PS : All images credit and content copyright : KBS
Hae Ra
dan Soo Ho berada di rumah. Hae Ra pikir Soo Ho Oppa sudah melewati banyak hal
lalu mengubah panggilanya jadi sayang. Dengan senyuman bahagia. Soo Ho pikir
Semuanya berakhir jadi mengajak untuk mereka bisa hidup bahagia selamanya.
“Ini hari
yang baik. Ayo kita minum sampanye.” Kata Soo Ho. Hae Ra menyetujuinya.
Keduanya
duduk diruang tengah sambil minum wine, lalu Soo Ho berpikir kalau mereka hidup
bahagia bersama, hanya kita berdua. Hae Ra pikir mereka sudah hidup bahagia
bersama. Soo Ho menjelaskan maksudnya itu hanya mereka berdua saja.
“Apa
Maksudmu, tanpa punya anak, hanya kita berdua?” tanya Hae Ra memastikan
“Banyak pasangan
hidup tanpa punya bayi.” Ucap Soo Ho.
“Apa pun
yang kau khawatirkan tidak akan terjadi. Aku punya firasat.” Kata Hae Ra
menenangkan.
“Kalau
begitu...Haruskah kita hidup tanpa ada kekhawatiran dan rencana?” kata Soo
Ho
“Baik.
Jangan lakukan hal-hal itu... Ucap Hae Ra
“Berjanjilah
satu hal padaku. Tidak peduli apa yang terjadi, tetap bersamaku.” Kata Soo Ho
“Tidak
peduli apa yang terjadi, aku akan bersamamu.” Kata Hae Ra lalu mereka saling melingkarkan kelingking.
“Haruskah
kita mengunjungi kastil tua di Slovenia pada ulang tahun yang ke 10?” kata Soo
Ho. Hae Ra menolak
“Kita
pergi pada ulang tahun pernikahan ke 50.” Kata Hae Ra. Soo Ho tak percaya kalau
mereka akan pergi Setelah 50 tahun
“Iya.
Kastil kita akan tetap berada di sana setelah 50 tahun. Apa kau ingin
bertaruh?” kata Hae Ra
“Berapa
banyak kau akan bertaruh?” ucap Soo Ho. Hae Ra menjawab 10 juta dolar.
“Apa kau
punya 10 juta dolar?” ejek Soo Ho. Hae Ra mengoda kalau mulai menghasilkan uang
besok. Soo Ho tertawa lalu memberikan kecupan lalu memeluk erat Hae Ra.
Papan
nama bertuliskan “Departemen Bisnis Umum, Jung Hae Ra” suara terdengar bertanya
Apa yang terjadi dengan penerbangan langsung dari Incheon ke Stockholm. Ji Hee
menjelaskan Mereka akan menjalankannya untuk sementara selama musim semi.
“Mereka
akan meneruskannya jika berjalan dengan baik.” Ucap Ji Hee.
“ Kita
memungkinkan penerbangan langsung itu, jadi ayo kita buat ini berhasil.” Kata
Hae Ra akhirnya duduk di tempat Ketua Tim.
“Jangan
khawatir... Aku bekerja keras” ucap Ji Hee.
Saat itu
Ketua Tim sebelumny datang mengeluh kalau lelah seperti mengoda Direktur
sebelumnya, Hae Ra dan Ji Hee menyapa ketua Tim dengan panggilan Direktur Utama
“Apa aku
terlihat seperti direktur utama?” tanya Ketua tim seperti masih tak percaya. Ji
Hee menganguk dengan senyuman.
“Tapi aku
sangat kesepian. Kantorku begitu besar, dan aku kesepian, jadi lakukan setiap
pertemuan di kantorku.” Ucap Ketua Tim dan membuat semua senang mendengarnya.
“Manajer
Jung, Apa kau mendengar tentang Perjalanan bisnis Shinbang Pharmaceutics?”
tanya Ketua Tim pada Hae Ra.
“Ya,
mereka akan terus berbisnis dengan kita.” Ucap Hae Ra penuh semnagat
“Kau
tidak bisa kehilangan mereka... Obat baru mereka mencapai jackpot.” Pesan Ketua
Tim
“Jangan
khawatir, Direktur Utama... Manajer Jung adalah yang terbaik.” Kata Ji Hee memuji
“Aku
sudah tahu itu.. Sekarang Semua orang,
berhenti bekerja... Ayo pergi makan siang... Aku sangat lapar dan lelah.” Ucap
Ketua Tim mengikuti gaya Direktur sebelumnya.
Mereka
masuk ke sebuah restoran dan menyapa direktur yang memakai celemek. Direktur
memberitahu kalau searang adalah CEO sekarang jadi meminta agar dipanggil Ketua.
Ketua Tim mengeluh dengan sikap Direktur yang tak pernah berubah.
“Aku
sudah lama berhenti. Kenapa kau di sini?” tanya Direktur
“Kami di
sini untuk pesta pembukaan.” Ucap Ketua Tim. Ji Hee mengaku kalau datang untuk
pekerjaan paruh waktu.
“Kau
tidak dipekerjakan.” Ejek Direktur lalu menyuruh mereka semua duduk saja.
Mereka
pun duduk berjejer di meja sambil makan ayam goreng sebagai Acara pembukaan.
Direktur tak percaya kalau Hae Ra akhirnya dipromosikan menjadi manajer. Ketua
Tim tak suka dengan komentar Direktur
“Jujur
saja, semua paket perjalanan terbaik adalah ide Manager Jung.” Ucap Ji Hee membela
“Itu
karena aku mengajarinya dengan baik saat aku menjadi direktur utama.” Kata
Direktur tetap merasa dirinya paling berharga. Semua hanya mengangguk setuju
saja dengan bualan Direktur.
“Manajer
Jung... kau beri dia makan apa?” tanya Direktur. Hae Ra binggung.
“Pak Moon
memesan pengiriman kemarin.. Dia memesan 30 ekor ayam.” Cerita Direktur
“Astaga.Pak
Moon baik sekali... Dia bahkan peduli dengan penjualan di sini.” Ejek Ketua
Tim.
“Ngomong-ngomong,
Pak Moon belum terlihat tua sama sekali. Bahkan Sebenarnya dia terlihat lebih
muda lagi. Ucap Direktur
“Jadi kau
harus menjaga dirimu juga.” Ejek Ji Hee pada Direktur. Hae Ra terdiam seperti
merasa sedih.
“Aku
tidak bercanda... Dia tidak terlihat seperti pria seumurnya.” Kata Direktur
“Itu karena
aku memberinya makan dengan baik. Aku akan membuatnya kelaparan dan memberikan
nasi” Ucap Hae Ra mencoba untuk bercanda. Direktur pikir Hae Ra harus
memberikan ayam goreng saja.
“Astaga.
Dia akan memintamu untuk memberinya makan ayam saja.” Keluh Ketua Tim mereka
pun akhirnya makan bersama dengan Hae Ra yang terlihat sedih.
Soo Ho
sudah memotong buah memangil Hae Ra untuk memakanya. Hae Ra masuk ke dapur
dengan masker tissue diwajahnya. Soo Ho yang melihat berkomentar kalau Hae Ra
tidak perlu melakukan itu karena masih
cantik. Hae Ra mengaku bukan seperti itu
tapi hanya Wajahnya sangat kering akhir-akhir ini dan ada keriput.
“Aku
sudah lama seperti itu jadi Pakaikan aku juga.” Ucap Soo Ho. Hae Ra pun dengan
semangat ingin memakaikan untuk Soo Ho.
Keduanya
duduk di kamar dengan Hae Ra memasangkan masker Tissue. Soo Ho memberitahu Hae
Ra kalau akan mengikuti ujian lisensi medis dan perlu mengikuti ujian lagi jika
ingin praktek kedokteran di Korea. Hae Ra pikir Soo Ho akan bekerja di rumah sakit
“Tidak..
