PS : All images credit and content copyright : KBS
Jason dan
Hoon Jung ikut gabung bersama Tuan Lee, Soo Ho dan Geu Rim minum bersama. Tuan
Lee menyuruh keduanya Berhenti makan karena makanannya enak dan mengajak mereka
minum. Semua memulai menghitung dan Soo Ho yang tak mengerti hanya diam saja,
akhirnya Jason dkk tertawa menyuruh Soo Ho minum sebagai hukuman.
“Kau
kalah... Kau bisanya apa? Main permainan begini saja tidak bisa.” Ejek Jason
lalu kembali bermain. Tapi Soo Ho kalah juga.
“Jangan
repot-repot main seperti itu Apa gunanya? Permainan ini untuk membuat Soo Ho
minum. “ kata Tuan Lee mengejek
“Apa Kau
baik-baik saja? Kau tidak bisa banyak minum.” Ucap Geu Rim khawatir. Tuan Lee
pikir Geu Rim tak perlu ikut main saja. Soo Ho seperti diejek. Jason
bertanya-tany berpikir kalau Soo Ho lemah.
“Dia
lemah. Berikan itu padaku. Aku akan minum itu untukmu.” Ejek Tuan Lee. Soo Ho
mengaku tidak lemah dan kembali meminum gelas sojunya.
“Permainan
kesukaan Ji Soo Ho saat mabuk.” Ucap Tuan Lee. Jason pikir Soo Ho tidak
mengetahuinya.
Mereka
main “3, 6, 9. 3, 6, 9.” Dimana setiap angka 3 dan 9 harus bertepuk tangan. Soo
Ho masih benar di putaran pertama tapi putaran berikutnya, Soo Ho kembali kalah
dan harus minum. Tuan Lee mengajak
mereka main geografi dengan membuat tangan seperti gunung.
Tuan Lee
menyebut Gunung Everest. Geu Rim menyebut Gunung Fuji. Soo Ho terlihat
binggung, Geu Rim pikir Soo Ho bisa
menjawab Pegunungan Rocky. Akhirnya Soo Ho kembali minum dan minum dan akhirnya
jatuh pingsan karena terlalu banyak minum.
Seung Hoo
memberitahu kalau Song Geu Rim itu imut, bahkan selalu berkeliaran, dan
tersenyum pada apapun yang dikatakan,serta sabar. Ra He berkomentar kalau Geu
Rim yang tidak bisa menulis. Seung Hoo mengeluh dengan Ra Hee merasa kalau tak
mengetahuinya.
“Kau
bahkan tidak pernah melihat karyanya.” Ucap Seung Hoo membela
“Hei..
Kenapa nada suaramu berubah? Jadi Kau berpihak pada siapa?” kata Ra Hee kesa
“Bagi stasiun
radio, dia adalah seorang penulis yang tidak bisa menulis. Pasti Ahjumma ada hubungannya dengan itu.”
Kata Tae Ri
“Tapi dia
berbakat untuk merayu orang. Sejujurnya, aku menyukainya sebagai penulisku.”
Kata Seung Goo memuji. Ra He mulai marah mendengarnya.
“Itu
benar. Seorang penulis harus melihat orang dengan hangat. Tidak sepertimu.”
Kata Seung Goo. Ra Hee langsung memberikan pukulanya.
“Bagaimana
dia bisa merekrut Soo Ho untuk menjadi DJ radio?” tanya Tae Ri penasaran
“Aku
yakin ada semacam kontrak. Soo Ho benar-benar Oppa nya Geu Rim, dan Lee Kang benar-benar
seperti ayahnya.” Kata Ra Hee. Seung Goo melonggokan kepalanya.
“Lalu
haruskah aku menjadi paman nya Geu Rim?” kata Seung Hoo. Ra Hee memberikan
pukulanya.
“Dia
ternyata begitu orangnya. Soo Ho bahkan
tidak bisa minum, tapi dia benci kekalahan.” Komentar Geu Rim
“Haruskah
aku mengatakan ini imut atau semacamnya? Dia tidak bisa memainkan permainan
minum dengan benar. Keterampilan sosial sangat kurang.” Komentar Tuan Lee
“Tetap
saja, dia adalah aktor terkenal. Mungkin sebaiknya kita melindunginya.” Ucap
Geu Rim khawatir
“Kita
sudah cukup sibuk menyelamatkan radio. Mengapa kita harus melindunginya?” kata
Tuan Lee enggan.
“Tetap
saja, dia adalah DJ kita.” Kata Geu Rim. Tuan Lee pikir Banyak orang yang akan
melindunginya, jadi...”
Geu Rim
ingin tahu kelanjutanya, Tuan Lee tak ingin membahasnya. Geu Rim akhirnya
mencoba untuk membangunkan Soo Ho yang tertidur. Tuan Lee menatap Geu Rim yang
perhatian seperti tak percaya.
Jason
bertemu dengan Nyonya Nam di galeri mengaku kalau rasanya mendebarkan sekali
bertemu dengan sendirian. Nyonya Nam pindah ke rumah Soo Ho jadi seharusnya
menunjukkan hasilnya. Jason tahu pergi ke sekolah karena JH mensponsorinya.
“Apa
menurut Anda Soo Ho tidak tahu?” ucap Jason. Nyonya Nam tak ingin berlama-lama
hanya ingin tahu inti pembicaraannya.
“Aku
belajar aspek psikologi selama bertahun-tahun, jika ada seseorang yang tidak
bisa berhasil membujuk satu orang itu, maka ia akan mencoba untuk memenuhi
obsesi itu melalui orang lain. Bukankah itu lucu?” kata Jason. Nyonya Nam hanya
diam saja.
“Makanya,
Anda merenggut segalanya dari Soo Ho. Bahkan... diriku juga.” Ungkap Jason.
“Jadi
dimana Soo Ho sekarang?” tanya Nyonya Nam penasaran.
Soo Ho
yang tertidur mulai berbicara meminta agar dibuatkan juga. Geu Rim bertanya apa
yang ingin dibuatkanya. Geu Rim mengatakan kalau itu Soju dan bir lalu ia
meminta Geu Rim jangan membuatnya untuk sembarang orang. Geu Rim berbisik pada
Soo Ho agar Jangan katakan sesuatu yang aneh dengan melihat Tuan Lee yang
sedang berbicara di telp di luar restoran.
“Kau tahu,
setiap kali aku melihatmu. Suasanaku hati membaik... Begitulah caranya aku tahu
bahwa lebih baik disaat suasana hatimu membaik daripada terlihat menawan... Hal
seperti itu.... Aku hanya memilih... apa pun terlihat menawan sampai sekarang,
begitulah aku sampai disini.” Ungkap Soo Ho yang mabuk
“Tapi...
semua itu bau... Jadi, aku tidak perlu terlihat menawan. Aku ingin suasana
hatiku terasa baik sekarang.” Kata Soo ho
“ Kau
lebih pintar mengungkapkan perasaanmu tanpa adanya mic.” Komentar Geu Rim.
Akhirnya
Tuan Lee masuk melihat Soo Ho benar-benar yang mabuk, lalu mengeluh pada Geu
Rim kalau benar-benar kesal. Lalu mengajak bicara Soo Ho, Geu Rim panik takut
Soo Ho berkata-kata yang lain. Soo Ho
kembali berbicara pada Geu Rim.
“Kau
tidak mau enyah, saat aku menyuruhmu untuk enyah. Sekarang setelah aku bilang
aku menyukaimu, tapi kau mencoba melarikan diri.” Ungkap Soo Ho
“Dia
pasti sudah gila... Mungkin dia sedang latihan naskah.” Komentar Geu Rim panik
yang membuat Tuan Lee terdiam.
Akhirnya
Tuan Lee memapah Soo Ho ke depan restoran yang akan tutup. Ia lalu berpikir kalau mereka membuang Soo Ho
saja. Geu Rim pikir mereka tidak bisa membuang aktor terkenal. Tuan Lee
mengejek Geu Rim yang sepertinya sudah sangat dekat dengannya.
“Apa kau
Tidak ingin melapor padaku?” ucap Tuan Lee penasaran. Geu Rim mencoba
menjelaskan tapi Tuan Lee lebih dulu bicara.
“Apa itu?
Tidak ada yang tidak bisa kau ceritakan padaku. Benar, kan?” kata Tuan Lee
penasaran.
“Apa kau
ingat saat aku bercerita tentang cinta pertamaku?” kata Geu Rim. Tuan Lee tahu.
“Pria
yang kau temui di rumah sakit dengan wajah yang tidak pernah kau lihat ‘kan?”
kata Tuan Lee. Geu Rim membenarkan dengan menunjuk Soo Ho adalah pria itu.
Soo Ho
terbangun dari tidurnya dan dikagetkan dengan Tuan Lee duduk di di kursi lalu
menyapanya. Ia bertanya Apa yang terjadi
dengan dirinya. Tuan Lee menceritakan Soo Ho yang sama sekali tidak bisa
menangani alkohol,
“jadi aku
ingin membuangmu, tapi aku membawamu pulang.” Ungkap Tuan Lee sinis.
“Apa bagusnya
jika memang jago minum?” keluh Soo Ho
“Tidak
jago minum juga bukan hal yang baik.Seperti merawat diri sendiri. Pola pikir
profesional.” Kata Tuan Lee. Soo Ho akhirnya melompat turun dari tempat tidur.
“Soo
Ho... Orang akan salah faham dan berpikir kau menyukai Geu Rim.” Ucap Tuan Lee
seperti mengulang kalimat yang diucapan Soo Ho
Saat itu
Tuan lee mengatakan “Itu benar.. Aku suka pada Geu Rim.” Lalu Soo Juga
mengatakan hal yang sama kalau suka pada Geu Rim dengan menegaskan Bukan karena
Geu Rim penulis yang mengikuti kemana-mana dan melakukan semua yang diminta.
“Bukan
karena dia datang dan pergi seperti yang aku minta dan tidak mengeluh saat
menolak naskahnya. Aku menyukai Geu Rim apa adanya. Jadi tolong, berhenti
merangkul bahunya dan berbicara santai padanya. Meskipun kau seperti itu pada
orang lain, tolong jangan lakukan itu padanya mulai sekarang.” Tegas Soo Ho
lalu keluar dari ruamh
“Apa itu
yang dia katakan? Apa Dia yang larang begitu? Aku akan melakukan yang kau
katakan jikalau Geu Rim menerima perasaanmu untuknya.” Ungkap Tuan Lee
“Lee
Kang. Song Geu Rim... Mereka bisa di bilang tinggal bersama.” Ungkap Soo Ho
kesal melihat rumah Geu Rim yang berdekatan dengan PD.
Soo Ho
masuk ke kantor real estate dengan menutupi wajahnya mengunakan koran, mengatakan kalau ingin membeli bangunan yang
didepan restoran. Si paman meminta Soo
Ho agar duduk lebih dulu karena akan menghubungi pemilik gedungnya. Soo Hoo pun
bertemu dengan si pemilik
“Apa Kau
pemilik bangunan itu?” kata Soo Ho kaget dan membuka koran yang menutupi
wajahnya.
“Ya, aku
pemilik bangunannya. Mengapa?” ucap Tuan Lee. Soo Ho mendengar kalau pemiliknya
orang asing.
“Tidak,
bukan orang asing, tapi seseorang yang tinggal di negara asing. Yaitu India...Kenapa?”
kata Tuan Lee. Soo Ho tak bisa berkata-kata lagi.
Soo Ho
masuk rumah sambil mengomel sendiri kalau Tuan Lee dan Geu Rm yang bisa di
bilang tinggal bersama, bahkan ditakdirkan. Jason duduk di ruang tengah
bertanya Bagaimana bisa pulang. Soo Ho mengaku kalau naik taksi.
“Mengapa
kau marah padaku? Dan apa? Ji Soo Ho naik taksi?” kata Jason seperti tak
percaya
“Mengapa
wanita ini tidak mau menelepon? Dia belum menelepon atau mengirim sms.” Kata
Soo Ho kesal
“Obsesi!
Kau harus menelepon.” Ucap Jason. Soo Ho mengaku terus menelepon dan sudah
telpon saat dijalan kemari.
“Tapi Apa
tidak di angkat? Ibunya Penulis Song sedang dipulangkan dan Dia ada di sana.”
Kata Jason
Flash Back
Tuan Lee
berpikir kalau memang tidak ada yang
perlu dikatakan maka harus pergi lalu pamit pergi.
Soo Ho
mengingat semuanya langsung bergegas pergi, Jason melihat Soo Ho tersenyum
bahagia karena sudah mulai mengikuti kata hatinya.
Nyonya Jo
membantu anaknya melipat baju lalu bertanya pada anaknya apakah punya pacar.
Geu Rim terlihat binggung. Nyonya Nam pikir Geu Rim itu bertingkah aneh dan
bisa merasakan kalau merahasiakan sesuatu darinya. Geu Rim mengejek Nyonya Jo
yang bisa melihat itu.
“Tentu
saja bisa.” Kata Nyonya Jo bangga. Geu Rim memuji Ibu yang luar biasa.
“Siapa
itu? Apa dia bilang dia menyukaimu? Apa kau bilang padanya duluan kalau kau
menyukainya?” ucap Nyonya Jo penasaran.
“Tidak.
Yang terjadi adalah...” kata Geu Rim tapi saat itu Soo Ho datang dengan
tergesah gesah.
“Kudengar
Anda akan dipulangkan hari ini, jadi aku ingin mengantar pulang. Terlalu tidak
nyaman jika naik taksi.” Ucap Soo Ho
“Apa Dia
orangnya?” bisik Nyonya Jo. Geu Rim meminta ibunya agar tenang. Saat itu juga Tuan Lee datang dengan menyapa
Ibu Geu Rim ramah.
“Ibu...
Selamat karena sudah boleh pulang. Anda benar-benar sakit, jadi jangan kembali
kesini lagi.” Kata Tuan Lee. Tuan Lee menganguk setuju.
Ia lalu
bertanya pada Geu Rim apakah orangnya itu Tuan Lee, Geu Rim mengaku kalau bukan
dia. Tuan Lee melihat Soo Ho mengejek kalau aktor terkenal punya banyak waktu
luang dan baru saja pisah kurang dari satu jam yang lalu.
“Itulah
yang ingin aku tanyakan padamu. Kenapa kau punya banyak waktu luang?” balas Soo
Ho.
“Ibu. Aku
akan mengantar pulang... Aku sudah mencuci sudah mobil.” Kata Tuan Lee tak mau
kalah
“Dia
sudah setuju untuk naik mobilku.” Kata Soo Ho
“Kalian
berdua, hentikanlah. Ibuku dan aku akan naik bus. Kami memiliki rute yang
biasa. Terima kasih banyak.” Ucap Geu Rim. Nyonya Jo hanya bisa tersenyum.
Soo Ho
dan Tuan Lee sudah menunggu didepan rumah sakit dan membuka pintu mobil. Soo Ho
mengatakan akan mengantar pulang karena harus pergi ke kota itu. Tuan Lee
pikir Rumahnya dan Geu Rim berjarak satu
menit bahkan tidak berjarak 3m dan dianggap seperti teman serumah.
“Jadi,
meski tidak dijadwalkan, maka aku akan mengantar pulang” ucap Tuan Lee
“Kami
akan naik bus atau kereta Kami akan menanganinya.” Kata Geu Rim menolak
“Mobilku
memiliki spesifikasi terbaik untuk mengendarai pasien. Mobil ini berkendara
dengan baik, dan aman. Kurasa mobilku akan jauh lebih baik daripada mobil
PD-nim.” Kata Soo Ho membandingkan mobilnya.
“Sedangkan
mobilku, aku membersihkannya kemarin dan hari ini. Aku membersihkannya dan
memeriksanya. Kebersihan adalah yang paling penting bagi pasien.” Ucap Tuan
Lee.
Soo Ho
kesal karena dianggap mobilnya kotor. Tuan Lee mengaku bukan seperti itu tapi
hanya akan mengantar dengan mobilnya saja. Geu Rim hanya bisa menatap kesal
dengan tingkah keduanya, sementara Nyonya Jo senang karena ada dua pria yang
memperebutkan anaknya.
“Ahjumma!
Jangan kembali ke rumah sakit lagi. Sampai jumpa.” Ucap Eun Jung datang
menghampiri ketignya.
“Oke, Eun
Jung. Cepat sembuh dan jangan lupa mampir. Aku akan membuatkan makanan enak.”
Kata Nyonya Jo. Eun Jung menganguk setuju.
“Dan Soo
Ho Oppa... Aku sangat bahagia kemarin, berkat dirimu” kata Eun Jung lalu
meminta Soo Ho mendekat. Saat Soo Ho membungkuk, Eun Jung langsung memberikan
ciuman di pipi artis kesayanganya.
“Penulis
Song. Ahjussi. Sampai ketemu lagi.” Kata Eun Jung lalu berlari masuk. Tuan Lee
kesal karean di panggil
"Ahjussi"
Akhirnya
Soo Ho naik mobil bersama dengan Nyonya Jo
tanpa ada Geu Rim. Nyonya Jo mengaku bisa tahubagaimana perasaan Soo Ho.
Soo Ho binggung apa maksud ibu Geu Rim. Nyonya Jo membahas Selama acara radio
kemarin.
“Kau
berbicara tentang ayah dan keluargamu. Kau tidak banyak bicara, tapi aku merasa
bisa mengerti apa yang kau rasakan. Sepertinya kau memiliki hati yang hangat.”
Ungkap Nyonya Jo. Soo Ho hanya diam saja.
Jam 7
malam, Seung Goo memberikan petunjuk agar Tae Ri mulai siaran. Tae Ri
memberitahu Hari ini mereka akan mengadakan lomba saingan komentar jahat satu
lawan satu.
“Aku
yakin dia akan menyebabkan semacam masalah. Aku sangat yakin dia akan melakukan
kesalahan.” Komentar Seung Hoo panik. Ra Hee menyuruh Seung Hoo untuk diam
saja.
“Baik. Pertama...
Kau lupa dulu pernah jadi orang yang tidak bisa bersosialisasi.. Itulah yang
dikatakan 0976.” Ucap Tae Ri membaca pesan yang masuk
“Apa kau
pernah mengalami masa-masa seperti itu? Apa Kau tahu berapa banyak iklan yang
aku punya? Aku membelikan ibuku kulkas baru dengan uang itu.” Kata Tae Ri.
Seung Goo di luar ruangan panik karena Tae Ri
sedang merendahkan pendengarnya.
“Saat
umur 7 tahun, kau sudah berbuat apa saja? Kau seharusnya tidak berbicara.” Kata
Tae Ri
“Mengapa
dia berbicara santai pada pendengar?” ucap Ra Hee mulai panik dan menuliskan
pada komputernya. “Tae Ri. Kau harus
berbicara dengan hormat.. Kumohon.” Seung Goo pikir kalau yang dikatakan tadi
benar.
“Saat Jin
Tae Ri pemotretan dengan bikini, Aku mendownloadnya..., Hei.. Apa Kau
mendownloadnya secara gratis? Dasar brengsek kau.” Ucap Tae Ri. Seung Goo
menuliskan Satu umpatan.
“Bayar
jumlah yang sesuai untuk apa yang kau terima! Aku hafal nomor ini, jadi aku
akan melaporkanmu atas pelanggaran hak cipta.” Teriak Tae Ri marah
“Selanjutnya.
Kau sering iklan bersama dengan Ji Soo Ho akhir-akhir ini. Kau tidak selevel
dengannya.” Ucap Tae Ri membaca pesan yang dituliskan pendengarnya
“Kau
bilang Tidak selevel? Kau pasti mau mati.
Memangnya kenapa? Sudah ada 15
iklanku bersama Ji Soo Ho... Saat jadi artis cilik, aku lebih baik. Aku aktris
yang lebih baik... Aku memenangkan penghargaan artis cilik lebih banyak!”
teriak Tae Ri
Ra Hee
meminta Seung Hoo agar bisa memotongnya karena Ini tidak bisa ditayangkan. Tae
Ri terus berbicara didepan mic dengan kesal,
Ra He berusaha agar mereka memutar musik. Setelah musik di putar Ra Hee
hanya bisa menangis dibawa meja.
Tae Ri keluar
dari ruang siaran berkata kalau Ra Hee tidak perlu berterima kasih padanya. Ra
Hee memegang tissue pikir Terima kasih untuk
apa. Seung Goo memberitahu Tae Ri yang berbicara santai kepada orang-orang dan
mengutuk sebanyak 64 kali dengan
memperlihatkan kertasnya.
“Kita
hancur sama-sama saja, jika begitu.” Ucap Tae Ri santai. Ra Hee memohon pada
Tae Ri agar bisa mengerti.
“Apa yang
kau inginkan dariku? Siapa yang merencanakan ini? Aku ingin membunuh orang itu.”
Kata Tae Ri. Ra Hee menjawab Song Geu Rim.
“Kami
membicarakan tentangmu. Katanya, kau banyak mendapat komentar negatif. Itulah
yang dia katakan.” Cerita Ra Hee. Tae Ri akhirnya keluar ruangan dengan helaan
nafas.
Tae Ri
berjalan ke parkiran mobil dengan wajah sedih. Saat itu Managernya berbicara di
telp kalau Jin Tae Ri tidak memiliki masa depan, bahkan menurutnya tidak tahu
bagaimana bisa JH merekrutnya, padahal tahu tentang industri hiburan.
“Aku muak
mendengar tentang masa-masa saat dia masih jadi artis cilik. Dia bikin ribut selama
acara hari ini dan mungkin akan dipecat...” ucap Manager Tae Ri dan kaget
karena Tae Ri sudah ada didepan mobil.
“Aku
lapar... Belikan aku salad.” Kata Tae Ri lalu masuk ke dalam mobil. Managernya
berpikir kalau Tae Ri yang tidak mendengarnya.
Tae Ri
duduk di dalam mobil mencoba menelp Manager Kim tapi tak diangkat, seperti
keadaanya benar-benar sedih.
Geu Rim
membantu Ibunya turun dari mobil dan Tuan Lee membawakan tas yang ada dibagasi.
Soo Ho melihat ketiganya seperti sebuah keluarga. Nyonya Jo mengucapkan Terima
kasih dan berpesan agar Hati-hati di jalan.
“Ibu,
bagaimana kalau kita adakan pesta?” ucap Tuan Lee penuh semangat. Soo Ho
menatapnya lalu memanggil Geu Rim.
Geu Rim
akhirnya naik ke dalam mobil Soo Ho bertanya apa permintaanya dan mereka akan pergi
kemana. Soo Ho mengatakan ingin makan
makanan yang enak bersama Geu Rim. Mendengar ucapan Soo Ho membantu Geu Rim
terdiam.
“Untuk
ini dan itu, dia mendengarkan semua yang aku katakan.” Kata Dae Seul dan
akhirnya Nyonya Nam datang. Tuan Ji kaget melihat istrinya.
“Apa Anda
ingat, Presdir Nam? Anda bilang untuk makan malam bersama suatu waktu.” Ucap Da
Seul
“Kau terlalu
sibuk berlutut memohon padaku saat itu, jadi kita tidak bisa makan bersama.” Komentar
Nyonya Nam sinis
“Mengapa
kalian berdua seperti ini? Aku pergi” kata Tuan Ji kesal
Da Seul
mengeluarkan sebuah amplop agar Nyonya Nam bisa melihatnya. Nyonya Nam ingin
tahu apa yang akan dilakukan Da Seul. Da Seul pikir Jika melihat ini, maka Nyonya Nam mungkin akan
berlutut di hadapannya. Tuan Lee melihat kalau itu foto dengan wanita lainya
dan terlihat geram dengan Da Seul.
Soo Ho
baru saja datang melihat ayahnya yang keluar dari restoran, Tuan Ji senang
melihat Soo Ho datang meminta agar masuk dan
dan menghentikannya lalu bergegas pamit pergi. Saat Soo Ho masuk, Nyonya Nam memberikan tamparan
pada wajah Da Seul yang membuat Geu Rim kaget.
“Itu
sudah cukup.” Ucap Soo Ho menahan tangan ibunya agar tak memukul. Nyonya Nam
akhirnya keluar dari ruangan.
“Dia
pasti sudah kehilangan akal sehatnya. Aku tidak akan membiarkannya.” Tegas Dae
Seul marah
Geu Rim
terdiam melihat kejadian yang ada didepanya lalu terikat saat Eun Jung bertanya pada Soo Ho, hal apa yang paling banyak
dibicarakan dengan keluarga. Soo Ho berkata “Entahlah... Kurasa... kami saling bicara hari
ini, tapi aku tidak bisa mengingatnya. Kurasa itu bukanlah sebuah percakapan.”
Keduanya
makan bersama, Soo Ho mengatakan kalau restoran ini satu-satunya tempat yang
pernah dikunjungi dan bertanya Geu Rim apakah rasanya enak. Geu Rim hanya menatap Soo Ho seperti berusaha
tak membahas masalahnya.
“Setelah
makan malam, ayo pergi ke tempat yang lebih baik untuk makanan penutup.” Ucap Soo
Ho
“Aku
tidak ingin makan... Aku ingin pergi Aku juga merasakan hal yang sama dengan
dirimu.” Kata Geu Rim. Soo Ho terdiam melihat Geu Rim yang mengerti perasaanya.
Keduanya
duduk dengan pemandangan lampu kota Seoul.
Soo Ho mengingatakn kalau masih punya satu permintaan yang tersisa, jadi
akan membawanya ke tempat yang lebih bagus. Geu Rim langsun meminta maaf pada
Soo Ho. Soo Ho bertanya meminta Maaf kenapa.
“Saat
bertanya mengapa kau malah tertawa, padahal itu tidak lucu. Aku minta maaf. Aku
bertindak seperti aku tahu segalanya, padahal tidak. Aku meminta Maaf.” Kata Geu
Rim dengan mata berkaca-kaca
“Soo
Ho... Saat aku berumur 14, ayahku meninggal dunia. Saat aku berusia 15 tahun,
ibuku menjalani operasi mata...bukan maksudku, aku yang lebih menderita. Hanya
saja... Aku merasa sedikit kurang terbebani. begitu aku mengatakannya dengan
keras.” Cerita Geu Rim
“Hati
adalah sesuatu yang lucu. Terkadang, aku merasa lebih baik... begitu aku
mengatakan apa yang memberatkan hatiku. “ kata Geu Rim
“Aku... memanggil
Ibuku "Presdir Nam." Dia bukan ibu kandungku. Tapi aku mendengar
tentang itu pada ulang tahunku yang kesembilan. Ayahku tidak ada di rumah. Dia
sedang dalam perjalanan dengan kekasihnya atau semacamnya.” Cerita Soo Ho
sambil berjalan
“Beginilah...
kenyataan tentang keluargaku,yang membuat semua orang iri.” Ungkap Soo Ho.
“Soo
Ho... Ada sesuatu yang aku pelajari tentangmu. Meskipun kau tidak berbicara,
Tapi kau sebenarnya sedang berbicara. Itulah yang aku sadari. Itulah sebabnya,
bahkan jika kau tidak berbicara, tapi kau masih berbicara dengan caramu
sendiri. Aku menyadari itu sekarang.” Ungkap Geu Rim dengan mata berkaca-kaca
“Kapan
pun kau menulis tanda kutip "...", Aku pikir, "Apa ini?"
"Apa dia mengabaikanku lagi?" "Dia kenapa?" Begitulah aku
dulu. Tapi kau... pasti sudah berbicara selama ini. Kau berkata,
"Enyahlah" dari dalam sana. "Lupakan saja." Kata Geu Rim
yang bisa mengerti
“Tapi kau
sebenarnya mengatakan "Bantu aku." Seperti "Peluklah aku,"
atau "Aku ingin menangis." Aku sadar... diam adalah salah satu metode
yang kau sebutkan. Itu sebabnya... ketika kau melihat aku tanpa mengatakan
apapun, Seperti yang kau lakukan... sekarang, Aku ingin memelukmu” kata Geu Rim
lalu memeluk Soo Ho dan Soo Ho menangis di pelukan Geu Rim.
Bersambung
ke episode 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar