Seorang
anak menelp polisi kalau berada di persimpangan jalan kereta api dan Ada
kecelakaan besar jadi meminta segera datang.
Keduanya masih merekam hanya bisa melonggo melihat Soo Ho keluar dari
mobil tanpa ada luka sedikit pun.
“Bolehkah
aku meminjam handphone-mu?” ucap Soo Ho seperti menahan amarah.
Hae Ra
berada di rumah, melihat ada nomor tak dikenal pada ponselnya. Soo Ho menelp
memberitahu kalau mengalami kecelakaan
kecil jadi akan mengurus semua dan pulang ke rumah. Hae Ra kaget mendengarnya,
tapi sebelum berbicara Soo Ho sudah lebih dulu menutup telpnya. Akhirnya Soo Ho
berada di kantor polisi.
“Tidak
ada yang salah sampai aku tiba di hotel. Seseorang sengaja melakukan sesuatu
pada mobilku.” Ucap Soo Ho melapor.
“Kapan
terakhir diperiksa?” tanya Polisi seperti acuh mendengar laporan Soo Ho .
“Tolong
periksa kamera keamanan di tempat parkir hotel dan sekitarnya. Dan Juga,
periksa apakah itu dilakukan oleh Ketua Park.” Ucap Soo Ho. Polisi mengerti dan
akan mencari tahu, tapi seperti bersika kalau hanya masalah sepele.
“Aku bisa
saja terluka atau terbunuh.” Tegas Soo Ho menahan amarah.
“Tentu.
Jangan khawatir Jadi Kau bisa pulang. Aku akan menghubungimu.” Ucap polisi
santai.
“Aku
hampir terbunuh dalam kecelakaan ini. Jadi Tolong lakukan investigasi
menyeluruh dan Jangan jawab hanya seperti itu.” Tegas Soo Ho marah lalu pergi
dengan menekan meja dan langsung rekat. Polisi melihatnya kaget dan binggung.
Soo Ho
akhirnya kembali ke rumah dengan kantung belanjaan. Hae Ra langsung bertanya Apa
yang terjadi. Soo Ho terlihat santai meminta maaf karena Ada masalah dengan
mobil jadi harus menyewa mobil dan kemudian pergi belanja.
“Maafkan
aku karena membuatmu menunggu.” Jelas Soo Ho. Hae Ra mengetahui Soo Ho yang
mengatakan kecelakaan kecil.
“Yaah...
Tapi Tidak parah.” Ucap Soo Ho. Hae Ra ingin tahu keberadaan ponsel Soo Ho
karena menelepon dari milik orang lain.
“Aku
menjatuhkannya dan Layarnya pecah, jadi aku harus memperbaikinya. Sekarang Kau
pasti lapar. Aku menyuruh mereka menyiapkan semuanya. Jadi kau bisa
memanaskannya dalam panci” ucap Soo Ho pengertian.
“Kau bisa
mencuci tangan dan istirahat. Aku akan menyiapkan makan malam.” Kata Hae Ra.
Soo Ho pun menganguk setuju.
Hae Ra
selesai menghangatkan sup dan menaruh diatas meja lalu memanggil Soo Ho untuk
makan tapi tak keluar juga dari kamar. Ia akhirnya masuk ke dalam kamar melihat
Soo Ho tertidur, Hae Ra langsung memeluk Soo Ho kalau pasti sedang mengodanya.
“Kau pasti
kelaparan.... Cepatlah bangun Kau harus makan sebelum tidur. Apa kau
berpura-pura tidur?” kata Hae Ra. Tapi Soo Ho tetap tak bergeming dari
tidurnya.
Hae Ra
akhirnya memeriksa bagian kepala Soo Ho dan binggung karena kepalanya panas
sekali, lalu berpikir kalau sakit.
Sharon
mengeluarkan butiaran mutiara lalu memanggil Seung Goo agar pergi ke pasar beli
beberapa persediaan karena ingin menghias dengan manik-manik mewah. Seung Goo
masuk ke dalam ruangan membawa tabnya menurutnya Luar biasa dengan meminta agar
Sharon bisa melihatnya.
“Ini
adalah video trending teratas sekarang. Sebuah mobil berguling di persimpangan
jalan kereta api. Tapi dia sama sekali tidak terluka. Ini luar biasa Apa karena
dia begitu fleksibel? Ini adalah misteri yang nyata.” Ucap Seung Go
memperlihatkan video dengan wajah di blur.
“Bukankah
dia... terlihat seperti Moon Soo Ho?” ucap Sharon bisa melihat bentuk tubuh Soo
Ho
“Tunggu.
Sekarang setelah kau menyebutkannya... Apa kau ingat dia?” ucap Seung Goo heran
“Jika
persimpangan jalan kereta api, itu dekat tempat bulan madu mereka.” Kata
Sharon. Seung Goo binggung karena Sharon bisa mengetahuinya.
“Bagaimana
dia tidak terluka sama sekali?” kata Sharon heran
“Dia
adalah suami orang lain, Jangan pernah memikirkannya” kata Seung Goo kesal lalu
keluar dari ruangan.
Sharon
terdiam mengingat kejadian sebelumnya saat menusuk Soo Ho dengan pisau
buatannya, lalu setelah itu datang ke rumah Baek Hee dengan mudah merobek buku
paspor yang cukup agar tak pergi untuk melarikan diri.
“Dia aneh
juga saat itu.. Dia baik-baik saja setelah satu hari... Tidak mungkin... Apa
kau menjadi abadi?” ucap Sharon menduga Soo Ho akan seperti dirinya dan Baek
Hee.
Hae Ra
merawat Soo Ho dengan mengompresnya meminta agar Jangan sakit karena berjanji
untuk hidup bahagia selamanya. Baek Hee yang ada dirumah berpikir Hae Ra seharusnya
menikmati bulan madu dengan Soo HO tapi malah menelpnya.
“Kalian
berdua tidak bertengkar, kan?” ucap Baek Hee khawatir. Hae Ra mengaku tidak.
“Seorang
dokter datang dan baru saja pergi tapi Kondisi Vitalnya normal. Dan Dia
baik-baik saja. Bahkan Dia membual kalau akhir-akhir badannya sehat sekali Tapi
dia tidur seharian, jadi aku khawatir.” Kata Hae Ra khawatir
“Pernikahan
pasti membuatnya benar-benar gugup. Semuanya baik-baik saja saat kalian pergi
kesana, kan?” ucap Baek Hee.
“Dia
pergi sendiri dan mengalami kecelakaan kecil. Tapi dia kembali baik-baik saja. Tidak
ada lagi yang terjadi selain itu.” Cerita Hae Ra bingung
“Biarkan
dia tidur sedikit lebih lama. Jangan terlalu khawatir.. dan Hubungi aku saat dia bangun tidur” kata Baek
Hee lalu menutup telp.
Sharon
tiba-tiba datang ke rumah Baek Hee, Baek Hee melirik sinis berpikir kalau
mereka tidak akan bertemu lagi. Sharon mengatakan kalau datang untuk memberimu
berita menarik. Baek Hee pikir Apapun itu, tidak ingin mendengarnya.
“Kurasa Moon
Soo Ho telah menjadi seperti kita. Aku menelepon polisi setempat, bahkan
Mobilnya hancur. Tapi dia sama sekali tidak terluka.” Ucap Sharon yakin
“Itu
karena Soo Ho beruntung.” Kata Baek Hee yakin
“Soo Ho
tidak akan tua atau mati. Dia mungkin juga punya kekuatan khusus.” Kata Sharon
tak percaya dengan ucapan Baek Hee
“Soo Ho
tidak melakukan kesalahan apa pun untuk menjadi seperti kita.” Kata Baek Hee
heran
“Pasti
ada alasannya. Semuanya akan sangat sulit dan asing pada awalnya. Jadi Kau
harus menghiburnya.” Kata Sharon lalu keluar ruangan. Baek Hee seperti
merasakan sesuatu yang tak enak.
Seung Goo
melihat baju di manekin, heran karena Sharon yang tiba-tiba membuat pakaian.
Sharon tak mengubrisnya meminta agar Seung Go mengurangi ukuran pinggang
sedikit lagi. Seung Goo merasa kalau Sharon memiliki kabar baik.
“Tidak..
Aku hanya ingin saja... Tiba-tiba aku ingin memakai pakaian cantik.” Ucap
Sharon tersenyum bahagia. Seung Goo melihat sesuatu di rambut Sharon.
“Tunggu....Aku
cabut rambut ubanmu.” Kata Seung Goo memperlihatkan rambut putih ditanganya.
Sharon kaget kalau adan Rambut uban
“Apa Aku
punya rambut uban?” kata Seung Goo lalu melihat dibagian belakang rambut
Sharon.
“Ada
banyak dibagian dalam... Astaga, Sharon... Kau terlihat muda, tapi kau tidak
bisa menghindari berlalunya waktu. Aku baru menyadari matamu sedikit berkerut.
Kau harus memijat wajah.” Komentar Seung Goo mengejek. Sharon panik melihat
rambutnya yang mulai memutih.
Baek Hee
kesal melihat Sharon yang kembali datang ke rumahnya. Sharon menceritakan kalau dirinya sudah tua sekarang
karena punya rambut uban dan keriput di matanya dan ingin tahu Apa yang terjadi
padanya. Baek Hee berkomentar kalau sangat senang mendengarnya.
“ Katakan
apa yang sedang terjadi...” kata Sharon panik
“Myung So
dan Boon Yi... Soo Ho dan Hae Ra menikah. Kurasa hukumanmu juga berakhir.” Kata
Baek Hee. Sharon malah heran karena merasa tak nyaman.
“Sejak
saat ini, Jika kau mencoba untuk memisahkan keduanya, maka kau akan cepat tua
dalam sekejap. Kau akan menjadi wanita tua Dan...kau akan berakhir hidup dengan
penampilan itu.” Tegas Baek Hee memperingati.
“Tapi dia
menjadi makhluk abadi yang tidak pernah menjadi tua.” Ucap Sharon. Baek Hee
yakin kalau itu tidak mungkin lalu merasakan sakit dibagian dadanya.
Sharon
kaget melihatnya bertanya apa yang terjadi pada Baek Hee. Baek Hee pikir ini
karena sudah tua dan Sharon bisa mencoba untuk rasakan dan nikmati waktu yang
berlalu. Sharon menolaknya.
Direktur
masuk ruangan meminta semua anggota timnya berkumpul. Ketua Tim lebih dulu
berdiri mendekati direktur, lalu bertanya
Ada masalah apa. Direktur menyuruh semua agar berkumpul lebih dulu.
Semua pun bergegas berkumpul bersama.
“Apa kau
menonton video gosip terpanas? Ini Sudah menjadi pembicaraan kota sejak
kemarin.” Ucap Direktur memperlihatkan tab yang ada ditanganya.
“Apa Kau
mengumpulkan kami karena itu?” ucap Ketua Tim heran. Ji Hee pikir itu pasti
sudah menontonnya. Direktur pun terlihat senang karena ada yang sudah menonton.
“Aku
melihat versi aslinya sekarang dan Ini adalah Pak Moon.” Ucap Ji Hee. Semua
kaget termasuk Ketua Tim karena mengetahui suami Hae Ra.
“Apa Nona
Jung baik-baik saja? Mengapa dia harus menikah. saat perusahaan begitu sibuk?”
ucap Direktur. Ketua Tim mengeluh dengan komentar Direktur.
“Itu
tidak benar dan Kau harus berpikir sebelum mengatakan sesuatu.” Tegas Ketua Tim
membela Hae Ra.
“Aku
hanya khawatir. Itu saja jadi Coba
hubungi dia” kata Direktur lalu bergegas pergi sambil mengeluh lelah.
Soo Ho
sedikit membuka matanya, sementara Hae Ra berbicara di telp mengaku juga kaget
saat menonton video yang dikirimkan Ji Hee. Soo Ho akhirnya berusaha untuk
duduk, Hae Ra melihat suaminya sudah terbangun menyudahi telp dari ketua Tim.
“Apa kau
sudah sadar?” ucap Hae Ra. Soo Ho melihat tanganya yang dipasang jarum infus.
Hae Ra memastikan keadaan Soo Ho apakah baik-baik saja.
“Aku
tidak sakit, jadi kenapa aku diberi infus? Berapa lama aku tidur?” ucap Soo Ho
“Kira-kira
18 jam setengah.” Jawab Hae Ra. Soo Ho heran mengetahuinya.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku?” ucap Hae Ra terlihat marah. Soo Ho ingin tahu Tentang
apa itu.
Hae Ra
sudah mendengar kalau yang terjadi kecelakaan
besar dan Videonya diunggah, jadi semua orang tahu tentang itu. Soo Ho
mengeluh kalau Seharusnya mengambil telepon dan menghapusnya. Hae Ra kesal
karena Soo Ho yang membuatnya mendengar dari orang lain.
“Aku
tidak ingin kau khawatir dan Aku baik-baik saja.” Ucap Soo Ho memegang tangan
Hae Ra agar tak marah
“Ayo kita
sarapan pagi dan pergi ke Seoul. Kau harus diperiksa dari kepala sampai kaki,
oke?” kata Hae Ra khawatir.
“Aku
bilang baik-baik saja. Ada apa denganmu?” ucap Soo Ho menyakinkan.
“Kau
seharusnya tidak menyembunyikannya dariku. Kau pulang, pingsan, dan bahkan
tidak terbangun. Aku sangat khawatir sampai memanggil dokter. Kenapa kau harus
melakukan itu?” ucap Hae Ra kesal
“Aku
minta maaf... Jangan marah.. Aku tidak akan melakukannya lagi.” Kata Soo Ho.
Hae Ra akhirnya mengajak Soo Ho pergi setelah makan.
“Lebih
baik Tiinggalkan saja mobil sewaan dan pergi ke Seoul dengan bus.” Ucap Hae Ra.
Soo Ho menganguk setuju saat itu bunyi bel rumah.
Hae Ra
membuka pintu melihat dua pria terlihat sangar dan bertanya siapa. Keduanya
mengaku sebagai polisi dengan memperlihatkan Idcardnya. Soo Ho pun keluar dari
kamar melihatnya.
“Kami mencari
melalui CCTV terdekat dan menemukan tersangka.” Ucap Polisi. Hae Ra menatap Soo
Ho seperti kebingungan.
Si pria
berambut botak mengeluh kalau sudah memberitahu beberapa kali, kalau tidak melakukan kejahatan. Menurutnya
ia dan pria yang ada di layar CCTV hanya punya kesamaan karena sama-sama botak
dan itu bukan dirinya.
Saat itu
Soo Ho dan Hae Ra datang lalu meminta Hae Ra menyuruh duduk tak jauh darinya.
Soo Ho akhirnya duduk disamping si pria botak yakin kalau itu pasti
pelakunya. Polisi membeirtahu kalau Soo
Ho adalah pemilik mobil.
“Apa mungkin
kau menonton video itu? Apa Park Chul Min menyuruhmu melakukannya?” ucap Soo Ho
yakin
“Aku
tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan dan sudah Kuberitahu kau. Itu bukan aku.” Ucap Si pria menunjuk ke
layar kalau bukan ia yang ada di layar.
“Kau
terus menyangkal bahwa pria di foto ini bukan kau. Kau bahkan tidak memiliki
alibi untuk saat itu.” Ucap Polisi
“Aku
sedang menonton TV di rumah dan tinggal di rumah saja sejak kemarin.” Ucap Si
pria menyakinkan.
“Apa kau
yakin bukan kau?” tanya Soo Ho menegaskan kembali. Pri aitu yakin dengan hal
itu dan menurutnya sudah jelas sekali.
“Tapi Kurasa
itu kau.” Kata Soo Ho yakin. Si pria mengejek kalau Soo Ho perlu memakai kacamata.
Tiba-tiba
bangku dari pria itu seperti bergerak sendiri dan akhirnya jatuh begitu saja,
Polisi heran dengan yang dilakukan si pria. Hae Ra yang melihatnya juga
terlihat binggung. Si pria pun juga heran bisa jatuh saat sedang duduk.
“Darimana
kau belajar hal-hal konyol seperti itu? Kau tidak bisa membuat pertunjukan di
sini.” Ejek Polisi. Si pria pun akhirnya duduk kembali dengan wajak
ketakutan. Saat itu selembar kertas
berterbangan dan mengenai wajah si pria berdarah terkena kertas.
“Tutup jendela,
jangan sampai anginnya masuk.” Ucap si Pria. Polisi binggung karena Jendala
tidak terbuka.
“Periksa
lagi latar belakangnya. Dia pasti berhubungan dengan kasus pencurian.” Ucap Soo
Ho menahan amarah lalu berjalan pergi.
Tuan Park
melihat berkas ditanganya merasa akan dapat
mengembangkan daerah itu dalam waktu dua tahun. Gon berkomentar meminta ayahnya
agar menyerah pada kota pohon kesemek lalu Tinggal di luar negeri selama
beberapa tahun.
“Kenapa
aku menyerah pada kota yang berharga ini?” keluh Tuan Park
“Untuk
saat ini, itu akan baik bagimu untuk mundur.” Ucap Gon.
Sek Tuan
Park masuk memberitahu kalau Ada yang
tidak baik. Saat itu dua orang pria masuk mengaku sebagai polisi. Tuan Pak
tanpa takut bertanya alasan mereka datang.
“Kami
menangkapmu untuk percobaan pembunuhan terhadap Moon Soo Ho. Kau berhak atas
seorang pengacara dan Kau memiliki hak untuk tetap diam. Apapun yang kau
katakan bisa digunakan untuk melawanmu.” Ucap Polisi. Gon kaget karena Ayah
akan ditangkap.
“Telepon
pengacaraku... Aku akan dibebaskan dalam waktu 48 jam. Jangan membuat keributan
karena ini.” Ucap Tuan Park lalu mengajak Polisi pergi seperti yakin akan
segera keluar.
Tuan Han
membuat pertemuan pada wartawan memperlihatkan video yang ada di TKP adalah Pak
Moon Soo Ho dan Tersangka diketuai oleh Ketua Park Chul Min yang menentang
bisnis pembangunan kembali dengan sengaja merusak rem mobil Pak Moon.
“Dia
mengaku melakukan kejahatannya sekitar satu jam yang lalu.” Ucap Tuan Han pada
semua wartawan.
Saat itu
Soo Ho ada di dalam bus melihat ponselnya heran karena Tuan Han yang belum
memanggilnya. Hae Ra menyandarka kepalanya pada Soo Ho. Soo Ho bertanya apakah
Hae Ra lelah. Hae Ra mengaku kalau Sedikit lelah. Soo Ho pun menyuruh Soo Ho
agar tidur saja.
“Kantor
Jaksa Penuntut Seoul Barat sedang menyelidiki Ketua Park dan dia dituduh atas
kasus kebakaran yang menyebabkan ayah Pak Moon meninggal dan kematian Jung Gil
Young, ayah dari istri Pak Moon. Dia juga dituntut dengan penggelapan dan
penghindaran pajak.” Ucap Tuan Han pada semua wartawan.
“Jika
kita melestarikan kota kita dengan apa yang kita miliki, Kita sangat menentang
pembangunan kembali yang dipimpin oleh pengusaha tak tahu malu dan tercela ini.
Kita sungguh-sungguh meminta penduduk untuk mempertimbangkan kembali masalah
ini.” Kata Tuan Han kembali memberika selembaran pada semua orang agar bisa
mendukungnya.
Soo Ho
akhirnya menerima laporan dari Tuan Han mengucapkan Terima kasih dan meminta mempersiapkan
segalanya untuk menemui investor, lalu akan menelepon saat kembali. Hae Ra
menatap Soo Ho dengan wajah khawatir.
“Semuanya
berjalan baik. Jangan khawatir tentang hal itu.” Ucap Soo Homemberitahu. Hae Ra
ingin tahu keadaan Soo Ho sekarang.
“Suamimu
dalam kondisi yang bagus.” Kata Soo Ho. Hae Ra tetap ingin Soo Ho harus
mendapatkan pemeriksaan. Soo Ho akan menepati janjinya.
Saat itu
dua orang bibi berbicara dengan bahasa Jepang bertanya apakah punya air karena
harus minum obat, tapi tak punya air. Si bibi mengatak tak punya karena
berpikir temanya itu sudah mengambilnya tadi. Si bibi mengaku lupa.
“Permisi,
kalau boleh, kau bisa ambil ini.” Ucap Soo Ho dengan fasih berbahasa jepang.
Dua bibi terlihat bahagia dan mengucapkan terimakasih.
“Apa kau
juga bisa berbahasa Jepang?” ucap Hae Ra heran. Soo Ho pikir memang bisa.
“Berapa
bahasa yang kau kuasai?” tanya Hae Ra. Soo Ho tak membahasnya hanya tersenyum
tapi terlihat kebingungan.
Soo Ho
tertidur dikamarnya, Hae Ra bertemu dengan Baek Hee di ruang tengah. Baek Hee
meminta maaf karena bulan madu mereka yang hancur. Hae Ra pikir mereka selalu bisa
melakukan perjalanan lagi. Baek He merasa sangat bersyukur Soo Ho yang tidak
terluka.
“Kami
pergi menemui dokter, dan dokter bilang dia baik-baik saja.” Ucap Hae Ra. Baek
Hee mengucap syukur.
“Kupikir
kecelakaan itu membuatnya banyak tidur dan tubuhnya sedang berusaha pulih
dengan tidur.” Cerita Hae Ra.
“Apa kau
mengalami hal yang aneh saat kau bersamanya?” tanya Baek Hee khawatir. Hae Ra
ingin tahu Seperti apa maksudnya.
“Seperti
meja tiba-tiba bergetar atau kacamata pecah.” Jelas Baek Hee.
Hae Ra
terdiam mengingat kejadian saat dikantor polisi dengan kursi yang tiba-tiba
bergerak dan kertas yang melayang tanpa ada angin. Ia memberitahu Baek Hee
kalau mengalaminya. Tapi saat Soo Ho keluar dari kamar melihat Baek Hee yang datang.
“Hei, apa
kau tidur nyenyak?” ucap Hae Ra. Soo Ho meminta maaf karena sudah tertidur.
“Apa aku
terlelap selama 10 jam lagi?” tanya Soo Ho. Hae Ra memberitahu kalau kali ini hanya
satu jam.
“Sepertinya
Soo Ho butuh energi. Haruskah kita makan sesuatu yang hangat?” ucap Baek Hee.
Hae Ra pikir kalau akan membelikan sesuatu dan bergegas pergi.
Hae Ra
berada di depan counter daging sambil melamun, Si pegawai memberikan Daging
yang diminta. Hae Ra mengambilnya dan hanya diam seperti merasa kebingungan. Si
pegawai melihat Hae Ra masih ada didepan counter berpikir butuh sesuatu yang
lain. Hae Ra mengelengkan kepala lalu berjalan pergi.
“Aku
pasti punya alasan. saat mengirim pengantin baru keluar sendirian di malam
hari. Jadi Lakukan sebelum Hae Ra kembali.” Ucap Baek Hee mengeluarkan beberapa
gelas diatas meja.
“Hae Ra akan
marah kalau aku terluka.” Kata Soo Ho khawatir. Baek Hee meminta Soo Ho agar
mencobanya dengan mencontohkan memecahkan gelas dengan tanganya.
“Kenapa
aku harus melakukan ini?” tanya Soo Ho heran
“Aku
merasa kau telah berubah. Jadi Aku mau memastikan.” Kata Baek Hee.
“Semua
cowok yang cukup kuat bisa melakukan ini.” Kata Soo Ho. Baek Hee menegaskan
kalau sulit untuk melakukannya tanpa goresan.
Akhirnya
Soo Ho mencoba memecahkan gelas dengan tangan dan tak melihat ada darah yang
keluar dari tanganya. Baek Hee terkejut melihatnya begitu juga Soo Ho karena
tak melihat ada darah. Baek hee meminta agar Soo Ho mematikan lampu di dapur.
Soo Ho akan berjalan ke saklar lampu.
“Tidak...
Tapi Dengan pikiranmu.” Ucap Baek Hee. Soo Ho tak percaya Baek Hee meminta
sesuatu yang konyol.
“Aku
tidak bercanda... Cepat Lakukan... Tutup matamu atau jaga agar tetap terbuka.
Lalu Tetap fokus dan matikan lampu.” Kata Baek Hee.
“Aku tidak
percaya pada hal-hal ini Dan aku tidak mau.” Tegas Soo Ho sedikit marah. Baek
Hee meminta agar Soo Ho bisa mencobanya
“Sesuatu
yang aneh memang terjadi. Aku mengerti bahasa Jepang, yang tidak pernah
kupelajari Dan aku juga berbicara.” Akui Soo Ho
“Hal yang
sama terjadi padaku sebelumnya.” Cerita Baek Hee. Soo Ho menegaskan kalau tidak
bisa melakukan ini.
“Beberapa
orang tiba-tiba memiliki Kekuatan mental besar setelah kecelakaan besar. Aku
yakin itu yang terjadi.” Kata Soo Ho yakin
Baek Hee
kembali meminta agar Soo Ho matikan lampu. Soo Ho dengan nada tinggi menolak
melakukan, lalu meminta maaf karena merasa Sulit untuk bersama Baek Hee hari
ini dan memberitahu kalau Hae Ra akan
segera pulang lalu masuk ke dalam kamar.
Baek Hee
membersihkan pecahan kaca diatas meja, Hae Ra baru saja pulang panik melihat
Baek Hee sedang membereskan sendiri. Baek Hee minta maaf mengaku kaalu Tanpa
sengaja memecahkan gelas. Hae Ra pikir tak masalah meminta agar membiarkan saja
karena akan membersihkannya.
“Aku
sangat menyesal, tapi aku tidak enak badan. Aku harus pergi.” Ucap Baek Hee
dengan nada sedih
“Kau
sakit apa? Aku akan memberimu obat.” Kata Hae Ra khawatir. Baek Hee menolak
karena harus pulang.
“Dimana
Soo Ho Oppa?” tanya Hae Ra heran. Baek Hee pikir Soo Ho tampak sibuk dengan
pekerjaan.
“Dia
seharusnya tidak memperlakukan tetua kami seperti ini. Hei.. Moon Soo Ho! Apa
yang sedang kau lakukan?” teriak Hae Ra.
Saat itu
lampu di dapur mati dan ruangan tanpa gelap. Hae Ra binggung berpikir kalau
lampunya ada yang rusak. Baek Hee seperti merasakan sesuatu, lalu lampu kembali
menyala dan Soo Ho sudah berdiri didepan dapur.
“Oppa...
Apa kau lihat itu? Dimana aku bisa menghubungi bantuan?” ucap Hae Ra
“Aku
melakukan itu, Hae Ra... Ibu Jang... Apa yang harus aku lakukan sekarang?” kata
Soo Ho kebingungan. Baek Hee menatap Soo Ho dengan mata berkaca-kaca seperti
sangat sedih.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar