PS : All images credit and content copyright : KBS
Geu Rim
heran melihat Soo Ho yang mengunakan seragam rumah sakit dan bertanya kenapa
ada di ruang rawat, apakah memang sakit. Soo Ho mengaku tidak tapi Sejak bekerja
siang sampai malam, dan adanya jadwal radio sekarang, maka rasanya ingin pingsan.
“Apa Kau
pikir aku percaya perkataanmu?” ucap Geu Rim adn meminta Tuan Lee untuk
mengatakan sesuatu.
“Aku
sangat khawatir pada Ji Soo H karena ia tampak rapuh seperti bunga. Jadi, karena masalah kesehatan
DJ kita..., maka kita harus siaran disini.” Ucap Tuan Lee. Geu Rim kesal karena
Tuan Lee malah setuju dengan sikap Soo Ho.
“Siaran
itu bukan lelucon.” Tegas Geu Rim. Tuan Lee heran karena Geu Rim berpikir
dirinya sedang bercanda sekarang.
“Ya...
Apa Ada yang mengganggu dalam pikiranmu?” ucap Geu Rim. Tuan Lee menganguk
dengan senyuman.
Ketiganya
bertemu pasien yang sebelumnya menyapa Geu Rim. Tuan Lee meminta agar memberikan salam pada Geu Rim dan Soo Ho
dengan memberitahu kalau Pasien itu bintang tamu siaran radio mereka selanjutnya,
dengan umur 16 tahun dengan kanker darah bawaan.
“Aku Lee
Eun Jung.” Ucap Eun Jung dengan penuh semangat.
“Mimpinya
menjadi seorang DJ. Kalian profesional, jadi kalian mengerti, kan?” ucap Tuan Lee. Geu Rim dan Soo Ho hanya bisa terdiam.
Eun Jun
memakai lipstiknya di toilet lalu berbicara pada Geu Rim kalau terlihat keren
tadi, karena tidak ingin bertingkah
seperti penggemar gila di depan Soo Ho, jadi mencoba bersikap dingin.
Lalu bertanya apakah berhasil caranya tadi.
“Jujurlah...
Kau berbohong waktu bilang ingin menjadi DJ, kan? Kau berbohong agar bisa
bertemu Ji Soo Ho, kan?” ucap Geu Rim sinis.
“Memangnya
tak boleh?” tanya Eun Jung. Geu Rim menegaskan kalau itu tak boleh dan
menegaskan Acara radio bukan pertemuan penggemar.
“Maka
impianku mulai hari ini adalah menjadi seorang DJ.” Ucap Eun Jung santai. Geu
Rim pikir Impian itu bukan candaan...
“Tidak
masalah... Lagipula aku akan mati enam bulan lagi. Jadi, mulai hari ini...,impianku
menjadi DJ.” Kata Eun Jung. Geu Rim terdiam mendengarnya dan berubah menjadi
kasihan.
Tuan Lee
memberikan naskah berjudul [Apakah ini cara mengumpulkan ceritaku?] pada Soo Ho
memberitahu Eun Jung sakit parah dan
Waktunya kurang lebih enam bulan lagi. Ia juga tahu kalau Eun Jung adalah
penggemar Soo Ho.
“Bukankah
kau ingin memberinya hadiah yang bagus?
Menurutku... Ini akan menjadi hadiah yang bagus untukmu juga.” Kata Tuan Lee
memberikan saran pada Soo Ho.
Geu Rim
memberikan minum pada ibunya yang baru selesai makan. Ibunya mengetahui kalau Geu Rim yang akan siaran
dari rumah sakit? Geu Rim membenarkan dan mengaku senang bisa siaran sambil
menjaga Ibunya tapi tapi... lalu berhenti bicara.
“Jika kau
bahagia, bahagia saja. Kenapa ada "tapi"?” komentar Nyonya Jo
“Oh..
Yah... Bagaimana kau bisa dapat kamar rumah sakit ini Apa Kau menang undian
tanpa memberi tahu Ibu?” ucap Nyonya Jo. Geu Rim seperti tak bisa menjelaskan
kalau semua berkat Soo Ho.
Geu Rim
keluar dari kamar menatap ponselnya, mengetik “Ji Soo Ho.. Bisa kita bicara
sebentar?” lalu menghapusnya dengan kembali menuliskan “Aku akan ke kamarmu.
