Sharon
yang tak terima langsung menusuk Soo Ho dengan pisau yang sudah di leburkan
dengan cincin Hae Ra. Soo Ho terjatuh
dengan memegang ponselnya dan melihat nama Hae Ra yang menelpnya. Hae Ra menelp
Soo Ho terlihat kebingungan karena Soo Ho yang tak bisa dihubungi. Soo Ho seperti berusaha bertahan dan semua
masa lalunya yang dialaminya jaman dulu.
Flash Back
Boon Yi
memberitahu dengan Myung Soo kalau hari
ini Bulan purnama. Myung Soo mencoba
mengartikan ucapan Boon Yi kalau Saat
bulan mencapai purnama. Tapi akhirnya tak mengerti yang dikatakan dengan bahasa
isyarat. Boon Yi memperlihatkan wajah kesal.
“Aku
tahu... Jika cincin itu menerima sinar sinar bulan purnama, maka cincin itu
akan mendapatkan kekuatan untuk mengabulkan keinginanmu. Jadi Boon Yi, apa
harapanmu?” ucap Myung Soo
“Rahasia.”
Kata Boon Yi. Myung Soo memgenggam tangan Boon Yi mengajak masuk ke dalam
karena Dingin.
“Katakan
padaku saat kita didalam.” Ucap Myung Soo memohon.
Keduanya
duduk bersama, Myung Soo ingin tahu apa yang harapan Boon Yi memohon agar bisa
mendengarnya. Boon Yi mengatakan kalau Keinginannya adalah tidak akan menerima
racun sebagai hukuman. Soo Ho pikir Itu adalah keinginan yang sulit untuk
menjadi kenyataan.
“Aku
memohon kau tidak akan mati meskipun kau minum racunnya. Meskipun kau meminum
racun itu, Apapun yang terjadi padamu Aku memohon agar kau tidak pernah dengan
mudah melepaskan hidupmu..” Ucap Boon Yi
“Kau
berharap pada cincin itu.. Baik. Boon Yi... Aku akan memakai cincin itu saat
aku menerima racun. Jadi Jari mana yang cocok?” kata Myung Soo. Boon Yi
merengek kalau tidak suka lelucon.
“Aku juga
tidak bercanda. Kau benar-benar menginginkan cincin itu. Jadi kau harus
menyentuh kulitku. Setidaknya aku akan memasukkannya ke saku, agar aku tak akan
pernah mati.” Jelas Myung Soo
“Tolong
jangan mati.” Ucap Boon Yi dengan mata berkaca-kaca. Soo Ho menegaskan tidak akan mati dan Tak
pernah.
Soo Ho
dengan sedikit tenaga yang tersisa berkata “Aku tidak akan mati. Tak pernah.
..Tidak pernah.” Lalu akhirnya menutup matanya. Sementara Sharon berjalan dengan gaun pengantinya menyeberangi
jembatan, teringat kembali saat mengumpat marah pada Myung Soo agar mati saja
dalam kebakaran.
Ia juga
meminta paman yang ada di toko perhiasan melebur cincin dan juga membuatkan
pisau baru Pada harimau, hari, dan jam, dengan bentuk pisau yang sangat keras
dan tajam.
Baek Hee
gelisah di rumahnya. Sharon datang seperti kelelahan dan langsung berbaring
disofa. Baek Hee kaget dan bertanya baju apa yang digunakan Baek Hee. Sharon
hanya diam saja. Baek Hee meminta Sharon agar menjawabnya sekarang.
“Baek
Hee... Kita harus pergi... Aku... membunuhnya” ucap Sharon. Baek Hee melotot
kaget mendengarnya.
Baek Hee
datang ke tempat Sharon dan kaget melihat Soo Ho sudah terbaring dengan banyak
darah, lalu mencoba menyadarkanya dengan meminta membuka mata tapi Soo Ho tak
bergeming.
“Tidak.
Kau tidak boleh mati... Sadarlah...” kata Baek Hee mencoba menarik pisau tapi
malah membuat tanganya terbakar.
“Tolong
sadarkan dia. Tolong selamatkan dia.” Ucap Baek Hee memohon, saat itu juga
pisau dari tubuh Soo Ho keluar begitu saja.
“Sharon.
Aku membawa barang dari Dongdaemun.” Kata Seung Goo dan semua mutiaranya jatuh
berantakan karena kaget melihat Soo Ho yang penuh darah.
Ia
bertanya Apa yang terjadi pada Pak Moon. Baek Hee menyuruh Baek Hee agar
memanggil ambulance segara. Seung Goo bisa melihat kalau itu pisau milik Sharon
tergeletak di lantai, lalu mencari sharon dengan panik. Baek Hee terus memohon
agar Soo Ho tetap hidup.
Soo Ho masuk
ke ruangan IGD dengan diberikan alat kejut jantung dan baju penuh darah. Saat
itu jiwa Soo Ho seperti sudah pergi melayang ke alam lain, ia melihat ayah Hae
Ra dan memanggilnya. Tuan Jung kaget melihat Soo Ho yang ada didepanya.
“Ini
Sudah lama sekali... Kau telah menjadi seorang pemuda yang baik. Banyak hal
yang ingin kubicarakan saat bertemu denganmu. Aku minta maaf, dan terima
kasih.” Ucap Tuan Jung seperti merasa bersalah dengan sikapnya.
“Hae Ra
dan aku akan menikah.” Kata Soo Ho
memberitahu yah mertuanya
“Soo
Ho... Kau... tak seharusnya disini. Kembalilah. Apa kau melupakan janjimu
dengan Hae Ra?” ucap Tuan Jung. Soo Ho seperti binggung lalu mendengar suara
Hae Ra yang memanggilnya dari arah lain.
Hae Ra
berjalan masuk ke dalam rumah sakit dengan wajah panik. Soo Ho sudah pindah ke
ruanga rawat dengan dokter dan Seung Goo yang menemaninya. Dokter wanita
memberitahu Denyut nadinya stabil, jadi akan segera sadar kembali dan bisa melihat
nanti.
“Apa Jantungnya
berhenti karena pendarahan yang berlebihan?” tanya Hae Ra. Dokter membenarkan.
“Tapi Anehnya,
dia tidak mengalami cedera luar yang bisa menyebabkan pendarahan berlebihan. Kami
melakukan pemeriksaan kepadanya untuk mengetahui apakah itu stroke, Tapi
ternyata tidak. Kami belum pernah mengalami kasus seperti itu sebelumnya. Jadi
kita harus menunggu dan melihat kondisinya terlebih dahulu.” Jelas Dokter lalu
keluar dari ruangan
“Apa yang
terjadi? Apa kau yang memanggil ambulans? Dimana dia?” tanya Hae Ra. Seung Goo
mengajak agar mereka bicara di luar.
Hae Ra
kaget mengetahui kalau Soo Ho ada Di Sharon Tailor. Seung Goo pikir Soo Ho datang
untuk mencoba setelan pernikahannya. Hae Ra tak mengerti dengan ucapan Seung
Goo.
“Kita
seharusnya membuat gaun dan setelan untuk pernikahanmu.” Jelas Seung Goo. Hae
Ra kaget mendengarnya lalu mengingat kembali saat ada dimobil
Flash Back
“Kau
tidak mendapat telepon dari Sharon, bukan? Jangan menemuinya bahkan jika dia
melakukannya.” Ucap Soo Ho seperti ingin menjauhkan Hae Ra.
Hae Ra
pun ingin tahu Kapan Soo Ho meminta untuk membuatkanya, Seung Goo mengaku kalau Pak
Moon tidak memintanya sendiri. Hae Ra pun ingin tahu siapa itu. Seung Goo
menyebut nama Baek Hee jadi Karena itulah Tuan Moon bilang akan memakainaya.
“Kenapa
dia meminta bantuan seperti itu?” tanya Hae Ra. Seung Goo mengaku tidak tahu
“Dan... Aku
benar-benar tidak ingin mengatakan ini... Aku melihat pisau perak Sharon jatuh
di sebelah Pak Moon. Tapi Aku tidak melihatnya di ambulans. Saat dia pingsan, Baek
Hee bersamanya.” Ucap Seung Goo. Hae Ra seperti merasa ada sesuatu yang
mencurigakan.
Baek Hee
akhirnya kembali ke rumah, Sharon ingin tahu keberadaan Soo Ho. Baek Hee
melempar baju agar ganti pakaian karena tak mau melihatnya seperti itu. Sharon
bertanya Apakah polisi mencarinya. sebagai tersangka pembunuhan?
“Dia beruntung
karena bisa menyelamatkan nyawanya.” Kata Baek Hee. Sharon kaget kalau Soo Ho
masih hidup
“Aku...
menyerah padamu. Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi.” Ucap Baek Hee kesal.
Sharon tak percaya Baek Hee melakukan hal itu
“Tinggalkan
negara ini. Jangan berpikir untuk menunjukkan diri dihadapan mereka.” Ucap Baek
Hee.
“Tidakkah
kau pikir terlalu jahat terhadapku?” ucap Sharon kesal
“Haruskah
aku melaporkanmu ke polisi bahwa monster berusia 200 tahun mencoba menyakiti seseorang?”
kata Baek Hee mengancam
“Kau
membuatku seperti ini.” Ucap Sharon membela diri. Baek Hee pikir itu benar.
“Bunuh
saja aku saja, Sharon... Dan balas dendammu.” Ucap Baek Hee marah. Sharon
memilih untuk pergi berganti pakaian.
Hae Ra
memasukan beberapa baju ke dalam tas. Bibi Lee ingin tahu Apa yang terjadi dan
meminta agar menceritakan secara rinci. Hae Ra hanya menjawab kalau Soo Ho
sedikit terluka jadi Bibi Lee Jangan terlalu khawatir dan akan segera pulih.
“Dari
mana dia terluka sampai dibawa ke rumah sakit? Apa Dia mengalami kecelakaan
mobil?” tanya Bibi Lee panik
“Dia sepertinya
terlalu banyak bekerja dan akan segera pulih.”kata Hae Ra
“Apa kau
memanggil karyawannya?” tanya Bibi Lee. Hae Ra mengaku Belum.
“Aku akan
merawatnya mulai besok pagi.” Kata Bibi Lee. Hae Ra menganguk setuju dan akan
menelepon nanti lalu bergegas pergi
“Astaga,
apa yang sedang terjadi? Tadi pagi dia berangkat kerja sambil tersenyum.” Kata
Bibi Lee dan saat itu ada telp dari Sharon Tailor
Bibi Lee
berbicara kalau sudah dengar kabar itu dan berada di Rumah Sakit Haneul.
Saat itu
Seung Goo menjaga Soo Ho berbicara pada Hae Ra kalau tak perlu terburu-buru dan
bisa luangkan waktunya, bahkan mengaku tak lapar dan memberitahu kalau Soo Ho
yang bereaksi terhadap suara. Saat itu dikagetkan dengan jari Soo Ho yang
bergerak dan akhirnya bergegas keluar kamar manggil dokter.
“Sudah
kubilang dia akan segera sadar kembali. Aku akan memeriksa kondisinya, jadi kau
bisa tinggal di luar sebentar.”ucap Dokter
“Wali-nya
akan segera datang.” Ucap Seung Goo lalu pamit pergi.
Dokter
mencoba mengajak bicara pada Soo Ho kalu memang mendengarnya maka bisa
mengerakan jarinya. Soo Ho bisa menjawab agar gerakan jarinya. Dokter memuji
lalu meminta Soo Ho agar membuka matanya. Soo Ho tak bisa melakukanya.
Saat itu
dokter melepaskan kacamatanya, terlihat sharon yang menyamar kembali. Dr Park
Ji Yeon tertidur di ruanganya tak menyadarinya. Sharon mendekati mengelus pipi
Soo Ho dengan tatapan sinis kalau sudah menyuruh untuk dilahirkan kembali.
Saat itu
Sharon ingin mengambil bantal ingin menutupi wajah Soo Ho agar mati, tapi
seperti ada pelindung dan akhirnya membuat dirinya terlempar. Lalu ia bergegas
pergi dengan wajah panik. Hae Ra baru membuka pintu binggung melihat dokter
yang langsung pergi.
“Soo
Ho... Apa kau sadar?” kata Hae Ra masuk dan melihat Soo Ho sudah membuka
matanya.
“dimana
aku?” tanya Soo Ho kebingungan. Hae Ra memberitahu kalau Soo Ho berada di rumah
sakit.
Rumah
Sakit Haneul
Soo Ho
sudah bisa duduk sambil minum, menyuruh Hae Ra agar pergi berkerja dan tak
perlu khawatir. Hae Ra ingin tahu apakah
Soo Ho merasakan sakit dibagian mana. Soo Ho mengaku Tidak semuanya tapi merasa
jauh lebih baik dari biasanya.
“Apa Kau
tidak ingat kenapa kau datang ke sini?” tanya Hae Ra binggung
“Tiba-tiba
aku merasa pusing dan demam, jadi aku datang ke ruang gawat darurat.” Ucap Soo
Ho santai
“
Kemarin, Aneh rasanya tidak ada luka tapi kau banyak berdarah.” Uca Hae Ra
binggung
“Aku
tidak berdarah dan berjalani sendiri kemari.” Kata Soo Ho yakin
“Apa kau
tahu dimana kau meninggalkan pakaianmu?” tanya Hae Ra. Soo Ho juga tak tahu.
Hae Ra merasa ada yang aneh. Soo Ho tak ingin Hae Ra banyak berpikir menyuruh
agar pergi berkerja saja sebelum terlambat. Hae Ra pun pamit pergi dengan Soo
Ho walaupun terasa berat.
Soo Ho
terdiam seperti juga merasakan sesuatu karena ucapan Hae Ra yang berbeda dengan
ingatanya.
Flash Back
Baek Hee
melihat Soo Ho dengan penuh darah memberikan parfum dengan meminta maaf lebih
dulu. Ia berkata Soo Ho Hae Ra, dan
Sharon, maka harus melupakan hari ini.
“Apa yang
terjadi semalam?” ucap Soo Ho merasakan sesuatu dan mencoba mengingatnya, lalu
menonton berita di TV.
“Kota
yang dipilih untuk kebangkitan kota menuntut keputusan untuk dibatalkan” Semua
melakukan Demo dan juga memberikan selembaran
“Untuk
siapa kita menghidupkan kembali kota ini, dan untuk siapa kita melestarikan
kota ini? Uang pembayar pajak akan digunakan untuk ini, dan orang-orang
menunjukkan bahwa ini tidak ada keuntungannya. Apakah kita harus melanjutkan
proyek ini?” ucap Tuan Park memberikan pernyataan.
Saat itu
juga Soo Ho seperti merasakan marah dan memecahkan gelas yang ada ditanganya
saat akan mengambil teko untuk minum, tatapan juga binggung karena tanganya tak
mengeluarkan darah terkena pecahan kaca.
Direktur
masuk ruangan melihat bangku Hae Ra yang kosong lalu mengeluh kalau pegawainya
itu benar-benar mengundurkan diri setelah mendapat promosi.Ketua Tim pikir
kalau direkturnya harus membiarkannya istirahat karena Pak Moon tiba-tiba
dirawat di rumah sakit.
“Dia
mengirim proposal saat tengah malam, bahkan mengirim email saat dia
merawatnya.” Ucap Ji Hee. Direktur bisa mengerti dan akan memeriksanya.
“Kita
akan pergi dan mengunjungi Pak Moon saat makan siang.” Ucap Ketua Tim. Direktur
pun akan membiarkannya pergi. Keduanya terlihat bahagia.
“Tapi Hanya
jika aku menyukai proposalmu.” Kata Direktur. Ketua Tim ingin mengeluh tapi
hanya dengan tatapan direktur membuat dirinya menganguk mengerti.
Hae Ra
menemui Seung Goo terlihat kesal karena sebelumnya dengan jelas mengatakannya kemarin Seung Goo melihat
pisau Sharon, tapi tidak didalam ambulans dan juga Baek Hee ada di sana saat
Soo Ho pingsan. Seung Goo seperti tak sadar kalau mengatakan hal itu.
“Ya, kau
bilang begitu. Di depan ruang gawat
darurat.” Ucap Hae Ra. Seung Goo ingin tahu kapan mengatakan itu seperti tak
mengingatnya.
Flash Back
Seung Goo
pergi menemui Sharon memberikan paspor bertanya Kenapa tiba-tiba membutuhkan
paspor. Sharon hanya mengaku kalau Terjadi sesuatu jadi meminta Seung Goo agar
mengurus Sharon Tailor saat dirinya sementara pergi.
“Kau
adalah pemilik dan kepala perancang untuk sementara.” Ucap Sharon memberikan
tugas pada Seung Goo
“Berapa
lama kau akan pergi?” tanya Seung Goo. Sharon mengatakan tak tahu.
“Dan apa
yang terjadi kemarin? Mengapa pisaumu ada di lantai disamping Pak Moon? Apa yang terjadi?” tanya Seung Goo
penasaran. Sharon hanya diam saja.
Saat itu
Baek Hee memanggil Seung Goo agar ikut
denganya karena ingin memberi sebotol parfum sebagai hadiah. Seung Goo masuk
ruangan sudah terlelap, dan Baek Hee memberikan wewangian sambil berkata kalau
Kemarin,Tidak ada yang terjadi.
Hae Ra
pun ingin tahu alasan Seung Goo di rumah sakit. Seung Goo mengaku kalau
kemarin ada di sana karena perutnya Tiba-tiba
mual, dan melihat Hae Ra ada di sana.
Hae Ra tak percaya kalau Seung Goo seperti lupa dengan ucapanya.
“Aku
sakit setelah makan semangkuk mie.. Saat aku berbelanja bahan di daerah
Dongdaemun.” Kata Seung Goo. Hae Ra pun tak bisa berkata-kata lagi.
Dokter
Park melihat Hasil Uji Darah Soo Ho kalau semua normal, lalu berkomentar belum
pernah melihat orang yang sembuh begitu cepat dan menurutnya Ini unik. Ia lalu
memastikan kalau apakah masih ada Sakit kepala atau pusing. Soo Ho mengaku Tidak
semuanya.
“Tapi
tinggalah beberapa hari dan lihat bagaimana kondisi selanjutnya.” Kata Dokter
Park
“Aku
merasa sehat jadi Kupikir aku bisa segera pulang.” Ucap Soo Ho
“Kalau
begitu... segeralah kembali jika kau merasa aneh.” Kata Dokter Park. Soo Ho
menganguk mengerti.
Sharon
kembali pulang, Baek Hee bertanya Kemana Sharon pergi tadi malam tanpa
memberitahunya. Sharon mengaku kalau
baru saja tokonya dan melihat Baek Hee yang sudah membersihkan semuanya dan
bertanya apakah mendapat telepon dari rumah sakit.
“Kenapa
kau ingin tahu? Aku akan segera pergi.” Ucap Baek Hee. Sharon pikir kalau Soo
Ho masih hidup.
Soo Ho
saat itu masuk ke dalam rumah Baek Hee, melihat ada kober dan juga paspor. Baek
Hee menegaskan kalau Soo Ho bukan seseorang yang mudah disakiti. Soo Ho
mendengar pembicaraan keduanya.
“Jika kau
melakukannya lagi, maka Aku akan memberitahu polisi. Jadi Ingat itu.” Tegas
Baek Hee
Baek Hee
keluar dari ruangan dikagetkan dengan Soo Ho yang sudah ada di ruang tengah.
Soo Ho tahu kalau Baek Hee yang sengaja
seperti menghipnotisnya kalau harus melupakan semalam Karena apa yang baru saja
dikatakan.Sharon medengar suara Soo Ho lalu keluar dari ruangan.
“Nona
Choi... Sepertinya kau ingin melarikan diri.” Ucap Soo Ho langsung merobek paspor.
Sharon langsung mengumpat Soo Ho yang sudah gila.
“Kau
hidup lebih dari 200 tahun, dan kau bisa melakukan sihir. Kau bisa pergi kemana
saja tanpa itu.” Kata Soo Ho. Sharon kaget kalau Soo Ho yang mengingat hal itu.
“Aku
ingat, tapi itu tidak berarti apa-apa untukku, Tapi Yang penting adalah kau
seorang pembunuh.” Kata Soo Ho. Saat itu Hae Ra datang
“Aku datang
untuk mengajukan pertanyaan. Apa kau... menusuk Soo Ho kemarin?” ucap Hae Ra
pada Sharon tapi Sharon hanya diam saja.
“Ibu
Jang, kau tahu sesuatu, kan? Kau menyembunyikan sesuatu. Benarkan? Seung Goo berkata, Dia melihat pisau
Sharon di sebelah Soo Ho. Meski ia mengatakan sesuatu yang berbeda hari ini.”
Kata Hae Ra. Baek Hee hanya bisa diam saja.
“Ayo ke
kantor polisi. Kita akan bicara di sana.” Kata Soo Ho
Di
perjalanan, mobil Soo Ho terkena macet. Sharon pun menatap kearah jendela
memberitahu kalau membuatkan mereka pakaian pernikahan jadi Itu berarti mungkin bisa mati sekarang, tapi masih belum
tahu apa kesalahannya. Soo Ho dan Hae Ra terlihat tak peduli
Saat itu
Sharon tiba-tiba keluar dari mobil dan langsung melompat dari atas jembatan.
Hae Ra shock melihat Sharon yang tiba-tiba bunuh diri. Soo Ho langsung memeluk Hae Ra yang shock
agar tetap tenang, beberapa orang keluar mobil berteriak kalau ada yang
melompat dan meminta agar memanggil ambulance.
Bersambung
ke Part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Kasihan sama Sharon... T.T (mencoba melihat dari sudut pandang yang lain)
BalasHapus