Tapi Di sebuah rumah sakit kecil di pedesaan.” Ucap Soo Ho. Hae Ra pun bertanya
dengan Blacksmith's. Soo Ho hanya diam saja.
Gon
datang menemui Young Mi dengan banyak kardus besar didepanya. Young Mi melihat
Gon dengan kacamata memberitahu tahu kalau sudah menjual banyak hari ini jadi tidak
perlu khawatir tentang sewa bulan ini bahkan Semua pengiriman sudah siap.
“Aku
ingin membawamu ke suatu tempat.” Ucap Gon. Young Mi ingin tahu kemana mereka.
Young Mi
dan Gon datang menemui Soo Ho dan juga Tuan Han yang terlihat semakin tuan. Soo
Ho menanyakan keadaan Tuan Park. Gon memberitahu Tuan Park ada di rumah sakit
karena tidak bisa hidup dengan normal.
“Aku
ingin Pak Han dan kau mengambil alih perusahaan ini.” Ucap Soo Ho. Young Mi dan
Gon kaget mendengarnya.
“Pak
Han... Tolong bantu dia.” Ucap Soo Ho. Tuan Han mengerti meminta Soo Ho Jangan
khawatir.
“Dulu aku
yang menginginkan pembangunan kembali daerah ini.” Kata Gon merasa bersalah
“Itu
ayahmu, bukan kau. Dan Kau tahu bagaimana lingkungan ini menjadi sangat baik.”
Ucap Soo Ho
“Dia
sudah lama memikirkan hal ini.” Kata Tuan Han menyakinkan. Gon menatap Young Mi
lalu memutuskan akan berpikir tentang hal ini.
“Ngomong-ngomong,
kau terlihat sama dan belum berubah sama sekali.” Komentar Young Mi. Soo Ho
hanya terdiam saja.
Hae Ra
dan Semua tim serta Ketua Tim dan yang lainya kembali ke restoran ayam, kalau
merayakan babak kedua dan mulai bersulang. Ketua Tim meminta agar mereka
berteriak "Selamat tinggal!" untuk Hae Ra. Semua berteriak dengan
wajah bahagia sebagai pesta perpisahan.
“Ngomong-ngomong,
Hae Ra... ini sangat mendadak. Kurasa kau akan terus bekerja di sini... Kenapa
kau mendadak berhenti ?” ucap Ketua Tim sedih
“Aku bisa
membuka agen perjalananku sendiri... Kau sebaiknya hati-hati.” Goda Hae Ra.
Ketua Tim pikir mereka harus punya
penjaga.
“Bawa aku
ke perusahaanmu, Nona Jung.” Kata Ji Hee. Hae Ra mengaku akan berpikir tentang
hal ini.
“Astaga,
apa yang kau katakan, Dasar kau berkhianat... Hae Ra.. Tolong pekerjakan aku
dulu. Terima kasih.” Kata Ketua Tim ikut juga. Semua terlihat bahagia melakukan
pesta perpisahan untuk Hae Ra.
“Ju Hee
harus tinggal sampai dia menjadi manajer Dan sampai aku jadi presiden.” Ejek
Ketua Tim. Hae Ra meminum birnya dengan wajah sedih.
Soo Ho
pindah ke rumah kayu, seperti jauh dari perkotaan lalu memberikan minum pada
pegawai yang mengangkut barang. Si petugas
memuji kalau Rumah Soo Ho sangat cantik tapi menurutnya terlalu besar
untuk dua saudara kandung. Hae Ra mendengar terdiam dibelakang Soo Ho.
“Apa
kakak perempuanmu tidak nyaman?” kata Si pria melihat Hae Ra yang lebih muda.
“Dia
adalah istriku.” Kata Soo Ho memanggil Hae Ra dengan panggilan Sayang. Si pria
terlihat merasa malu dan mulai memindahkan barang saja.
Hae Ra
seperti gelisah tertidur di kamar barunya, lalu menuruni tangga dengan membaca
buku diary milik Baek He. Tapi malah melihat di lembaran belakang yang sobek.
“Apa
dia... tahu caranya?” ucap Hae Ra berpikir kalau Soo Ho sudah membacanya lebih
dulu.
Hae Ra
datang ke tempat Sharon dan kaget melihat si wanita hantu kembali datang dengan
wajah masih muda, menurutnya Sharon tahu caranya, saat itu Seung Goo melihat
Hae Ra yang datang dan langsung mengajaknya duduk.
“Malam itu,
Aku datang ke sini, tapi dia pergi... Dia menghilang dan belum pernah muncul
selama 10 tahun... Kurasa dia benar-benar pergi.” Cerita Seung Goo karena
Sharon akhirnya kembali datang dengan wajah yang masih muda.
Hae Ra
mengeluarkan semua jaket yang akan dicuci lalu memeriksanya semua yang ada
disaku apakah ada yang penting. Lalu menemukan selembar kertas yang ada saku
baju Soo Ho, lalu memastikan kalau itu dari lembaran buku milik Baek Hee dan
mulai membacanya.
“Doa Boon Yi terukir dicincin, dan itu
menjadi pisau... Itu menyelamatkan Soo Ho... Mungkin, itu akan membiarkan dia
hidup selamanya... Dia mungkin kembali normal jika dia berpisah dengan pemilik
doa.”
Hae Ra
yang membacanya hanya bisa terdiam. Soo Ho sedang berada di klinik membalut perban
dan memberikan obat penahan sakit meminta agar pasienya Bersihkan luka dengan cairan yang diberikan
sekali sehari. Pasien pun mengucapkan terimkasih lalu pamit pergi.
“Tapi tidak ada yang tahu bagaimana
hasilnya. Pilihannya terserah mereka berdua.”
Soo Ho
terdiam seperti memikirkan nasib dirinya yang akan abadi karena doa Boon Yi di
masa lalu.
Soo Ho
kembali ke rumah binggung melihat banyak barang. Hae Ra mengeluarkan kertas
ditanganya, merasa kesal karena Soo Ho yang menyembunyikan ini darinya. Soo Ho
seperti tahu kalau Hae Ra akan bersikap seperti ini.
“Aku akan
terlihat seperti kakak perempuanmu, bibi, dan ibumu nanti. Apa kau suka hidup
seperti ini? Aku harus menghilang darimu agar kau bisa kembali normal.” Ucap
Hae Ra
“Tidak,
jangan pergi... Jangan pergi apapun yang terjadi... Aku tidak suka hidup dengan
cara ini... Ini lebih baik daripada hidup tanpamu.” Ucap Soo Ho memeluk erat
Hae Ra tak ingin berpisah.
Di ruang
tengah, Seung Goo kembali menari seperti mulai kembali menua. Sementara dirumah
Soo Ho pulang ke rumah bertanya Apa yang terjadi pada seorang bibi. Si bibi
menceritakan kalau terjatuh di lereng jadi merawatnya dan membawanya pulang
lalu bergegas pergi
Soo Ho
tak banyak berkata masuk ke dalam kamarnya, terlihat Hae Ra yang sudah memutih
rambutnya. Dan esok paginya semua barang dibereskan lalu Soo Ho mendorong kursi
roda membawa Hae Ra pergi sesuai dengan nasehat Baek Hee.
“Jika hal-hal yang tidak kita sukai
terjadi... Jangan berteman dengan orang banyak... Menjauhlah dari orang yang
tertarik pada kehidupan pribadi orang lain. Akan lebih baik tinggal di kota
besar daripada di sebuah kota kecil.”
Akhirnya
Soo Ho kembali ke rumah lamanya dengan Hae Ra yang ada kursi roda lalu membantu
menyisir rambut yang sudah memutih. Soo Ho seperti teringat dengan kenangan
masa lalunya.
“Jangan menambah barang bawaanmu supaya
mudah bagimu untuk bergerak. Jangan lepaskan tangannya sampai akhir.”
Flash Back
Hae Ra yang
masih mudah berbicara dengan Soo Ho, Jika sewaktu—waktu mati sebelum Soo Ho
meminta agar memastikan menemukan wanita yang baik Tapi tidak menemukan
seseorang yang lebih cantik, lebih lucu, atau lebih pintar darinya.
“Kau Temukan
saja wanita ramah dan baik. Hiduplah menjadi pria tua yang baik, oke?” ucap Hae
Ra
“Tidak
bisakah aku bertemu dengan wanita yang lebih cantik, lebih lucu, atau lebih
pintar?” goda Soo Ho
“Kau
Jangan coba-coba...” kata Hae Ra. Soo Ho mengatakan akan berpikir tentang hal
ini.
“Dan jika
aku kebetulan mati duluan, maka Aku akan minta bantuan agar kau bisa kembali
normal.” Ucap Hae Ra. Soo Ho bertanya Kepada siapa. Hae Ra pikir pada Siapapun.
“Bantuan
seperti itu butuh persyaratan.” Pikir Soo Ho menahan rasa sedihnya.
“Syaratnya
adalah... kau akan merindukanku sampai saat itu Kemudian kau bisa kembali
normal.” Ucap Hae Ra. Keduanya pun hanya tersenyum.
Soo Ho
hanya bisa menatap sedih rambut Hae Ra yang sudah memutih
“Kalian berdua akan bertemu lagi. Kau
akan menemukan jawabannya saat itu.”
Soo Ho
membuka tirai jendela kamarnya memberitahu Hae Ra kalau Cuaca indah hari ini. Hae Ra
hanya diam saja. Soo Ho akhirnya duduk di tempat tidur berpikia kalau
mengajaknya jalan-jalan
“Aku... bermimpi
pergi ke istana itu.”ucap Hae Ra perlahan. Soo Ho menyetujuinya.
Keduanya
pergi ke kastil yang di janjian akan datang 50 tahun pernikahan mereka. Soo Ho
memapah Hae Ra yang sudah tua masuk ke dalam kastil walaupun berjalan perlahan.
“Sama seperti saat aku memasuki
waktu setelah bertemu Soo Ho, Aku berdoa agar kalian akan mengenali satu sama
lain.”
“Apa kau
ingin pergi ke toko es krim yang dulu itu?” tanya Soo Ho. Hae Ra menyetujuinya.
Hae Ra
sebelumnya mengajak Soo Ho pergi ke tempat es krim yang terkenal Tepat di
tikungan, bahkan didirikan 300 tahun yang lalu, yang dimulai dari pemiliknya
membekukan beberapa susu sisa.
Soo Ho
terdiam berdiri di tepi sungai karena tak ada lagi Hae Ra disampingnya tapi
berdiri sendiri didepanya dan kenangaan kembali teringat saat datang dengan
kameranya.
“Apa kau
tahu apa yang terjadi Jika kau menangis sambil makan es krim?” ucap Soo Ho lalu
mengambil foto Hae Ra. Hae Ra dengan malu-malu meminta Soo Ho agar tak
mengambil fotonya.
Soo Ho
terdiam dan kaget melihat Hae Ra sudah jatuh lemas di tepi sungai lalu
memeluknya dengan erat.
Keduanya
duduk di tepi danau, tempat itu juga memilki kenangan keduanya. Soo Ho bertanya
apakah Hae Ra ingat legenda danau ini. Hae Ra perlahan mengelengkan kepala,
seperti sudah pikun.
Flash back
Hae Ra
mengatakan Di Korea, orang mengatakan beberapa pekerjaan diciptakan dan
disembunyikan oleh para dewa dan apakah Soo Ho mengetahui ungkapan itu. Soo Ho mengaku punya beberapa teman yang
mengerjakan pekerjaan itu dan ingin tahu kenapa Hae Ra ingin membahasnya.
“Danau yang
kau lihat, Danau Bohinj disitulah dimana dewa menyimpan kekayaan.” Kata Hae Ra
“Itu
jujur sekali... Dewa itu tidak menyimpan kekayaan di Gangnam.” Ucap Soo Ho
“Setelah
dewa menciptakan dunia, Dia mulai memberikan tanah bagi orang-orang untuk
menetap.” Kata Hae Ra
“Aku
punya pertanyaan... Berapa per m²?” tanya Soo Ho mengoda. Hae Ra melirik sinis
karena Soo Ho malah mengodanya. Soo Ho hanya tertawa.
“Tapi
dewa itu membuat kesalahan. Dia lupa meninggalkan beberapa tanah... Bagi mereka
yang rajin bekerja tanpa sepatah kata pun. Jadi dewa itu menyerahkan tanah yang
dia simpan untuk dirinya sendiri.” Cerita Hae Ra
“Lalu apa
kau mendapatkan saat itu?” tanya Soo Ho makin mengodanya dengan tertawa. Hae Ra
ikut tertawa melihat kalau Soo Ho bersenang-senang, Keduanya pun tertawa
bersama.
Soo Ho
mengaku ingat semuanya, Bahkan ekspresi wajah Hae Ra yang tersenyum bahagia.
Saat itu Hae Ra seperti merasakan tubuhnya lemah, lalu akhirnya bersadar di
baju Soo Ho dan akhirnya meninggal begitu saja. Soo Ho memanggil Hae Ra yang
sudah tak bersuara lalu menangis sendiri.
Soo Ho
berjalan ke tepi danau menatap kearah langit, lalu mengajak bicara Hae Ra agar
bisa mengingat ucapanya.
“Tidak
peduli kapan atau bagaimana kita bertemu lagi, Bahkan jika kita tidak bisa
saling bertemu lagi, ingat bahwa ada ksatria hitam yang ingin melindungimu
sampai akhir. Dan bahwa dia mungkin hidup. karena kau ada disana... Aku
mencintaimu...” gumam Soo Ho akhirnya pergi dengan pemandangan gunung alpen
yang sangat indah.
THE END
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Sedih😂😂😂😂
BalasHapusHuaaaaaa kasihan soho ,jadi duda abadi .....btw trims bgt buat mba dyah deedee yg nulis sinopsisnya ,ditunggu sinopsis lain yg romantis lagi....
BalasHapusHaha..bisa aja mba ane ane..duda abadi..
HapusEndingnya... speechless
BalasHapusBaca sinopsisnya saja jadi baper
BalasHapusBaca sinopsisnya saja jadi baper
BalasHapus😪ga tahu mesti apa makasi sinopsisnya mb dyah,harus ada BK 2,dg ending yg lebih seru.Soo ho keren bgt 😍😍.
BalasHapusKasian hae ra. Penulisnya kejam bgt masak mereka ga punya anak si 👶
iya harusnya ada bk 2, ga tega sama so ho.. abis nonton filmnya gagal move on ...
Hapus�� 10 tumbsup�� makasih mbak sipnosisnya smua pada bagusss bgt..terfav da
BalasHapusKlo aq jd jung hae ra aq akan berkata kpd so ho meskipun ia abadi aq akan tetap terlahir sbg pasangannya dan akan menjadi istrinya di setiap kelahiran, hihihi 😁. Makasih mbk sinopsisnya, meski tdk lht filmnya tp berasa lht film wkt BC sinopsisnya. Semangat ya mbk bwt nulis sinopsisnya, tlg dong sinopsisnya yg ud diposting di selesaikan critanya, krn penasaran. Soalnya aq BC sinopsisnya klo ud lgkp, skrg lo wkt klo BC jd hrs cpt sisi aq banyak, penasaran n gk sbr BC nya jd aq sll BC tiap2 luang, skrg curi wkt jg,. Btw, makasi yah, lanjut trs sinopsisnya yah
BalasHapusBaru nonton episode 14 duh liat ending nya kok gini ya... Gimana coba 😭😭😭
BalasHapus