Ada yang ingin kutanyakan soal siaran dan secara pribadi soal apa yang kita
bicarakan sebelumnya...” Saat itu Jason diam-diam mengintip.
“Ada
orang di kamar Ji Soo Ho.” Ucap Jason yang membuat Geu Rim kaget.
“Bagaimana
kalau minum kopi denganku dulu?” kata Jason menawarkannya.
Keduanya
duduk dicafe, Jason pikir Geu Rim dan
Soo Ho pasti sudah sangat dekat. Geu Rim
merasa Bukan dekat, tapi tepatnya mereka
bekerja sama, jadi wajar seperti sangat
dekat. Jason bisa mengerti. Geu Rim ingin tahu Bagaimana mengenal Ji Soo Ho.
“Kau bukan
manajernya, 'kan?” ucap Geu Rim sudah tahu kalau Manager Kim adalah Manager Soo
Ho
“Kami
sering saling cerita tentang kehidupan kami masing-masing... Aku berharapnya
begitu. Tapi aku masih belum berhasil sekarang... Aku dokternya... Aku bertanggung
jawab atas insomnia dan stres yang dideritanya.” Akui Jason
“Jangan
katakan hal-hal seperti bagaimana terkesannya dirimu kalau aku tampan dan
pintar” goda Jason melihat reaksi Geu Rim.
“Jadi kau
dokter... Lalu berapa lama kau dan Ji Soo Ho...” tanya Geu Rim. Jason mengaku
berteman SMA.
“Kau
banyak bertanya hari ini... tapi Baguslah. Aku juga punya banyak pertanyaan buatmu.” Ungkap Jason. Geu Rim
binggung pertanyaan apa untuknya.
“Ya,
banyak sekali... Ji Soo Ho punya ponsel karena kau, 'kan? Dia dirawat di rumah
sakit karena kau juga kan?” ucap Jason. Geu Rim ingin menjelaskan tapi Jason
memilih langsung menyela.
“Bagaimana
kalau begini saja? Aku punya banyak pertanyaan, dan kau juga. Mari kita
bertanya satu pertanyaan masing-masing.”
Ucap Jason menyuruh Geu Rim lebih dulu.
Geu Rim terlihat binggung, Jason menyuruh Geu Rim cepat menanyakanya.
“Soal Ji
Soo Ho...” ucap Geu Rim seperti ragu.
Sementara
Soo Ho di kamar mengirimkan pesan pada Geu Rim “Kau dimana? Bisa kita bertemu sebentar? Ada
orang di luar, jadi datanglah kesini... Atau haruskah aku menemuimu?”
Geu Rim tak juga membalas pesanya, akhirnya Soo Ho mengambil jaket dan akan
keluar dari ruangan, tapi saat itu Nyonya Nam masuk ruangan.
“Sunguh
pertunjukan yang menarik. Jika kau ingin pura-pura sakit, lakukanlah yang benar.
Bagaimana jika seorang reporter mendapat fotomu?” sindir Nyonya Nam
“Siapa
lagi yang melapor pada Ibu kali ini?” keluh Soo Ho. Nyonya Nam pikir Soo Ho tidak
perlu tahu itu.
“Dimana
Sekretaris Kim?” tanya Soo Ho. Nyonya Nam pikir anaknya yang memecatnya jadi
kenapa malah bertanya padanya. Soo Ho
akan pergi.
“Apa kau
mau pergi ke suatu tempat? Katanya ibunya Song Geu Rim dirawat di sini. Apa Kau mau kesana?” ucap
Nyonya Nam. Soo Ho membenarkan.
“Kau
bilang... Jin Tae Ri akan menjadi sengsara jika dia berhubungan denganmu. Jadi apa
maksudmu tak apa kalau Song Geu Rim menjadi sengsara? Lagipula kau ada siaran
disini besok..., jadi pastikan hasilnya bagus dan efisien. Dan Beristirahatlah.”
Ucap Nyonya Nam seperti mulai mengancam. Soo Ho pun hanya bisa terdiam.
Soo Ho
duduk disofa rumah sakit sambil mengingat yang dikatakan ibunya “ Jadi apa maksudmu
tak apa kalau Song Geu Rim menjadi sengsara?”
Flash Back
Soo Ho
mengingat saat bertemu dengan Geu Rim yang mengunakan penutup mata dan ingin
membukanya, tapi melarangnya. Geu Rim heran karnea ingin melihat wajahnya sekarang.
“Tidak
bisakah kau mengingatku seperti ini?” ucap Soo Ho yang tak ingin Geu Rim
melihat wajahnya.
“Baiklah...
Aku janji akan mengingatmu walau aku sudah dewasa.” Kata Geu Rim.
“Apa Walaupun
aku melupakanmu?” tanya Soo Ho. Geu Rim menganguk walaupun Soo Ho yang
melupakannya maka akan mengingatnya.
Geu Rim
berjalan masuk ke rumah sakit mengingat yang dikatakan Jason saat menanyakan
tentang Soo Ho.
Flash Back
Geu Rim
ingin tahu apakah Soo Ho dulu pernah rumah sakit ini juga. Jason membenarkan
dan itu 12 tahun silam. Geu Rim pikir apa mungkin namanya saat masih kecil Woo Ji Woo. Jason kaget
mendengarnya kalau Geu Rim bisa mengetahuinya.
Geu Rim
mengingat semua yang dikatakan Soo Ho sebelumnya “Song Geu Rim. Apa Kau...sungguh tidak
mengingatku?” lalu menciumnya dan saat di acara Tae Ri menegaskan “Sampai kau
mengenaliku.” Ia heran apa maksud ucapanya.
“Aku
mungkin kehilanganmu lagi jika aku bertindak
seperti yang kulakukan dulu. Aku mengenalimu. Kita sudah lama saling mengenal.”
Ungkap Soo Ho.
Geu Rim
terus berjalan masuk ke rumah sakit dan melihat Soo Ho yang duduk disofa
tempatnya bertemu dengan cinta pertamanya.
Ia pun mengaku kalau mau bertanya satu hal saja jadi meminta Soo Ho agar
menjawab pertanya dengan serius kali ini.
“Apa kita
pernah duduk disini? Apa disini..., kau bertemu Song Geu Rim yang memakai
penutup mata?” tanya Geu Rim ingin memastikan.
Flash Back
Soo Ho
melihat dari depan jendela, kalau ada Seminar Pengalaman Kebutaan. Geu Rim
sedang belajar mengunakan tongkat seperti orang buta. Lalu Ia juga membantu Geu
Rim yang akan terjatuh saat mengunakan tongkat, mereka berdua akhirnya duduk di
ruang tunggu, mendengarkan radio di tangga darurat. Soo Ho menatap Geu Rim yang
bermain salju dengan pasien di rumah sakit.
Geu Rim
akhirnya mengetahui kalau memang Soo Ho adalah orang yang ditemuinya saat
dirumah sakit dan itu alasan bersikap seperti sekarang.Soo Ho tak berkata-kata
hanya menatapnya, seperti tak bisa mengekpresikan perasaanya karena Geu Rim
akhirnya bisa mengenalinya.
“Apa kau
terluka aku tidak mengenalimu? Kau belum dewasa sama sekali. Senang bertemu
denganmu.” Ucap Geu Rim mengulurkan tanganya, Soo Ho pun menjabat tanganya.
Kenangan
mereka seperti terulang lagi, Geu Rim yang memeluk Soo Ho menenangkanya. Mereka
mengobrol di Gereja, lalu Soo Ho yang mencium Geu Rim. Soo Ho juga meminta Geu
Rim yang mengingatnya tanpa membuka penutup matanya. Geu Rim tersenyum mengingat kenangaan dengan
Soo Ho saat dirumah sakit.
“Apa
selama ini kau tidur nyenyak? Saat itu, kau 'kan juga tidak bisa tidur. Apa
sekarang tidurmu sudah nyenyak?” tanya Geu Rim. Soo Ho mengaku tidak.
“Kenapa
kau tidak bilang apapun? Seharusnya kau memberitahuku.” Ucap Geu Rim berjalan
di lorong rumah sakit.
“Karena
aku ingin memastikan kau mengenaliku. Aku menginginkanmu untuk mengingatku.”
Komentar Soo Ho
“Kau
sangat aneh. Jika kau senang melihatku, maka kau tinggal bilang saja. Kenapa kau menjegalku?”
keluh Geu Rim.
Flash Back
Soo Ho
melihat Geu Rim yang ada didekatnya, lalu berbicara dengan seorang pria sambil
meminum wine. Setelah itu Geu Rim pamit pergi karena harus menerima telp, Soo
Ho yang melihat Geu Rim langsung menjegal kaki
Geu Rim sampi terjatuh.
“Aku tidak
suka pria yang bersamamu hari itu.” Akui Soo Ho. Geu Rim mengejek Soo Ho itu
seperti bocah remaja.
“Dan saat
kita keluar bersama tim, kenapa kau membuatku terlihat buruk di depan ibumu?”
keluh Geu Rim
“Jadi apa
kau ingat hari disaat kau mabuk?” tanya Soo Ho kaget.
Soo Ho
mengendong Geu Rim dan membaringkan di kamarnya, saat itu Geu Rim terbangun
memanggil Soo Ho mengeluh dengan sikapnya. Soo Ho binggung dan akhirnya Geu Rim
kembali tertidur. Soo Ho menarik selimut untuk Geu Rim dan Geu Rim terbangun
lalu muntah pada bajunya.
Geu Rim
hanya berpikir kalau Soo Ho itu cabul. Soo Ho hanya bisa mendengus sambil
tersenyum. Geu Rim heran Soo Ho tertawa padahal selama ini bersikap jahat
terhadapnya dan kemudian bertanya... apa aku mengenalinya, jadi maka mungkin
bisa mengingatnya.
“Apa Kau
gila? Dan Juga..., saat aku melompat ke air, kau menyakiti perasaanku.” Ucap
Geu Rim.
“Makanya
aku mengantarmu pulang.” Tegas Soo Ho
“ Ya.
Tapi saat itu aku mengira itu sangat aneh. Bagaimana kau tahu tempat tinggalku?”
ucap Geu Rim
“Aku
mengikutimu 12 tahun silam.” Akui Soo Ho saat masih remaja mengikuti Geu Rim
masuk ke dalam rumahnya.
“Kau
memang penguntit sejati... Jadi, Apa kau menyukaiku sejak saat itu?” goda Geu
Rim santai. Soo Ho hanya terdiam dengan tatapan dingin.
“Aku
minta Maaf... Aku memang berlebihan tiap kali aku membuka mulutku.” Kata Geu
Rim.
“Berlebihan
juga tak apa, Karena memang benar.” Kata Soo Ho lalu berjalan pergi. Geu Rim
hanya terdiam lalu mengikutinya.
Soo Ho
berada didepan kamarnya bertanya apakah Geu Rim ingin masuk. Geu Rim mengaku kalau itu membuatnya jadi tak
bisa berkata-kata karena berpikir tentan sesuatu. Ia meminta Soo Hoo agar bisa
mendengarkan ucapanya sekarang.
“Walau kau
menyukaiku 12 tahun silam..., walau kau bilang kau menyukaiku sekarang juga...,
apa menurutmu aku bakal langsung bilang, "aku sangat bahagia, aku juga
menyukaimu.." Hei... ada apa dengan sikap mu?” ejek Geu Rim dan Soo Ho
tiba-tiba langsung menariknya masuk ke dalam kamar.
Soo Ho
memberitahu kalau Ada reporter di luar sana. Geu Rim panik berpikir kalau Soo
Ho akan gawat kalau keluar dari ruanganya, tapi mengubah pikir kalau dirinya
yang akan gawat. Ia langsung berpikir apa yang akan mereka lakukan sekarang.
“Jadi? Lanjutkan
apa yang kau katakan.” Kata Soo Ho. Geu Rim binggung a apa maksudnya
“Kau
bilang "Walau kau menyukaiku 12 tahun silam..., walau kau bilang kau
menyukaiku sekarang juga..., menurutmu
aku akan langsung bilang, "aku sangat bahagia, aku juga menyukaimu'?"
Ucapanmu tadi berhenti disitu... Apa aku seperti orang brengsek?” ucap Soo Ho
“Sedikit...”
akui Geu Rim. Soo Ho meminta Geu Rim untuk melanjutkan perkataanya. Geu Rim milih untuk pergi dan saat itu ponsel
Soo Ho berdering kalau Tae Ri yan menelp dan mengeluh karena tak diangkat. Soo
Ho dan Geu Rim panik karena Tae Ri sudah ada didepan ruangan.
Tae Ri
masuk ruangan tak melihat ada Soo Ho sambil mengeluh karena selalu keluar dari
ruangan, dan ingin tahu keberadaany
sambil memangil da mencari di kamar mandi. Sementara Soo Ho dan Geu Rim sudah
ada didalam lemar.
“Apaan
ini?” tanya Geu Rim heran karena mereka harus bersembunyi. Soo Ho juga mengaku
tak tahu.
“Padahal
dia bukan reporter dan Cuma Jin Tae Ri. Apa memang benar tadi ada reporter?” keluh Geu Rim curiga.
“Kenapa
kau banyak bicara hari ini? Dan Juga, soal Jin Tae Ri.. Jangan salah paham.”
Kata Soo Ho. Geu Rim malah heran dengan Soo Ho malah mengatakan hal itu.
Keduanya berada posisi yang sangat dekat dan terlihat canggung.
Malam
hari, Geu Rim tidur seperti sedikit gelisah sementara Soo Ho tertidur dengan
senyuman. Esok paginya, Tuan Lee mengajarkan yoga pada pasien dengan
memperlihatkan posisi pohon meminta mereka Jangan sampai kaku dibagian
bokongnya Tapi libatkan bagian dalam tubuh dan mulai meminta mereka mengatur
nafas.
Soo Ho
dan Geu Rim keluar dari ruangan melihat dari jendela. Soo Ho bertanya apa yang
dilakukan Tuan Lee. Geu Rim memberitahu Tuan Lee yang mulai tinggal di ruangan
latihan sejak kemarin. Tuan Lee berteriak menyuruh keduanya masuk dan gabung
dengan kelas Yoga.
Ketiganya
bertemu dengan pasien manula. Sang nenek pikir merasa tak tak bangga masuk
rumah sakit jadi menurutnya untuk apa masuk radio dan semua hanya Omong kosong
. Geu Rim memberitahu kalau mereka akan
siaran dari rumah sakit dan akan membacakan surat pasien di siaran itu.
“Bukankah
Nenek kesepian, berada di rumah sakit? Bukankah
Nenek merindukan anak dan cucu?” ucap Soo Ho sinis
“Kau
pikir kau siapa? Berani-beraninya kau berbicara
tentang cucu-cucuku?” teriak Si nenek marah. Geu Rim meminta agar Nenek
itu tetap tenang.
“Aku
tidak akan tenang!.. Aku tidak bisa. Tidak, aku tak mau.” Teriak sang nenek
marah
“Nenek
Kim. Kudengar Nenek suka kesemek kering. Katanya ini sangat enak jadi aku
membelikannya buat Nenek.” Ucap Tuan Lee mengambil hati nenek dengan memberikan
sekotak buah kesemek.
“Kau
tidak perlu repot-repot” ucap Nenek Kim mengambilnya. Tuan Lee mengaku sengaja
membelikan untuk Nenek Kim. Akhirnya Nenek Kim langsung akan bersiap menuliskan
kartu pos untuk siaran radio.
Ketiga
pergi ke mini market, Tuan Lee memilih “jjajang” instant dan meminta Geu Rim
untuk Jangan lupa makan dan makanlah
tiga kali sehari, karena menurutnya bukan hanya ibunya yang dijaga tapi Geu Rim
juga menjaga dirinya.
“Tapi Apa
kau membelikanku ramen?” ucap Geu Rim. Soo Ho ingin bicara tapi Tuan Lee lebih
dulu bicara.
“Apa
Menurutmu aku yang bayar? Kita akan bayar masing-masing. Dan Kalau sumpit, aku
yang akan belikan buatmu.” Komentar Tuan
Lee lalu pergi. Geu Rim mengeluh dengan tingkah Tuan Lee.
“Aku saja
yang bayar.” Kata Soo Ho. Geu Rim menolak karena berpikir harus bayar
masing-masing, akhirnya Soo Ho mengambil ramyun lainya.
Soo Ho
datang memberikan susu pisang untuk Geu Rim, Tuan Lee hran bertanya darimana
Soo Ho tahu kalau Geu Rim minum susu pisang
sama ramen. Geu Rim bertanya balik bagaiman Tuan Lee tahu makan ramen di
sini yang paling enak, karena menurutnya ini Sungguh menakjubkan.
“Seakan
kau pernah menghabiskan banyak waktu di rumah sakit. Kau juga tahu kapan dan di
mana orang pada berkumpul.” Ucap Geu Rim
“Orang
tuaku menghabiskan banyak waktu di rumah sakit. Mereka berdua meninggal
dunia setelah lama menderita penyakit.”
Ungkap Tuan Lee. Geu Rim terdiam mendengarnya.
“hei... Aku
mau minta kuah-mu.” Kata Tuan Lee ingin mengambil mangkuk ramyun. Soo Ho
langsun menahanya.
“Aku beli
tambahan ramen.” Kata Soo Ho sengaja mengeluarkanya. Tuan Lee menolak karena
hanya butuh satu teguk saja.
“Berhenti
ambil makanannya Penulis Song.” Ucap Soo Ho kesal. Geu Rim bisa tersenyum mendengarnya, saat itu
ponsel Soo Ho berdering, Tuan Lee menyuruh Soo Ho agar mengangkatnya.
Soo Ho dan
Manager Kim bertemu dicafe. Manager Kim heran dengan Soo Ho karena tahu kalau
sangat benci rumah sakit. Soo Ho mengaku kalau Terjadi begitu saja. Manager Kim
bisa menebak kalau itu Karena Song Geu Rim, Soo Ho seperti berusaha mengelak.
“Aku tahu.
Bila kau menyukai sesuatu..., maka kau tidak bisa menyerah. Itulah sebabnya aku
tetap bersamamu walaupun kau menyuruhku pergi. Aku tahu maksudmu, "Jangan
pergi." ucap Manager Kim
“Apa
gunanya semua itu sekarang?” komentar Soo Ho. Manager Kim piki juga seperti itu.
“Hyung...
Berapa banyak JH menggajjimu? Aku akan membayarmu dua kali lipat. Jadi
Bekerjalah denganku.” Ucap Soo Ho dengan wajah serius.
Hoon Jung
berbicara di telp mengeluh Tuan Lee “ Orang gila” karena harus bertemu di rumah sakit, merasa
tak percaya karena Soo Ho yang sangat peduli dengan Song Geu Rim, sampai tak bisa berkata-kata.
Soo Ho baru saja kembali mendengar percakapan Hoon Jung.
“Geu Rim menghabiskan
terlalu banyak waktu sama Ji Soo Ho.
Tapi Dia seperti orang yang sedang mempermainkan wanita. Ji Soo Ho itu
menyebalkan. Ini Menyebalkan...Kenapa Ji Soo Ho setuju siaran radio dan..” kata
Hoon Jung kesal lalu tersadar kalau Soo Ho sudah ada dibelakangnya.
“.... membuatku sangat bahagia? Maaf.
Maksudku... terima kasih..., Ji Soo Ho..” ucap Hoon Jung berusaha untuk santai
didepan Soo Ho.
Geu Rim
dan Soo Ho mulai membahas naskah dan terlihat sangat dekat, Soo Ho menatap Tuan Lee teringat dengan
ucapan Hoon Jung ditelp “ Orang gila itu mengira Song Geu Rim yang dilarikan ke RS dan
mulai berteriak padaku. Aku belum pernah lihat orang gila marah sekali.”
“Aku
sudah bilang... Ini seperti buku teks... Sudah berapa kali kau membacanya?”
ucap Tuan Lee. Geu Rim mengaku sudah 10
Kali.
“Bacalah
20 kali dan Ini juga kenapa?” kata Tuan
Lee. Saat itu Geu Rim terbatuk seperti sangat kelelahan.
Tuan Lee
langsung membuka jaketnya mengaku kepanasan dan memberikan pada Geu Rim. Soo Ho
pun menahan diri tak memberikan jaketnya. Tuan lee bertanya apakah Geu Rim
sudah minum obat, Geu Rim mengaku Belum. Tuan Lee langsung mengancam Geu Rim
akan membunuhnya kalau terserang flu dan harus menjaga kesehatan. Soo Ho ingin
bicara tapi Tuan Lee lebih dulu memanggil Hoon Jung.
“Keluarkan
obat dari tasnya.” Ucap Tuan Lee. Soo Ho hanya menatapnya.
“Apa ini?
Apa kau mengkhawatirkan Song Geu Rim
atau apa?” goda Hoon Jung.
“Ini
obatku.. Dan Kau Ambil satu kalau mau.” Ucap Tuan Lee memberikan obatnya dengan
sikap acuh. Soo Ho terus menatapnya. Soo Ho hanya bisa menatap Tuan Lee yang
terlihat acuh tapi sangat perhatian.
Pagi hari
di rumah sakit
Soo Ho
sudah berdiri dengan ibu dan ayahnya didepan wartawan serta semua pasien sudah
berkumpul dengan slogan yang dibawa perusahaanya [Menolong Jiwa, Menyebarkan
Senyum Tawa] lalu Nyonya Nam pun memberikan amplop.
Soo Ho hanya
diam dan melihat sosok pasien yang akan menjadi bintang tamunya. “Aku Lee Eun
Jung, Seorang aktris 16 tahun. sakit kanker darah bawaan.” Eun Jung terlihat
bahagia saat di panggil untuk maju ke depan menerima amplop.
Soo Ho
mengingat kembali perkataan Tuan Lee kalau Eun Jung yang sakit parah dan Waktu
tinggal enam bulan, serta fans dari Soo Ho dam menurutnya kalau Soo Ho yang ingin
memberinya hadiah yang bagus.
Nyonya
Nam dan Soo Ho berada di dalam lift. Nyonya Nam mengetahui kala Eun Jung akan siaran
di acara radionya. Ia memberitahu kaalu Berita akan meliput acara yang
diselenggarakan, Soo Ho kaget ibunya bisa mengetahuinya.
“Karena
sekarang Sekretaris Kim tak ada lagi, Apa pikirmu Ibu tidak tahu apa yang kau
lakukan.” Ucap Nyonya Nam mengejek.
“Itu Tentu
saja kau pasti mengetahuinya, Hobi Ibu memantau setiap gerakanku.” Balas Soo Ho
sinis
“Jika kau
tidak suka dipantau, maka pindahlah ke rumah. Ibu banyak dengar gosip miring,
karena kau telah lepas kendali. Ayahmu pindah rumah..., jadi kenapa kau tidak
tinggal di rumah sebentar?” komentar
Nyonya Nam
“Bukankah
melelahkan hidup seperti itu? Aku semakin lelah.”ungkap Soo Ho.
Saat
pintu lift terbuka, Semua orang sudah ada didepan lift terkesima dengan Soo Ho.
Nyonya Nam dengan sikap ramahnya merangkul lengan Soo Ho agar dianggap kalau
hubungan mereka baik-baik saja
Geu Rim
menulis naskah dalam kamar, seperti tak enak dengan ibunya akhirnya keluar dari
ruangan akan bisa menulis. Sementara Jaso datang membawakan selimut untuk Soo
Ho mengetahui kalau itupasti untuk Penulis Song. Soo Ho menganguk tanpa
menyangkalnya.
“Sudah
kuduga. Makanya kubeli warna merah muda... Bukankah aku yang terbaik?” kata
Jason bangga.
“Aku akan
lebih berterima kasih kalau kau tetap diam.” kata Soo Ho lalu berjalan pergi.
Soo Ho
akan membawakan selimut untuk Geu Rim, tapi saat itu melihat Tuan Lee sedang
memberikan selimut untuk Geu Rim yang tertidur pulas disofa. Lalu keduanya
saling menatap dengan wajah dingin. Soo Ho bertanya apa yang dilakukanya,
karena Tuan Lee yang mengatakan akan melatih orang menjadi tangguh.
“Apa kau
ingat semua yang kukatakan?” ejek Tuan
Lee
“Orang
mungkin salah paham kalau kau menyukai Penulis Song.” Kata Soo Ho
“Tapi
memang benar... Aku suka Song Geu Rim.” Ungkap Tuan Lee. Keduanya saling
menatap dingin.
Bersambung
ke episode 9
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar