bbeum
sedang menjemur pakaian, lalu melihat Ma Sung datang membawa sebuah kotak.
Dengan sinis, Gi Bbeum ingin tahu kenapa Ma Sung datang lagi ke rumahnya. Ma
Sung ingin tahu alasan Gi Bbeum yang tak angkat panggilan telp darinya.
“Katamu
kau seorang dokter, tapi sepertinya kau punya banyak waktu luang... Ahh... Benar
juga, aku yakin kau tak perlu khawatir jika dipecat selagi tajir.” Sindir Gi
Bbeum
“Aku
sangat sibuk tapi masih kusempatkan datang kemari. Kau sudah mendengarnya dari
adikmu, kan?” kata Ma Sung dengan nada tinggi.
Gi Bbeum ingin tahu tentang apa
“Bahkan
adiknya saja mengabaikanku.” Keluh Ma Sung. Gi Bbeum pun menyuruh Ma Sung pergi
saja Kalau tak ada yang ingin dikatakan.
“Kenapa
kau menghindariku?Aku pria yang memegang kata-kata dan dapat dipercaya. Dan kau
bukan dalam posisi bisa angkuh terhadapku.” Tegas Ma Sung menyakinkan.
Gi Bbeum
pikir tak ada lagi yang perlu dibahas dengan hubungan hanya sekilas saja. Ma
Sung memberikan kotak yang ada ditanganya, mengaku aklau Ini bukan diberikan tapi
Gi Bbeum boleh melihatnya sebentar saja. Gi Bbeum kaget melihat isinya sepatu
heels dan barang kenangan lainya.
“Apa kau
tetap bersikeras bahwa hubungan kita cuma sekilas? Rumah yang kutinggali
sekarang adalah bekas rumahmu dan aku menemukan beberapa barangmu, tiga tahun
setelah pindah. Jadi, apa kau tetap bersikeras bahwa tak ada apapun diantara
kita?” ucap Ma Sung
“Apa Kau
kemari mau bilang itu?” kata Gi Bbeum kesal seperti tak ingin mengingat masa
lalunya
“Jika kau
menginginkan sepatu yang lain...” ucap Ma Sung tapi Gi Bbeum lebih dulu
menyuruh Ma Sung agar membuangnya. Ma Sung kaget.
“Ya...
Aku bahkan tak ingin lihat benda sialan, jadi buang saja.” Kata Gi Bbeum. Ma
Sung makin marah mendengarnya.
“Ada
barang lain selain ini...” kata Ma Sung. Gi Bbeum menyuruh agar membuangnya
juga.
“Barangnya
bukan cuma satu saja.” Ucap Ma Sung. Gi Bbem tetap meminta agar membuang
semuanya.
“Apa Kau
sungguh tak ingin tahu barang apa saja?” tanya Ma Sung. Gi Bbeum mengaku tak
ingin tahu.
“Karena
barang itu tak ada hubungannya lagi denganku.” Kata Gi Bbeum
Ma Sung
mengeluh Gi Bbeum yang berprilaku baik padanya kalau menyangkut uang saja dan
memnutuskan akan membuangnya jadi Gi Bbeum
Jangan menyesal kemudian. Saat itu Gi Bbeum menerima telp dari Nan Joo
tanpa memperdulikan Ma Sung.
“Apa
Ingat kalung berbulu? Ha Im sudah mengetahuinya” ucap Nan Joo. Gi Bbeum kaget
dan bergegas akan pergi kesana. Ma Sung pun ditinggalkan begitu saja.
Ha Im
marah besar pada Nan Joo yang sudah menipunya dan percaya kalau barang yang
digunakan itu asli, bahkan sengaja melakukannya. Ia menegaskan tak akan bekerja
dengan Nan Joo lagi meminta managernya untuk menghubungi CEO Kim sekarang.
“Maafkan
aku, Nn. Ha Im... Apa yang sudah kulakukan teramat salah.” Kata Nan Joo
tertunduk. Saat itu Gi Bbeum masuk langsung mengengam tangan temanya, Nan Joo
kaget melihat Gi Bbeum yang datang.
“Kenapa
kau tundukkan kepala disaat itu bukan kesalahanmu?” kata Gi Bbeum membela
temanya.
“Wah, Joo
Gi Bbeum. Sudah berapa lama ya?” ucap Ha Im. Gi Bbeum pikir mereka tidak pernah
bertemu.
“Kita
syuting bareng tiga tahun lalu. Apa Kau tak ingat?” kata Ha Im. Gi Bbeum
seperti tak mengingatnya.
“Jadi,
kau tak mengingatnya? Aku langsung mengingatnya setelah kulihat wajahmu.
"Bukan seperti ini caranya berakting. Unnie" Itu yang kau katakan
padaku dengan nada kurang ajar! Apa Kau ingat sekarang?” kata Ha Im marah
“Maafkan
aku.” Kata Gi Bbeum. Ha Im mengaku kalau Atak ingin permintaan maafGi Bbeum
karena cuma ingin berkata satu hal saja.
“Kau
berantakan sekali... Tapi, kenapa kau kemari?” ucap Ha Im sinis
“Aku
orang yang sudah membuat kalung palsu itu.” Akui Gi Bbeum. Ha Im kaget
mendengarnya. Nan Joo meminta agar Gi Bbeum tak bicara.
“Katanya
kau cuma perlu kalung itu sebentar selama proses syuting jadi, aku buatkan yang
palsu. Nan Joo tidak melakukan kesalahan, untuk itulah aku yang minta maaf.”
Ucap Gi Bbeum
“Aku
berkata pada sejumlah reporter kalau aku seorang vegetarian. Dan sekarang aku
selamanya harus memakai bulu palsu. Apa yang akan kau lakukan?” kata Ha Im
marah
Gi Bbeum
kembali meminta maaf, Ha Im tak percaya kalau Gi Bbeum akan meminta maaf dan
menyuruh agar berlutut. Gi Bbeum terdiam menahan amarah, Ma Sung sedari tadi
melihat dari kejauhan. Ha Im mengancam kalau memang Gi Bbeum tak mau mka akan limpahkan
semuanya pada Go Nan Joo.
“Aku saja
yang akan berlutut.” Kata Nan Joo akan berlutut. Gi Bbeum menahanya menyuruh
Nan Joo agar diam saja.
“Nan Joo
tidak lakukan salah, tolong biarkan dia. Aku yang bersalah, jadi aku akan
berlutut.” Kata Gi Bbeum lalu berlutut. Semua orang tak percaya melihatanya.
“Bagus...
Tetap seperti itu sampai kemarahanku hilang.” Kata Ha Im melempar kalung palsu.
Saat itu
kameramen siap merekam adegan karena akan menjadi berita besar. Ma Sung mendekat sengaja mengarahkan kamera
ke arah yang lain lalu meminjam kata mata pada kru film lalu berjalan mendekati
Gi Bbeum dengan gagah.
“Aku akan
membelinya.” Ucap Ma Sung mengambil kalung yang jatuh dirumput.
“Apa Kau
akan membeli benda palsu itu? Kenapa?” tanya Ha Im sinis
“Aku tak
peduli itu palsu atau asli. Kau tampaknya cukup tenar, Dan karena kau
memakainya, membuat kalung ini tampak berkelas dan istimewa sehingga menjadi
bernilai.” Komentar Ma Sung
“Kau Mau
beli harga berapa?” tanya Ha Im. Ma Sung pikir Sebanyak untuk meredam kemarahan
Ha Im.
“Sekali
marah aku sulit meredamnya, jadi...” kata Ha Im sombong dan langsung disel sela
Ma Sung
“Apa kau
anggota Honor Society? Kalau bukan, apa kau mau bergabung? Itu akan
menguntungkanmu, dan bagus dimuat dalam artikel. Jadi Wanita ini sudah bisa
berdiri, kan?” kata Ma Sung memberikan kartu namanya lalu menarik Gi Bbeum
untuk berdiri.
Gi Bbeum
menolak, Tapi Ma Sung tetap menarik Gi Bbeum dan mengajaknya pergi. Ha Im ingin tahu siapa pria itu dan berpikir
kalau manajer Joo Gi Bbeum, Managernya pikir kalau itu manajer berarti sangat
kaya. Ha Im melihat kartu nama Rumah Sakit Sunwoo.
“Wah...
Luar biasa... Gong Ma Sung... Aku punya teman sekelas yang namanya sama di
sekolah dasar.” Ucap Ha Im santai lalu melonggo kaget karena tadi adalah Gong
Ma Sung dari Sunwoo Group.
CEO Jang
dan CEO Kim berpapasan dengan wajah sinis, lalu keduanya akhirnya saling
bertatapan. CEO Kim menyindir Apa akan melakukan kontrak dengan Joo Gi Bbeum.
CEO Jang malah balik bertanya, apa yang akan dilakukan CEO Kim. CEO Kim mengaku
lebih baik tertembak.
“Apa
Maksudmu, aku ditembak? Aku cukup marah kau sudah curi Lee Ha Im dariku. Dan Apa
kau berencana menghancurkanku lagi?” kata CEO Jang marah
“Aku cuma
khawatir kau lakukan kontrak dengan artis kuno, karena putus asanya. Tak peduli seberapa putus asanya dirimu, Joo
Gi Bbeum bukan jawabannya. Bukankah begitu?” sindir CEO Kim. CEO Jang mengumpat
dan ingin memukul tapi seseorang datang menghampiri
“Permisi,
siapa CEO Jang Wook Jin dari Star Entertainment.” Kata seorang pria. CEO Jang
menunjuk tangan dan bertanya apa apa. Si pria memberikan sebuah amplop coklat.
Ma Sung
mengeluh pada Gi Bbeum yang hidup membahayakan sekali, bahkan berlutut karena
disuruh. Gi Bbeum pikir kalau Itu bukan masalah besar dan ingin tahu alasan Ma
Sung tadi melakukan seperti itu pada Ha Im.
“Jangan
mulai jatuh hati padaku karena aku menyelamatkanmu.” Tegas Ma Sung
“Itu,
maksudku, kenapa kau membeli barang itu dengan harga tinggi? Apa kau tahu harga sebenarnya?” kata Gi
Bbeum. Ma Sung mengeluh Gi Bbeum yang selalu bicara soal uang.
“Itu
sungguh berharga.” Kata Ma Sung. Gi Bbeum binggung kenapa dianggap berharga
“Barusan
kau selamatkan temanmu, Dan aku menyelamatkan wanita pemberani yang menyelamatkan
temannya. Tak ada hal lain yang lebih berharga selain menyelamatkan sesama. Sebaiknya
donasikan uang untuk kebaikan. Itulah seharusnya uang dihabiskan, Sehingga
berharga.” Kata Ma Sung bangga. Gi Bbeum hanya diam saja menatap Ma Sung
“Kenapa?
Apa ini pertama kalinya melihat pria memberi donasi? Apa Kau menganggapku
keren?” kata Ma Sung mengejek. Gi Bbeum hanya meminta kalau nanti bertemu lagi
maka bisa membelikanya. Ma Sung memilih untuk pergi.
Ki Joon
datang dengan terburu-buru dan kaget melihat Ma Sung dengan Gi Bbeum jalan
bersama. Keduanya dengan cepat mengaku hanya kebetulan bertemu. Ki Joon ingin
tahu darimana. Ma Sung menyindir dengan Ki Joon yang bertanya setelah memutuskan hubungan.
“Aku
tidak bicara padamu.” Kata Ki Joon. Ma Sung mengaku kalau ia juga tak ingin
bicara dengan Ki Joon.
“Apa
kalian berantem?” tanya Gi Bbeum. Ma Sung mengaku tidak tapi Ki Joon mengaku
sedang berantem dengan sepupunya.
“Kenapa
kau kemari, Tn. Ki Joon?” tanya Gi Bbeum. Ki Joon mengatakan datang ke toko dan
mengetahui Gi Bbeum datang ke lokasi syuting.
“Apa
terjadi sesuatu?” tanya Ki Joon. Ma Sung berkomentar kalau Ki Joon selalu terlambat
satu langkah.
“Jangan
bicara padaku, Hyung... Ayo cepat pergi, Gi Bbeum.” Kata Ki Joon.
Gi Bbeum
dan Ma Sung ingin tahu kemana. Ki Joon mengatakan kalau Gi Bbeum sudah menerima
kontrak kerja mereka. Keduanya melonggo kaget.
Gi Bbeum
melihat surat kontrak yang sudah kena saus tapi tanda tangan atas nama dirinya.
Ia tak tahu kenapa kontrak itu ada di meja mereka dan apa yang terjadi. Ki Joon
melihat Penampakannya cukup mengejutkan
dan berpikir baru saja mendapatkan “pop art” di depanya.
“Tapi...
kenapa ini bisa disini Aku tak pernah mengirimkannya.” Kata Gi Bbeum binggung.
“Siapa
itu Joo Man Shik?” tanya CEO Jang. Gi Bbeum mengaku kalau itu nama ayahnya.
“Apa
artinya ayahku yang mengirimnya?” tanya Gi Bbeum kaget dan binggung.
“Katanya
berkas ini dikirim bersamaan dengan naskah yang dikirim Tn. Joo Man Shik ke
kantor lingkungan hidup. Dan seorang karyawan disana mengantar kemari karena
mengira ini penting.” Jelas CEO Jang.
Ki Joon
dengan bangga merasa mereka menyelamatkan mereka. CEO Jang ingin tahu alasan Gi
Bbeum menyetujuinya. Gi Bbeum mengaku malam kemarin cuma sedang bermain-main
dan mabuk, jadi lebih baik menganggap ini tak pernah terjadi
“Ya, benar...
kau juga tak menandatanganinya dalam keadaan sadar Mari anggap tak pernah
terjadi” kata CEO Jang setuju. Ki Joon langsung menolak dengan tegas.
“Kau
tidak bisa membatalkannya... Kalau dibatalkan, kau harus bayar biaya
terminasinya.” Ucap Ki Joon. Gi Bbeum kebingungan.
Ki Joon
pun melangkah pergi, CEO Jang pun dibuat binggung mengikuti Ki Joon. Gi Bbeum
menatap Ma Sung memohon agar membantunya. Tapi Ma Sung berpura-pura tak peduli
sambil mengangkat telp dari Sekretaris Yang kalau akan kesana sekarang karena
ada rapat. Gi Bbeum makin binggung karena keadaanya makin buruk.
Ma Sung
membahas proyek pusat pengobatan merupakan rehabilitasi untuk pasien penderita
demensia bisa dirawat secara gratis dan menghabiskan hari dengan melakukan yang
di inginkan mereka. Menurutnya karena
itu, kebutuhan akan obat-obatan menurun, mereka akan bisa hidup lebih lama.
Saat itu direktur mengangkat tangan.
“Biaya
Hogback sepenuhnya di danai oleh pemerintah. Bagaimana rencanamu mendanai pembangunan
pusat pengobatan ini. disaat butuh banyak dana? Jika kau ingin gunakan
teknologi hebat dan terkini dalam segala hal, keuntungan kita akan...” ucap
Direktur disela oleh Ma Sung.
“Direktur...
Aku ingin kau anggap ini menjadi keuntungan publik. Aku akan membuka pusat pengobatan
ini secara gratis.” Kata Ma Sung. Semua langsung kaget mengetahui kalau ini
Gratis.
“Apa kau
punya rencana untuk mengamankan dana?” tanya Direktur. Ma Sung mengaku tak ada.
“Segala
dana akan di donasikan.” Kata Ma Sung. Semua berkomentar itu tidak akan mudah
da ingin tahu Donasinya dari mana saja.
Selesai
rapat, Ma Sung bertemu dengan Nyonya Park tak percaya kalau tertarik pada pusat
pengobatan ini, Nyonya Park pikir Tentu saja tertarik selagi ini untuk
kebaikan.
“Apa kau
punya perincian bagaiman kau akan mengamankan pendanaan?” kata Direktur
“Aku akan
beritahu jika saatnya sudah tepat.” Ucap Ma Sung. Direktur ingin tahu kapan
itu.
“Ini
adalah proyek yang dijalankan oleh Gong Ma Sung sendiri jadi, percayakan
padanya. Aku menantikannya.” Kata Nyonya Park yakin. Ma Sung dengan wajah
bahagia mengucapkan Terima kasih.
Setelah
Nyonya Park pergi, Sek Yang bertanya apakah Ma Sung tak takut dengan Nyonya
Park. Ma Sung pikir tak ada alasan untuk takut. Sek Yang menjelaskan kalau Dari
raut wajah Nyonya Park sungguh tak bisa ditebak apa yang dipikirkannya.
“Apa kau
kira Ia menyembunyikan niat jahat?” kata Ma Sung. Sek Yang mengaku bukan
seperti itu maksudnya.
“Bibiku
membesarkanku sejak aku berusia 8 tahun. Setelah kedua orang tuaku meninggal. Dan
bibi tertuaku adalah orang yang sudah kuanggap orang tuaku sendiri. Ia mungkin
tampak dingin namun Ia tegas dan perhatian. Jadi Ia percaya padaku dan
mendukungku dalam segala hal yang kukerjakan.”kata Ma Sung yakin bibinya itu
orang baik.
Sek Yang
tiba-tiba memberikan sebuah USB, Ma Sung binggung apa aitu Sek Yang pikir Kalau
Ma SUng merasa depresi, sunyi dan kesepian maka isa menonton itu.
Ma Sung
kembali bertemu dengan Dokter Yoon di ruanganya. Dokter Yoon pikir Sepertinya
pengerjaan proyek pengobatan begitu buru-buru. Ma Sung merasa harus bergegas
sebelum kondisinya memburuk jadi akan mengalihkan RS Sunwoo pada Dokter Yoon.
“Aku cuma
akan mengotori nama baikmu saja, Dr. Gong Ma Sung. Kau tak alami lupa ingatan
secara mendada .atau kesulitan apapun, kan?” ucap Dokter Yoon memastikan.
“Syukurlah,
belu terjadi... Tapi...wanita yang selalu kuingat setiap hari. adalah wanita
yang kutemui tiga tahun lalu, Pada hari kecelakaanku.” Ungkap Ma Sung
“Jadi,
hubungan kalian berdua bukan sekedar biasa, kan?” ucap Dokter Yoon memastikan
“Apa
mungkin ada cara untukku mengingat yang terjadi saat itu? Kurasa aku sudah
melupakan sesuatu yang amat penting.” Tanya Ma Sung.
Ma Sung
kembali kerumah melihat gambar yang dibuatnya dan belum bisa mengingat apa arti
dari ingatanya. Lalu menatap USB yang diberikan Sek Yang agar menontonya saat depresi,
sunyi dan kesepian.
Gi Bbeum
memberitahu Nan Joo kalau sudah menyetujui kontrak. Nan Joo kaget mendengarnya,
Gi Bbeu menceritakan kalau Ayahnya secara tak sengaja mengirim berkas itu
bersamaan dengan naskahnya sehingga pekerja dari kantor lingkungan hidup
mengantar ke kantor agency.
“Bagaimana
bisa diantar kesana langsung tanpa menghubungiku?” keluh Gi Bbeum
“Aku juga
ingin tahu kenapa langsung diantar kesana tanpa menghubungimu. Ini adalah
kesempatan yang diberikan oleh nirwana, Gi Bbeum.” Ungkap Nan Jo bahagia
“Tidak,
ini seperti kerusakan, bencana dan malapetaka lain.” Ucap Gi Bbeum
“Semakin
besar rintangan, semakin besar kesempatan kau menjadi hebat. Jangan pikirkan
hal lain, kerja keras saja. Lalu Ngomong-ngomong, siapa pria yang
menyelamatkanmu tadi? Itu, pria tinggi dan ganteng.” Kata Nan Joo penasaran
“Pria
yang juga membantuku tiga tahun lalu.” Kata Gi Bbeum. Nan Joo kaget
mendengarnya.
“Apa
Maksudmu dokter dari RS Sunwoo itu yang mengabaikanya?” ucap Nan Joo tak
percaya
“Dia juga
pewaris Sunwoo Group.” Ucap Gi Bbeum. Nan Joo makin melonggo karena Ma Sung itu
Cheobol
“Kau
harus Putus dengannya sekarang juga.” Saran Nan Joo. Gi Bbeum pikir tak perlu
melakukanya karena merkea bahkan tak pacaran.
“Tapi,
kami selalu saja kebetulan bertemu.” Keluh Gi Bbeum kesal. Nan Joo meminta agar
Gi Bbeum Jangan kebetulan bertemu dengannya lagi.
“Joo Gi
Bbeum, yang punya jutaan anti-fans, bersama pria tajir?!!! Bagaimana kau akan mengatasinya?
Itu mustahil. Cinta sungguh tak membantu mengatasi segalanya di dunia.” Ungkap
Nan Joo tak bisa membayangkan nanti jadinya seperti apa.
“Itu
bukan cinta!” tegas Gi Bbeum marah. Nan Joo sampai kaget mendengarnya dan
tiba-tiba lampu didepan cafe padam.
“Aku
benar-benar punya firasat buruk mengenai hal ini.” Ucap Nan Joo ketakutan, tapi
Gi Bbeum hanya bisa diam saja.
Gi Bbeum
pulang kerumah melihat rumah berantakan, adik dan ayahnya seperti sedang
mencari sesuatu, lalu bertanya pada keduanya. Sa Rang mengatakan sedang mencari
foto ibu.
“Sepertinya
foto ibu tidak terbawa saat kita pindah Dan cuma ini yang ada.” Kata Tuan Joo
ikut panik. Gi Bbeum pun berpikir kalau tak sengaja meninggakan dirumah
lamanya.
Ma Sung
ingin tahu isi USB yang diberikan Sek Yang dan merasa kalau Firasatnya buruk,
lalu binggung ternyata isinya sebuah video. Ia tak percaya kalau wanita cantik
yang sedang menyanyi Joo Gi Bbeum.
“Ini...
Mustahil... Apa yang dilakukannya?”komentar Ma Sung tertawa mengejek, tapi setelah
itu malah membuat seperti terhipnotis dengan tatapan Gi Bbeum seperti
mengajaknya pergi.
“Dulu dia
lumayan juga” ucap Ma Sung tersenyum bahagia melihat wajah Gi Bbeum dulu
“Tapi
Bagaimana Ia tidak menghubungiku sama sekali?” keluh Ma Sung lalu melihat nama
yang menelpnya [Orang aneh yang bikin
kericuhan] Dan berkomentar tak percaya karena Gi Bbeum menelpon disaat yang
tepat.
Gi Bbeum
menelp dengan wajah panik dan kebingungan ingin tahu apakah melihat foto di
lemari. Ma Sung mencoba mengingat-ingat dan mengaku pernah melihatnya. Gi Bbeum
senang mendengarnya mengaku kalau Itu foto yang sangat penting.
“Bukankah
kau menyuruhku untuk membuang semuanya?” kata Ma Sung. Gi Bbeum menjerit karena
Ma Sung sudah membuangnya.
“Kenapa
kau teriak? Aku baru akan membuangnya” ucap Ma Sung mengoda. Gi Bbeum memohon
agar jangan dibuang, karena akan mengambil besok.
“Aku
tidak dengar apapun selain kata besok...” kata Ma Sung lalu berpura-pura kalau
sinyalnya tiba-tiba hilang, sambil mengatakan akan berangkat buang sampah. Gi
Bbeum pun panik bergegas keluar rumah tanpa berganti pakaian.
Gi Bbeum
sampai di rumah Ma Sung bergegas menekan bel rumah. Ma Sung melihat Gi Bbeum
dengan baju kebesaran dan juga sepatu yang berbeda tak percaya kalau datang
dengan pakaian yang lusuh. Gi Bbeum
mengaku kalau sedang terburu-buru datang ke rumah Ma Sung jadi tak sempat
berganti pakaian.
“Apa Kau memakai
sepatumu?” sindir Ma Sung, Gi Bbeum langsung melepaskan dan menaruh didepan
pintu.
“Apa Ia
sungguh wanita yang ada dalam video? Wah... Benar-benar berbeda.” Kata Ma Sung
tak percaya melihat Gi Bbeum
“Kau tak
membuang fotonya, kan?” kata Gi Bbeum panik. Ma Sung mengaku kalau baru saja.
Gi Bbeum menjerit karena Ma Sung yang sudah membuangnya.
“Dimana
kau membuangnya?” tanya Gi Bbeum, Ma Sung pikir tak bilang membuang fotonya.
“Jadi Dimana
kau taruh, kalau begitu?”tanya Gi Bbeum. Ma Sung melihat kaos kaki Gi Bbeum
yang bolong sambil menahan senyum menyuruh Gi Bbeum agar duduk lebih dulu.
“Berikan
fotonya dulu.” Kata Gi Bbeum tak ingin berlama-alam. Ma Sung pun menyuruh Gi
Bbeum pulang saja kalau memang tak mau duduk.
“Apa Ingin
minum sesuatu?”tanya Ma Sung membuka kulkasnya, Gi Bbeum menolak dan sadar
kalau kaos kakinya bolong lalu menutupi dengan kaki lainya.
“Apa kau
tak nyaman? Kau bisa kemari dan pilihlah” ucap Ma Sung. Gi Bbeum menolak.
“Disini
banyak pilihan minumannya, kemari dan pilihlah.” Kata Ma Sung seperti ingin
terus mengoda. Akhirnya Gi Bbeum memilih untuk minum air putih saja.
Ma Sung
datang memberikan sebotol air putih, Gi Bbeum langsung memakai dengan cepat dan
langsung duduk lebih jauh. Ma Sung heran dengan Gi Bbeum yang duduk berjauhan seakan
dirinya akan menyerang wanita saja.
“Kau
harus Duduk di dekatku.”kata Ma Sung. Gi Bbeum pikir lebih enak seperti itu.
“Oh ya,
aku mungkin saja sudah taruh di tong sampah.” Kata Ma Sung mengoda
“Apa? Kau
membuangnya?” teriak Gi Bbeum akhirnya berdiri dan terlihat ada lubang dikaos
kakinya. Ma Sung makin bahagia bisa mengoda Gi Bbeum.
“Lantainya
kotor jadi kau harus pakai ini.” Ucap Ma Sung membawakan sandal. Gi Bbem dengan
cepat memakainya. Ma Sung tak percaya kalau Gi Bbeum langsung dipakai rupanya.
“Aku
harus berpikir sejenak dimana kuletakkan foto itu. jadi bersih-bersihlah,
selagi aku berpikir. Karena kau mengerti dengan baik denah rumah ini.” Kata Ma
Sung,
Gi Bbeum
kaget mendengarnya, dan ingin tahu
alasan dirinya harus bersih-bersih. Ma Sung mengumpamakan kalau mengembalikan
uang hilang saja dapat imbalan dan Tak ada makan gratis belakangan ini, selain
itu Gi Bbeum yang tinggalkan barangnya selama 3 tahun penuh.
“Dasar Kau
tak punya kesadaran.” Keluh Ma Sung. Gi Bbeum heran dengan Ma Sung yang
memintanya bersih-bersih.
“Apa Kau
tak mau? Kalau begitu tak usah. Aku cenderung gampang membuang sesuatu jadi, aku
akan membuang sampah apapun yang kutemukan selagi bersih-bersih.” Ucap Ma Sung
“Jangan,
Biar aku saja yang melakukanya. Dimana
aku bisa mulai bersih-bersihnya?” kata Gi Bbeum langsung berdiri.
Gi Bbeum
memulai membersihkan dari kamar tidur dan mencoba mencari diatas rak buku. Ma
Sung melihat berpura-pura menawari minum, Gi Bbeum mengaku tak perlu. Ma Sung
memperingatkan kalau tak perlu memegang barangnya. Gi Bbeum menyangkal kalau
tak pernah melakukan itu.
Akhirnya
ia pindah ke bagian dapur, dan melihat semua piring masih tersusun rapih. Ma
Sung tiba-tiba sudah ada dibelakanganya dengan tatapan dingin.
Gi Bbeum
pergi membersihkan kamar mandi, dan sempat melihat bagian lemari handuk. Ia kaget karena Ma Sung tiba-tiba terihat di
cermin. Ma Sung pun mengeluh karena Gi
Bbeum seperti menggeledah barang miliknya.
Gi Bbeum
ingin masuk ke ruang kerja, Ma Sung langsung melarang untuk mengabaikan ruangan
ini. Gi Bbeum penasaran kenapa tak boleh, merasa Nanti Ma Sung berubah pikiran
untuk meminta agar membersihkanya. Ma Sung yakin tak akan berubah pikiran jadi
meminta Gi Bbum untuk tak masuk.
“Kenapa?
Sepertinya ruang kerja... Aku yang bersihkan.” Kata Gi Bbeum tetap akan masuk.
Ma Sung menahan pintu agar tak masuk.
“Wah,
ruang kerjamu benar-benar rapi sekali.” komenta Gi Bbeum lalu melihat sebuah
gambar. Ma Sung panik tak ingin diketahui Gi Bbeum menyuruh agar memotong
rumput. Gi Bbeum melonggo kaget.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar