Tuan Lee
menarik Geu Rim ke mobilnya karena akan berbaik hati dan menunjukkan tempat
persembunyiannya hari ini jadi memintanya untuk masuk. Geu Rim menolak karena berpikir hari ini
pulang sendiri saja. Tuan Lee tetap menyuruh Geu Rim masuk dan jangan banyak
bicara.
Geu Rim
akan masuk tapi saat itu juga Soo Ho datang langsung menutup pintu mobil. Tuan Lee kaget melihat Soo Ho dan langsung
menghampirinya, bertanya ada apa.
“Aku
harus bicara pada Penulis Geu Rim.” Ucap Soo Ho. Tuan Lee menyindir apa yang harus
dibicarakan Soo Ho.
“Kenapa
kau tak mau bicara padaku, padahal kau DJ kami?” kata Tuan Lee
“Aku
hanya mau bicara dengannya.” Ucap Soo Ho. Geu Rim mengalah akanakan bicara
denga Soo Ho. Tuan Lee malah
memperingatkan agar Geu Rim Jangan ikut
campur. Geu Rim akhirnya meminta Soo Ho untuk bicara
“Aku akan
siaran seperti isi kontrak kita dan aku akan melakukannya lagi. Apa aku harus
terus mengikuti kemauan kalian? Aku akan melakukannya dengan caraku, jika
kalian seperti ini lagi kalian kehilangan kepercayaanku sebagai partner
bisnis.” Kata Soo Ho menatap sinis pada Tuan Lee.
“Maaf,
Soo Ho.. “kata Geu Rim ingin mendekat tapi Tuan Lee malah mendorong Geu Rim
untuk pulang saja. Geu Rim tak bisa mengimbangi tubuhnya akhirnya terjatuh.
Keduanya
melihat Geu Rim jatuh langsung mengulurkan tangan untuk membantu. Tapi Geu Rim
yang kesal memilih untuk pergi saja karena melihat keduanya yang terus adu
mulut dan meminta agar segera menyelesaikan masalah mereka.
“Sialan
itu... Kapan aku bisa hidup tenang? Yang harusnya marah itu aku.” Keluh Geu Rim
berjalan pergi sambil mengomel.
Soo Ho
dan Tuan Lee masih berdiri di parkiran, beberapa orang dari kejauhan menyadari
kehadiran Soo Ho dan mengambil gambar dengan ponselnya. Soo Ho merasa tak menyaman mengajak tuan Lee
untuk bicara di tempat lain.
“Kau
selalu takut kalau orang memperhatikanmu. Dimana lagi kau bisa menyumpahiku?
Apa Kau mau kita ke rumahku atau ke Myeongdong? Apa ke Hongdae?” ucap Tuan Lee
mengejek
“Ke
rumahku saja... Kau Ikuti mobilku.” Kata Soo Ho dengan nada angkuh lalu masuk
ke dalam mobil.
Soo Ho
mengemudikan mobilnya lebih dulu dan Tuan Lee pun mengikutinya, tapi karena tak
mau seperti diatur Ia melajukan mobilnya lebih dulu. Soo H tak mau malah begitu
saja, mulai mengijak gas dan menyalip agar Tuan Lee tak berada didepanya.
Keduanya
saling mengemudi dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya berhenti di lampu
merah. Tuan Lee menatap sinis pada Soo Ho yang berada disamping mobilnya,
begitu juga Soo Ho seperti musuh bebuyutan.
Geu Rim
menghangatkan sup di kompor sambil melamun saat itu ibunya bertanya Jadi, kapan
jadwal siaran radio anaknya. Geu Rim tersadar dari lamunanya menjawab Tiga hari
lagi lalu menceritakan kalau Pihak Soo Ho tidak pakai naskah yang ditulis.
“Jadi
Jangan kaget saat mendengarnya” cerita Geu Rim tak ingin membuta ibunya kecewa
“Pembukaannya
bagus sekali... Kau ada masalah kan ?” ucap Ibu Geu Rim seperti biasa
merasakan. Geu Rim hanya bisa diam saja.
“Kau
sudah janji takkan melakukan hal seperti itu. Kau sudah Janji kalau takkan
berpura-pura semuanya baik-baik saja...
Ibu ini bisa lihat semuanya.” Kata Ibu Geu Rim yang memang buta tapi bisa
merasakan.
“Sebenarnya...,naskah
yang kutulis tak digunakan sama sekali.” Akui Geu Rim. Ibunya pikir tak ada
masalah dengan hal seperti itu.
“Saat kau
bertumbuh dewasa, maka kau harus merasakan rasa perihnya sakit. Saat menjadi
Dewasa bukan hanya harus menerima pujian saja.” Nasehat ibu Geu Rim. Geu Rim
pikir itu benar.
“Tapi,
Ibu... aku ingin membunuh Ji Soo Ho dan Lee Kang... Mereka berdua membuatku
gila... Takkan terjadi apa-apa dengan mereka, 'kan?” ucap Geu Rim memikirkan
nasib dua pria yang ditinggalkan olehnya.
Tuan Lee
akhirnya masuk ke rumah Soo Ho dan duduk dengan santai disofa sambil membahas
tentan siaran hari ini yang menurutnya membosankan dan merasa kalau Soo Ho
berpikir itu menyenangkan. Soo Ho balik menyindri Tuan Lee kalau hanya
melakukan siaranuntuk senang-senang.
“Apa kita
melakukan siaran radio visual atau apa?” kata Soo Ho
“Kita tak
ada rencana mau radio visual. Apa Kau tak yakin dengan cuma suara saja?” ejek
Tuan Lee.
Seung Goo
berjalan dengan Ra Hee tak percaya kalau Soo Ho hanya Menang karena suara
menurutnya radio visual lebih menarik dan juga Tim Tuan Lee tidak disponsori.
Ra Hee hanya terdiam dan Seung Goo masih mengoceh tentang "Nilai-Nilai
Radio" karena menurutnya Itu cara berpikir kuno.
“Selalu
saja orang yang bodoh yang bertingkah seperti orang tak pernah bersekolah.”
Keluh Ra Hee lalu menanyaan Bintang tamunya bagaimana. Seung Goo memilih kabur.
Ra Hee mengejarnya ingin tahu Siapa bintang tamunya
Soo Ho
meminta daftar bintang tamunya, karena butuh waktu untuk meninjau kembali
daftarnya dengan timnya. Tuan Lee pikir mereka takkan mengundang siapapun untuk
siaran Karena sudah punya bintang bernama Ji Soo Ho.
“Jangan
suka mengada-ada dan spontan. Kirimkan aku proposalnya...” ucap Soo Ho. Tuan
Lee mengeluh Proposal apa yang diminta.
“Dengar,
Ji Soo Ho.. Radio itu laykanya kamera kamera... Mengada-ada. Spontan...Apa itu
yang kalian bicarakan dalam timmu? Aku ingin dengar pendapatmu sendiri.” Jelas
Tuan Lee.
Seung Goo
duduk bersama dengan Ra Hee meminta agar memikirkan sebelum bicara menurutnya apakah semuanya akan berhasil karena JH
Entertainment dan memikirkan apkaha Ra Hee akan memenuhi permintaan mereka
setelah mendapatkan sponsor.
“Apa kau
sudah lupa bagaimana kita memohon agar bisa dapat sponsor? Kau bahkan tak bisa
menyutradarai siaran.” Keluh Ra Hee. Seung Goo tak ingin membahasnya.
“Mana
daftar tamunya... Berikan padaku!”ucap Ra Hee kesal. Seung Goo memilih untuk
pergi.
Tuan Lee
berkomentar Penulis Tim Soo Ho benar-benar kacau balau dan ingin tahu kenapa
hanya menolak punya Geu Rim. Soo Ho mengeluh Tuan Lee yang mulai bicara
informal padanya. Tuan Lee pikir kalau memang Soo Ho tak suka maka bisa balas
bicara informal juga padanya.
“Tapi,
aku menghapusnya... Rekaman pertama. Kalau kemauanmu terus-terusan dituruti...,
maka aku punya hak dan akan terus menghapusnya. Karena itu tugasku, 'kan?”
tegas Tuan Lee lalu merasakan haus dan mengeluarkan Soju dari tasnya dan
menawarkan pada Soo Ho seperti menahan amarahnya.
Geu Rim
gelisah dalam kamar tak bisa menghubungi Tuan Lee, lalu menuliskan pesan pada
temanya karena takut sekali dan Tuan Lee yang pergi bersama Ji Soo Ho. Moon
Soo mengirimkan sebuah video agar Geu
Rim bisa melihatnya.
Flash
Back
Seorang
penyiar terlihat marah membanting earphone dalam ruangan dan Tuan Lee akhirnya
masuk ke ruangan dan beberapa saat kemudian sudah mengikat tangan dan mulut
penyiar dengan sengaja memaikan kakinya. Si penyiar panik meminta maaf dan
berteriak agar meminta hubungi polisi!
“Apa Kau
mau buang headphonemu lagi? Aku akan membunuhmu.” Ucap Tuan Lee. Si penyiar pun
meminta maaf.
“DJ-nya
lantas terserang panic disorder setelah itu. Dan Dia langsung berhenti saat itu
juga.” Tulis Mon Soon lalu meminta agar melihat video lain juga kalau itu cara mencari
DJ pada
saat itu. Geu Rim menatap tak percaya melihat kegilaan PDnya.
Flash Back
Tuan Lee
berjalan kedepan mobil dan langsung membaringkan tubuhnya di jalan. Ia menyuruh penyiarnya untuk menabraknya saja
kalau tak mau siaran radio lagi. Si pria berteriak menyuruh Tuan Lee agar
Minggir.
“Kita
bisa bekerjasama, atau kau tabrak saja aku.” Teriak Tuan Lee
Geu Rim
makin khawatir merasa tak mungkin Tuan Lee melakukan itu, bahkan takkan ada apapun
yang terjadi.
Soo Ho
masih tetap diam, Tuan Lee memotong apel dan kembali menawarkan pada Soo Ho
tapi tak tanggapinya. Akhirnya Tuan Lee makan sendiri mengetahui kalau Soo Ho
tak mengancam untuk berhenti siaran. Soo Ho mengaku bukan tipe orang yang berhenti
atau keluar begitu saja. Tuan Lee mengaku kalau seperti itu juga
“Aku tak
pernah kalah sekalipun dalam hidupku.” Ucap Soo Ho. Tuan Lee mengaku juga
seperti itu.
“Tapi,
aku tak bisa bekerja denganmu. Jadi Aku atau kau yang harus berhenti. Ada
banyak PD lainnya. Jadi Untuk apa aku bekerja dengan seseorang yang
mengancamku?” kata Tuan Lee. Soo Ho pikir itu benar.
“Kontrakmu
dengan Geu Rim benar-benar tak masuk akal.” Komentar Tuan Lee.
“Kontrak
itu didasarkankan kepercayaan bersama. Dokumen yang berisi kesepakatan. Apa Kau
tak tahu?” sindir Soo Ho
“Kalau
begitu..., kau selalu mengikuti apa yang kau inginkan, 'kan? Kau pikir
kepercayaan bersama itu yang penting.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho membenarkan.
“Apa Kau
mau bohong lagi dan bilang tak bisa minum?” ucap Tuan Lee memberikan gelas
sojunya sambil mengejek karena itu pasti membosankan.
Ra Hee
keluar dari gedung merasa kalau Seumur hidupnya tak pernah kalah dan akan
melakukan apapun dengan kuasa yang dimilikinya serta mengalahkan Song Geu Rim. Seung Goo pikir Ra
Hee tak sendiri karena mereka akan melakukannya
bersama-sama. Ra Hee seperti tak peduli memilih untuk pergi.
Tuan Lee
dan Soo Ho mulai mabuk, Tuan Lee memberitahu kalau ada banyak DJ yang keluar
karena dirinya. Soo Ho tak mau kalau kalau ada banyak juga PD yang berhenti
karenanya. Tuan Lee berkomentar TimSoo Ho sangatlah kacau.
“Mereka
tak tahu apapun soal radio” ucap Tuan Lee sambil memakan apelnya.
“Proposalmu
juga kacau. Aku tak tahu banyak mengenai radio..., tapi aku bisa tahu kalau
proposalmu itu sangat buruk.” Ejek Soo Ho
“Jika
proposal kami selanjutnya juga tak memenuhi kriteria..., maka aku akan
berhenti.” Kata Tuan Lee
“Semoga
saja kau serius bilang begitu.”balas Soo Ho. Tuan Lee menegaskan kalau tak
pernah kalah sekali pun.
“Dan apa kau
pikir aku pernah kalah?” tegas Soo Ho kembali meminum Soju. Tuan Lee menegaskan
namanya Lee Kang. Soo Ho pun juga dengan bangga menyebut namanya Ji Soo Ho.
Keduanya
tertawa bersama lalu kembali sinis, akhirnya meminum habis-habisan Soju sampai
sangat sangat mabuk.
Esok
harinya
Geu Rim
menceritakan tak bisa menghubungi Lee Gang PD dari kemarin dan bertanya apakah
keduanya sempat mendengar kabarnya. Hoon Jung
pikir Tuan Lee pasti lagi duduk di pojokkan dan berkata,
"Namaste." Geu Rim tak banyak bicara melihat email yang masuk
pada Ji Soo Ho's Radio Romance.
Ia
menemukan sebuah email dengan Subject [Kelulusan terakhir] “Halo, aku guru di
SD Dongil Kota Inje. Ini Hanya sisa beberapa hari lagi sebelum upacara
kelulusan. Itulah sebabnya aku menulis disini.”
“Bagaimana
dengan pesan kelulusan? Bisakah kita jadikan sebuah segmen?” tanya Geu Rim pada
Hoon Jung.
“Kenapa
kau niat sekali kerjanya? Tak peduli apa yang kita lakukan... staffnya Ji Soo
Ho pasti akan menolaknya. Tak usah
banting tulang kerja keras.” Ucap Hoon Jung
“Aku
senang mereka punya tim perencanaan. Jadi Kita jadi tak terlalu berat kerjanya.” Komentar pegawai wanita.
Saat itu
Tuan Lee yang mendengar didepan pintu langsung masuk dan mulai mengomel. Hong
Jung dan pegawai wanita ketakutan, Tuan
Lee mnegulang perkataan Hoon Jung "Tak peduli apa yang kita lakukan
staffnya Ji Soo Ho pasti akan menolaknya"
Hoon Jung hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Tulislah
pembukaan, bridge, dan closingnya dalam waktu satu jam.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim
kaget karena diminta melakukanya dalam Satu jam
“Kenapa?
Jangan bilang kau tak bisa.” Ucap Tuan Lee menyindir. Geu Rim pun
menyanggupinya.
“Dan
Kau.. Tutup mulutmu dan buatlah daftar lagu baru.” Kata Tuan Lee pada Hoon
Jung. Hoon Jung menganguk mengerti mengaku kalau sudah menutup mulutnya.
“Penulusuranmu
hanyalah sampah jadi Makanya tulisanmu payah sekali. Apa kau menyarankan
postingan kartu pos? Kerjalah yang benar!” kata Tuan Lee pada pegawai wanita
yang terakhir di pilihnya.
“Takkan
ada yang pulang hari ini. Jika kalian menghasilkan hasil yang akan ditolak oleh
Ji Soo Ho..., maka kubunuh kalian semua.” Ucap Tuan Lee pada tiga pegawainya.
Hoon Jung
dkk makan snack di kantin. Hoon Jung merasa kepribadian Tuan Lee berubah
setelah libur panjangnya dan Semuanya hanya bohongan, Geu Rim pikir bahkan Kegilaannya
kumat lagi dan Kepribadian baiknya hanya bertahan sebulan saja.
“Aku
ingin berhenti.. Ini Terlalu berat bagiku.” Ucap Pegawai wanita ketakutan.
“Jangan
begitu... Setelah 3 minggu, nanti jadi 3 bulan.. Kalau kau bisa bertahan selama
3 bulan, maka jadi 3 tahun.” Ucap Geu Rim menyakinkan lalu mengeluh sendiri dan
ingin tahu Apa yang terjadi pada Soo Ho kemarin.
Soo Ho
terbangun dari tidurnya karena bunyi bel lalu melihat Manager Kim yang datang
lalu membukanya. Tapi Manager Kim datang dengan ibu tirinya. Nyonya Nam
membahas Siaran radio pertama Soo Ho akan tayang hari ini dan ingin tahu hasil
rekamannya lalu dikagetkan dengan banyak botol soju diatas meja.
“Ji Soo
Ho... Sejauh apa kau akan terus berubah?” ucap Nyonya Nam sinis
“Memangnya
minum itu berdampak besar sekali? Dan Kenapa Ibu kemari?” balas Soo Ho sinis
“Kau yang
memaksa diri untuk melakukannya. Jadi Ibu kemari untuk memberitahukan hal itu. Kalau
kau mau melakukannya, maka lakukanlah dengan baik. Apa Kau bisa melakukannya?”
ucap Nyonya Nam
“Tentu
saja.. Jadi Silahkan pergi. Aku juga harus pergi ke sebuah acara.” Kata Soo Ho
dingin lalu masuk kamar.
“Silahkan
antar dia dan Apa kau sudah bicara dengan Pak Kepala mengenai Jin Tae Ri?” ucap
Nyonya Nam pada Manager Kim
“Ya,
sudah. Dia bilang sudah paham.” Ucap Manager Kim seperti akan melakukan
sesuatu.
Ra Hee
memanggil Jay si penyiar memperlihatkan semua artikel mengenai mereka dengan
judul "Transformasi idol Jay menjadi seorang DJ radio." Lalu memuji
penyiarnya yang terlihat bagus karena baru mengecat rambutnya. Seung Goo
melihat tingkah Ra Hee hanya bisa menghela nafas.
Direktur
Kang masuk ruang dengan Tae Ri meminta agar mereka berkumpul. Semua pun menyapa
Direktur Kang dengan ramah. Direktur Kang memperkenalkan Ra Hee pada Tae Ri
sebagai penulis dan Seung Goo sebagai PD-nya serta Jay sebagai DJ-nya. Ra Hee
bertanya siapa Tae Ri.
“Dia Bintang
tamu kita.” Ucap Direktur Park, semua kaget kalau Tae Ri akan menjadi bintang
tamu. Direktur Park meminta Tae Ri agar mengucapkan salam
“Hai. Aku
Jin Tae Ri. Anda tahu aku, 'kan?” ucap Tae Ri dengan gaya angkuhnya.
“Kenapa
kita mengundang seorang pecundang?” keluh Ra Hee dengan suara bisik.
“Hei,
Ahjumma... Aku ada disini dan dengar semuanya.” Keluh Tae Ri. Ra Hee akhirnya
menarik Direktur Kang ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi.
“CEO JH
sendiri yang menyuruhku dan JH-lah alasan kita bisa memulai semuanya. Jadi Kita
terpaksa melakukannya.” Ucap Direktur Kang. Ra Hee pikir kalau Tae Ri terlihat
keras kepala.
Akhirnya
Ra Hee mencoba untuk ramah menyapa Tae Ri,
dengan memperkenalkan namanya. Tae Ri mengaku kalau ingin bergabung di
siaran Ji Soo Ho dan bertanya-tanya Apa Ahjumma ini kerjanya bagus. Ra Her
kesal di panggil Ahjumma oleh Tae Ri. Seung Goo menahan tawa mengaku kalau
"Ahjumma" didepanya itu lumayan.
Tae Ri
mengajak Jay berbicara di luar ruangan bertanya apakah tak mengenalnya, dengan
memberitahu kalau pernah menang penghargaan aktor cilik terbaik tahun '98. Jay
mengaku kalau lahir tahun 1999.
“Sepertinya
banyak yang harus kuajarkan padamu. Coba Lihat...” ucap Tae Ri lalu mengajak
Jay selfie semaunya. Jay terlihat hanya menatap binggung ke Kamera.
Tae Ri
pun menuliskan caption “Selfie bersama Jay.. Wah.. Wajahku lebih tirus... Semuanya,
aku mau siaran radio.” Saat itu Geu Rim kelur ruangan berbicara di telp, Tae Ri
pun menatapnya seperti mengenalinya.
Geu Rim
menelp guru dari Dongchon yang mengunggah
sebuah cerita di website dengan meminta izin agar bisa mewawancarainya. Sang
guru mengatakan sedang mempersiapkan upacara kelulusan, jadi meminta agar bisa
bicara nanti. Geu Rim pun setuju kalau akan menghubunginya.
Saat itu
Geu Rim melihat sosok Tae Ri seperti terkejut dan langsung menghampirinya
dengan penuh semangat. Tae Ri sempat
menatap sinis. Tapi Geu Rim tahu kalau Tae Ri aktris cilik drama "Love is
An Emergency Landing". Tae Ri berubah senang karena ada orang yang
mengenalinya lalu bertanya Siapa Geu Rim.
“Kau
memenangkan penghargaan di tahun '98. Benar, 'kan? Aku sudah lama tak
melihatmu. Senang sekali bertemu denganmu disini. Apa Boleh kita foto?” ucap
Geu Rim seperti menyukai Tae Ri. Tae Ri pun memperbolehkanya. Keduanya foto selfie bersama.
“Aku
penggemarmu sejak kau masih jadi aktris cilik. Saat kau menangis, aku juga ikut
menangis..., meskipun aku tak punya TV dan tak banyak menonton TV.” Cerita Geu
Rim.
“Apa Kau
mau tandatanganku? Apa Nomor ponselku, mau juga?” ucap Tae Ri. Geu Rim tak
percaya kalau Tae Ri akan memberikan semuanya
Tapi saat
itu ada telp dari Tuan Lee kalau Ji Soo Ho sudah sampa jadi akan segera menjemputnya.
Geu Rim pun pamit pergi pada Tae Ri, sementara Tae Ri mendengar Ji Soo Ho
seperti memikirkan sesuatu.
Soo Ho
dan Tuan Lee bertemu didepan ruang siaran, keduanya saling berjalan tangan dan
saling menatap. Keduanya seperti mengingat kejadian semalam saat minum bersama.
Flash Back
“Jika
siaranku tidak sukses, maka aku akan berhenti.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho pun berharap
kalau yang dikatakan Tuan Lee itu serius.
“Aku tak
pernah kalah sekali pun.” Gumam Tuan Lee meremas tangan Soo Ho. Soo Ho dengan
tatapan matanya menegaskan kalau dirinya juga tak pernah kalah.
“Kenapa
kalian masih diluar? 10 menit lagi mulai.” Ucap Geu Rim melihat keduanya lalu
mendorong untuk pergi.
Ketiganya
berjalan di lorong, Geu Rim menahan Soo Ho
karena ingin membahas meengenai siaran hari ini. Saat itu Tuan Lee
menatap Geu Rim memperingatkan kalau akan membunuhnya. Akhirnya Geu Rim hanya
berkata “Semoga berhasil.” Dan mengajaknya segera masuk ruang siaran.
Soo Ho
sudah ada di ruang siaran, Geu Rim memberikan naskah yang sudah dibuat merasa
yakin kalau Soo Ho melakukannya sesuai
dengan persiapan, semuanya pasti akan berjalan lancar dan memberikan semangat.
Lagu
selesai di putar, Tuan Lee memberikan kode agar Soo Ho mulai bicara. Soo Ho pun
dengan santai berbicara
“Request dari 0827. "Pacarku selalu menyuruhku untuk bepergian jauh tapi
aku tak tahu bagaimana caranya meminta izin pada orang tuaku.Ayahku sangat
disiplin dan takkan membiarkanku pergi semalaman."
“Hallo,
0827... Kami akan menghubungi Anda dalam 10 detik. Orang yang menulisnya sedang
menunggu. Jadi kami akan menghubunginya setelah lagu selesai.” Ucap Soo Ho dan
lagu pun mulai diputar.
Setelah
lagu di putar Soo Ho menerima telp dari 0827. Sorang wanita mengaku bernama Kim
Byul dari Busan. Soo Ho mengucapkanTerima kasih atas postingan mengetahui pasti
pasti bingung memilih antara pacar atau ayahnya. Kim Byul pun bertanya apa yang
harus dilakukanya.
“Pacarku
akan memutuskanku kalau aku tak pergi.” Cerita Kim Byul
“Ya,
komunikasi itu penting dalam setiap hubungan, karena Anda juga sudah dewasa jadi
bagaimana dengan mendiskusikannya dengan Ayah Anda?” saran Soo Ho, saat itu
terdengar suara dari ayah Kim Byul.
“Sialan.
Siapa kau? Kenapa kau terus menghubungiku puteriku?” teriak Tuan Kim marah.
Manager Kim yang mendengarnya berpikir kalau mereka lebih baik mematikan saja.
Tapi Tuan Lee seperti membiarkan ingin tahu reaksi Soo Ho.
“Kenapa
kau menelepon seorang remaja puteri dan menggodanya?” teriak Tuan Kim. Soo Ho
kebingungan, Geu Rim akhirnya mengirimkan pesan dari komputernya.
Soo Ho
membaca tulisan Geu Rim “Tenanglah. Jelaskan kalau ini dari siaran radio.” Lalu
memberitahu kalau ia seorang DJ. Tuan Kim malah makin mara karena Soo Ho
memanggilnya “ayah” dan mengacam kalau sampai menghubungi anaknya lagi.
Di
ruangan lain, Ra Hee dan Seung Goo mendengar siaran Soo Ho seperti tak percaya
dan tersenyum bahagia. Tuan Lee mendengar siaran Soo Ho pun tertawa bahagia.
Semua yang mendengarkan siaran dari salon, lab terlihat kebingungan. Ibu Geu
Rim pun tertawa mendengar siaran anaknya.
“Tuan
PD.. Kenapa kita tak matikan saja? Kita harus mengulangnya lagi.... Matikan
saja dan ulang lagi.” Ucap Soo Ho sengaja bicara pada Tuan Lee. Direktur Park
yang mendengarnya panik, begitu Nyonya Nam yang ada didalam mobil.
Geu Rim
menuliskan pesan kembali “Kita ini siaran langsung, jadi Tenang saja dan ikuti
naskahnya.” Soo Ho kaget dan akhirnya memutuksan untuk memutar musik lebih
dulu. Setelah itu melonggo dari pintu
bertanya apa sebenarnya itu tadi.
Tuan Lee
menyuruh Soo Ho duduk saja karena Lagu ini tak panjang. Hoon Jung pun meminta
Soo Ho agar Lanjutkan siaran langsungnya. Soo H masuk ruangan berusaha untuk
tenang tapi seperti pandangan mulai kabur.
Setelah
lagu selesai, Soo Ho hanya diam saja. Geu Rim meminta agar Soo Ho bisa
mengatakan sesuatu. Ra Hee tak percaya mendengarnya lalu mulai menghitung
berpikir kalau lewat dari tujuh detik, maka kecelakaan siaran bisa terjadi.
Tepat di detik ke 6, Tuan Lee langsung memutar musik kembali.
Direktur
Park masuk ruangan dan langsung berteriak dan menunjuk pda Geu Rim untuk keluar
bersamanya. Tuan Lee seperti tak peduli meminta agar mereka Tutup pintunya.
Beberapa
orang mulai melihat artikel [Apa Ji Soo Ho Tak Sadar Dia Sedang Siaran
Langsung?] Soo Ho keluar dari ruangan sangat marah dengan kejadian tadi karena
sudah mengatakan tak ada siaran langsung dan sudah lupa dengan hal itu.
“Aku
hanya mengikuti kontrak.” Ucap Tuan Lee memperlihatkan surat kontrak kalau
Soo Ho yang setuju melakukan siara
langsung.
“Apa Kau
tak ingat kemarin malam?” kata Tuan Lee melihat wajah Soo Ho kaget.
Direktur
Kang berbicara dengan Geu Rim kaget karena mereka melakukan siaran langsung
tanpa sepengetahuan Soo Ho, padahal sebelumnya merkea sudah mendiskusikannya
jadi harus membicarakannya.
“Apa ini
yang dinamakan "kediktatoran"?” kata Direktu Kang marah. Geu Rim
hanya bisa meminta maaf.
“Baik... Aku
yakin ini bukan salahmu. Si Gang Gila itu yang melakukannya, 'kan? Lalu Akankah
Ji Soo Ho memaafkanmu?” ucap Direktur Kang mulai panik.
Soo Ho
memperlihatkan video yang direkamnya saat Soo Ho memberikan persetujuan kalau
menyetujui untuk siaran langsung dan terlihat mabuk. Tuan Lee pikir Soo Ho yang tak mau kasih tahu
strategi yang digunakan maka ia juga melakukan hal yang sama, menurtnya Mata
ganti mata.
“Apa Kau pikir
ini masuk akal?” ucap Soo Ho marah
"Kontrak
berdasarkan kepercayaan bersama. Dokumen yang menyatakan persetujuan."
Ucap Tuan Lee. Soo Ho terdiam karena ucapan itu sama yang dikatakan sebelumnya.
“Apa Kau
tak tahu? Ayo lakukan yang terbaik sesuai dengan kontrak yang berlaku. DJ...,
aku akan memperingatkanmu. Jika kau ikut campur dalam siaranku..., maka aku tak
segan untuk membunuhmu.” Ucap Tuan Lee
“PD-nim,
aku juga akan memperingatimu. Jika sampai kau menghancurkan karirku karena kau
keras kepala..., maka akulah yang akan membunuhmu.” Balas Soo Ho.
Manager
Kim melihat Soo Ho pergi lebih dulu mengajak Tuan Lee untuk bicara. Keduanya bicara di luar ruangan, Manager Kim
pikir kalau Tuan Lee sengaja mempermalukan Soo Ho. Tuan Lee pikir kalau
ini hal yang mereka sepakati.
“Kau
bilang Sepakati?” ucap Manager Kim tak terima. Tuan Lee menganguk.
“Sepertinya
kau harus menemukan kesepakatan baru. Apa aku harus membuang ponsel ini atau
videonya saja?” kata Manager Kim mengambil ponsel dari Tuan Lee.
“Aku yang
akan menghapusnya.” Kata Tuan Lee lalu dengan cepat menghapusnya. Manager Kim
pun beranjak pergi.
“Lagipula
aku bisa memulihkan datanya nanti” ucap Tuan Lee santai lalu masuk kembali ke
ruanganya.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Lagu yang di putar tuan Lee di detik ke-6/? itu, judulnya apa ya? Ada yang tau? Kayaknya aku pernah dengar tapi lupa -_,-
BalasHapus