Soo Ho
melihat Geu Rim yang berdiri di tempat melihat keadaan kota seoul dan bertanya
kenapa Geu Rim selalu ingin bertemu di tempat itu. Geu Rim pikir Tidak ada yang
datang di malam hari dan Ada sesuatu yang ingin dikatakan dan tidak tahu harus
pergi ke mana.
“Kau bisa
saja datang ke tempatku.” Kata Soo Ho. Geu Rim heran Soo Ho yang selalu ingin mampir
kesana.
“Lagi pula,
kita tidak pacaran, tapi tempatnya hanya rumahmu, atau rumahku. Mengapa kita
selalu pergi ke rumah masing-masing?” kata Geu Rim heran
“Kita
bisa pacaran saja. Kau bisa Pergi denganku dan Pacaran denganku.” Ucap Soo Ho.
Geu Rim terdiam dan gugup mendengar ucapan Soo Ho lalu keduanya saling menatap
dengan jarak yang dekat
“Aku
menyukaimu.” Ungkap Soo Ho benar-benar serius. Geu Rim seperti masih tak
percaya mengeluh kalau Soo Ho sangat menganggunya.
“Apa
aku... membuatmu terganggu?” tanya Soo Ho tak percaya. Geu Rim membenarkan.
“Jadi..
Apa Kau tidak menyukaiku?” tanya Soo Ho. Geu Rim menjelaskan kalau bukan
maksudnya tidak menyukai Soo Ho
“Lalu,
apa kau menyukaiku?” tanya Soo Ho kembali. Geu Rim terlihat binggung
menjelaskan ucapanya.
“Apa
Maksudmu, jadi kau suka padaku atau tidak suka padaku?” tanya Soo Ho. Geu Rim
mengaku kalau bukannya tidak suka pada Soo Ho. Soo Ho akhirnya menarik tangan
Geu Rim untuk pergi.
Geu Rim
dan Soo Ho sudah makan ramyun di meja makan. Geu Rim mengejek kalau Soo Ho itu
hanya ingin "Pergi" ke rumahnya dengan Makan Ramyeon. Soo Ho tak
menjawab, Geu Rim pun h berkomentar kalau ramyun yang dimakanya sangat lezat.
“Sudah
kukatakan, kan? Banyak sekali kamera yang mengikuti artis terkenal sepertiku.”
Ucap Soo Ho bangga.
“Lalu apa
kau selalu berkencan di rumah dan di mobil?” tanya Geu Rim dan membuat Soo Ho
tersedak karena terkejut.
“Memangnya
berapa umurmu? Apa yang salahnya jika berkencan? Sebelum kau berkencan dengan
Jin Tae Ri, apa kau berkencan dengan model atau Penyiar?” tanya Geu Rim
penasaran.
“Hanya
kau satu-satunya untukku.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim tak banyak bicara mengajak
mereka makan saja.
Nyonya
Nam membaca berkas report, merasa Tidak ada hal yang penting pada Geu Rim.
Jason mengaku berencana untuk memulai sekarang, karena menurutnya timing adalah
kuncinya. Nyonya Nam bertanya Apa Soo Ho mengatakan sesuatu tentang drama ini.
“Tidak
sama sekali.... Jika dia tahu kalau Anda sedang mengatur dramanya, disaat Anda
tahu kalau ia menentangnya, maka dia akan menunjukkan banyak emosi yang berbeda.
Aku sangat menantikan itu. Aku masih mengawasi.” Ucap Jason sangat penasaran.
Saat itu Tuan Ji berusaha menerobos masuk ke dalam ruangan.
“Presdir
Nam... Apa kau harus melakukan itu? Da Seul mengancamku sekarang!” teriak Tuan
Ji
“Jangan
marah-marah begitu. Kita bicarakan nanti.” kata Nyonya Nam seperti tak inin
jason melihatnya.
“Lupakan
nanti... Jika kau menyebabkan masalah seperti itu, bagaimana aku harus memperbaikinya?”
teriak Tuan Ji. Jason melirik melihat keduanya adu mulut.
“Apa Aku yang
menyebabkan masalah? Karena masalah yang kau buat, kita...” teriak Nyonya Nam
lalu terhenti. Jason menyadarinya lalu pamit pergi.
Jason
keluar dari ruangan terdengar teriakan Nyonya Nam meluapkan emosi “Tolong,
berhenti menyakitiku... Kau dan Soo Ho... sudah banyak menyakitiku! Sudah
cukup!” wajahnya terlihat dingin seperti menyimpan sesuatu.
Geu Rim
berjalan melihat ruang tengah Soo Ho, lalu berkomentar kalau Soo Ho banyak
sekali berubah dan membuatnya takut. Soo Ho hanya memberikan berkas yang
diberikan Tuan Moon, Geu Rim pikir Soo Ho ingin makan kue denganya.
“Kapan
kau akan menyelesaikan naskahku?” tanya Soo Ho.
Geu Rim mengaku kalau sebenarnya mengajak bertemu karena hal itu.
“Aku kena
omelan dari PD-nim karena naskahku tadi. Dia mengatakan untuk menulis bagaimana
perasaanku. Aku harus berpikir Apa yang menggangguku, Apa yang terjadi padaku,
Hal seperti itu. Namun, yang bisa kupikirkan sepanjang hari adalah dirimu.”akui
Geu Rim
“Aku
tidak menyadari, tapi jika aku ingin masuk rumahmu, maka aku harus membuka empat
pintu. Dan kau pasti tahu Presdir JH, Ibumu, dia sangat menakutkan. Yang
terpenting lagi, kau adalah orang yang paling menyebalkan di dunia ini bagiku.”
Ungkap Geu Rim
“Jadi,
kenapa aku memelukmu? Bahkan tidak sekali, tapi dua kali.” Kata Soo Soo Ho
“Mengapa
aku melakukannya? Aku berpikir "Bertemu dengan Soo Ho dan cari tahu apa yang
aku rasakan, dan kemudian menulis lagi." Itulah sebabnya aku datang,
tapi...Tapi kau malah berkencan denganku.” Kata Geu Rim dengan helaan nafas
“Aku
pikir...kau menyukaiku. Jadi Tulislah dengan jujur perasaan itu. Aku akan
membacanya. Dan Juga, setelah acara berakhir besok, kita adakan kencan lagi.” Kata
Soo Ho. Geu Rim setuju.
Presdir
Park berbicara di telp terlihat binggung karena Soo Ho belum mengatakan dengan
langsung dan sepertinya timnya juga tidak tahu. Ia pikir kalau syarat
dari JH sangatlah bagus tapi merasa untuk membubarkan tim hanya karena Soo Ho
keluar sedikit keterlaluan.
“Baiklah..
Aku akan memanggil direktur produksi yang bertanggung jawab dan memastikan
semuanya dengannya.” Ucap Presdir Park menutup telp dan mengeluh kalau Tidak
ada hari-hari tenang untuknya.
Geu Rim
berjalan masuk ke kantor dengan rambut digerai dan pakaian rok. Gammoon
memanggilnya melihat pakaian yang tak bisa meminta penjelasn dan berpikir kalau
temanya itu ingin kencan buta atau Ada seseorang yang disukanya.
“Apa
sangat jelas sekali? Apa kelihatan jelas sekali saat aku berpakaian begini?”
tanya Geu Rim panik. Gamoom menjawab kalau
itu Sangat jelas. Geu Rim kebingungan karena takut ketahuan.
“Jadi
Siapa orangnya? Kau memakai rok dan memakai lipstik hanya saat kau berkencan.” Kata
Gamoom penasaran
“Kau
tidak boleh memberi tahu siapa pun.” Ucap Geu Rim ingin memberitahu temanya.
Tapi saat
itu juga Tuan Lee tiba-tiba sudah berdiri dibelakang keduanya. Geu Rim dan
Gamoom benar-benar kaget. Tuan Lee lalu berkomentar kalau suka naskah yang
dibuat oleh Geu Rim lalu berjalan pergi. Gamoom berkomentar kalau Tuan Lee itu
orangnya. Geu Rim pikir temanya sudah gila memikirkan hal itu. Gamoom ingin
tahu siapa itu orangnya.
Geu Rim
kembali memoles bibirnya di toilet lalu teringat ucapan Soo Ho semalam “Setelah
acara berakhir besok, kita adakan kencan lagi.” Ketika akan masuk ke dalam
ruangan, Tuan Lee lebih dulu keluar dan
mengajak Geu Rim untuk ikut denganya.
Keduanya pun bertemu dengan Tuan Kang di ruanganya.
“Apa Kau
melakukan acara dari rumah sakit karena penulis ada disana? Hei. Apa kelompokmu
ini kelompok Private?” ucap Presdir Kang marah
“Anda
terdengar sangat senang di telepon setelah disiarkan. Mengapa mengeluh?” kata
Tuan Lee heran
“Dan Juga,
kau sudah diberikan tempat siaran Sung Woo. Mengapa selalu siaran di luar?”
kata Presdir Kang, Geu Rim berdiri dibelakang Tuan Lee hanya bisa terdiam.
“Bagaimana
dengan Soo Ho? Kau yakin dia tidak akan syuting drama, kan? Apa Kau yakin bisa
mengendalikannya? Aku cek lagi kemarin dengan DJ kami, dan dia bilang akan
melakukan acara radio.” Kata Tuan Lee yakin
“Tapi... bagaimana
jika dia menusuk kita di belakang? Bagaimana jika dia tiba-tiba mengatakan dia
tidak akan melakukannya? Apa Kau punya rencana?” kata Tuan Kang merasa
kebingungan.
Tuan Lee menyakinan
aklau Soo Ho tidak akan melakukan itu dan menurutnya kalau DJ-nya itu sudah
banyak beradaptasi dengan radio. Tuan Kang seperti tak yakin. Tuan Lee yakin
dengan hal itu. Tuan Kang lalu memanggil Geu Rim sebagai Pembuat masalah.
“Mengapa
masalah muncul sepanjang waktu setiap kali kau terlibat!! “ teriak Tuan Kang
kesal
“Mengapa
Anda menyalahkan orang yang tidak bersalah? Kalau sudah selesai kami pergi.” Ucap
Tuan Lee lalu keluar mengajak Geu Rim ikut denganya.
Tuan Lee mengeluh
dengan Tuan Kang yang melindungi punyanya sendiri dan meminta agar Geu Rim
melakukan yang di inginkan karena Yang terburuknya, paling hanya dipecat saja. Geu
Rim pun tak banyak berkata-kata.
Soo Ho
baru saja turun dari mobil dan menghela nafas melihat yang menelpnya. Nyonya
Nam menyuruh Soo Ho agar datang ke kantor, karena Soo Ho yang tidak mematuhi
jadwalnya dan tidak boleh hanya bergantung pada satu acara radio itu.
“Kau
memiliki banyak pertemuan...dan...” ucap Nyonya Nam yang langsung disela oleh
Soo Ho
“Aku
ingin istirahat... Sudah kukatakan beberapa kali.” Tegas Soo Ho lalu menutup
telpnya.
Soo Ho
akhirnya masuk ke gedung dan melihat Geu Rim yang berdiri sangat dekat dengan
Tuan Lee membahas tentang naskah, tapi hatinya seperti bergejolak melihatnya
akhirnya mendekat dan menarik Tuan Lee mengajak bicara.
Soo Ho
merasa sudah mengatakan pada Tuan Lee untuk jangan merangkul Geu Rim atau memanggilnya
"Magnae" dan juga meminta
jangan sekali-kali melakukan kontak mata dengannya. Tuan Lee pikir tak
adan yang bisa dilakukan apabila tanpa melakukan kontak mata dengan penulisnya.
“Jangan
melakukan apapun.” Kata Soo Ho kesal. Tuan Lee pikir lebih baik menghentikan
permasalahan itu.
“Aku
berhenti memanggilnya "Magnae" beberapa waktu yang lalu. Aku
memperlakukannya seperti penulis sebenarnya sekarang. Aku tidak akan merangkul
bahunya. Jadi Ayo masuk. Ayo kita rapat.” Kata Tuan Lee lalu berjalan pergi.
Soo Ho menatapnya dan Tuan Lee membalikan badan.
“Hanya
untuk memperjelas, Kau hanya mengatakan untuk jangan merangkulnya.” Ucap Tuan Lee
mengodanya sebelum menuruni tangga
Semua
berkumpul di ruangan, Tuan Lee pikir sudah saling tahu banyak, selama sebulan
ini, kalau DJ tahu banyak tentangnya dan penulis mereka juga tahu banyak tentang
Hoon Jug. Ia merasa kalau ini tidak akan
berhasil.
“Rumah
sakit dan sekolah adalah kejadian spontan karena keadaan. Itu tak masalah, dan
semuanya sukses berkat dirimu, tapi itu bukan sesuatu yang telah kita
rencanakan.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho pun ingin tahu yang akan dilakukan Tuan Lee.
“Aku
ingin merencanakan sesuatu yang baru.” Kata Tuan Lee. Geu Rim pikir mereka akan mengadakan pertemuan setelah
acara?
“Hei.
Bagaimana dengan kencan kita?” gumam Soo Ho. Tuan Lee setuju kalau mereka tidak
punya waktu untuk beristirahat. Soo Ho makin menjerit kesal dengan nasib
kencanya.
“Aku
ingin DJ kita lebih ikut serta juga. Berapa lama kau akan terus diam seperti
itu?” kata Tuan Lee
“Aku
melakukan yang terbaik sebisaku.” Kata Soo Ho. Tuan Lee pikir itu Tepat sekali,
menurutnya mengatakan hal ini karena itu tidak cukup.
“Bisa
tolong jelaskan dalam angka bagaimana hal itu tidak mencukupi?” tanya Soo Ho.
Tuan Lee dibuat binggung ketika diminta Angka.
“Seperti
Rating, keuntungan dari iklan, atau jumlah komentar. Sesuatu yang terlihat Apa
dari semua itu ada yang kekurangan? Aku percaya melakukan yang terbaik bahkan
dalam siaran langsung yang tak terduga dan yang tidak pernah sekali pun aku
pertimbangkan. Tolong jelaskan dimana tidak cukupnya.” Ucap Soo Ho. Tuan Lee
hanya bisa menghela nafas.
“Ya,
penting bagiku untuk membuka diri, tapi bagaimana kalau kau juga membuka hatimu
dan berpikir tentang apa yang harus kau lakukan dengan seorang DJ sepertiku? Itulah
pendapatku.” Kata Soo Ho. Geu Rim dan Hoon Jung hanya terdiam melihat keduanya
berbicara.
“Kau
tidak salah.... “ komentar Tuan Lee. Soo Ho dengan bangga kalau ucapanya tepat
sekali. Hoon Jung melihat keduanya hanya bisa menuliskan pada bukunya “Haruskah
aku mengundurkan diri?”
Tuan Lee
membaca tulisan naskah Geu Rim “Memeluk seseorang mengundang orang itu ke duniaku.”
Lalu menatap Geu Rim yang ada diruang
siaran duduk disamping Soo Ho.
Soo Ho
pun membaca naskah Geu Rim “ Pelukan itu penuh harapan kalau kau akan lupa kesedihanmu
dalam pelukanku. Pelukan itu penuh harapan kalau kau akan berhenti menangis di
pelukanku.” Lalu menatap Geu Rim yang bersiap-siap melakukan siaran,
seperti hatinya berdegup kencang.
Siaran
dimulai, Soo Ho membaca pesan dari 3390
yang berkomentar dan meminta lagu yang bagus untuk meringankan insomnia nya. Lalu
nomor 9486 mengatakan, kalau dimarahi oleh atasannya dan keadaan hatinya saat
ini sedang buruk.
“Aku
harap kau tidak merasa kesal lagi, dan tidurlah yang nyenyak. Mari dengarkan
lagu "Turn on the Radio".” Ucap Soo Ho dan Tuan Lee pun memutar
lagunya, seperti siaran kali ini berjalan dengan sempurna.
“Aku
penggemarmu! aku sangat bersungguh-sungguh... Aku benar-benar menyukaimu.” Jerit
histeris seorang wanita. Soo Ho terlihat gugup mengucapkan terimakasih
“Hari ini
ulang tahunku dan Minggu depan ulang tahunmu... Jadi Untuk ulang tahunku...”
ucap si wanita. Tuan Lee terlihat mendengarnya kaget kalau Soo Ho akan ulang
tahun minggu depan.
“Aku
ingin mendengarmu berkata, "Aku mencintaimu." Aku akan merekamnya dan
mendengarkannya setiap hari... Kumohon. Namaku Cho Sun Hee...” ucap Sun Hee
mengebu-gebu. Soo Ho terdiam seperti tak bisa melakukanya, Geu Rim memberikan
kode agar Soo Ho bisa melakukanya.
“Aku
cinta... Aku cinta... Aku mencintaimu.” Ungkap Soo Ho terbata-bata lalu menatap
Geu Rim yang duduk disampingnya. Tuan Lee melihat Soo Ho seperti mengungkapkan
perasaanya.
“Baiklah.
Selamat ulang tahun, Sun Hee.” Kata Soo Ho menyudahi telpnya, setelah itu
mengatakan kalimta penutup
"Memeluk
seseorang mengundang orang itu ke duniaku. Pelukan itu seperti harapan agar kau
melupakan kesedihanmu dalam pelukanku.” Ucap Soo Ho. Geu Rim seperti mengingat
saat masih remaja memeluk Soo Ho di rumah sakit
“Pelukan
itu seperti harapan agar kau berhenti menangis di pelukanku." Bila
seseorang memeluk orang lain, itu berarti... kau akan mendekap kehidupan orang
itu. Ji Soo Ho Radio Romance... akan mengucapkan selamat tinggal setelah
mendengarkan "Hug Me" oleh Jung Joon Il.” Kata Soo Ho. Geu Rim
mendengar hasil tulisan bisa tersenyum bahagia.
Soo Ho
dan Geu Rim berjalan keluar bersama dari ruang siaran. Geu Rim heran dengan Soo Ho yang terus
tersenyum. Soo Ho mengaku merasa seperti sedikit lebih dekat ke radio hari ini.
Saat itu Tuan Lee datang dan diantara keduanya.
“Mari
kita makan dan tidur disini bersama hari ini.” Ucap Tuan Lee.
“Aku
tidak bisa hari ini dan punya rencana.” Kata Soo Ho menolak
“Lalu
kita akan pergi tanpamu. Apa Kau juga tidak ikut?” kata Tuan Lee pada Geu Rim.
Soo Ho memberikan kode, tapi Geu Rim hanya terdiam.
Soo Ho
dan Geu Rim bertemu di parkiran, Soo Ho kesal karena Geu Rim bersikeras tidur di kantor. Geu Rim
menjelaskan kalau merkea harus mengadakan pertemuan malam ini dan harus bekerja
pada segmen dengan PD Lee. Soo Ho ingin tahu jam berapa akan selesai hari ini
“Aku
tidak tahu.. Aku tidak yakin, tapi mungkin akan terlambat” kata Geu Rim
“Akan
berbahaya jika sudah lewat malam, Jadi ambil ini. Meski kau tidur selama satu
jam, tidurlah di rumah.” Kata Soo Ho memberikan kunci mobilnya.
“Soo Ho.
Aku tidak akan menerima ini. Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, ini
agak memberatkan...” ucap Geu Rim mengembalikanya.
“Apa yang
memberatkan? Aku ingin memberikannya padamu. Mengapa begitu memberatkan?” keluh
Soo Ho. Geu Rim seperti tetap enggan memberikanya.
“Baiklah.
Lupakan mobilnya...Tapi... apa kau melihat hadiah yang aku taruh untukmu di
sana?” tanya Soo Ho menunjuk ke kursi belakang. Geu Rim mengelengkan kepala
“Apa Kau
tidak membukanya satupun? Apa Kau tidak melihat itu semua? Yang ingin kuberikan
padamu bukanlah beban, tapi hatiku. Meskipun kau merasa tidak berhak
mendapatkannya, apa tidak bisa paling tidak, kau membukanya?” kata Soo Ho kesal
Geu Rim
akhirnya meminta maaf karena tidak berpikir sejauh itu dan berjanji untuk
membukanya. Soo Ho masih tetap kesal, Geu Rim akhirnya meminta izin untuk bisa
bertemu besok, karena ingin berkencan dengannya. Soo Ho terdiam mendengarnya
karena kali ini Geu Rim yang memintanya berkencan.
Soo Ho
berjalan ke dalam mobilnya, tersenyum bahagia mengingat sata Geu Rim
mengajaknya berkencan besok. Saat itu ia menerima telp dan terlihat kaget lalu
bergegas pergi. Ia bertemu dengan Manager Kim di pinggir jalan.
“Apa Kau
sama sekali tidak tahu?” tanya Manager Kim. Soo Ho mengaku baru kali ini
mendengarnya.
“Rencana Presdir
Nam membuatmu meninggalkan radio, membubarkan tim itu, dan membuatmu untuk syuting
drama. Aku baru saja mendengar itu dari direktur perencanaan. Dan itu Sudah
dijadwalkan besok.” Kata Manager Kim. Soo Ho binggung apa maksudnya itu.
“Pengumuman
kalau kau akan syuting drama.”kata Manager Kim. Soo Ho akan bergegas pergi
masuk ke dalam mobil dengan wajah marah.
“Kau
tidak bisa menyetir dalam keadaan ini. Aku akan menyetir jadi Masuklah.” Ucap Manager
Kim. Soo Ho pun menuruti Manager Kim.
Soo Ho
menemuinya kalau sudah mengatakan lebih dari 100 kali bahwa tidak akan
melakukannya dan sudah mengatakan lebih dari 1.000 kali bahwa tidak mau. Ia
mengeluh karena Nyonya Nam yang tidak
mau mendengarkannya sekali saja?
“Karena
aku akan tetap melakukannya, karena aku masih akan pergi sesuai keinginanmu,
kau pasti mengira aku akan selalu seperti itu. Tapi sekarang tidak akan... Aku
tidak mau.” Tegas Soo Ho
“Sudah
kukatakan, aku menandatangani kontrak nya.” Balas Nyonya Nam,
“Tepat
sekali. Kenapa kau melakukan apa yang kau inginkan tanpa bertanya padaku. Saat
kukatakan aku tdak mau, tidak bisakah kau memikirkan mengapa aku menolaknya?
Tidak bisakah kau memikirkan tentang itu sekali saja? Kumohon... Ibu.” Ucap Soo
Ho
“Soo
Ho... Apa Menurutmu, aku ingin melakukan itu?” kata Nyonya Nam lalu
memperlihatkan foto Soo Ho yang mencium Geu Rim. Soo Ho heran maksud dengan
foto dirinya.
“Itulah
yang ingin aku tanyakan... Apa yang telah kau lakukan? Apa kau tahu betapa
sulitnya bagiku untuk memperbaiki masalah yang kau buat dengannya?” ucap Nyonya
Nam. Soo Ho ingin tahu siapa orangnya.
“Yang
penting fakta bahwa jika aku punya ini, artinya orang lain juga punya yang
lainya. Jika kau tidak berperilaku dengan baik, maka semua ini akan tertimpa
pada Geu Rim... Aku bisa menghentikannya untuk pertama kali. Aku tidak dapat
menjamin jika hal itu terjadi lagi.” Kata Nyonya Nam
“Kau
bilang "Jika kau ingin melindungi Geu Rim lakukan seperti yang aku
katakan." Kau benar-benar luar biasa... Aku tidak berpikir sejauh itu.” Ungkap
Soo Ho
“Jangan
pura-pura tidak tahu sebab-akibat dari pilihanmu. Jadi Besok jam 6 sore.” Kata Nyonya
Nam sebelum Soo Ho meninggalkan rumah.
Geu Rim
menelp Soo Ho tapi ponselnya tak aktif,
Hoon Jung berjalan melewati mesin kopi, mendengar dua pria membahas Ji
Soo Ho akan meninggalkan acara radio, bahkan timnya akan dibubarkan. Hoon Jung
langsung bergegas pergi dan melihat Ra Hee berbicara dengan juniornya.
“Sudah
kukatakan, aku dekat dengan Presdir JH.” Ucap Ra Hee bangga
“ Dan Kudengar
dia keluar karena drama. Mengapa dia tidak bisa melakukan drama dan acara radio
bersamaan?” tanya Gamoom binggung
“Dramanya
akan syuting di negara lain. Jika mereka menghabiskan uang sebanyak itu, apa
kau mau juga ikut acara radio?” ucap Ra Hee dengan nada mengejek.
“Apa yang
terjadi dengan Geu Rim?” tanya Gamoom kasihan, Hoon Jung yang medengarnya pun
panik ingin tahu nasib dirinya juga dalam tim.
Geu Rim
dan Tuan Lee berada dalam ruangan, seperti bahagia setelah menyelesaikan tugas.
Saat itu Hoon Jung datang dengan panik. memberitahu kalau Soo Ho meninggalkan
acara radio. Geu Rim kaget, Hoon Jung memberitahu kalau Soo Ho berhenti.
Di
ballroom hotel, sudah disiapkan tempat Konferensi Pers drama Who Am I dengan
papan nama Ji Soo Ho., Saat itu Soo Ho menatap ponsel seperti ingin menelp Geu
Rim tapi diurungkan niatnya. Manager Kim datang menemui Soo Ho.
“Tolong
bantu aku... Aku tidak akan membicarakan tentang melipatgandakan gajimu. Apa Kau
bisa membantuku?” ucap Soo Ho. Saat itu Tuan Lee menerobos masuk dengan wajah
penuh amarah.
“Soo
Ho... Kau kenapa?.. Katanya, kau tidak akan syuting drama. Katamu, kau akan
akan berbicara denganku dulu... Apa yang kau lakukan? Tidakkah kau tahu
tujuanmu?” ucap Tuan Lee sangat marah
“Aku
seharusnya tidak pernah memulai acara ini denganmu... Kau tidak bisa menepati janji.
Bukan hanya bertindak dengan apa yang mereka tulis untukmu, tapi kau juga
menjalani hidup sesuai dengan tulisan mereka juga.” Kata Tuan Lee murka lalu
keluar dari ruangan. Manager Kim hanya bisa menatap Soo Ho seperti mengetahui
isi hatinya.
Soo Ho
pun melakukan pemotretan dengan wartawan didepan backdrop Who Am I, dengan
lawan mainya. Geu Rim menonton dari laptop acara Soo Ho yang memilih untuk melakukan syuting drama.
Akhirnya Geu Rim mengirimkan pesan pada Soo Ho
“Soo Ho.
Apa yang sedang terjadi? Apa Kau benar-benar berhenti dari acara radio? Kau
tidak mengatakan apapun tadi malam. Mengapa tidak kau angkat?”
Saat itu
Tuan Lee masuk ruangan, Geu Rim ingin tahu Apa yang dikatakan Soo Ho. Tuan Lee
yang merasa dikhianti berpikir kalau tidak membutuhkan seseorang seperti Soo Ho
lagi dan akan tetap siaran tanpa Soo Ho. Ia pikir kalau ini kesalahana karena
menyuruh Geu Rim untuk merekrutnya.
“Tidak
apa-apa... Aku akan bertanggung jawab penuh.” Tegas Tuan Lee. Geu Rim sepertitak
percaya kalau Soo Ho benar-benar berhentidari acara radio lalu keluar dengan
membawa jaketnya.
Geu Rim
keluar dari ruangan teringat kembali ucapan Soo Ho saat pertama kali bertemu “Jika aku mengatakan kalau aku akan melakukan acara
radio, kau tidak akan menangis? Aku akan melakukan acara radio. Ayo lakukan
acara radio.” Lalu Soo Ho mengaku
perasaaanya “Aku menyukaimu.” Geu Rim seperti tak percaya dengan sikap Soo Ho
yang mengkhianatinya.
Soo Ho
akhirnya selesai melakukan jumpa pers. Geu Rim duduk diruangan sendirian
melihat ponselnya berdering, Soo Ho menelp tapi enggan untuk diangkat. Akhirnya
Geu Rim berdiri ditempat favoritnya dan membiarkan ponselnya karena Soo Ho
menelp.
Tiba-tiba
Soo Ho datang dan langsung menarik Geu Rim lalu memeluknya. Ia berkata kalau sudah mengatakan untuk
jangan mengabaikan telponnya. Geu Rim terdiam menahan air matanya. Soo Ho tahu
apa yang ingin dikatakan Geu Rim sekarang.
“Aku tahu
bagaimana perasaanmu saat menungguku.” Ungkap Soo Ho. Geu Rim pikir Soo Ho tidak tahu.
“Bagaimana
kau tahu perasaan aku?” ucap Geu Rim
“Mengapa
aku tidak bisa? Kau berpikir kalau aku berhenti dari acara radio dan berdiri di
sini, membenciku.” Ungkap Soo Ho lalu keduanya saling menatap
“ Tapi...
Aku akan melakukannya.. Aku akan terus melakukannya denganmu... Kau hanya harus
percaya padaku.” Kata Soo Ho memohon
“Aku
ingin mempercayaimu.. Aku percaya padamu.” Ungkap Geu Rim dengan mata
berkaca-kaca.
“Maka,
percayalah padaku.” Kata Soo Ho lalu mencium Geu Rim, Geu Rim pun membiarkan
Soo Ho menciumnya.
Bersambung
ke episode 11
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar